i
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Penulis:
Yayasan Pendidikan Kesehatan Perempuan
Kontributor:
DR. Ida Ruwaida Noor
Irwan M. Hidayana, MA, Ph.D
DR. Emi Nurjasmi, M.Kes
Editor:
Nur Arifa Yuniati
Penerbit:
Yayasan Pendidikan Kesehatan perempuan
ISBN: 979-1253-02-1
ii
Ucapan Terima Kasih
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas ijin-Nyalah
akhirnya revisi modul YPKP dapat terealisasi Revisi modul ini ternyata
memerlukan upaya yang jauh lebih besar dari apa yang diperkirakan
pada awalnya. Serangkaian pertemuan yang dilakukan sejak Juni 2010
sampai 2015 hingga beberapa kali mengalami revisi, menunjukkan
betapa rumit upaya untuk merealisasikan ide-ide terbaru saat
memadukan konsep gender dan kepemimpinan ke dalam kurikulum
program pendidikan kebidanan. Rangkaian diskusi tersebut merupakan
sebuah proses penting karena memperlihatkan ada kerjasama di
dalamnya.
Revisi modul ini terlaksana dengan dukungan dari berbagai pihak. Kami
mengucapk an t erim a kasih ke pada k ontribut or yang tela h
menyumbangkan pikirannya dalam penyusunan modul ini (Irwan
Hidayana dan Ida Ruwaida dari Pusat Kajian Gender Universitas Indo-
nesia). Ucapan terima kasih kami ucapkan juga kepada staf pengajar
dari Poltekkes Jakarta III, Poltekkes Bandung, Poltekkes Malang, dan
Poltekkes Jambi yang turut berkontribusi dalam memberikan masukan
hingga materi dalam modul ini menjadi lebih baik. Selain itu, persetujuan
dari Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Kemenkes RI menunjukkan adanya dukungan aparat pemerintah yang
berwawasan luas terhadap pengembangan modul-modul yang
diperlukan untuk pendidikan kebidanan. Kami juga menghargai tinjauan
komprehensif dari para pimpinan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) – yaitu,
Harni Koesno (alm), Emi Nurjasmi dan Jumiarni Ilyas.
iii
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Jakarta, 2015
DDD
iv
Kata Pengantar
v
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
DDD
vi
Daftar Isi
vii
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
viii
Pelajaran 4 Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas
yang Tanggap Gender dan Partisipatif ........................................................ 87
Tujuan Khusus ................................................................................................. 88
Pengantar ................................................................................................. 89
Perencanaan Partisipatif ........................................................................... 90
Perencanaan Partisipatif yang Tanggap Gender ....................................... 95
Monitoring dan Evaluasi yang Tanggap Gender ......................................... 99
Indikator Monitoring dan Evaluasi ............................................................ 100
Langkah-langkah Monitoring dan Evaluasi .............................................. 103
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ................................................. 107
Kegiatan Pembelajaran .................................................................................. 110
Uji Kemampuan Diri ....................................................................................... 110
ix
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
DDD
x
Pendahuluan
1
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Kompetensi Awal
Tujuan Umum
DDD
2
PELAJARAN 1
Waktu 4 Jam
3
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Tujuan Khusus
4
Analisis Situasi Secara Partisipatif Pelajaran 1
Konsep Inti
5
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
6
Analisis Situasi Secara Partisipatif Pelajaran 1
7
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
1. Status kesehatan
Analisis status kesehatan akan menghasilkan ukuran-ukuran sta-
tus kesehatan secara kuantitatif, penyebaran masalah menurut
kelompok umur penduduk, serta menurut tempat dan waktu. Analisis
situasi kesehatan antara lain meliputi penyakit yang paling banyak
diderita oleh penduduk, penyakit yang banyak diderita oleh bayi,
jumlah dan penyebab kematian penduduk, jumlah dan penyebab
kematian ibu, jumlah dan penyebab kematian bayi, jumlah bayi berat
lahir rendah (BBLR), jumlah balita dengan gizi buruk, jumlah ibu
hamil dengan komplikasi dan penyebab komplikasi serta jumlah
ibu hamil yang anemia.
2. Kependudukan
Analisis kependudukan mencakup jumlah penduduk, komposisi
penduduk menurut jenis kelamin, kelompok umur, tingkat
pendidikan, jumlah kepala keluarga (KK), jumlah keluarga miskin,
jumlah wanita usia subur (WUS), pertumbuhan penduduk, mata
pencaharian penduduk, mobilitas penduduk, agama yang dianut
mayoritas penduduk, rata-rata usia kawin pertama kali, organisasi
k emasyar ak at an yang ada dan car a pen duduk m enj ag a
ketersediaan sumber pangan.
8
Analisis Situasi Secara Partisipatif Pelajaran 1
3. Pelayanan/upaya kesehatan
Analisis pelayanan kesehatan atau upaya kesehatan meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Analisis ini
menghasilkan data atau informasi tentang input, proses, output dan
dampak dari pelayanan kesehatan. Misalnya untuk mengetahui
akses dan pemanfaatan rumah tangga terhadap sarana pelayanan
kesehatan meliputi jenis dan jumlah tenaga kesehatan yang ada,
jumlah dukun bayi yang terlatih dan tidak terlatih, jenis dan jumlah
fasilitas kesehatan yang ada, waktu pelayanan di fasilitas kesehatan,
jenis pelayanan kesehatan khusus bagi remaja, ibu hamil, lansia
dsb, cara menjangkau fasilitas kesehatan (jarak, waktu tempuh,
jenis transportasi, biaya transport, dan kondisi jalan), biaya untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan, alasan memilih pelayanan
kesehatan, kelengkapan peralatan di fasilitas kesehatan yang ada,
cakupan kunjungan ibu hamil, cakupan ibu hamil yang mendapatkan
tablet besi, cakupan ibu hamil risiko tinggi yang ditangani, cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, cakupan kunjungan
ibu nifas, cakupan kunjungan neonatal, cakupan pelayanan
imunisasi dasar bagi bayi dan cakupan peserta KB.
4. Perilaku kesehatan
Analisis perilaku kesehatan memberikan gambaran tentang
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat sehubungan dengan
kesehatan maupun upaya kesehatan yang meliputi gaya hidup
remaja, adat, kepercayaan, norma, maupun tradisi yang dapat
mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat, isu-isu gender yang
berhubungan dengan kesehatan, perilaku sehat dan higienis serta
perilaku penduduk dalam pencarian pengobatan.
5. Lingkungan
Analisis lingkungan mencakup aspek fisik, biologis dan sosial.
Analisis ini bertujuan memperoleh informasi tentang kriteria wilayah,
kondisi tanah, pemanfaatan fungsi tanah (untuk pertanian, industri,
konservasi, dsb), kondisi jalan, kondisi air, sumber air yang
9
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
10
Analisis Situasi Secara Partisipatif Pelajaran 1
11
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
mencapai tujuan yang lebih tinggi lagi, misalnya menjadi swadaya dan
dapat berkelanjutan.
PRINSIP-PRINSIP PARTISIPASI
D Mengutamakan masyarakat
D Melibatkan perempuan
TINGKAT PARTISIPASI
12
Analisis Situasi Secara Partisipatif Pelajaran 1
13
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
14
Analisis Situasi Secara Partisipatif Pelajaran 1
Teknik ini mengkaji suatu keadaan dari WAKTU ke WAKTU (waktu tidak
dibatasi) dalam komunitas.
D Sej ara h t erben tuk nya pem uk iman, asal usul pen duduk ,
perkembangan jumlah penduduk, dan berbagai peristiwa yang
berkenaan dengan itu
15
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Tujuan Manfaat
D Memfasilitasi masyarakat D Bagi orang dalam: memiliki
agar mengungkapkan potensi untuk memperkuat
pemahamannya tentang kesadaran masyarakat akan
keadaan mereka di masa kini, keberadaan dirinya
dengan mengkaji latar D Bagi orang luar: memberikan
belakang masa lalu pemahaman dan wawasan
D Memfasilitasi masyarakat tentang masyarakat tersebut
untuk mengkaji perubahan-
perubahan yang terjadi di
masyarakat dan masalah
yang terjadi karena
perubahan serta bagaimana
solusinya
D Memfasilitasi masyarakat
untuk mengkaji hubungan
sebab akibat antara
berbagai kejadian dalam
sejarah kehidupan mereka.
16
Analisis Situasi Secara Partisipatif Pelajaran 1
Tujuan Manfaat
D Memfasilitasi masyarakat D Memunculkan kesadaran
untuk mengenali berbagai tentang peran diri mereka
perubahan penting yang dalam masyarakat
terjadi dalam berbagai bidang D Memunculkan pikiran-pikiran
kehidupan mereka mereka tentang sebab-sebab
D Memfasilitasi masyarakat perubahan yang terjadi dan
untuk membaca/ hubungan sebab akibatnya
memperkirakan arah
kecenderungan umum
dalam jangka panjang
17
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
D Penyakit apa saja yang paling banyak diderita oleh warga pada
umumnya? Bandingkan jenis penyakit yang diderita sekarang
dengan kondisi 10/20/30 tahun yang lalu.
D Penyakit apa saja yang paling banyak diderita oleh bayi dan balita?
18
Analisis Situasi Secara Partisipatif Pelajaran 1
19
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Tujuan Manfaat
D Mengetahui kegiatan D Mendapatkan gambaran
masyarakat sepanjang mengenai pola kegiatan dan
tahun pola pembagian kerja
D Mengetahui profil kegiatan masyarakat memunculkan
masyarakat berbagai pemikiran tentang
keadaan usaha mereka
sendiri terutama usaha
pertanian
D Informasi yang diperoleh
dapat menjadi masukan untuk
perencanaan program
D Berguna untuk menilai
tawaran program
D Penyakit apa saja yang biasanya diderita pada musim hujan? Pada
musim kemarau?
20
Analisis Situasi Secara Partisipatif Pelajaran 1
21
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Sumber informasi:
D Berbagai jenis peta di kantor desa, dan data lain sebagai data
sekunder
22
Analisis Situasi Secara Partisipatif Pelajaran 1
Tujuan Manfaat
D Memfasilitasi masyarakat D Masyarakat dapat
untuk mengungkapkan merenungkan dan
berbagai keadaan desa dan pemikirkan kembali desanya
lingkungannya sendiri (lokasi dan merencanakan arah
sumber daya, batas-batas perubahan
wilayah, jenis-jenis sumber D Memahami cara berpikir
daya yang ada baik masalah masyarakat yang telah hidup
maupun potensinya) turun temurun di suatu
D Memfasilitasi masyarakat wilayah termasuk berbagai
untuk mengkaji perubahan kejadian, masalah,
keadaan yang terjadi dari hambatan, dan sumber
sumber daya mereka sendiri daya yang ada
perubahan tersebut D Dapat menimbulkan
partisipasi yang baik dari
berbagai lapisan masyarakat
D Pemetaan untuk pengenalan
tata batas yang seringkali
menjadi sumber konflik di
masyarakat
D Pemetaan dapat menjadi
dasar untuk penggalian
informasi dengan teknik-teknik
PRA lainnya
D Menjadi dasar perencanaan
program juga untuk keperluan
evaluasi
23
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
24
Analisis Situasi Secara Partisipatif Pelajaran 1
Dari peta desa di atas maka kita dapat mengidentifikasi beberapa hal:
25
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Tujuan Manfaat
D Memfasilitasi diskusi D Memperkenalkan
masyarakat mengenai keberadaan lembaga-
keberadaan, manfaat, dan lembaga di desa yang
peranan berbagai lembaga kadang-kadang tidak dikenal
di desa oleh masyarakat, dan
D Memfasilitasi diskusi membahas peningkatan
mengenai hubungan berbagai lembaga
antara lembaga di desa D Memahami cara masyarakat
D Memfasilitasi diskusi membuat aturan prioritasnya
mengenai keterlibatan terhadap kegiatan lembaga-
masyarakat dalam kegiatan lembaga tersebut. Bagi
lembaga tersebut lembaga luar yang
menyelenggarakan program
di desa, hal ini bisa menjadi
umpan balik untuk perbaikan
pelayanannya di desa
26
Analisis Situasi Secara Partisipatif Pelajaran 1
27
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Catatan:
Secara harfiah transek berarti gambaran irisan muka bumi. Teknik ini
digunakan untuk melakukan pengamatan langsung lingkungan dan
sumber daya masyarakat dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa
mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati. Hasil pengamatan
tersebut kemudian dituangkan dalam suatu bagan atau gambar irisan
muka bumi.
28
Analisis Situasi Secara Partisipatif Pelajaran 1
D Transek lintasan saluran air (sumber air): mengikuti aliran air secara
sistematis untuk mengikuti aliran air atau tepian sungai.
Tujuan Manfaat
D Menganalisis karakteristik D Peta transek memberikan
geografi dan demografi gambaran yang menyeluruh
masyarakat dalam berbagai tentang
variabel D Dapat digunakan untuk
D Mengidentifikasi masalah- mengidentifikasi masalah
masalah yang berkaitan yang perlu dieksplorasi lebih
dengan sumberdaya jauh
D Mengidentifikasi
sumberdaya atau potensi
yang tersedia dalam
masyarakat
29
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
30
Analisis Situasi Secara Partisipatif Pelajaran 1
31
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
32
Analisis Situasi Secara Partisipatif Pelajaran 1
Kekuatan:
33
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Karakteristik FGD:
34
Analisis Situasi Secara Partisipatif Pelajaran 1
2. Fak tor a dministr asi yait u yan g t erk ait dengan le mbag a
pemerintahan, ketersediaan data sekunder, kependudukan dll.
35
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Kegiatan Pembelajaran
DDD
36
PELAJARAN 2
Waktu 4 Jam
37
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Tujuan Khusus
Konsep Inti
38
Analisis Masalah dalam Asuhan Kebidanan di Komunitas Pelajaran 2
Pengertian
Dalam pelajaran ini isu kesehatan ibu, bayi dan anak balita serta
kesehatan reproduksi perempuan dan KB menjadi contoh untuk
melakukan analisis masalah dalam asuhan kebidanan di komunitas.
Sementara kerangka determinan kesehatan dari Hendrik L. Blum
39
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
40
Analisis Masalah dalam Asuhan Kebidanan di Komunitas Pelajaran 2
41
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Tabel 1
Persentase Penyebab Komplikasi Kehamilan dan Persalinan
Komplikasi Kehamilan Komplikasi Persalinan
Persalinan prematur 2,3 Partus lama 36,6
Perdarahan 2,5 Perdarahan 8,9
Demam 1,0 Demam/cairan
vagina berbau busuk 6,8
Kejang dan pingsan 0,4 Kejang 2,0
Janin sungsang 1,1 Ketuban pecah>6 jam
sebelum persalinan 16,5
Pembengkakan 0,3 Lainnya 4,0
Hipertensi 0,4
Pening 0,4
Lainnya 3,7
Sumber : SDKI, 2007
42
Analisis Masalah dalam Asuhan Kebidanan di Komunitas Pelajaran 2
Dari tabel di atas, diketahui jenis komplikasi yang paling banyak terjadi
selama kehamilan yaitu: perdarahan (2,5%). Sedangkan jenis komplikasi
yang paling banyak terjadi selama persalinan yaitu: partus lama (36,6%).
Angka Kematian Bayi dan Anak juga tidak jauh berbeda dengan Angka
Kematian Ibu (MMR). Berdasarkan Data SDKI 2007, Angka Kematian
Bayi (IMR) masih sebesar 34 per 1000 Kelahiran Hidup. Penyebab
utama dari kematian bayi menurut Riskesdas 2007 adalah kelainan
pernapasan (35,9%), Prematuritas ( 32,4%) dan selebihnya karena
penyebab lain. Sementara jumlah bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBL R) seban yak 11 ,1% d ari jumlah k elahiran
(Riskesdas,2010). Penyebab utama dari BBLR adalah kekurangan gizi
sebelum dan selama masa kehamilan.
43
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Derajat Kesehatan
44
Analisis Masalah dalam Asuhan Kebidanan di Komunitas Pelajaran 2
45
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Contoh Data:
Tabel 2
Masalah Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2007
Masalah Jumlah yang Jumlah Persentase
kesehatan dilaporkan kelahiran
dan tercatat total
Kematian Ibu 2 200 1
Kematian bayi 5 200 2.5
BBLR 30 200 15
Genetika Kependudukan
46
Analisis Masalah dalam Asuhan Kebidanan di Komunitas Pelajaran 2
Perilaku Kesehatan
47
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
dan pengalaman hidup mereka, dan terbukti mereka bisa bertahan (sur-
vive). Banyak contoh di daerah daerah keunikan-keunikan itu terutama
dalam perawatan kehamilan, melahirkan dan perawatan bayi.
Pemberian nasi papah di NTB masih dilakukan dengan keyakinan bahwa
nasi papah — selain wujudnya lembut, karena dikunyah oleh ibunya
atau neneknya — merupakan wujud kasih sayang dan kedekatan
emosional yang akan memberi ketentraman pada bayi.
48
Analisis Masalah dalam Asuhan Kebidanan di Komunitas Pelajaran 2
D Pertolongan Persalinan
Tabel 3.
Jenis Penolong Persalinan Tahun 2008
Penolong Persalinan Jumlah Persen
Dokter Praktik 20 10
Bidan (Polindes) 100 50
Mantri 5 2.5
Dukun 30 15
Keluarga 15 7.5
49
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) juga banyak dipengaruhi oleh beberapa
faktor, secara naluri ibu akan menyusui anaknya. Perlu diperhatikan di
sini bukan hanya kebiasaan saja yang dilihat tetapi alasan yang mereka
ajukan ketika mereka memberi ASI pada bayinya. Faktor agama
berperan penting di sini dalam pengaruhnya ibu menyusui, dalam satu
ayat dikatakan “susuilah anakmu sampai 2 tahun. “ Tetapi yang menjadi
alasan rasionalnya tentu saja untuk kesehatan bayi, maka konsep-
konsep Kolustrum, ASI Eksklusif menjadi penting. Bidan perlu
memonitor pola pemberian Kolustrum, ASI Eksklusif, serta MP ASI.
Lingkungan Kesehatan
D Vektor Penyakit
50
Analisis Masalah dalam Asuhan Kebidanan di Komunitas Pelajaran 2
mulai dari bertelur, tempat bernaung, istirahat dan pola menghisap darah
sampai matinya binatang.
D Air
Air merupakan sumber kehidupan, tanpa air tidak ada kehidupan. Lalu
air seperti apa yang diperlukan manusia untuk kesehatannya, yaitu air
bersih dan sehat. Air bersih mutlak diperlukan untuk minum, memasak,
mandi dan cuci. Desa memerlukan air untuk irigasi sawah dan
perkebunan. Jika saja air bersih dan sehat tidak dapat ditemukan akan
berakibat pada timbulnya beragam penyakit, seperti diare.
Tempat pembuangan air besar juga menjadi masalah ketika tempat yang
digunakan tidak memenuhi kesehatan. Jamban merupakan bentuk umum
dari standar pembuangan air besar yang sehat. Bidan perlu mengetahui,
sarana yang digunakan untuk buang air besar di masing-masing KK.
Contoh Data:
Tabel 4
Jenis Sarana Buang Air Besar di Rumah Tangga Tahun 2008
Tempat Buang Air Besar Jumlah Persen
Septic tank 250 50
Sungai 50 10
Lubang tanah 30 6
Ladang terbuka 10 2
Kolam 100 20
Danau / Telaga 10 2
Laut 50 10
51
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
D Lantai Rumah
D Sampah
Sampah merupakan produk sisa dari suatu proses produksi yang setiap
hari dihasilkan baik di rumah tangga, pabrik, pasar, kandang dll. Jenis
sampah ini yang perlu diketahui, apa yang diakibatkannya jika sampah
tidak dikelola dengan baik. Jika pengelolaan tidak baik akan berpengaruh
pada penyakit ISPA dan juga diare. Dengan mengenali jenis sampah,
jumlah yang dihasilkan maka akan memudahkan melak ukan
penyelesaian berkait dengan sampah.
52
Analisis Masalah dalam Asuhan Kebidanan di Komunitas Pelajaran 2
53
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Tabel 5
Contoh Program dan Indikator
Nama Program Kegiatan Indikator
KIA Pemeriksaan ibu hamil Cakupan K1 & K4
(ANC)
Pertolongan persalinan Persentase pertolongan oleh
nakes
Rujukan
Perawatan bayi Cakupan kunjungan nifas (KN1)
(kunjungan masa nifas)
Gizi Pemberian Fe ibu Persentase ibu hamil yang
hamil mendapatkan tablet Fe
Penimbangan balita Persentase balita yang
ditimbang berat badannya
Pemberian PMT Persentase yang mendapatkan
PMT
ASI eksklusif Persentase bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif
Imunisasi Pemberian Imunisasi Persentase bayi yang
TT, DPT dll diimunisasi lengkap tepat waktu
Keluarga Pelayanan KB Persentase ekseptor baru
Berencana Persentase IUD yang diberikan
Persentase komplain
Persentase yang memutus alat
KB
54
Analisis Masalah dalam Asuhan Kebidanan di Komunitas Pelajaran 2
Langkah I
Carilah atau tentukan MASALAH INTI yang akan diatasi. Identifikasi
masalah inti diperoleh dari analisis situasi kesehatan yang telah
dilakukan lebih dahulu. Masalah inti yang dimaksud adalah masalah
sosial yang dianggap penting untuk diselesaikan oleh masyarakat.
Misalnya masalah inti yang dijadikan kasus adalah banyaknya kasus
berat bayi lahir rendah (BBLR) di suatu daerah.
Langkah II
Carilah PENYEBAB LANGSUNG dari kasus BBLR tersebut. Gunakan
kerangka Blum tentang determinan kesehatan untuk mengidentifikasi
penyebab langsung. Misalnya kekurangan gizi saat hamil (perilaku
kesehatan), kehamilan usia dini (kependudukan) atau riwayat melahirkan
lebih dari 4 kali (perilaku kesehatan).
Langkah III
Carilah PENYEBAB TIDAK LANGSUNG dari kasus BBLR tersebut.
Sebagai contoh dalam Diagram 2.1. pendidikan rendah dan keluarga
miskin adalah penyebab tidak langsung yang terkait determinan
kependudukan; tidak mengikuti program KB dan gagal KB penyebab
tidak langsung yang terkait determinan pelayanan kesehatan; menikah
dini adalah determinan perilaku kesehatan.
55
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Langkah IV
Carilah AKIBAT dari inti masalah kesehatan. Dalam contoh diagram
masalah, akibat dari kasus BBLR adalah kematian bayi.
56
Analisis Masalah dalam Asuhan Kebidanan di Komunitas Pelajaran 2
Kegiatan Pembelajaran
DDD
57
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
58
PELAJARAN 3
59
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Tujuan Khusus
60
Analisis Gender dalam Layanan Kebidanan Komunitas Pelajaran 3
Pengantar
61
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
62
Analisis Gender dalam Layanan Kebidanan Komunitas Pelajaran 3
63
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
64
Analisis Gender dalam Layanan Kebidanan Komunitas Pelajaran 3
Isu gender bisa tercermin pada situasi jika perempuan lebih terbatas
aksesnya, dan berimplikasi pada keterbatasan peran maupun
partisipasinya di masyarakat (baik di bidang ekonomi, sosial budaya,
dan politik). Rendahnya tingkat pendidikan perempuan dibandingkan
laki-laki, merupakan implikasi dari adanya anggapan perempuan tidak
perlu berpendidikan tinggi mengingat peran utamanya adalah mengurus
keluarga/rumahtangga. Kondisi ketidaksamaan ini dikenal sebagai
kesenjangan gender (gender gap). Indikator kesenjangan gender
adalah:
1. Akses
2. Partisipasi
3. Kontrol
4. Pemanfaatan
65
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Analisis Gender
66
Analisis Gender dalam Layanan Kebidanan Komunitas Pelajaran 3
Analisis gender berpijak pada data dan informasi yang terpilah menurut
jenis kelamin (sex disaggregated data). Ditambah perlunya memahami
norma dan nilai masyarakat tentang pembagian hak, tanggung jawab,
kontribusi, dll dinilai/diapresiasi menurut jenis kelamin. Dalam analisis
gender juga diidentifikasi dan dipahami faktor penyebab langsung
maupun tidak langsung atas pembagian kerja berbasis gender. Melalui
analisis gender, diagnosa komunitas menjadi lebih tajam dan
komprehensif, yang nantinya akan membantu upaya-upaya untuk
mengatasi kesenjangan ataupun ketimpangan gender di komunitas.
67
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
68
Analisis Gender dalam Layanan Kebidanan Komunitas Pelajaran 3
69
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Hasil identifikasi isu gender dalam pola sakit, bisa dilanjutkan dengan
menggali faktor-faktor yang melatarbelakangi pola sakit tsb. Upaya ini
bisa dengan memanfaatkan matriks sbb:
70
Analisis Gender dalam Layanan Kebidanan Komunitas Pelajaran 3
Tujuan dari alat analisis ini adalah: (1) Membedah alokasi sumberdaya
ekonomis laki-laki dan perempuan; (2) Membantu perencana proyek
untuk lebih efisien dan meningkatan
produktivitas secara keseluruhan.
Harvard Analytical
Framework ,
Tiga data utama yang diperlukan:
dikenal juga dengan
1. Siapa melakukan apa, kapan, sebutan “Profil Kegiatan”
di mana, dan berapa banyak atau alokasi waktu antara
alokasi waktu yang diperlukan? laki-laki dan perempuan
Hal ini dikenal sebagai Profil dalam keluarga.
Aktivitas. Alat analisis Harvard juga
dipakai untuk melihat relasi
2. Siapa yang memiliki akses dan perempuan dan laki-laki
kontrol (seperti pembuatan berdasarkan pembagian
kebijakan) atas sumber daya waktu kerja.
tertentu? Hal ini kerap dikenal
71
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
dengan Profil Akses dan Kontrol. Siapa yang memiliki akses dan
kontrol atas “benefit” seperti produksi pangan, uang dsb?
72
Analisis Gender dalam Layanan Kebidanan Komunitas Pelajaran 3
73
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Kerangka Moser
74
Analisis Gender dalam Layanan Kebidanan Komunitas Pelajaran 3
75
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
76
Analisis Gender dalam Layanan Kebidanan Komunitas Pelajaran 3
77
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Kebutuhan Gender
Kebutuhan Praktis Gender Kebutuhan Strategis Gender
Kebutuhan yang dikaitkan dengan Kebutuhan-kebutuhan yang
peran gender yang dilekatkan pada teridentifikasi untuk mengubah pola-
perempuan selama ini. Sebab itu pola hubungan kekuasaan yang tidak
diperlukan identifikasi kebutuhan yang adil antara laki-laki dan perempuan
dianggap mendesak (praktis), dikarenakan posisi perempuan yang
misalnya pengembangan peluang atau lebih rendah dalam masyarakat. Jadi,
keterampilan kerja guna meningkatkan kebutuhan strategis gender mengarah
produktivitas perempuan sebagai pada pemenuhan kebutuhan jangka
pencari nafkah penunjang keluarga. panjang, untuk perbaikan POSISI
Kebutuhan praktis lebih mengarah perempuan dalam relasi gendernya.
pada pemenuhan kebutuhan jangka Berupaya mengubah tatanan sosial
pendek, dalam rangka memperbaiki yang dianggap timpang
kondisi yang dihadapi perempuan gender.Kebutuhan strategis beragam
terkait peran gendernya. Kebutuhan tergantung konteks masyarakatnya.
praktis seringkali berhubungan dengan Pada dasarnya kebutuhan strategis
kebutuhan dasar untuk kelangsungan berhubungan dengan pembagian
hidup seperti: peran gender, relasi kuasa
D Persediaan air berdasarkan gender. Pemenuhan
D Perawatan kesehatan kebutuhan-kebutuhan gender strategi
D Pendapatan untuk memenuhi ini membantu perempuan untuk
kebutuhan rumah tangga mencapai persamaan, yang pada
D Perumahan dan kebutuhan gilirannya akan mengubah peran-
kebutuhan dasar peran yang ada yang meningkatkan
D Persediaan pangan keluarga posisi tawar perempuan. Kebutuhan-
kebutuhan gender strategis antara
lain:
D Penghapusan pembagian kerja
berdasarkan jenis kelamin
D Penghapusan beban pekerjaan
rumah tangga dan perawatan anak
D Penghilangan bentuk-bentuk
diskriminasi yang telah melembaga,
misalnya hak-hak untuk memiliki
tanah/lahan atau kekayaan sendiri
D Akses terhadap penghargaan
dan sumberdaya-sumberdaya
lainnya
D Kebebasan memilih dalam
mempunyai anak
D Tindakan-tindakan untuk
menentang kekerasan dan kontrol
laki-laki terhadap perempuan
78
Analisis Gender dalam Layanan Kebidanan Komunitas Pelajaran 3
79
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Matriks ini memiliki empat tingkat analisis dan empat kategori analisis.
Keempat tingkat ini adalah perempuan, laki-laki, rumah tangga
(termasuk anak-anak dan anggota keluarga yang hidup bersama), dan
satu unit yang lebih besar, yakni: masyarakat.
80
Analisis Gender dalam Layanan Kebidanan Komunitas Pelajaran 3
Contoh GAM:
Tenaga kerja Waktu Sumber Budaya
daya
Perempuan + Perempuan tidak + Hemat + Air lebih - Mengurangi
lagi harus waktu mudah mobilitas
mengambil air + Ada tersedia - Interaksi
waktu + Ada sosial di
luang irigasi terminal
untuk ke sumber air
kebun
Laki-laki + Mendapatkan
keahlian dalam
membangun dan
merawat sistem
pengairan
Rumah ? Pengamanan
tangga jaringan atau
menambah
pekerjaan
Masyarakat + Komisi
masyarakat
terlatih untuk
perawatan
sistem air
81
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
3. Setiap kotak harus diverifikasi setiap kali dilakukan kaji ulang GAM
Kesadaran Kritis
(conscience)
Akses
Welfare (kebutuhan
dasar-praktis)
82
Analisis Gender dalam Layanan Kebidanan Komunitas Pelajaran 3
83
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Penutup
84
Analisis Gender dalam Layanan Kebidanan Komunitas Pelajaran 3
85
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Kegiatan Pembelajaran
DDD
86
PELAJARAN 4
Perencanaan Pelayanan
Kebidanan Komunitas
yang Tanggap Gender
dan Partisipatif
Waktu 4 Jam
87
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Tujuan Khusus
88
Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas yang Pelajaran 4
Tanggap Gender dan Partisipatif
Pengantar
89
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Perencanaan Partisipatif
90
Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas yang Pelajaran 4
Tanggap Gender dan Partisipatif
91
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
92
Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas yang Pelajaran 4
Tanggap Gender dan Partisipatif
93
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
94
Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas yang Pelajaran 4
Tanggap Gender dan Partisipatif
95
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
96
Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas yang Pelajaran 4
Tanggap Gender dan Partisipatif
Untuk itu analisis gender perlu dilakukan pada setiap tahapan program/
proyek guna menjamin akses, partisipasi, dan kontrol berbagai
kelompok warga termasuk perempuan atas jalannya program/kegiatan,
sekaligus memastikan mereka juga sebagai pengambil manfaat.
Berikut akan digambarkan bagaimana perencanaan yang responsif atau
tanggap gender.
Bagan 1.
Analisis Gender dalam Perencanaan Program/Proyek/Kegiatan
97
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
98
Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas yang Pelajaran 4
Tanggap Gender dan Partisipatif
Level Rumahtangga:
I s u Masalah INDIKATOR
yang Isu Pro- Kegiat- Stake w ak tu
dihadapi gender g r a m an Output Outcom e Dampak ho ld er s
Gizi anak keterli- Penyu cera- jumlah Penyebar- Praktik Guru 1 kali/
malnutrisi batan luhan mah laki-laki luasan makan Toma minggu
laki-laki brosur sebagai informasi sehat di Toga
rendah peserta gizi ke masya-
keluarga rakat Puskemas
dst
99
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Monitoring Evaluasi
Melihat kemajuan kinerja program Menilai hasil program (outcomes)
(performance) secara periodik untuk untuk perbaikan program selanjutnya.
tindakan korektif.
Evaluasi merupakan proses periodik
Pemantauan ini dilakukan secara dan sistematis untuk menilai seluruh
sistematis yang bersifat periodik dan fungsi organisasi dengan cara menilai
berkesinambungan untuk mengetahui hasil yang dicapai kemudian
sedini mungkin apakah pelaksanaan dibandingkan dengan tujuan/harapan/
program sesuai atau menyimpang dari target yang ingin dicapai.
rencana awal dengan memanfaatkan
sekumpulan indikator terpilih. Tujuan Evaluasi adalah untuk
menjawab:
Tujuan Monitoring adalah untuk 1. Pencapaian tujuan
menjawab dua pertanyaan penting, 2. Pengaruh program
yakni: 3. Keluaran dan dampak yang tidak
1. Apakah program telah mencapai diharapkan
populasi atau target yang diinginkan 4. Penilaian program berdasar
2. Apakah pelaksanaan program keberhasilan dan kegagalan
sesuai dengan yang direncanakan
Manfaat Evaluasi, yaitu:
Manfaat Monitoring adalah: 1. Memberikan gambaran sampai
1. Mengenali masalah program sedini seberapa jauh tujuan dan sasaran
mungkin telah tercapai
2. Melakukan perbandingan antar 2. Memberikan motivasi pada
lokasi/tempat seseorang untuk bertindak
3. Menilai tren status situasi tertentu, 3. Dapat membantu menetapkan
sehingga dapat diambil tindakan- prioritas dalam mengambil tindakan
tindakan korektif yang diperlukan
4. Membantu menguji asumsi
mengenai strategi dan sasaran
sehingga manajer program dapat
memikirkan kembali strategi yang
tepat
100
Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas yang Pelajaran 4
Tanggap Gender dan Partisipatif
Indikator dapat dibedakan menjadi indikator input, output, dan efek dan
impact. Indikator input dan output merupakan indikator di tingkat pro-
gram yang bertujuan menilai kinerja (performance) program, sedangkan
indikator efek dan impact merupakan indikator di tingkat masyarakat/
populasi yang menjadi target program/intervensi. Indikator di tingkat
masyarakat bertujuan menilai outcome keberhasilan dari program baik
bersifat efek (intermediate outcomes) seperti peningkatan pengetahuan,
peningkatan prevelansi kontrasepsi maupun impact (long-term out-
comes) seperti penurunan fertilitas, penurunan kematian ibu.
Keberhasilan program tidak dapat diukur dari satu indikator saja karena
dimensi program yang kita lakukan pasti banyak. Padahal indikator
101
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
biasanya bersifat parsial, yaitu hanya mengukur salah satu bagian aspek
yang akan diukur, apalagi pengukuran yang dilakukan biasanya bersifat
tidak langsung. Namun demikian, terlalu banyak menggunakan indikator
justru akan mempersulit penilaian karena akan semakin banyak data
yang akan dikumpulkan dan dianalisis. Solusinya, dalam penentuan
indikator perlu adanya keseimbangan (balancing) yang relevan dalam
menentukan jumlah indikator yang akan ditetapkan. Kriteria yang
digunakan adalah keseimbangan antara kriteria akademik dengan kriteria
praktis.
Ukuran Indikator
Beberapa ukuran indikator yang biasa digunakan, yaitu:
Jumlah : Merupakan ukuran yang paling sederhana, yaitu hanya
jumlah kejadian atau objek/kasus. Contoh: 56
kunjungan/hari, 9765 bayi yang diimunisasi
Ratio : Perbandingan dua angka (pembilang/numerator dan
penyebut/denominator) yang saling terpisah satu sama
lain atau pembilang bukan bagian dari penyebut.
Contoh: jumlah dukun terlatih per populasi (1:490),
rasio jenis kelamin (99:100), dan jumlah kematian ibu
per 100.000-kelahiran hidup (390: 100.000)
Proporsi : Ratio perbandingan pembilang dengan penyebut di
mana pembilang merupakan bagian dari penyebut.
Contoh: Dari 5000 balita terdapat 3250 bayi telah
diimunisasi (3250/5000= 0,65)
Persentase : Proporsi dikalikan 100. Contoh: 65% bayi telah
diimunisasi (3250/5000 * 100= 0,65)
102
Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas yang Pelajaran 4
Tanggap Gender dan Partisipatif
Perencanaan
103
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Lingkup Monitoring
104
Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas yang Pelajaran 4
Tanggap Gender dan Partisipatif
105
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Pencapaian program:
106
Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas yang Pelajaran 4
Tanggap Gender dan Partisipatif
Sumber Data
107
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
108
Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas yang Pelajaran 4
Tanggap Gender dan Partisipatif
109
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Kegiatan Pembelajaran
DDD
110
Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas yang Pelajaran 4
Tanggap Gender dan Partisipatif
Lampiran
111
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
112
PELAJARAN 5
Konsep Asuhan
Kebidanan Komunitas
yang Berperspektif
Gender dan HAM
Waktu 4 Jam
113
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Tujuan Khusus
114
Konsep Asuhan Kebidanan Komunitas yang Berperspektif Gender dan HAM Pelajaran 5
Konsep Inti
D Ekonomi (kemiskinan)
115
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Pendahuluan
Tugas dan peran bidan tidak hanya sebagai care provider, juga sebagai
manager, communicator, decision maker, community leader yang dapat
menggerakkan masyarakat untuk mengaktualisasikan penghargaan hak-
hak perempuan sebagai hak asasi manusia atau yang sering disebut
dengan bidan yang sensitif gender.
116
Konsep Asuhan Kebidanan Komunitas yang Berperspektif Gender dan HAM Pelajaran 5
117
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
D Ekonomi (kemiskinan)
118
Konsep Asuhan Kebidanan Komunitas yang Berperspektif Gender dan HAM Pelajaran 5
TUJUAN UMUM:
TUJUAN KHUSUS:
119
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
120
Konsep Asuhan Kebidanan Komunitas yang Berperspektif Gender dan HAM Pelajaran 5
b. Pencegahan (preventif).
121
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
122
Konsep Asuhan Kebidanan Komunitas yang Berperspektif Gender dan HAM Pelajaran 5
123
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
LINGKARAN DALAM:
124
Konsep Asuhan Kebidanan Komunitas yang Berperspektif Gender dan HAM Pelajaran 5
LINGKARAN TENGAH:
D Bidan yang sensitif gender harus tumbuh dari hati dan tercermin
dalam sikap dan perilaku.
125
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
.Lingkaran luar:
126
Konsep Asuhan Kebidanan Komunitas yang Berperspektif Gender dan HAM Pelajaran 5
Kegiatan Pembelajaran
DDD
127
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
128
PELAJARAN 6
Asuhan Kebidanan
di Komunitas
Waktu 4 Jam
129
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Tujuan Khusus
130
Asuhan Kebidanan di Komunitas Pelajaran 6
Konsep Inti
131
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Asuhan Antenatal
132
Asuhan Kebidanan di Komunitas Pelajaran 6
2. Kurang motivasi
133
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
134
Asuhan Kebidanan di Komunitas Pelajaran 6
135
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Persiapan Persalinan
D Tempat persalinan
136
Asuhan Kebidanan di Komunitas Pelajaran 6
137
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Asuhan Intranatal
Keunggulan Kelemahan
1. Suasana rileks, bersahabat 1. Keterbatasan alat-alat untuk
2. Pelayanan berkesinambungan mengatasi komplikasi
3. Lebih diterima ibu dan keluarga 2. Lebih mahal
4. Mudah memperoleh fasilitas
emergency
138
Asuhan Kebidanan di Komunitas Pelajaran 6
139
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
140
Asuhan Kebidanan di Komunitas Pelajaran 6
10. Alat-alat dan obat harus selalu dicek tanggal kadaluarsa dan
fungsinya.
12. Bidan selalu memperhatikan aspek tradisi dan budaya yang berlaku
dan mendorong tradisi atau budaya yang bermanfaat serta
memberikan pengertian terhadap budaya atau tradisi yang tidak
bermanfaat.
Asuhan Postpartum
141
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
142
Asuhan Kebidanan di Komunitas Pelajaran 6
Prinsip
3. Bidan memiliki data bayi yang diimunisasi dan bayi yang belum
diimunisasi
143
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Prinsip:
Kesehatan Reproduksi
Prinsip:
144
Asuhan Kebidanan di Komunitas Pelajaran 6
145
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Kegiatan Pembelajaran
DDD
146
Lembar Kasus
Lembar Kasus
Pelajaran 1
147
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
(Sumber: Adrina dkk. Hak Reproduksi Perempuan yang Terpasung. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 1998, hal. 132-133)
DDD
148
Lembar Kasus
Pelajaran 5
149
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Satu jam kemudian, hujan badai merada, dan banjir mulai surut, air
telaga mulai tenang kembali. “Hai sahabat hujan telah reda, mari kita
turun dan kau kembali ketelaga..!” kata Sang Monyet. Namun, Ikan Mas
diam saja. Kembali Sang Monyet mengajak sahabatnya bicara “ Hai
sabahat bangunlah, hujan telah reda, mari kita turun!”. Ikan Mas tetap
diam. Digoyang-goyangnya tubuh Ikan Mas dengan keras tapi tetap
diam. “Hai sabahat, kenapa kamu kok diam saja! Akhirnya Sang Monyet
menyadari bahwa sahabatnya telah mati. Sang Monyet menangis
menyesali perbuatannya yang bodoh.
DDD
150
Daftar Pustaka
Adrina dkk. Hak Reproduksi Perempuan yang Terpasung. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1998, hal. 132-133
Amal, Siti Hidayati. “Beberapa Perspektif Feminis Dalam Menganalisis Permasalahan
Wanita,” dalam Kajian Wanita dan pembangunan. Jakarta: Yayasan Obor ,
1995, hal.83-109
Amal, Siti Hidayati. Beberapa Perspektif Feminis Dalam Menganalisis Permasalahan
Wanita dalam Kajian Wanita dan pembangunan. Jakarta:Yayasan Obor , 1995,
hal.83-109.
Apriando, Tommy. Dasar-dasar Analisis Sosial http://www.slideshare.net/ProfesiRandi/
materi-analisis-sosial?, diakses 22 Juli 2013
Azwar, Azrul. Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan (Aplikasi Prinsip Lingkaran
Pemecahan Masalah). Jakarta: Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia,
1994
Bahan bacaan tentang Analisis Situasi: Suatu Metodologi Praktis, Buku Pegangan:
Identifikasi dan Analisis Situasi Pedesaan, Bina Desa, 1998 (tidak diterbitkan)
Bemmelen, Sita van. “Jender dan Pembangunan; Apakah yang Baru?” dalam Kajian
Wanita dan pembangunan. Jakarta: Yayasan Obor , 1995, hal.175-226
Bemmelen, Sita van. Alat Analisis Gender hand-out materi TOT Gender and
Development. Netherland, 2000
Bennett V Ruth, Linda Brown, Myles Text Book For Midwives
Bertrand, Jane T & Amy Tsui. Indicators For Reproductive Health Program Evaluation:
Introduction. Carolina Population Center, Tulane University, and The Future
Group International, 1995.
Bertrand, Jane T, Robert J. Magnani, James C. Knowles. Handbook of Indicators For
Family Planning Program Evaluation. The Evaluation Project, 1994
BPS, BKKBN, Depkes, MEASURE/DHS. Survei Demografi Kesehatan Indonesia.
Jakarta: BPS, BKKBN, Depkes, MEASURE/DHS, 2003.
Brindley, B. “Gender Analysis and Forestry,” dalam How to Use Rapid Rural Appraisal
(RRA) to Develop Case Studies, 1995.
Care Institut Pertanian Bogor. Participatory Rural Appraisal. 2012
Center for Health Research, University of Indonesia. 2001. “Economic Analysis of the
Bidan di Desa (BDD) Program: Anticipation of the Policy Changing in the Future.”
Chambers, R. 1994. “The origins and practice of participatory rural appraisal”, World
Development (22) 7: 953-969.
Chambers, R. 1996. Participatory Rural Appraisal (PRA): Memahami Desa secara
Partisipatif. Yogyakarta: Kanisius dan Oxfam.
151
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
152
Ida Ruwaida Noor dan BNR Situmorang, “Pengarusutamaan Gender dalam Manajemen
Siklus Program/Proyek Plan Internasional Indonesia”, Panduan, Jakarta, PLAN-
Indonesia, 2010
Iskandar, Meiwita B., Budi Utomo, Terence H;I; Nick G. Dharmaputra and Yuswardi Azwar.
Unraveling the Mysteries of Maternal Death in West Java. Depok: Center for
Health Research University of Indonesia, 1996b.
Kabeer, Naila. From Feminist to an Analytical Framework, hal.3-48.
March, Candida, Ines Smyth & Maitrayee Mukhopadhyay. The Gender-Analysis
Framework and user’s commentaries dalam A Guide to Gender – Analysis
Framework. Oxford: Oxfam Publication, 1999, hal. 29-1999.
Mas’udi, Masdar F. Islam dan Hak-Hak Reproduksi Perempuan: Dialog Fiqih
Pemberdayaan. Bandung: Penerbit Mizan, Cetakan II, Maret 1997.
Mikkelsen, Britha. “Partisipasi, Konsep dan Metodologi,” dalam Metode Penelitian
Partisipatoris dan Upaya-Upaya Pemberdayaan: Sebuah Buku Pegangan bagi
Para Praktisi Lapangan, Yayasan Obor: 2001.
Mikkelsen, Britha. Konsep Partisipasi, Hand out training Monitoring dan Evaluasi. NZAID:
2004. (terjemahan: KAPAL Perempuan).
Mikkelsen, Britha. “Beberapa Konsep Partisipasi,” dalam Partisipasi Kewarganegaraan
dan Pemerintah Daerah, IDEA
Mosse, J.C, “Menilai Kembali Peran Perempuan,” dalam Gender dan Pembanguna,
Yogyakarta: Rifka Annisa & Pustaka Pelajar, 2003, hal. 197-262.
Oakley, P. et.al. 1991. Projects with people - the practice of participation in rural
development. ILO/ World Employment Programme.
Otonomi Daerah dan Otonomi Desa: Kritik konsep dan Implementasi.
Pachauri, Saroj. “Defining a Reproductive Health Package for India: A Proposed
Framework.” In the Population Council South & East Asia Regional Working
Paper No. 4, 1995.
Pambudi, Himawan S. dkk. Pendidikan Politik Perempuan Pedesaan Panduan Fasilitator.
Yogyakarta: KP4 LAPPERA, 2003, hal. 158-161.
Paramita dan Kristiana. Teknik Focus Group Discussion dalam Penelitian Kualitatif.
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/viewFile/3301/3292.
Diakses: Desember 2014
Parker, Emil and Ambar Roestam. 2003. The Bidan di Desa Program: A Literature and
Policy Review. Jakarta: MNH and JHPIEGO Corporation.
Perempuan Korban Pertama Syariah Islam, artikel.
Putranti, Basilica Dyah. “Konflik Antaragama: Sebuah Pendekatan Sosiologi Feminis,”
dalam Perempuan, Konflik, dan Rekonsiliasi: Perspektif Teologis, dan Praksis.
Pusat Study Feminis Univ. Kristen Duta Wacana, 2004.
Reformasi dan Tata Pemerintahan dan Otonomi Daerah di Indonesia.
UNICEF. “First Report of the West Java Bidan di Desa Survey, October 14-15 1997.”
Jakarta: UNICEF.
153
Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
DDD
154