Anda di halaman 1dari 29

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/357238048

PROPOSAL PERPUSTAKAAN UNAND

Article · December 2021

CITATIONS READS

0 890

1 author:

Lilis Nurihta Br Ginting


University of Sumatera Utara
3 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Lilis Nurihta Br Ginting on 22 December 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DI PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS ANDALAS

Disusun oleh :

LILIS NURIHTA br GINTING


180709065

Dosen Pengampu:

HIMMA DEWIYANA S.T., M.Hum

S1 ILMU PERPUSTAKAAN DAN SAINS INFORMASI

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah yang
berjudul “KNOWLEDGE MANAGEMENT DI PROGRAM STUDI ILMU
PERPUSTAKAAN” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pengetahuan di
Program Studi S1 Ilmu Perpustakaan dan Sains Informasi. Selain itu, kami juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan tentang Knowledge management di Program Studi
Ilmu Perpustakaan bagi pembaca dan juga bagi kami.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Himma Dewiyana selaku dosen mata
kuliah Manajemen Pengetahuan, semoga tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang pembahasan.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 29 November 2021

Lilis Nurihta br Ginting


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................3

1.4 Manfaat...............................................................................................................................3

1.5 Ruang Lingkup...................................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................4

2.1 Pengertian Perpustakaan ....................................................................................................4

2.2 Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan...........................................................................5

2.3 Fungsi dan Tujuan Perpustakaan .......................................................................................7

2.4 Sistem Pelayanan Perpustakaan..........................................................................................8

2.5 Knowledge Management (Manajemen Pengetahuan).......................................................10

2.6 Knowledge Management Process......................................................................................11

2.7 Sistem Informasi Manajemen.............................................................................................13

BAB III METODE (OBSERVASI) .....................................................................................14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................19

4.1 Sejarah Perpustakaan Universitas Andalas.......................................................................19

4.2 Visi dan Misi Perpustakaan Universitas Andalas.............................................................21

4.3 Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Andalas...................................................24

4.4 Fasilitas Perpustakaan Universitas Andalas.....................................................................26

4.5 Distribusi Keilmuan Artikel Unand yang Terindex Scopus Perpustakaan Universitas

Andalas....................................................................................................................................27

4.6 Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan Andalas..................................................28


BAB V KESIMPULAN .......................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perpustakaan merupakan barometer kemajuan bangsa, artinya kemajuan atau
kemunduran suatu hal dapat dilihat dari perpustakaan, karena perpustakaan merupakan
salah satu lembaga sosial yang diciptakan oleh masyarakat dan dipelihara oleh
masyarakat. Keberadaan perpustakaan sangat dibutuhkan oleh masyarakat khususnya
bagi setiap lembaga pendidikan, karena dengan adanya perpustakaan siswa dapat
dengan mudah mencari referensi dari setiap materi kurikulum yang mereka dapatkan.
Secara umum tujuan perpustakaan dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun
2007 pasal 4, yaitu memberikan pelayanan kepada pengguna, meningkatkan kecintaan
membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa (Lutfiyah, 2016:190). Penyelenggaraan perpustakaan sekolah/madrasah
mengacu pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, khususnya pada Pasal 45 yang menyatakan bahwa setiap satuan pendidikan
formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi kebutuhan
pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. perkembangan aspek
fisik, kecerdasan, intelektual, sosial, emosional, dan psikologis peserta. Hal ini
ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 42 tentang
Standar Sarana Pendidikan, yaitu: Setiap satuan pendidikan wajib memiliki fasilitas
yang meliputi perabot, perlengkapan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber
belajar lainnya, bahan habis pakai, dan perlengkapan lainnya. . untuk mendukung
proses pembelajaran yang tertib dan berkesinambungan (Andi Prastowo, 2012:49).
Penyelenggara perpustakaan sekolah tidak hanya sekedar mengumpulkan dan
menyimpan bahan pustaka, tetapi dengan terselenggaranya perpustakaan sekolah
diharapkan dapat membantu siswa dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses
belajar mengajar (Bafadal, 2015:5) . Oleh karena itu, segala sesuatu yang ada di
perpustakaan harus mendukung dan mendukung semua kegiatan yang berkaitan dengan
proses belajar mengajar. Perpustakaan memiliki elemen atau persyaratan. Pertama, ada
organisasi. Kedua, dalam surat keputusan pendirian harus (paling tidak) disebutkan
dengan jelas tugas, fungsi, wewenang, tanggung jawab, dan struktur organisasinya.
Ketiga, surat keputusan merupakan bumbu hukum, pertimbangan pendirian
perpustakaan (Prastowo, 2012:77).
Pengguna perpustakaan yang umumnya mahasiswa dan dosen dalam kegiatannya
selalu mengandalkan perpustakaan sebagai sarana utama pemenuhan kebutuhan
informasi, baik buku cetak yang tersedia di rak, maupun artikel dan jurnal online yang
tersedia di perpustakaan. Dan sebagai bahan referensi untuk mempertimbangkan
penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa perpustakaan, mengolah data dalam
bentuk digital dan menyimpannya dalam sebuah web yang dikenal dengan istilah
repository. Repositori itu sendiri menyimpan hasil penelitian mahasiswa dan penelitian
dosen, dan repositori itu sendiri dalam dunia perpustakaan yang terkait dengan konteks
knowledge management merupakan media untuk menyebarluaskan dan mengakses
kembali pengetahuan, dan juga termasuk media untuk menggunakan kembali
pengetahuan. dan yang diterapkan adalah kebijakan eksplisit.
Penelitian tentang pengelolaan perpustakaan merupakan sesuatu yang baru, salah
satunya dilakukan oleh Reza Rokan (2017: 88), yang dikedepankan dalam
penelitiannya agar perpustakaan sekolah tetap menjadi pilihan utama untuk
memperoleh informasi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain: kendala
pengelolaan perpustakaan, kebijakan pengembangan koleksi, sistem layanan
perpustakaan, pengelolaan sumber daya pustakawan.
Perpustakaan Universitas Andalas adalah knowledge center bagi Universitas
Andalas dan bagi kalangan akademisi sumatera barat khususnya kota padang.
Perpustakaan Universitas yang menyandang akreditasi A sejak desember 2015 tersebut
merupakan salah satu perpustakaan terlengkap dan teracanggih di sumatera barat.
Dengan predikat A tersebut, tentunya Perpustakaan Universitas Andalas punya program
kerja dan target yang harus dicapai setiap tahunnya. Sampai akhir tahun 2017, total
sebanyak 1.318 dokumen dari penulis yang berafiliasi dengan Universitas Andalas
terindex oleh database Scopus. Tersebar ke dalam 27 subjek area (disiplin ilmu) yang
berbeda. Dokumen tersebut paling awal diterbitkan pada tahun 1984. Tabel di bawah
ini menyajikan sebaran subjek area dari dokumen-dokumen milik penulis Universitas
Andalas yang terindex Scopus.
Digambarkan bahwa perpustakaan UNAND telah menerapkan manajemen
pengetahuan, tetapi juga dapat dilihat bahwa manajemen pengetahuan eksplisit dan
implisit sangat berkualitas mengingat sumber daya yang ada di perpustakaan sangat
berkualitas. Penerapan manajemen di perpustakaan harus ditingkatkan agar dapat
memaksimalkan sumber daya yang ada. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis
tertarik untuk menjelaskan lebih dalam tentang OBSERVASI PENERAPAN
MANAJEMEN PENGETAHUAN DI PERPUSTAKAAN UNAND.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana Observasi Penerapan Manajemen Pengetahuan Di Perpustakaan
UNAND?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan ini adalah untuk
mengetahui hasil Observasi Penerapan Manajemen Pengetahuan Di Perpustakaan
UNAND.
1.4 Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa yang akan
melakukan penelitian mengenai layanan perpustakaan sebagai pusat sumber
pengetahuan. Dengan demikian diharapkan dapat sedikit mempermudah untuk
penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup


Ruang lingkup penulisan ini adalah manajemen, pengetahuan dan Perpustakaan
UNAND
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perpustakaan


Umumnya dikenal sebagai koleksi yang dibiayai atau dioperasikan oleh kota
atau lembaga dan digunakan oleh semua orang. Menurut Undang-Undang Nomor
43 Tahun 2007, perpustakaan adalah perpustakaan yang mengelola koleksi karya
tulis, karya cetak, dan/atau karya secara profesional dengan sistem yang baku untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan, pelestarian, informasi, dan rekreasi. dari para
pengguna. Dalam ranah persekolahan, menurut Depdiknas, perpustakaan sekolah
adalah perpustakaan yang berada dalam lingkup sekolah. Perpustakaan ini melayani
civitas akademika sekolah yang bersangkutan. Kepala sekolah bertanggung jawab
atas perpustakaan sekolah.
Perpustakaan sekolah sebagai tempat mengumpulkan, menyimpan, dan
mengelola bahan pustaka sebagai pusat informasi sekolah diatur dengan aturan
sistem dimana teknologi dapat diterapkan dalam pengelolaannya. Teknologi dapat
diterapkan pada otomasi perpustakaan seperti pengadaan, inventarisasi,
katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, manajemen anggota, statistik, dan sebagainya.
Selain itu, teknologi juga dapat berfungsi sebagai sarana untuk menyimpan,
memperoleh, dan menyebarkan informasi dan pengetahuan dalam format digital.
Ada beberapa fungsi yang melekat pada perpustakaan, salah satunya adalah fungsi
informasi. Perpustakaan bekerja untuk menyediakan berbagai informasi termasuk
koleksi tercetak, catatan, dan koleksi lainnya.

