Anda di halaman 1dari 10

RETORIKA DAN KONSEP DIRI

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Retorika

Dosen Pengampu :

Dr. Nuriyah Thahir, MM

Oleh :

Sa’adah Purnama Indah 11220530000030

Rizky Kurnia 11220530000006

M. Rizq Musthafa 112205300000110

MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam setiap interaksi sosial, komunikasi memiliki peran penting dalam membentuk
persepsi dan mempengaruhi pandangan orang terhadap diri mereka sendiri serta orang lain.
Konsep diri merupakan gambaran mental individu terhadap dirinya sendiri , yang terbentuk
melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Di sisi lain, retorika, sebagai seni atau ilmu
berbicara yang efektif, memiliki kekuatan untuk membentuk, memperkuat, atau bahkan
mengubah konsep diri seseorang melalui penggunaan Bahasa yang tepat dan strategi
komunikasi yang terampil.
Makalah ini akan menggali hubungan yang kompleks antara retorika dan konsep diri.
Kami akan membahas bagaimana retorika dapat mempengaruhi dan membentuk konsep diri
seseorang, sekaligus melihat bagaimana konsep diri memengaruhi cara individu
menggunakan retorika dalam interaksi sosial mereka. Pemahaman yang mendalam tentang
hubungan ini tidak hanya penting dalam konteks akademis, tetapi juga memiliki implikasi
yang dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk psikologi, komunikasi, politik, dan budaya.
Dengan memahami keterkaitan antara retorika dan konsep diri, kita dapat
mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang bagaiamana individu membangun identitas
mereka sendiri, berkomunikasi dengan orang lain, dan mempengaruhi dunia disekitar mereka.
Melalui penelusuran konsep ini, kita mendapatkan pemahaman yang lebih kaya tentang
kompleksitas manusia dalam konteks komunikasi dan interaksi sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN RETORIKA
Retorika atau dalam bahasa inggris nrhetoric bersumber dari perkataan latin
rhetorica yang berarti ilmu bicara. Pada abad ke-5 sebelum masehi untuk pertama kali
dikenal suatu ilmu yang mengkaji proses pernyataan antar manusia sebagai fenomena
sosial. Ilmu ini dinamakan dalam bahasa yunani”rhetorike” yang dikembangkan
diyunani purba, kemudian abad abad berikutnya dikembangkan di romawi dalam
bahasa latin “retorika” (dalam bahasa inggris “rhetoric” dalam bahasa Indonesia
“retorika”).
Clenth brooks dan Robbert Penn Warren dalam bukunya, modern rhetoric,
mendefinisikan retorika sebagai the art of using language effectively atau seni
penggunaan bahasa secara efektif. Dari pengertian tersebut menunjukkan bahwa
retorika mempunyai pengertian sempit; mengenai bicara, dan pengertian luas,
penggunaan bahasa, bisa lisan, dapat juga tulisan. Oleh karena itu, ada sementara
orang yang mengartikan retorika sebagai public speking atau pidato didepan umum,
banyak juga yang beranggapan bahwa retorika tidak hanya berarti pidato didepan
umum, tetapi juga termasuk senik menulis.1
Menurut plato retorika adalah sebagai metode pendidikan dalam rangka
mencapai kedudukan dalam pemerintahan dan dalam rangka upaya mempengaruhi
rakyat. Bagi Aristoteles retorika adalah seni prsuasi, suatu uraian yang harus singkat,
jelas dan meyakinkan dengankeindahan bahasa yang disusun untuk hal hal yang
bersifat memperbaiki(corrective), memerintah(instructive), mendorong(suggestive)
dan mempertahankan (defensive). Menurut cicero kecakapan retorika menjadi ilmu,
sistematika retorika mencakup dua tujuan pokok yang bersikap “suassio” (anjuran)
dan “dissuasion” (penolakan).

B. PENGERTIAN KONSEP DIRI


Konsep diri merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu self schema.
Istilah dalam psikologi memiliki dua arti yaitu sikap dan perasaan seseorang terhadap
dirinya sendiri dan sesuatu keseluruhan proses psikologi yang menguasai tingkah laku
dan penyesuaian diri (Suryabrata, 1982).

1
Onong Uchjana Effendy. Ilmu komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung):Remaja Rosdakarya. 20005) hal. 53
Calhoun & Acocella mendefinisikan konsep diri sebagai gambaran diri
seseorang. Sedangkan Burns mendefinisikan bahwa konsep diri sebagai kesan
terhadap diri sendiri secara keseluruhan yang mencakup pendapatnya terhadap diri
sendiri, terhadap gambaran diri di mata orang lain dan pendapatnya tentang hal hal
yang dicapai. Mereka menjelaskan bahwa konsep diri adalah gambaran mental diri
sendiri dan penilaian terhadap diri sendiri. (Acocella,1990).
Harlock mengungkapkan bahwa konsep diri merupakan gambaran seseorang
mengenai dirinya sendiri yang merupakan gabungan dari keyakinan fisik, psikologis,
sosal, emosional, aspirasi dan prestasi yang mereka capai. Konsep diri adalah
pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat
informasi yang diberikan orang lain kepada individu. (Elizabeth,1997)
Konsep diri adalah aspek diri yang paling penting, konsep diri bukanlah factor
yang dibawa sejak lahir, melainkan factor yang dibentuk dan dipelajari dari
pengalaman individu dan berhubungan dengan orang lain. Seperti yang telah
dikemukakan oleh para ahli, bahwa konsep kita mengenai diri kita sendiri yang
meliputi dimensi fisik, karakteristik pribadi, motivaasi, kelemahannya, kegagalan, dan
kepandaiannya.
Menurut Burns (1993:vi) "konsep diri adalah satu gambaran campuran dari
apa yang kita pikirkan. Pikiran atau pendapat orang lain mengenai diri kita, dan
saperti apa diri kita yang kita inginkan". Broks (dalam Rakhmat 1989:99)
„mendefinisikan konsep diri sebagai segala persepsi tentang diri sendiri, secara fisik,
sosial, dan psikologis yang diperoleh berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan
orang lain‟. Menurut Santrock (2002:356) "konsep diri mengacu pada evaluasi bidang
spesifik dari diri sendiri".
Jadi dari berbagai definisi yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa
konsep diri merupakan sikap, perasaan dan pandangan individu tentang dirinya
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya yang meliputi fisik, psikis, sosial,
aspirasi dan prestasi yang nantinya akan menentukan langkah- langkah individu dalam
melakukan aktifitas sesuai dengan gambaran yang ada pada dirinya. Konsep diri
merupakan gambaran dari keyakinan yang dimiliki tentang diri mereka sendiri secara
luas baik mengenai fisik, psikologis, sosial dan emosional.
C. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI
Menurut Inge Hutagalung faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah:
1) Orang lain Seseorang mengenal tentang dirinya dengan mengenal orang lain
terlebih dahulu. Konsep diri seseorang individu terbentuk dari bagaimana
penilaian orang lain mengenai dirinya. Orang yang paling berpengaruh pada diri
seseorang adalah orang- orang yang disebut significant others, yaitu orang-orang
yang sangat penting bagi diri seseorang. Ketika kecil, significant others adalah
orang tua dan saudara. Dari merekalah seseorang membentuk konsep dirinya.
Dalam perkembangannya significant others meliputi semua orang yang
memengaruhi perilaku, pikiran dan perasaan seseorang. Ketika individu telah
dewasa, maka yang bersangkutan akan mencoba untuk menghimpun penilaian
semua orang yang pernah berhubungan dengannya. Konsep ini disebut dengan
generalized others, yaitu pandangan seseorang mengenai dirinya berdasarkan
keseluruhan pandangan orang lain terhadap dirinya.
2) Kelompok acuan (reference group) Dalam kehidupannya, setiap orang sebagai
anggota masyarakat menjadi anggota berbagai kelompok. Setiap kelompok
memiliki norma- norma sendiri. Diantara kelompok tersebut, ada yang disebut
kelompok acuan, yang membuat individu mengarahkan perilakunya sesuai
dengan norma dan nilai yang dianut kelompok tertentu. Kelompok inilah yang
memengaruhi konsep diri seseorang.

Sementara itu, Fitts Hendriati Agustiani konsep diri seseorang dipengaruhi


oleh beberapa faktor, yaitu:
1) Pengalaman, terutama pengalaman interpersonal, yang memunculkan perasaan
positif dan perasaan berharga.
2) Kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang lain.
3) Aktualisasi diri, atau implementasi dan realisasi dari potensi pribadi yang
sebenarmya2

Sedangkan, Syamsul Bachri Thalib menyebutkan “faktor-faktor yang


mempengaruhi konsep diri mencakup keadaan fisik dan penilaian orang lain
mengenai fisik individu; faktor keluarga termasuk pengasuhan orang tua,

2
Hendriati Agustiani. ,Psikologi Perkembangan (Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan
Penyesuaian Diri pada Remaja), , PT Refika Aditama, Bandung, , 2009, hlm. 139.
pengalaman perilaku kekerasan, sikap saudara, dan status sosial ekonomi; dan
faktor lingkungan sekolah”.3
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa konsep diri
seseorang dipengaruhi oleh orang lain, kelompok rujukan, pengalaman,
kompetensi, aktualisasi diri, status sosial ekonomi, dan lingkungan sekolah.

D. PENGARUH KONSEP DIRI PADA KOMUNIKASI RETORIKA

3
Syamsul Bachri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif., Kencana, Jakarta, 2013, hlm.
124-125.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai