Anda di halaman 1dari 8

Analisis Indikator SDGs 9.1.

1 (a) Provinsi Bengkulu

Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester

Mata Kuliah : Ekonomi Pembangunan II

Disusun Oleh:

Julia Rosela Kapisa (042011133126)

Kelas B/Absen 39

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dibuat untuk mengatur segala perubahan
yang terjadi setelah berakhirnya era pembangunan milenium serta memasukkan beberapa
tujuan yang baru. Berbeda dengan Tujuan Pembangunan Milenium yang ditujukan hanya
pada negara-negara berkembang, TPB memiliki sasaran yang lebih universal. TPB disusun
berdasarkan dimensi sosial, ekonomi lingkungan, dan kelembagaan yang dideklarasikan ke
dalam 17 goals/tujuan serta 169 target yang kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai
indikator untuk mengukur pencapaiannya dimana salah satu tujuan yang menjadi fokus pada
penelitian ini adalah tujuan 9. SDGs tujuan 9 sendiri memiliki sasaran untuk membangun
infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industri inklusif dan berkelanjutan, serta
mendorong inovasi. Target-target dari Tujuan 9 meliputi pengembangan infrastruktur yang
berkualitas, andal, berkelanjutan dan tangguh, mempromosikan industrialisasi inklusif dan
berkelanjutan dan meningkatkan proporsi industri dalam lapangan kerja dan produk domestik
bruto, meningkatkan akses industri dan perusahaan skala kecil terhadap jasa keuangan,
meningkatkan infrastruktur dan retrofit industri agar dapat berkelanjutan, memperkuat riset
ilmiah, meningkatkan kapabilitas teknologi sektor industri, mendorong inovasi, dan
meningkatkan akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi, serta mengusahakan
penyediaan akses universal dan terjangkau internet.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Indikitaor 9.1.1(a) yaitu kondisi mantap
jalan nasional, yang meliputi persentase jalan provinsi berdi Provinsi Bengkulu.
Identifikasi indikator berasal dari publikasi Bappenas dan BPS. Unit analisis pada
penelitian ini adalah Rencana Anggaran Daerah (RAD) yang ada di Provinsi Bengkulu
pada rentang tahun 2017-2021 menggunakan base line 2016. Salah satu program
pemerintah yang berkaitan dengan terwujudnya indikator 9.1.1(a) adalah pemeliharaan
jalan. Pemeliharaan jalan adalah kegiatan penanganan jalan, berupa pencegahan, perawatan
dan perbaikan yang diperlukan untuk mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi
secara optimal melayani lalu lintas sehingga umur rencana yang ditetapkan dapat tercapai.
Dalam penelitian ini, akan diketahui target tahun 2017-2021 pemeliharaan jalan di setiap
kota/kabupaten di Provinsi Bengkulu.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi mantap jalan di Provinsi Bengkulu?
2. Bagaimana target pemeliharaan dan rehabilitasi jalan di Provinsi Bengkulu berdasarkan
Indikator SDGs 9.1.1(a)?
3. Sejauh mana alokasi anggaran dana mampu mendukung pemeliharaan dan rehabilitasi
jalan di Provinsi Bengkulu?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui kondisi mantap jalan di Provinsi Bengkulu.
2. Mengetahui target pemeliharaan dan rehabilitasi jalan di Provinsi Bengkulu berdasarkan
indikator SDGs 9.1.1(a).
3. Mengetahui sejauh mana alokasi anggaran dana mampu mendukung pemeliharaan dan
rehabilitasi jalan di Provinsi Bengkulu.
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi SDGs Indikator 9.1.1

SDGs Tujuan 9 adalah membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industri


inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong Inovasi. Investasi berkelanjutan dalam infratruktur
dan inovasi adalah penggerak penting pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Saat ini lebih
dari setengah populasi dunia tinggal di perkotaan, karena itu transportasi massal dan energi
terbarukan menjadi sangat penting, begitu juga dengan pertumbuhan industri baru serta teknologi
informasi dan komunikasi. Berdasarkan isi Tujuan 9 tersebut, Indikator 9.1.1 (a) adalah kondisi
mantap jalan nasional yang meliputi persentase jalan provinsi dalam kondisi baik/sedang.
Kondisi mantap jalan nasional (%) merupakan proporsi dari panjang jalan nasional yang
memenuhi kategori kondisi baik dan sedang terhadap total panjang jalan nasional. Kategori
kondisi baik dan sedang yaitu kondisi jalan yang memiliki kerataan permukaan yang memadai
bagi kendaraan untuk dapat dilalui oleh kendaraan dengan cepat, aman dan nyaman, dengan
dimana angka Roughness Indeks IRI di bawah 4 untuk kondisi baik dan di bawah 8 untuk
kondisi sedang. Pengukuran kondisi jalan ini menggunakan alat roughometer dengan satuan
Internasional Roughness Indeks (IRI) yang menyatakan akumulasi naik turunnya muka jalan
sepanjang 1 kilometer jalan (m/km). Manfaat dari pengukuran ini adalah untuk mengetahui
proporsi kondisi jalan nasional yang memenuhi kategori kondisi baik dan sedang terhadap total
panjang jalan nasional.

2.2 Teori Pembangunan Ekonomi

John Maynard Keynes berpendapat bahwa pasar bebas tidak selamanya menjadi kekuatan
positif seperti yang diyakini banyak orang. Menurutnya, kunci utama untuk pertumbuhan adalah
“investasi nyata” (real invenstment), misalnya dalam proyek infrastruktur baru. Investasi ini,
menurutnya, akan memberikan efek positif bagi penciptaan lapangan kerja dan selanjutnya
menghasilkan kesejahteraan melalui multiplier effect. Misalnya, apabila pemerintah mendanai
pembangunan jalan, hal ini menciptakan pekerjaan tidak hanya untuk pembangun jalan, tetapi
juga untuk suplier material jalan dan alat-alat lain. Para pekerja akan mengeluarkan uang untuk
pekerjaan orang lain, dan perusahaan akan menghasilkan profit yang akan diinvestasikan lebih
lanjut. Keynes melihat adanya ”peran pemerintah” dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
Untuk mendukung ”investasi”, pemerintah dapat menetapkan kebijakan-kebijakan moneter
seperti mengubah interest rates, atau secara langsung melalui government expenditure.
Pengeluaran pemerintah (government expenditure), karenanya, merupakan suatu jalan untuk
“menangkal krisis”.

Todaro (dalam Tarmidi, 1992) mengartikan pembangunan sebagai suatu proses


multidimensional yang menyangkut perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap
masyarakat, kelembagaan nasional maupun percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan
ketidakmerataan dan penghapusan dari kemiskinan mutlak. Pembangunan ekonomi juga
berkaitan dengan pendapatan per kapita dan pendapatan nasional. Pendapatan per kapita yaitu
pendapatan rata-rata penduduk suatu daerah sedangkan pendapatan nasional merupakan nilai
produksi barangbarang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam suatu perekonomian di dalam masa
satu tahun. Pertambahan pendapatan nasional dan pendapatan per kapita dari masa ke masa dapat
digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi dan juga perkembangan tingkat
kesejahteraan masyarakat suatu daerah.
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Mantap Jalan di Provinsi Bengkulu


Gambar 1.1 Rekapitulasi Kondisi Mantap Jalan Seluruh Provinsi di Indonesia 2020

Berdasarkan data di atas, Provinsi Bengkulu memiliki kondisi jalan dalam


keadaan baik sepanjang 356.41 KM atau setara 44.97% dari total panjang jalan yang
dimiliki provinsi Bengkulu. Sementara kondisi mantap jalannya sepanjang 766.51 KM
atau setara 96.71% dari total panjang jalan yang dimiliki Provinsi Bengkulu. Artinya,
kondisi jalan yang memiliki kerataan permukaan yang memadai bagi kendaraan untuk
dapat dilalui oleh kendaraan dengan cepat, aman dan nyaman, di Provinsi Bengkulu
tergolong cukup panjang (layak dan memadai. Akan tetapi, Provinsi Bengkulu masih
memiliki jalan yang dikategorikan rusak berat yaitu sepanjang 1.60 KM atau setara
0.16% dari total panjang jalan yang dimiliki Provinsi Bengkulu.
Gambar 1.2 Grafik Kondisi Mantap Jalan Seluruh Kabupaten dan Kota di
Provinsi Bengkulu tahun 2018

Kabupaten yang paling tinggi kemantapan jalannya adalah Kabupaten Kaur. Grafik
ini masih jauh lebih rendah proporsi kemantapan jalan Provinsi Bengkulu pada tahun
2020. Hal ini tidak lain dan tidak bukan tentu saja karena adanya peningkatan peran
pemerintah yaitu diberikannya kesempatan lebih luas bagi pengusaha jasa konstruksi
skala kecil untuk turut serta dalam penyelenggaraan jasa konstruksi sebagaimana
tercantum dengan Permen PUPR NOMOR 07/PRT/M/2019 tentang Standard Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia, serta adanya Proyek Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha (KPBU) dengan menggunakan Solicited di sektor jalan dan
Jembatan.

3.2 Program Kerja Pemerintah dan Anggaran Dana


Berdasarkan SDGs Indikator 9.1.1(a) pemerintah di Provinsi Bengkulu memiliki program
Rehabilitasi/Pemeliharaan jalan dan jembatan yang meliputi pemeliharaan rutin
jalan/wilayah di setiap Kabupaten/Kota denngan sumber pendanaan APBD. Instansi yang
melaksanakan kebijakaan ini adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Provinsi Bengkulu. Berdasarkan data di atas, untuk pemeliharaan dan rehabilitasi rutin
jalan di Provinsi Bengkulu, pemerintah akan mengalokasikan dana sekitar total Rp
284.851 juta rupiah (untuk perhitungan 5 tahun) dari APBD.
Akan tetapi, bila melihat grafik kondisi mantap jalan seluruh Kabupaten dan Kota
di Provinsi Bengkulu pada tahun 2018 (gambar 1.2), masih terdapat jalan milik Provinsi
Bengkulu yang berada disekitaran Kabupaten Bengkulu Tengah dan sekitarnya tersebut sudah
rusak sejak 10 tahun yang lalu, namun hingga saat ini belum ada perbaikan sama sekali.
Menurut Penjelas Ketua DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah kondisi jalan rusak yang berada di
Kecamatan Pagar Jati dan sekitarnya ini lebih kurang mencapai 30 Km. Penyebab kerusakan
jalan tersebut adanya aktivitas tambang batu bara di Desa Sekayun beberapa tahun lalu,
meskipun pada saat ini tambang batubara tersebut sudah tidak beroperasi lagi, akan tetapi
dampak terhadap masyarakat hingga saat ini masih dirasakan.

Anda mungkin juga menyukai