2.2 Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan


Seiring dengan perkembangan peradaban manusia di berbagai belahan dunia,
terjadi pula berbagai perkembangan perpustakaan di berbagai tempat, terutama pada
peradaban kuno. Beberapa perkembangan perpustakaan di berbagai budaya dunia
dimulai dari Sumeria, Babilonia, Mesir, Yunani, Roma, Byzantium/Konstantinopel,
Arabia, hingga Renaissance hingga saat ini.
1. Perpustakaan Sumeria dan Babilonia telah dikenal sejak 3000 tahun sebelum
masehi. Saat itu, bangsa Sumeria telah menyimpan kegiatan, jadwal, dan
pengetahuan mereka dalam bentuk lempengan tanah liat. Tulisan yang
digunakan juga masih berupa gambar atau piktograf, kemudian ke aksara
Sumeria. Kemudian aksara Sumeria diubah menjadi cuneiform atau cuneiform.
Sekitar tahun 668-626 SM, perpustakaan kerajaan didirikan di Niniwe oleh Raja
Ashurbanipal. Perpustakaan kerajaan berisi lebih dari 30.000 tablet tanah liat
yang dikumpulkan dari seluruh kerajaan.
2. Mesir Teks tertulis paling awal di perpustakaan Mesir berasal dari sekitar 4000
SM. Orang Mesir menggunakan hieroglif. Perpustakaan Mesir berkembang
berkat ditemukannya penggunaan rumput papirus sekitar tahun 1200 SM,
dengan alat tulis berupa kuas dan tinta. Perkembangan perpustakaan Mesir
terjadi hingga tahun 1250 SM saat itu perpustakaan Raja Ramses II memiliki
koleksi sekitar 20.000 buku.
3. Orang Yunani mulai mengenal perpustakaan sekitar 700-600 SM. Perpustakaan
berkembang di masa kejayaan Yunani sekitar 500 SM. Aristoteles dianggap
sebagai orang pertama yang mengumpulkan, menyimpan, dan memanfaatkan
budaya masa lalu. Perkembangan perpustakaan Yunani kuno mencapai
puncaknya selama Zaman Helenistik dengan perpustakaan utama terletak di
kota Alexandria (Mesir) dan Pergamus (Asia Kecil). Di Alexandria, berdiri
sebuah museum yang bagian utamanya adalah perpustakaan. Perpustakaan ini
diselenggarakan dari 323-283 SM. Perpustakaan Alexandria berkembang pesat
hingga memiliki 200.000-700.000 gulungan sebelum papirus pada sekitar abad
pertama Masehi. Perpustakaan Alexandria, saat ini dikenal sebagai Bibliotheca
Alexandrina Mesir saat ini merupakan perpustakaan pertama, tertua dan terbesar
di dunia Di Asia Kecil, Perpustakaan Pergamus berkembang menjadi pusat studi
dan kegiatan sastra. Karena terbatasnya jumlah papirus, perpustakaan Pergamus
menggunakan kulit binatang hingga mesin cetak ditemukan. Koleksi Library of
Pergamus mencapai 100.000 gulungan. Dalam perkembangannya, koleksi
perpustakaan Pergamus diserahkan kepada perpustakaan Alexandria sehingga
Perpustakaan Alexandria menjadi perpustakaan terbesar saat itu.
4. Kebudayaan Romawi dipengaruhi oleh Kebudayaan Yunani. Perpustakaan
swasta mulai berkembang karena banyak perwira tinggi yang membawa
rampasan perang, termasuk buku. Kemudian Julius Caesar memerintahkan agar
perpustakaan dibuka untuk umum. Kemudian, perpustakaan itu menyebar ke
seluruh bagian kekaisaran Romawi. Pada saat ini, bentuk buku baru muncul.
Gulungan papirus diubah menjadi kodeks. Codex adalah kumpulan perkamen
yang dikumpulkan dan diikat menjadi satu seperti buku. Seiring dengan
kemunduran Kekaisaran Romawi, perpustakaan juga mengalami penurunan
hingga akhirnya hanya perpustakaan biara yang tertinggal. Sedangkan
perpustakaan lain umumnya menghilang akibat serangan barbar.
5. Bizantium / Konstantinopel Kaisar Konstantinus Agung, raja Kekaisaran
Romawi Barat dan Timur pada abad ke-3, perpustakaan kerajaan di Kekaisaran
Romawi Barat dan Timur dalam koleksinya. Bahasa Latin adalah bahasa resmi
pada waktu itu hingga abad ke-6. Perpustakaan ini memiliki koleksi 120.000
buku. Selain karya-karya Latin, koleksi perpustakaan termasuk karya-karya
Kristen dan non-Kristen, karya-karya Yunani, ensiklopedia dan leksikon.
6. Bahasa Arab Seiring dengan adanya pabrik kertas di Bagdad pada abad ke-8,
produksi buku melonjak dan perpustakaan tumbuh, terutama perpustakaan
masjid dan lembaga pendidikan. Pada abad ke-11, Perpustakaan Kairo memiliki
koleksi 150.000 buku. Ada juga Perpustakaan Cordoba di Spanyol yang
didirikan oleh orang Arab yang memiliki koleksi 400.000 buku.
7. Renaisans Renaisans mulai berkembang pada abad ke-14 di Eropa Barat akibat
eksodus ilmuwan Bizantium dari Konstantinopel. Saat melarikan diri, para
ilmuwan membawa manuskrip kuno dan ilmuwan Italia menyambut kedatangan
ilmuwan Bizantium dan mendukung pengembangan manuskrip dan karya ini.
Karya ini tersebar di Eropa Utara dan Barat, di antaranya disimpan di
perpustakaan biara dan perpustakaan universitas.

2.3 Fungsi dan Tujuan Perpustakaan


Menurut Sulistyo Basuki dalam buku Pengenalan Ilmu Perpustakaan (1991),
fungsi perpustakaan dalam masyarakat terbagi menjadi lima, antara lain:
1. Sebagai sarana penyimpanan hasil karya manusia, perpustakaan merupakan
tempat penyimpanan hasil karya manusia, khususnya karya-karya cetak seperti
buku, majalah, dan sejenisnya. Dari segi fungsi saving, menyimpan khazanah
budaya masyarakat.
2. Informasi fungsi dari informasi apapun bisa untuk perpustakaan. Melalui
koleksi yang tersedia, perpustakaan harus menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan kepada perpustakaan.
3. Fungsi Rekreasi Masyarakat dapat menikmati rekreasi budaya dengan membaca
dan membaca disediakan oleh perpustakaan.
4. Fungsi Pendidikan Perpustakaan merupakan sarana pendidikan nonformal dan
informal, artinya perpustakaan adalah tempat belajar di luar sekolah dan tempat
belajar di lingkungan pendidikan sekolah. Yang dimaksud dengan pendidikan
nonformal adalah perpustakaan umum, sedangkan pendidikan informal adalah
perpustakaan sekolah dan perpustakaan universitas.
5. Fungsi budaya Perpustakaan merupakan wadah untuk mendidik dan
mengembangkan apresiasi budaya masyarakat dengan menyelenggarakan
pameran, seminar, pertunjukan, pemutaran film, mendongeng untuk anak, serta
resensi buku. Dengan demikian, masyarakat dididik untuk mengenal budayanya.
Menurut Suherlan Muchyidin dalam buku Perpustakaan (2008), tujuan
perpustakaan adalah membantu masyarakat dari segala usia dengan memberikan
kesempatan dengan mendorong mereka melalui layanan perpustakaan sehingga
mereka:
a. Dapat mendidik dirinya sendiri secara terus menerus,
b. Dapat menerima kemajuan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, kehidupan
sosial dan politik,
c. Dapat mengembangkan kemandirian berpikir konstruktif untuk menjadi anggota
keluarga dan masyarakat yang lebih baik,
d. Dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, membina kerohanian, dan
mampu menggunakan kemampuannya untuk dapat mengapresiasi hasil seni dan
budaya manusia,
e. Dapat meningkatkan taraf hidup dan pekerjaan sehari-hari,
f. Dapat menjadi warga negara yang baik dan dapat berpartisipasi aktif dalam
pembangunan nasional dan dalam membina saling pengertian antar bangsa; dan
g. Mampu menggunakan waktu senggang dengan baik yang bermanfaat bagi
kehidupan pribadi dan sosial.

2.4 Sistem Pelayanan Perpustakaan


Ada dua sistem layanan yang diterapkan pada perpustakaan, yaitu:
1. Closed Access Service
Sistem layanan dimana pengunjung tidak dapat mendatangi rak koleksi untuk
mencari dan mendapatkan koleksi yang diinginkan secara langsung. Pengunjung
akan mendapat bantuan pustakawan yang menemukan dan mengambil kembali
koleksi yang diinginkan. Kelebihan dari sistem ini adalah keamanan dan kondisi
buku lebih terjamin, penataan buku lebih tertata, dan ruang penyimpanan buku
lebih hemat. Kekurangan dari sistem ini adalah pengunjung tidak dapat
menemukan dan memilih sendiri buku yang dibutuhkan, sehingga dapat
mengurangi minat baca pengunjung.

2. Open Access Service


Suatu sistem layanan dimana pengunjung dapat mendatangi rak koleksi untuk
mencari dan mendapatkan koleksi yang diinginkan secara langsung tanpa
perantara pustakawan, atau dengan kata lain swalayan. Kelebihan dari sistem ini
adalah pengunjung dapat mencari dan memilih buku secara langsung, sehingga
minat membaca lebih besar dan tidak ada tekanan. Kekurangan dari sistem ini
adalah keamanan dan kondisi buku tidak terjamin, penataan buku tidak tertata
sehingga dapat mengganggu pendistribusian buku kepada pengunjung lain, dan
membutuhkan tempat penyimpanan yang lebih luas.
2.5 Knowledge Management (Manajemen Pengetahuan)

Manajemen Pengetahuan adalah sebuah proses yang membantu perusahaan


mengidentifikasi, memilih, mengorganisasikan, menyebarkan, dan mentransfer informasi dan
keahlian yang penting yang merupakan bagian dari ingatan perusahaan dan yang biasanya
berada di dalam perusahaan dalam bentuk yang tidak terstruktur. Manajemen Pengetahuan
sangat dibutuhkan untuk seluruh skala perusahaan, baik itu perusahaan skala besar ataupun
kecil namun knowledge management masih asing bagi sebagian perusahaan. Teori tentang
pengelolaan pengetahuan ini masih berkutat sosialisasinya di mata kuliah di Universitas
untuk jurusan tertentu.

Manajemen pengetahuan adalah proses sadar untuk mendefinisikan, menyusun,


mempertahankan dan berbagi pengetahuan dan pengalaman karyawan dalam suatu
organisasi. Tujuan utama dari manajemen pengetahuan adalah untuk meningkatkan efisiensi
organisasi dan menyimpan pengetahuan di dalam perusahaan. Seringkali mengacu pada
pelatihan dan pembelajaran dalam suatu organisasi atau pelanggannya. Ini terdiri dari siklus
menciptakan, berbagi, menyusun dan mengaudit pengetahuan, untuk memaksimalkan
efektivitas pengetahuan kolektif organisasi.

3 bidang utama manajemen pengetahuan yaitu : Mengumpulkan pengetahuan,


Menyimpan pengetahuan dan Berbagi ilmu. Tujuannya adalah untuk memungkinkan
pembelajaran organisasi dan menciptakan budaya belajar, di mana berbagi pengetahuan
didorong dan mereka yang berusaha untuk belajar lebih baik merasa mudah untuk
melakukannya. Ketika berpikir tentang manajemen pengetahuan, akan sangat membantu
untuk mempertimbangkan jenis pengetahuan dan seberapa mungkin untuk berbagi
pengetahuan itu dalam suatu organisasi.

Menurut Dalkir (2011, p.38) Fungsi atau teori Knowledge Management


System memiliki enam langkah cycle. Berikut merupakan cycle dari Knowledge
Management System:

 Create Knowledge
Pengetahuan tercipta sebagaimana orang menentukan cara untuk melakukan seuatu
atau mengembangkan keahlian. Terkadang pengetahuan dari luar telah membawa
masuk.
 Capture Knowledge
Pengetahuan yang baru haruslah teridentifikasi sebagai sesuatu yang bernilai dan
terwakili dengan cara yang wajar.
 Refine Knowledge
Pengetahuan baru haruslah ditempatkan dalam suatu konteks sehingga dapat
ditindaklanjuti. Disinilah wawasan manusia harus dapat ditangkap.
 Store Knowledge
Pengetahuan yang dapat berguna kemudian harus dapat tersimpan dalam format yang
wajar pada repository yang ada sehingga orang lain dalam organisasi dapat
mengaksesnya.
 Manage Knowledge
Seperti halnya perpustakaan, pengetahuan harus tetap terjaga dan tersimpan hingga
saat ini. Ini harus ditinjau kembali untuk dapat memverifikasi bahwa hal tersebut
relevan dan akurat.
 Disseminate Knowledge
Pengetahuan yang telah tersimpan dengan baik dan sudah terverifikasi secara
keseluruhan dapat mulai dilakukan sosialisasi ataupun menyebarluaskan pengetahuan
dalam organisasi.

Manajemen pengetahuan penting karena meningkatkan efisiensi kemampuan


pengambilan keputusan organisasi. Dalam memastikan bahwa semua karyawan memiliki
akses ke keseluruhan keahlian yang dimiliki dalam organisasi, tenaga kerja yang lebih cerdas
dibangun yang lebih mampu membuat keputusan yang cepat dan tepat yang menguntungkan
perusahaan. Inovasi lebih mudah dikembangkan dalam organisasi, pelanggan mendapat
manfaat dari peningkatan akses ke praktik terbaik dan pergantian karyawan berkurang.

Pentingnya manajemen pengetahuan tumbuh setiap tahun. Ketika pasar menjadi


semakin kompetitif, salah satu cara terbaik untuk tetap menjadi yang terdepan adalah dengan
membangun organisasi Anda dengan cara yang cerdas dan fleksibel. Anda ingin dapat
melihat masalah dari jarak jauh dan merespons informasi dan inovasi baru dengan cepat.

Perusahaan memulai proses manajemen pengetahuan karena berbagai alasan.

1. Merger atau akuisisi dapat memacu kebutuhan untuk mengkodifikasi


pengetahuan dan mendorong tim untuk berbagi keahlian mereka.
2. Pensiun karyawan kunci yang akan segera terjadi dapat menunjukkan
kebutuhan untuk menangkap pengetahuan mereka.
3. Upaya rekrutmen yang akan datang menunjukkan kebijaksanaan dalam
menggunakan manajemen pengetahuan untuk membantu pelatihan karyawan
baru.
2.6 Knowledge Management Process

Dalam literatur, pentingnya knowledge management sebagai alat untuk mencapai


keunggulan kompetitif adalah fakta konsolidasi. Semua organisasi perlu memobilisasi
pengetahuan mereka untuk mempromosikan dan mendukung strategi mereka, dan knowledge
management menunjukkan sistem organisasi dan mobilisasi pengetahuan yang diperoleh
organisasi. Dari sudut pandang tinjauan literatur, adalah mungkin untuk daftar model berbeda
yang menangani grup kontrol. Model yang berbeda ini menunjukkan berbagai masalah
sekitar knowledge management.

Manajemen pengetahuan (KM) tergantung dari cara organisasi menggunakan dan


memanfaatkan pengetahuan. Organisasi intelejen militer akan mempunyai definisi yang
berbeda mengenai pengetahuan dibandingkan dengan perusahaan. Salah satu definisi KM
adalah proses sistematis untuk menemukan, memilih, mengorganisasikan, menyarikan dan
menyajikan informasi dengan cara tertentu yang dapat meningkatkan penguasaan
pengetahuan dalam suatu bidang kajian yang spesifik. Atau secara umum KM adalah teknik
untuk mengelola pengetahuan dalam organisasi untuk menciptakan nilai dan meningkatkan
keunggulan kompetitif.

Proses manajemen pengetahuan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan


organisasi untuk memfasilitasi dan menggunakan pengetahuan. Manajemen pengetahuan
adalah proses yang berkesinambungan dalam yang satu bentuk pengetahuan diubah menjadi
yang lain. Proses manajemen pengetahuan mendukung konversi pengetahuan tacit ke
pengetahuan eksplisit dan eksplisit ke tacit.

Model dapat dianalisis dalam dua utama daerah. Yang pertama mengacu pada
knowledge management sebagai subjek terbatas untuk lingkup TI. Salah satu masalah utama
tentang TI di Kontribusi knowledge management adalah kesulitan dan/atau
ketidakmungkinan untuk mendaftarkan pengetahuan tacit individu, karena tidak mungkin,
menurut penulis, untuk menyerap atau memindai isi pikiran manusia dan menyimpannya di
dalam sebuah database.

2.7 Sistem Informasi Manajemen


Menurut Anggadini (2013) terdapat tiga aktivitas dasar di dalam sistem
informasi, yaitu: input (masukan), processing (pemrosesan) dan output (keluaran).
Ketiga aktivitas dasar ini akhirnya menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh
organisasi dalam pengendalian operasi, analisis permasalahan, pengambilan
keputusan, maupun penciptaan produk atau jasa baru. Data mentah dikumpulkan
melalui input, kemudian dikonversi menjadi bentuk yang lebih memiliki arti
dengan process, kemudian data yang sudah diproses menjadi informasi
yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang akan menggunakan dengan peran
output.
BAB III
METODE (OBSERVASI)

