Anda di halaman 1dari 135

PANDUAN BIDAN PEMIMPIN MASYARAKAT

DALAM HAK-HAK DAN KESEHATAN SEKSUAL


& REPRODUKSI

Disusun:
Ninuk Widyantoro Nur Arifa Yuniati Herna Lestari

Diterbitkan oleh:
Yayasan Pendidikan kesehatan Perempuan
Panduan Bidan Pemimpin Masyarakat
dalam Hak-hak dan Kesehatan Seksual &
Reproduksi

Disusun oleh:
Ninuk Widyantoro, Nur Arifa Yuniati, Herna Lestari

Jakarta, Oktober 2015


ISBN: 978 - 979 - 1253 - 26 - 0

Penerbit:
Yayasan Pendidikan Kesehatan Perempuan
Jl. Kramat Sentiong No.49 A Jakarta Pusat 10450Telp: 021-
3918321/ 0811176303/ 08111926946
Fax: 021- 3918321
Email: ypkp_jkt@yahoo.comwww.ypkp.net
KATA PENGANTAR

B
idan dituntut untuk memberikan pelayanan
sesuai kewenangannya dan menggerakan serta
memberdayakan masyarakat dalam upaya
peningkatan kesehatan perempuan serta pemenuhan hak-
hak reproduksinya. Dengan demikian bidan tidak hanya
menjalankan peran penting dalam hal klinis, tetapi juga dalam
mengelola komunitasnya. Sebagai tenaga kesehatan yang
langsung berhubungan dengan perempuan dan keluarganya,
bidan sering menjadi sumber pengetahuan dan rujukan terkait
kesehatan perempuan dan kesehatan anak serta permasalahan
lain yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan
kesehatan. Bidan perlu penguatan agar mampu menjalankan
perannya dengan maksimal sebaik mungkin, karena itu
fokus perhatian dan pelayanan harus ditingkatkan agar tidak
terbatas pada hal klinis semata. Bidan perlu memahami arti
paradigma sehat dan sekaligus melaksanakannya. Pemikiran
tersebut yang mendasari konsep “Bidan Sebagai Pemimpin
Masyarakat”

Sebagai uji coba, Yayasan Pendidikan Kesehatan Perempuan


(YPKP), beberapa waktu yang lalu, telah menyelenggarakan
pelatihan untuk bidan muda (usia tidak lebih dari 35 tahun).
Pelatihan ini dilakukan mengingat tuntutan terhadap bidan

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat iii


serta situasi saat ini yang semakin kompleks. Bidan masakini
tidak hanya dituntut untuk melakukan pelayanan yang bersifat
medis. Banyak pengetahuan dan keterampilan yang bersifat
non-medis yang harus diketahui dan dikuasai oleh bidan,
antara lain: pemahaman tentang ketidaksetaraan gender,
kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan dalih budaya,
pemahaman mengenai hak-hak klien, keterampilan konseling
yang benar, bagaimana memberikan informasi yang benar
dengan komunikasi yang santun dan efektif.

Sesudah pelatihan, peserta diharuskan mempraktikkan apa


yang sudah dipelajari dari pelatihan tersebut. Untuk
memudahkan bidan terlatih melakukan aktivitas kreatif
namun tetap terstandard (sesuai dengan apa yang diajarkan
dalam pelatihan), maka diputuskan untuk membuat sebuah
buku panduan.

Sebagai edisi pertama, kami menyadari panduan ini perlu


saran dan masukan dari berbagai pihak agar lebih sempurna.
Respon positif dari pembaca kami harapkan untuk perbaikan
dan kesempurnaan panduan ini.

Jakarta
Tim Penyusun

iv Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................. iii
Daftar Isi ............................................................................................. v
BIDAN SEBAGAI PEMIMPIN MASYARAKAT.......................... 1
MOTIVASI................................................................................ 7
PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN
SEKSUAL ................................................................................. 13
I. Pemahaman Kesehatan Reproduksi ..................... 13
Organ Reproduksi ........................................................ 13
Mimpi Basah, Menstruasi, Kehamilan .................. 20
Kehamilan tidak Diinginkan ..................................... 25
Ketidaksuburan/Kemandulan ................................. 28
Kontrasepsi..................................................................... 33
Infeksi Menular Seksual ............................................. 41
HIV dan AIDS.................................................................. 47
II. Pemahaman Seksualitas ............................................. 52
III. Hak Kesehatan Perempuan ....................................... 61
IV. Pemahaman Gender..................................................... 69
Kekerasan Terhadap Perempuan ........................... 7 4
KETERAMPILAN BIDAN ............................................................... 83
Pendidik Masyarakat .......................................................... 8 3
Konseling ................................................................................. 8 8
Komunikasi Interpersonal ................................................ 94
KEPEMIMPINAN .............................................................................. 99
Kerjasama/Teamwork........................................................... 113
Advokasi .................................................................................. 116
Daftar Pustaka.................................................................................. 123
Lampiran ............................................................................................ 129
Panduan Bidan Pemimpin Masyarat v
BIDAN SEBAGAI
PEMIMPIN MASYARAKAT

B
idan memegang peranan penting dalam meningkatkan
kesehatan ibu dan bayi, khususnya di daerah
pedesaan. Tugas dan tanggung jawab seorang bidan
tidak hanya terbatas pada pelayanan medis/klinis tetapi juga
pemahaman dan pengetahuan non-klinis dengan memberi
informasi dan pengetahuan SRHR (Hak-hak dan Kesehatan
Seksual & Reproduksi) kepada masyarakat sebagai upaya
pencegahan. Keterampilan klinis dan non-klinis yang dimiliki
seorang bidan menentukan peran mereka dalam membantu
perempuan melewati masa kehamilan, persalinan, dan
nifas dengan aman dan bermartabat. Kehadiran mereka di
masyarakat memungkinkan bidan sebagai tokoh masyarakat
yang penting tidak hanya dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan reproduksi kepada perempuan dan anggota
masyarakat lainnya tetapi juga dalam membantu mengatasi
masalah-masalah non-kesehatan.

Di masa lalu bidan dikenal sebagai penolong ibu dalam masa


kehamilan, persalinan dan pada masa nifas. Ini berarti bahwa
perhatian bidan saat itu lebih terfokus pada pengetahuan
dan keterampilan medis untuk membantu ibu melahirkan
dengan selamat. Sesuai dengan perkembangan jaman

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 1


dan komitmen Indonesia pada sejumlah “international
agreement” seperti CEDAW (Konvensi penghapusan segala
bentuk diskriminasi terhadap perempuan) di tahun 1979
yang selanjutnya diratifikasi oleh pemerintah menjadi UU
No. 7 tahun 1984 tentang pengesahan CEDAW; International
Conference on Population and Development (ICPD) tahun 1994
dimana terjadi perubahan paradigma dari Family Planning
(KB) menjadi Sexual Reproductive Health and Rights (SRHR=
Hak-hak dan Kesehatan Seksual & Reproduksi), MDGs yang
mentargetkan antara lain turunnya Angka Kematian Ibu
(AKI) dan berarti meningkatkan kesehatan ibu dan kaum
perempuan untuk menghindari kesakitan dan kematian
yang tidak perlu, maka seyogyanya bidan juga mampu secara
aktif berpartisipasi dalam upaya ini dengan memperluas
wawasan berpikir serta meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya tidak saja yang terkait dengan medis namun
juga yang bersifat non-medis. Bidan juga perlu meningkatkan
pemahaman dan keberpihakan pada konsep kesetaraan
gender, Hak Asasi Manusia termasuk di dalamnya Hak Asasi
Perempuan terutama yang berkaitan dengan SRHR, hak-hak
klien; pemahaman akan adanya berbagai pelemahan terhadap
perempuan dengan dalih budaya, agama dan lain-lain.

Bidan sebagai tenaga kesehatan terdepan di tingkat desa


dituntut untuk mampu memberikan pelayanan sesuai dengan
kewenangannya dan menggerakkan serta memberdayakan
masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan perempuan

2 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


dan pemenuhan hak-hak reproduksinya. Peran komprehensif
seorang bidan dalam konteks sehari-hari yaitu sebagai:
- Petugas pelayanan kesehatan atau Health Care
Provider
- Pendidik Sebaya, Guru masyarakat dalam hak-hak dan
kesehatan seksual & reproduksi.
- Konselor.
- Inspirasi/contoh bagi masyarakat.

Multiperan bidan

Bidan memiliki posisi/peran strategis (umumnya bidan


adalah perempuan dan akan melayani kesehatan perempuan)
untuk dapat menjadi pendidik, konselor dan nantinya
berpeluang menjadi advokat untuk memperjuangkan hak-hak
dan kesejahteraan perempuan.

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 3


Tidak dipungkiri dari sisi jumlah, bidan bisa dikatakan
relatif lebih banyak dibandingkan dengan jumlah dokter dan
jumlah ahli kebidanan, dimana bidan juga merupakan tenaga
kesehatan yang sebarannya hingga ke pelosok negeri dan
ditempat-tempat yang tidak mudah dijangkau dimana dokter
tidak ada. Berdasarkan data Badan PPSDM Kesehatan tahun
2012, rasio bidan sebesar 51,6 bidan per 100.000 penduduk
dibandingkan rasio dokter umum sebesar 36,1 dokter per
100.000 penduduk. Dengan demikian bidan memiliki peran
penting dalam mencapai kesehatan masyarakat terutama
kaum perempuan dan anak-anak perempuan yang merupakan
penentu kualitas generasi mendatang.

Dalam menjalankan perannya, sering kali bidan menghadapi


berbagai tantangan seperti: bagaimana melakukan pen­
dekatan kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat, meng­
ubah nilai budaya yang merugikan kesehatan perempuan,
serta meningkatkan peran masyarakat khususnya laki-laki
dalam kesehatan perempuan. Karena itu, untuk menunjang
perannya di masyarakat, bidan perlu memenuhi beberapa
kriteria:
• Memiliki motivasi pribadi kuat dan kapasitas/
kemampuan untuk memotivasi orang lain.
• Memiliki kepribadian yang kuat.
• Mampu berbagi pengetahuan/informasi komprehensif
tentang SRHR yang benar/tepat/akurat.
• Membekali dirinya dengan keterampilan medis dan
non medis (komunikasi interpersonal yang penting

4 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


dalam melakukan pendidikan masyarakat dan
konseling).
• Sensitif/menyadari masih adanya ketidak-setaraan
gender dan masih adanya budaya yang melemahkan
kemampuan dan peran perempuan.
• Mampu menggerakkan berbagai sumberdaya di
lingkungannya.
• Mampu membentuk jejaring dengan pemegang dana
agar dapat menggerakan sumberdaya/sumberdana
yang berbeda.
• Mampu merencanakan dan mengelola program untuk
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Idealnya semua bidan diharapkan mampu menjadi Bidan


Pemimpin Masyarakat Idealnya semua bidan diharapkan
mampu menjadi Bidan Pemimpin Masyarakat. Dengan
penampilan; kinerja; dan keterampilan yang baik, bidan dapat
membangun kepercayaan dari masyarakat.

Bidan sebagai Agen Perubahan


Suatu perubahan lebih mudah terjadi jika dihadapkan pada
bidan yang masih muda usianya (18 – 30 tahun). Alasannya
adalah sebagai berikut:
- Bidan usia muda belum banyak dipengaruhi oleh nilai-
nilai, ide-ide atu pemikiran-pemikiran konseptual
(contohnya: prinsip-prinsip pro-choice vs pro-life,
implementasi Hak Asasi Manusia, prinsip kesetaraan
gender).

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 5


- Usia muda merupakan usia yang terbaik untuk dapat
menyerap pengetahuan baru dengan cepat dan
mudah.
- Mereka makin mudah memahami sesuatu jika ada
contoh konkrit yang secara konsisten dihadapkan
kepada mereka.
- Pada usia tersebut pada dasarnya mereka sedang
mencari jati diri sehingga jika mereka mendapatkan
panutan yang berkualitas akan memudahkan mereka
meniru.

Agen perubahan adalah seorang yang tidak ragu


memperkenalkan konsep-konsep baru yang berbeda dengan
kepercayaan masyarakat di sekitarnya. Bidan diharapkan
menjadi agent of change atau agen perubahan yang berani
mengambil risiko untuk membawa ide atau pemikiran baru
dan melatihnya kepada suatu kelompok atau komunitas.
Untuk menjadi agen perubahan yang aktif, bidan sebaiknya
tidak hanya berhubungan dengan klien perempuan tetapi
juga dengan para suami, laki-laki, serta tokoh masyarakat
mengingat laki-laki seringkali menjadi pembuat keputusan
dan orang yang berpengaruh dalam keluarga dan komunitas.
Perubahan bagi seorang pemimpin bukanlah sesuatu untuk
ditakuti, tetapi untuk dikelola dengan baik. Jika ingin mencapai
suatu tujuan, mau tidak mau harus lebih adaptif terhadap
setiap perubahan.

6 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


MOTIVASI

S
alah satu faktor penting yang mempengaruhi kinerja
seseorang adalah motivasi. Motivasi kerja adalah sesuatu
yang dapat menimbulkan dorongan atau semangat kerja
untuk mencapai tujuan tertentu.

Motivasi berarti dorongan, suatu kekuatan dari dalam diri kita


yang membuat kita memiliki semangat dan kekuatan untuk
melakukan sesuatu dengan sepenuh hati, tanpa diperintah
atau dipaksa. Motivasi dapat juga diartikan sebagai dorongan
untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi adalah semacam
amunisi seseorang untuk mencapai tujuan yang bernilai
positif. Tanpa motivasi yang kuat kita akan sulit mencapat
prestasi/hasil kerja yang baik.

Kinerja yang didasarkan atas motivasi yang jelas dan kuat


umumnya akan menghasilkan prestasi dan kualitas kerja yang
baik, jadi tidak asal bekerja untuk memenuhi target semata.
Idealnya seorang pemimpin harus memiliki motivasi yaitu
suatu keinginan pribadi untuk mencapai tujuan. Pemimpin
harus memiliki motivasi pribadi terlebih dahulu sebelum ia
dapat memotivasi orang lain.

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 7


Motivasi bisa dipicu oleh faktor internal dan faktor
eksternal.
Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang, sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor
pendukung dari luar diri seseorang.
Contoh faktor pendukung Internal: sikap/kepribadian yang
terbuka, tidak mudah menyerah, ambisi pribadi.
Contoh faktor pendukung Eksternal: imbalan materi,
dukungan atasan atau orang-orang terdekat dalam kehidupan
bidan (partner, suami, orangtua), situasi kesehatan, sosial-
ekonomi masyarakat.

Pada umumnya motivasi didasarkan atas keinginan untuk


mencapai sesuatu baik yang bersifat material maupun non-
material
Contohnya:
A rajin bekerja, disiplin dalam waktu, mau bekerja lembur,
dengan harapan di akhir bulan ia akan memperoleh uang
lebih banyak untuk keperluan keluarga.
B juga rajin bekerja, disiplin dan selalu mau disuruh lembur
oleh atasan, karena ia bercita-cita untuk dinaikkan pangkat
sehingga bisa menduduki jabatan yang lebih tinggi. Atasannya
agar segera pensiun, dan ia ingin menunjukkan kinerja yang
sebaik mungkin agar terpilih menggantikan atasannya.
Jadi A dan B bekerja giat menunjukkan kinerja yang baik
kualitasnya, untuk tujuan yang berbeda. A memilikirkan

8 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


imbalan uang, sedangkan B lebih memikirkan jabatan yang
lebih baik.

Menurut teori kebutuhan, setiap tindakan manusia senantiasa


didorong untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan (needs)
tertentu. Pemenuhan kebutuhan dimulai dari tingkatan yang
paling dasar dan secara hirarkis menuju pada kebutuhan yang
lebih tinggi.

Salah satu teori tentang motivasi adalah teori yang


dikemukakan oleh Abraham Maslow, Menurut Maslow, jika
kebutuhan yang lebih rendah tingkatannya telah terpenuhi,
maka kebutuhan yang berada ditingkatan atasnya akan muncul
untuk dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan yang menuntut
pemenuhan tersebut dipandang sebagai faktor pendorong
manusia untuk mencapai keinginan/tujuan hidupnya.

Hierarki Kebutuhan Maslow

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 9


• Kebutuhan fisiologis, kebutuhan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup.
Contoh: makan, minum, perumahan. Keinginan untuk
memenui kebutuhan ini dapat mendorong seseorang
untuk bekerja giat.
• Kebutuhan rasa aman,
Kebutuhan ini sebenarnya mendukung kebutuhan
fisiologis.
Contoh: kepastian keuangan, asuransi, rencana pasca
pensiun, rasa aman dari ancaman keselamatan kerja.
• Kebutuhan sosial,
Contoh: beraktivitas bersama, diterima dalam suatu
lingkungan sosial termasuk lingkungan kerja.
• Kebutuhan ego,
Contoh: pengakuan serta penghargaan dari lingkungan
pergaulan/pekerjaan (atasan, teman kerja) berupa
pujian atau kenaikan jabatan.
• Aktualisasi diri:
Drorongan untuk mengoptimalkan kemampuan,
kreativitas/ide-ide serta bakat untuk melakukan
pekerjaan/aktifitas yang menantang atau yang
bersifat inovatif (unik, belum ada sebelumnya).

Jika seseorang terus fokus pada pemenuhan kebutuhan


fisiologis dan rasa aman dengan cara meluangkan waktu
semata untuk tujuan yang bersifat material, maka akan sulit

10 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


diharapkan kepeduliannya untuk mampu berperan sebagai
pemimpin, mungkin sulit diharapkan kesediaannya untuk
meluangkan waktu bisa juga hanya mau melakukan sesuatu
jika dibayar. Hal-hal di atas akan menghambat kinerja atau
prestasi sebagai pemimpin karena motivasinya terikat/
terhambat pada pemenuhan kebutuhan Fisiologis, Rasa Aman
dan mungkin Kebutuhan Sosial saja.

Seorang pemimpin idealnya diharapkan untuk memiliki


kebutuhan Aktualisasi Diri yaitu dorongan untuk tidak
saja berbuat sesuatu hanya untuk diri sendiri melainkan
demi kepentingan orang banyak. Tipe ini juga tidak terlalu
mementingkan imbalan materi atas apa yang dilakukannya.
Ia akan senang jika pemikirannya dihargai dan dipakai/
dimanfaatkan.

Contoh:
Bidan Riri tinggal di daerah pedalaman Sumatera. Setelah
mendapat pelatihan Bidan sebagai Pemimpin Masyarakat, ia
mengamalkan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan
di Puskesmas tempat tugasnya. Tidak hanya itu saja, dari
pelatihan tersebut ia menjadi termotivasi untuk memajukan
masyarakat di lingkungan kediamannya. Ia berbagi
pengetahuan dengan rekan-rekannya sesama bidan dan
bersama-sama mereka melakukan penyuluhan di sekolah-
sekolah dan di kelompok ibu-ibu. Ia rela meluangkan waktu
di luar jam tugasnya untuk memberi pendidikan Kesehatan
Reproduksi dengan alat-alat bantu yang menarik.

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 11


Meskipun ia tidak memperoleh imbalan finansial apa-
apa, namun ternyata pasien yang berkonsultasi di tempat
praktek pribadinya bertambah banyak. Ia juga disukai anak-
anak muda, mereka banyak berkonsultasi dan menyapanya
saat bertemu. Kepala Puskesmas merasa turut bangga akan
kinerja dan prestasinya dan beliau berjanji akan mencarikan
beasiswa agar Riri dapat melanjutkan pendidikannya.

Bidan Riri yang memiliki kepedulian sosial, akhirnya secara


otomatis menuai hal-hal yang menguntungkan pribadi/
karirnya.

12 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


PENGETAHUAN
KESEHATAN REPRODUKSI & SEKSUALITAS

I. PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI

A
pa yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi?
Sehat yaitu suatu keadaan sejahtera fisik, mental
dan sosial tidak terbatas pada kondisi tidak
sakit; sedangkan reproduksi adalah proses melanjutkan
keturunan. Jadi kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan
sejahtera secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak
semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam
semua hal yang berkaitan dengan fungsi, sistem reproduksi,
dan prosesnya. Definisi ini mengandung arti bahwa setiap
pasangan hendaknya dapat menjalankan kehidupan seks yang
aman dan saling memuaskan/menyenangkan, mempunyai
kemampuan untuk bereproduksi dan mempunyai kebebasan
untuk menentukan ingin punya anak, kapan punya anak dan
berapa jumlah anak.

ORGAN REPRODUKSI

Organ reproduksi terdiri dari bagian luar dan bagian dalam.


Organ reproduksi bagian luar bisa dilihat, diraba, dan
dibersihkan.

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 13


Organ reproduksi laki-laki
Organ reproduksi bagian luar, terdiri dari:
• Penis. Berfungsi saat melakukan hubungan seksual.
Saat terangsang, saraf-saraf pada penis menjadi
aktif yang mengakibatkan darah mengalir ke penis
sehingga penis mengeras dan membesar (ereksi).
• Kantung zakar (skrotum). Kulit luar pembungkus
testis yang berfungsi menjaga temperatur testis saat
pembentukan sperma. Skrotum akan mengendor saat
temperatur terlalu tinggi dan akan mengerut saat
temperatur menurun.

Organ reproduksi bagian dalam terdiri dari:


• Testis (buah zakar), merupakan tempat mem­
produksi sperma.
• Epididimis, berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara sperma sampai sperma menjadi matang
dan bergerak menuju saluran sperma.
• Saluran sperma (vas deferens), merupakan saluran
lurus yang berfungsi sebagai saluran tempat jalannya
sperma dari epididimis sampai menuju vesika
seminalis.
• Kantung air mani (vesika seminalis), merupakan
kelenjar penghasil cairan cadangan makanan bagi
sperma, yaitu berupa fruktosa (zat yang menyediakan

14 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


energi untuk sperma). Kantong mani juga berfungsi
menyereksi air, prostaglandin, dan vitamin C. Kantong
mani berjumlah sepasang, terdapat dibelakang
kantong kemih.
• Kelenjar prostat, menghasilkan getah yang
mengandung kolesterol garam dan fosfolipid yang
berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
• Saluran kencing (uretra), saluran tempat keluarnya
air mani dan air kencing. Air kencing dan air mani tidak
akan keluar bersama-sama karena proses keluarnya
air kencing atau air mani diatur oleh sebuah katup.

Organ Reproduksi Laki-laki

Sumber gambar:
www.ucomparehealthcare.com/img/upload/126_11_male_reproductive.jpg

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 15


Organ reproduksi perempuan
Organ reproduksi perempuan juga terdiri dari bagian luar
(terlihat dari luar) dan bagian dalam. Bagian luar, terdiri
dari:
• Bibir kemaluan besar (labia mayora)
• Bibir kemaluan kecil (labia minora)
• Klitoris (kelentit), mempunyai saraf yang sangat
banyak sehingga sangat peka terhadap rangsangan
seks. Pada bagian bawah klitoris terdapat lubang
kencing.
• Lubang vagina, digunakan untuk senggama dan
merupakan lubang keluarnya darah menstruasi dan
bayi saat persalinan. Lubang vagina sifatnya elastis.

Organ Reproduksi Perempuan Bagian Luar

Sumber gambar:
www.ucomparehealthcare.com/img/upload/126_11_male_reproductive.jpg

16 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


Sedangkan bagian dalam terdiri dari:
• Selaput dara (hymen), merupakan lipatan membran
(selaput tipis) yang menutup sebagian luar vagina.
Selaput dara memiliki lubang tempat keluarnya darah
haid.
• Liang senggama (vagina), tempat masuknya penis
saat hubungan seksual.
• Leher rahim (serviks), memproduksi lendir khusus
yang berubah tergantung siklus menstruasi. Serviks
akan menutup saat normal, membuka sedikit saat
menstruasi serta membuka besar saat melahirkan.
• Rahim (uterus), untuk menyimpan dan membesar­
kan janin menjadi bayi. Hasil pembuahan (pertemuan
sel telur dan sperma) akan menempel di dinding
rahim selama ± 9 bulan 10 hari,
• Saluran telur (tuba falopi), berfungsi menyalurkan
sel telur ke arah rahim serta menjadi tempat per­
temuan sperma dan sel telur saat proses pembuahan.
• Indung telur (ovarium), untuk menyimpan dan
mematangkan sel telur.

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 17


Organ Reproduksi Perempuan Bagian Dalam

Sumber gambar:
http://nursingcrib.com/wp-content/uploads/adam-female-reproductive-system1.jpg

Organ reproduksi sangat rawan terpapar infeksi/penyakit


jika tidak dirawat dengan benar. Secara umum, perawatan
organ reproduksi pada laki-laki dan perempuan hampir
sama.
• Cucilah tangan sebelum dan sesudah buang air kecil.
Tangan yang kotor dapat mengandung banyak kuman
yang bisa menyebabkan infeksi pada alat kelamin.
• Bersihkan alat kelamin dengan air bersih setiap hari.
• Keringkan alat kelamin dengan tisu/handuk yang
kering dan bersih setiap selesai dibersihkan.
• Gantilah pakaian dalam setiap hari (minimal 2 kali
sehari) agar tidak menjadi media perkembangbiakan
bakteri.
• Gunakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan yang

18 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


mudah menyerap keringat dan tidak menghambat
sirkulasi udara agar daerah sekitar alat kelamin tidak
menjadi kepanasan dan lembab.
• Hindari menggunakan celana yang terlalu ketat di
selangkangan karena dapat memicu kelembaban dan
membuat peredaran darah tidak lancar.
• Cucilah pakaian dalam dengan seksama dan pastikan
tidak ada sisa deterjen agar tidak menimbulkan iritasi
(kulit menjadi kemerahan, gatal, radang ataupun
bersisik).
• Jangan bertukar pakaian dalam dengan orang lain
agar tidak meningkatkan resiko penularan penyakit
kelamin.
• Cukurlah rambut kemaluan secara rutin namun
jangan dicukur sampai habis agar rambut kemaluan
tidak menjadi sarang kutu dan jamur.

Adapula perawatan organ reproduksi yang dilakukan


khusus laki-laki maupun perempuan.
• Khusus laki-laki:
- Bagi yang tidak disunat, tariklah kulup (kulit yang
menutupi sebagian kepala penis) ke arah belakang
dan cuci bersih permukaan kepala penis, kulit,
dan lipatan-lipatannya
• Khusus perempuan:
- Bersihkan alat kelamin dari arah depan ke
belakang.

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 19


- Jangan terlalu sering menggunakan cairan
pembersih vagina karena dapat mematikan flora
normal vagina (bakteri baik yang melindungi
kesehatan vagina).
- Jangan menggunakan bedak pada daerah vagina
karena dapat menyebabkan peradangan pada
vagina.
- Saat menstruasi, gantilah pembalut sesering
mungkin minimal setiap 4 – 6 jam.
- Hindari menggunakan pembalut yang
mengandung bahan dioksin/pemutih untuk
memutihkan pembalut hasil daur ulang dari
bahan bekas.
- Sebaiknya pantyliner tidak digunakan sepanjang
hari agar tidak menganggu sirkulasi udara di
daerah vagina.
- Saat menggunakan kloset duduk di toilet umum,
usahakan membersihkan dudukan kloset terlebih
dahulu dengan antiseptik sebelum duduk di
kloset karena toilet umum dapat menjadi tempat
penyebaran kuman.

MIMPI BASAH, MENSTRUASI


& KEHAMILAN

Mimpi Basah
Sperma bisa dikeluarkan melalui proses yang disebut dengan
ejakulasi, yaitu keluarnya sperma melalui penis. Ejakulasi bisa

20 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


terjadi secara alami (tanpa disadari). Laki-laki memproduksi
sperma setiap harinya. Mimpi basah dapat terjadi karena
pada masa pubertas diproduksi air mani dengan sangat
cepat sehingga dalam 2 hari saja sudah terkumpul air mani
yang kadang keluar spontan pada saat tidur atau bangun
tidur. Jadi mimpi basah tidak hanya terjadi karena mengalami
mimpi erotis. Mimpi basah merupakan salah satu tanda
remaja laki-laki memasuki masa pubertas. Mereka yang
sudah dewasa/menikah jarang mengalami mimpi basah
karena mereka teratur mengeluarkannya melalui hubungan
seksual dengan pasangan/istri. Sperma tidak harus selalu
dikeluarkan, sebagian sperma akan diserap oleh tubuh dan
dikeluarkan melalui cairan keringat, kotoran cair, dan kotoran
padat. Berbeda dengan perempuan, laki-laki dapat terus
memproduksi sperma hingga usia tua.

Sperma

Sumber gambar:
Biology, Campbell dalam http://perpustakaancyber.blogspot.com

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 21


Menstruasi
Saat lahir, ovarium/indung telur bayi perempuan mengandung
ratusan ribu sel telur yang belum matang. Ketika pubertas,
setiap bulannya seorang perempuan akan mengeluarkan
satu sel telur yang telah matang dari indung telurnya. Sel
telur menjadi matang karena pengaruh hormon. Bersamaan
dengan matangnya sel telur, dinding rahim menebal untuk
mempersiapkan bila terjadi kehamilan. Jika dalam perjalanan
menuju rahim, sel telur di saluran telur tidak bertemu dengan
sperma, maka sel telur bersama lapisan dinding rahim yang
menebal akan luruh dan dikeluarkan melalui lubang vagina
sebagai darah haid/ menstruasi

Usia anak perempuan mendapat menstruasi pertama


bervariasi yakni antara umur 10 tahun hingga 16 tahun. Hal
tersebut sangat tergantung dari banyak hal, antara lain faktor
keturunan, gizi, keseimbangan zat pengatur pertumbuhan
(hormon), faktor psikologis, keterpaparan terhadap infomasi/
hal-hal baru. Rata-rata masa menstruasi biasanya 3 – 8 hari.
Pada kebanyakan perempuan, siklus haid berkisar antara 28
sampai 29 hari. Namun demikian, siklus yang berlangsung
dari 20 sampai 35 hari masih dianggap normal.

Terkadang perempuan mengalami nyeri pada perut bawah


pusar saat menstruasi (dismenorhoe). Hal ini akibat dari
gerakan otot rahim yang berusaha mengeluarkan darah
menstruasi. Sensasi nyeri ini tidak lepas dari pengaruh suatu
zat kimiawi yang diproduksi secara alami oleh tubuh bernama

22 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


hormon prostaglandin. Adakalanya nyeri semakin kuat karena
adanya ketegangan psikologis. Namum perlu diwaspadai
apabila perempuan mengalami rasa nyeri yang sangat luar
biasa, bahkan hingga menstruasi selesai, maka keadaan
seperti ini memerlukan pemeriksaan dokter agar diketahui
adakah kelainan atau gangguan dari rahim.

Kehamilan
Kehamilan terjadi bila sel telur yang sudah matang bertemu
dengan sperma di saluran telur (karena persenggamaan),
maka saat itu juga keduanya menyatu dan membesarkan diri
dengan cara membelah sel sambil bergerak menuju ke rahim
yang telah menebal dindingnya. Sperma dikeluarkan bersama
air mani pada saat ejakualasi.

Setiap kali ejakualasi, normalnya akan dikeluarkan sekitar 2-


5 ml air mani yang mengandung 20 juta sperma/ml. Namun
hanya satu sperma yang tercepat/terkuat saja yang dapat
menembus/membuahi sel telur. Sel telur yang berhasil dibuahi
akan menempel di dinding rahim. Sel ini akan berkembang
menjadi janin selama 9 bulan 10 hari hingga siap dilahirkan.
Sperma dapat hidup dalam rahim selama 2 – 3 hari, sedangkan
sel telur selama 4 hari. (Widyantoro & Lestari, 2014)
Usia yang tepat untuk perempuan hamil dan melahirkan
adalah setelah 20 tahun. Saat itu tubuh perempuan sudah
berkembang maksimal termasuk pertumbuhan tulang
panggulnya, kepribadian perempuan juga sudah cukup

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 23


matang (dewasa) dan telah siap mental menjalankan peran
sebagai orang tua. Risiko komplikasi kehamilan dan persalinan
pada perempuan di bawah 20 tahun lebih besar dibandingkan
perempuan berusia di atas 20 tahun.

Proses Kehamilan

Sumber gambar:
http://www.trinity.edu/lespey/biol1307/lectures/lect5/fertilization.jpg

Ada beberapa mitos yang TIDAK BENAR seputar kehamilan.


Banyak remaja meyakini perempuan tidak akan hamil bila:
• Hanya sekali berhubungan seksual.
• Hubungan seksual dilakukan dengan posisi berdiri.
• Perempuan loncat-loncat setelah berhubungan seks.
• Perempuan tidak mengalami orgasme.
• Penis ditarik saat ejakulasi.
• Penis hanya ditempelkan/digesekkan pada mulut
vagina. (Widyantoro & Lestari, 2015)

24 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN

Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) dapat terjadi pada


pasangan yang belum menikah maupun yang sudah menikah.
Hal ini terjadi terutama bila:
• Menderita penyakit tertentu.
• Usia masih terlalu muda (masih di bangku sekolah).
• Menjadi korban perkosaan atau incest.
• Mengalami kegagalan alat kontrasepsi.
• Bayi diduga akan lahir cacat.
• Terdapat indikasi psikologis, seperti depresi berat,
ada konflik batin atau ketakutan.
• Alasan sosial ekonomi lainnya.
• Anak sudah banyak, dan lain-lain.

Perempuan yang tidak menghendaki kehamilannya biasanya


akan berupaya menghentikan kehamilannya. Penghentian
kehamilan sebelum janin mampu hidup di luar rahim, yaitu
sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu, disebut aborsi.
(Widyantoro & Lestari, 2015)

Aborsi dapat terjadi secara spontan atau alami (tanpa


intervensi), seringkali disebut dengan keguguran. Adapula
yang direncanakan. Aborsi yang direncanakan dapat dilakukan
dengan cara-cara yang aman maupun tidak aman. Aborsi
dapat berlangsung aman terutama bila dilakukan sebelum
kandungan berusia 12 minggu, dilakukan oleh dokter/tenaga

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 25


kesehatan terlatih, di sarana kesehatan yang memenuhi
persyaratan medis dan dilakukan dengan cara/metode yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan (misalnya sesuai standard
WHO).

Setiap tindakan aborsi hendaknya disertai konseling sebelum


dan setelah tindakan. Konseling sebelum tindakan dilakukan
untuk memastikan bahwa klien telah membuat keputusan
yang mantap yang tidak akan disesali dikemudian hari serta
mampu mengambil langkah tepat agar terhindar dari aborsi
berulang. Sementara konseling setelah tindakan dilakukan
untuk memastikan bahwa keadaan emosi klien terkendali
dan tenang sehingga klien mampu menerima informasi
penting menyangkut kontrasepsi dan cara mengantisipasi
kemungkinan efek samping. (Widyantoro, 2013)

Aborsi tidak aman dapat menyebabkan risiko kesakitan


bahkan kematian pada ibu. Tindakan aborsi tidak aman
dilakukan dengan beragam cara, seperti: dipijat, memasukkan
alat-alat tidak steril ke dalam rahim, minum jamu-jamuan
atau obat-obatan tanpa resep jelas. Aborsi tidak aman tidak
selalu sama dengan aborsi ilegal.

Aborsi ilegal adalah aborsi yang dilakukan bertentangan


dengan hukum/peraturan perundangan yang berlaku. Aborsi
juga disebut illegal bila tidak ada undang-undang yang
mengatur aborsi. Aborsi ilegal sering terjadi di negara-negara
dimana peraturan perundangan yang berlaku melarang

26 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


dengan ketat tindakan aborsi. Umumnya di negara dimana
aborsi illegal, akan banyak terjadi aborsi tidak aman karena
aborsi dilakukan secara sembunyi-sembunyi, tidak ada yang
mengatur standard/metode dan biasanya dilakukan dengan
tujuan komersial (tidak ada penentuan tarif dan cenderung
mahal), tidak melalui proses konseling dan tanpa ada
dokumentasi/ rekam medis. Aborsi ilegal dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan terlatih di tempat yang memenuhi
persyaratan kesehatan. Sedangkan aborsi disebut legal jika
ada undang-undang, peraturan-peraturan yang melindungi
dan mengatur tata cara aborsi.

Di Indonesia, aborsi masih dikategorikan sebagai tindakan


ilegal atau melawan hukum. Akibatnya banyak perempuan
yang berusaha sendiri secara sembunyi-sembunyi melakukan
aborsi atau mencari pelayanan aborsi yang tidak aman. Aturan
hukum yang menjadi acuan untuk aborsi adalah KUHP, yang
diterbitkan pada jaman Belanda (tahun 1918). Sementara
hukum kesehatan yang mengatur tentang aborsi yaitu
Undang – Undang Kesehatan No.36 tahun 2009 dan Peraturan
Pemerintah (PP) tentang Kesehatan Reproduksi No. 61 Tahun
2014 yang mengizinkan aborsi untuk kasus perkosaan dan
jika keadaan/kesehatan calon ibu terancam.

Abstinensi atau menunda hubungan seks sampai saat yang


tepat merupakan cara paling efektif untuk menghindari diri
dari KTD. Sementara bagi pasangan yang telah aktif seksual,
sebaiknya menggunakan kontrasepsi yang dirasa paling

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 27


nyaman dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan dan
kehidupannya dengan cara yang tepat untuk menghindari
terjadinya kehamilan. Pengetahuan dan info yang lengkap dan
akurat akan membantu seseorang/dengan pasangan untuk
menentukan jenis kontrasepsi yang cocok. Putuskan juga
bersama dengan pasangan saat yang tepat untuk memiliki
anak dan berapa jumlahnya.

KETIDAKSUBURAN/ KEMANDULAN

Ketidaksuburan/kemandulan adalah suatu kondisi pada


pasangan laki-laki dan perempuan yang menginginkan anak
dan tidak menggunakan kontrasepsi tetapi belum kunjung
hamil. Setelah menikah sekian lama, namun istri tidak
kunjung hamil, seringkali stempel infertil (tidak subur/
mandul) ditudingkan pada istri. Perempuanlah yang biasanya
disalahkan jika terjadi kemandulan. Padahal kemandulan
bukanlah monopoli kaum perempuan. Informasi menyebutkan
penyebab kemandulan dapat berasal dari faktor suami (40%),
faktor istri (40%), dan gabungan antara faktor keduanya
(20%).

Kesuburan laki-laki sangat ditentukan oleh kuantitas dan


kualitas sperma, yaitu:
a. Jumlah sperma harus cukup banyak (minimal 20 juta
permililiter air mani).

28 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


b. Gerakannya cepat dan lurus.
c. Bentuknya relatif normal:
- Memiliki bagian kepala dan ekor
- Bentuk kepala sperma normal bulat lonjong (oval)
apabila dilihat dari depan dan pipih bila dilihat
dari samping ( dilihat dibawah mikroskop).
d. Kemampuan hidupnya cukup baik.
Di dalam vagina, sperma tidak dapat hidup lebih dari 8
jam. Tetapi di dalam rahim untuk sampai pada saluran
telur dapat hidup 2-3 hari. (Widyantoro & Lestari,
2014)

Selain masalah di atas, ada beberapa hal yang dapat


meningkatkan risiko kemandulan pada laki-laki:
a. Minum minuman beralkohol. Mengonsumsi minuman
beralkohol dapat mengurangi produksi testosteron,
yang akhirnya mengurangi jumlah sperma.
b. Penggunaan narkoba. Narkoba dapat mempengaruhi
kualitas sperma.
c. Polusi udara. Zat polutan juga dapat mengurangi
kualitas sperma.
d. Merokok. Tingginya kadar nikotin dalam tubuh akibat
merokok dapat merusak sperma serta mengurangi
jumlahnya.
e. Masalah kesehatan, misalnya: diabetes. Pada
penderita diabetes, gula darah yang tak terkendali
dapat merusak pembuluh darah di seluruh tubuh

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 29


termasuk pembuluh darah pada penis. Diabetes juga
dapat menyebabkan disfungsi saraf pada penis.
f. Penggunaan radioterapi dan kemoterapi. Radiasi
akan memberikan efek negatif terhadap konsentrasi
dan kualitas sperma. Selain itu sperma yang terkena
pengaruh radiasi akan memiliki gerakan yang kurang
baik.
g. Stres/depresi. Stres yang berlebih dapat menyebabkan
gangguan spermatogenesis (pembentukan sperma)
dan menurunnya gairah untuk berhubungan seks.
h. Penggunaan celana terlalu ketat yang sering.
Pemakaian celana ketat membuat suhu di testis
meningkat, dan berakibat jumlah produksi sperma
menurun.
i. Faktor usia.

Sedangkan pada perempuan, kemandulan dapat


disebabkan oleh:
a. Kejang otot pada alat kelamin.
b. Infeksi dan radang pada alat kelamin.
c. Gangguan kondisi rahim, kondisi mulut rahim, kondisi
saluran telur.
d. Tumor pada indung telur yang biasanya ditunjukkan
dengan gangguan menstruasi. (Widyantoro & Lestari,
2014)

30 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


Beberapa hal yang yang dapat meningkatkan risiko
kemandulan pada perempuan:
a. Penggunaan narkoba. Narkoba bisa mengganggu
seksresi hormon prolaktin dan gonadotropin sehingga
pelepasan sel telur terhambat.
b. Merokok.
c. Minum-minuman beralkohol. Minuman beralkohol
akan menekan produksi hormon estrogen dan
progesteron akan tetapi meningkatkan kadar
prolaktin sehingga menghambar proses ovulasi.
d. Stress/depresi. Stres yang berlebih dapat
menyebabkan gangguan ovulasi dan menurunnya
gairah untuk berhubungan seks.
e. Terlalu gemuk maupun terlalu kurus. Wanita yang
terlalu kurus umumnya sering mengalami gangguan
siklus mentruasi sebab fungsi lemak antara lain untuk
melancarkan fungsi metabolisme tubuh. Namun
timbunan lemak berlebih pada perempuan bisa
mengganggu kinerja oran tubuhnya termasuk organ
reproduksi itu sendiri. Tingginya kadar kolesterol
bisa mengacaukan keseimbangan hormon sehingga
berdampak pada terganggunya siklus menstruasi.
f. Gangguan kesehatan yang menyebabkan terganggunya
keseimbangan hormon.

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 31


g. Faktor usia. Kemampuan perempuan berusia di
atas 30 tahun untuk hamil akan menurun karena:
kesehatan sel telur menurun, kemampuan indung
telur melepaskan sel telur menurun, perempuan
berumur rentan mengalami keguguran.

Jika kemandulan terjadi, pemeriksaan medis terhadap kedua


pasangan merupakan keputusan yang bijak. Terkadang dokter
baru mengetahui bahwa pasangan suami istri mengalami
kemandulan setelah dilakukan tes kesuburan yang lengkap. Tes
ini biasanya dimulai dengan pemeriksan fisik yang kemudian
dilanjutkan dengan menanyakan riwayat kesehatan terdahulu.
Menemukan penyebab kemandulan seringkali merupakan
proses yang panjang, komplek dan sangat emosional. Bahkan
ada beberapa kasus yang memerlukan waktu berbulan
bulan untuk menyelesaikan semua pemeriksaan dan tes
kesuburan. Pada laki laki, dokter biasanya memulai dengan
melakukan tes sperma. Pada tes ini akan dilihat jumlah,
bentuk dan pergerakan sperma. Bila diperlukan, dokter juga
akan melakukan tes kadar hormon laki laki. Sedangkan pada
perempuan, langkah pertama adalah dengan melakukan tes
untuk mengetahui apakah telah terjadi ovulasi tiap bulan.
Jika ternyata ovulasi berlangsung dengan normal maka
diperlukan tes lanjutan. Beberapa tes kesuburan lanjutan
pada perempuan antara lain untuk melihat kondisi fisik dari
ovarium, saluran tuba, dan rahim. (http://www.blogdokter.
net/tag/kemandulan/)

32 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


KONTRASEPSI

Kehamilan dapat dicegah dengan penggunaan alat kontrasepsi.


Kebanyakan kontrasepsi ditujukan untuk perempuan.
Sementara metode kontrasepsi pada laki-laki masih kurang
populer di masyarakat selain karena kontrasepsi untuk laki-
laki kurang bervariasi, masih banyak pula laki-laki yang
beranggapan bahwa urusan hamil dan pencegahan kehamilan
adalah urusan perempuan. Hal ini pada akhirnya berdampak
pada rendahnya partisipasi laki-laki dalam keluarga
berencana (KB). Kontrasepsi pada perempuan, contohnya:
pil, suntik, IUD, susuk/implant, kondom perempuan, sistem
kalender, suhu basal, tubektomi. Kontrasepsi pada laki-laki,
contohnya: kondom, senggama terputus, vasektomi.

Ada beberapa metode kontrasepsi:


a. Metode alamiah, yaitu metode yang tidak
membutuhkan alat ataupun bahan kimia/obat-
obatan.
• Memberi air susu ibu (ASI) secara eksklusif
selama 6 bulan pertama.
• Metode lendir serviks. Dengan merasakan
lendir yang keluar dari liang vagina. Bila terasa
lebih berlendir, banyak, basah atau lembab dari
biasanya, kemungkinan dalam kondisi subur;
maka hubungan seksual harus dihindari.
• Senggama terputus (coitus interuptus).
Dilakukan dengan mengeluarkan penis dari

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 33


vagina sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak
masuk ke dalam vagina.
• Metode suhu basal. Dilakukan dengan mengukur
suhu badan dengan termometer basal. Bila suhu
badan perempuan lebih tinggi dari biasanya, bisa
dipastikan berada dalam kondisi subur.
• Sistem kalender/pantang berkala/abstinensi.
Metode ini berdasarkan siklus menstruasi
perempuan. Pada perempuan yang menstruasinya
teratur, masa subur biasanya terjadi di sekitar
pertengahan siklus mestruasi (antara 12 – 16 hari
sebelum menstruasi selanjutnya).

Metode alami sulit diterapkan pada oleh perempuan


dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.

b. Metode penghalang/barier. Metode ini menghalangi


masuknya sperma ke dalam vagina.
• Kondom laki-laki. Berupa selubung/sarung yang
dikenakan pada penis saat ereksi. Biasanya terbuat
dari karet sintetis. Selain berfungsi mencegah
kehamilan, kondom juga dapat mencegah
terjadinya penularan infeksi menular seksual
(IMS) terutama bila digunakan secara benar.
• Kondom perempuan. Kondom ini digunakan
dengan menutup bagian dalam vagina sehingga
air mani tertampung di kondom. Kondom dapat
melindungi perempuan dari kehamilan tidak
diinginkan maupun IMS termasuk HIV.

34 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


Kondom laki-laki Kondom perempuan

Sumber gambar: http://www.health24.com

• Diafragma. bentuknya mirip topi karet lunak yang


cara penggunaannya dimasukkan ke dalam vagina
sehingga menutupi mulut rahim. Penggunaan
diafragma harus disertai dengan penggunaan
spermisid (jeli) agar sperma menjadi lemah
sehingga sulit masuk ke dalam rahim.

Diafragma dengan Pemasangan diafragma pada


gel spermiside mulut rahim

Sumber gambar: www.plannedparenthood.org

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 35


c. Metode hormonal. Cara kerja metode kontrasepsi
dengan hormon antara lain: dengan menghambat
pematangan sel telur, mengentalkan lendir serviks
sehingga gerak sperma terhambat yang pada akhirnya
sperma tidak dapat bertemu dengan sel telur, serta
mengganggu keseimbangan hormon sehingga
mencegah penebalan dinding rahim.
• Pil KB. Berbentuk pil yang mengandung hormon.
Untuk efektivitas, pil harus diminum setiap hari
pada jam dan waktu yang sama.
• Suntik KB. Penggunaannya dengan cara disuntik
setiap bulan atau tiga bulan sekali.
• Susuk. Pemakaiannya dengan cara menyisipkan
1, 2, 3, atau 6 kapsul lembut di bawah kulit
pada lengan atas. Implan atau susuk ini akan
melepaskan/meluruhkan hormon progestin yang
terkandung di dalam kapsul tersebut ke dalam
tubuh wanita selama 2 atau 3 atau 5 tahun.

Kontrasepsi dengan metode hormonal tidak dianjurkan untuk


perempuan dengan riwayat penyakit tertentu seperti: jantung
dan tekanan darah tinggi.

Pil KB Suntik KB Susuk KB

36 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


d. Alat kontrasepsi dalam rahim/AKDR (sering
disebut dengan IUD). Merupakan alat kontrasepsi
kecil yang dimasukkan ke dalam rahim perempuan.
Ada beberapa jenis AKDR: ada yang terbuat dari
plastik kecil dengan tembaga meliliti batangnya dan
ada pula yang berbentuk T kecil dengan silinder berisi
hormon progestogen di sekeliling batangnya.

AKDR mencegah sperma bertemu dengan sel telur. Sekalipun


berhasil bertemu di saluran telur, getaran alat ini akan
mengganggu sehingga hasil pembuahan tidak dapat menempel
di dinding rahim yang selanjutnya akan luruh sebagai
menstruasi. AKDR tidak dapat digunakan pada perempuan
yang mengalami infeksi di rahimnya.

Kontrasepsi AKDR

Sumber gambar:
http://m.medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=3452

e. Metode operasi/kontrasepsi mantap. Pada


perempuan disebut tubektomi atau dikenal dengan

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 37


istilah MOW (metode operasi wanita) yang dilakukan
dengan mengikat/ memotong saluran telur sehingga
sel telur tidak dapat bertemu sperma. Sedangkan pada
laki-laki disebut vasektomi atau dikenal dengan istilah
MOP (metode operasi pria) yang dilakukan dengan
mengikat/memotong saluran sperma sehingga tidak
ada sperma yang keluar saat laki-laki mengalami
ejakulasi.

Tubektomi lebih sulit dilaksanakan daripada


vasektomi karena organ-organ reproduksi perempuan
berada di bagian dalam tubuh. Vasektomi baru efektif
setelah 20 kali ejakulasi setelah operasi sehingga
disarankan tetap memakai kondom atau metode lain
sebelum waktunya

Vasektomi dan tubektomi

Sumber: Essential of Biology, Loe Khe & Boon

38 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


Ada beberapa mitos yang TIDAK BENAR tentang
vasektomi.
• Vasektomi menurunkan libido/nafsu seksual.
Laki-laki yang telah di vasektomi tidak akan
kehilangan nafsu seksualnya, sebab pada
vasektomi testis/buah zakar tidak dibuang dan
tidak dilukai, sehingga testis tetap memproduksi
sperma dan hormon testosteron yaitu hormon
yang berfungsi sebagai pemberi sifat jantan pada
laki-laki dan juga untuk libido.
• Vasektomi dapat membuat impoten.
Vasektomi tidak akan menyebabkan laki-laki
menjadi impoten. Sebab saraf-saraf dan pembuluh
darah yang berperan dalam proses terjadinya
ereksi berada di batang penis, sedangkan tindakan
vasektomi hanya dilakukan di sekitar buah zakar/
testis, jauh dari persarafan untuk ereksi.
• Vasektomi membuat laki-laki tidak bisa
ejakulasi.
Laki-laki yang divasektomi tetap bisa ejakulasi
namun airmani yang dikeluarkan tidak lagi
mengandung sperma.
• Vasektomi sama dengan kebiri.
Vasektomi berbeda dengan kebiri dimana pada
kebiri kedua testis dipoting. Sedangkan pada
vasektomi hanya pengikatan atau pemotongan
saluran sperma kiri dan kanan saja.

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 39


f. Kontrasepsi darurat. Merupakan metode kontrasepsi
berbentuk pil untuk mencegah terjadinya kehamilan
pada perempuan yang telah melakukan hubungan
seksual tanpa perlindungan alat kontrasepsi. Kondar
akan efektif jika diminum dalam 72 jam (3 hari)
setelah hubungan seksual tanpa kontrasepsi.

Kondar dapat digunakan pada:


- Perempuan korban perkosaan/kekerasan
- Hubungan seksual tetapi tidak menggunakan alat
kontrasepsi
- Kondom yang digunakan bocor atau pecah
- Pemakaian diafragma yang salah , terkoyak/robek
- Lupa/tidak mengkonsumsi dua buah pil kontrasepsi
secara berurutan
- Terjadi pelepasan IUD secaa parsial/total
- Lupa melakukan suntikan kontrasepsi

Tidak semua jenis kontrasepsi cocok untuk setiap klien.


Karena itu, bidan hendaknya menanyakan riwayat kesehatan
klien serta memberikan informasi yang benar/akurat
dan lengkap kepada kliennya mengenai berbagai metode
kontrasepsi, termasuk cara kerja, keuntungan, kekurangan,
kemungkinan efek samping dan kontraindikasi (siapa yang
tidak cocok memakai alat kontrasepsi tertentu).

40 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan


melalui hubungan seks, populer dikenal dengan sebutan
”penyakit kelamin”. Kebanyakan orang mengira penularan
infeksi ini hanya terjadi bila berhubungan seks dengan pekerja
seks. Padahal setiap orang yang sudah aktif seksual berisiko
tertular IMS. IMS bisa menyerang siapa saja, tidak hanya orang
dewasa, tetapi juga remaja, anak-anak baik laki-laki maupun
perempuan. Bahkan, IMS dapat pula ditularkan dari ibu hamil
yang terinfeksi kepada janin yang sedang dikandungnya.

Adapun penyebab IMS adalah: Bakteri, virus, protozoa, jamur


dan parasit. Kuman-kuman tersebut berpindah dari tubuh
atau darah orang yang telah terinfeksi kepada yang masih
sehat, umumnya melalui hubungan seksual.

Penularan IMS dapat terjadi karena:


• Berhubungan seks dengan orang yang telah terinfeksi
IMS.
• Memiliki lebih dari satu pasangan seksual tanpa
pelindung.
• Memiliki pasangan seksual yang mempunyai lebih
dari satu pasangan seksual tanpa pelindung.

IMS terdiri dari beberapa jenis. IMS menyerang sekitar


alat kelamin tapi gejalanya dapat muncul dan menyerang

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 41


mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, dan organ
tubuh lainnya. Sayangnya, gejala dan tanda-tandanya bisa
tidak terlihat hingga akhirnya terlambat untuk mencegah
terjadinya kerusakan serius pada organ reproduksi. Sebagian
perempuan yang tertular tidak sadar dirinya sudah terinfeksi.
Beberapa jenis IMS termasuk infeksi HIV dan AIDS baru
timbul gejalanya setelah melewati masa tunas beberapa bulan
atau tahun. Akibat dari infeksi bisa beragam komplikasi dan
seringkali mematikan terutama pada perempuan. Beberapa
IMS berhubungan dengan komplikasi kehamilan atau infeksi
kongenital. IMS dapat menimbulkan komplikasi serius bila
tidak diobati. Jika diagnosa dan pengobatan tidak dilakukan
sedini mungkin, beberapa dari infeksi ini dapat menyebabkan
kemandulan, persalinan prematur, aborsi spontan, kehamilan
ektopik, peradangan pada testis, bahkan kematian.

Pada perempuan sebagian besar IMS tanpa gejala. Jika ada


gejala, biasanya berupa:
a. Keputihan berwarna putih susu, berbusa, kehijauan,
berbau busuk, bergumpal dan disertai rasa gatal dan
kemerahan pada kelamin.
b. Rasa sakit dan nyeri saat kencing atau berhubungan
seksual.
c. Rasa nyeri pada perut bagian bawah.
d. Keluar bercak darah setelah hubungan seksual.
e. Bintil-bintil berisi cairan.
f. Lecet atau borok pada kelamin.

42 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


Karena bentuk dan letak alat kelamin laki-laki berada di luar
tubuh, gejala IMS lebih mudah dikenali, dilihat dan dirasakan.
Tanda-tandanya antara lain:
a. Kencing nanah atau darah yang berbau busuk.
b. Rasa sakit yang hebat pada saat kencing.
c. Rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin.
d. Adanya kutil atau daging tumbuh seperti jengger
ayam.
e. Lecet atau borok pada penis.
f. Adanya bintil-bintil berisi cairan pada alat kelamin.

Gonore (kencing nanah)


• Penyebabnya bakteri Neisseria Gonorrheae
• Gejala muncul antara 2 – 10 hari setelah berhubungan
seksual.
• Gejala orang yang menderita gonore:
- Pada laki-laki: akan merasa “panas” ketika
buang air kecil dan bila diamati, ternyata
setelah mengeluarkan air seni, dari ujung alat
kelaminnya akan terlihat adanya nanah yang ikut
terbawa keluar. Gonore dapat juga menyebabkan
kemerahan dan bengkak pada ujung alat kelamin
kaum laki-laki
- Pada perempuan: umumnya ditandai dengan
keluarnya keputihan berwarna kuning kehijau-
hijauan (semacam nanah), dalam jumlah yang
cukup banyak.

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 43


• Komplikasi yang mungkin terjadi: penyakit radang
panggul, kemandulan, infeksi pada mata bayi baru
lahir, dan memudahkan penularan infeksi HIV.

Sifilis (raja singa)


• Penyebabnya bakteri Treponema pallidum.
• Gejala muncul 2 – 6 minggu (kadang-kadang 3
bulan) setelah tertular. Umumnya ditularkan melalui
hubungan seksual, namun penularan juga bisa terjadi
melalui penggunaan jarum suntik bersama atau
transfusi darah yang mengandung kuman tersebut.
• Gejala yang muncul dibagi menjadi tiga tahap:
- Primer: luka tunggal, menonjol, dan tidak nyeri.
- Sekunder: bintil/bercak merahdi tubuh yang
hilang sendiriatau tanpa gejala.
- Tersier: kelainan jantung, kulit, pembuluh darah
dan gangguan saraf.
• Komplikasi yang mungkin terjadi: kerusakan otak dan
jantung, keguguran atau lahir cacat dan memudahkan
penularan infeksi HIV.

Herpes genital
• Penyebabnya virus Herpes simplex.
• Gejala muncul 4 – 7 hari setelah berhubungan seksual.
• Gejala yang mungkin muncul pada tahap awal:
- Bintil-bitil berair pada alat kelamin berkelompok
seperti anggur kecil-kecil dan sangat nyeri.

44 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


- Bintil-bintil tersebut pecah meninggalkan luka
kering mengerak yang dapat hilang sendiri.
• Komplikasi yang mungkin terjadi: nyeri di sekitar alat
kelamin, dapat ditularkan ke mata bayi baru lahir,
infeksi berat yang menyebabkan kematian pada janin
atau keguguran, meningkatkan risiko terkena HIV/
AIDS.

Klamidia
• Penyebabnya Chlamydia trachomatis.
• Pada perempuan sering tanpa gejala. Gejala yang
mungkin muncul:
- Cairan vagina encer berwarna putih kekuningan.
- Nyeri di rongga panggul.
- Perdarahan setelah hubungan seksual.
• Komplikasi yang mungkin terjadi: penyakit radang
panggul, kemandulan akibat perlekatan/perlengketan
pada saluran telur, infeksi pata bayi baru lahir,
memudahkan penularan HIV.

Kutil Kelamin
• Penyebabnya virus Human papiloma virus.
• Gejala orang yang menderita kutil kelamin berupa
tonjolan kulit seperti kutil besar sekitar alat kelamin
(seperti jengger ayam).
• Komplikasi yang mungkin terjadi: kutil dapat
membesar seperti tumor, bisa berubah menjadi

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 45


kanker mulut rahim, meningkatkan risiko tertular
HIV/AIDS.

Trikomoniasis
• Penyebabnya protozoa Trichomonas vainalis.
• Gejala orang yang menderita:
- Keluar cairan vagina encer berwarna kuning
kehijauan, berbusa, dan berbau busuk.
- Sekitar kemaluan bengkak, kemerahan, gatal, dan
terasa tidaknyaman.
• Komplikasi yang mungkin terjadi: lecet sekitar
kemaluan, bayi lahir prematur, memudahkan
penularan HIV. (Widyantoro & Lestari, 2014)

Seseorang dapat terinfeksi IMS berulangkali dan dapat


terinfeksi oleh beberapa jenis IMS dalam waktu yang
bersamaan. IMS tidak dapat dicegah hanya dengan
membersihkan alat kelamin setelah hubungan seksual, minum
jamu, atau minum antibiotik. Setiap jenis IMS memiliki sifat
yang khas yang berbeda–beda sehingga pengobatannya
memerlukan penanganan yang berbeda. Cara paling ampuh
untuk menghindari penularan IMS bagi mereka yang
belum menikah adalah tidak melakukan hubungan seksual.
Sedangkan bagi mereka yang telah menikah hendaknya saling
setia dengan pasangan. Hindari hubungan seksual yang tidak
aman atau beresiko. Gunakan kondom untuk mengurangi
risiko penularan IMS.

46 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


HIV & AIDS

HIV, singkatan dari Human Immunodeficiency Virus,


merupakan virus yang menurunkan sistem kekebalan
tubuh. Sedangkan AIDS, singkatan dari Acquired Immuno
Deficiency Syndrom, merupakan kumpulan berbagai gejala
penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh yang didapat.
AIDS merupakan tahap lanjutan dari infeksi HIV pada saat
kekebalan tubuh tidak lagi mampu melawan beragam infeksi.

Perkembangan dari HIV menjadi AIDS

Seseorang dapat terinfeksi HIV selama bertahun-tahun


tanpa gejala, serta dapat menularkan kepada orang lain
tanpa disadari. Periode jendela adalah periode dimana HIV
masuk ke dalam tubuh namun tes HIV belum bisa mendeteksi
keberadaan virus ini karena belum terbentuknya antibodi
terhadap HIV dalam darah. Sebelum HIV berubah menjadi
AIDS, penderitanya akan tampak sehat untuk kurun waktu
antara 5 hingga 10 tahun tergantung gaya hidup orang
tersebut. Pada tahap AIDS, seseorang yang terinfeksi HIV

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 47


mudah diserang oleh berbagai penyakit (infeksi oportunistik),
seperti diare, radang paru, tuberculosis (TBC), penyakit kulit.

Virus HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang yang telah


terinfeksi, seperti darah, air mani dan cairan vagina. HIV
dapat ditularkan melalui:
• Hubungan seksual tanpa perlindungan (kondom)
dengan orang yang terinfeksi HIV.
• Transfusi darah yang tercemar HIV.
• Penggunaan jarum suntik, tindik, tato, pisau cukur
secara bersama-sama / yang sebelumnya telah
digunakan oleh orang yang terinfeksi HIV.
• Ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada anak yang
dikandungnya.

HIV tidak ditularkan melalui:


• Jabatan tangan.
• Pelukan.
• Menggunakan peralatan makan/minum yang sama
• Gigitan nyamuk.
• Memakai jamban yang sama.
• Berenang bersama.

Setiap orang berisiko tertular HIV, baik laki-laki atau


perempuan, tua atau muda, heteroseksual atau homoseksual.
Banyak kasus, dimana ibu rumah tangga yang sangat setia
kepada suaminya juga tertular HIV karena suami melakukan
hubungan seks tanpa pengaman dengan orang lain yang

48 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


terinfeksi HIV. Masih banyak perempuan yang dididik untuk
menyenangkan suami serta diajarkan untuk pasif sehingga
membuat perempuan tidak bisa menuntut seks aman apalagi
menolak hubungan seks. Akibatnya perempuan tidak memiliki
kemampuan untuk melindungi diri mereka dari HIV. Lagi-lagi
faktor gender mempengaruhi status kesehatan reproduksi
perempuan. (Widyantoro & Lestari, 2014)

Mengingat besarnya dampak penularan HIV, sudah seharusnya


kita melakukan pencegahan penularan HIV:

• Secara umum

Abstinence/tidak melakukan hubungan seksual berisiko


maupun hubungan seksual sebelum nikah.

Be faithful/saling setia terhadap pasangannya (bila


sudah menikah)

Condom/menggunakan kondom jika pasangan


mengidap HIV/AIDS atau jika kita tidak yakin terhadap
pasangan kita

Don’t use drugs/tidak menggunakan narkoba baik


jarum suntik maupun jenis narkoba lain karena dapat
menimblkan dorongan seksual

Educate yourselves/ mencari info tentang HIV/AIDS

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 49


• Bagi pengguna napza
- Berhenti menggunakan sebelum tertular.
- Bila belum berhenti, paling tidak jangan memakai jarum
suntik.
- Bila memakai jarum suntik paling tidak sekali pakai,
buang jarum suntik.
- Bila dipakai berulang, paling tidak jangan bertukar, tapi
untuk sendiri saja.
- Bila dipakai bergantian paling tidak diseterilisasi dahulu

Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang


terinfeksi HIV atau tidak adalah dengan melakukan
pemeriksaan tes darah HIV. Bidan sebagai pendidik
kesehatan hendaknya mengetahui tempat-tempat pelayanan
pemeriksaan HIV sehingga dapat melakukan rujukan bagi
kliennya yang membutuhkan pelayanan tes HIV. Tes HIV harus
memenuhi syarat: rahasia, sukarela dan disertai konseling.
Sebelum dilakukan pemeriksaan, harus membuat surat
persetujuan (informed consent) dan mendapat konseling
sebelum dan sesudah tes dilakukan.

Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan


atau membunuh virus sehingga orang yang mengkonsumsi
obat HIV masih tetap dapat menularkan HIV ke orang lain.
Obat yang ada hanya untuk menghambat perkembangan
virus dan mempertahankan kekebalan tubuh agar orang yang
terinfeksi dapat hidup lebih lama. Obat yang digunakan dalam
pengobatan HIV adalah obat ARV (anti retroviral). Penggunaan

50 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


obat, harus didahului dengan pemeriksaan dokter dengan
mengukur jumlah CD4 (sel darah putih yang penting bagi
sistem kekebakan tubuh). Pengobatan bisa dimulai saat CD4
mencapai 300. Namun demikian, obat HIV hanya tersedia di
rumah sakit/fasilitas kesehatan tertentu saja. Meskipun telah
disubsidi pemerintah, harga obat masih relatif mahal untuk
kelompok masyarakat tertentu.

Karena terbatasnya pengetahuan tentang HIV, masyarakat


sering memberikan stigma negatif dan melakukan
diskriminasi bagi ODHA (orang dengan HIV dan AIDS). Stigma
pada ODHA adalah sebuah penilaian negatif yang diberikan
oleh masyarakat karena dianggap bahwa penyakit HIV-
AIDS yang diderita sebagai akibat perilaku yang merugikan
diri sendiri seolah-olah penyakit HIV merupakan “penyakit
kutukan”. Perlakuan diskriminasi juga sering diterima oleh
ODHA. Mencibir, menjauhi serta menyingkirkan ODHA
adalah sebuah hal biasa karena menjadi sumber penularan.
Padahal banyak korban ODHA yang tertular bukan melalui
hubungan seks tetapi akibat penyebab lain seperti jarum
suntik, transfusi darah ataupun pada bayi-bayi yang tidak
berdosa karena ibunya adalah ODHA. Diskriminasi yang
dialami ODHA tidak hanya datang dari lingkungan keluarga,
lingkungan tempat tinggal, maupun lingkungan tempat kerja
tetapi juga dari tempat pelayanan kesehatan. Diskriminasi
yang diterima antara lain berupa: yaitu penghilangan
kesempatan untuk ODHA diterima bekerja, penolakan dalam
pelayanan kesehatan bahkan perlakuan yang berbeda pada

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 51


ODHA oleh tenaga kesehatan. Stigma dari lingkungan sosial
dapat menghambat proses pencegahan dan pengobatan HIV.
Penderita HIV akan cemas terhadap diskriminasi sehingga
tidak mau melakukan tes. Kekhawatiran akan menerima
perlakuan yang tidak semestinya juga menyebabkan ODHA
menolak untuk membuka status mereka terhadap pasangan
atau mengubah perilaku mereka untuk menghindari reaksi
negatif. Pada akhirnya mereka jadi tidak mencari pengobatan
dan tidak berpartisipasi dalam mengurangi penyebaran HIV.
Satu upaya dalam mengatasi adanya diskriminasi terhadap
ODHA adalah meningkatkan pemahaman tentang HIV & AIDS
di masyarakat, khususnya di kalangan tenaga kesehatan.
(http://www.academia.edu/8430926/STIGMA_PADA_
ODHA) Bidan di komunitas hendaknya dapat mengedukasi
masyarakat sehingga masyarakat mau memberikan dukungan
moral pada ODHA.

II. PEMAHAMAN SEKSUALITAS


Berbicara tentang seks masih dianggap tabu sehingga
informasi dan pengetahuan masyarakat mengenai seksualitas
yang benarpun kurang. Kebanyakan orang menganggap seks
hanya sebagai hubungan intim antara laki-laki dan perempuan
(bersenggama). Padahal seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya padahal seks merupakan perbedaan biologis
anatomi antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki
memiliki: penis, buah zakar, sperma. Sedangkan perempuan
memiliki: vagina, rahim, indung telur.

52 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


Seks berbeda dengan seksualitas. Seksualitas adalah bagian
penting dari kehidupan manusia yang meliputi aspek-
aspek yang luas dan kompleks, bukan sekedar hubungan
seks.

Seksualitas dialami dan diekspresikan dalam pikiran, fantasi/


khayalan, hasrat/keinginan, kepercayaan, sikap, nilai-nilai,
perilaku, praktik, peran, dan hubungan antar manusia.
Seksualitas dipengaruhi oleh beragam interaksi faktor:
biologis, psikologis, social, ekonomi, politik, budaya, etik,
hukum, sejarah, agama serta spiritual (WHO working draft
definition of sexuality, 2002 dalam Nagaraja, 2006)

Setiap orang tidak mengalami seksualitas dengan cara yang


sama. Menyadari adanya perbedaan ini akan membantu
bidan dalam memenuhi kebutuhan individu dan memberikan
pelayanan yang efektif kepada masyarakat.

Berikut ini beberapa aspek seksualitas yang penting dalam


kehidupan manusia.
1. Sensualitas (ketertarikan secara seksual), bagaimana
tubuh seseorang bisa mempengaruhi atau terpengaruh
hasrat seksualnya. Panca indra (kulit, hidung, mata,
telinga dan lidah) merupakan bagian tubuh yang
paling sensitif. Dari mulai sentuhan, wangi-wangian/
harum, pandangan mata, bunyi-bunyian tertentu
(nada suara yang menyenangkan, puisi, musik) dan

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 53


rasa makanan; bisa membangkitkan hasrat seksual
seseorang.
2. Keintiman, merupakan tahapan yang lebih tinggi
dari sensualitas yang berkaitan dengan hubungan
yang lebih mendalam, misalnya antara suami dan istri
maupun dua orang yang saling mencintai (sepasang
kekasih). Keintiman akan menimbulkan rasa nyaman
satu sama lain, saling percaya dan saling peduli. Karena
rasa ini, tidak jarang kita mau berkorban untuk orang
yang kita sayangi.
3. Identitas seksual.
• Identitas biologis artinya kita dibedakan
berdasarkan jenis kelaminnya, sebagai laki-laki
atau sebagai perempuan sesuai apa yang terlihat
saat lahir.
• Identitas gender, dapat diartikan sebagai cara
seseorang merasa atau melihat dirinya, apakah
sebagai perempuan, laki-laki, atau transgender.
Identitas gender tidak berdasarkan jenis kelamin
seseorang tersebut. Identitas gender lebih
mengarah pada apa yang dirasakan oleh orang
tersebut. Sekalipun ia berjenis kelamin laki-laki,
tetapi jika ia merasa dirinya seorang perempuan,
itulah identitas gendernya.
• Peran gender, adalah nilai-nilai atau aturan
dimasyarakat yang mengatur seseorang untuk
berperilaku sesuai dengan jenis kelaminnya.

54 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


Aturan tersebut dibentuk dan dipengaruhi oleh
adat istiadat, budaya dan agama, berkaitan dengan
apa yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan
oleh laki-laki dan perempuan.
4. Orientasi seksual, merujuk pada ketertarikan
seseorang secara seksual kepada orang lain.
• Heteroseksual, apabila seseorang tertarik pada
lawan jenis
• Homoseksual, apabila seseorang tertarik
pada sesama jenis. Termasuk dalam kategori
homoseksual: lesbian (perempuan yang tertarik
kepada perempuan) dan gay (laki-laki yang
tertarik kepada laki-laki).
• Biseksual, apabila seseorang tertarik baik kepada
lawan jenis maupun sesame jenis. Misalnya: laki-
laki yang bisa tertarik baik kepada perempuan
maupun kepada laki-laki.

5. Ekspresi/perilaku seksual, adalah ungkapan atau


tindakan untuk mengungkapkan rasa sayang atau

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 55


erotis. Ekspresi seksual bervariasi mulai dari yang
bersifat aman/tidak berisiko hingga yang tidak
aman/membahayakan. Ekspresi seksual yang aman
misalnya: berpegangan tangan, membelai, berpelukan,
pandangan mesra, membuat puisi mesra. Ekspresi
seksual yang tidak aman dapat menghadapkan
seseorang pada risiko terjadinya kehamilan yang tidak
diinginkan (KTD) dan tertular infeksi menular seksual
(IMS) termasuk HIV, contohnya: bersenggama.
6. Erotisme, (kenikmatan seksual) adalah tindakan atau
hal-hal tertentu yang bisa menimbulkan ketertarikan
yang mendalam dan gairah, misalnya: tatapan mata,
cara berjalan, pilihan kata-kata (rayuan), nada suara,
bentuk bibir, maupun kecerdasan seseorang yang
membuatnya enak untuk diajak berbicara/berdiskusi.
7. Hubungan seksual, ada dua jenis hubungan seksual
yaitu tanpa penetrasi (tidak memasukkan penis ke
dalam vagina) dan dengan penetrasi. Hubungan
seksual tanpa penetrasi biasanya dilakukan dengan
ciuman, belaian, dan pelukan mesra.
8. Hambatan seksual. Hambatan dalam hubungan
seksual disini lebih banyak disebabkan oleh hal-
hal yang bukan medis. Contohnya: sikap yang keras,
menyinggung perasaan, menghina, merendahkan,
bisa menimbulkan penolakan untuk hubungan seks
yang baik. Seorang laki-laki yang di masa remaja

56 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


sering melakukan masturbasi, mengalami ejakulasi
dini atau tidak mampu ereksi saat menikah karena
merasa berdosa.
9. Problema seksual, merujuk pada penyakit atau
gangguan media yang menyebabkan kesulitan dalam
hubungan seks. Contoh: Diabetes Melitus, penyakit
jantung, penggunaan obat/narkoba dalam jumlah
banyak atau jika digunakan dalam tempo lama bisa
menurunkan kemampuan seks.

Kesehatan seksual adalah kemampuan seseorang untuk


mencapai kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang terkait
dengan seksualitas. Seseorang dikatakan sehat seksual bila
ia terbebas dari infeksi menular seksual (IMS), kehamilan
tak diinginkan dan kekerasan seksual. Kondisi ini hanya bisa
dicapai bila hak seksual individu perempuan dan laki-laki
diakui dan dihormati.

Hubungan seksual bisa berdampak positif maupun negatif.


Yang positif jika hubungan seks didasarkan atas kasih
sayang yang murni, keinginan untuk saling menyenangkan
dan menghargai, tidak didasarkan pada mencari kepuasan
pribadi/sendiri maka dampaknya antara lain: timbulnya
rasa percaya diri; rasa aman, nyaman dan puas dalam hidup;
sehingga dapat menimbulkan energi positif untuk berprestasi
dan kreatif. Sikap-sikap positif tadi juga akan berdampak
pada lingkungannya, misalnya akan menjadi orang yang
menyenangkan di rumah dan lingkungan sosialnya. Hubungan

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 57


seks yang negatif lebih didasarkan atas pemenuhan keinginan
atau kebutuhan satu pihak saja yang sering kali dilakukan
dengan memaksa, tidak memperdulikan perasaan dan
kebutuhan pasangannya. Akibatnya orang menjadi rendah
diri, tidak nyaman, merasa dilecehkan yang pada akhirnya
orang dapat menjadi stress, lebih mudah tersinggung, serta
tidak bahagia.

Mitos-mitos seks banyak berkembang di masyarakat, padahal


kebenarannya masih dipertanyakan dan sering tidak sesuai
dengan fakta yang ada. Berikut ini beberapa mitos seks yang
TIDAK BENAR:
a. Perempuan tidak boleh menunjukkan hasrat/
keinginan seks.
Dorongan seks dimiliki oleh perempuan dan laki-laki.
Hal tersebut dipengaruhi oleh hormon seks, faktor
psikis, rangsangan seksual yang diterima, keadaan
kesehatan tubuh, dan pengalaman seksual yang
sebelumnya. Baik perempuan maupun laki-laki ingin
merasa kenikmatan, kebahagiaan, dan ketenteraman
saat hubungan seksual. Perempuan maupun laki-
laki juga bisa dan berhak untuk mengungkapkan
perasaan/hasratnya.
b. Penis besar menentukan kenikmatan.
Besar kecilnya penis tidak berkaitan dengan potensi
seksual seseorang dan tidak menjamin tingkatan
kepuasan seksual. Sebenarnya kepuasan seksual

58 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


perempuan tidak ditentukan dari besar kecilnya
penis, melainkan oleh kemampuan penis untuk
ereksi, kemampuannya mengontrol ejakulasi dan
komunikasi yang baik antara suami-isteri. Sayangnya
masih saja banyak laki-laki yang percaya dengan
mitos ukuran penis ini, sehingga banyak dari mereka
yang berupaya untuk membesarkan penisnya dengan
berbagai macam cara, bahkan dengan cara yang tidak
ilmiah dan berbahaya bagi kesehatan.
c. Masturbasi menyebabkan kemandulan, ejakulasi
dini, impotensi, rambut rontok dan lutut keropos.
Secara ilmiah masturbasi tidak ada hubungannya
dengan kemandulan, ejakulasi dini, impotensi,
rambut rontok atau lutut keropos. Tetapi frekusensi
masturbasi yang tinggi mengakibatkan penurunan
konsentrasi sehingga menurunkan produktivitas
belajar maupun bekerja juga menimbulkan rasa
bersalah di kemudian hari.
d. Vagina kering/keset berarti ’nikmat’.
Normalnya seorang perempuan yang mengalami
rangsangan seksual memberikan reaksi seksual
berupa keluarnya cairan/lendir dari dinding vagina
yang berfungsi sebagai lubrikan/pelicin. Bila vagina
perempuan masih kering berarti dia belum mengalami
reaksi seksual dan belum siap untuk berhubungan
seksual. Bila dalam keadaan demikian hubungan
seksual tetap dilakukan, maka akan menimbulkan

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 59


rasa nyeri pada laki-laki maupun perempuan, yang
sela njutnya dapat terjadi lecet, luka dan peradangan
vagina. Demikian juga jika perempuan memakai
bahan yang berdampak mengeringnya vagina maka
akan timbul perih akibat lecet. Vagina kering dan
mengalami lecet saat senggama berisiko mengalami
infeksi.
(Widyantoro & Lestari, 2014)
e. Perawan harus mengeluarkan darah.
Perempuan sering merasa cemas saat ”malam pertama”
apakah terjadi perdarahan atau tidak. Padahal
hubungan seks pertama kali tidak selalu menyebabkan
perdarahan. Setiap perempuan memiliki bentuk dan
ketebalan selaput dara yang berbeda-beda. Pada
perempuan yang selaput daranya tebal dan kaku,
besar kemungkinan selaput daranya tidak robek dan
berdarah saat melakukan hubungan seks pertama.
Setelah beberapa kali penis penetrasi selaput dara
baru sobek dan terjadi perdarahan. Bahkan untuk
jenis selaput dara yang sangat kaku, tidak akan sobek
dan berdarah meskipun berhubungan seks berulang
kali dan baru benar-benar koyak setelah perempuan
melahirkan anak. Selain itu, selaput dara juga bisa
robek tanpa disadari misalnya karena melakukan olah
raga ekstrim.

60 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


III. HAK KESEHATAN PEREMPUAN
Hak seksual dan reproduksi adalah hak asasi manusia yang
dimiliki oleh setiap manusia yang berkaitan dengan fungsi
dan proses reproduksi untuk mencapai derajat kesehatan
reproduksi tertinggi. Negara wajib menjamin hak-hak tersebut
untuk dipenuhi. Berdasarkan Kesepakatan Konferensi
Internasional Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) tahun
1994 di Kairo, pemerintah Indonesia telah menyetujui 12 hak
reproduksi yang di dalamnya termasuk hak-hak reproduksi
perempuan:
1. Hak untuk hidup.
Setiap perempuan mempunyai hak untuk bebas dari
risiko kematian karena kehamilan, aborsi tidak aman, IMS
dan HIV/AIDS.
2. Hak atas kemerdekaan dan keamanan
Setiap perempuan harus dijamin agar tidak mengalami
pemaksaan, pengucilan, dan tekanan yang menyebabkan
kebebasan dan keamanan yang diperolehnya tidak dapat
digunakan, termasuk kebebasan memilih alat kontrasepsi
yang dianggapnya paling aman. Setiap perempuan
berhak menikmati dan mengatur kehidupan seksual dan
reproduksinya.
3. Hak atas kesetaraan dan bebas dari segala bentuk
diskriminasi.
Setiap perempuan berhak terbebas dari segala bentuk
perlakuan diskriminasi berdasarkan gender/perbedaan

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 61


jenis kelamin, ras, status perkawinan atau kondisi
sosial-ekonomi, agama/keyakinannya termasuk dalam
kehidupan seksual dan proses reproduksinya.
4. Hak atas kerahasiaan pribadi.
Setiap perempuan berhak untuk dijamin kerahasiaan
kesehatan seksual dan reproduksinya. Pemberi layanan
harus menghormati rahasia pribadi kita.
5. Hak atas kebebasan berpikir.
Setiap perempuan bebas dari penafsiran ajaran agama
yang sempit, kepercayaan, filosofi dan tradisi yang
membatasi kemerdekaan kita untuk berpikir tentang
kesehatan reproduksi dan seksual.
6. Hak mendapatkan informasi dan pendidikan.
Setiap perempuan berhak untuk mendapatkan informasi
dan pendidikan yang jelas, benar, dan lengkap tentang
berbagai aspek terkait dengan kesehatan seksual dan
reproduksi.
7. Hak untuk menikah atau tidak menikah serta
membentuk dan merencanakan keluarga.
Setiap perempuan berhak untuk menentukan kapan, di
mana, dengan siapa, serta bagaimana ia akan membangun
perkawinan atau keluarganya.
8. Hak untuk memutuskan mempunyai anak atau tidak
dan kapan mempunyai anak.
Setiap perempuan bebas memilih dan memutuskan ingin
mempunyai anak atau tidak dan kapan waktunya. Tidak

62 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


ada yang boleh memaksa perempuan mempunyai anak
maupun menggugurkan kandungannya.
9. Hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan.
Setiap perempuan berhak untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan reproduksi dan seksual yang tersedia. Pusat
layanan harus membuat kita merasa aman dan nyaman.
10. Hak untuk mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu
pengetahuan.
Setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh
pelayanan kesehatan reproduksi dengan teknologi
mutakhir yang aman dan dapat diterima.
11. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi
dalam politik.
Setiap perempuan berhak untuk menyampaikan pendapat
atau aspirasinya mengenai isu kesehatan reproduksi dan
seksual secara pribadi atau melalui organisasi atau partai.
12. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan
buruk.
Setiap perempuan berhak untuk dilindungi dari ancaman
bentuk-bentuk kekerasan yang dapat menimbulkan
penderitaan secara fisik, seksual, dan psikis yang
mengganggu kesehatan fisik, mental, dan reproduksinya.
(http://perempuan.or.id dan https:// mcrpkbi.wordpress.
com)

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 63


Memenuhi Hak Kespro Perempuan
Dalam Konferensi Perempuan sedunia tahun 1999, ditegaskan
kembali bahwa hak-hak asasi perempuan adalah “Mencakup
hak perempuan untuk memiliki kontrol dan keputusan
secara bebas dan bertanggung jawab atas persoalan-
persoalan berkenaan dengan seksualitas mereka, termasuk
kesehatan reproduksi dan seksual, bebas dari paksaan,
diskriminasi, dan kekerasan. Relasi yang sama antara laki-laki
dan perempuan berkenaan dengan hubungan seksual dan
reproduksi, penghargaan dan persetujuan yang sama, dan
saling bertanggung jawab terhadap perilaku seksual serta
konsekuensi-konsekuensinya”. (Deklarasi Beijing, Platform
for Action, 1999 dalam YPKP, 2011)

Meskipun hak-hak asasi perempuan telah diakui di tingkat


nasional maupun internasional, namun kenyataannya kondisi
kesehatan perempuan di Indonesia masih memprihatinkan.
Pemenuhan hak kesehatan reproduksi perempuan belum
diperhatikan. Masih tingginya angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia merupakan contoh adanya pelanggaran hak-hak
reproduksi perempuan, yakni: hak untuk hidup dan hak untuk
mendapatkan pelayanan standar yang berkualitas. Belum
lagi adanya perlakuan diskriminatif oleh petugas kesehatan
terhadap perempuan lajang yang ingin memeriksakan
kondisi kesehatan reproduksinya menimbulkan stigmatisasi
bahwa pelayanan kesehatan reproduksi hanya diperuntukan
bagi perempuan dalam relasi perkawinan. Hal ini tentunya

64 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


merugikan perempuan yang pada dasarnya berhak atas
layanan kesehatan yang sama.

Perempuan identik dengan kewajiban, sebagai anak


perempuan maupun sebagai istri daripada dipenuhi hak-
haknya. Pengambilan keputusan penting seperti penggunaan
kontrasepsi, pemeriksaan kesehatan, dan lain-lain ada di
tangan suami. Perempuan bukan pengambil keputusan dalam
keluarga untuk menentukan kapan hamil/tidak, memilih
kontrasepsi KB, memilih layanan persalinan, dan lain-lain
yang lebih banyak ditentukan oleh suami. Perawatan dan
pemeliharaan kesehatan reproduksi perempuan lebih banyak
dibungkus dengan tabu, mitos, dan stereotype daripada
mengungkapkan fakta ilmiah misalnya: mengeringkan vagina
dengan menggunakan tongkat madura. (Saptandari, 2009)

Meningkatkan penghormatan serta pengakuan akan hak asasi


perempuan merupakan prasyarat bagi pemenuhan kesehatan
perempuan. Terutama mengembalikan kapasitas perempuan
untuk menikmati hak-hak fundamentalnya sebagai manusia
yang otonom dan memiliki kontrol penuh atas integritas
tubuhnya. Bagaimana perempuan terbebas dari kehamilan
yang tidak diinginkan?. Bagaimana terhindar dari dari IMS?
Bagaimana terhindar dari ancaman kematian? Pelanggaran
terhadap hak asasi perempuan akan berdampak buruk
bagi kondisi kesehatan perempuan. Penerapan etika dan
pendekatan hak asasi manusia dalam pelayanan kesehatan

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 65


harus mempertimbangkan budaya, etnis, gender dan
pilihan individu sejauh tidak membahayakan kesehatan dan
kesejahteraan semua orang terutama perempuan dan anak-
anak.

Pelanggaran hak reproduksi perempuan

Sumber: Mahmoud Fathalla diterjemahkan oleh Prof. Saparinah Sadli

66 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


Sebagai perempuan, bidan memiliki tubuh tubuh/fisik yang
sama dengan pasien/kliennya sehingga diharapkan mampu
memahami arti tubuh dengan segala konsekuensi kesehatan
(sehat secara fisik, mental, sosial, bukan sekedar keadaan
tidak sakit). Pasien merupakan kaum perempuan (segala usia)
yang memerlukan informasi, layanan medis serta dukungan
emosional/mental/psikologis. Salah satu peran penting
bidan adalah memberikan pengetahuan secara lengkap,
komprehensif, up to date, berdasarkan ilmu pendidikan serta
informasi dasar sehingga dengan pengetahuannya perempuan
maupun keluarganya dapat berpartisipasi dalam memilih/
memutuskan apa yang terbaik untuk kesehatan mereka.
Bidan harus menjamin perempuan dan bayinya mendapatkan
pelayanan yang dibutuhkan sepanjang siklus kehidupannya.

Hak Klien dalam Pelayanan Kesehatan


Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang
merupakan kebutuhan pribadinya sesuai dengan keadilan,
moralitas, dan legalitas. Dalam melakukan praktiknya, bidan
wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai
dengan standard profesi dengan menghormati hak-hak klien.
Setiap pasien/klien membutuhkan pelayanan kesehatan
yang tepat. Apapun masalah kesehatannya, mereka berhak
mendapatkan pelayanan yang berkualitas. Hak tersebut harus
diberikan tanpa memandang suku bangsa, usia, agama, status
perkawinan, maupun kehidupan seksual. Untuk itu setiap
tenaga kesehatan termasuk bidan harus memahami hak dan

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 67


kewajiban klien. Namun sayangnya, masih banyak klien yang
tidak mengetahui hak-haknya. Belum lagi saat dalam keadaan
sakit, klien sering tidak mampu menyatakan hak-haknya. Hal
ini pada akhirnya dapat membuat klien menjadi pihak yang
dirugikan karena terabaikannya hak mereka.

Berikut ini beberapa hak klien yang disebutkan dalam UU


Kesehatan No 36 tahun 2009 dan Surat Edaran Direktur
Jenderal Pelayanan Medik YM 02.04.3.5.2504 tentang
Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter, dan Rumah Sakit:
1. Hak atas pelayanan kesehatan bermutu tanpa
diskriminasi.
2. Hak atas informasi yang jelas dan benar tentang
penyakit dan tindakan medis yang akan dilakukan.
3. Hak menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang
diperlukan.
4. Hak untuk memberi persetujuan/menolak tindakan
medis yang akan diterima.
5. Hak atas rahasia pribadi/privasi.
6. Hak atas isi rekam medis.
7. Hak memilih tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan.
8. Hak untuk mencari pendapat dari orang kedua
(second opinion).
9. Hak atas keamanan dan keselamatan
10. Hak mendapatkan ganti rugi.

68 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


IV. PEMAHAMAN GENDER
Perbedaan antara laki-laki dan perempuan, tidak hanya
merujuk pada aspek biologis tetapi juga pada aspek non-
biologis Perbedaan non-biologis ini yang dikenal sebagai
perbedaan gender.
Umumnya perempuan dan laki-laki telah dikenakan identitas,
strata dan peran dalam masyarakat seperti berikut:

Perempuan Laki-laki
Sifat • Lembut • Gagah
• Pemalu • Pemberani
• Emosional • Bijaksana
• Keibuan • Agresif
Peran/ • Mengurus rumah • Pencari nafkah utama
fungsi tangga • Pelindung
• Pencari nafkah • Pengambil keputusan
tambahan utama
• Harus melahirkan
• Harus menyusui
Posisi • Ibu rumah tangga • Kepala keluarga
• Yang dipimpin • Pemimpin

Gender merupakan pembedaan antara laki-laki dan


perempuan dalam peran, status, dan pembagian kerja yang
dibentuk oleh masyarakat, sehingga dapat berubah menurut

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 69


waktu serta kondisi setempat. Misalnya: perempuan dikenal
lemah lembut dan emosional sedangkan laki-laki dianggap
kuat dan perkasa.

Gender berbeda dengan seks. Berikut ini perbedaan antara


gender dan seks:

Gender Seks
Pembedaan perempuan Perbedaan biologis antara
dan laki-laki: sifat, peran, perempuan dan laki-laki.
tanggung jawab, posisi

Perempuan memiliki rahim


dan menghasilkan sel telur.
Laki-laki memiliki penis dan
menghasilkan sperma
Dibentuk oleh masyarakat. Dibawa sejak lahir,
merupakan pemberian
Tuhan sebagai kodrat.
Dapat diubah dan Tidak dapat diubah.
dipertukarkan. Sekalipun bisa dirubah
bentuk fisik organ
reproduksi melalui tindakan
Misal: kalau dulu pekerjaan
medis, namun tidak bisa
memasak selalu dikaitkan
merubah fungsi dari organ
dengan perempuan,
tersebut.
sekarang sudah banyak laki-
laki yang bekerja di dapur.

70 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


Berlaku dalam konteks Berlaku secara universal
ruang dan waktu, atau
dipengaruhi oleh faktor
sosial, budaya dan politik, dll

Mengapa perbedaan gender menjadi masalah? Gender


menjadi masalah jika:
- Satu pihak dirugikan.
- Satu jenis kelamin dibedakan derajatnya.
- Satu jenis kelamin dianggap tidak mampu.
- Satu jenis kelamin diperlakukan lebih rendah.
- Satu jenis kelamin mengalami ketidakadilan gender.

Ketidakadilan gender adalah pembedaan peran dan hak


perempuan dan laki-laki di masyarakat yang menempatkan
perempuan dalam status lebih rendah dari laki-laki.

Bentuk-bentuk ketidakadilan gender:


a. Stereotipe (pelabelan)
Pemberian label atau cap yang dikenakan kepada
seseorang.
Contoh:
- Perempuan sebagai ibu rumah tangga yang
bertanggung jawab dalam urusan nutrisi keluarga dan
pengasuhan anak.
- Perempuan yang bersolek dianggap memancing
perhatian lawan jenis, sehingga jika terjadi pelecehan
seksual perempuan yang disalahkan.

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 71


b. Beban ganda
Beban pekerjaan yang diterima salah satu jenis kelamin
lebih banyak.
Contoh:
Perempuan yang bekerja mencari nafkah di luar rumah
tetap dituntut mengerjakan semua urusan rumah tangga.
c. Marjinalisasi
Suatu proses peminggiran peran ekonomi perempuan
yang mengakibatkan kemiskinan.
Contoh:
- Terpinggirkannya karier perempuan untuk menjadi
pimpinan karena dianggap tidak sesuai jadi pimpinan.
- Pembantu rumah tangga dinilai sebagai pekerja
rendah lebih banyak diberikan pada perempuan.
d. Subordinasi
Suatu penilaian atau anggapan bahwa suatu peran yang
dilakukan oleh jenis kelamin tertentu lebih rendah dari
yang lain.
Contoh:
- Pendidikan anak laki lebih diutamakan daripada anak
perempuan.
- Sedikitnya jumlah perempuan yang berperan sebagai
pengambil keputusan.
e. Kekerasan
Segala tindak kekerasan baik fisik maupun non-fisik yang
dilakukan oleh salah satu jenis kelamin atau sebuah
institusi keluarga, masyarakat, atau negara.

72 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


Contoh:
Eksploitasi seks terhadap perempuan dan pornografi.

Untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara laki-laki


dan perempuan, bisa dimulai dari tingkat keluarga dengan
menerapkan keadilan dan kesetaraan gender. Misalnya: orang
tua tidak membeda-bedakan dalam memperlakukan anak,
berbagi tugas antara suami dan istri, dan sebaginya.

Berbagi tugas rumah tangga

Seorang bidan harus sensitif gender dan peka terhadap situasi


di sekitarnya. Hal ini mengingat masalah kesehatan perempuan
tidak hanya dipengaruhi hal-hal klinis saja. Salah satu isu
yang berkaitan dengan kesehatan perempuan adalah masalah
ketidakadilan gender yang dapat menyebabkan perempuan
memiliki kendali yang lemah dalam membuat keputusan yang
menyangkut kesehatan tubuhnya sendiri serta menjadi rentan

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 73


mengalami kekerasan. Konsep gender dapat mempengaruhi
status kesehatan reproduksi seseorang. Kematian ibu yang
salah satunya dikontribusi karena terlambatnya pengambilan
keputusan oleh suami sebagai pengambil keputusan dalam
keluarga, merupakan salah satu contoh dampak konsep
gender. Contoh lainnya, banyaknya kasus gagal KB akibat dari
pendidikan rendah serta lemahnya posisi tawar perempuan
dalam dominasi budaya patriarki.

Sebagai profesi yang secara langsung bekerja dengan dan


untuk perempuan, bidan mempunyai kedudukan strategis
sebagai agen perubahan dengan cara mau berperan aktif
dalam ikut menciptakan kesetaraan dan keadilan gender.
Dihapkan bidan dapat merubah mitos-mitos, tabu serta
keyakinan-keyakinan budaya yang menempatkan perempuan
dalam posisi marginal/terpinggirkan, misalnya: adanya
anggapan bahwa ketidakmampuan pasangan suami istri
untuk memiliki keturunan/anak merupakan kesalahan istri,
adanya mitos tentang kematian ibu sebagai takdir Tuhan, dan
sebagainya.

KEKERASAN TERHADAP
PEREMPUAN

Perbedaan gender merupakan faktor penting pemicu


terjadinya kekerasan terhadap perempuan. Lalu apa yang
dimaksud dengan kekerasan terhadap perempuan (KTP)?

74 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


Deklarasi Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan
(PBB, 1993) mendefinisikan kekerasan terhadap perempuan
sebagai: “Setiap tindakan berdasarkan jenis kelamin yang
berakibat kesengsaraan atau penderitaan perempuan secara
fisik, seksual dan psikologis, termasuk ancaman tindakan
tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara
sewenang-wenang, baik yang terjadi di depan umum atau
dalam kehidupan pribadi.” (YPKP, 2011)

Dengan demikian, kekerasan terhadap perempuan tidak


hanya terbatas pada kekerasan fisik saja. Berikut ini bentuk-
bentuk kekerasan terhadap perempuan:
• Kekerasan fisik. Bertujuan untuk melukai, menyiksa,
atau menganiaya orang lain. Contoh: menampar,
memukul, menjambak.
• Kekerasan psikologis. Bertujuan untuk mengganggu
atau menekan emosi korban. Contoh: pemghinaan,
mengancam, membatasi ruang gerak istri dengan
melarang istri mengunjungi kerabat.
• Kekerasan seksual. Bertujuan merendahkan citra
atau kepercayaan diri perempuan baik melalui kata-
kata maupun perbuatan yang tidak dikehendaki
korbannya. Contoh: pemaksaan hubungan seksual,
pelecehan seksual.
• Kekerasan ekonomi. Bertujuan menekan korban
secara ekonomi atau keuangan. Contoh: tidak memberi
nafkah istri, melarang istri bekerja, membiarkan istri
bekerja untuk diekspolitasi.

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 75


Kekerasan terhadap perempuan

Apa yang menyebabkan terjadinya kekerasan terhadap


perempuan?
Latar belakang yang menyuburkan terjadinya tindak
kekerasan sangat kompleks dan saling mempengaruhi.
• Pembedaan peran laki-laki dan perempuan di
masyarakat (faktor gender)
Laki-laki seringkali dianggap berkuasa terhadap
perempuan terlebih lagi jika perempuan tersebut
sudah dinikahi menjadi istrinya. “Hak istimewa”
yang dimiliki laki-laki ini seolah-olah menjadikan
perempuan sebagai “barang” milik laki-laki yang
dapat diperlakukan semena-mena termasuk dengan
cara kekerasan.

76 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


• Ketergantungan ekonomi.
Sistem di masyarakat mendorong perempuan hanya
berperan dalam urusan rumah tangga, akibatnya
sebagian besar perempuan tergantung secara ekonomi
pada suaminya. Sementara suami sebagai kepala
rumah tangga memegang kendali istri. Sehingga bila
perempuan menunjukkan pola yang dianggap sebagai
“pembangkangan”, tidak jarang kekerasan diambil
sebagai cara untuk membuat perempuan menjadi
penurut.
• Kondisi kemiskinan.
Laki-laki yang berada dalam kondisi miskin dan
tidak bekerja terkadang melakukan kekerasan untuk
penyaluran frustasi dan agresi kepada mereka yang
dianggap lemah serta dalam kekuasaannya yaitu
perempuan.
• Cara mengatasi konflik.
Pola kekerasan terkadang diterima sebagai cara untuk
mengatasi konflik meskipun istri tidak bersalah.
• Riwayat pribadi pelaku
Anak laki-laki yang yang tumbuh dalam lingkungan
keluarga dimana ayahnya suka memukuli ibunya,
cenderung akan meniru pola yang sama ketika ia
memiliki pasangan. Hal ini karena kekerasan dipelajari
dari peniruan utama yang dimulai dari keluarga.
Mereka yang gemar mengkonsumsi narkoba dan
alkohol juga punya kecenderungan melakukan
kekerasan.

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 77


Bagaimana mengatasi kekerasan?
Untuk mencegah/mengatasi kekerasan perlu komitmen dan
tindakan dari berbagai pihak.
• Korban kekerasan perlu membuat keputusan yang
berkaitan dengan hubungan yang sifatnya menyiksa
dan mengambil tindakan atas keputusan yang dibuat.
• Pelaku kekerasan harus menyadari kesalahannya
dengan menunjukkan penyesalan yang mendalam
serta belajar mengembangkan kemampuan dalam
pemecahan suatu konflik tanpa harus melakukan
kekerasan.
Jika korban dan pelaku merupakan pasangan,
membangun komunikasi yang baik antara keduanya
juga merupakan hal yang penting. Apapun perbedaan
yang terjadi antara pasangan, hendaknya dibicarakan.
Ungkapkan apa yang diharapkan dan tidak di sukai
dari pasangan. Jangan memendam ketidaksukaan
kita, karena dapat meledak menjadi tindak kekerasan.
• Masyarakat juga harus berperan aktif dalam mencegah
kekerasan dan mendukung korban kekerasan. Jangan
beranggapan bahwa kekerasan hanya masalah pribadi
karena kekerasan merupakan masalah yang harus
diperhatikan semua pihak.

Sejalan dengan meluasnya dampak ketimpangan relasi


perempuan dan laki-laki, sejumlah mitos yang terkait dengan
kekerasan terhadap perempuan masih berkembang.

78 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


1. Perempuan senang diperlakukan kasar oleh
pasangannya, kalau tidak tentunya sudah pergi
dari dulu.
Tidak mudah bagi perempuan untuk meninggalkan
rumah tangganya.. Ada beberapa yang menjadi faktor
penghalang antara lain: rasa malu, takut pada pelaku,
tidak mampu menghidupi diri dan anak, hukum
agama, dan hukum adat.
2. Pelaku kekerasan adalah orang yang kasar.
Pelaku kekerasan tidak selalu bertindak kasar.
Sesudah melakukan kekerasan, seringkali pelaku
menyesal akan perbuatannya, bersikap lembut dan
berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
Namun tindak kekerasan bisa saja terulang lagi.
3. Kekerasan dalam rumah tangga hanya terjadi
pada kalangan yang tidak berpendidikan dan
berpenghasilan rendah.
Kekerasan tidak mengenal tingkat ekonomi, sosial,
batas kedudukan, pendidikan, ras, agama, dan bisa
terjadi pada siapa saja.

Kemampuan yang perlu dimiliki bidan dalam mengatasi


masalah kekerasan terhadap perempuan.
• Memahami masalah KTP dan ketidakberdayaan
korban (perempuan, remaja perempuan) yang
berpengaruh terhadap status kesehatan reproduksi
perempuan dan kemampuannya dalam pengambilan
keputusan.

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 79


• Memberikan penyuluhan dan meyakinkan perempuan
bahwa berbagai bentuk kekerasan terhadap
perempuan tidak dapat diterima dan perempuan tidak
pantas untuk dipukul, dipaksa dalam berhubungan
seksual, atau didera secara emosional.
• Melakukan anamnesis/bertanya kepada korban
tentang kekerasan yang dialami dengan cara empatik.
• Memberikan rasa empati dan dukungan.
• Memberikan pelayanan medis dan konseling sesuai
dengan kebutuhan serta merujuk ke fasilitas yang
lebih memadai sesuai kondisinya (ke dokter, psikolog,
polisi).
• Memberikan pelayanan keluarga berencana dan
pelayanan kesehatan reproduksi lainnya sesuai
dengan kebutuhan serta mencegah dampak serius
terhadap kesehatan reproduksi korban.
• Mendeteksi korban kekerasan dan merujuk mereka
pada pelayanan dukungan masyarakat lainnya
(misalnya: pusat krisis terpadu).

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)


Dalam masyarakat, bentuk kekerasan yang paling sering
terjadi adalah kekerasan dalam rumah tangga atau terhadap
pasangan. Kekerasan dalam rumah tangga kebanyakan
dilakukan oleh laki-laki, walaupun ada beberapa perempuan
yang menyiksa pasangannya atau menunjukkan perilaku yang
kejam terhadap pasangannya.

80 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


Korban KDRT sering menutup-nutupi/ tidak melaporkan
kekerasan yang dialaminya karena KDRT seringkali
dianggap sebagai persoalan pribadi dalam relasi suami istri,
merupakan masalah yang biasa terjadi dalam rumah tangga
bukan sebagai persoalan sosial sehingga merupakan aib
apabila permasalahan rumah tangganya diketahui orang lain.
Terlebih lagi jika korban KDRT tergantung secara ekonomi
pada pelaku, tidak punya uang dan tempat yang dituju untuk
berlindung, maka ia akan cenderung diam. Masih banyak pula
korban KDRT yang tidak tahu harus melapor kemana dan
tidak memahami sistem hukum yang berlaku.

Informasi tentang langkah-langkah yang dapat dilakukan


bila klien menjadi korban KDRT:
- Menceritakan kejadian pada orang yang dipercaya
(kerabat, teman, lembaga perlindungan korban)
- Melaporkan ke polisi.
- Mencari jalan keluar dengan konsultasi psikologis
maupun konsultasi hukum.
- Mempersiapkan perlindungan diri untuk pribadi dan
anak berupa uang, tabungan dan barang berharga.
- Pergi ke dokter untuk pengobatan dan visum.

Saat ini kekerasan sudah tidak ditolerir lagi oleh negara-


negara di dunia. Di Indonesia sendiri, hadirnya UU No.23
tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga memberikan landasan hukum untuk penghapusan

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 81


dan pencegahan tindak kekerasan, disamping perlindungan
korban, serta penindakan terhadap pelaku dengan upaya
tetap menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangga.
Pelaku kekerasan dapat dijerat oleh hukum pidana paling
lama 20 tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,-

82 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


KETERAMPILAN BIDAN

B
idan sebagai pemimpin, harus bisa mempengaruhi
dan mengedukasi orang lain agar dapat mengikuti
terjadinya perubahan yang positif. Kepemimpinan
yang berhasil mempengaruhi orang lain sangat ditentukan
oleh keterampilan dan kemampuan menjalankan fungsi
komunikasi, advokasi, dan negosiasi. Basis dari ketiga fungsi
tersebut adalah kemampuan berkomunikasi yang baik.

Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan


pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi
juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini mencakup
pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta
dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual
atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak. Pendidikan
masyarakat/sebaya merupakan contoh edukasi pengetahuan
SRHR oleh bidan pada masyarakat. Sedangkan konseling
merupakan contoh edukasi pengetahuan SRHR oleh bidan
pada mas prive.

PENDIDIK MASYARAKAT

Pendidik masyarakat adalah orang yang menjadi narasumber


bagi kelompok di komunitasnya. Bidan berpotensi menjadi

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 83


pendidik masyarakat karena secara ideal tugas dan tanggung
jawab bidan tidak hanya terbatas pada hal-hal klinis, tetapi
juga memiliki tugas memberikan informasi dan pengetahuan
kepada masyarakat terutama yang berkaitan dengan
seksualitas dan kesehatan reproduksi.

Mengapa bidan sebagai pendidik masyarakat diperlukan?


• Bidan merupakan tenaga kesehatan profesional
sehingga pengetahuan dan informasi yang
disampaikan pada masyarakat lebih terpercaya.
• Pendidik masyarakat menggunakan bahasa yang
kurang lebih sama dengan teman sebayanya, sehingga
informasi lebih mudah dipahami oleh sebayanya.
• Bidan dalam keseharian lebih diterima sebagai teman,
sahabat dari masyarakat, terutama perempuan.
Mereka merasa lebih mudah berbagai pengalaman
dan perasaan pada bidan daripada dengan petugas
kesehatan lain.
• Pesan- pesan sensitif dapat disampaikan secara lebih
terbuka dan santai.

Kriteria yang harus dipenuhi oleh bidan pendidik


masyarakat
• Memiliki minat pribadi untuk menyampaikan
informasi tentang kesehatan reproduksi.
• Memiliki ciri-ciri kepribadian, antara lain: ramah,
sabar, non-diskriminatif, komunikatif, lancar dalam

84 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


mengemukakan pendapat, luwes dalam pergaulan,
berinisiatif dan kreatif, terbuka untuk hal-hal baru,
mau belajar serta senang menolong.
• Memiliki pengetahuan tentang seksualitas dan
kesehatan reproduksi yang luas beserta beragam
informasi dan isu-isunya.
• Memiliki keterampilan komunikasi interpersonal
untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi
dengan cara yang menarik.
• Disarankan aktif dalam kegiatan sosial dan dikenal
baik di lingkungannya.

Langkah-langkah penyelenggaraan pendidikan masya-


rakat
• Pendidik masyarakat mencari anggota masyarakat
yang berminat pada pengetahuan dan isu-isu kespro.
Hindari cara pemaksaan.
• Peserta pendidikan masyarakat bersedia mengikuti
seluruh pertemuan. Jumlah peserta yang ideal
adalah 10 – 12 orang agar setiap peserta mempunyai
kesempatan bertanya dan mengemukakkan pendapat
secara leluasa.
• Melakukan pertemuan sekurangnya 6 – 8 kali per-
temuan.
• Setiap pertemuan dilakukan selama 1,5 – 2 jam untuk
pemberian materi dan diskusi.
• Tempat dan waktu pertemuan ditentukan bersama
dengan peserta. Tempat dapat dimana saja asalkan

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 85


nyaman. Sebaiknya tempat yang digunakan jauh dari
kebisingan dan tidak ada orang lalu lalang.
• Tempat duduk diusahakan dibuat melingkar agar
setiap orang dapat saling memandang dan berbicara.

Kegiatan Pendidikan Masyarakat

Hal-hal yang harus dan tidak boleh dilakukan pendidik


masyarakat Pendidik masyarakat harus:
• Membuat persiapan sebelum kegiatan pembelajaran.
• Menguasai materi.
• Melibatkan semua peserta dalam kegiatan
pembelajaran.
• Menggunakan alat bantu.

86 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


• Berbicara dengan jelas dan lantang.
• Memancing pertanyaan dari peserta.
• Mengatur waktu dengan cermat.
• Mengatur posisi duduk peserta dalam lingkaran agar
dapat saling memandang dengan mudah.
• Menjaga kontak mata saat bicara.
• Memperhatikan bahasa tubuh peserta, agar
mengetahui apakah peserta tertarik atau bosan.
• Memeriksa apakah informasi dimengerti peserta.
• Bersikap sabar dan percaya diri.

Pendidik masyarakat tidak boleh:


• Membelakangi peserta atau menunduk saat
menjelaskan.
• Meremehkan komentar dan pendapat peserta.
• Membaca materi terus menerus. Materi sebaiknya
sudah dihapal dan dipahami. Menulis poin-poin
penting akan sangat membantu.
• Berbicara dengan nada keras atau ketus kepada
peserta.
• Menggurui.
• Hanya melihat pada satu atau dua peserta saja,
sebaiknya memandang semua peserta secara
bergantian agar merekamerasa dianggap dan
diperhatikan.
• Menilai dan menghakimi.

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 87


Kiat menjadi pendidik masyarakat yang berhasil:
• Mau terus belajar, meng-update pengetahuan dan
memperluas wawasan.
• Rajin mencari informasi tambahan.
• Menyisipkan humor dalam pemberian materi.
• Kreatif mencari maupun mengembankan alat bantu.
• Mau menerima kritikan dan saran yang membantu.

KONSELING

Konseling merupakan proses memberdayakan klien dengan


memberikan beragam informasi dan pengetahuan serta
dukungan agar ia mampu mengambil keputusan yang terbaik.
Contoh informasi yang lengkap dan akurat tentang kontrasepsi
pil: Siapa saja yang tidak boleh minum kontrasepsi pil? Apa
yang terkandung dalam pil? Bagaimana cara kerja pil hingga
mampu mencegah kehamilan? Apa saja kemungkinan efek
sampingnya? Siapa yang tidak boleh pil?

Konseling mencakup interaksi komunikasi dua arah antara


konselor dengan klien. Elemen penting dari konseling adalah
kemampuan bidan sebagai konselor dalam mengungkap dan
mendengarkan kebutuhan, permasalahan, dan pertanyaan
serta menginformasikan; menjelaskan; dan menyakinkan
klien dengan menggunakan bahasa dan istilah yang mudah
dimengerti.

88 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


Salah satu cara untuk mengawali keterampilan konseling
adalah dengan melakukan aktivitas Pendidikan Masyarakat.

Karakteristik Bidan sebagai Konselor


Sebagai seorang konselor, bidan sekurangnya harus memiliki:
• Motivasi/minat untuk memberikan: bidan harus
memastikan bahwa konseling merupakan bagian dari
tugasnya.
• Kepribadian: ramah, sabar, tidak menilai dan
menghakimi (non-judgemental), empati, mau belajar,
bisa menjaga kerahasiaan, terbuka, mau belajar, dan
lain-lain.
• Pengetahuan: seks, seksualitas, kesehatanreproduksi,
hak-hak klien, hak-hak reproduksi, gender.
• Informasi: tempat rujukan, tempat test dan
pengobatan (seperti: tes HIV) termasuk persyaratan
dan harga, kontak dari alamat-alamat penting.
• Keterampilan: komunikasi interpersonal, keterampil-
an dalam membina hubungan baik dengan klien.

Mengapa Konseling Diperlukan?


Ada beberapa alasan bidan perlu memberikan konseling:
• Memberikan pengetahuan dan informasi yang
komprehensif dan akurat.
• Memperbaiki info yang keliru termasuk mitos-mitos.

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 89


• Values clarification/ mengoreksi info yang keliru
termasuk mitos-mitos dengan menggantinya dengan
info yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan.
• Meningkatkan rasa percaya diri klien.
• Memberdayakan dan menguatkan klien agar merasa
ada dukungan.
• Merubah perilaku klien yang beresiko.

Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Konselor


• Terlalu banyak bicara untuk menghindari kesan
mengarahkan dan menasihati.
• Memberikan informasi yang tidak relevan dengan
pertanyaan/kebutuhan klien.
• Menggunakan istilah medis maupun istilah yang sulit
dipahami tanpa penjelasan arti dan maksudnya.
• Memberikan komentar yang belum tentu dibutuhkan
klien.
• Menyetujui keputusan klien yang dibuat secara
terburu_buru.
• Memaksa klien menjawab pertanyaan.
• Kurang sabar menanti keputusan klien.

Langkah-langkah Konseling
1. Ucapkan salam, menyapa klien.
2. Ciptakan rapport/ hubungan baik agar klien merasa
nyaman.
3. Tanyakan apa yang dibutuhkan klien, identifikasi
masalah.

90 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


4. Berikan informasi yang dibutuhkan klien (lengkap,
tidak bertele-tele, jelas, sistematis sehingga mudah
dimengerti).
5. Dukung klien untuk membuat keputusan sebagai
solusi atas persoalan yang dihadapi. Konselor tidak
boleh mengarahkan, mendikte, maupun mengambil
keputusan untuk klien.
6. Akhiri konseling. Sebutkan kembali apa tujuan klien
untuk datang dan sebutkan solusi yang diputuskannya.
Perhatikan klien terutama bahasa tubuhnya
untuk memastikan ia benar-benar mantap dengan
keputusannya. Bila klien belum mampu mengambil
keputusan, tawarkan klien untuk mengatur pertemuan
selanjutnya.
7. Ucapkan selamat berpisah dan tekankan jika ada
persoalan lain, nantinya bidan siap membantu.

Tantangan dalam Konseling


• Klien menangis terus.
Konselor perlu memberi waktu pada klien untuk
menata emosinya. Setelah tangisan mereda, konselor
dapat menanyakan alasan klien dengan lembut. Bidan
dapat mengatakan pada klien: “Mungkin ibu perlu
waktu untuk menenagkan diri, jadi saya tinggal dulu
ya bu. Nanti kalau sudah selesai, saya ada di ruangan
sebelah”.

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 91


• Klien yang diam.
Jika klien diam di awal pertemuan, tataplah klien dan
gunakan bahasa tubuh yang memperlihatkan empati
dan perhatian. Tunggulah tanggapan dari klien. Jika
sudah memungkinkan, ajaklah klien berbicara hal-hal
umum yang menyangkut dirinya, sebelum memintanya
untuk menjelaskan tujuan kedatangannya.
• Klien menanyakan hal yang bersifat pribadi.
Konselor tidak perlu menjawab pertanyaan yang
bersifat pribadi jika tidak nyaman. Hubungan antara
klien dan konselor adalah professional. Untuk
membantu klien, konselor dapat menceritakan
pengalaman orang lain tanpa menyebut identitasnya.
• Konselor tidak mampu menjawab pertanyaan/
memberikan informasi yang dibutuhkan klien.
Konselor perlu berterus terang bahwa ia tidak
bisa menjawab pertanyaan/memiliki informasi
yang dibutuhkan, namun janjikan bahwa ia akan
segera mencari informasi tersebut dan akan
menyampaikannya pada klien.
• Klien dan konselor saling kenal.
Konselor dapat menanyakan apakah klien tetap
bersedia dan merasa nyaman dilayani oleh orang yang
sudah dikenalnya. Tawarkan klien untuk dirujuk ke
konselor lain.

92 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


• Klien ingin konselor yang mengambil keputusan.
Konselor perlu bersabar dan menambahkan contoh-
contoh agar klien siap membuat keputusannya sendiri.
• Keluarga ingin ikut dalam proses konseling.
Apabila kehadiran keluarga dalam proses konseling
membuat klien merasa kurang nyaman dan tidak
dapat terbuka menceritakan masalahnya, mintalah
keluarga klien untuk meninggalkan klien bersama
konselor.

Tempat Konseling
Konseling tidak harus dilakukan di ruangan formal tersendiri.
Konseling dapat dilakukan dimana saja selama klien merasa
terjaga privacy dan kerahasiaannya serta nyaman, bersih, dan
tidak bising.

Proses Konseling

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 93


Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah proses berbagi informasi,


opini, dan perasaan sekurangnya antara dua orang yang
dilakukan secara langsung atau tatap muka. Keterampilan
komunikasi interpersonal harus dimiliki oleh bidan sebagai
konselor maupun sebagai pendidik sebaya.

Aspek penting dari komunikasi interpersonal


a. Komunikasi satu arah dan dua arah.
Komunikasi satu arah:
• Hanya satu pihak yang aktif berbicara.
• Umumnya waktunya yang singkat tapi tidak
efisien untuk membangun pemahaman sehingga
sering kurang memuaskan klien.
• Bidan tidak mengetahui apakah klien memahami
informasi yang diberikan.
Komunikasi dua arah:
• Kedua pihak mendapat kesempatan yang sama
untuk bicara bertanya, berbagi informasi,
pendapat, dan perasaan.
• Dengan cara bertanya, bidan dapat mengetahui
apakah informasi yang diberikan telah benar-
benar dipahami klien.
• Membutuhkan waktu lebih lama, namun akan
dapat lebih memuaskan klien.

94 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


b. Komunikasi verbal dan non-verbal.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang
menggunakan kata-kata. Bidan hendaknya
menggunakan kata-kata yang mudah dipahami,
menghindari istilah yang sulit dimengerti (bahasa
asing, terminologi medis), Pemilihan kata juga
harus dilakukan hati-hati agar lawan bicara tidak
tersinggung.
Komunikasi non-verbal adalah komunikasi tanpa
menggunakan kata-kata melainkan berupa kontak
mata, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh/ gerakan
anggota tubuh serta nada suara yang ramah dan
memberi semangat.
c. Pertanyaan tertutup dan terbuka (cara bertanya).
Pertanyaan tertutup sebenarnya telah ada
jawabannya. Karena telah ada jawaban, maka jawaban
akan singkat bahkan bisa dijawab dengan “ya” atau
“tidak”. Contoh:
• Berapa usiamu?
• Apakah rumahmu jauh dari puskesmas?
• Kapan mulai terjadi perdarahan?
Pertanyaan terbuka berguna untuk menjajaki/
mengetahuiperasaandanpikiranklien/pesertadiskusi
serta memungkinkan klien untuk mengungkapkan
diri apa adanya. Contoh:
• Bagaimana perasaan ibu saat tahu bahwa ibu
hamil?

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 95


• Apa rencanamu untuk melindungi diri dari
kemungkinan terjadi kehamilan lagi?
d. Mendengar efektif.
Mendengar efektif merupakan cara menunjukkan
perhatian dankesediaam/minat untuk mendengarkan.
Mendengar efektif dapat dilakukan dengan cara:
• Menunjukkan minat mendengar.
• Memandang lawan bicara.
• Tidak memotong pembicaraan.
• Menunjukkan empati dengan kata-kata
(misalnya: oh begitu……..) dan bahasa tubuh
yang selaras (tubuh sedikit condong ke
depan).
• Tidak melakukan akifitas lain (membaca,
menelpon, menulis hal-hal yang tidak
berkaitan engan urusan klien)
• Tidak bicara dengan orang lain saat
mendengarkan.
• Memberi dorongan moril dengan kata-kata
dan bahasa tubuh yang selaras (misalnya:
itu keputusan yang baik bu… .............. ,. Jangan
khawatir bu, jika pilihan saat ini dirasa kurang
nyaman, nanti bisa ganti kontrasepsi lain.

e. Menggunakan alat bantu sederhana.


Bidan dapat menggunakan alat bantu agar informasi
yang disampaikan lebih mudah dipahami oleh klien.

96 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


Alat bantu yang digunakan dapat berupa gambar
(misalnya: poster) maupun alat peraga (misalnya:
jenis-jenis kontrasepsi, celemek bergambar). Bidan
perlu berlatih menggunakan alat bantu yang ada.

Keterampilan bidan dalam komunikasi interpersonal

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 97


98 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat
KEPEMIMPINAN

P
emimpin akan muncul dalam setiap kelompok
(kelompok kecil atau besar), baik secara alamiah maupun
melalui proses pemilihan yang aturannya disepakati
bersama oleh para anggota kelompoknya. Istilah Pemimpin
digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang
berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain.
Pemimpin dalam Kamus Bahasa Indonesia sering juga disebut
Penghulu, Pemuka, Pelopor, Pengurus, Ketua, Kepala, Raja,
Tetua, Tokoh dan sebagainya Mereka pada umumnya adalah
orang yang dihormati, disegani, menjadi panutan, dijadikan
contoh oleh orang-orang di sekitarny, yang berpengaruh, yang
bijaksana. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan
dengan keterampilan, kecakapan dan tingkat pengaruh yang
dimiliki seseorang, karenanya kepemimpinan bisa dimiliki
oleh seseorang yang bukan pemimpin. Karena itu tidak
semua Pemimpin dipastikan memiliki jiwa dan keterampilan
untuk memimpin. Sebaliknya belum tentu orang yang bukan
Pemimpin tidak memiliki keterampilan dan kualitas sebagai
pemimpin.

Istilah Pemimpin, Kepemimpinan, dan Memimpin berasal dari


kata dasar yang sama yaitu “mimpin” meskipun ketiganya
digunakan dalam konteks yang berbeda.

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 99


Ada beberapa definisi pemimpin dan kepemimpinan
menurut pendapat beberapa ahli:
• Menurut Kartini Kartono (1994):
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan
dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan disatu
bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang
lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
(http://kepemimpinan-fisipuh.blogspot.co.id)
• Menurut Howard Gardner (1995):
Pemimpin adalah mereka yang dengan kata-kata dan/atau
contoh pribadi, guna mempengaruhi perilaku, pikiran,
dan/atau perasaan dari sejumlah besar sesama manusia.
• Menurut Burns (1978):
Kepemimpinan adalah sebuah ‘proses mobilisasi individu
dengan motif-motif tertentu, nilai-nilai dan akses ke
sumber daya dalam konteks persaingan dan konflik dalam
mencapai tujuan. (http://perilakuorganisasi.com)
• Menurut Thoha (1983):
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi
orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk
mecapai tujuan tertentu.
• Menurut Ngalim Purwanto (1991):
Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian
kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk

100 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana
dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar
mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada
kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa. (http://
referensi-kepemimpinan.blogspot.co.id)
• Menurut Joseph C. Rost. (1993):
Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling
mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut
(bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang
mencerminkan tujuan bersamanya. (www.academia.
edu/8452407/DEFINISI_KEPEMIMPINAN)

Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam


menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku
pengikut untuk mencapai tujuan, dan mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya. Seorang pemimpin
yang efektif bukanlah yang dicintai atau di kagumi, tetapi ia
adalah orang yang menggugah pengikutnya untuk melakukan
hal-hal yang besar. Pemimpin alami tidak memiliki ambisi
pribadi hanya menginginkan kebajikan bagi masyarakat. Ia
bersikap “nothing to loose”, tidak takut kehilangan pamor,
rejeki dan lain-lain yang sifatnya duniawi.

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 101


Kepemimpinan bukanlah jabatan, hak istimewa, gelar
atau uang. Kepemimpinan adalah tanggung jawab.
(Peter F. Drucker, 1997 dalam Wasistiono, 2010).

Pemimpin diciptakan, bukan dilahirkan………Gaya


kepemimpinan bisa diperoleh/ditransfer sama seperti
kecanggihan atau keanggunan dalam melakukan
sesuatu melalui proses pembelajaran dan pengalaman.
(Fred A.Manske,Jr. Secrets of Effective Leadership dalam
YPKP, 2011)

Ada beberapa teori mengenai munculnya seorang


pemimpin:
a. Teori genetis: seorang pemimpin muncul karena
dilahirkan oleh kelompok tertentu, dan sejak lahir
sudah membawa talenta sebagi seorang pemimpin.
b. Teori sosial: seorang pemimpin muncul karena
disiapkan oleh masyarakat.
c. Teori elektik: seorang pemimpin muncul karena
sudah memiliki bakat-bakat kepemimpinan yang
dibawanya sejak lahir dan kemudian berkembang
secara karena sosiologis diberi kesempatan oleh
masyarakatnya. Teori elektik sebenarnya perbaduan
anatar teori genetis dan teori sosial. (Wasistiono,
2010)

102 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


Untuk menjadi seorang pemimimpin, kita tidak harus
memegang suatu jabatan tinggi di organisasi. Pemimpin
berbeda dengan manajer. Ada beberapa perbedaan antara
pemimpin dengan manajer:

Manajer Pemimpin
Mengadministrasikan. Melakukan inovasi-inovasi.
Memelihara Mengembangkan.
Mengorganisir. Mempengaruhi.
Memfokuskan pada sistem Memfokuskan pada orang.
dan struktur.
Menitikberatkan pada Mendasarkan pada rasa
pengendalian. percaya.
Memiliki pandangan jangka Memiliki pandangan jangka
pendek. panjang.

Pada dasarnya ada beberapa aspek yang perlu


diperhatikan untuk menjadi Pemimpin:
1. Kepribadian
2. Tipe-tipe Pemimpin
3. Nilai-nilai

Kepribadian Pemimpin
Secara ideal, bidan pemimpin dituntut memiliki sikap,
kepribadian yang lebih baik dari pada peran bidan sebagai
Pendidik Sebaya atau Konselor.

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 103


Selain ramah, terbuka (mau menerima masukan, saran dan
kritik), pendengar yang baik (mau mendengar pandangan
orang lain meskipun berbeda dengan pandangan pribadinya),
non-diskriminatif (tidak membeda-bedakan sikap/perlakuan
terhadap orang), dan non-judgmental (tidak cepat menilai
orang dari penampilan luarnya). Untuk menjadi Pemimpin
masyarakat, bidan perlu menambah kriteria kepribadian
dengan aspek-aspek sebagai berikut: mampu meyakinkan
orang, mampu dan bersedia untuk mengarahkan dan
mengawasi anak buah, bersedia mempertanggung jawabkan
kinerja mitra kerja, bersedia untuk memberi peluang
mitra kerjanya untuk berkembang (tidak takut tersaingi),
tidak egois (mementingkan keinginannya sendiri), mampu
bersikap tegas dalam mengambil keputusan dengan tetap
memperhatikan masukan dari kelompok, mampu bersikap
taktis dalam menghadapi perbedaan.

Masih banyak aspek kepribadian lain selain yang disebutkan


di atas, namun hal-hal yang di atas adalah yang perlu
diperhatikan.

Tipe-tipe Pemimpin

a. Berdasarkan kepribadian.
• Pemimpin Agresive/Dominan: motto: “I am okey,
you’re not okey”(yang penting adalah keinginan
dan pemikiran saya). Mereka sering memaksakan
kehendak.

104 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


Pemimpin dominan

• Pemimpin Submisive: motto: “I am NOT okey, you


are okey” (terlalu memikirkan keinginan orang, takut
mengambil keputusan, takut pada perubahan/enggan
berubah meski tau sikapnya tidak membawa manfaat,
tidak berani berjuang).
• Pemimpin Asertif: motto: “I am okey, you are okey”
(menghargai pendapat orang tanpa mengorbankan
prinsip pribadi, mau membuka peluang bagi
perubahan yang membawa kebaikan dan manfaat bagi
masyarakat luas; siap belajar hal baru, akomodatif
terhadap alternative baru, siap berjuang dengan sikap
yang luwes dan taktis).
Pemimpin Asertif tidak merasa berbeda dengan yang
dipimpinnya, mau bekerja bersama, tidak memerintah
secara satu arah.

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 105


b. Berdasarkan pendekatan lain:
• Pemimpin Deserter: pada dasarnya tidak memiliki
kemampuan untuk mengkoordinir dan memimpin
kelompok kerja.
• Pemimpin Birokratis: memimpin berdasarkan
ketentuan atau prosedur yang ditetapkan, kurang
fleksibel. Tidak berani mengambil alternatif lain. Ikut
aturan tanpa ada inisiatif. Memecahkan persoalan
dengan berdasarkan aturan tertulis.

Pemimpin birokratis

• Pemimpin Developer: menggunakan logika dan


perasaan secara kuat dan seimbang. Berani berinisiatif.
Tidak takut bersaing dengan atasan maupun anak
buah. Anak buah menjadi mitra terdekatnya. Mau

106 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


memberi kesempatan untuk maju pada anak buah
dan bangga akan keberhasilan anak buah.

Pemimpin developer

Berdasarkan pemikiran di atas, diharapkan bidan dapat


menjadi pemimpin yang asertif dan developer. Hilangkan
kebiasaan yang tidak positif.

Pemimpin harus memiliki 4 kriteria:


1. Visioner, memiliki wawasan luas dan pandangan jauh
ke depan.
2. Sukses bersama.
3. Mau terus belajar, mampu belajar dan dan menyerap
4. Mempu me-regenerasi

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 107


Klarifikasi Nilai-nilai
Hal penting lain yang perlu diketahui oleh bidan adalah
tentang Nilai-nilai (Norma=Norms). Nilai-nilai adalah suatu
sistem kepercayaan, prinsip, pedoman atau pegangan hidup
seseorang sebagai penentu pikiran/pendapatnya mengenai
sesuatu dan sikap serta perilakunya.

Dalam filsafat, nilai dibedakan menjadi 3 (tiga) macam yaitu:


1) nilai logika adalah nilai benar-salah, 2) nilai estetika adalah
nilai elok dan tidak elok (pantas dan tidak pantas), dan 3) nilai
etika/moral adalah nilai baik-buruk.

Nilai-nilai terbentuk melalui proses pengenalan sejak


usia dini, dipengaruhi oleh:
• Keluarga inti dan keluarga besar (extended family)
termasuk pola asuh dan nilai-nilai yang dianut
keluarga.
• Pendidikan baik formal maupun informal (melalui
guru, pelatih, teman-teman).
• Lingkungan pergaulan di luar sekolah.
• Budaya, agama.
• Tokoh-tokoh masyarakat.
• Lingkungan kerja dan pergaulan yang makin meluas.
• Informasi/pengetahuan melaui bacaan, beragam
media sosial.
• Pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain.
• Dan lain-lain.

108 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


Tiap orang memiliki nilai-nilai pribadi sebagai hasil dari
sejumlah proses di atas. Nilai-nilai dapat berbeda di tempat
yang berbeda, bahkan antar anggota dalam satu keluarga
(misalnya: pendapat mengenai pernikahan anak, sunat
perempuan). Seiring dengan bertambahnya pengetahuan,
meluasnya wawasan sosial, dan pengalaman. Nilai-nilai
pada seseorang juga dapat berubah (misalnya: pendapat
tentang pernikahan anak yang akan membawa kerugian fisik,
mental, sosial bagi anak perempuan dan memungkinkannya
kehilangan masa depan yang terang), membuat orang yang
tadinya setuju dengan pernikahan anak menjadi tidak setuju;
demikian pula mengenai nilai-nilai dalam hal lain. Dengan
demikian nilai-nilai bisa berubah dan diubah.

Nilai-nilai terbentuk melalui proses berikut:


• Choosing (memilih): antara beberapa pilihan dengan
menimbang baik buruk, untung rugi.
• Prizing (membanggakan): setelah memilih, kita
akan merasa yakin bahwa pilihan kita baik, hal mana
akan meningkatkan rasa percaya diri/bangga.
• Acting (bertindak): tercermin dalam sikap dan
perilaku terhadap sesuatu. Tindakan yang dihasilkan
bisa positif atau negatif.

Dengan pemahaman tentang terbentuknya nilai-nilai dan


kenyataan bahwa nilai-nilai seseorang dapat berubah, maka
selalu terbuka kemungkinan untuk merubah pandangan

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 109


seseorang dan akhirnya sikap dan perilakunya dengan cara
memberikan pengetahuan/informasi yang benar, berbagai
kenyataan atau contoh-contoh konkrit, data/statistik.

Nilai merupakan milik setiap pribadi individu untuk mengatur


langkah–langkah yang harus dilakukan sebagai cetusan dari
hati nurani dan dari pengajaran yang diperoleh sejak kecil.
Para tenaga kesehatan perlu menyadari proses terbentuknya
nilai-nilai sehingga dapat menghargai/menghormati hak/
keputusan orang lain. Bidan dituntut mampu memahami
nilai budaya yang berlaku dimana ia bekerja dan membantu
perempuan melahirkan dan membesarkan bayi yang lahir
dengan menerapkan prinsip asuhan kebidanan.

Salah satu tugas bidan yang amat penting adalah menanamkan


nilai bahwa kesehatan reproduksi perempuan adalah tanggung
jawab bersama. Bidan diharapkan dapat mengembangkan
inisiatif-inisiatif dalam melakukan perubahan terhadap
nilai-nilai dan praktik-praktik yang merugikan kesehatan
reproduksi perempuan (Saptandari, 2009). Sampai saat
ini laki-laki masih dianggap mempunyai nilai lebih dari
perempuan.

Contoh:
- Meskipun perempuan sudah mencapai gelar sarjana,
tetapi perempuan masih dilarang bekerja oleh suami.
- Meskipun perempuan tidak ingin hamil lagi, ia tetap
harus melahirkan lagi karena tuntutan keluarga untuk
memiliki keturunan laki-laki.

110 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


- Dalam Undang-Undang Perkawinan di Indonesia
No. 1 tahun 1974, laki-laki disebutkan sebagai
kepala keluarga meskipun ia tidak memberi nafkah
pada keluarganya atau bahkan telah meninggalkan
keluarganya.

Sebagai orang yang berpengaruh, bidan mempunyai kapasitas


untuk menjadi penggerak perubahan yang efektif. Bidan
harus mengasah kepemimpinannya agar dapat berperan
secara kredibel (bisa dipercaya, diandalkan). Bagaimana
membangun kredibilitas kepemimpinan bidan?
a. Mampu menjelaskan nilai-nilai pandangan
hidupnya. Seorang pemimpin wajib menerjemahkan
nilai-nilai yang dianggap baik secara praktis disertai
contoh-contoh yang konkrit agar mudah dipahami dan
selanjutnya dapa dijadikan pedoman bagi masyarakat
atau organisasinya.
b. Empatik, peka akan kebutuhan dan perasaan, dan
memahami apa yang diinginkan kliennya. Sebagai
pemimpin ia harus mampu membangun pemahaman
nilai-nilai dimana klien berada.
c. Mampu meyakinkan pengikutnya. Seorang
pemimpin idealnya harus memiliki daya persuasive,
kemampuan untuk meyakinkan orang lain.
d. Berpegang pada hal yang diyakini.
e. Menjadi panutan di tempat ia bekerja. Mampu

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 111


menunjukkan perilaku dan tindakan nyata yang
positif, bisa menjadi contoh positif.
f. Bidan diharapkan menjadi pemimpin informal.
Bidan tidak perlu diangkat secara formil, namun
informasi yang diberikan dan sikap/perilakunya
ditiru orang.
g. Bidan sebagai pendidik kesehatan. Bidan
hendaknya dapat berbagi pengetahuan terutama
terkait SRHR dan mengajarkan gaya hidup sehat
kepada perempuan yang menjadi pasien/klien dan
keluarganya.

Sumbangsih bidan sebagai pemimpin masyarakat, antara


lain:
• Berbuat kebajikan untuk masyarakat.
• Memajukan masyarakat.
• Mendidik masyarakat.
• Memberdayakan masyarakat.
• Merubah pemahaman yang keliru.
• Meningkatkan pengetahuan, kemampuan.
• Meningkatkan kualitas knowledge, attitude, practice
(KAP).

Capaian konkrit dari sumbangsih bidan yang dapat


dihitung, misalnya:
• Masyarakat memahami dan mengetahui SRHR secara
benar dan lengkap

112 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


• Masyarakat menerapkan pengetahuan SRHR untuk
melindungi diri dari berbagai bencana yang tidak
perlu terjadi/dapat dihindari (kehamilan yang tidak
diinginkan, tertulari IMS dan HIV, ketagihan napza)
• Masyarakat merubah perilaku antara lain dengan
melakukan berbagai pencegahan: menggunakan alat
kontrasepsi dan kondom dengan benar.

Ada ukuran kuantitas maupun kualitas dari capaian konkrit


tersebut. Ukuran kuantitas, contohnya: berapa kali pertemuan
pendidikan sebaya (PS), berapa orang yang terpapar materi
PS. Ukuran kualitas, contohnya: pengetahuan bertambah,
kepercayaan akan mitos berkurang, klien mampu membuat
keputusan terbaik bagi dirinya.

KERJASAMA/TEAMWORK

Suatu tujuan tidak mungkin tercapai dengan hanya bekerja


sendiri. Dalam tujuan untuk mewujudkan sebuah masyarakat
yang paham dan memiliki pengetahuan/informasi lengkap
dan akurat tentang Hak-hak Kesehatan Seksual & Reproduksi,
bidan perlu bekerja bersama dengan orang lain dan seyogyanya
mampu membentuk sebuah tim yang solid (kompak) agar
tujuan yang diharapkan cepat tercapai.

Kemampuan untuk membentuk kelompok kerja (teamwork)


merupakan bagian penting dari kepemimpinan. Sebelum
membentuk kelompok kerja idealnya bidan telah memiliki
sikap kooperatif dan toleran (sikap-sikap seseorang yang

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 113


menunjukkan kemauan dan kesediaan untuk mau memahami/
menghormati pendapat orang, mau membantu, terbuka dan
mau mendengar pendapat yang berbeda) sehingga mudah
menjalin kerjasama.

Selanjutnya dengan sikap tersebut di atas, bidan mulai


menyeleksi siapa saja yang cocok dan efektif untuk dapat
diajak bekerjasama berbagi peran dan tanggung jawab dalam
mencapai tujuan. Ada beberapa tahap yang dapat dilakukan
dalam membentuk kelompok kerja:
• Memastikan bahwa orang yang akan dijadikan anggota
kelompok memiliki motivasi, sikap/kepribadian
serta visi atau cita-cita yang sama. Jika anggota tim
memiliki motivasi dan minat yang sama maka kerja
kelompok akan lebih efektif dan efisien. Anggota
kelompok tidak perlu terdiri dari profesi yang sama
(bidan), namun bisa juga dari profesi lain misalnya:
anggota PKK, Majelis Taklim, Guru, Karang Taruna/
Muda mudi Gereja/Remaja yang aktif. Kelompok kerja
yang memiliki anggota yang bervariasi terkadang
justru akan menguatkan kelompok, karena anggota
dengan latar belakang yang berbeda akan mudah
untuk mempengaruhi kelompoknya.
• Setelah kelompok kerja terbentuk, maka bidan
dapat berbagi pengetahuan dan isu-isu berkaitan
dengan Hak-hak dan Kesehatan Seksual &
Reproduksi. Bagi anggota yang siap untuk
menjadi pendidik masyarakat, mereka bisa diberi

114 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


keterampilan komunikasi interpersonal, untuk
dapat menyampaikan pengetahuan SRHR dengan
jelas dan menarik.
• Selanjutnya kelompok dapat merundingkan
implementasi/penerapan rencana yang antara
lain meliputi: kelompok yang akan diberdayakan,
pembagian kerja, waktu kerja dan tolok ukur
pencapaian/keberhasilan.
• Pertemuan rutin perlu diadakan untuk merundingkan
keberhasilan dan hambatan yang ditemui untuk
dibicarakan bersama cara mengatasinya.

Teamwork

Memiliki kelompok kerja, membuat kita tidak merasa harus


berpikir dan bertindak sendiri sehingga beban pikiran
menjadi lebih ringan. Adanya mitra kerja yang berbeda
membuat kita lebih kaya dalam ide dan cara-cara yang kreatif
untuk mencapai tujuan dan menghadapi hambatan.

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 115


Tim kerja bidan

ADVOKASI

Menurut (WHO, 1989), advokasi adalah kombinasi dari


tindakan perorangan dan kemasyarakatan yang dirancang
untuk memperoleh komitmen politik, dukungan kebijakan,
penerimaan sosial, dan dukungan sistem untuk tujuan
kesehatan atau program tertentu. (www.academia.
edu/6223516/Advokasi)

Advokasi juga dapat diartikan sebagai suatu pendekatan


kepada seseorang atau organisasi yang di duga mempunyai
pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau
pelaksanaan suatu kegiatan. Oleh karena itu yang menjadi
sasaran advokasi antara lain: para pengambil keputusan dan
penentu kebijakan di pemerintahan, lembaga perwakilan

116 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


rakyat, para mitra di kalangan swasta, badan penyandang dana,
media massa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan,
lembaga swadaya masyarakat, tokoh-tokoh berpengaruh, dan
kelompok-kelompok potensial lainnya di masyarakat.

Dalam melaksanakan advokasi harus ada tujuannya.


Advokasi yang perlu dilakukan bidan dalam upaya untuk
memberdayakan masyarakat di bidang Hak-hak dan Kesehatan
Seksual & Reproduksi (HKSR=SRHR) adalah:
• Untuk memperoleh dukungan dalam melakukan
pendidikan SRHR di kelompok-kelompok masyarakat
dengan cara berbagi pengetahuan dan keterampilan
dengan PKK, Majelis Taklim, Gereja, guru, murid yang
aktif dan berpotensi, Karang Taruna, LSM lain yang
ada dalam masyarakat, dan lain-lain.
• Untuk dapat memperoleh dukungan Kepala
Puskesmas untuk berbagi tentang Konseling yang
benar berbasis HAM dan kesetaraan gender dengan
petugas kesehatan yang bertanggung jawab untuk
melakukan konseling.
• Mampu memotivasi bidan lain di lingkungannya
agar mereka juga termotivasi untuk bersedia ikut
melakukan pemberdayaan masyarakat.

Apa saja yang dibutuhkan untuk dapat melakukan program


pemberdayaan berbasis Hak?

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 117


• Bidan (siapapun) harus memiliki motivasi,
kepercayaan yang kuat bahwa kegiatan ini dilakukan
demi kebajikan.
• Dibutuhkan alat-alat bantu untuk menjelaskan dasar-
dasar SRHR=HKSR (Hak-hak dan Kesehatan Seksual
dan Reproduksi) termasuk pembuatan brosur,
menggandakan materi agar peserta pendidikan dapat
membawanya pulang untuk dibaca kembali, diingat
dan disebarkan pada orang lain.
• Merundingkan waktu yang nyaman dan dapat
diluangkan oleh bidan maupun peserta pendidikan.

Siapa saja yang perlu di advokasi bidan ?


• Kepala Puskesmas
• Kepala Kelurahan/Kepala Desa
• Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat
• Bidan Senior
• Kantor BPPKB/Kantor BKKBN setempat
• Kepala Dinas Kesehatan
• Penyandang Dana

Bidan bisa menentukan tokoh mana yang perlu di advokasi


disesuaikan dengan kebutuhan. Bidan sebagai advokat harus
memikirkan cara mendekati sasaran, bagaimana mereka
bisa mendukung kita. Misal: mendapat dukungan agar ada
perubahan infrastruktur untuk mendukung sarana merujuk
ibu hamil menjadi lancar.

118 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


Langkah-langkah advokasi:
• Cari informasi/pelajari sifat-sifat/kepribadian tokoh
yang akan ditemui, termasuk pendapatnya mengenai
isu-isu SRHR yang sensitive (pendidikan seksualitas
untuk siswa/remaja, kehamilan tak diinginkan, aborsi,
pernikahan anak/dini/paksa)
• Siapkan topik pembicaraan dan materi yang akan
disampaikan. Penyampaian harus jelas, sistimatis
dan singkat; hindari penyampaian yang bertele-tele.
Hindari konflik terbuka.
• Bawa teman/orang lain yang memiliki pengaruh
terhadap tokoh untuk membuat suasana lebih
nyaman.
• Advokasi dapat dilakukan terhadap satu orang tetapi
juga dapat terhadap sekelompok orang (Kepala
Puskesmas dan stafnya, Kepala Dinas Kesehatan dan
stafnya, DPRD komisi kesehatan, Pengurus Cabang
IBI, dan lain-lain).

Upaya untuk menghindari hambatan:


• Dekati kelompok-kelompok yang mudah dipengaruhi
terlebih dahulu (remaja, kaum perempuan/ibu,
teman-teman bidan sebaya)
• Demonstrasikan pengetahuan/informasi SRHR
sebaik dan semenarik mungkin secara informal (ikuti
panduan Pendidikan Sebaya).

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 119


• Jika terbukti bahwa peserta didik puas, pengikut bidan
bertambah, banyak yang meminta saran, itu akan
merupakan modal yang kuat untuk dapat melakukan
advokasi. Sampaikan apa yang dilakukan oleh bidan
dan hasilnya pada tokoh yang akan di advokasi.

Advokasi membutuhkan waktu, bidan jangan mudah putus


asa, lakukan semua dengan ringan dan riang hati. Di bawah
ini ada beberapa tips untuk digunakan dalam advokasi:
a. Pemanfaatan data dan riset untuk advokasi.
Adanya data dan riset untuk pendukung sangat
penting agar keputusan dibuat berdasarkan informasi
yang tepat dan benar.
b. Identifikasi khalayak sasaran advokasi.
Bila isu dan tujuan telah ditetapkan, upaya advokasi
idealnya ditujukan bagi orang yang berpengaruh
dalam pembuatan keputusan.
c. Membangun koalisi.
Sering kali kekuatan sebuah advokasi dipengaruhi
oleh jumlah orang atau organisasi yang mendukung
advokasi tersebut.
d. Membuat presentasi yang persuasif.
Presentasi yang persuasif dapat membantu
mempengaruhi sasaran advokasi.
e. Evaluasi upaya advokasi.
Diperlukan umpan balik berkelanjutan serta evaluasi
atas upaya advokasi yang telah dilakukan.

120 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


CATATAN AKHIR
Bidan sebagai Pemimpin jangan diartikan bahwa mereka
harus menjadi pemimpin formal, misalnya sebagai Lurah,
Kepala Puskesmas, Ketua LSM dan sebagainya. Sebutan
tersebut di atas diberikan dengan harapan bidan mau dan
mampu meresapi hal-hal positif dari seorang pemimpin
yang ideal seperti yang ditulis dalam buku ini, dalam
kaitan dengan promosi SRHR. Bidan diharapkan mampu
menjadi pelopor dari masyarakat madani agar mereka
(perempuan, laki-laki, remaja baik yang menikah ataupun
yang masih lajang) mampu memahami dan menguasai
pengetahuan, informasi dan beragam isu berkaitan dengan
Hak-hak Kesehatan Reproduksi & Seksualitas. Berbekal
pengetahuan yang lengkap dan akurat, masyarakat
diharapkan mampu menjaga/melindungi diri dari beragam
akibat/dampak yang merugikan diri sendiri seperti:
kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi tidak aman yang
mengancam nyawa dan kesehatan selanjutnya, terinfeksi
infeksi menular seksual termasuk HIV dan AIDS, terjebak
dalam pernikahan di usia anak-anak yang mengakibatkan
masa depan yang gelap. Untuk itu bidan harus menguasai
pengetahuan yang komprehensif.

Bidan juga diharapkan untuk mampu memberikan


pengetahuan dan informasi penting dengan cara yang
santun, sabar dan riang. Menyingkirkan sikap yang ingin

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 121


mengarahkan dan menggantinya dengan sikap bangga jika
klien mampu mengambil keputusan sendiri. Pekerjaan ini
harus dilakukan dengan hati bukan karena terpaksa, karena
kwalitas hasil kerja ditentukan oleh senang tidaknya kita
melakukan pekerjaan yang mulia ini, yaitu memberdayakan
sesama. Kemampuan Komunikasi Interpersonal yang baik
dan efektif akan membuat bidan disukai.

Bidan harus senang berbagi, tidak pelit ilmu, karena


makin banyak orang yang mau membantu, maka dampak
kebajikan yang kita lakukan makin meluas. Bab-bab
terakhir di buku ini tentang sikap-sikap pemimpin yang
positif akan membantu bidan untuk bisa menghayati dan
akhirnya memilih sikap mana yang akan lebih disukai
oleh orang-orang yang kita berdayakan, di saat bidan
telah memiliki banyak mitra yang membantu melakukan
pemberdayaan dalam Hak-hak dan Kesehatan Reproduksi
& Seksualitas, maka bidan dengan pengaruhnya yang
baik dan positif, dapat memulai upaya advokasi kepada
sejumlah aktor penting dalam masyarakat yang memiliki
“power/kekuatan untuk menentukan”.

Kita tidak perlu menunggu perintah dari siapapun untuk


memulai pekerjaan besar dan mulia ini. SEKARANG
WAKTUNYA, MARI KITA KERJAKAN KEBAJIKAN DEMI
KAUM KITA.

122 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


DAFTAR PUSTAKA
Advokasi dalam Pelayanan Kebidanan. http://bidanshop.
blogspot.com/2014/01/advokasi-dalam-pelayanan-
kebidanan_689.html Diakses September 2015

Definisi Kepemimpinan. http://perilakuorganisasi.com/


definisi-kepemimpinan.html. Diakses September 2015

Definisi Kepemimpinan. (www.academia.edu/8452407/


DEFINISI_KEPEMIMPINAN). Diakses Oktober 2015

Definisi Pemimpin. http://definisimu.blogspot.com/2012/


09/definisi-pemimpin.html. Diakses September 2015

Fathalla, Mahmoud F. From Obstetrics and Gynecology to


Women’s Health the Road Ahead. 1997

Hadian, Dedi. Motivasi dan Kepemimpinan. https://mm19b.


files.wordpress.com/2013/09/kepemimpinan-2.pdf.
Diakses Agustus 2015

Hak-hak Seksual dan Reproduksi. http://mcrpkbi.wordpress.


com. Diakses September 2015

Hubungan anatar kencing manis dan kemandulan. https://


www.hellodoctor.co.id/hubungan-antara-kencing-manis-
dan-kemandulan/. Diakses Oktober 2015

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 123


Identitas Gender. https://id.wikipedia.org/ wiki/Identitas_
gender

Kepemimpinan. http://kepemimpinan-fisipuh.blogspot.
co.id/2009/03/ definisi-pemimpin. html .Diakses Juli
2015

Kaitan Motivasi dan Kepemimpinan. http://www.academia.


edu/3769903/Kaitan_Motivasi dan_Kepemimpinan.
Diakses Agustus 2015

Kemandulan (Infertilitas) susah punya anak. http://www.


blogdokter.net/2008/06/24/ kemandulan-infertilitas-
susah-punya-anak/ Diakses September 2015

Kepemimpinan dan Advokasi dalam Pelayanan Kebidanan.


https://fatmanadia.wordpress. com/2012/03/04/
kepemimpinan-dan-advokasi-dalam-pelayanan-
kebidanan/ Diakses Juli 2015

Koesno, Harni. Prosiding Seminar Bidan Penggerak


Pemberdayaan Kesehatan Perempuan: Bidan yang
Berkarakter. Jakarta: YPKP, 2009

Mari Mengenal Hak Reproduksi Perempuan. http://


http://perempuan.or.id/berita/2011/01/14/mari-
mengenal-hak-reproduksi-perempuan/. Diakses Agustus
2015

Motivasi dalam Kepemimpinan. http://www.bbpp-


lembang.info/i n d e x . p h p / a r s i p / a r t i k e l / a r t i k e l -
manajemen/743-motivasi-dalam-kepemimpinan).
Diakses Agustus 2015

124 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


Motivasi dan Kepemimpinan. http://belajarkomunikasilagi.
blogspot.com/2012/07/motivasi-dan-kepemimpinan.
html. Diakses Agustus 2015

Nagaraja, Prabha, et.al. Basics and Beyond, a Manualfor


Trainers: Integrating Sexuality, Sexual and Reproductive
Health and Rights. New Delhi: TARSHI, 2006

Nurjasmi, et.al. Etika Kebidanan & Hukum Kesehatan. Jakarta:


YPKP, 2015

Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan. http://referensi-


kepemimpinan.blogspot.co.id/2009/03/pengertian-
pemimpin.html?m=1 Diakses Oktober 2015

Prayanti, Mutia. Modul Mahasiswi: Kekerasan terhadap


Perempuan dan Anak. Jakarta: YPKP, 2011

Rasmanto, Joni. Advokasi dalam bidang kesehatan masyarakat.


http://www.slideshare.net/UJANGKETUL/advokasi-
dalam-bidang-kesehatan-masyarakat. Diakses Agustus
2015

Saptandari, Pinky. Prosiding Seminar Bidan Penggerak


Pemberdayaan Kesehatan Perempuan: Pokok-Pokok
Pikiran “Bidan Sebagai Penggerak Pemberdayaan
Kesehatan Perempuan”. Jakarta: YPKP, 2009

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 125


Serba-Serbi Pertanyaan Seputar Menstruasi. http://health.
kompas.com/read/2012/05/26/07402841/Serba-Serbi.
Pertanyaan.Seputar.Menstruasi. Diakses Agustus 2015

Sistem Reproduksi Laki-laki http://e-learningreproduksi­


manusia.blogspot.com/2011/07/sistem-reproduksi-laki-
laki.html Diakses Juli 2015

Stigma pada ODHA. http://www.academia.edu/8430926/


STIGMA_PADA_ODHA. Diakses Agustus 2015

Susah Punya Keturunan? Deteksi 20 Penyebabnya! http://


akuinginhamil.com/susah-punya-keturunan-deteksi-20-
penyebabnya/ Diakses Oktober 2015

Team work bagian dari kepemimpinan. http://guss999.


blogspot .com/2013/07/team-work-bagian-dari-
kepemimpinan.html. Diakses Agustus 2015

Teori pembelajaran. http://www.academia.edu/4184162/


teori_pembelajaran. Diakses September 2015

Teori Motivasi. http://www.slideshare.net/ZaraLumina/


teori-motivasi-15378852. Diakses Agustus 2015

Wasistiono, Sadu. Modul Kepemimpinan Pemerintahan


Visioner. 2010

126 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat


Widyantoro, Ninuk & Lestari, Herna. Memahami Seksualitas
dan Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: YPKP, 2015

Widyantoro, Ninuk. Modul Mahasiswi: Konseling Kesehatan


Reproduksi. Jakarta: YPKP, 2013

Widyantoro, Ninuk & Lestari, Herna. Panduan Pendidik Sebaya


Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: 2014

Widyantoro, Ninuk & Lestari, Herna. Panduan Pendidik


Sebaya untuk Meningkatkan Peran Serta Laki-laki dalam
Kesehatan Seksual dan Reproduksi. Jakarta: YPKP, 2014

YPKP. Modul Mahasiswi: Integrasi Gender dan HAM dalam


Konsep Asuhan Kebidanan. Jakarta: YPKP, 2012

9 hal yang akibatkan pria mandul. http://jaringnews.com/


hidup-sehat/medika/47173/-hal-yang-akibatkan-pria-
mandul. Diakses September 2015

Yayasan Pendidikan Kesehatan Perempuan. Panduan Pengajar:


Perspektif Gender dan HAM dalam Asuhan Kebidanan
Komunitas. Jakarta: YPKP, 2015

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 127


LAMPIRAN

Lembar Observasi
Kegiatan Pendidikan Masyarakat

Nama bidan yang diobservasi :


Topik materi diberikan :
Tanggal kegiatan :
Waktu kegiatan :
Tempat kegiatan :
Pertemuan/ kegiatan ke :

NO JENIS KEGIATAN YA TIDAK


NON-VERBAL
1. Suara lantand dan jelas
2. Tempo bicara tidak terlalu cepat
3. Pandangan terbagi secara merata
4. Dapat menjaga kontak mata
5. Wajah ramah
6. Percaya diri
VERBAL
1. Menyebut peserta dengan nama
2. Memastikan bahwa peserta paham
3. Memberi kesempatan bertanya
4. Mendorong peserta pasif untuk berbicara
5. Memberi pujian
6. Menyisipkan humor
PENGUASAAN MATERI
1. Memberikan info secara akurat
2. Menyederhanakan materi
3. Menjawab pertanyaan peserta

Panduan Bidan Pemimpin Masyarat 129


Alat bantu apa saja yang digunakan oleh bidan pendidik masyarakat
(tuliskan jawaban ya atau tidak)
a. Celemek :
b. Alat kontrasepsi :
c. Gambar laminating :
d. Vagina kain :
e. Penis kayu :
f. Papan tulis :
g. Flipchart :
h. Karton :
i. Spidol :
j. Alat bantu lainnya, sebutkan :

Apakah ada kesulitan yang dihadapi oleh bidan pendidik


masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan ini. Jika ada, bagaimana
cara bidan mengatasi kesulitan tersebut.

Sebutkan persiapan apa saja yang dilakukan oleh bidan pendidik


masyarakat untuk memberikan materi dalam kegiatan ini
(contohnya: memastikan peserta hadir, menyiapkan kliping,
membaca materi, dan lain-lain)?

Catatan: (bila ada hal yang masih menjadi catata

130 Panduan Bidan Pemimpin Masyarat

Anda mungkin juga menyukai