Oleh:
Nurlintang Kusumastuti
2310723007
UNIVERSITAS ANDALAS
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ……………………………………………………………………………...…i
BAB I
PENDAHULUAN …………………………………...........................………………....1
A.Pengertian minangkabau………………………...........................................................1
BAB II
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………..............................10
A.Kesimpulan…………………………………………………………….........................10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….............10
BAB 1
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN MINANGKABAU
Minangkabau merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia tepaatnya pada daerah
Sumatera Barat yang kaya akan adat dan tradisinya. Adanya tradisi yang sangat melekat pada
masyarakat minangkabau sangat membawa pengaruh pada cara masyarakat tersebut bertingkah
laku. Tradisi merupakan suatu kebiasaan yang di lakukan oleh masayarakt itu sendiri dan selalu
di turun menurunkan oleh sekelompok masyarakat berdasarkan nilai-nilai budaya yang berlaku
di minangkabau. Masyarakat minangkabau juga terkenal pada tradisi lisannya sperti karya
seni,music dan tradisi lisan
Tradisi lisan merupakan suatu kebiasaan masyarakat minangkabau dalam melalukan suatu hal
yang di sampaikan secara lisan lewat kata-kata mulut tanpa tulisan secara turun menurun dalam
suatu daerah atau kelompok. Saat ini tradisi lisan termasuk 10 objek pemajuan kebudayaan
(OPK) dan kebudayaaan non benda yang perlu di kembangkan dan dilestarikan agar tidak punah
dan tertinggal oleh zaman. Bahkan saat ini Tradisi lisan mempunyai penutur sedikit karena
belum adanya generasi muda yang tertarik pada tradisi lisan ini.
Bahkan saat ini banyak masyarakat yang sedikit mengetahui tentang tradisi lisan di suatu
daerah,yang lebih disayangkan nya ada juga masyarakat yang tidak mengetahui tradisi lisan di
daerah terdekatnya. Namun beberapa sekolah dan perguruan tinggi mulai memperkenalkan pada
generasi muda tentang adanya tradisi lisan dalam bentuk eskul randai di sekolah-sekolah dan
jurusan yang mengksuskan pada seni kebudayaan. Hal ini bertujuan untuk tetap melestarikan
tradisi lisan di Sumatera Barat agar terus berkembang walaupun ditengah adanya perkembangan
ilmu pengathuan dan teknologi serta masuknya budaya asing yang dapat membawa pengaruh
buruk bagi generasi selanjutnya dan laspisan masyarakat.
Tradisi manyerak bareh kunik merupakan tradisi lisan yang berupa pantun. Orang minangkabau
biasanya menyebutkan tardisi ini dengan sebutan Pasambahan (persembahan). Kota Padang
Panjang adalah salah satu daerah yang masih kental akan adat istiadatnya, dan masih menjujung
tinggi tradisi lisan pasambahan ini di seluruh daerah-daerahnya. Dapat dilihat di Kota Padang
Panjang ini memiliki beberapa kampus seni dan sanggar-sanggar seni yang masih terus bertahan
dann di lestarikan oleh masyarakat setempat sebagai media turun menurun untuk menyalurkan
tradisi lisan tersebut. Sanggar alah bangkeh yang berada di Kelurahan Silaing Bawah salah satu
sanggar yang yang masih terus aktif hingga saat ini. Sanggar ini tidak hanya melestarikan tradisi
pasambahan saja namun beberapa kebudayaan minangkabau lainnya seperti randai,tari
tradisional,dan alat music minangkabau. Tradisi manyerak bareh kunik ini memiliki ciri khas di
bagaian bahasa yang unik. Hal inilah yang membuat banyaknya orang tertarik mengulas gaya
bahasa tradisi ini.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
Manyerak bareh kunik merupakan tradisi dimana pengantin laki-laki atau marapulai datang
kerumah dan ingin masuk kerumah pengantin perempuan atau anak daro, pada saat memasuki
rumah istrinya pengantin laki-laki di lempari/ ditaburi dengan bareh kunik sebagai tanda
penyambutan pengantin sebagai kepala rumah tangga yang di hormati. Acara itu memakan
waktu yang cukup lama karena sebelumnya di sertai dengan pembacaan petatah petitih yang di
sampaikan oleh mamak calon mempelai yaitu:
Manangih mangadu-dudu
Karano pisang satandan
Sajak ketek di kasuah ibu ( sejak kecil di asuh ibu)
Lah gadang nyo carikan junjungan
A. KESIMPULAN
Tradisi lisan erat kaitannya dengan masyarakat dan kebudayaan yang ada di setiap
daerah. Tradisi manyerak bareh kunik ini tak hanya menampilkan kesenian tradisional
minangkabau namun terdapat makna di setiap kata perkata dari petatah petitih dari tradisi
ini. Sebagai generasi muda dan masyarakat yang tinggal di ranah minangkabau harus
tetaap melestarikan tradisi lisan dan non lisan di setiap daerah dengan hal-hal kecil
seperti mempelajarinya dan mengetahui dengan dalam tradisi tersebut.
Pendokumentasian seperti video yang di uploud ke media masa merupakan salah satu
cara memperkanlakan tradisi lisan kepada masyarakat luar yang ada di derah lainnya.
Saya berharap tradisi lisan tidak pudar dikarenakan masuknya budaya asing ke negara
kita tercinta.
DAFTAR PUSTAKA
Soleh, D. R. (2020, October). Pembelajaran Sastra Lisan Berbasis Soft Skill dalam Penerapan
Literasi Digital. In Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra (pp. 160-166).
Pernando, D. D. P., & Ngusman, N. (2024). Analisis Gaya Bahasa dalam Pidato: Pasambahan
Manyerak Bareh Kunyik. TSAQOFAH, 4(1), 801-810.
Gusti, U. A., Islami, A., Ardi, A., Almardiyah, A., Rahayu, R. G., & Tananda, O. (2021). Tinjauan
penyebaran tradisi lisan di Sumatera Barat. Jurnal Adat Dan Budaya Indonesia, 3(1), 1-5.