Menurut Widoyoko (2014:46) observasi adalah “pengamatan dan pencatatan


yang sistematis terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala pada objek
penelitian”. Menurut Sugiyono (2014:145) “pengamatan adalah suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis”.
Menurut Riyanto (2010: 96) “pengamatan adalah pengumpulan data yang
menggunakan pengamatan langsung dan tidak langsung: Berdasarkan penjelasan para
ahli, data bahwa pengamatan adalah penelitian dengan mengamati dan merekam
berbagai proses biologis dan psikologis secara langsung atau tidak langsung yang
muncul dalam suatu gejala pada objek penelitian.Tujuan penggunaan observasi sebagai
metode penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana Observasi Penerapan
Manajemen Pengetahuan Di Perpustakaan UNAND. Jenis-jenis observasi menurut
Riyanto (2010: 98-100):
1. Observasi partisipatif
Observasi partisipatif adalah observasi dimana orang yang melakukan observasi
ikut ambil bagian dalam kehidupan orang yang sedang diamati. yang diamati
2. Observasi Non Partisipan
Observasi dikatakan non-partisipan jika pengamat tidak mengambil bagian dalam
kehidupan yang diamati
3. Observasi sistematis ervasi (Pengamatan terstruktur)
Pengamatan sistematis, jika pengamat menggunakan pedoman sebagai instrumen
pengamatan.
4. Observasi nonsistematis
Observasi yang dilakukan oleh pengamat tidak menggunakan instrumen observasi.
5. Observasi eksperimental dilakukan dengan cara mengamati pada suatu kondisi atau
situasi tertentu.
Jenis observasi yang akan diterapkan oleh peneliti adalah tipe observasi non
partisipan dan tipe observasi sistematik. Peneliti menggunakan observasi non partisipan
karena dalam penelitiannya dia tidak ikut serta dalam segala macam kegiatan yang
dilakukan dengan observasi. Penggunaan observasi sistematis bertujuan agar observasi
yang dilakukan peneliti terstruktur, tidak keluar dari alur penelitian.
Proses Pengelolaan Pepustakaan Universitas Andalas hampir secara keseluruhan sudah
dikelola menggunakan sistem informasi yang terotomasi. Dua kegiatan terpenting dalam
mekanisme perpustakaan perguruan tinggi adalah layanan peminjaman dan
bebas pustaka, di Universitas Andalas, kedua kegiatan ini sudah dilakukan secara
otomasi dan mandiri.

 Layanan Peminjaman Buku :


Mahasiswa (peminjam) menuju anjungan mandiri untuk melakukan
pencarian dan ketersediaan buku, setelah itu barcode dipindai, peminjam
melakukan pencetakan tanda bukti transaksi, lalu tanda bukti tersebut diserahkan
pada petugas.
 Layanan Bebas Pustaka

Mahasiswa mengembalikan buku pinjaman, membayar denda-denda,


melakukan pengunggahan tugas akhir, mengisi formulir pernyataan unggah
tugas akhir, melakukan validasi dan verifikasi akhir. Layanan bebas pustaka
bertujuan untuk menyelesaikan administrasi peminjaman maupun penghimpunan
tugas akhir sebagai syarat pengambilan ijazah.

Knowledge management di perpustakaan perguruan tinggi meliputi manajemen


pengetahuan tentang pengoperasian perpustakaan, Pengetahuan terkait pemustaka,
Pengetahuan tentang koleksi perpustakaan dan Pengetahuan tentang fasilitas dan teknologi
perpustakaan yang digunakan. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan tempat dimana
manajemen pengetahuan diaplikasikan untuk meningkatkan efisiensi operasional serta
melakukan manajemen pengetahuan agar dapat mendukung kinerja organisasi dalam
memberikan layanan yang terbaik kepada pengguna.

Bagaimanapun penerapan Knowledge Management memerlukan proses dan evaluasi,


keberhasilannya sangat bergantung pada budaya organisasi, untuk itu hal ini juga
memerlukan pendekatan holistik dan multidisiplin untuk meningkatkan proses manajemen
pengetahuan agar pustakawan dapat berperan sentral sebagai pemain terdepan dalam
manajemen pengetahuan. Meskipun konsep knowledge management muncul di sektor bisnis,
namun praktiknya kini telah digunakan dalam domain organisasi nonprofit dan sektor publik,
termasuk institusi akademik dan perpustakaan.
Pustakawan yang memiliki kemampuan TIK dan keterampilan kewirausahaan
informasi dapat memainkan peran yang berarti dan terkemuka dalam masyarakat informasi
jaringan. Di era baru mereka bisa bertindak sebagai penjaga informasi digital dan layanan
digital. Karena teknologi telah berubah dan memungkinkan cara-cara baru untuk membuat,
menyimpan, mengatur, dan menyediakan informasi. Harapan masyarakat terhadap peran
perpustakaan semakin meningkat. Perpustakaan juga menemukan bahwa pengguna atau
pencari informasi menginginkan informasi lebih cepat; mereka menginginkan informasi yang
dengan jelas menjawab pertanyaan mereka.

Perpustakaan perguruan tinggi perlu berfokus pada pengembangan kemampuan


dinamis (upgrade skills) sumberdayanya, untuk mempertahankan keunggulan kompetitif
mereka agar tetap relevan dalam jangka waktu yang lebih lama. Implementasi Knowledge
Management lebih dari sekedar sebuah proyek, keberhasilan penerapan knowledge
management membutuhkan pandangan jauh ke depan dan perencanaan.\
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Perpustakaan Universitas Andalas


Perpustakaan merupakan unit pelaksana teknis Universitas Andalas yang
berfungsi memberikan layanan informasi kepada mahasiswa, dosen dan karyawan
universitas dalam menjalankan tugas-tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi yang
mencakup pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Perpustakaan
Universitas Andalas memberikan berbagai layanan untuk menunjang kegiatan
akademik di kampus. Layanan yang diberikan meliputi penyediaan referensi,
penelusuran informasi, langganan jurnal-jurnal ilmiah, kumpulan thesis dan disertasi
ruang-ruang baca yang luas dan nyaman.

4.2 Visi dan Misi Perpustakaan Universitas Andalas


1. VISI
Menjadi perpustakaan unggul dan berbasis digital, yang memberikan akses dan
penyebaran informasi dalam rangka mewujudkan universitas Andalas menjadi
perguruan tinggi terkemuka dan bermartabat
2. MISI
a. Memberikan kepada Civitas Akademika dan masyarakat ilmiah lainnya untuk
mendapatkan akses informasi ilmiah.
b. Berperan sebagai pusat deposit dengan seluruh hasil penelitian ilmiah
Universitas Andalas dan menyajikan dalam bentuk data digital.
c. Mengkoordinir ruang baca Fakultas/Program Studi/ Jurusan sebagai unit
penunjang UPT Perpustakaan Universitas Andalas dan berbagi sumber
informasiuntuk meningkatkan koleksi perpustakaan.
d. Mengoleksi dan menata informasi dari segala bentuk informasi ilmiah dan
intelektual yang berkaitan dengan kebutuhan proses pembelajaran.
e. Mengupayakan, mengembangkan dan mepertahankan operasional operasional
secara efisien dan efektif.

4.3 Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Andalas


4.4 Fasilitas Perpustakaan Universitas Andalas
Perpustakaan ditunjang dengan fasilitas pendukung yang berfungsi untuk
memudahkan pemustaka dalam penelusuran informasi dan koleksi, serta membantu
memberikan kenyamanan dan keamanan selama berada di perpustakaan. Adapun
fasilitas yang tersedia adalah sebagai berikut:
1. Loker
Saat ini baru tersedia sekitar 80 unit loker penyimpanan tas/barang pengunjung
yang terletak di setiap lantai. Tiap loker memiliki kapasitas yang cukup besar,
sehingga dapat digunakan 2 sampai 3 orang.
2. Flap Barrier/Gerbang Otomatis
Berikut adalah gerbang otomatis tipe flap barrier yang berfungsi untuk mencatat
data pengunjung secara elektronik. Pemustaka yang ingin memasuki gedung
perpustakaan harus memindai barcode kartu anggota pada flap barrier. Anggota
yang tidak (belum) memiliki kartu anggota perpustakaan/KTM, dapat
mengetikkan nomor BP pada komputer yang tersedia. Pemustaka dari luar
Universitas Andalas harap melapor kepada petugas.
3. Website/Laman: http://pustaka.unand.ac.id
Laman Perpustakaan menyediakan fasilitas berupa web link data site, database
ejournal berlangganan (ProQuest, ScienceDirect, Garuda, Ejournal Unand), open
access ejournal database, serta database lain. Laman Perpustakaan juga merupakan
salah satu wadah komunikasi dan promosi perpustakaan. Di samping itu juga
terdapat menu Upload Tugas Akhir, Kotak Saran, dan Usulan Pengadaan Buku
baru. Laman Perpustakaan juga dapat diakses menggunakan smartphone android,
dengan cara mengunduh aplikasi Pustaka Unand di Google Play. Situs web
perpustakaan menyediakan akses ke Katalog bersama unand, akses lokal konten,
koleksi e-book, tugas akhir elektronik, laporan hasil penelitian dan pengabdian
dosen Unand, serta koleksi-koleksi ke-Minangkabau-an (Minangkabausiana).
4. OPAC (Katalog Akses Publik Online)
Yaitu katalog berani/online berbasis web menggunakan software SLiMS (Senayan
Library Management System) yang dapat diakses melalui laman
http://katalog.pustaka.unand.ac.id. OPAC dapat digunakan untuk menelusuri
keberadaan dan ketersediaan koleksi.Berikut tampilan katalog dari perpustakaan
Universitas Andalas. Pada tampilan awal ini terdapat Mesin Pencari Utama yang
berguna untuk melakukan pencarian secara umum dan luas.
OPAC juga dilengkapi dengan katalog bersama yang dapat digunakan untuk
mengakses koleksi yang tersedia di ruang baca/jurusan. Selain itu juga dengan
perpustakaan perguruan tinggi lain yang sudah terkoneksi dengan perpustakaan
Universitas Andalas. Katalog bersama dapat di akses pada alamat
http://opac.pustaka.unand.ac.id.
5. Lobi
Perpustakaan Universitas Andalas memiliki Lobi yang berfungsi sebagai ruang
tunggu. Ruangan ini didesain senyaman dan semenarik mungkin dengan
dilengkapi sofa dan meja. Tersedia juga 4 (empat) unit komputer OPAC untuk
penelusuran koleksi perpustakaan.
6. Ruang Baca full wifi
Perpustakaan menyediakan ruang baca terbuka di setiap lantai. Letak ruang baca
terpisah dari ruang koleksi. Setiap ruang baca menyediakan meja, kursi, meja
kubikus, jaringan listrik, dan hotspot wifi.
7. Komputer Internet Gratis
Perpustakaan menyediakan 60 unit perangkat komputer untuk mengakses internet
secara gratis. Fasilitas komputer tersebut juga dapat digunakan untuk mengakses
koleksi digital yang tersedia.
8. Ruang Diskusi Tertutup
Ruangan ini disediakan untuk mendukung kegiatan diskusi dan belajar kelompok
mahasiswa. Bagi yang ingin menggunakan ruang ini harus mengajukan
permohonan (memesan pemakaian) terlebih dahulu ke bagian administrasi dan
perpustakaan perpustakaan.
Terdapat 2 unit ruangan diskusi dengan kapasitas masing-masing 15 dan 30 orang
yang dilengkapi dengan AC, whiteboard dan LCD Proyektor. Ruangan ini berada
di lantai III (tiga) gedung perpustakaan.
9. Ruang Pertemuan
Gedung Perpustakaan memiliki Ruang Pertemuan dengan kapasitas 500 orang
yang berada di lantai 5 (lima). Ruangan ini dilengkapi dengan sound system, 2
(dua) LCD proyektor, LCD TV, mikrofon meja, wifi, dan AC. Di samping kiri
dan kanan ruangan ini terdapat ruangan tunggu dan ruangan makan.
10. Pusat Fotokopi
Fasilitas yang tersedia di perpustakaan yang dapat dimanfaatkan untuk
memfotokopi buku koleksi cadangan/majalah/surat kabar/jurnal dan koleksi lain
yang tidak dapat dipinjamkan untuk dibawa pulang. Biaya yang dikenakan sesuai
harga standar yang berlaku umum.
11. Fasilitas Pendukung (Lift, Mushalla dan Toilet)
Gedung Perpustakaan dilengkapi dengan 2 (dua) unit lift, serta musholla dan toilet
di setiap lantai.
4.5 Distribusi Keilmuan Artikel Unand yang Terindex Scopus Perpustakaan
Universitas Andalas

Sampai akhir tahun 2017, total sebanyak 1.318 dokumen dari penulis yang
berafiliasi dengan Universitas Andalas terindex oleh database Scopus. Tersebar ke
dalam 27 subjek area (disiplin ilmu) yang berbeda. Dokumen tersebut paling awal
diterbitkan pada tahun 1984. Tabel di bawah ini menyajikan sebaran subjek area dari
dokumen-dokumen milik penulis Universitas Andalas yang terindex Scopus.
Tabel di atas menunjukkan bahwasanya, artikel Unand paling banyak terindex
Scopus pada subjek Ilmu Pertanian dan Biologi, yaitu sebanyak 400 artikel.
Selanjutya dibahas oleh subjek Engineering, dengan 322 artikel, serta Pharmacology,
Toxilogy and Pharmaceutics dengan 249 artikel. Sedangkan untuk melihat sebarannya
secara jelas, seperti yang disajikan pada Gambar berikut ini:
4.6 Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan Andalas

Dalam Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan Universitas Andalas


memiliki beberapa bagian yang saling mendukung, sehingga sistem informasi
manajemen tersebut berjalan dengan baik. Dalam sistem informasi manajemen
terdapat lima komponen :
1) Hardware(Perangkat Keras)
Perpustakaan Universitas Andalas menggunakan hardware antara lain :
 60 unit personal computer dalam mengakses koleksi yang ada. Dengan
layanan peminjaman mandiri, pemustaka dapat melakukan peminjaman
sendiri tanpa dibantu oleh petugas.
 15 Scanner untuk pindai barcode (5 scanner untuk pemindaian peminjaman
mandiri, 7 scanner untuk pemindaian koleksi buku dan 3 scanner untuk
pemindaian koleksi skripsi)
 7 scanner untuk pindai cover
 Wi fi router setiap lantai
 Workstations di setiap lantai
 8 buah printer

Teknologi Informasi di Perpustakaan Universitas Andalas diawali pada


tahun 1997 dengan menggunakan komputer yang belum terhubung ke
komputer lain. Pada tahun 2002, Perpustakaan Universitas Andalas
memasang jaringan Local Area Network (LAN).Dengan adanya LAN
pemustaka maupun pustakawan lebih dipermudah dalam mengakses informasi.
Dalam pengaplikasian sistem automasi, Perpustakaan Universitas Andalas
menggunakan program SIPISIS. Tahun 2004 software SIPISIS diganti dengan
CDS/ISIS Versi Windows atau lebih dikenal sebagai WINISIS. Penggunaan
software WINISIS ini dirasakan lebih mudah karena prinsip-prinsip dasar
program berbasis Windows ini sama dengan program SIPISIS (Rahma yanti &
Ardoni, 2012).
Penerapan sistem automasi untuk pengatalogan bahan pustaka sangat
membantu Perpustakaan Universitas Andalas karena menghemat waktu dan
tenaga. Perpustakaan membutuhkan waktu yang lama dalam pengatalogan
bahan pustaka jika hal itu dilakukan secara manual, tetapi dengan menggunakan sistem
automasi sangat membantu perpustakaan dalam melakukan semua kegiatan
secara cepat dan tepat dengan hasil yang memuaskan. Perpustakaan
Universitas Andalas menggunakan OPAC untuk
mempermudah pemustaka dalam menemukan informasi mengenai buku yang
dicari. Dengan menggunakan OPAC pemustaka tidak perlu menyisiri satu persatu buku
yang ada di perpustakaan. Melalui OPAC pemustaka dapat menelusuri dengan
mengetikkan berbagai pilihan mulai dari istilah, kamus istilah, subjek, judul,
pengarang
BAB V
KESIMPULAN

1. Visi Perpustakaan Unand adalah Menjadi perpustakaan unggul dan berbasis digital,
yang memberikan akses dan penyebaran informasi dalam rangka mewujudkan
universitas Andalas menjadi perguruan tinggi terkemuka dan bermartabat
2. Manajemen pengetahuan untuk meningkatkan komunikasi antara manajemen puncak
dan antar pekerja untuk meningkatkan proses kerja, menanamkan budaya berbagi
pengetahuan dan menerapkan sistem kinerja.
3. Perpustakaan ditunjang dengan fasilitas pendukung yang berfungsi untuk
memudahkan pemustaka dalam penelusuran informasi dan koleksi, serta membantu
memberikan kenyamanan dan keamanan selama berada di perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA

Andi Prastowo. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
Diva Press.

Fitrah, M., & Luthfiyah. (2017). Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan
Kelas & Studi Kasus. Sukabumi: CV Jejak.

M. Reza Rokan. 2017. Manajemen Perpustakaan sekolah. Jurnal Iqro’ Vol 11 no 1

Perpustakaan Universitas Andalas. Gedung Perpustakaan Universitas Andalas Kampus


Limau Manis Padang. Sumatra Barat. Indonesia. Tersedia online:
https://pustaka.unand.ac.id/profil/organisasi/sejarah

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulistyo-Basuki.1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Umum.

Undang-undang Nomor 43 tahun 2007. Tentang Perpustakaan

UU. RI No 2 tahun 1989, sistem pendidikan Nasional dan Penjelasanya.

Yusup, Pawit M. (2012). Perspektif manajemen pengetahuan informasi, komunikasi,


pendidikan, dan perpustakaan. Jakarta: Rajawali Press

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai