Anda di halaman 1dari 13

MENGAPA

BELAJAR?
disusun oleh
Septia Aulia Sa'bani (1823600005)
Luthfia Putri Maharani (1823600009)
DEFINISI BELAJAR
Banyak definisi yang diberikan tentang
belajar. Definisi belajar yaitu suatu definisi
yang kelihatannya sederhana, tetapi dengan
memberikan penjelasan tentang komponen-
komponen yang terdapat di dalamnya,
mudah-mudahan definisi itu akan menjadi
lebih berarti dan bermakna.

Menurut Gagne (1984), belajar dapat


didefinisikan sebagai suatu proses di mana
suatu organisasi berubah perilakunya
sebagai akibat pengalaman.
1. PERUBAHAN PERILAKU

Belajar melibatkan perubahan di


dalam organisme dan membutuhkan
waktu. Kita dapat mengukur belajar
dengan membandingkan perilaku
organisme pada dua waktu dan
suasana yang serupa. Jika ada
perbedaan perilaku, itu berarti telah
terjadi belajar. Belajar juga
menyebabkan perubahan dalam sifat
fisik dan kekuatan, seperti tinggi,
berat, dan kemampuan fisik.
2. PERILAKU TERBUKA
Belajar terjadi saat perilaku berubah.
Perilaku melibatkan aksi otot, aksi
kelenjar, dan kombinasi keduanya.
Perilaku verbal manusia sangat penting
karena melalui menulis dan berbicara,
kita dapat menentukan apakah ada
perubahan perilaku. Melalui berbicara,
menulis, dan gerakan, kita bisa
mempelajari perilaku berpikir, merasa,
mengingat, memecahkan masalah, dan
berkreasi. Psikolog lain menganggap
perilaku terbuka menunjukkan apa yang
ada di pikiran seseorang, mereka
termasuk dalam psikologi kognitif.
3. BELAJAR DAN
PENGALAMAN Komponen terakhir dalam definisi
belajar ialah "sebagai suatu hasil
pengalaman". Istilah pengalaman
membatasi macam-macam perubahan
perilaku yang dapat dianggap mewakili
belajar. Perubahan perilaku yang
disebabkan oleh kelelahan, adaptasi
indra, obat-obatan, dan kekuatan
mekanis, tidak dianggap sebagai
perubahan yang disebabkan oleh
pengalaman sehingga tidak dapat
dianggap bahwa belajar telah terjadi.
4. BELAJAR DAN KEMATANGAN
Perubahan perilaku yang terjadi akibat
kematangan terjadi ketika ada perubahan dalam
pertumbuhan dan perkembangan fisiologis
organisme. Kematangan lebih berperan dalam
perkembangan berjalan dan berbicara manusia
daripada belajar. Meskipun kematangan
penting, pengalaman dengan orang dewasa
yang berbicara juga diperlukan untuk
membantu kesiapan belajar berbicara. Setelah
semua perubahan fisiologis, mekanis, dan
kematangan dieliminasi, belajar terjadi melalui
pengalaman dengan lingkungan di mana
terdapat hubungan stimulus-respons.
BENTUK-BENTUK BELAJAR
Gage (1984) mengemukakan bahwa ada
lima bentuk belajar, yaitu:
1. BELAJAR RESPONDEN

Salah satu bentuk belajar yang disebut belajar responden


adalah ketika suatu respons dikeluarkan oleh suatu stimulus
yang telah dikenal. Perilaku berubah sebagai hasil suatu
pengalaman, yang sesuai dengan definisi belajar yang
sederhana. Hubungan antara stimulus tak terkondisi dengan
respons beroperasi saat stimulus tak terkondisi menimbulkan
reaksi emosional seperti takut, marah, gembira, senang,
bahagia. Memasangkan stimulus terkondisi dengan stimulus tak
terkondisi menghasilkan respons terkondisi seperti takut atau
gembira terhadap stimulus terkondisi itu. Semua hal dalam
lingkungan dapat menjadi berpasangan dengan stimulus yang
menimbulkan respons emosional. Guru yang ramah atau guru
yang kasar dapat menimbulkan perasaan senang atau perasaan
takut. Belajar semacam ini sering terjadi tanpa disadari oleh
siswa dan sulit bagi mereka untuk memahaminya. Seorang guru
yang menggunakan model belajar responden dapat membantu
siswa memahami perasaan mereka, mencapai hasil belajar yang
lebih baik, dan mencegah respons yang tidak diinginkan.
2. BELAJAR KONTINUITAS
Pemasangan stimulus tak terkondisi dan terkondisi
mendorong belajar responden. Kejadian sederhana,
seperti asosiasi antara stimulus dan respons, dapat
menyebabkan perubahan dalam perilaku. Contoh
belajar kontiguitas sederhana dijelaskan melalui
respons terhadap pertanyaan yang belum lengkap.
Dalam contoh itu, kata-kata yang diisi menunjukkan
bahwa belajar dapat terjadi karena stimulus terjadi
berdekatan dengan waktu yang sama. Pengulangan
peristiwa tidak selalu diperlukan untuk belajar. Dengan
demikian, hubungan stimulus tak terkondisi-respons
tidak harus dianggap sebagai syarat belajar. Manusia
dapat berubah melalui pengalaman dengan peristiwa
yang berpasangan.
3. BELAJAR OPERANT

Belajar melalui penguatan adalah bentuk belajar yang banyak


digunakan dalam modifikasi perilaku. Bentuk belajar ini
disebut sebagai belajar operant, di mana perilaku diinginkan
muncul secara spontan ketika organisme berinteraksi
dengan lingkungannya. Perilaku operan tidak membutuhkan
stimulus naluriah atau fisik tertentu. Perilaku tersebut tidak
"dikeluarkan", tetapi "diperkuat" melalui konsekuensi yang
penting dalam proses belajar. Penguat adalah stimulus apa
pun yang meningkatkan kekuatan perilaku. Penguat bisa
berupa konsekuensi yang memperkuat perilaku, seperti
pernyataan, gerakan, atau tindakan.
4. BELAJAR OBSERVASIONAL

Belajar observasional adalah salah satu bentuk belajar


yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya, saat belajar mengendarai mobil, kita
mengamati instruktur untuk mengetahui urutan
tindakan yang harus dilakukan. Konsep ini
menunjukkan bahwa seseorang dapat belajar dengan
mengamati orang lain. Oleh karena itu, penting bagi
anak-anak untuk diberi kesempatan mengamati
perilaku yang baik dan mengurangi kesempatan
melihat perilaku yang buruk.
5. BELAJAR KOGNITIF

Beberapa ahli psikologi dan


pendidikan berpendapat bahwa
pada konsepsi- konsepsi
tentang belajar yang telah
dikenal, tidak satu pun yang
mempersoalkan proses kognitif
yang terjadi selama belajar.
Proses semacam itu
menyangkut antara lain berpikir
menggunakan logika deduktif
dan induktif.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai