Anda di halaman 1dari 69

ANALISIS PENGARUH KONSUMSI KONTEN TIKTOK

terhadap KESEHATAN MENTAL REMAJA se-DONOMULYO


KABUPATEN MALANG
Diajukan sebagai salah satu syarat penyelesaian tugas Bahasa Indonesia

Oleh:

ZAINUL MUTAQIN
MUHAMMAD RASYA ARDIANSYAH
MUHAMMAD FATEHAN
GALIH AGUNG PAMBUDI

MADRASAH ALIYAH NEGERI 3


MALANG
1
2024

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan Judul

ANALISIS PENGARUH KONSUMSI KONTEN TIKTOK terhadap


KESEHATAN MENTAL REMAJA se-DONOMULYO KABUPATEN
MALANG

Disusun Oleh:

ZAINUL MUTAQIN
MUHAMMAD RASYA ARDIANSYAH
MUHAMMAD FATEHAN
GALIH AGUNG PAMBUDI

Karya Tulis Ilmiah ini telah disahkan di hadapan guru Bahasa Indonesia MAN 3 MALANG

Malang, …………
Guru Pengampu Bahasa Indonesia

2
……………………………………………..
ABSTRAK

Karya tulis ilmiah ini berjudul “ANALISIS PENGARUH KONSUMSI KONTEN


TIKTOK terhadap KESEHATAN MENTAL REMAJA se-DONOMULYO KABUPATEN
MALANG” dan membahas tentang pengalaman remaja dalam menggunakan aplikasi TikTok
serta dampaknya terhadap kesehatan mental mereka. Penelitian ini dilakukan dengan metode
kualitatif untuk memahami dan menjelaskan fenomena sosial yang dialami oleh subjek
penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan TikTok yang berlebihan dapat
menyebabkan munculnya berbagai masalah seperti kecemasan, stres, depresi, dan kesepian pada
remaja. Lebih dari separuh (53%) remaja yang menjadi subjek penelitian ini teridentifikasi
mengalami masalah kesehatan mental atau berada dalam kategori sedang.
Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan TikTok yang berlebihan merupakan
perhatian serius bagi orang tua dan guru dalam memantau kesehatan mental remaja. Studi ini
memberikan pemahaman yang penting tentang bagaimana media sosial, khususnya TikTok,
dapat mempengaruhi berbagai aspek kesehatan mental remaja.
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media sosial, termasuk TikTok,
memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental remaja. Penting bagi orang tua,
guru, dan pihak terkait untuk memahami implikasi dari penggunaan media sosial ini guna
melindungi kesehatan mental generasi muda.

Kata Kunci: TikTok, Media Sosial, Kesehatan Mental, Remaja, Kecemasan, Stres, Depresi,
Kesepian.

3
KATA PENGANTAR
Penulis berterima kasih kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya yang telah
memungkinkan mereka menyelesaikan karya ilmiah dengan judul "ANALISIS PENGARUH
KONSUMSI KONTEN TIKTOK terhadap KESEHATAN MENTAL REMAJA se-DONOMULYO
KABUPATEN MALANG". Karya ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas
mata pelajaran bahasa Indonesia. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada banyak orang yang
membantu karya ilmiah ini. Terutama kepada guru pengampu bahasa Indonesia dan setiap orang yang
telah memberikan bantuan. Karya ilmiah ini membahas pengalaman remaja dengan aplikasi TikTok dan
bagaimana hal itu berdampak pada kesehatan mental mereka. Studi ini dilakukan secara kualitatif untuk
mendapatkan pemahaman dan penjelasan tentang fenomena sosial yang dialami subjek penelitian.
Penulis berharap bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan manfaat
bagi pembaca, khususnya dalam memahami dampak penggunaan media sosial terhadap
kesehatan mental remaja.
Karya Tulis Ilmiah ini membahas pengalaman remaja dengan aplikasi TikTok dan
dampak aplikasi tersebut terhadap kesehatan mental mereka. Studi kualitatif digunakan untuk
memahami dan menjelaskan fenomena sosial yang dialami subjek penelitian. Penulis berharap
hasil penelitian ini akan membantu pembaca, khususnya dalam memahami dampak penggunaan
media sosial terhadap kesehatan mental remaja.

4
Terima kasih.

Penulis,
[ Tim Peneliti ]

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................3
ABSTRAK...................................................................................................................................4
DAFTAR ISI................................................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………………12
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………………………35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………………….47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………………...62
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...…………64

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Penggunaan media sosial TikTok di wilayah Donomulyo telah menjadi fenomena yang
semakin umum di era komputer dan internet sekarang ini. TikTok, yang mulai populer pada
akhir tahun 2019, telah menjadi salah satu platform video pendek paling populer dan telah
menjadi subjek banyak studi. TikTok lebih dari sekadar aplikasi; itu adalah platform untuk
berinteraksi dan menghibur orang. TikTok menjadi populer di seluruh dunia, dengan
pengguna aktif yang terus meningkat. Menurut data We Are Social, pengguna global TikTok
diperkirakan mencapai 1,05 miliar pada Januari 2023, naik 18,8% dari jumlah sebelumnya.
Berbagai jenis video pendek yang menarik telah membuat TikTok menjadi salah satu media
sosial terpopuler di dunia.
Penelitian ini mengumpulkan data dan menyelidiki hubungan antara religiusitas dan
kontrol diri dalam penggunaan TikTok remaja. TikTok memiliki banyak fitur menarik yang
memungkinkan penggunanya berkreasi, mendapatkan informasi, dan menikmati hiburan.
Beberapa fitur utama aplikasi yang menarik perhatian pengguna adalah sebagai berikut:
1. Perekaman dan Unggahan Video: Pengguna dapat merekam video secara langsung di
aplikasi atau mengunggah video dari perangkat pribadi mereka.
2. Beranda atau Halaman Untukmu (For You Page/FYP): Fitur utama yang menampilkan
video-video yang dipersonalisasi berdasarkan preferensi dan interaksi pengguna.
3. Creative Center: Fitur yang membantu pengguna dalam menciptakan materi iklan dan
video yang menarik, termasuk inspirasi konten, lagu, dan kata kunci tren.

6
4. Alat dan Perpustakaan: TikTok menyediakan berbagai alat untuk pembuatan materi iklan,
termasuk akses ke Perpustakaan Musik TikTok dan Alat Kreatif.
5. Informasi dan Tren: Aplikasi TikTok menyajikan informasi dan tren terkini, membantu
pengguna dalam membuat konten yang relevan.
6. Kolaborasi dengan Kreator: Pengguna dapat menemukan dan berkolaborasi dengan
kreator TikTok untuk mempromosikan merek mereka.
TikTok telah menjadi platform yang diminati oleh banyak pengguna karena fitur-fiturnya
yang menarik, yang memungkinkan penggunanya untuk mengekspresikan diri, memperoleh
informasi, dan menikmati hiburan dalam berbagai bentuk.

Penggunaan media sosial TikTok juga dapat berdampak negatif, terutama pada kesehatan
mental remaja. Beberapa efek negatif dari penggunaan media sosial ini antara lain:
1. Depresi: Penggunaan TikTok yang berlebihan dapat menyebabkan pengguna merasa
tidak memadai atau tidak bahagia dengan kehidupan mereka sendiri, yang dapat
menyebabkan perasaan rendah diri, kecemasan, dan depresi.
2. Stres: Penggunaan TikTok yang berlebihan dapat menyebabkan kecemasan dan tekanan,
yang dapat menyebabkan stres yang berlebihan, terutama jika pengguna merasa gagal
atau tidak terpenuhi di platform tersebut.
3. Kecemasian: Pengguna TikTok mungkin merasa tertekan atau tertekan karena mereka
tidak
4. Gangguan Tidur: Jika pengguna TikTok membuka aplikasi ini di malam hari atau bahkan
di tempat tidur, mereka dapat mengalami gangguan tidur, yang dapat menyebabkan
insomnia, gangguan tidur, atau kualitas tidur yang buruk.
5. Ketidakstabilan Emosi: Penggunaan TikTok yang berlebihan dapat meningkatkan risiko
kecanduan media sosial, yang dapat menyebabkan ketidakstabilan emosi.
6. Kekerasan: Konten yang sensitif atau kontroversial di TikTok dapat memengaruhi
kesehatan mental pengguna, terutama jika kontennya mengandung kekerasan atau konten
yang memicu trauma.
7. Body Shaming: TikTok sering digunakan untuk memamerkan tubuh dan gaya hidup
pengguna, yang dapat memperkuat persepsi sosial yang menyatakan bahwa tampil
menarik dan seksi adalah norma dan mendorong pengguna.

7
8. Pelecehan Seksual: Aplikasi TikTok juga dapat disalahgunakan untuk melakukan
pelecehan seksual, yang dapat menyebabkan hilangnya rasa malu dan kurangnya
pergaulan terhadap diri sendiri.
9. Kurangnya Pendekatan: Penggunaan TikTok yang berlebihan dapat mengganggu rutinitas
sehari-hari, termasuk pekerjaan, sekolah, dan tidur, yang dapat meningkatkan risiko
prokrastinasi yang merugikan.
10. Kecanduan Media Sosial: Pengguna TikTok dapat dengan mudah menghabiskan berjam-
jam di aplikasi ini, menonton video yang tak berujung dan tidak membantu, yang dapat
meningkatkan risiko kecanduan media sosial.
Faktor-faktor seperti frekuensi, durasi, konten, dan interaksi yang terjadi di media sosial
TikTok dapat memengaruhi dampak negatif dari penggunaan media sosial oleh remaja.
Menurut penelitian yang dilakukan, literatur, studi kasus, dan perspektif pakar psikologi,
sosiologi, dan komunikasi telah menunjukkan bahwa penggunaan TikTok telah mengubah
gaya bahasa masyarakat dengan penggunaan bahasa yang tidak sopan atau tidak pantas.
TikTok juga dapat memengaruhi kesehatan mental anak-anak, dengan efek negatif seperti
perbandingan sosial, prokrastinasi, ketagihan, gangguan tidur, dan gangguan emosional.
Bayangkan seorang remaja yang menggulir beranda TikTok-nya, terpesona oleh kilasan
kehidupan yang luar biasa dari pengguna lain. Mereka menonton video yang menunjukkan
liburan mewah, tubuh yang tampaknya "ideal", dan gaya hidup glamor yang tampaknya
dapat dicapai oleh orang lain dengan mudah. Di luar pandangan publik, remaja itu mulai
merasa tidak cukup. Mereka mulai membandingkan hidup mereka dengan apa yang mereka
lihat di TikTok, merasa kurang bahagia dengan diri mereka sendiri, dan tertekan oleh
harapan yang tidak dapat dicapai.
Sementara itu, seorang remaja lain terjebak dalam rutinitas menonton video di TikTok
tanpa henti, bahkan saat mereka seharusnya beristirahat atau menyelesaikan tugas sekolah.
Mereka terbuai oleh konten yang terus muncul di feed mereka, yang membuat mereka sulit
untuk melepaskan diri dan akhirnya mengabaikan tanggung jawab.
Seorang remaja terjaga di malam hari ketika seharusnya mereka bersiap untuk tidur tetapi
tetap terhipnotis oleh layar ponsel mereka yang menampilkan video dari TikTok. Mereka
menunda tidur, terjebak dalam aliran video pendek yang tidak berhenti-hentinya yang

8
membuat mereka sulit untuk meredakan diri dan akhirnya mengakibatkan gangguan tidur
yang berbahaya.
Selain itu, ada remaja yang terpapar video TikTok yang sensitif atau kontroversial,
seperti video yang mencemoohkan penampilan fisik seseorang atau mendukung standar
kecantikan yang tidak realistis. Mereka merasa tidak aman dan tidak nyaman dengan tubuh
mereka karena melihat konten semacam itu secara teratur, yang pada akhirnya berdampak
negatif pada kesejahteraan emosional mereka.
Dalam setiap contoh ini, penggunaan TikTok yang berlebihan atau terpapar pada konten
yang merugikan dapat memiliki dampak serius pada kesehatan mental generasi muda.

Studi menunjukkan bahwa penggunaan TikTok memiliki efek positif dan negatif pada
kesehatan mental remaja. Sebagai contoh, remaja dapat merasa terhibur dan senang
menonton video-video lucu di TikTok atau mengikuti tantangan positif. Sebuah studi
menemukan bahwa aktivitas seperti ini dapat membantu mereka mengurangi stres dan
merasa lebih baik.
Sebaliknya, dampak negatif juga perlu diperhatikan. Sebagian remaja mungkin terjebak
dalam pola penggunaan TikTok yang berlebihan dan mengabaikan tugas sehari-hari seperti
waktu sekolah atau istirahat. Ini dapat meningkatkan stres dan menyebabkan masalah tidur
yang serius.
Penelitian dilakukan di wilayah Donomulyo untuk memahami dampak ini lebih dalam.
Selain mengukur kesehatan mental remaja, data akan dikumpulkan mengenai pola konsumsi
konten TikTok oleh remaja di wilayah tersebut. Diharapkan hubungan antara konsumsi
konten TikTok dan kesehatan mental remaja akan ditemukan melalui analisis statistik.
TikTokers harus berhati-hati saat menggunakannya. Serupa dengan mengendarai mobil,
pengguna TikTok juga harus mematuhi aturan, mengontrol diri, dan menetapkan batasan
waktu untuk menghindari dampak negatif (misalnya kecelakaan).

Kesehatan mental remaja adalah istilah yang mengacu pada kondisi psikologis dan
emosional remaja yang dapat diukur dengan menggunakan skala kesehatan mental. Skala ini
merupakan komponen penting dalam perkembangan dan pertumbuhan individu, yang terlibat
dalam pembentukan emosional, sosial, dan kognitif individu. Skala kesehatan mental Child

9
and Adolescent Psychiatry adalah salah satu contoh skala yang dapat digunakan untuk
mengukur kesehatan mental remaja.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana konsumsi konten TikTok
berdampak pada kesehatan mental remaja di Donomulyo. Data tentang konsumsi konten
TikTok oleh remaja di wilayah tersebut dikumpulkan dan diolah, dan juga dilakukan
pengukuran terhadap kesehatan mental mereka. Selanjutnya, analisis statistik dilakukan
untuk menentukan hubungan antara konsumsi konten TikTok dan kesehatan mental remaja.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mengobati masalah kesehatan mental remaja
yang dipengaruhi oleh konsumsi konten TikTok.

Diharapkan penelitian ini akan sangat membantu kemajuan ilmu pengetahuan, terutama
psikologi dan komunikasi, dengan melihat bagaimana konsumsi konten TikTok berdampak
pada kesehatan mental remaja di Donomulyo. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan
data mengenai pola konsumsi konten TikTok oleh remaja Donomulyo dan mengukur
kesehatan mental mereka dengan fokus pada analisis pengaruh konsumsi konten TikTok
terhadap kesehatan mental remaja di wilayah tersebut. Diharapkan penelitian ini dapat
mengungkapkan hubungan yang signifikan antara konsumsi konten TikTok dan kesehatan
mental remaja, menurut temuan peneliti.
Lebih jauh lagi, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi berharga
dalam pengembangan ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang psikologi dan komunikasi.
Informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan untuk merancang program-
program atau strategi-strategi yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan mental remaja
di Donomulyo. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat menjadi sumber referensi yang
berharga bagi para peneliti dan akademisi dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang
psikologi dan komunikasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan penelitian yang dapat diambil adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik konsumsi konten TikTok oleh remaja se-Donomulyo?
2. Bagaimana tingkat kesehatan mental remaja se-Donomulyo?

10
3. Apakah ada pengaruh konsumsi konten TikTok terhadap kesehatan mental remaja se-
Donomulyo?
4. Jika ada, bagaimana besar dan arah pengaruhnya?
5. Faktor-faktor apa saja yang memoderasi pengaruh konsumsi konten TikTok terhadap
kesehatan mental remaja se-Donomulyo?
Perumusan permasalahan ini akan membantu dalam menyusun kerangka penelitian yang
sistematis dan terarah untuk mengungkap dampak konsumsi konten TikTok terhadap
kesehatan mental remaja di Donomulyo.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini membahas tentang konsumsi konten TikTok oleh remaja se-Donomulyo
dan pengaruhnya terhadap kesehatan mental mereka. Tujuan-tujuan penelitian yang ingin
dicapai dalam penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui karakteristik konsumsi konten TikTok oleh remaja se-Donomulyo.
2. Untuk mengetahui tingkat kesehatan mental remaja se-Donomulyo.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh konsumsi konten TikTok terhadap kesehatan
mental remaja se-Donomulyo.
4. Untuk mengetahui besar dan arah pengaruhnya.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memoderasi pengaruh konsumsi konten TikTok
terhadap kesehatan mental remaja se-Donomulyo.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya dalam bidang psikologi dan komunikasi.
2. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan bagi para
pengguna, pengelola, dan pengawas media sosial TikTok tentang dampak konsumsi
konten TikTok terhadap kesehatan mental remaja.
3. Secara sosial, penelitian ini dapat memberikan kesadaran dan edukasi bagi masyarakat,
khususnya remaja dan orang tua, tentang pentingnya menjaga kesehatan mental di era
digital.
4. Secara akademis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan acuan bagi
peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji topik serupa atau berkaitan.

11
5. Secara pribadi, penelitian ini dapat menjadi sarana pembelajaran dan pengembangan diri
bagi penulis dalam melakukan penelitian ilmiah.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Media Sosial TikTok


TikTok adalah platform video pendek di mana orang dapat menonton, membuat, dan
berbagi video berdurasi 15 hingga 60 detik yang dilengkapi dengan berbagai efek, filter,
musik, dan stiker. TikTok bukan hanya platform media sosial; itu juga situs e-commerce,
sumber berita, dan mesin pencari. Selain itu, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
industri musik. TikTok telah mengubah cara kita membuat dan mengonsumsi konten,
memengaruhi budaya masyarakat, dan membuka jalan bagi influencer dan bisnis baru.
TikTok terus memainkan peran penting di dunia online karena penggunaan yang terus
meningkat dan dampak yang luas.
TikTok pertama kali diluncurkan oleh perusahaan teknologi asal Tiongkok ByteDance
dengan nama Douyin pada tahun 2016. Perusahaan ini sebelumnya membeli aplikasi video
pendek asal Amerika Serikat bernama Musical.ly seharga sekitar USD1 miliar pada tahun

12
2017, dan pada tahun 2018, ByteDance memutuskan untuk menggabungkannya dengan
aplikasi mereka sendiri yang dikenal sebagai TikTok. TikTok telah mengalami pertumbuhan
luar biasa sejak saat itu dan sekarang menjadi salah satu situs media sosial terkenal di dunia.
TikTok berhasil berkat Zhang Yiming, pendiri ByteDance. Dengan penggunaan dan
popularitas yang terus meningkat, TikTok telah memiliki pengaruh besar di dunia internet.
TikTok telah mengalami pertumbuhan yang pesat sejak ByteDance membeli Musical.ly
pada tahun 2017 dan menggabungkannya dengan platform Douyin menjadi TikTok pada
tahun 2018. TikTok memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif setiap bulan di lebih dari
150 negara, menjadikannya salah satu aplikasi yang paling banyak diunduh di dunia. TikTok
tidak hanya memiliki kreativitas tanpa batas dan konten yang mudah dicerna, tetapi juga
menggunakan algoritma pintar untuk menyajikan konten yang relevan kepada pengguna.
TikTok menghadapi masalah dan kontroversi terkait privasi data pengguna di beberapa
negara meskipun berhasil. TikTok terus menjadi lebih populer dan telah menjadi salah satu
media sosial terkenal di dunia. Itu masih memainkan peran penting dalam dunia digital.
TikTok adalah platform media sosial yang populer di kalangan remaja karena berbagai
konten yang menarik, seperti musik, olahraga, pendidikan, komedi, dan tantangan. TikTok
memberi pengguna kemampuan untuk membuat, mengedit, dan membagikan video singkat
dengan musik pengiring dan filter. Generasi muda telah menunjukkan keinginan untuk
mengekspresikan diri mereka dengan cara yang berbeda melalui elemen kreatif seperti efek
visual, tantangan, dan berbagai genre musik latar. TikTok juga dapat membantu kreativitas,
merek, pertumbuhan bisnis, hiburan, sumber penghasilan, pembelajaran, dan informasi
bermanfaat jika digunakan dengan benar. TikTok adalah salah satu aplikasi yang paling
banyak diunduh di dunia dengan lebih dari satu miliar pengguna aktif setiap bulan di lebih
dari 150 negara.
TikTok adalah platform media sosial yang sangat diminati oleh remaja karena banyak
konten yang menarik. TikTok sangat disukai karena alasan berikut:
1. Konten Kreatif dan Unik: TikTok memungkinkan pengguna membuat video singkat
dengan berbagai efek kreatif dan filter yang menarik. Ini membuat pengguna lain tertarik
pada konten mereka.
2. Peralgoritmaan Canggih: TikTok menggunakan algoritma canggih untuk membuat
kontennya lebih personal dan sesuai dengan minat dan perilaku penggunanya.

13
3. Efek Viral dan Tren: TikTok dapat membuat tren dan membuat konten menjadi viral. Hal
ini memungkinkan publik yang lebih luas untuk melihat konten tersebut.
4. Komunitas yang Aktif: TikTok adalah platform yang sangat interaktif, memungkinkan
pengguna untuk berinteraksi dengan kreator dan konten melalui komentar, duet, dan fitur
lainnya, yang membentuk komunitas.
5. Aksesibilitas dan Keberagaman: TikTok dapat diakses secara gratis di berbagai
perangkat, sehingga banyak orang di seluruh dunia dapat mengaksesnya. TikTok juga
memiliki konten yang beragam yang mencakup berbagai topik, gaya, dan budaya,
menjadikannya platform yang inklusif dan menarik bagi berbagai macam audiens.
Dengan kombinasi fitur-fitur ini, platform ini telah berhasil menarik banyak pengguna,
terutama remaja, dan terus menjadi salah satu platform media sosial terpopuler saat ini.
Mengetahui Fitur-Fitur Terbaik yang Ditawarkan oleh TikTokSebagai platform media
sosial yang sangat populer, TikTok menawarkan banyak fitur yang menarik bagi
penggunanya. TikTok telah menjadi tempat favorit bagi para kreator dan pengguna yang
mencari hiburan yang unik dan menarik, dari For You Page (FYP) hingga fitur kreatif seperti
Create. Mari kita lihat lebih dalam tentang fitur-fitur utama TikTok yang harus dicoba:
1. For You Page (FYP)—FYP adalah inti dari pengalaman TikTok karena menampilkan
konten yang dipersonalisasi untuk setiap pengguna berdasarkan preferensi dan perilaku
mereka. Dengan algoritma yang cerdas, FYP memastikan bahwa pengguna menerima konten
yang sesuai dengan minat mereka setiap kali mereka membuka aplikasi TikTok. Tidak perlu
lagi mencari secara aktif, FYP membawa hiburan langsung ke layar mereka.
2. Mengikuti: Fitur mengikuti memungkinkan pengguna untuk tetap terhubung dengan karya
terbaru dari akun yang mereka sukai. Dengan mengikuti akun favorit, pengguna dapat
dengan mudah melihat konten terbaru dari kreator yang mereka ikuti, yang memungkinkan
pengguna untuk tetap terhubung dengan konten yang mereka sukai dan memberikan
dukungan kepada kreator.
3. Discover
Discover adalah tempat yang sempurna bagi pengguna untuk menemukan konten yang
sedang viral atau populer di TikTok. Dengan berbagai video yang disajikan berdasarkan tren,
topik, atau tagar yang sedang ramai dibicarakan, pengguna dapat memperluas wawasan
mereka tentang apa yang sedang happening di platform ini. Fitur Discover membantu

14
pengguna menjelajahi konten yang relevan dan menarik, menjadikannya salah satu fitur yang
tak boleh dilewatkan.
4. Create
Fitur Create memungkinkan pengguna untuk menjadi kreator mereka sendiri. Dari
merekam video langsung di aplikasi hingga mengunggah dari galeri ponsel, TikTok
memberikan fleksibilitas yang besar dalam pembuatan konten. Pengguna dapat
menambahkan musik, efek visual, teks, stiker, dan filter untuk meningkatkan kualitas dan
kreativitas video mereka. Dengan Fitur Create, hanya imajinasi yang menjadi batasnyaI
5. Inbox
Inbox memungkinkan pengguna untuk berinteraksi secara pribadi dengan pengguna
lain melalui pesan langsung. Ini memberikan kesempatan bagi pengguna untuk terhubung
satu sama lain, berbagi konten, atau hanya sekadar bertukar cerita. Inbox menjadi tempat di
mana komunitas TikTok berkumpul dalam percakapan yang lebih pribadi.
6. Me
Bagian "Me" adalah rumah bagi profil pengguna, di mana mereka dapat melihat
informasi tentang akun dan aktivitas mereka. Ini adalah tempat di mana pengguna dapat
mengelola profil mereka, melihat statistik, dan memperbarui pengaturan. Bagian ini
memungkinkan pengguna untuk mengontrol bagaimana mereka ingin dilihat oleh dunia
TikTok.
TikTok terus mengembangkan fitur untuk membuat pengalaman penggunanya lebih
baik. Beberapa fitur yang telah ditambahkan untuk meningkatkan pengalaman pengguna
antara lain:
1. Efek Kreatif: TikTok menawarkan berbagai efek kreatif yang memungkinkan pengguna
mengekspresikan kreativitas mereka dengan cara yang berbeda dengan memberikan filter,
efek suara, dan efek visual lainnya kepada video mereka.
2. Duet dan Stitch: Fitur Duet memungkinkan pengguna berkolaborasi atau merespons
konten orang lain dengan membuat video bersama, sementara fitur Stitch memungkinkan
pengguna membagikan potongan video dari video yang lain. Fitur-fitur ini memperluas
interaksi antara pengguna dan memungkinkan mereka untuk membuat video bersama dengan
orang lain.

15
3. Suara Viral dan Tren: TikTok sering kali memunculkan suara atau lagu tertentu yang
sedang tren. Pengguna dapat menggunakan suara tersebut dalam video mereka, yang dapat
membantu mereka mendapatkan perhatian lebih banyak dari pengguna lainnya dan
meningkatkan visibilitas konten mereka.
4. Tantangan dan Hashtag Challenges: TikTok sering kali mengadakan tantangan atau
hashtag challenges, di mana pengguna diundang untuk membuat video yang sesuai dengan
tema atau konsep tertentu. Ini tidak hanya memicu kreativitas, tetapi juga memungkinkan
pengguna untuk terlibat dalam komunitas yang lebih besar.
5. Fitur Pelacakan Waktu: TikTok memperkenalkan fitur pelacakan waktu yang
memungkinkan pengguna untuk membatasi waktu yang dihabiskan di platform. Ini
membantu dalam mengelola konsumsi media dan mempromosikan penggunaan yang lebih
sehat.
6. Fitur Belanja: TikTok telah mulai mengintegrasikan fitur belanja di platformnya,
memungkinkan pengguna untuk menemukan dan membeli produk langsung dari video yang
mereka tonton. Ini memberikan pengalaman belanja yang lebih mulus dan langsung dari
aplikasi.
7. Fitur Interaktif: TikTok juga memiliki berbagai fitur interaktif seperti jajak pendapat,
pertanyaan dan jawaban, dan polling, yang memungkinkan pengguna untuk terlibat secara
aktif dengan audiens mereka dan memperkuat ikatan komunitas.

Dengan terus memperbarui dan mengembangkan fitur-fiturnya, TikTok terus berupaya


untuk memberikan pengalaman yang menarik dan beragam bagi para penggunanya.
Penggunaan media sosial TikTok memang memiliki dampak yang beragam bagi
remaja. Meskipun demikian, terdapat manfaat positif yang juga dapat diperoleh dari
penggunaan platform ini.
Salah satu manfaat positif utama adalah peningkatan kreativitas. TikTok memberikan
kesempatan bagi penggunanya untuk menciptakan konten-konten yang kreatif, menarik, dan
menghibur. Melalui berbagai fitur editing video dan efek spesial, remaja dapat mengasah
keterampilan mereka dalam membuat konten yang unik.
Selain itu, TikTok juga menjadi sarana bagi remaja untuk mengekspresikan diri. Mereka
dapat menyampaikan pendapat dan opini mereka mengenai berbagai isu melalui video pendek

16
yang mereka buat. Hal ini tidak hanya membantu mereka dalam berkreasi, tetapi juga dalam
mengembangkan kemampuan berbicara dan menyampaikan ide dengan cara yang kreatif.
Tidak hanya itu, TikTok juga dapat menjadi sumber pengetahuan dan keterampilan.
Melalui video-video yang dibagikan oleh pengguna lain, remaja dapat memperoleh informasi
dan keterampilan baru, seperti cara memasak atau belajar hal-hal baru.
Selain manfaat positif tersebut, tentu saja terdapat juga dampak negatif yang perlu
diwaspadai. Misalnya, penggunaan TikTok secara berlebihan dapat berdampak buruk pada
kesehatan mental remaja. Mereka dapat merasa tidak memadai atau merasa tertekan saat
membandingkan kehidupan mereka dengan pengguna lain yang terlihat lebih sukses atau bahagia
dalam video mereka.
Selain itu, kecanduan terhadap TikTok juga dapat mengganggu pola tidur dan aktivitas
sehari-hari remaja. Mereka mungkin menjadi sulit tidur karena terlalu sering menggunakan
aplikasi ini, yang pada akhirnya dapat memengaruhi konsentrasi dan kinerja mereka di sekolah
atau pekerjaan.
Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk menggunakan TikTok dengan bijak. Mereka
perlu menyadari potensi dampak negatifnya dan menetapkan batasan waktu penggunaan. Selain
itu, mencari dukungan dari orang-orang terdekat juga penting agar mereka dapat mengatasi
tekanan atau perasaan tidak nyaman yang mungkin timbul akibat penggunaan TikTok. Dengan
demikian, remaja dapat memanfaatkan potensi positif dari TikTok sambil tetap menjaga
kesehatan dan keseimbangan dalam kehidupan mereka.

2.2 Kesehatan Mental Remaja


Kesehatan mental remaja adalah keadaan psikologis dan emosional yang memengaruhi
cara mereka berpikir, merasa, dan bertindak dalam menghadapi berbagai tantangan dan stres
sehari-hari. Ini merupakan aspek penting dalam kesejahteraan remaja karena dapat berdampak
pada kinerja dan kesuksesan mereka dalam berbagai bidang kehidupan.
Berbagai faktor dapat memengaruhi kesehatan mental remaja, termasuk faktor genetik,
kondisi fisik, pengalaman masa lalu, serta faktor sosial dan lingkungan. Kesehatan mental remaja
dapat bermanifestasi dalam berbagai kondisi seperti depresi, gangguan bipolar, serangan panik,
dan stres. Depresi, sebagai contoh, dapat memengaruhi kesejahteraan dan kinerja remaja,
sedangkan gangguan bipolar dapat memengaruhi pola pikir dan perasaan mereka. Serangan

17
panik dapat memengaruhi perasaan dan perilaku, sementara stres dapat mempengaruhi kinerja
mereka dalam berbagai aspek kehidupan.
Untuk memantau dan meningkatkan kesehatan mental, remaja dapat melakukan berbagai
aktivitas, seperti berbicara dengan orang-orang terdekat, berpikir positif, dan menjalani kegiatan
fisik. Menulis jurnal juga bisa membantu mereka memantau dan memperbaiki kesehatan mental
mereka serta menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi.
Kesehatan mental remaja bisa diukur dengan berbagai indikator, seperti tingkat
kebahagiaan, kepuasan hidup, harga diri, kemandirian, keterampilan sosial, dan keseimbangan
emosi. Tingkat kebahagiaan mencerminkan kepuasan remaja terhadap dirinya dan kehidupannya.
Kepuasan hidup menunjukkan apakah mereka merasa puas dengan jalannya kehidupan. Harga
diri menunjukkan apakah mereka merasa berharga atau tidak. Kemandirian mencerminkan
sejauh mana remaja merasa mandiri. Keterampilan sosial menunjukkan kemampuan mereka
dalam berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan keseimbangan emosi mencerminkan
kemampuan mereka dalam mengendalikan emosi.
Berdasarkan penelitian, faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan mental remaja
termasuk pola asuh orang tua yang otoriter atau permisif, rasa syukur, dan jenis kelamin. Pola
asuh yang otoriter atau permisif dapat berpengaruh pada kondisi psikologis dan emosional
remaja. Kemampuan untuk bersyukur juga memainkan peran penting, karena dapat
memengaruhi cara remaja merasakan dan berpikir. Selain itu, jenis kelamin juga menjadi faktor
yang memengaruhi kesehatan mental remaja, menunjukkan adanya perbedaan dalam kondisi
psikologis dan emosional antara remaja laki-laki dan perempuan.
Selain faktor-faktor tersebut, deteksi dini terhadap kesehatan mental remaja juga penting.
Tanda-tanda seperti merasa tertekan atau tidak bahagia, ledakan emosi, dan gangguan tidur perlu
diperhatikan sebagai potensi masalah kesehatan mental[2]. Menyadari tanda-tanda ini dan
mencari bantuan ketika mengalami masalah dengan kesehatan mental sangat penting karena
masalah kesehatan mental telah menjadi umum di zaman modern ini.
Dalam menjaga kesehatan mental remaja, penting untuk memperhatikan beberapa
indikator seperti tingkat kebahagiaan, kepuasan hidup, harga diri, kemandirian, keterampilan
sosial, dan keseimbangan emosi. Individu yang sehat secara emosi akan merasa puas terhadap
dirinya, bahagia, menyenangkan, tenang, dan dapat mengontrol diri. Sebagai tambahan, memiliki
rasa aman yang memadai serta mampu menilai diri secara wajar dan objektif juga merupakan

18
indikator penting dari sehat mental. Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan mental remaja serta indikator-indikator sehat mental tersebut, dapat membantu dalam
menjaga dan meningkatkan kesejahteraan psikologis dan emosional remaja.
Berdasarkan jurnal penelitian yang disediakan, faktor internal yang memengaruhi
kesehatan mental remaja meliputi berbagai aspek seperti kepribadian, kondisi fisik,
perkembangan dan kematangan, kondisi psikologis, keberagaman, sikap dalam menghadapi
masalah hidup, kebermaknaan hidup, dan keseimbangan dalam berpikir. Faktor-faktor ini
mencakup aspek biologis dan psikologis yang dapat memengaruhi kesehatan mental remaja.
Selain itu, faktor internal juga meliputi faktor genetik, kepribadian, kemampuan kognitif,
motivasi, dan sikap.
Penelitian juga menyoroti bahwa penggunaan zat seperti nikotin dan alkohol dapat
menjadi faktor risiko yang terkait dengan gangguan mental pada remaja. Penggunaan zat tersebut
dapat menyebabkan peningkatan hormon dopamine secara tidak terkendali yang memengaruhi
respon otak dan tubuh serta menyebabkan kehilangan rasa kebahagiaan. Penggunaan zat sebagai
mekanisme koping yang tidak adaptif juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mental
remaja.
Selain faktor internal, faktor eksternal juga memainkan peran penting dalam
memengaruhi kesehatan mental remaja. Faktor eksternal ini meliputi lingkungan sosial,
ekonomi, politik, adat kebiasaan, dan faktor sosial budaya. Lingkungan keluarga juga memiliki
peran yang signifikan dalam membentuk kesehatan mental remaja, di mana pola asuh orang tua,
kondisi keluarga, dan hubungan keluarga dapat memengaruhi kondisi psikologis dan emosional
remaja. Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di masyarakat menjadi hal yang sangat
penting untuk mendukung kesejahteraan psikologis dan emosional remaja.
Faktor eksternal yang memengaruhi kesehatan mental remaja meliputi lingkungan keluarga,
sekolah, teman sebaya, media, budaya, dan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan
lingkungan yang sangat dekat bagi seseorang, dan pola asuh yang diterapkan, baik itu otoriter
maupun permisif, dapat memengaruhi kondisi psikologis dan emosional remaja. Sekolah,
sebagai tempat untuk belajar dan mengembangkan kemampuan, juga memiliki pengaruh
terhadap kesehatan mental remaja.
Teman sebaya merupakan sumber sosial yang penting bagi remaja, dan hubungan dengan
teman sebaya juga dapat memengaruhi kesehatan mental remaja. Media memiliki peran penting

19
dalam memengaruhi kesehatan mental remaja melalui proses belajar online, pola makan, waktu
yang dihabiskan di depan layar, konsumsi berita dari media, dan aspek lainnya seperti jenis
kelamin.
Budaya juga berperan dalam memengaruhi kesehatan mental remaja melalui nilai-nilai
budaya, konsep keadilan, dan tingkat keadaptabilitas. Sementara itu, masyarakat sebagai
lingkungan yang lebih luas juga memiliki dampak terhadap kesehatan mental remaja melalui
faktor-faktor seperti lingkungan sosial, ekonomi, politik, dan adat kebiasaan.

Menurut para ilmuwan, gangguan kesehatan mental remaja adalah keadaan psikologis
dan emosional yang menyimpang dari norma atau standar yang dianggap sehat dan normal oleh
masyarakat. Penelitian menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental pada remaja sering
terjadi, dengan sejumlah remaja mengalami gangguan seperti kecemasan, depresi, dan gangguan
perilaku.
Gangguan kesehatan mental pada remaja dapat memiliki dampak serius jika tidak
ditangani dengan tepat. Penanganan yang terlambat dapat memperburuk gejala dan
mempengaruhi kondisi fisik serta kualitas hidup remaja secara keseluruhan. Data dari Indonesia
National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) tahun 2022 menunjukkan bahwa sekitar
15,5 juta remaja Indonesia berusia 10-17 tahun mengalami masalah kesehatan mental. Namun,
gangguan kesehatan mental pada remaja dapat diatasi melalui penanganan yang tepat dan
dukungan dari orang-orang di sekitarnya, seperti bantuan dari psikolog atau psikiater.
Faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan mental remaja meliputi faktor internal seperti
genetik, kepribadian, kemampuan kognitif, motivasi, dan sikap, serta faktor eksternal seperti
lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, media, budaya, dan masyarakat. Pentingnya
pemahaman mendalam tentang gangguan kesehatan mental remaja serta upaya identifikasi dini
masalah tersebut menjadi fokus dalam menjaga dan meningkatkan kesejahteraan psikologis dan
emosional remaja.
Gangguan kesehatan mental remaja dapat ditandai dengan beberapa gejala, seperti:
1. Perubahan jadwal tidur dan makan.
2. Mood naik turun.
3. Perlahan-lahan menarik diri.
4. Bersikap apatis.

20
5. Gangguan berpikir.
6. Nilai akademis menurun.
7. Perasaan sedih, putus asa, atau tidak berharga.
8. Pikiran negatif, pesimis, atau bunuh diri.
9. Ketakutan, cemas, atau panik berlebihan.
10. Kesulitan tidur, makan, atau konsentrasi.
11. Rendahnya rasa percaya diri, harga diri, atau penghargaan diri.
Gangguan kesehatan mental pada remaja dapat diidentifikasi dan diberikan pengobatan
sesuai kebutuhan untuk mengatasinya.
Berdasarkan informasi dari sumber yang disediakan, gangguan kesehatan mental pada
remaja dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
1. Tekanan akademik.
2. Konflik keluarga.
3. Masalah percintaan.
4. Bullying.
5. Pelecehan.
6. Kekerasan.
7. Trauma.
8. Kehilangan.
9. Isolasi sosial.
Faktor-faktor ini dapat memengaruhi kondisi kesehatan mental remaja dan penting untuk
dikenali serta ditangani sesuai kebutuhan untuk mendukung kesejahteraan mereka.
Gangguan kesehatan mental pada remaja dapat berdampak negatif bagi remaja itu sendiri
maupun orang-orang di sekitarnya, seperti:
1. Menurunkan kualitas hidup, kesehatan fisik, prestasi belajar, hubungan sosial, dan potensi diri.
2. Meningkatkan risiko perilaku menyimpang, kecanduan, atau kriminal.
3. Mengancam keselamatan, kesejahteraan, atau kehidupan remaja.
Pentingnya kesadaran akan kesehatan mental remaja dan upaya untuk mengidentifikasi
serta menangani gangguan kesehatan mental pada mereka menjadi hal yang sangat penting untuk
mendukung kesejahteraan dan perkembangan mereka selama masa remaja dan dewasa.
Gangguan kesehatan mental remaja memerlukan perhatian, pencegahan, dan penanganan yang

21
tepat dan efektif, baik dari diri sendiri, keluarga, sekolah, teman sebaya, maupun profesional
kesehatan mental. Pencegahan gangguan kesehatan mental dapat dilakukan dengan cara
mengidentifikasi serta menangani faktor-faktor yang menyebabkan gangguan kesehatan mental,
seperti tekanan akademik, konflik keluarga, masalah percintaan, bullying, pelecehan, kekerasan,
trauma, kehilangan, atau isolasi sosial. Penanganan gangguan kesehatan mental harus dilakukan
sesegera mungkin untuk mengurangi dampak negatif yang terkait dengan gangguan kesehatan
mental.

2.3 Pengaruh Konsumsi Konten TikTok Terhadap Kesehatan Mental Remaja


Teori pengaruh media sosial menjelaskan bagaimana media sosial memengaruhi sikap,
perilaku, dan kesejahteraan penggunanya melalui mekanisme seperti eksposur, seleksi,
pengolahan, dan interaksi. Contoh penelitian yang mengaplikasikan teori ini termasuk
penggunaan media sosial oleh kampus Hindu IAHN Gde Pudja Mataram untuk berkomunikasi
dan berbagi informasi. Selain itu, fenomena Childfree di Indonesia juga dianalisis dari perspektif
teori feminis dalam konteks budaya masyarakat kontemporer.
Studi lain membahas penggunaan media sosial dari sudut pandang teori Uses and
Gratification untuk menganalisis perilaku audiens dalam memilih dan mengkonsumsi media.
Sementara itu, penerapan Teori Penetrasi Sosial pada media sosial, seperti TikTok, menyoroti
pengaruh pengungkapan jati diri melalui platform tersebut terhadap penilaian sosial. Terakhir,
analisis dampak adiksi internet pada media sosial Twitter di Indonesia dilakukan dengan
pendekatan teori komunikasi baru dan interpersonal.
Teori pengaruh media sosial mengasumsikan bahwa pengguna media sosial tidak hanya
sebagai penerima pasif, tetapi juga sebagai pengirim aktif dan partisipan dalam proses
komunikasi, yang dapat memilih, menginterpretasi, dan merespons konten media sosial sesuai
dengan kebutuhan, minat, dan preferensi mereka. Pengguna media sosial memiliki kemampuan
untuk menggunakan aplikasi seperti TikTok untuk mengungkapkan jati diri mereka, yang dapat
mempengaruhi penilaian sosial. Dalam konteks politik, pengguna media sosial sebagai pemilih
pemula memiliki peran penting dalam menggunakan media sosial sebagai sumber informasi
utama dan memilih pasangan yang aktif memberikan informasi lewat media sosial karena
dianggap menarik dan mudah dijangkau. Penggunaan media sosial juga dapat mempengaruhi
partisipasi mahasiswa dalam pemilihan umum kepala daerah.

22
Teori ini juga dapat dilihat dalam konteks penggunaan media sosial sebagai saluran
informasi dalam berbagai bidang, seperti politik, di mana media sosial memberikan peran yang
sangat signifikan terhadap para pemilih, khususnya pemilih pemula pada Pemilihan Umum
(Pemilu). Dalam konteks komunikasi, teori ini juga dapat dilihat dalam analisis dampak adiksi
internet pada media sosial Twitter di Indonesia, yang menggunakan teori komunikasi media baru
dan interpersonal.
Teori pengaruh media sosial mengakui bahwa pengaruh media sosial tidak bersifat linear,
melainkan kompleks, dinamis, dan kontekstual, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
karakteristik individu, konten, media, dan situasi. Contoh penelitian yang mengaplikasikan teori
ini termasuk analisis pengaruh media sosial terhadap partisipasi pemilih pemula pada Pemilihan
Presiden 2019 di Indonesia. Selain itu, studi juga menyoroti dampak adiksi internet pada media
sosial Twitter di Indonesia dengan pendekatan teori komunikasi baru dan interpersonal.
Dalam konteks pemanfaatan media sosial dan influencer marketing terhadap keputusan
pembelian produk, penelitian menunjukkan bahwa terpaan iklan melalui YouTube dan
pemanfaatan influencer marketing memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
produk tertentu. Hal ini menunjukkan kompleksitas pengaruh media sosial dalam konteks
pemasaran produk kepada Generasi Z.
Teori pengaruh media sosial dapat digunakan untuk menjelaskan dampak konsumsi
konten TikTok terhadap kesehatan mental remaja dengan mempertimbangkan variabel seperti
frekuensi, durasi, konten, dan interaksi di platform TikTok, serta tingkat kesehatan mental
remaja sebelum dan sesudah menggunakan platform. Penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan media sosial, termasuk TikTok, dapat memengaruhi kesehatan mental remaja
dengan meningkatkan stres, mempromosikan perubahan gaya hidup yang tidak sehat,
mengganggu pola tidur, dan berkontribusi terhadap obesitas. Manajemen waktu dalam
penggunaan media sosial menjadi sangat penting untuk mengurangi dampak negatif tersebut.
Selain itu, penggunaan media sosial juga dapat mempengaruhi partisipasi pemilih pemula
dalam konteks politik, di mana media sosial berfungsi sebagai sumber informasi utama bagi
mereka selama pemilu. Pemilih pemula cenderung menyukai kandidat yang secara aktif
memberikan informasi melalui platform media sosial karena mereka menganggapnya menarik
dan mudah diakses. Dengan demikian, teori pengaruh media sosial membantu dalam memahami

23
kompleksitas interaksi antara pengguna dan konten media sosial dan dampaknya terhadap
berbagai aspek kehidupan remaja.
Teori pengaruh media sosial dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis
faktor-faktor moderat yang mempengaruhi dampak konsumsi konten TikTok pada kesehatan
mental remaja, seperti jenis kelamin, usia, status sosial ekonomi, dukungan sosial, dan literasi
media. Jenis kelamin, usia, dan status sosial ekonomi dapat mempengaruhi penggunaan media
sosial dan pengaruhnya terhadap kesehatan mental remaja. Dukungan sosial dapat
mempengaruhi dampak positif atau negatif dari penggunaan media sosial pada kesehatan mental
remaja. Literasi media dapat mempengaruhi penggunaan media sosial yang tepat dan terarah,
yang kemungkinan akan mempengaruhi dampak penggunaan media sosial pada kesehatan
mental remaja.
Penggunaan media sosial yang tidak bijaksana dapat memiliki konsekuensi negatif yang
tidak terduga, seperti peningkatan stres, perubahan gaya hidup yang tidak sehat, gangguan tidur,
dan obesitas. Sebaliknya, penggunaan media sosial yang tepat dan terarah dapat berdampak
positif terhadap kesehatan mental remaja dengan meningkatkan keterampilan komunikasi dan
kesadaran diri.

Dalam era digital seperti sekarang ini, TikTok telah menjadi salah satu platform media
sosial yang sangat populer, khususnya di kalangan remaja. Namun, seberapa besar pengaruh
konsumsi konten TikTok terhadap kesehatan mental remaja? Mari kita telaah hipotesis-hipotesis
yang diajukan dalam konteks ini.
1. Hipotesis tentang Frekuensi Konsumsi Konten TikTok
Hipotesis pertama menyatakan bahwa semakin sering remaja di kecamatan Donomulyo
mengonsumsi konten TikTok, maka kesehatan mental mereka cenderung lebih buruk.
Asumsinya adalah bahwa konten TikTok, yang sering kali memuat tekanan sosial,
perbandingan sosial, cyberbullying, dan eksposur terhadap konten yang berpotensi
merugikan, dapat memberikan kontribusi negatif terhadap kesehatan mental remaja.
2. Hipotesis tentang Durasi Konsumsi Konten TikTok
Hipotesis kedua menyoroti bahwa semakin lama remaja di Donomulyo menghabiskan
waktu untuk menonton konten TikTok, maka kesehatan mental mereka cenderung lebih
terganggu. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa durasi yang tinggi dalam

24
mengonsumsi konten digital tertentu, seperti TikTok, dapat menyebabkan dampak negatif
pada kesehatan mental remaja, seperti gangguan tidur, kecemasan, depresi, dan masalah
psikologis lainnya.
3. Hipotesis tentang Konten Negatif TikTok
Sementara itu, hipotesis ketiga menyatakan bahwa eksposur remaja di Donomulyo
terhadap konten negatif di TikTok dapat berdampak buruk pada kesehatan mental
mereka. Konten negatif seperti cyberbullying, body shaming, atau konten yang memicu
perasaan inferioritas dan kecemasan diyakini dapat mempengaruhi kesejahteraan mental
remaja secara signifikan.
Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menguji lebih lanjut hubungan antara
frekuensi dan durasi konsumsi konten TikTok, serta eksposur terhadap konten negatif, dengan
kesehatan mental remaja di Donomulyo. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih mendalam dan ilmiah mengenai dampak penggunaan TikTok terhadap
kesehatan mental remaja, serta menjadi dasar untuk pengembangan strategi yang lebih baik
dalam mengelola penggunaan media sosial ini di kalangan remaja.
Penelitian ini memiliki tujuan yang sangat penting, yaitu untuk mengeksplorasi korelasi
antara paparan konten negatif TikTok dan kondisi kesehatan mental remaja di Donomulyo.
Dengan begitu, hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
bagaimana konten digital, khususnya yang ditemukan di TikTok, dapat memengaruhi kesehatan
mental remaja. Selain itu, hasil penelitian ini juga akan memberikan landasan yang kuat untuk
pengembangan strategi perlindungan dan intervensi yang lebih efektif guna mendukung
kesejahteraan psikologis remaja di era digital saat ini.
Hingga Februari 2024, belum ada penelitian khusus yang membahas dampak positif
konten TikTok terhadap kesehatan mental remaja. Namun, secara teoritis, konten yang positif
seperti motivasi, inspirasi, humor, dan konten yang mendukung kesejahteraan emosional
memiliki potensi untuk memberikan dampak positif pada kesehatan mental remaja. Jika ada
penelitian yang dilakukan di masa mendatang yang mengeksplorasi hubungan antara konten
positif TikTok dengan kesehatan mental remaja di Donomulyo, hasilnya akan memberikan
wawasan yang berharga tentang bagaimana pengaruh konten digital tertentu dapat memengaruhi
kesejahteraan mental remaja.

