Dosen Pengampu :
Imam Arif Rahardjo, MT.
Disusun Oleh :
menganalisis penggunaan energi dalam suatu sistem, organisasi, atau bangunan dengan
tujuan meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi konsumsi energi yang tidak perlu.
Audit energi mencakup identifikasi sumber daya energi, pengukuran dan pemantauan
konsumsi energi, serta analisis efisiensi penggunaan energi dalam berbagai operasi.
Dengan menggunakan data yang dikumpulkan selama audit, perencanaan perbaikan dapat
pemborosan, dan mengurangi dampak lingkungan. Hasil audit biasanya disajikan dalam
mencapai pengelolaan energi yang lebih efektif dan berkelanjutan. Proses ini membantu
Terdapat dua jenis audit energi yaitu audit energi awal dan audit energi rinci. audit
energi awal atau walkthrough energy audit merupakan suatu kegiatan yang meliputi
pengumpulan data energi pada bangunan dengan data yang telah tersedia dan tidak
memerlukan pengukuran. Disisi lain, audit energi rinci atau comprehensive energy audit
adalah lanjutan dari audit energi awal jika data yang diperoleh dari audit energi awal masih
jauh dari cukup. Kedua tipe audit energi ini memiliki kekurangan dan kelebihan masing-
masing. Audit energi awal relatif lebih cepat dan hemat biaya namun biasanya
lebih banyak waktu dan biaya tetapi akan potensi-potensi penghematan akan banyak
ditemukan. Dalam memilih jenis audit energi, auditor perlu mempertimbangkan tingkat
detail dan keakuratan yang dibutuhkan, serta memperhitungkan keterbatasan waktu dan
anggaran yang tersedia. Kombinasi dari kedua jenis audit energi juga dapat menjadi solusi
yang efektif untuk mendapatkan gambaran menyeluruh sambil meminimalkan biaya dan
4 Ruang Kering 0 - -
5 Ruang Kering 0 - -
6 Ruang Basah 0 - -
7 Ruang Penyimpanan 0 - -
2 Laboratorium Kontrol
3 Duduk,
10 44 berdiri, dan 4
4 Koridor berjalan
8 Koridor
Lantai 7 Gedung I-Cell berfungsi sebagai ruang praktikum bagi mahasiswa jurusan
elektro dan biomedik. Selama pengambilan data okupansi, tercatat bahwa jumlah orang
yang berada di lantai 7 sebagian besar sedang melakukan aktivitas praktikum ataupun
penelitian. Data okupansi ini diambil dengan menggunakan alat counter occupancy yang
beroperasi berdasarkan prinsip laser optik dan ditempatkan di depan pintu masuk
laboratorium. Selama proses pengambilan data, tercatat bahwa sebanyak 50 orang
memasuki ruangan dalam satu hari. Data okupansi ini akan menjadi dasar untuk analisis
lebih lanjut terkait dengan lantai 7 Gedung I-Cell pada tahap-tahap berikutnya dalam
laporan ini.
Dari data yang diambil untuk penggunaan beban listrik di lantai 7 gedung i-cell,
rata-rata pemakaian digunakan selama 8 jam dari jam awal bekerja hingga gedung tutup.
Untuk lantai 7 ini sendiri merupakan laboratorium kontrol yang mayoritas beban
penggunaan listrik dari alat-alat lab seperti 3D printer, mikroskop, dan lain-lain.
Selain itu, jenis lampu yang digunakan adalah LED T8 20 Watt yang sudah hemat
energi, Sistem Efisiensi Optik untuk pecahayaan dengan kualitas yang baik, Lampu
bekerja dengan jarak voltage yang leluasa, Optik terbebas dari bias silau, Ekonomis dan
bebas mercury, Tidak mengandung ultraviolet/infra red yang berbahaya, dan IP20. Jenis
kontrol tipe lampu ini menggunakan saklar switch.
Untuk HVAC sendiri di lantai ini menggunakan 7 HVAC jenis Variable Refrigrant
Flow dengan jam operasi sekitar 8 jam dari awal bekerja hingga gedung tutup dan untuk
pengkontrol HVAC ini menggunakan thermostat.
Indoor Outdoor
Lantai Ruang
4 29.65 69.70% 50
5 29.65 69.70% 46
6 28.90 69.75% 98
7 28.50 69.10% 81
10 4 26.65 64.30% 41
Lantai 7
a. Penerangan
Analisis
Kuat Pencahayaan
Daya Pencahayaan
Berdasarkan hasil dari pengumpulan dan pengolahan data, masih terdapat cukup banyak
ketidaksesuaian dari kuat pencahayaan dengan standar yang digunakan. Terdapat beberapa
ruangan yang kurang dalam menerima pencahayaan terutama pada ruangan yang hanya
mengandalkan pencahayaan alami seperti ruangan 2 dan beberapa bagian pada ruangan 10, selain
itu juga pencahayaan lampu namun masih redup seperti pada ruangan 3. Rekomendasi pertama
yaitu perlu mengganti lampu yang masih menggunakan lux rendah agar menyesuaikan dengan
standar yang ada pada laboratorium.
Rekomendasi
Rekomendasi untuk potensi hemat energi yang dapat digunakan untuk kasus ini dengan
menerapkan integrasi dari dua sensor yaitu sensor okupansi untuk mendeteksi orang dan sensor
photocell untuk mendeteksi intensitas cahaya. Sensor okupansi digunakan untuk memberikan
perintah terhadap lampu untuk menyala hanya ketika terdapat orang, namun jika tidak ada lampu
akan mati. Sensor photocell digunakan untuk menyesuaikan apakah ruangan tersebut masih
membutuhkan penerangan dari lampu atau dapat hanya menggunakan penerangan alami saja, hal
tersebut disebabkan terdapat beberapa ruangan yang masih menggunakan dua sumber penerangan
baik alami maupun dari lampu walaupun sudah mendapatkan intensitas pencahayaan melewati
standar.
Beberapa aspek perlu ditinjau dalam menganalisis rekomendasi potensi hemat energi layak
diterapkan atau tidak, salah satunya dari aspek finansial. Dengan menggunakan biaya investasi
awal berupa sensor photocell untuk semua lampu sebesar Rp11,900,000 dan sensor okupansi untuk
semua lampu sebesar Rp25,500,000 serta interest rate 5% didapatkan hasil perhitungan sesuai
dengan tabel berikut.
Discounted
Year Cash Out Cash In Cashflow Cashflow Running Total
Nilai penghematan didapatkan dari selisih biaya yang dibutuhkan untuk lampu menyala
tanpa menggunakan sensor dan lampu setelah menggunakan sensor dengan kondisi semua lampu
memiliki lux lebih dari 500. Dari tabel diatas, payback period berhasil tercapai setelah 7,2 tahun.
Jika masa pakai penggunaan sensor diatas hingga 10 tahun maka didapatkan nilai interest rate of
return sebesar 14%.
a. Pengkondisian Ruangan
Analisis
Berdasarkan standar kualitas kenyamanan ruangan kerja oleh ASHRAE 55/1981, rentang
temperatur berada di antara 23 derajat Celcius s.d. 25 derajat Celcius dan kelembaban anantara
50% s.d. 70%. Sebagian besar dari data temperatur di atas tidak sesuai dengan standar karena
kondisi HVAC yang tidak menyala. Jika ingin mencapai kondisi yang sesuai dengan standar, maka
HVAC perlu dinyalakan yang mana hal tersebut proporsional dengan adanya okupansi. Kontrol
HVAC berdasarkan dengan pengingat waktu, sehingga perlu control lebih di thermostat untuk
mencapai kondisi tersebut. Sedangkan, kelembaban sebagian besar dalam kondisi range yang
sesuai.
4
10
5
8
Berdasarkan standar konsumsi energi Listrik, yaitu 0,05 PK/m2, Konsumsi energi VRF
sudah sesuai dengan standar sebesar 0,049 PK/m 2
Rekomendasi
BAB V KESIMPULAN
Berdasarkan pengambilan data dan penyesuaian dengan standar terkait di lantai 7;
1. Sistem penerangan untuk kuat pencahayaan sebagian besar masih tidak sesuai dengan standar,
sehingga perlu diganti dengan lampu yang memiliki lumen yang tinggi, sementara kuat
pencahayaan yang lebih dari standar dengan menggunakan dua sumber cahaya, yaitu lampu dan
cahaya alami, tetapi cukup dengan cahaya alami saja agar sesuai dengan standar. Oleh karena itu,
perlu digunakan konsep pemasangan sensor photocell dan okupansi pada lampu untuk
penghematan listrik.
2. Sistem pendinginan untuk kenyamanan termal masih di luar standar terkait, sehingga untuk
menghasilkan ruangan dengan kenyamanan termal yang sesuai dapat menggunakan energi surya
yang sudah tersedia dibandingkan energi listrik dari fosil.