Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan
No Sampel Gambar Gambar Keterangan
Pengamatan Literatur

Perbesaran 4

1. Tangkai
eceng gondok a a. Jaringan
(Eichhornia parenkim

crassipes)

Perbesaran 10 (Cahyani, 2018)

Perbesaran 40

17
a

Perbesaran 100

Perbesaran 4

2. Kulit buah
jeruk (citrus a
sinensis) a. Jaringan
sekresi

Perbesaran 10 (Sutrian, 2004)

Perbesaran 40

17
a

Perbesaran 100

Perbesaran 4
3. Tangkai daun
bunga tasbih a. Jaringan
(canna sp.) a parenkim

(Gloria, 2022)
Perbesaran 10

Perbesaran 40

17
a

Perbesaran 100

Perbesaran 4

4. Batang patah
tulang a. Jaringan
(Ephorbia a sekresi
tirucalli)

(Yuliani, 2018)
Perbesaran 10

Perbesaran 40

17
a

Perbesaran 100

4.2 Pembahasan
Menurut Fitriani (2017) Jaringan parenkim adalah jaringan dasar yang terdiri
atas sel sel yang telah dewasa namun masih dapat membelah dan terdapat disemua
organ tumbuhan. Sedangkan menurut Wahyuni (2019), jaringan ekskresi merupakan
proses pengeluaran senyawa senyawa yang ada dalam tubuh tumbuhan untuk
dikeluarkan.
Peristiwa sekresi pada sel tumbuhan biasanya ditunjukkan pada rambut
kelenjar, nektarium, saluran harsa, dan latisfer (sel getah, sel lateks). Sekret yang
dihasilkan oleh suatu kelenjar amat beragam. Beberapa kelenjar (hidatoda, kelenjar
lendir, nektarium, kelenjar garam) mensekresikan zat hidrofilik, sementara kelenjar
lain (kelenjar minyak, sel epitelium pada saluran harsa) melepaskan zat lipofilik.
Struktur kelenjar sekresi dapat dibagi menjadi struktur kelenjar sekresi luar yang
terdapat dipermukaan tumbuhan dan struktur kelenjar sekresi dalam, yang berada di
dalam tumbuhan (Hidayat, 1995).
Dalam praktikum kali ini hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat
dan bahan. Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah cover glass, kaca
preparat, keranjang, lap halus, lap kasar, mikroskop, pipet tetes dan silet. Bahan yang
digunakan adalah alkohol 70%, aquades, tangkai daun Canna Sp (Bunga
tasbih), tangkai daun Eichornia crassipes (Eceng gondok), kulit buah Citrus
Sinensis (Jeruk kuning), batang Ephorbia Hirucalli (Tanaman patah tulang), dan Tisu.
Mikroskop binokuler yang berfungsi untuk mengamati objek secara detail, kaca objek

17
yang berfungsi untuk meletakan objek yang akan diamati, kaca penutup (cover
glass) yang berfungsi menutup atau menahan objek agar mudah diamati melalui
mikroskop. Adapun fungsi lain dari cover glass menurut Sunaha (2010), ialah untuk
melindungi sampel dari debu dan kontak yang tidak sengaja, alkohol 70% yang
berfungsi untuk mensterilkan kaca objek dan kaca penutup, air mineral yang
berfungsi membersihkan alat dan juga untuk pengamatan objek dengan cara
meneteskan air tersebut menggunakan pipet pada objek yang akan diamati.
Menurut Setjo, S. (2010), dilakukan penetesan air karena untuk membuat kondisi sel
dalam keadaan normal dan dapat mempermudah proses pengamatan.
Perlakuan pertama yaitu pada sampel tangkai daun Canna Sp, dan Eichornia
crassipes. Disiapkan alat dan bahan, di iris sampel setipis dengan irisan melintang
menggunakan silet, menurut M silalahi (2019), mengiris dengan setipis mungkin
bertujuan agar bagian objek yang diamati jelas terlihat, bahan untuk membuat objek
tidak cepat habis, tidak terlalu banyak memerlukan air, dan proses pembuatan
pembuatan objek pengamatan tidak terburu-buru. Hasil irisan di letakkan di atas kaca
preparat, lalu di tambahkan aquades secukupnya di dalam preparat, menurut Setjo, S.
(2010), dilakukan penetesan air karena untuk membuat kondisi sel dalam
keadaan normal dan dapat mempermudah proses pengamatan. Setelah itu di tutupi
dengan cover glass dan di amati di mikroskop, kemudian diatur sesuai perbesaran
yang akan di amati. menurut Syadiyah (2019), Pengamatan objek dilakukan pada
perbesaran terkecil kemudian dilanjutkan ke perbesaran yang lebih besar, hal ini
bertujuan agar objek yang diamati lebih jelas pada saat dilakukan pengamatan dengan
mikroskop.
Hasil yang didapatkan bahwa pada sampel perlakuan pertama terdapat
jaringan parenkim. Jaringan Parenkim biasa disebut sebagai ground tissu atau
jaringan dasar yang tergolong sederhana, sel parenkim hidup, berdiameter kira-kira
sama sehingga sel berbentuk membulat pada tampang melintangnya, berdinding tipis,
mempunyai protoplas, berkemampuan membelah. Pada banyak tumbuhan parenkim
merupakan penyusun sebagian besar organnya, misalnya empulur mesofil daun, dan

17
daging buah terutama terdiri atas parenkim. Daerah korteks dan perisikel seluruhnya
atau sebagian besar tersusun dari parenkim, demikian pula halnya di bagian floem
dan xilem (Setjo dkk, 2004).
Perlakuan kedua yaitu pada sampel kulit buah Citrus Sinensis dan Ephorbia
Hirucalli. Disiapkan alat dan bahan, di iris sampel setipis mungkin menggunakan
silet, menurut M silalahi (2019), mengiris dengan setipis mungkin bertujuan agar
bagian objek yang diamati jelas terlihat, bahan untuk membuat objek tidak cepat
habis, tidak terlalu banyak memerlukan air, dan proses pembuatan pembuatan objek
pengamatan tidak terburu-buru. Hasil irisan di letakkan di atas kaca preparat, lalu di
tambahkan aquades secukupnya di dalam preparat, menurut Setjo, S. (2010),
dilakukan penetesan air karena untuk membuat kondisi sel dalam keadaan normal dan
dapat mempermudah proses pengamatan. Setelah itu di tutupi dengan cover glass dan
di amati di mikroskop, kemudian diatur sesuai perbesaran yang akan di amati.
menurut Syadiyah (2019), Pengamatan objek dilakukan pada perbesaran terkecil
kemudian dilanjutkan ke perbesaran yang lebih besar, hal ini bertujuan agar objek
yang diamati lebih jelas pada saat dilakukan pengamatan dengan mikroskop.
Hasil yang didapatkan bahwa pada sampel perlakuan kedua terdapat jaringan
sekresi. Sekresi adalah peristiwaa pemisahan sejumlah zat atau substansi darin
protoplasma atau terisolasidalamsebagian protoplas. Zat yang disekresikan sapat
berupa garam, gula dan senyawa penyusun dinding sel (Hidayat, 1995).
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada tanaman tangkai daun eceng
gondok di dapatkan hasil bahwa pada sel aerenkim ptiolus eceng gondok memiliki
ruang antar sel yang dimiliki terlihat jelas dan ukurannya terlihat lumayan besar, di
bandingkan dengan ptiolus eceng gondok pembanding sel yang tersusun sejajar
membentuk barisan lingkaran besar sehingga dapat terlihat ruang antar sel yang besar
dan sangat jelas.
Dari Pengamatan yang telah dilakukan pada kulit buah jeruk di dapatkan hasil
bahwa jeruk memilki sel sekretori, yang di dalamnya terdapat kelenjar dan suatu
senyawa salah satunya adalah minyak atsiri, jika di bandingkan dengan kulit jeruk

17
pembanding sel, terdapat ruang antar sel dan kelenjar. Perbedaannya terlihat pada
ruang antar sel yang tidak terlihat pada hasil pengamatan mikroskop.
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada tanaman petiolus bunga tasbih di
dapatkan hasil bahwa pada sel aerenkim petiolus bunga tasbih selnya berbentuk
seperti bintang dan berada pada lapisan dalam yang dapat di lihat pada perbesaran 40
dan 100, jika di lihat pada literatur pembandingnya, petiolus bunga tasbih memiliki
sel parenkim yang memiliki dinding sel, ruang sel rapat, dan terdapat kristal kalsium
oksalat berbentuk bulat, sel parenkim tersebut sama dengan hasil pengamatan kami di
mikroskop.
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada batang tanaman patah tulang
terlihat ruang antar sel yang terlihat jelas pada perbesaran 4 dan 10 dan juga terdapat
sel sekresi yang berbentuk lonjong, berbeda dengan sel pembanding yang terdapat sel
sekresi tetapi berbentuk bulat. Menurut turner & large (2015), bentuk sel sekresi ada
yang bulat dan lonjong, Diameter rongga sekretori berkisar antara 106,08-167,60 µm.
Adapun kemungkinan kesalahan yang mungkin terjadi pada praktikum kali ini
yaitu berupa irisan sampel yang kurang tipis serta pembersihan alat dan bahan yang
kurang baik sehingga menyebabkan sampel sulit diamati di mikroskop.

17

Anda mungkin juga menyukai