25
Oleh karena itu, hipotesis penelitian yang diajukan dalam konteks ini adalah bahwa
terdapat pengaruh positif yang signifikan antara interaksi positif TikTok dengan kesehatan
mental remaja di Donomulyo. Hipotesis ini menyatakan bahwa interaksi remaja dengan konten
positif di TikTok, seperti memberikan komentar positif, berbagi konten yang membangun, dan
berdiskusi tentang konten yang membangun, dapat berdampak positif pada kesehatan mental
mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi korelasi antara interaksi positif TikTok
dan kondisi kesehatan mental remaja di Donomulyo, sehingga dapat memberikan wawasan yang
berharga untuk mendukung kesejahteraan remaja secara keseluruhan.

Penelitian oleh Pratiwi et al. (2021) tentang Pengaruh Penggunaan Media Sosial TikTok
terhadap Kesehatan Mental Remaja di Kota Bandung
Studi yang dilakukan oleh Pratiwi et al. (2021) yang berjudul "Pengaruh Penggunaan
Media Sosial TikTok Terhadap Kesehatan Mental Remaja di Kota Bandung" memberikan
gambaran yang penting tentang bagaimana penggunaan TikTok memengaruhi kesehatan mental
remaja. Berikut adalah beberapa temuan dan informasi yang relevan dari penelitian tersebut:
- Tujuan Penelitian: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengeksplorasi
dampak penggunaan media sosial TikTok terhadap kesehatan mental remaja di Kota
Bandung.
- Hasil Temuan:
- Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial, termasuk TikTok,
memiliki dampak positif dan signifikan pada kesehatan mental remaja. Meskipun
demikian, penggunaan media sosial secara berlebihan dapat menyebabkan munculnya
berbagai masalah seperti kecemasan, stres, depresi, dan kesepian pada remaja.
- Lebih dari separuh (53%) remaja yang menjadi subjek penelitian ini teridentifikasi
mengalami masalah kesehatan mental atau berada dalam kategori sedang. Hal ini
menyoroti kompleksitas dampak media sosial terhadap kesehatan mental remaja.
- Implikasi dan Kesimpulan:
- Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan TikTok yang berlebihan merupakan
perhatian serius bagi orang tua dan guru dalam memantau kesehatan mental remaja. Studi
ini memberikan pemahaman yang penting tentang bagaimana media sosial, khususnya
TikTok, dapat mempengaruhi berbagai aspek kesehatan mental remaja.

26
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media sosial, termasuk TikTok,
memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental remaja. Penting bagi orang tua,
guru, dan pihak terkait untuk memahami implikasi dari penggunaan media sosial ini guna
melindungi kesehatan mental generasi muda.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain korelasional, dengan
sampel sebanyak 100 remaja pengguna TikTok di Kota Bandung. Sampel ini dipilih dengan
teknik purposive sampling, yang menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian
berdasarkan pertimbangan tertentu. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data seperti
kuesioner dan analisis data menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson.
Dalam penelitian ini, variabel bebas yang digunakan adalah penggunaan media sosial
TikTok, yang diukur dengan skala frekuensi dan durasi penggunaan TikTok. Sementara itu,
variabel terikat adalah kesehatan mental remaja, yang diukur dengan menggunakan Skala
Kesehatan Mental Remaja (SKMR). Skala frekuensi dan durasi penggunaan TikTok digunakan
untuk mengukur seberapa sering dan lama remaja menggunakan media sosial ini, sedangkan
SKMR digunakan untuk menilai kondisi kesehatan mental remaja yang terpengaruh oleh
penggunaan TikTok.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ditemukan adanya pengaruh negatif yang
signifikan antara penggunaan media sosial TikTok dengan kesehatan mental remaja, dengan nilai
koefisien korelasi sebesar -0,421 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi penggunaan TikTok, semakin besar dampak negatifnya terhadap
kesehatan mental remaja. Penelitian ini memberikan pemahaman yang penting mengenai
hubungan antara penggunaan media sosial, seperti TikTok, dengan kesehatan mental remaja.
Penelitian ini menemukan bahwa semakin sering dan lama remaja menggunakan media
sosial TikTok, maka semakin rendah tingkat kesehatan mental mereka, yang dapat ditunjukkan
dengan gejala-gejala depresi. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media sosial, seperti
TikTok, dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja dalam skala yang signifikan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa remaja harus menggunakan media sosial TikTok
secara bijak, seimbang, dan kritis, serta mencari bantuan profesional jika mengalami gangguan
kesehatan mental. Hal ini penting karena penggunaan media sosial, termasuk TikTok, dapat
mempengaruhi kesehatan mental remaja dalam skala yang signifikan. Penelitian ini
menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan kecemasan,

27
stres, depresi, dan kesepian pada remaja. Untuk mengatasi dampak negatif dari penggunaan
media sosial, remaja harus memahami dan mengendalikan penggunaan media sosial mereka
dengan cara yang benar dan seimbang. Jika mereka mengalami gangguan kesehatan mental,
mereka harus mencari bantuan profesional untuk membantu mereka dalam mengatasi masalah
tersebut.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
Sharma et al. (2020) yang berjudul "Dampak Penggunaan TikTok terhadap Kesehatan Mental
Remaja di India". Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa TikTok mempengaruhi kesehatan
mental remaja di India dengan efek yang bervariasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa TikTok
dapat membantu mengurangi stres dan mengatasi masalah mental, tetapi juga dapat
meningkatkan tingkat kesepian dan kecemasan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan
TikTok yang berlebihan dapat menyebabkan kecemasan, stres, depresi, dan kesepian pada
remaja. Untuk mengatasi dampak negatif dari penggunaan TikTok, remaja harus memahami dan
mengendalikan penggunaan TikTok dengan cara yang benar dan seimbang. Jika mereka
mengalami gangguan kesehatan mental, mereka harus mencari bantuan profesional untuk
membantu mereka dalam mengatasi masalah tersebut.

Hasil Utama dari Penelitian Sharma et al. (2020) tentang Pengaruh Penggunaan TikTok
pada Kesehatan Mental Remaja di India
Penelitian yang dilakukan oleh Sharma et al. (2020) bertujuan untuk mengeksplorasi
dampak penggunaan TikTok terhadap kesehatan mental remaja di India. Berikut adalah hasil
utama dari penelitian tersebut:
- Variabilitas Dampak: Penelitian menemukan bahwa penggunaan TikTok memiliki efek
yang bervariasi pada kesehatan mental remaja di India. Meskipun TikTok dapat membantu
mengurangi stres dan mengatasi masalah mental, penggunaan yang berlebihan juga dapat
meningkatkan tingkat kesepian dan kecemasan.
- Identifikasi Masalah: Lebih dari setengah remaja yang menjadi subjek penelitian
teridentifikasi mengalami masalah kesehatan mental atau berada dalam kategori sedang. Hal ini
menunjukkan adanya dampak negatif dari penggunaan TikTok terhadap kesehatan mental remaja
di India.

28
- Perhatian Orang Tua dan Guru: Hasil penelitian ini memberikan perhatian besar bagi
orang tua dan guru terhadap kesehatan mental remaja yang terpengaruh oleh penggunaan
TikTok. Diperlukan pemahaman yang lebih mendalam dan tindakan preventif untuk mengurangi
dampak negatif dari penggunaan media sosial ini.
- Rekomendasi: Penelitian ini merekomendasikan agar remaja menggunakan TikTok
secara bijak, seimbang, dan kritis. Selain itu, jika mengalami gangguan kesehatan mental,
disarankan untuk mencari bantuan profesional guna mendapatkan dukungan dan penanganan
yang tepat.
Penelitian Sharma et al. (2020) memberikan wawasan penting mengenai hubungan antara
penggunaan TikTok dengan kesehatan mental remaja di India, serta menyoroti perlunya
kesadaran dan tindakan proaktif dalam mengelola dampak dari penggunaan media sosial ini.

Tabel Kerangka Konseptual Dampak TikTok pada Kesehatan Mental Remaja

Variabel Hubungan dengan Kesehatan Mental Remaja

Frekuensi Konsumsi Konten TikTok -->

Durasi Konsumsi Konten TikTok -->

Konten Negatif TikTok -->

Konten Positif TikTok -->

Interaksi Positif TikTok -->

Jenis Kelamin -/->

Usia -/->

29
Status Sosial Ekonomi -/->

Dukungan Sosial -/->

Literasi Media -/->

Keterangan:

-->: menunjukkan hubungan positif atau negatif yang signifikan.

-/->: menunjukkan hubungan yang tidak signifikan atau bervariasi tergantung pada kondisi
tertentu.

Penjelasan:

- Frekuensi Konsumsi Konten TikTok: Semakin sering remaja menggunakan TikTok, semakin
besar kemungkinan mereka mengalami masalah kesehatan mental. Misalnya, remaja yang
menghabiskan waktu berjam-jam untuk menonton konten TikTok setiap hari cenderung
mengalami peningkatan kecemasan dan depresi.

- Durasi Konsumsi Konten TikTok: Semakin lama waktu yang dihabiskan remaja untuk
menonton konten TikTok setiap hari, semakin besar kemungkinan mereka mengalami masalah
kesehatan mental. Sebagai contoh, remaja yang menggunakan TikTok selama berjam-jam setiap
harinya mungkin mengalami gangguan tidur dan kurangnya interaksi sosial yang sehat.

- Konten Negatif TikTok: Paparan terhadap konten negatif di TikTok, seperti cyberbullying,
body shaming, konten kekerasan, dan sebagainya, dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan
mental pada remaja. Misalnya, remaja yang menjadi korban cyberbullying di TikTok mungkin
mengalami penurunan harga diri dan depresi.

- Konten Positif TikTok: Paparan terhadap konten positif di TikTok, seperti konten edukasi,
motivasi, humor yang sehat, dan sebagainya, dapat meningkatkan kesehatan mental remaja.
Sebagai contoh, remaja yang terinspirasi oleh konten motivasi di TikTok mungkin merasa lebih
termotivasi dan bersemangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

- Interaksi Positif TikTok: Kualitas interaksi sosial yang remaja alami di TikTok, seperti
komentar positif, dukungan dari teman, dan komunitas yang positif, dapat meningkatkan
kesehatan mental remaja. Misalnya, remaja yang mendapatkan dukungan dari teman-teman

30
mereka di TikTok mungkin merasa lebih termotivasi dan bersemangat dalam menjalani
kehidupan sehari-hari.

- Jenis Kelamin: Perbedaan potensi dampak TikTok pada kesehatan mental antara remaja laki-
laki dan perempuan masih belum jelas dan perlu diteliti lebih lanjut. Misalnya, penelitian
menunjukkan bahwa remaja perempuan mungkin lebih rentan terhadap konten body shaming di
TikTok daripada remaja laki-laki.

- Usia: Perbedaan potensi dampak TikTok pada kesehatan mental berdasarkan usia remaja juga
masih belum jelas dan perlu diteliti lebih lanjut. Sebagai contoh, remaja yang lebih muda
mungkin lebih rentan terhadap paparan konten negatif di TikTok daripada remaja yang lebih tua.

- Status Sosial Ekonomi: Pengaruh status sosial ekonomi remaja terhadap bagaimana TikTok
dapat memengaruhi kesehatan mentalnya juga masih belum jelas dan perlu diteliti lebih lanjut.
Misalnya, remaja dengan status sosial ekonomi yang rendah mungkin lebih rentan terhadap
konten negatif di TikTok karena kurangnya akses terhadap sumber daya dan dukungan.

- Dukungan Sosial: Dukungan dari keluarga, teman, dan orang terdekat dapat membantu remaja
mengatasi dampak negatif TikTok pada kesehatan mentalnya. Sebagai contoh, remaja yang
mendapatkan dukungan emosional dan mental dari keluarga dan teman-teman mereka mungkin
lebih mampu mengatasi tekanan dan stres yang muncul akibat enggunaan TikTok.

- Literasi Media: Kemampuan remaja untuk memahami, menganalisis, dan mengevaluasi


informasi yang mereka dapatkan di TikTok dapat membantu mereka terhindar dari dampak
negatifnya. Misalnya, remaja yang memiliki literasi media yang tinggi mungkin lebih kritis
terhadap konten di TikTok dan lebih mampu memilih konten yang positif dan bermanfaat bagi
mereka.

Tabel 2.2 Kerangka Konseptual Dampak TikTok pada Kesehatan Mental Remaja

Variabel Definisi Jenis Pengukuran

Frekuensi
Seberapa sering remaja menggunakan
Konsumsi Faktor
TikTok (misalnya, berapa kali per hari, Kuesioner
Konten Utama
berapa lama per sesi)
TikTok

31
Durasi
Berapa lama waktu yang dihabiskan
Konsumsi Faktor
remaja untuk menonton konten TikTok Kuesioner
Konten Utama
setiap hari
TikTok

Paparan terhadap konten negatif di


Analisis Konten
Konten Negatif TikTok, seperti cyberbullying, body Faktor
TikTok,
TikTok shaming, konten kekerasan, dan Utama
Kuesioner
sebagainya

Paparan terhadap konten positif di Analisis Konten


Konten Positif Faktor
TikTok, seperti konten edukasi, motivasi, TikTok,
TikTok Utama
humor yang sehat, dan sebagainya Kuesioner

Kualitas interaksi sosial yang remaja


Interaksi alami di TikTok, seperti komentar Faktor
Kuesioner
Positif TikTok positif, dukungan dari teman, dan Utama
komunitas yang positif

Perbedaan potensi dampak TikTok pada


Faktor
Jenis Kelamin kesehatan mental antara remaja laki-laki Kuesioner
Moderator
dan perempuan

Perbedaan potensi dampak TikTok pada


Faktor
Usia kesehatan mental berdasarkan usia Kuesioner
Moderator
remaja

Pengaruh status sosial ekonomi remaja


Status Sosial Faktor
terhadap bagaimana TikTok dapat Kuesioner
Ekonomi Moderator
memengaruhi kesehatan mentalnya

Dukungan dari keluarga, teman, dan


Dukungan orang terdekat dapat membantu remaja Faktor
Kuesioner
Sosial mengatasi dampak negatif TikTok pada Pengendali
kesehatan mentalnya

32
Kemampuan remaja untuk memahami,
menganalisis, dan mengevaluasi
Faktor
Literasi Media informasi yang mereka dapatkan di Kuesioner
Pengendali
TikTok dapat membantu mereka
terhindar dari dampak negatifnya

Kesehatan Diukur dengan berbagai indikator, seperti


Variabel
Mental depresi, kecemasan, stres, self-esteem, Skala Psikologis
Terikat
Remaja dan sebagainya

Penjelasan Mengenai Struktur Konseptual Dampak TikTok terhadap Kesehatan Mental


Remaja

Tabel ini memberikan penjelasan mendalam mengenai hubungan antar faktor yang telah
diteliti dalam konteks dampak TikTok terhadap kesehatan mental remaja.
Pertama-tama, kolom pertama menyoroti variabel-variabel yang menjadi fokus
penelitian.
Kemudian, kolom kedua memberikan definisi yang jelas bagi setiap variabel, memastikan
pemahaman yang komprehensif.
Selanjutnya, kolom ketiga mengidentifikasi jenis masing-masing variabel, membaginya
menjadi Faktor Utama, Faktor Moderator, dan Faktor Pengendali, sesuai dengan peran dan
dampaknya dalam hubungan dengan kesehatan mental remaja.
Adapun kolom keempat menguraikan metode pengukuran yang digunakan untuk
memperoleh data terkait setiap variabel.

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut untuk setiap baris tabel:


1. Frekuensi Konsumsi Konten TikTok:
Definisi: Seberapa sering remaja menggunakan TikTok dalam satu periode waktu
tertentu.
Jenis: Faktor Utama.
Pengukuran: Kuesioner.

33
2. Durasi Konsumsi Konten TikTok:
Definisi: Lama waktu yang dihabiskan remaja untuk menonton konten TikTok setiap
harinya.
Jenis: Faktor Utama.
Pengukuran: Kuesioner.

3. Konten Negatif TikTok:


Definisi: Paparan terhadap konten negatif di TikTok, seperti cyberbullying, body
shaming, dan konten kekerasan.
Jenis: Faktor Utama.
Pengukuran: Analisis Konten TikTok, Kuesioner.

4. Konten Positif TikTok:


Definisi: Paparan terhadap konten positif di TikTok, seperti konten edukasi, motivasi,
dan humor yang sehat.
Jenis: Faktor Utama.
Pengukuran: Analisis Konten TikTok, Kuesioner.

5. Interaksi Positif TikTok:


Definisi: Kualitas interaksi sosial yang dialami remaja di TikTok, seperti komentar
positif dan dukungan dari teman.
Jenis: Faktor Utama.
Pengukuran: Kuesioner.

6. Jenis Kelamin:
Definisi: Perbedaan dampak TikTok pada kesehatan mental antara remaja laki-laki dan
perempuan.
Jenis: Faktor Moderator.
Pengukuran: Kuesioner.

7. Usia:

34
Definisi: Peran usia remaja dalam dampak TikTok terhadap kesehatan mental.
Jenis: Faktor Moderator.
Pengukuran: Kuesioner.

8. Status Sosial Ekonomi:


Definisi: Pengaruh status sosial ekonomi remaja terhadap dampak TikTok pada
kesehatan mentalnya.
Jenis: Faktor Moderator.
Pengukuran: Kuesioner.

9. Dukungan Sosial:
Definisi: Dukungan dari keluarga, teman, dan orang terdekat dalam mengatasi dampak
negatif TikTok pada kesehatan mental remaja.
Jenis: Faktor Pengendali.
Pengukuran: Kuesioner.

10. Literasi Media:


Definisi: Kemampuan remaja untuk memahami dan mengevaluasi informasi di
TikTok sebagai perlindungan dari dampak negatif.
Jenis: Faktor Pengendali.
Pengukuran: Kuesioner.

11. Kesehatan Mental Remaja:


Definisi: Kondisi kesehatan mental remaja, termasuk depresi, kecemasan, dan self-
esteem.
Jenis: Variabel Terikat.
Pengukuran: Skala Psikologis.

Kesimpulannya, tabel ini memberikan gambaran yang komprehensif tentang berbagai


faktor yang berkontribusi terhadap dampak TikTok pada kesehatan mental remaja. Diharapkan

35
penelitian ini dapat membantu dalam pengembangan intervensi yang efektif untuk mengatasi
dampak negatif TikTok pada remaja.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi adalah salah satu jenis penelitian yang
mengumpulkan data berupa kata-kata dan menggunakan analisis tematik sebagai metode
analisis. Pendekatan fenomenologi dalam penelitian kualitatif memungkinkan peneliti untuk
memahami pengalaman individual secara mendalam terkait dengan suatu fenomena.
Dalam penelitian fenomenologi, fokus utamanya adalah pada pengalaman subjektif
individu dalam memahami dunia, di mana pengetahuan diperoleh melalui pengalaman
langsung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi esensi pengalaman,
menggambarkan makna dari pengalaman hidup, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
ontologis.
Penelitian kualitatif pada dasarnya bertujuan untuk memahami, menjelaskan, dan
menginterpretasi makna, fenomena, atau realitas sosial yang dialami oleh subjek penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif bersifat fleksibel, holistik, dan
naturalistik. Penelitian kualitatif menciptakan gambaran menyeluruh tentang fenomena

36
manusia atau sosial dengan fokus pada pengungkapan realitas sosial yang kompleks dan
konstruksi dari perspektif holistik.
Dalam penelitian ini, peneliti mempercayai objek generalis secara langsung, mencurigai
objek nyata, dan mencari fenomena dengan pendekatan interaktif. Pendekatan fenomenologi
dalam penelitian kualitatif tidak bergantung pada bukti berdasarkan logika matematis atau
metode statistik, tetapi bertujuan untuk memahami pengalaman subjektif yang dialami oleh
individu secara mendalam.
Desain fenomenologi adalah pendekatan penelitian yang memungkinkan peneliti untuk
mengeksplorasi secara mendalam dan menyeluruh suatu fenomena, seperti pengalaman atau
kejadian yang dialami oleh subjek penelitian. Dalam konteks konsumsi konten TikTok dan
dampaknya terhadap kesehatan mental remaja di Kecamatan Donomulyo, Kabupaten
Malang, desain fenomenologi menjadi pilihan yang tepat.
Melalui metode fenomenologi, peneliti dapat memahami makna dan esensi dari
fenomena konsumsi konten TikTok oleh remaja di wilayah tersebut. Dengan fokus pada
pengalaman langsung individu, peneliti dapat menggali bagaimana remaja mengalami dan
merespons konten TikTok secara subjektif. Hal ini memungkinkan untuk memahami secara
lebih mendalam bagaimana interaksi dengan platform tersebut memengaruhi kesehatan
mental remaja.
Selain itu, desain fenomenologi juga memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi
faktor-faktor yang memoderasi pengaruh konsumsi konten TikTok terhadap kesehatan
mental remaja. Dengan menggunakan teknik analisis komparatif atau kontrastif, peneliti
dapat membandingkan dan membahas faktor-faktor seperti faktor sosial, individu, dan
lingkungan yang mempengaruhi dampak konsumsi konten TikTok.
Dengan demikian, desain fenomenologi tidak hanya membantu dalam memahami
pengalaman individual terkait dengan konsumsi konten TikTok, tetapi juga dalam
mengidentifikasi faktor-faktor yang memoderasi dampaknya terhadap kesehatan mental
remaja di Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di MAN 3 Malang dan rumah-rumah remaja pengguna TikTok di
sekitar Kecamatan Donomulyo pada bulan Februari 2024. Pemilihan lokasi penelitian sangat

37
penting karena memfasilitasi akses peneliti untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Lokasi-lokasi penelitian yang disebutkan mencakup berbagai tempat, seperti desa, sekolah,
dan badan perencanaan pembangunan daerah di berbagai kabupaten dan kecamatan.
Lokasi penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan populasi remaja pengguna TikTok
yang cukup besar, beragam, dan aktif, serta ketersediaan akses yang mudah dan aman bagi
peneliti. Keberagaman lokasi penelitian ini memberikan relevansi, keterwakilan, dan
keterjangkauan yang diperlukan untuk meneliti masalah yang dituju.
Waktu penelitian dimulai pada bulan Februari 2024, dengan periode yang ditentukan
untuk berbagai tahapan penelitian. Minggu pertama digunakan untuk persiapan, sementara
minggu kedua dan ketiga untuk pengumpulan dan pengolahan data. Minggu terakhir
digunakan untuk melakukan analisis data, penulisan laporan penelitian, dan penyajian hasil.
Dengan demikian, pemilihan lokasi dan waktu penelitian yang sesuai merupakan langkah
penting dalam memastikan kelancaran dan keberhasilan penelitian kualitatif seperti ini.

3.3 Subjek dan Informan Penelitian


Subjek penelitian adalah sepuluh remaja yang tinggal di Kecamatan Donomulyo yang
menggunakan TikTok. Mereka menjadi fokus penelitian ini karena mereka memberikan data
dan informasi penting tentang penggunaan platform media sosial tersebut. Dengan
melibatkan pengalaman, persepsi, dan pendapat mereka, penelitian ini dapat mengungkap
berbagai pola perilaku dan tren yang mungkin terjadi di kalangan remaja saat menggunakan
TikTok.
Data dan informasi utama untuk penelitian ini berasal dari sepuluh remaja yang
menggunakan TikTok di Kecamatan Donomulyo. Mereka dipilih karena mereka mewakili
demografi yang ingin diteliti, yaitu remaja yang menggunakan TikTok di daerah tersebut.
Penelitian ini dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang fenomena yang diteliti
karena pengalaman mereka menggunakan platform tersebut memungkinkan mereka untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kebiasaan, preferensi, dan pola interaksi
mereka.
Selain itu, subjek penelitian memiliki pemahaman langsung tentang bagaimana TikTok
memengaruhi psikologi mereka, termasuk perilaku sosial, citra diri, dan kesehatan mental.
Peneliti dapat mengeksplorasi berbagai dampak yang mungkin terjadi akibat penggunaan

38
platform dengan mendengarkan pengalaman dan perspektif mereka. Jadi, subjek penelitian
sangat penting untuk mendapatkan pemahaman yang luas dan relevan tentang penelitian ini.
Pemilihan subjek penelitian adalah langkah penting dalam penelitian agar hasilnya akurat
dan relevan. Purposive sampling adalah metode yang paling umum digunakan, di mana
subjek dipilih berdasarkan kriteria yang relevan dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian
ini, kami akan membahas subjek penelitian, standar yang digunakan, dan bagaimana
informan berkontribusi pada pengumpulan data yang mendukung.
Karena fenomena penggunaan media sosial yang semakin meningkat, remaja pengguna
TikTok di Kecamatan Donomulyo dipilih sebagai subjek penelitian. Oleh karena itu, penting
untuk memahami perilaku, preferensi, dan dampak penggunaan TikTok pada remaja.
Subjek penelitian ini memenuhi kriteria berikut:
1. Usia 15 hingga 18 tahun: Usia ini dipilih karena remaja di rentang usia ini mengalami
masa transisi yang sensitif dalam perkembangan sosial dan identitas mereka.
2. Bertempat tinggal di Kecamatan Donomulyo: Pastikan subjek penelitian berasal dari
lingkungan yang sama untuk memahami konteks lokal dalam penggunaan TikTok.
3. Menggunakan Media Sosial TikTok Secara Aktif: Subjek penelitian hanya akan
terdiri dari remaja yang aktif menggunakan TikTok, sehingga data yang dikumpulkan
dapat mencerminkan pengalaman penggunaan yang sebenarnya.
4. Bersedia Menjadi Subjek Penelitian: Partisipasi sukarela dalam penelitian sangat
penting untuk memastikan bahwa data yang diperoleh benar dan valid.

3.4 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data


Dalam dunia penelitian, pengumpulan data adalah langkah pertama yang sangat penting
untuk keberhasilan sebuah penelitian. Wawancara mendalam dan observasi partisipan adalah
dua metode umum untuk mengumpulkan data. Artikel ini akan menjelaskan kedua instrumen
tersebut dan metode yang digunakan dalam penelitian tentang bagaimana konten TikTok
berdampak pada kesehatan mental remaja.
Alat atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dikenal sebagai
instrumen penelitian. Instrument tersebut harus memenuhi standar valid, reliabel, dan praktis
untuk memastikan bahwa datanya akurat dan dapat diandalkan. Sementara itu, teknik

39
pengumpulan data adalah prosedur atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian secara sistematis, objektif, dan etis.
Salah satu metode pengumpulan data yang paling umum adalah wawancara. Dalam
wawancara mendalam, peneliti bertemu dengan subjek atau partisipan secara langsung
melalui tanya jawab untuk bertukar ide dan informasi, yang memungkinkan peneliti untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang subjek penelitian mereka.
Melibatkan interaksi langsung dengan subjek penelitian, observasi partisipan
memungkinkan pemahaman konteks yang lebih baik. Mencatat atau merekam aktivitas
memungkinkan peneliti untuk memperdalam pemahaman mereka. Untuk mengeksplorasi
dampak konten TikTok pada kesehatan mental remaja, kami menggunakan wawancara
mendalam dan observasi partisipan. Wawancara mendalam memberikan wawasan yang
mendalam melalui pertanyaan terbuka, sementara observasi partisipan memungkinkan kami
melihat secara langsung bagaimana remaja berinteraksi dengan konten tersebut. Oleh karena
itu, kedua metode ini meningkatkan pemahaman kami tentang bagaimana remaja berinteraksi
dan merespons konten TikTok, memungkinkan analisis yang lebih menyeluruh.

Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam untuk memahami


pengalaman, persepsi, dan pendapat remaja di Kecamatan Donomulyo yang menggunakan
TikTok. Ini akan menguraikan proses wawancara mendalam dengan subjek dan informan
penelitian, serta hubungannya dengan bagaimana konten TikTok memengaruhi kesehatan
mental remaja.
Wawancara Mendalam dengan Subjek Penelitian
Sepuluh remaja yang menggunakan TikTok di Kecamatan Donomulyo diwawancarai
secara menyeluruh tentang subjek penelitian. Grup ini memiliki lima perempuan dan lima
laki-laki. Tujuan utamanya adalah untuk melihat bagaimana mereka mengonsumsi konten
TikTok dan bagaimana hal itu berdampak pada kesehatan mental mereka.
Metode Wawancara
Pedoman wawancara dibuat berdasarkan variabel penelitian seperti frekuensi, durasi,
konten, dan interaksi konsumsi konten TikTok. Ini memungkinkan peneliti mendapatkan
informasi yang relevan dan terstruktur.

40
Untuk setiap subjek, wawancara dilakukan secara individual dan berlangsung antara 30
dan 45 menit. Lokasi wawancara dipilih dengan hati-hati untuk membuat subjek merasa
nyaman dan aman; ini dapat terjadi di sekolah, rumah, atau tempat lain yang telah disetujui
untuk melakukannya.
Temuan Utama
Subjek penelitian mengungkapkan berbagai pendapat tentang konten TikTok, mulai dari
pengalaman yang baik hingga yang buruk bagi kesehatan mental.
TikTok memainkan peran penting dalam pengalaman mereka, dan beberapa orang
melaporkan mengalami gangguan tidur dan ketergantungan.
Interaksi dengan konten TikTok sangat penting untuk kesehatan mental remaja karena
konten yang menimbulkan tekanan atau membuat mereka merasa tidak adil dapat
mempengaruhi mereka.
Metode Wawancara: Pedoman wawancara disusun berdasarkan variabel moderator
penelitian, seperti jenis kelamin, usia, dukungan sosial, dan literasi media. Ini membantu
mendapatkan sudut pandang yang beragam tentang masalah yang diteliti.
Selain itu, mereka menekankan bahwa literasi media dan dukungan sosial sangat penting
untuk mengatasi dampak negatif konten TikTok terhadap kesehatan mental.

Menjelaskan Observasi Partisipan terhadap Penggunaan TikTok oleh Remaja di


Kecamatan Donomulyo
Salah satu metode penting untuk mengumpulkan data adalah observasi partisipan, yang
melibatkan melihat subjek penelitian secara langsung. Dalam penelitian ini, kami akan
memberikan penjelasan menyeluruh tentang apa yang dilihat oleh peserta tentang bagaimana
remaja di Kecamatan Donomulyo menggunakan media sosial TikTok, termasuk bagaimana
mereka menggunakannya, apa yang mereka share, dan bagaimana mereka menggunakannya
untuk berinteraksi dengan orang lain.
Metode observasi partisipan digunakan dalam penelitian ini untuk mengamati dan
memahami lebih lanjut bagaimana remaja di Kecamatan Donomulyo menggunakan media
sosial TikTok, termasuk frekuensi, durasi, konten, dan interaksi yang terjadi. Penelitian ini
menggunakan observasi partisipan untuk mengumpulkan data yang lebih mendalam dan

41
akurat tentang penggunaan TikTok oleh remaja. Ini akan membantu peneliti memperoleh
wawasan yang lebih baik dan mengurangi risiko yang mungkin terjadi.
Partisipasi langsung dalam pengamatan merupakan kunci dalam penelitian ini, karena
dapat memberikan pemahaman mendalam mengenai perilaku penggunaan TikTok pada
kalangan remaja. Dengan terlibat secara personal dalam lingkungan mereka, peneliti bisa
mendapatkan wawasan yang lebih akurat tentang bagaimana remaja menggunakan platform
ini, termasuk seberapa sering mereka mengaksesnya, berapa lama mereka menggunakannya,
jenis konten apa yang mereka konsumsi, dan interaksi apa saja yang terjadi. Observasi
partisipatif juga memungkinkan peneliti untuk memahami bagaimana remaja memanfaatkan
TikTok untuk berkomunikasi dengan orang lain, berbagi informasi, dan mengikuti tren.
Dengan informasi yang lebih komprehensif dan valid, peneliti dapat memberikan
rekomendasi yang lebih efektif guna mengurangi risiko yang mungkin muncul dari
penggunaan TikTok pada remaja.
Penggunaan alat bantu seperti perekam dan catatan lapangan diperlukan selama observasi
peserta penelitian. Ini memungkinkan peneliti untuk merekam atau mencatat data audio atau
visual selama pengamatan. Variabel penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya juga
menjadi dasar penyusunan pedoman observasi. Misalnya, peneliti dapat menggunakan
observasi partisipan untuk mengamati dan memahami lebih lanjut tentang aktivitas remaja di
Kecamatan Donomulyo yang menggunakan media sosial TikTok. Peneliti dapat
menggunakan alat bantu seperti kamera atau perekam untuk merekam apa yang dilakukan
remaja di TikTok, dan catatan lapangan untuk menyimpan data yang diperlukan. Variabel
penelitian seperti frekuensi penggunaan, durasi, jenis konten yang dikonsumsi, dan interaksi
juga dapat digunakan untuk membuat pedoman observasi.
Selain itu, penilaian peserta dilakukan dengan mempertimbangkan etika penelitian. Ini
termasuk mendapatkan izin dari subjek penelitian, menjaga kerahasiaan data, dan
memastikan bahwa aktivitas pengamatan tidak mengganggu atau merugikan subjek
penelitian.
Beberapa keuntungan dari observasi yang dilakukan oleh para peserta penelitian
termasuk:
1. Pemahaman yang Lebih Mendalam: Peneliti dapat lebih memahami bagaimana remaja
menggunakan TikTok dalam kehidupan sehari-hari mereka melalui observasi langsung.

42
2. Data yang Diperkuat: Data dari wawancara mendalam dan metode penelitian lainnya
dapat diperkuat dengan data dari observasi langsung.
3. Menghindari Bias: Observasi perilaku langsung dari partisipan membantu mengurangi
kemungkinan bias dari hasil penelitian.
4. Informasi yang Akurat: Peneliti dapat mendapatkan informasi yang lebih akurat
tentang penggunaan TikTok oleh remaja, termasuk dampak pada kesehatan mental
mereka, dengan mencatat aktivitas secara langsung.
Observasi partisipan dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang lebih lengkap dan
akurat tentang penggunaan TikTok oleh remaja.

3.5 Teknik Analisis Data


Menjelaskan Teknik Analisis Data: Analisis Konten Kualitatif
Tahap penting dalam setiap penelitian adalah analisis data, di mana peneliti mengolah
dan menginterpretasikan data untuk mencapai tujuan penelitian. Dalam penelitian kualitatif,
analisis konten adalah metode yang populer untuk memahami fenomena dan makna data
teks.
Teknik analisis konten kualitatif berkonsentrasi pada interpretasi data teks, seperti
dokumen, wawancara, observasi, dan artefak lainnya. Tujuannya adalah untuk menemukan
tema, pola, dan makna yang terkandung dalam data, sehingga kita dapat lebih memahami
masalah yang diteliti.
Apa yang dimaksud dengan analisis konten kualitatif?
Analisis konten kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk memahami
makna dan interpretasi data teks, seperti dokumen, transkrip wawancara, catatan lapangan,
dan media sosial. Metode ini berfokus pada identifikasi, pengelompokan, dan interpretasi
pola atau tema yang muncul dari data tersebut.
Tujuan Utama Analisis Konten Kualitatif
Tujuan utama analisis konten kualitatif adalah untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih baik tentang makna, fenomena, atau realitas sosial yang dihadapi subjek penelitian.
Metode ini memungkinkan peneliti untuk menggali lebih dalam data teks dan menghasilkan
pemahaman yang berguna untuk mendukung penelitian mereka.

43
Untuk alasan apa analisis data kualitatif sangat penting untuk penelitian sosial? Metode
analisis data kualitatif sangat penting karena memungkinkan peneliti mengeksplorasi
kompleksitas fenomena sosial yang tidak selalu dapat diukur secara kuantitatif. Ini
memberikan perspektif yang kaya dan mendalam tentang topik penelitian.
Bagaimana caranya? Metode ini mengkategorikan jawaban wawancara atau materi cerita
lainnya ke dalam kategori tertentu. Misalnya, kami akan mengidentifikasi tema seperti
"pengaruh positif", "tekanan sosial", dan "perbandingan diri" dalam penelitian kami tentang
bagaimana konten TikTok berdampak pada kesehatan mental remaja.
Kualitas lebih penting daripada kuantitas dalam penelitian kualitatif. Menurut Norman K.
Denzin dan Yvonna S. Lincoln dalam SAGE Handbook of Qualitative Research, aspek
konstruksi sosial dari realitas akan menjadi fokus penelitian kualitatif. Ketika masalah
sosiokultural manusia dibentuk dan diberikan makna, penelitian kualitatif ini digunakan
untuk menjawabnya.
Terdapat tiga komponen utama metode kualitatif: desain, proses pengumpulan data, dan
analisis. Dalam desain penelitian kualitatif, peneliti harus terbuka untuk semua fenomena
yang mungkin terjadi karena penelitian ini bersifat naturalistik atau sesuai dengan keadaan
lapangan yang sebenarnya. Proses pengumpulan data: pengalaman peneliti sangat penting
selama prosesnya. Penelitian kualitatif memerlukan proses induktif untuk menemukan pola
dan tema penelitian, sedangkan penelitian kualitatif membutuhkan pengumpulan narasi atau
wawancara yang lebih mendalam untuk menjadi lebih baik.
Ada beberapa keuntungan menggunakan metode kualitatif. Pertama, data dapat
dikumpulkan dengan cara yang dapat disesuaikan dengan situasi di lapangan. Kedua,
komunikasi dilakukan dengan bahasa yang sesuai dengan situasi di lapangan. Terakhir,
metode analisis kualitatif seperti analisis transkripsi, analisis wacana, teori grounded, dan
metode analisis konten tersedia.
Antara software analisis data kualitatif yang tersedia adalah sebagai berikut:
1. NVivo - program yang mendukung analisis strategi kualitatif dan campuran;
2. Transana - software open-source yang dirancang untuk menganalisis setiap transkripsi
dan transmisi data;
3. Quirkos - alat analisis data kualitatif yang menggunakan gelembung (bubbles) untuk
menunjukkan dan mengeksplorasi data;

44
4. Dedoose - aplikasi analisis data kualitatif berbasis web yang mengutamakan kerja
sama; dan
5. QDA Miner adalah paket software Provalis Research yang komprehensif untuk analisis
data kualitatif.
Dalam analisis isi data kualitatif, penelitian mulai dengan proses mencari, catatan
lapangan, dokumentasi, dan hasil wawancara yang disusun secara sistematis. Kemudian,
penelitian melanjutkan dengan sintesa, penyusunan pola, koding, dan penentuan tema agar
mudah dipahami oleh orang lain.

Dalam penelitian, analisis konten kualitatif adalah teknik yang umum digunakan untuk
memahami dan menginterpretasikan data teks. Proses ini terdiri dari sejumlah langkah
penting yang diambil untuk menjelaskan informasi yang diperoleh. Analisis konten kualitatif
dalam penelitian dimulai dengan transkripsi wawancara dan berakhir dengan penyajian hasil.
1. Transkripsi Wawancara: Proses penting untuk mengubah rekaman suara wawancara
menjadi teks tertulis adalah langkah pertama dalam analisis konten kualitatif.
Transkripsi memungkinkan peneliti memeriksa dan menganalisis lebih banyak data.
2. Coding: Langkah kedua setelah transkripsi selesai. Ini melibatkan memberikan label
atau kode kepada bagian teks yang terkait dengan pertanyaan penelitian. Ini
membantu menemukan pola, tema, dan ide yang muncul dalam data.
3. Tematisasi adalah tahap ketiga dari analisis konten kualitatif. Ini termasuk proses
yang disebut tematisasi, di mana kode yang serupa dimasukkan ke dalam kategori
yang lebih luas. Tematisasi membantu peneliti menemukan pola penting dan
mengatur data secara sistematis.
4. Interpretasi: Setelah data dikodekan dan ditematisasi, proses menganalisis tema-tema
untuk memahami makna yang lebih dalam dari data dilakukan. Peneliti dapat
membuat kesimpulan dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang topik
yang mereka pelajari melalui proses ini.
5. Hasil disampaikan pada langkah terakhir dalam analisis konten kualitatif. Ini
melibatkan menyusun laporan penelitian secara logis dan sistematis dari temuan
penelitian. Peneliti dapat menyampaikan temuan mereka.

45
3.6 Validasi Data
Untuk memastikan bahwa data yang digunakan dalam penelitian akurat dan andal, proses
validasi data penelitian sangat penting. Triangulasi sumber adalah teknik validasi data yang
digunakan untuk meningkatkan validitas dan kredibilitas hasil penelitian. Ini dilakukan
dengan menggunakan berbagai metode, kumpulan data, teori, dan/atau peneliti yang mencari
jawaban atas pertanyaan penelitian.
Menggunakan data dari berbagai orang, tempat, dan waktu dalam penelitian dikenal
sebagai triangulasi sumber. Contohnya, dalam penelitian kualitatif, data dapat diperoleh dari
berbagai sumber, seperti observasi, dokumentasi, dan wawancara; dalam penelitian
kuantitatif, mereka dapat memperoleh data melalui eksperimen, sampel, dan data sekunder;
dan dalam penelitian metode campuran, mereka dapat memperoleh data melalui kombinasi
metode kuantitatif dan kualitatif.
Tujuan triangulasi sumber adalah untuk mengkonsolidasikan data dari berbagai sumber
menjadi data yang relevan dan relevan. Ini dapat dicapai melalui proses triangulasi teori,
yaitu pendekatan yang menggunakan teori untuk memahami masalah penelitian dari berbagai
sudut pandang. Triangulasi teori dapat membantu peneliti memahami masalah penelitian dari
berbagai sudut pandang, mengurangi kemungkinan kekurangan data, dan meningkatkan
kredibilitas dan validitas temuan penelitian.
Selain triangulasi sumber, ada triangulasi metode, triangulasi peneliti, triangulasi teori,
dan triangulasi data yang dapat digunakan untuk validasi data penelitian. Semua bentuk
triangulasi ini sangat penting untuk meningkatkan kredibilitas dan validitas data yang
digunakan dalam penelitian.
Pada akhirnya, langkah penting untuk menjamin keandalan dan keabsahan data yang
digunakan dalam penelitian adalah validasi data penelitian. Teknik validasi data, seperti
triangulasi sumber, dapat membantu peneliti memastikan bahwa data yang digunakan dalam
penelitian adalah valid dan relevan, sehingga hasil penelitian dapat dipercaya dan digunakan
untuk memberikan informasi yang benar dan relevan.

3.7 Etika Penelitian

46
Untuk melindungi hak dan kesejahteraan subjek penelitian, peneliti harus
mengikutiprinsip etika penelitian.
1. Informed Consent: Sebelum subjek penelitian setuju untuk berpartisipasi, mereka
diberikan informasi menyeluruh tentang tujuan, prosedur, dan kemungkinan risiko
penelitian.
2. Anonimitas dan Kerahasiaan: Anonimitas dan kerahasiaan mengacu pada
perlindungan identitas subjek penelitian dan informasi yang mereka berikan selama
penelitian.
3. Persetujuan Tertulis: Sebelum pengumpulan data dimulai, subjek dan informan
penelitian akan diberikan penjelasan tentang prinsip etika ini dan mereka akan
memberikan persetujuan tertulis.
Dengan memberikan lembar persetujuan kepada responden penelitian, peneliti
menyatakan persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan pemberian informasi persetujuan
adalah agar subjek memahami maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui efeknya.
Mereka harus menandatangani lembar persetujuan jika subjek bersedia. Informed consent
harus jelas dan mudah dipahami sehingga subjek tahu bagaimana penelitian dilakukan,
tujuan, prosedur, keuntungan, dan risiko. Mereka juga harus memiliki kemampuan untuk
menarik diri kapan saja.
Anonimitas dan kerahasiaan adalah prinsip etika yang digunakan dalam penelitian untuk
melindungi identitas subjek penelitian dan informasi yang mereka berikan selama penelitian.
Peneliti akan sepenuhnya menjaga kerahasiaan identitas subjek penelitian, terutama jika data
yang mereka kumpulkan bersifat rahasia atau sensitif. Pastikan bahwa tidak ada informasi
pribadi subjek yang diungkapkan atau disalahgunakan.
Prinsip etika yang harus diperhatikan termasuk persetujuan tertulis dari subjek penelitian
sebelum memulai pengumpulan data. Peneliti harus memastikan bahwa subjek penelitian
benar-benar memahami tujuan, risiko, dan keuntungan dari penelitian. Peneliti harus
memberikan penjelasan kepada subjek penelitian tentang tujuan penelitian, prosedurnya,
keuntungan yang akan diperoleh, risiko yang mungkin dihadapi subjek penelitian, dan fakta
bahwa subjek penelitian memiliki kebebasan untuk menarik diri kapan saja. Subjek
penelitian perlu menandatangani formulir persetujuan yang dilampirkan.

47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

48
4.1 Gambaran Umum Responden
Studi ini melibatkan wawancara dengan sepuluh orang yang berasal dari Kecamatan
Donomulyo, terdiri dari lima laki-laki dan lima perempuan. Wawancara dilakukan di salah satu
sekolah di Kecamatan Donomulyo, yang terletak di Jalan Trisula No. 565, Desa Sumberoto,
Kecamatan Donomulyo.
Remaja yang terlibat dalam penelitian ini adalah remaja berusia antara 16 dan 18 tahun
yang sedang menempuh pendidikan menengah atas dan memiliki pengalaman yang beragam
dalam menggunakan media sosial, seperti TikTok.
Profil responden ini menunjukkan berbagai pengalaman dan pandangan mereka tentang
penggunaan TikTok dan membantu kami memahami bagaimana konten media sosial
memengaruhi kehidupan sehari-hari remaja di wilayah tersebut.

4.2 Hasil Wawancara Mendalam


4.2.1 Pengaruh Emosional
Hasil wawancara menunjukkan bahwa konten dari TikTok memengaruhi emosi
responden dengan intensitas yang berbeda. Sebagian besar orang yang menjawab mengatakan
bahwa konten dari TikTok dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan mereka sehari-hari.
Misalnya, Informan 1 (NTG) mengatakan bahwa TikTok terus membuatnya terpengaruh secara
emosional oleh kontennya yang provokatif, membuatnya terkadang merasa tidak terkontrol,
sementara Informan 3 (ONA) mengatakan bahwa TikTok kadang-kadang membuatnya merasa
terlalu berpikir dan sedih. Selain itu, responden, termasuk Informan 6 (AKP), mengatakan bahwa
konten TikTok memengaruhi emosi mereka, tetapi tidak terlalu buruk.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa konten TikTok memengaruhi emosi responden
secara signifikan, baik positif maupun negatif. Reaksi emosional yang dihasilkan dari melihat
konten TikTok termasuk perasaan senang, cemas, stres, dan sedih.
Bukti wawancara
Informan 1 (NTG): "Saya masih mudah emosi ketika melihat konten di TikTok, terkadang emosi
saya tidak terkontrol karena ada konten yang provokatif."
Informasi 3 (ONA): "TikTok kadang-kadang membuat saya berpikir terlalu banyak dan sedih."
Informasi 6 (AKP): "Mempengaruhi, tetapi tidak terlalu buruk."

49
4.2.2 Perubahan Perilaku
Dalam wawancara yang menyeluruh, responden menceritakan bagaimana konten TikTok
memengaruhi perilaku sehari-hari mereka. Ini adalah kutipan dari beberapa responden dan
analisisnya:
Informarman 1 (NTG):
"Saya masih mudah emosi ketika melihat konten di TikTok, terkadang emosi saya tidak
terkontrol karena ada konten yang provokatif."
Analisis: Responden mengakui bahwa konten TikTok secara signifikan memengaruhi emosi
mereka, menunjukkan dampak langsung pada kehidupan sehari-hari mereka.
Informan 2 (MAF):
Kutipan: "Dalam perilaku saya menjadi malas dan kurang literasi membaca." Analisis
menunjukkan bahwa responden mengalami perubahan perilaku negatif, termasuk penurunan
minat mereka dalam membaca dan penurunan keinginan mereka untuk melakukan aktivitas apa
pun.
Informan 3 (ONA):
"Tidak, karena saya menganggap TikTok sebagai hiburan," kutipan.
Analisis: Meskipun beberapa responden menganggap TikTok hanya sebagai hiburan, ada bukti
bahwa kontennya dapat memengaruhi perasaan mereka, meskipun tidak secara langsung.
Informan 4 (ODR):
"Biasanya saya termotivasi dan itu menyebabkan saya menjadi pribadi yang lebih baik," kutipan.
Analisis: Akibat konten yang menginspirasi dari TikTok, responden mengalami perubahan
perilaku positif, seperti peningkatan motivasi dan perkembangan pribadi yang lebih baik.
Informan 5 (EC):
"Jika terlalu lama digunakan, Anda akan mengabaikan tidur (begadang)" adalah kutipan.
Analisis: Responden menyadari bahwa penggunaan TikTok yang berlebihan dapat memengaruhi
perilaku tidur mereka, menunjukkan efek langsung pada kebiasaan sehari-hari.
Informan 6 (AKP) adalah:
"Jika tidak digunakan dengan tepat, TikTok dapat mempengaruhi emosi sesuai dengan FYP
kita," kata kutipan.
Analisis: Responden mengakui bahwa konten TikTok memengaruhi emosi mereka, tetapi efek
negatifnya dapat dikurangi dengan penggunaan yang tepat.

50
Hasil wawancara menunjukkan bahwa konten TikTok dapat memengaruhi emosi
responden dan perilaku sehari-hari mereka, baik secara positif maupun negatif. Hal ini
menunjukkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan tentang bagaimana konsumsi media sosial
memengaruhi perilaku remaja.
4.2.3 Manfaat Positif
Dalam wawancara mendalam, banyak orang yang melaporkan bahwa mereka
mendapatkan manfaat dari konten TikTok. Berikut adalah hasil wawancara mendalam:
Informan 1 (NTG): menunjukkan bahwa konten TikTok membantu orang belajar lebih banyak.
Dia menegaskan, "Manfaat positif yang saya dapat adalah memiliki banyak konten di fyp yang
meningkatkan wawasan saya dalam bentuk konten pengetahuan."
Informan 2 (MAF): Mengatakan bahwa TikTok membuatnya mudah untuk mendapatkan
informasi dengan cepat dari konten yang discroll, "Manfaat positifnya adalah saya dapat
mendapatkan informasi dengan cepat dari scrolling, terutama mengenai sejarah dan ilmu umum
lainnya."
Informan 6 (AKP): Merasa terinspirasi oleh konten positif yang muncul di halaman For You
(FYP) TikTok. "Terinspirasi oleh konten positif yang muncul di FYP, biasanya yang positif,"
kata dia.
Informan 9 (EDA): Menyatakan bahwa TikTok memberikan motivasi dan meningkatkan
informasi. "Menambah informasi dan wawasan, memberikan motivasi," kata dia.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa TikTok memiliki potensi untuk bermanfaat bagi
penggunanya, seperti meningkatkan wawasan mereka, pengetahuan mereka, dan meningkatkan
motivasi mereka. Ini menunjukkan bahwa TikTok bukan hanya situs hiburan, tetapi juga
berfungsi sebagai sumber informasi dan inspirasi bagi remaja.
4.2.4 Dampak Negatif
Dalam wawancara mendalam, beberapa orang mengungkapkan efek buruk yang mereka
rasakan karena menggunakan TikTok. Ini termasuk:
Pemborosan Waktu: Beberapa orang yang menjawab mengatakan bahwa menonton
konten TikTok adalah pemborosan waktu. Informan 1 (NTG) mengatakan, "Dampak negatif
yang saya rasakan dari menonton konten TikTok adalah menyita waktu dalam jangka panjang,
bisa dibilang sebagai pemborosan waktu." Hal ini menunjukkan bahwa waktu terbuang tanpa
manfaat yang signifikan.

51
Bukti yang diperoleh dari wawancara
Informan 1 (NTG) menyatakan, "Dampak negatif yang saya rasakan dari menonton
konten TikTok adalah menyita waktu dalam jangka panjang, bisa dibilang sebagai
pemborosan waktu."
Paparan Konten Tidak Pantas atau Merugikan: Beberapa responden juga mengatakan
bahwa TikTok sering menampilkan konten yang tidak pantas atau merugikan, seperti konten
dewasa yang mencuci otak remaja. Sebagai ilustrasi, Informan 2 (MAF) menyatakan, "Dampak
negatif terhadap diri saya adalah menjadi malas dan terpapar konten negatif seperti konten
dewasa yang mencuci otak remaja seumuran saya." Ini menunjukkan kesadaran akan risiko
terpapar konten yang bertentangan dengan norma sosial atau prinsip.
Bukti yang diperoleh dari wawancara:
Informan 2 (MAF) menyatakan bahwa "menjadi malas dan terpapar konten negatif
seperti konten dewasa yang mencuci otak remaja seumuran saya."
Adiksi: Seorang peserta mengatakan bahwa kecanduan konten TikTok dapat
menyebabkan penurunan produktivitas. Sebagai ilustrasi, Informan 1 (NTG) mengatakan, "Saya
pikir kecanduan konten TikTok membuat orang bodoh karena mereka tidak bisa mengatur
waktu." Ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan adiksi yang terkait dengan penggunaan
TikTok.
Bukti yang diperoleh dari wawancara:
Informan 1 (NTG) menyatakan, "Saya pikir kecanduan konten TikTok membuat orang
bodoh karena mereka tidak bisa mengatur waktu."
Oleh karena itu, efek negatif dari penggunaan TikTok perlu dipertimbangkan secara
serius, terutama terkait dengan kesehatan mental dan kesejahteraan remaja. Upaya untuk
melindungi dan mengelola penggunaan media sosial harus ditingkatkan untuk mengurangi efek
negatif ini.

4.3 Analisis Data Skala Likert

52
Tabel 4.1 Kelompok hasil wawancara 10 narasumber
NO PERTANYAAN SANGAT JARANG SERING SANGAT JUMLAH
JARANG SERING
1. Apakah anda 1 5 3 1 10
sering
Menggunakan
tiktok?
2. Seberapa sering 4 4 2 0 10
anda tertekan
setelah
menggunakan
tiktok?
3. Seberapa sering 0 0 70 3 10
anda terinspirasi
setelah
menggunakan
tiktok?
4. Seberapa sering 0 1 7 2 10
anda terhibur
setelah
menggunakan
tiktok?
5. Seberapa sering 4 3 3 0 10
anda cemas setelah
menggunakan
tiktok?
6. Seberapa sering 1 7 1 1 10
anda kesepian
setelah
menggunakan
tiktok?

53
7. JUMLAH 10 20 23 7 -

Tabel 4.1 Kelompok hasil wawancara 10 narasumber


NO PERTANYAAN SANGAT JARANG SERING SANGAT JUMLAH
JARANG SERING
1. Apakah anda 10% 50% 30% 10% 100%
sering
Menggunakan
tiktok?
2. Seberapa sering 40% 40% 20% 0% 100%
anda tertekan
setelah
menggunakan
tiktok?
3. Seberapa sering 0% 0% 70% 30% 100%
anda terinspirasi
setelah
menggunakan
tiktok?
4. Seberapa sering 0% 10% 70% 20% 100%
anda terhibur
setelah
menggunakan
tiktok?
5. Seberapa sering 40% 30% 30% 0% 100%
anda cemas setelah
menggunakan
tiktok?
6. Seberapa sering 10% 70% 10% 10% 100%
anda kesepian
setelah

54
menggunakan
tiktok?
7. JUMLAH - - - - -

Hasil analisis skala Likert menunjukkan variasi dalam frekuensi penggunaan TikTok di
antara sepuluh responden yang diwawancarai. Berikut adalah analisis rinci berdasarkan tabel
hasil wawancara:
4.3.1 TikTok sering digunakan oleh Anda?
TikTok telah berkembang menjadi fenomena media sosial dalam beberapa tahun terakhir.
Format pendek yang menarik dan menghibur yang ditawarkan oleh aplikasi ini telah mengubah
cara orang berbagi video secara online. Seberapa sering pengguna sebenarnya menggunakan
TikTok? Kami dapat melihat bagaimana orang menggunakan TikTok dan bagaimana mereka
mengaksesnya melalui wawancara.
Analisis Data: Dari wawancara dengan sepuluh narasumber, dapat disimpulkan bahwa
pola penggunaan TikTok bervariasi di antara responden. Data menunjukkan bahwa sepuluh
persen responden menggunakannya sangat jarang, lima puluh persen menggunakannya sangat
jarang, tiga puluh persen menggunakannya dengan frekuensi sedang, dan hanya sepuluh persen
menggunakannya dengan frekuensi sangat sering.
Pola Penggunaan TikTok: Sebagian besar responden cenderung menggunakan platform
dengan sedikit atau jarang; ini menunjukkan bahwa meskipun TikTok sangat populer di seluruh
dunia, sebagian besar penggunanya masih terbatas.
Namun, perlu dicatat bahwa sebagian kecil responden menggunakan TikTok dengan
frekuensi sedang dan sangat sering. Ini menunjukkan bahwa meskipun mayoritas responden
menggunakan platform ini dengan jarang, masih ada kelompok yang aktif secara teratur.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan TikTok: Pilihan pribadi dan minat dalam
konten yang ditawarkan oleh aplikasi adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seberapa
sering seseorang menggunakan aplikasi tersebut. Individu yang menemukan konten yang mereka
sukai mungkin cenderung menggunakan aplikasi tersebut lebih sering daripada individu yang
tidak begitu tertarik dengan konten yang sama

55
Selain itu, variabel seperti waktu luang, kemudahan akses internet, dan kebiasaan
pengguna juga dapat memengaruhi frekuensi penggunaan TikTok. Seseorang yang memiliki
banyak waktu luang dan memiliki akses internet yang mudah mungkin cenderung menggunakan
TikTok lebih sering daripada seseorang yang sibuk atau memiliki akses internet yang terbatas.
Pemasar dan Pengguna TikTok: Sangat penting bagi pemasar dan perusahaan yang ingin
menggunakan TikTok sebagai platform pemasaran untuk memahami preferensi dan pola
penggunaan pengguna. Dengan mengetahui bahwa sebagian besar pengguna cenderung
menggunakan TikTok dengan frekuensi rendah, pemasar dapat menyesuaikan strategi konten
mereka untuk menjangkau target audiens ini.
TikTok dapat menjadi sumber hiburan yang menyenangkan, tetapi terlalu banyak
menghabiskan waktu di sana dapat mengganggu produktivitas dan keseimbangan hidup. Oleh
karena itu, sangat penting bagi pengguna untuk menggunakannya dengan bijak.

4.3.2 Tingkat Tekanan Emosional Setelah Menggunakan TikTok


TikTok adalah salah satu aplikasi media sosial paling populer di dunia, dan jutaan orang
menggunakannya setiap hari untuk membuat dan menonton video pendek. Namun, karena
TikTok menjadi populer, ada pertanyaan tentang bagaimana itu memengaruhi tingkat stres
penggunanya. Dalam hal ini, kami akan melihat temuan wawancara tentang tingkat stres setelah
menggunakan TikTok dan menganalisis konsekuensi dari hal itu.
Tingkat Stres: Tidak ada dari responden yang menyatakan bahwa mereka sangat stres
setelah menggunakan TikTok; empat puluh persen menyatakan stres dengan tingkat jarang, dan
empat puluh persen menyatakan stres dengan tingkat sering.
Analisis Penggunaan TikTok dan Stres: Temuan menunjukkan bahwa sebagian besar
responden mengalami stres setelah menggunakan TikTok, menimbulkan pertanyaan tentang
penyebab stres tersebut. Pengguna mungkin tertekan untuk membuat konten yang dapat bersaing
dengan konten lain di platform tersebut karena tekanan untuk membuat konten yang menarik.
Meskipun empat puluh persen responden mengatakan bahwa mereka mengalami tingkat
stres jarang setelah menggunakan TikTok, ini tidak berarti bahwa platform tersebut tidak
memengaruhi kesehatan mental penggunanya. Faktor lain, seperti konten yang mereka pilih atau
kebiasaan penggunaan yang sehat, mungkin menjadi penyebab responden merasa kurang stres
setelah menggunakan platform tersebut.

56
Sebaliknya, empat puluh persen responden menyatakan bahwa mereka mengalami stres
dengan tingkat sering setelah menggunakan TikTok. Ini menunjukkan bahwa sekelompok
pengguna yang lebih mungkin terkena dampak negatif dari menggunakan platform tersebut.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan tingkat stres yang lebih tinggi ini termasuk perbandingan
sosial, kecanduan media sosial, dan tekanan untuk tetap update.
Hasil wawancara ini menekankan betapa pentingnya kesadaran akan dampak mental dari
penggunaan media sosial seperti TikTok. Orang harus sadar akan stres dan kecemasan yang
dapat disebabkan oleh penggunaan berlebihan atau interaksi negatif dengan konten di sana.
Pembuat kebijakan dan perusahaan teknologi harus berkomitmen untuk mendidik dan
mendukung pengguna TikTok untuk membantu mereka mengelola stres dan kesejahteraan
mental. Ini dapat mencakup sumber daya tentang penggunaan yang sehat, saran untuk
mengurangi stres, dan akses ke dukungan mental jika diperlukan.

4.3.3 Tingkat Inspirasi setelah Menggunakan TikTok


Jutaan orang menggunakan aplikasi ini setiap hari untuk membuat dan menonton video
pendek dan menjadi platform media sosial yang sangat populer di seluruh dunia. Seberapa
banyak pengguna merasa terinspirasi oleh TikTok? Dalam hal ini, kami akan melihat temuan
wawancara tentang tingkat inspirasi setelah menggunakan TikTok dan menganalisis
konsekuensi.
Hasil Wawancara: Sebagian besar orang yang diwawancarai (tujuh puluh persen)
mengatakan bahwa mereka terinspirasi setelah menggunakan TikTok. Sebagian besar orang yang
diwawancarai, yaitu tiga puluh persen, mengatakan bahwa mereka terinspirasi dengan tingkat
yang sangat tinggi.
Analisis Pengaruh Konten TikTok: Salah satu alasan mengapa banyak pengguna merasa
terinspirasi setelah menggunakan platform tersebut adalah konten yang mereka temui di sana.
TikTok memiliki banyak konten, mulai dari tutorial kreatif hingga cerita motivasi tentang
kehidupan. Berbagai macam konten yang ditampilkan di aplikasi ini memberi inspirasi kepada
pengguna.

57
TikTok adalah komunitas yang sangat aktif di mana pengguna dapat berbagi pengalaman,
ide, dan mendukung satu sama lain. Berbicara dengan orang lain yang memiliki minat dan tujuan
yang sama juga dapat memberi inspirasi dan mendorong mereka.
TikTok memungkinkan pengguna menjadi kreatif dan mengekspresikan diri mereka
melalui video pendek. Proses membuat konten yang unik dan menarik dapat memicu ide-ide
baru dan membangkitkan semangat kreatif pengguna.
Implikasi dari merasa terinspirasi: Ini dapat meningkatkan suasana hati, motivasi, dan
rasa percaya diri seseorang, yang semuanya penting untuk menjaga keseimbangan emosional dan
psikologis.
TikTok dapat menginspirasi banyak pengguna untuk mencoba hal-hal baru,
mengembangkan bakat mereka, atau bahkan mengejar karir di industri kreatif karena inspirasi
yang diberikannya.
Meskipun merasa terinspirasi adalah sesuatu yang baik, penting untuk berhati-hati saat
menggunakan TikTok. Terlalu banyak menghabiskan waktu di sana atau terlalu banyak
membandingkan diri dengan orang lain dapat berdampak buruk pada kesehatan mental.

4.3.4 Tingkat Hiburan setelah Menggunakan TikTok


TikTok telah berkembang menjadi fenomena media sosial di seluruh dunia karena jutaan
pengguna yang kreatif dan menyukai kontennya. Seberapa banyak pengguna yang senang
dengan TikTok? Dalam hal ini, kami akan memeriksa temuan wawancara tentang tingkat
hiburan setelah menggunakan TikTok dan menganalisis konsekuensi dari hal ini.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar orang (70%) merasa terhibur
setelah menggunakan TikTok, dan mayoritas orang (20%) merasa terhibur dengan tingkat yang
sangat tinggi. Ini menunjukkan bahwa TikTok dapat memenuhi keinginan penggunanya untuk
hiburan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Hiburan Konten Kreatif: TikTok terkenal
dengan berbagai konten kreatifnya, mulai dari tantangan menari hingga sketsa lucu. Dengan
beragamnya konten, pengguna dapat menemukan sesuatu yang sesuai dengan minat dan
preferensi mereka, meningkatkan tingkat hiburan mereka. TikTok bukan hanya tentang
mengkonsumsi konten; itu juga tentang berhubungan dengan orang lain dan membuat mereka
menjadi teman. Pengguna dapat terlibat dengan konten dan pengguna lainnya dengan

58
memberikan komentar, like, dan share. Ini menciptakan pengalaman sosial yang lebih baik dan
lebih menghibur. Kemampuan TikTok untuk membuat konten viral dengan cepat adalah fitur
utamanya. Video yang lucu, menghibur, atau menginspirasi dapat dengan mudah didistribusikan
di seluruh platform, menghibur jutaan pengguna secara instan.
Implikasi dari Tingkat Hiburan TikTok yang Meningkatkan Kesejahteraan Emosional:
Merasa terhibur dapat berdampak positif pada kesejahteraan emosional seseorang. Hiburan dapat
membantu Anda bersantai dan menikmati saat Anda melewati hari-hari yang sibuk. Menonton
dan berinteraksi dengan konten di TikTok dapat meningkatkan rasa komunitas dan koneksi sosial
pengguna. Ini penting untuk kebahagiaan umum dan kesehatan mental. Hiburan dari TikTok
dapat membuat pengguna menjadi kreatif dan inspiratif. Setelah melihat konten yang menarik di
platform ini, pengguna mungkin terinspirasi untuk membuat konten sendiri atau menemukan
bakat baru.

4.3.5 Tingkat Kecemasan setelah Menggunakan TikTok


Tingkat kecemasan setelah menggunakan TikTok karena popularitasnya yang terus
meningkat telah berkembang menjadi salah satu platform media sosial yang paling banyak
digunakan di seluruh dunia. Namun, seberapa banyak pengguna yang merasa cemas setelah
menggunakan TikTok? Kami akan menyelidiki temuan penelitian tentang tingkat kecemasan
setelah menggunakan TikTok dan konsekuensi darinya.
Hasil Penelitian: Empat puluh persen responden merasa cemas setelah menggunakan
TikTok. Tiga puluh persen dari responden menyatakan bahwa mereka merasa cemas dalam
tingkat yang jarang.
Analisis: Jenis konten yang dikonsumsi oleh pengguna TikTok mungkin menjadi
penyebab kecemasan mereka setelah menggunakannya. TikTok memiliki banyak konten,
termasuk yang menghibur, lucu, menginspirasi, dan kontroversial.
TikTok sering membuat komunitas perbandingan sosial untuk penggunanya. Jika
pengguna melihat konten dari orang lain yang tampak lebih menarik, sukses, atau bahagia, hal
ini dapat menyebabkan perasaan tidak memadai atau cemas di antara pengguna lainnya.
TikTok dapat menjadi ketergantungan jika seseorang terlalu sering menggunakannya; ini
dapat menyebabkan kecemasan jika mereka tidak dapat mengaksesnya atau merasa sulit untuk
melepaskannya.

59
Sangat penting bagi pengguna TikTok untuk belajar lebih banyak tentang bagaimana
platform ini memengaruhi kesehatan mental mereka. Ini termasuk mengidentifikasi gejala
kecemasan dan menentukan kapan harus mengurangi penggunaan TikTok jika perlu.
Perusahaan teknologi seperti TikTok bertanggung jawab untuk menjaga situs web mereka
aman dan mendukung, seperti membatasi konten yang dapat menimbulkan kecemasan dan
menyediakan sumber daya untuk orang yang membutuhkan bantuan.
Selain itu, dukungan sosial dari teman, keluarga, dan komunitas online dapat membantu
mengurangi kecemasan yang muncul setelah mengunjungi TikTok. Berbicara dengan orang yang
dipercaya dan berbicara tentang perasaan mereka dapat membantu mengurangi isolasi dan
meningkatkan kesejahteraan mental.

4.3.6 Mengatasi Kesepian setelah Menggunakan TikTok


TikTok telah menjadi platform media sosial yang sangat populer di kalangan berbagai
usia. Seberapa banyak pengguna yang merasa kesepian setelah mengikuti TikTok? Dalam hal
ini, berdasarkan hasil penelitian, kami akan melihat variasi tingkat kesepian setelah
menggunakan TikTok, dan kami juga akan mempelajari cara mengatasi kesepian ini.
Tingkat kesepian pengguna TikTok Berdasarkan hasil penelitian, ada perbedaan dalam
seberapa banyak orang merasa kesepian setelah menggunakan TikTok: 70% responden
menyatakan bahwa mereka merasa kesepian dengan tingkat yang jarang, sementara 10%
menyatakan bahwa mereka merasa kesepian dengan tingkat yang sangat sering.
Analisis Konten yang Menghasilkan Perbandingan Sosial: TikTok sering menampilkan
kehidupan yang tampak sempurna dari pengguna lain, yang dapat menyebabkan kesepian jika
pengguna merasa bahwa kehidupan mereka tidak sebahagia seperti yang ditampilkan dalam
video.
TikTok memiliki banyak konten yang menghibur, tetapi interaksi sering dangkal. Karena
pengguna mungkin merasa tidak terhubung secara emosional dengan orang lain, kurangnya
interaksi dapat menyebabkan perasaan kesepian.
Penggunaan TikTok yang berlebihan dapat menyebabkan ketergantungan dan kesepian.
TikTok dapat menyebabkan pengguna isolasi sosial dan kurangnya hubungan interpersonal di
dunia nyata.

60
Strategi untuk Mengatasi Kesepian: Pengguna TikTok harus selalu memiliki teman dan
keluarga di dunia nyata. Berbicara tentang perasaan kesepian dengan orang terdekat dapat
membantu mengurangi beban emosional dan meningkatkan kesehatan mental.
Mengatur jumlah waktu yang dihabiskan di TikTok dapat membantu mengurangi
ketergantungan dan kesepian. Pengguna dapat mencoba mengalokasikan waktu yang ditentukan
untuk aktivitas sosial di luar TikTok. Menghabiskan waktu di luar rumah dan terlibat dalam
kegiatan menyenangkan di dunia nyata dapat membantu mengurangi kesepian dan meningkatkan
interaksi sosial.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian


Memahami Efek Penggunaan TikTok Terhadap Kesehatan Mental Remaja TikTok, sebuah
platform media sosial yang semakin populer, telah menjadi subjek diskusi mengenai dampak
penggunaan platform tersebut terhadap kesehatan mental remaja. Dijelaskan bahwa ada korelasi
antara pengalaman emosional dan perilaku pengguna dengan frekuensi penggunaan TikTok dan
jenis konten yang mereka konsumsi. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan dampak
konten digital seperti TikTok terhadap kesehatan mental remaja. Hasil penelitian ini
diinterpretasikan melalui wawancara mendalam dan analisis skala Likert. Dalam artikel ini, kami
akan membahas hasil dari wawancara yang menyeluruh dan analisis skala Likert. Kami juga
akan merangkum jawaban informan tentang pengalaman mereka dengan TikTok.
Hasil Wawancara Mendalam
1. Informan 1 (NTG)
Informan pertama menunjukkan bahwa konten di TikTok kadang-kadang membuat orang
emosi dan tidak terkontrol, terutama karena kontennya yang provokatif. Meskipun demikian, dia
juga merasa bahwa TikTok membantu orang belajar dengan konten pengetahuan. Namun, dia
mengalami efek yang tidak menguntungkan, yaitu menghabiskan waktu yang cukup lama di
platform tersebut. Menurut skala Likert, informan ini cenderung menghabiskan waktu di TikTok,
mengalami stres, dan menikmati waktu mereka di sana dengan sering.
2. Informan 2 (MAF) mengakui bahwa perilakunya menjadi malas dan kurang membaca karena
terlena oleh konten TikTok. Dia melihat manfaat dari platform ini, terutama kemampuan untuk
mendapatkan informasi dengan cepat, tetapi dia juga menyadari efek negatifnya, seperti paparan
konten negatif dan dewasa yang mencuci otak remaja. Menurut skala Likert, informan ini tidak

61
hanya sering menghabiskan waktu dan mengalami stres di TikTok, tetapi juga sering
mendapatkan inspirasi dari platform tersebut.
3. Menurut Informan 3 (ONA), informan ketiga, TikTok kadang-kadang membuatnya berpikir
terlalu banyak dan sedih, meskipun dia melihatnya sebagai hiburan. Namun, dia percaya bahwa
platform tersebut dapat membantunya menjadi lebih empati dengan orang lain. Informan ini
menghabiskan waktu yang cukup lama di TikTok dalam skala Likert, tetapi mengalami
kecemasan karena frekuensi yang jarang.
4. Menurut Informan 4 (ODR), Informan keempat, meskipun TikTok kadang-kadang
membuatnya terbawa suasana, terutama karena konten yang sedih, dia juga merasa bahwa itu
membantu meningkatkan pengetahuan. Informan ini sering menghabiskan waktu di TikTok dan
mengalami kecanduan frekuensi tinggi, menurut skala Likert.
5. Informan 5 (EC) menganggap TikTok sebagai hiburan semata-mata, tetapi menyadari bahwa
penggunaan terlalu banyak dapat mengganggu tidur. Menurut skala Likert, informan ini
menghabiskan waktu yang cukup sedikit di TikTok dan jarang mengalami kecemasan.
6. Menurut Informan 6 (AKP), Informan keenam, penggunaan TikTok dapat mempengaruhi
emosi berdasarkan konten yang ditampilkan, tetapi dia juga mengalami efek positif dari konten
yang menginspirasi. Informan ini jarang mengalami kesepian setelah menggunakan TikTok
dalam skala Likert.
7. Informan 7 (AP)
Informan ketujuh masih dapat mengendalikan emosi terhadap konten TikTok dan
menganggapnya hanya sebagai hiburan, tetapi dia menyadari efek negatif seperti meniru konten
buruk. Informan ini jarang mengalami kecemasan dan sering menghabiskan waktu di TikTok
dalam skala Likert.
8. Informan 8 (WA) mengakui bahwa TikTok mempengaruhi kesehatan mental emosional,
meningkatkan kecemasan, dan efek lainnya.Selain itu, dia menyadari bahwa menggunakan
TikTok dapat mempengaruhi perilaku seseorang karena kecenderungan mereka untuk mengikuti
tren yang ada di platform tersebut.Namun, informan ini melihat bahwa TikTok memiliki potensi
untuk menyebarkan berita atau informasi bermanfaat. Namun, dia juga menyadari bahwa ada
kemungkinan meniru konten negatif di TikTok. Informan ini menghabiskan sekitar 3 jam sehari
di sana. Dia percaya bahwa dampak konten TikTok terhadap kesehatan mental dapat berbeda-

62
beda tergantung pada apa yang ditampilkan karena setiap orang merespons konten dengan cara
yang berbeda.
9. Menurut Informan 9 (EDA), TikTok dapat mempengaruhi perasaan seseorang. Dia
menemukan bahwa TikTok memiliki manfaat, seperti memberikan motivasi untuk melakukan
hal-hal baik yang ditawarkan oleh kontennya. TikTok juga membantu dalam meningkatkan
pengetahuan dan wawasan, serta memberikan motivasi. Namun, dia juga menyadari bahwa ada
paparan konten negatif yang tidak seharusnya ditonton atau diprovokasi. Informasi tersebut
menghabiskan waktu tiga jam di TikTok. Dia percaya bahwa karena konten TikTok yang sering
dilihatnya dapat mempengaruhi kesehatan mental.
10. Karena menganggap TikTok sebagai situs hiburan semata, Informan 10 (RJW) tidak percaya
bahwa itu berdampak pada kesehatan mental. Dia mengakui bahwa konten TikTok dapat
memotivasi perilaku jika diikuti. TikTok juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan
kesadaran dan moral. Namun, dia menyadari bahwa ada konten yang tidak pantas ditonton di
TikTok. Informan ini menghabiskan sekitar lima jam setiap minggu di sana. Karena setiap orang
memiliki tanggapan yang berbeda terhadap konten TikTok, dia percaya bahwa konten dapat
mempengaruhi kesehatan mental seseorang tergantung pada seberapa sering mereka melihatnya.

Analisis Skala Likert


Ada kemungkinan besar bahwa pengguna TikTok memiliki berbagai pengalaman tentang
dampak konten terhadap kesehatan mental mereka setelah melakukan analisis menyeluruh atas
jawaban wawancara dan menginterpretasikan skala Likert. Namun, beberapa pola yang umum
dapat ditemukan:
a. Penggunaan Waktu: Sebagian besar informan menghabiskan banyak waktu di
TikTok, yang dapat memengaruhi produktivitas dan kualitas tidur mereka.
b. Dampak Emosional: Sebagian besar informan mengakui bahwa konten TikTok
memiliki pengaruh emosional yang besar, baik positif maupun negatif. Sementara
beberapa orang merasa terbawa oleh suasana, yang lain merasa terpapar oleh
konten negatif.
c. Kecanduan dan Kecemasan: Beberapa informan menjadi kecanduan TikTok,
sementara yang lain menjadi lebih cemas setelah menggunakan platform tersebut.

63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
TikTok memiliki pengaruh besar pada kehidupan remaja di Kecamatan Donomulyo,
menurut penelitian. Hasil utama menunjukkan bahwa konten TikTok yang dikonsumsi oleh
remaja memiliki efek yang beragam. TikTok memiliki efek positif, seperti peningkatan
kreativitas dan ekspresi diri, menunjukkan bahwa itu dapat menjadi platform yang membantu
remaja mengembangkan potensi mereka. Sebaliknya, dampak negatif yang signifikan dari
penelitian ini termasuk depresi, stres, kecemasan, gangguan tidur, dan ketidakstabilan emosi,
yang menunjukkan bahaya kesehatan mental yang tidak dapat diabaikan.
Kesadaran dan penggunaan yang bertanggung jawab sangat penting untuk mengurangi
efek negatif. Remaja harus diberi pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan media

64
sosial seperti TikTok dengan bijak sehingga mereka dapat memaksimalkan manfaatnya sambil
mengurangi kerugian.

5.2 Saran
Hasil penelitian memungkinkan beberapa rekomendasi:
1. Untuk Remaja: Disarankan untuk lebih kritis dan selektif dalam memilih konten yang
dilihat. Agar TikTok tidak mengganggu aktivitas sehari-hari dan kesehatan mental Anda,
Anda harus membatasi penggunaannya. Mereka harus belajar menghindari konten yang
berpotensi merugikan dan menemukan konten yang bermanfaat.
2. Untuk Orang Tua dan Pendidik: Perlu ada upaya untuk meningkatkan pengawasan dan
pendidikan tentang efek media sosial dan cara menggunakannya dengan benar. Untuk
membantu remaja mengakses dunia digital dengan aman, pendidikan digital harus
menjadi bagian dari kurikulum sekolah. Orang tua juga harus memberikan pemahaman
yang kuat kepada anak-anak mereka tentang cara bertanggung jawab menggunakan
internet dan platform sosial.
3. Untuk Peneliti Selanjutnya: Penelitian lebih lanjut harus memfokuskan pada pengaruh
konten atau pola penggunaan yang berbeda-beda pada kesehatan mental remaja.
Penelitian lebih lanjut juga perlu untuk mengembangkan metode intervensi yang efektif
dan praktis untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan TikTok.
4. Untuk Pembuat Kebijakan: Perlu ada regulasi yang mendukung kesehatan mental remaja,
khususnya terkait penggunaan media sosial, untuk membuat internet lebih aman dan
sehat. Regulasi ini dapat mencakup batasan usia untuk penggunaan media sosial tertentu
dan langkah-langkah untuk mencegah remaja terpapar konten yang tidak pantas atau
merugikan secara mental.

65
DAFTAR PUSTAKA

Sari, D. A., & Sudirman, S. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental
Remaja di Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut. _Jurnal Ilmiah Sosial dan
Politik_, 5(2), 1580-1592.
https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/article/download/1580/1392

Siloam Hospitals. (2022). Gangguan Kesehatan Mental pada Remaja.


https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/gangguan-kesehatan-mental-
pada-remaja

66
Widyaningrum, R., & Setyawan, A. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan
Mental Remaja di Masa Pandemi COVID-19. _Community Journal of Public Health and
Management_, 1(1), 56-66. https://cjpm.ub.ac.id/index.php/cjpm/article/download/7/56

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Mengenal Pentingnya Kesehatan Mental


pada Remaja. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/362/mengenal-pentingnya-
kesehatan-mental-pada-remaja

Halodoc. (2022). Ini 8 Gangguan Mental yang Muncul di Masa Remaja.


https://www.halodoc.com/artikel/ini-8-gangguan-mental-yang-muncul-di-masa-remaja

Emplifi. "Why TikTok Is More Than a Social Media Platform." Emplifi, 2022,
https://emplifi.io/resources/blog/why-tiktok-is-more-than-a-social-media-platform.

Pew Research Center. "Teens, Social Media & Technology 2022." Pew Research Center, 2022,
https://www.pewresearch.org/internet/2022/08/10/teens-social-media-and-technology-
2022/.

Yellowbrick. "The Impact of TikTok on Social Media." Yellowbrick, 2022,


https://www.yellowbrick.co/blog/music/the-impact-of-tiktok-on-social-media.

Ahmed, Umar. "The Rise of TikTok and Its Impact on Social Media Culture." LinkedIn, 2022,
https://www.linkedin.com/pulse/rise-tiktok-its-impact-social-media-culture-umar-ahmed.

Sambuno. "TikTok as a Social Media Marketing Platform." Sambuno, 2022,


https://www.sambuno.com/tiktok-as-a-social-media-marketing-platform/.

BISNIS DIGITAL: Strategi Administrasi Bisnis Digital untuk Menghadapi Masa Depan.
Tersedia di:
https://www.researchgate.net/publication/370777944_BISNIS_DIGITAL_Strategi_Admi
nistrasi_Bisnis_Digital_untuk_Menghadapi_Masa_Depan

67
Cara Mengatasi Mood Swing Saat PMS. Tersedia di:
https://www.lemon8-app.com/discover/cara%20mengatasi%20mood%20swing%20saat
%20pms?region=id

Pew Research Center. (2023, November 15). More Americans are getting news on TikTok,
bucking the trend seen on most other social media sites. Diakses dari:
https://www.pewresearch.org/short-reads/2023/11/15/more-americans-are-getting-news-
on-tiktok-bucking-the-trend-seen-on-most-other-social-media-sites/

The Washington Post. (2022). TikTok's Popularity. Diakses dari:


https://www.washingtonpost.com/technology/interactive/2022/tiktok-popularity/

Pew Research Center. (2022, August 10). Teens, Social Media, and Technology 2022. Diakses
dari: https://www.pewresearch.org/internet/2022/08/10/teens-social-media-and-
technology-2022/

CBS News. (Tahun tidak diketahui). Number of people getting news from TikTok doubled since
2020: Pew Research. Diakses dari: https://www.cbsnews.com/news/number-of-people-
getting-news-from-tiktok-doubled-since-2020-pew-research/

Forbes. (2023, July 15). TikTok is third in popularity: Here's why. Diakses dari:
https://www.forbes.com/sites/ashleystahl/2023/07/15/tiktok-is-third-in-popularity-heres-
why/?sh=58dfec603838

IDAI. "Masalah Kesehatan Mental dan Emosional pada Remaja." [Online]. Tersedia:
https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/masalah-kesehatan-mental-
emosional-remaja

Universitas Muhammadiyah Semarang. "Gangguan Kesehatan Mental pada Remaja." [Online].


Tersedia: https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/download/5933/pdf

68
RS Siloam. "Gangguan Kesehatan Mental pada Remaja." [Online]. Tersedia:
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/gangguan-kesehatan-mental-
pada-remaja

Halodoc. "8 Gangguan Mental yang Muncul di Masa Remaja." [Online]. Tersedia:
https://www.halodoc.com/artikel/ini-8-gangguan-mental-yang-muncul-di-masa-remaja

Kementerian Kesehatan RI. "Mengenal Pentingnya Kesehatan Mental pada Remaja." [Online].
Tersedia: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/362/mengenal-pentingnya-kesehatan-
mental-pada-remaja.

69

Anda mungkin juga menyukai