Paranita
NIM: 049337733
DISKUSI 3
1. Jelaskan aliran kos produksi yang mungkin terjadi di dalam PT Komputer Scifindo
menurut Carter dan Usry (2002).
Dalam aliran produk pararel, bagian tertentu dari pekerjaan dilakukan secara
simultan dan kemudian disatukan pada proses-proses final untuk diselesaikan dan
ditransfer ke barang jadi. Pemrosesanbagian-bagian dari kayu dimulai di Departemen
Pemotongan.
Secara simultan, pemrosesan bagian-bagian dari logam dimulai di Departemen Peleburan. Di
kedua departemen tersebut, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik digunakan.
Pekerjaan yang telah selesai di Departemen Pemotongan ditransfer ke Departemen
Pengamplasan, di mana tambahan tenaga kerja dan overhead pabrik digunakan. Pekerjaan yang
telah selesai di Departemen Peleburan ditransfer ke Departemen Pencetakan, di mana
tambahan tenaga kerja dan overhead pabrik juga digunakan. Pekerjaan yang telah selesai di
Departemen Pengamplasan maupun pekerjaan yang telah selesai di Departemen Pencetakan,
keduanya ditransfer ke Departemen Perakitan, di mana bahan baku, tenaga kerja dan overhead
pabrik digunakan. Dari sana pekerjaan kemudian berpindah ke Departemen Pengecatan, di
mana tambahan bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik digunakan. Akhirnya produk
berpindah ke gudang barang jadi.
2. Jelaskan cara menghitung kos produksi sebagai komponen yang harus disajikan dalam
Laporan Kos Produksi.
a) Biaya Tetap
Komponen pertama adalah biaya tetap atau biaya yang konstan jumlahnya. Kenaikan maupun
penurunan jumlah produksi tidak akan memengaruhi besaran biaya tetap. Biasanya akan ada
kontrak atau perjanjian yang mengikat agar pengeluaran dana untuk komponen ini sah secara
hukum. Contoh biaya tetap adalah upah tenaga kerja, asuransi kesehatan, biaya sewa gedung,
dan sebagainya.
b) Biaya Variabel
Sebaliknya, biaya variabel adalah dana yang dikeluarkan dengan mengikuti jumlah produk
yang akan dihasilkan. Artinya, besaran nilainya bisa tidak sama antar periode akuntansi. Ketika
target produksi mengalami kenaikan, maka biaya variabel juga akan meningkat. Bahkan ketika
perusahaan menghentikan proses produksi untuk sementara waktu, biaya variabel dapat
dilaporkan sebagai nol. Beberapa contoh dari komponen biaya ini adalah pengadaan bahan
baku, kebutuhan listrik pabrik, dan sebagainya.
c) Biaya Rata-Rata
Biaya rata-rata adalah biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk satu unit barang atau
produk. Anda cukup membagi jumlah biaya produksi dengan jumlah unit yang dihasilkan
seluruhnya. Dari angka ini, perusahaan dapat menentukan berapa keuntungan yang akan
diambil. Salah satunya adalah dengan menentukan besaran selisih harga yang paling sesuai.
d) Biaya Marginal
Perusahaan seringkali bertemu dengan kondisi dimana target produksi mampu lebih tinggi jika
didukung dengan penambahan biaya. Biaya yang ditambahkan inilah yang disebut sebagai
biaya marginal. Sebenarnya biaya marginal bisa dikategorikan sebagai biaya variabel. Namun
penambahan ini tidak selalu dibutuhkan dalam operasional bisnis. Meskipun begitu, dengan
mengeluarkan biaya marginal, perusahaan dapat menjalankan sistem produksi jauh lebih
maksimal.
e) Biaya Total
Komponen terakhir dari biaya produksi adalah biaya total, yaitu keseluruhan biaya yang
dibutuhkan dalam proses produksi. Dengan menjumlahkan semua komponen biaya di atas,
perusahaan akan mengetahui besarnya pengeluaran perusahaan dalam waktu tertentu. Laporan
dari biaya total ini juga akan memengaruhi harga produk Anda di pasar. Tidak hanya soal harga
produk perlu naik atau tidak, laporan ini juga akan membantu menentukan strategi pemasaran
serta target penjualan nantinya.
Untuk menghitung biaya produksi, Anda perlu mengetahui total biaya bahan baku yang
digunakan. Baik itu bahan baku berupa barang mentah maupun barang setengah jadi. Hal ini
juga termasuk biaya marginal jika memang ada.
Setelah mengetahui nilai bahan baku keseluruhan, tambahkan dengan komponen biaya
produksi yang lain. Total dari biaya produksi inilah yang akan dibagi dengan jumlah produk
yang dihasilkan untuk mendapatkan biaya produksi setiap unit. Dari sini Anda juga dapat
menghitung Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan.
Biaya Produksi = Biaya Material Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya
Tenaga Kerja Tidak Langsung + Biaya Overhead pabrik
3. Pada Bulan Januari 2022, PT Komputer Scifindo menerima order perakitan komputer
untuk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Komputer ini
didesain khusus untuk dapat membantu siswa-siswi di Sekolah Luar Biasa (SLB) dalam
menggunakan komputer, sehingga PT Komputer Scifindo perlu melakukan penyesuaian
terhadap produk yang dihasilkan yang dapat memudahkan siswa-siswi SLB dalam
belajar. Menurut Anda, tergolong ke dalam jenis costing apakah yang terjadi atas pesanan
tersebut? Apakah Job Order Costing atau Process Costing? Jelaskan alasan Anda.
Job Order Costing, karena Job order costing adalah metode akumulasi biaya yang digunakan untuk
item atau kumpulan item yang unik dari setiap pesanan pelanggan berbeda seperti contoh di atas
untuk pemesanan khusus agar dapat membantu siswa-siswi di Sekolah Luar Biasa (SLB). Dengan
menggunakan sistem ini, sebuah perusahaan dapat menentukan harga dari masing-masing produk
mereka. Sistem ini juga memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan keuntungan
dengan biaya setiap produk yang masih masuk akal bagi para pelanggan. Selain itu, job order
costing juga dapat memperhitungkan biaya produksi karena bisa melacak berbagai informasi dari
sumber keuangan misalnya biaya material, faktur pemasok, catatan penggajian, hingga alokasi
overhead. Bagian akuntansi perusahaan juga akan memanfaatkan sistem ini untuk melakukan
pengumpulan data serta melacak dan menghitung data tersebut pada lembar biaya pekerjaan.
Pelacakan produk-produk dalam perusahaan juga sebetulnya bisa dilakukan dengan menggunakan
database pesanan. Database tersebut dapat digunakan untuk melacak setiap produk berkat nomor
identifikasi unik di dalamnya. Setiap produk yang berhasil dilacak oleh sistem penetapan biaya
pembuatan, maka produk tersebut akan membutuhkan tingkat biaya pemesanan. Tingkat biaya
pemesanan tersebut nantinya akan berisi jumlah bahan untuk kebutuhan produksi, waktu produksi,
jumlah orang yang terlibat dalam kegiatan produksi, hingga overhead manufaktur produk.
Referensi: