Anda di halaman 1dari 29

Dosen : Nur Haidah, SKM,M.

Kes
Mata Kuliah : Sistem Informasi Keseahatan Lingkungan

MAKALAH

“Sistem Informasi Kesehatan Lingkungan”

Disusun Oleh :
Muh. Asril S
(PO714221191071)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
DIV SANITASI LINGKUNGAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat Rahmat dan
karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Sistem
Informasi Kesehatan Lingkungan” . kami juga mengucapkan banyak terimakasih
kepada Ibu Nurhaidah, SKM.,M.Kes, yang telah memberikan Tugas Mata Kuliah
Sistem Informasi Kesehatan Lingkungan.

Pada kesempatan ini kami juga tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moral dan
material dalam penyusunan laporan ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar kelak laporan
ini dapat lebih baik lagi. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Makassar, 12 November 2022

Muh. Asril S

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. SIK dalam Organisasi ................................................................................ 4


B. Sistem Informasi Kesehatan Nasional ........................................................ 5
C. Jaminan Kesehatan Nasional ...................................................................... 6
D. Konsep Dasar SIT ...................................................................................... 11
E. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas .................................................. 14
F. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Kesling di Puskesmas ............. 18
G. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit ............................................... 20

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................. 25
B. Saran.......................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu aspek yang mengalami banyak
perkembangan dan perubahan terutama pada masa reformasi sat ini. Dengan
adanya reformasi dibidang kesehatan maka sat ini paradigma pelayanan
kesehatan lebih difokuskan pada upaya ± upaya promotif dan preventif.
Paradigma sehat ini merupakan modal pembangunan kesehatan yang dalam
jangka panjang akan mampu mendorong masyarakat bertindak mandiri dalam
menjaga kesehatan mereka terutama kesadaran akan pentingnya upaya
kesehatan yang bersifat promotif dan proventif
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi
Kesehatan (SIK) yang menjelaskan bahwa Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
adalah suatu sistem pengelolan data dan informasi kesehatan di semua tingkat
pemerintah secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Pemanfatan teknologi informasi dan komunikasi akan mendorong setiap
instansi pemerintah untuk mengembangkan penyelengaran kepemerintahan
yang berbasis elektronik atau lebih dikenal dengan istilah electronic
government government) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan
publik secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Salah satu bagian dari
penerapan e- government adalah dalam bidang kesehatan yang biasa dikenal
dengan istilah Sistem Informasi Kesehatan (SIK).
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) bertujuan untuk mengembangkan
Sistem Informasi Kesehatan yang komprehensif berhasil guna dan berdaya
guna dalam mendukung pembangunan kesehatan mencapai masyarakat sehat
yang mandiri dan berkeadilan. Sasaranya adalah tersedianya informasi yang
akurat, tepat waktu, lengkap dan sesuai dengan kebutuhan sebagai bahan dalam
proses pengambilan keputusan untuk perumusan kebijakan, perencanan,

1
pegerakan pelaksanan, pengendalian, pengawasan dan penilaian program
kesehatan disemua tingkat administrasi di unit pelayanan kesehatan.
Keberhasilan manajemen kesehatan sangat ditentukan antara lain oleh
tersedianya data dan informasi kesehatan. Data dan informasi ini sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan di bidang Kesehatan. Untuk mendapatkan data
dan informasi kesehatan yang berkualitas diperlukan suatu sistem informasi
kesehatan yang adekuat. Pembangunan Sistem Informasi Kesehatan yang
adekuat dalam menghasillkan informasi yang berkualitas dalam pengambilan
keputusan di bidang kesehatan membutuhkan pengetahuan konsep dasar
system informasi kesehatan itu sendiri dan dasar-dasar dalam
pengembangannya. Untuk dapat lebih memahami secara konseptual dan
aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, kita mulai dengan memahami konsep
dasar Sistem Informasi Kesehatan yang berisi definisi dan kerangka dasar
Sistem Informasi Kesehatan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang diatas maka dapat ditari rumusan masalah
yang akan dibahas yaitu :
1. Bagaimana SIK dalam Organisasi?
2. Bagaimana Sistem Informasi Kesehatan Nasional?
3. Bagaimana Jaminan Kesehatan Nasional?
4. Bagaimana Konsep Dasar SIT?
5. Bagaimana SIM Puskesmas?
6. Bagaimana Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Kesling di
Puskesmas?
7. Bagaimana Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit?
C. Manfaat
1. Untuk Mengetahui SIK dalam Organisasi
2. Untuk Mengetahui Sistem Informasi Kesehatan Nasional
3. Untuk Mengetahui Jaminan Kesehatan Nasional

2
4. Untuk Mengetahui Konsep Dasar SIT
5. Untuk Mengetahui SIM Puskesmas
6. Untuk Mengetahui Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Kesling di
Puskesmas
7. Untuk Mengetahui Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. SIK dalam Organisasi
Sistem Informasi itu sendiri adalah Sebuah sistem yang menerima
sumber daya data sebagai input dan memprosesnya ke dalam produk informasi
sebagai outputnya. Sistem Informasi adalah bagian dari Organisasi (Laudon,
1995). Dari perspektif bisnis, sistem informasi dapat didefinisikan sebagai
teknologi informasi yang berorientasi solusi untuk tantangan organisasi dan
manajemen. Interaksi antara unit organisasi TI dan unit lainnya merupakan
penentu utama dari keberhasilan organisasi (Gordon, 2000).
Sedangkan Organisasi adalah Penyusunan dan pengaturan bagian –
bagian hingga menjadi suatu kesatuan, Susunan dan aturan dari berbagai bagian
sehingga merupakan kesatuan yang teratur, Gabungan kerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu.
Istilah 'sistem informasi' dan 'teknologi informasi' telah menjadi begitu
terhubung satu sama lain bahwa mereka sering digunakan bergantian untuk arti
yang sama. Hubungan antara teknologi informasi dan struktur organisasi
menjadi lebih kuat dan lebih rumit karena lingkungan TI cepat berubah serta
turbulensi lingkungan yang dihadapi banyak organisasi (Earl, 1996).
Sistem Informasi secara umum mempunyai beberapa peranan dalam
perusahaan, diantaranya sebagai berikut:
1. Minimize risk
Setiap bisnis memiliki risiko, terutama berkaitan dengan factorfaktor
keuangan. Pada umumnya risiko berasal dari ketidakpastian dalam
berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada diluar control
perusahaan
2. Reduce costs

4
Peranan teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha
pengurangan biaya-biaya operasional perusahaan pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
3. Add Value
Peranan selanjutnya dari teknologi informasi adalah untuk menciptakan
value bagi pelanggan perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value tidak
sekedar untuk memuaskan pelanggan .
4. Create new realities
Perkembangan teknologi informasi terakhir yang ditandai dengan pesatnya
teknologi internet telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi
perusahaan, yaitu di dunia maya.
B. Sistem Informasi Kesehatan Nasional
1. Visi Misi Kementerian Kesehatan
• Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani
• Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya
upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan
• Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
• Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik
2. Pemanfaatan SIKNAS Online
• Komunikasi Data Terintegrasi (sudah dimulai tahun 2007), yaitu arus
tukar-menukar data antar unit kesehatan (khususnya antara Daerah dan
Pusat), yang mencakup semua data esensial yang diperlukan untuk
manajemen kesehatan (data kegiatan puskesmas, kegiatan rumah sakit,
kegiatan sarana kesehatan lain, termasuk data keuangannya, tenaga
kesehatannya, obatnya, perbekalan farmasinya, dan sumber daya
lainnya), data perkembangan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal,
dan data perkembangan pelaksanaan Desa Siaga.

5
• Informasi Eksekutif (sudah dimulai tahun 2007), yaitu sarana tukar-
menukar informasi antar pimpinan kesehatan (Pusat dan Daerah)
dalam upaya memecahkan masalah-masalah yang dijumpai dalam
pelaksanaan pembangunan kesehatan, secara cepat dan tepat.
• Telekomunikasi & Teleconference (sudah dimulai tahun 2007), yaitu
pemanfaatan jaringan komputer online untuk komunikasi suara (Voice
over Internet Protocol-VoIP) dan rapat jarak jauh antar pejabat Pusat,
dan antara Pejabat-pejabat Pusat dengan Pejabat-pejabat Daerah,
dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan.
• Distance Learning (rencana dimulai tahun 2008), yaitu
penyelenggarakan pendidikan dan pelatihan jarak jauh, khususnya
untuk petugas-petugas kesehatan di sarana pelayanan kesehatan
(Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Rumah Sakit, dan lain-lain).
• Digital Library Service (rencana dimulai tahun 2008),yaitu
pengembangan kerjasama antar unit perpustakaan dan dokumentasi di
bidang kesehatan (intranet dan internet) untuk meningkatkan
pelayanan informasi kepada masyarakat, baik yang berupa
literature/hasil-hasil penelitian maupun media promosi kesehatan.
• Telemedicine (rencana dimulai tahun 2009), yaitu pengembangan
rujukan dan diagnosis serta terapi jarak jauh, dan aplikasi-aplikasi lain
di bidang kedokteran.
• Web based Networking (rencana dimulai tahun 2009), yaitu
pengembangan jaringan situs di internet dan pemanfaatan jaringan
tersebut untuk berbagai keperluan seperti lelang melalui internet.
C. JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah jaminan berupa
perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan & perlindungan dlm memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yg

6
diberikan kepada setiap orang yg telah membayar iuran/ iurannya dibayar oleh
Pemerintah
1. Perbedaan Asransi Sosial dan Komersial
a. Asuransi Sosial
• Kepesertaan Wajib bagi seluruh (100%) penduduk
• Non Profit
• Manfaat Komprehensif
b. Asuransi Komersial
• Kepesertaan Sukarela
• Profit
• Manfaat sesuai dgn premi yg dibayarkan
2. Pengertian dan Istilah dalam JKN
a. Peserta : setiap orang, termasuk orang asing yg bekerja paling singkat
6 (enam) bln di Indonesia, yang telah membayar iuran
b. Pekerja: setiap orang yg bekerja dgn menerima gaji, upah, atau imbalan
dlm bentuk lain
c. Pekerja Penerima Upah: setiap orang yg bekerja pd pemberi kerja dgn
menerima gaji atau upah
d. Pekerja Bukan Penerima Upah: setiap orang yg bekerja atau berusaha
atas risiko sendiri
e. Pemberi Kerja:orang perseorangan, pengusaha, badan hukum atau
badan lainnya yg mempekerjakan tenaga kerja, atau penyelenggara
negara yg mempekerjakan pegawai negeri dgn membayar gaji, upah,
atau imbalan dlm bentuk lainnya.
f. Gaji atau Upah : hak Pekerja yg diterima & dinyatakan dlm bentuk
uang sbg imbalan dr Pemberi Kerja kpd Pekerja yg ditetapkan & dibayar
menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-
undangan.

7
g. Anggota keluarga bagi pekerja penerima upah meliputi:
• istri atau suami yg sah dari Peserta
• anak kandung, anak tiri &/atau anak angkat yg sah dari Peserta,
dgn kriteria:
• tidak atau belum pernah menikah atau tdk mempunyai
penghasilan sendiri;
• belum berusia 21 tahun atau blm berusia 25 tahun yg msh
melanjutkan pendidikan formal.
3. JKN Warga Negara Indonesia di Luar negeri
Jaminan kesehatan bagi Pekerja Warga Negara Indonesia yg bekerja di
luar negeri diatur dgn ketentuan peraturan perundang-undangan tersendiri.
4. Prosedur Pendaftaran JKN
a. Pemerintah mendaftarkan PBI Jaminan Kesehatan sbg Peserta kpd
BPJS Kes.
b. Pemberi kerja mendaftarkan pekerjanya atau pekerja dpt
mendaftarkan diri sbg peserta kpd BPJS kes.
c. Bukan pekerja & peserta lainnya wajib mendaftarkan diri &
keluarganya sbg peserta kpd BPJS kes.
5. Hak dan Kewajiban Peserta
a. Hak Peserta
• Memperoleh identitas Peserta
• Memperoleh manfaat pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan
yg bekerjasama dgn BPJS Kesehatan
b. Kewajiban Peserta
• Membayar iuran
• Melaporkan data kepesertaannya kepada BPJS Kesehatan dgn
menunjukkan identitas Peserta pd saat pindah domisili &/atau
pindah kerja.

8
6. Masa Berlaku
a. Selama peserta membayar iuran sesuai dgn kelompok peserta.
b. Bila peserta tdk membayar iuran atau meninggal dunia maka status
kepesertaannya akan hilang.
c. Ketentuan lebih lanjut akan diatur oleh Peraturan BPJS
7. Pembiayaan
a. Iuran Jaminan Kesehatan sejumlah uang yg dibayarkan secara
teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja &/atau Pemerintah utk program
Jamkes (Perpres No. 12 thn 2013 ttg Jaminan Kesehatan)
b. Peserta PBI Jamkes dibayar oleh Pemerintah
c. Peserta Pekerja Penerima Upah dibayar oleh Pemberi Kerja &
Pekerja
d. Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah
& peserta bukan Pekerja dibayar oleh Peserta yg bersangkutan
e. Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan
Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
• Tarif BPJS Kelas 1 : Rp 80.000
• Tarif BPJS Kelas 2 : Rp 51.000
• Tarif BPJS Kelas 3 : Rp 25.500
8. Cara Pembayaran Fasilitas Kesehatan
• BPJS Kesehatan membayar kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama
dgn Kapitasi
• Sedangkan utk fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan BPJS
membayar dgn cara INA CBG’s
• Jika disuatu daerah tdk memungkinkan pembayaran berdasarkan
kapitasi, BPJS Kesehatan diberi wewenang utk melakukan pembayaran
dgn mekanisme lain yg lebih berhasil guna

9
• Pelayanan gawat darurat yg dilakukan oleh fasilitas kesehatan yg tidak
menjalin kerjasama dgn BPJS Kes dibayar dgn penggantian biaya, yg
ditagihkan langsung oleh faskes kpd BPJS Kes. & dibayar oleh BPJS
Kesehatan setara dgn tarif yg berlaku di wilayah tersebut
• BPJS Kes wajib membayar Faskes atas pelayanan yg diberikan kpd
Peserta paling lambat 15 (lima belas) hr sejak dokumen klaim diterima
lengkap
• Besaran pembayaran kpd Faskes ditentukan berdasarkan kesepakatan
BPJS Kes dgn asosiasi Faskes di wilayah tsb dgn mengacu pd standar
tarif yg ditetapkan oleh Menteri
• Dalam hal tdk ada kesepakatan atas besaran pembayaran, Menteri
memutuskan besaran pembayaran atas program Jaminan Kesehatan yg
diberikan
• Asosiasi Faskes ditetapkan oleh Menteri
9. Pertanggungjawaban BPJS Kesehatan
• Pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya dalam bentuk laporan
pengelolaan program & laporan keuangan tahunan yang telah diaudit
oleh akuntan publik kepada Presiden dgn tembusan kpd DJSN
• Laporan dipublikasikan dalam bentuk ringkasan eksekutif melalui
media massa elektronik & melalui paling sedikit 2 (dua) media massa
cetak yang memiliki peredaran luas secara Nasional
10. Lembaga Penyelenggara JKN
• JKN diselenggarakan oleh BPJS Kes. yg merupakan badan hukum
publik milik negara yg bersifat non profit & bertanggungjawab kepada
Presiden
• BPJS terdiri atas Dewan Pengawas & Direksi

10
• Dewan Pengawas : 2 orang unsur Pemerintah, 2 orang unsur Pekerja, 1
orang unsur Pemberi Kerja, 1 orang Masyarakat, 1 orang unsur Tokoh
Masyarakat
• Dewan Pengawas diangkat & diberhentikan oleh Presiden
11. Monitoring & Evaluasi
• Monitoring & evaluasi penyelenggaraan pelayanan Jamkes merupakan
bagian dari sistem kendali mutu & biaya
• Merupakan tanggung jawab Menkes, dalam pelaksanaannya
berkoordinasi dengan DJSN.
12. Mekanisme Penanganan Keluhan
• Peserta dapat mengajukan pengaduan kepada fasilitas kesehatan yang
bekerjasama dgn BPJS & atau BPJS Kesehatan.
• Peserta & atau Fasilitas kesehatan tidak puas atas pelayanan BPJS
kesehatan. dapat mengajukan pengaduan kepada Menteri Kesehatan.
• Penyampaian pengaduan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
D. Konsep Dasar SIT
Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda,
tetapi meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi, semua sistem pada
bidang-bidang tersebut mempunyai beberapa persyaratan umum, yaitu sistem
harus mempunyai elemen, lingkungan, interaksi Antar elemen, interaksi antara
elemen dengan lingkungannya, dan yang terpenting adalah sistem harus
mempunyai tujuan yang akan dicapai.
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu
Komponen-komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa :
• Elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem, misalkan sistem
komputer terdiri dari sub sistem perangkat keras, perangkat lunak dan
manusia.

11
• Elemen-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem. Misalkan bila
perangkat keras adalah sistem yang memiliki sub sistem CPU, perangkat
I/O dan memori, maka supra sistem perangkat keras adalah sistem
komputer.
• Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
• Lingkungan dari sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat
menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
• Penghubung merupakan media perantara antar subsistem. Melalui
penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu
subsistem ke subsistem lainnya. Output dari satu subsistem akan menjadi
input untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung.
• Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat
berupa maintenance input dan sinyal input.
• Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
• Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu
sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan
menjadi keluaran.
• Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Suatu sistem dikatakan
berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai data yang diolah


menjadi bentuk yang lebih berarti bagi yang menerimanya.

Menurut Raymond Mcleod“ Informasi adalah data yang telah diolah


menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi
pengambilan keputusan saat ini atau mendatang ”

12
Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari
pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang
digunakan untuk pengambilan keputusan.

Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang


menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Data merupakan
bentuk yang masih mentah, belum dapat bercerita banyak sehingga perlu diolah
lebih lanjut. Data diolah melalui suatu metode untuk menghasilkan informasi.
Data dapat berbentuk simbol-simbol semacam huruf, angka, bentuk suara,
sinyak, gambar, dsb.

Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu


sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi
tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah,
mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan
menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya

Menurut Mc leod “Sistem Informasi merupakan sistem yang


mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber
dan menggunakan berbagai media untuk menampilkan informasi “

Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam


suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas,
teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk
mendapatkan jalur komunikasi penting,memproses tipe transaksi rutin tertentu,
memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-
kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar
informasi untuk pengambilan keputusan.

Sistem informasi mempunyai enam buah komponen atau disebut juga


dengan blok bangunan (building block), yaitu :

13
• Komponen input atau komponen masukan
• Komponen model
• Komponen output atau komponen keluaran
• Komponen teknologi
• Komponen basis data
• Komponen kontrol atau komponen pengendalian.

Komponen-komponen dari sistem informasi ini dapat digambarkan :

• Blok Masukan (Input Block)


• Blok Model (Model Block)
• Blok Keluaran (Output Block)
• Blok Teknologi (Technology Block)
• Blok Basis Data (Database Block)
• Blok Kendali (Control block)
E. SIM Puskesmas
Simpus Adalah Program Aplikasi Komputer Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas ( Simpus ) atau Suatu Perangkat Lunak Yang Berfungsi
Untuk Memenuhi Kebut. Pusk. Dalam Mengelola Data – Data Yang Dimiliki.
1. Implementasi SIMPUS
a. Membentuk Team Informasi Puskesmas
Bertanggung jawab input data & back up data yang sudah
dimasukkan ke dalam program, minimal terdiri dari 3 orang
termasuk didalamnya operator.
b. Melakukan Pendataan Data Dasar Untuk Wilayah Kerja Puskesmas
Data dasar yaitu data informasi puskesmas,data lokasi pelayanan
kesehatan,data desa & dusun,data petugas ,data pekerjaan,data jenis
pasien dan dasar lainnya.

14
c. Melakukan Evaluasi Alur Data Secara Manual
Melakukan uji coba terlebih dahulu dengan cara manual sebelum
memakai system komputerisasi
d. Sosialisasi Data – Data Dasar Puskesmas Ke Semua Staf Yang
Terkait
e. Melakukan Uji Coba Penanganan Data Dari Manual Ke Komputer
f. Melakukan Pengolahan Data Dengan Komputer Apabila Program
Telah Berjalan Dengan Lancar
2. Input dan Output
a. Data yang di Input dalam Data Dasar Puskesmas yaitu:
• Data Puskesmas
• Tempat Pemeriksaan & Petugas Puskesmas
• Data Desa & Dusun
• Data Variabel Pasien
• Data Tarif
b. 3 Jenis Data Masukan Simpus meliputi :
• Registrasi Harian
• Penerimaan Obat
• Distribusi Obat
c. Rekapitulasi data mencakup :
• Cakupan Pasien
• Kelompok Diagnosis
• Diagnosis
• 20 Besar Penyakit
• Pemakaian Obat
• Tabel Harian Obat
• Pendapatan
• Penerimaan Obat

15
3. Pelaporan LB1
a. Per Desa
b. Dalam Wilayah
c. Luar Wilayah
d. Semua Wilayah
e. Semua Kasus
f. Kasus Baru
g. Kasus Lama
h. Kunjungan Kasus
4. Pelaporan LPLPO
a. Registrasi Pasien,Yaitu Data Penggunaan Obat
b. Data Penerimaan Obat
c. Data Tabel Obat Untuk Stok Awal Dari Masing – Masing Obat
5. Komponen dalam membangun Sebuah Sìstem Informasi Puskesmas
a. Komitmen
• Keinginan bekerja sama (Lintas Program dan Instansi)
• Keinginan memberi yg terbaik
• Keinginan untuk melakukan kesinambungan
• Peran serta aktif dari Pimpinan dan staf
b. Media (Formulir / Hardware/Software)
c. SDM
• Kualitas
• Kuantitas
d. Organisasi
• Struktur kerja didalam pembagian tugas dan tanggung jawab
dgn membentuk sebuah SK.
e. Sarana / Prasarana
f. Dana

16
6. Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu PUSKESMAS
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secara lebih berhasil
guna dan berdaya guna melalui pemanfaatan secara optimal data
SP2TP dan informasi lain yg menunjang
b. Tujuan Khusus
• Dasar penyusunan perencanaan Tk. Puskesmas.
• Dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok
puskesmas (Lokakarya mini)
• Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pokok puskesmas
• Untuk mengatasi berbagai kegiatan hambatan pelaksanaan
kegiatan pokok puskesmas
c. Prosedur Pengisian SP2TP
1) Form SP2TP Mengacu Pada Form Cetakan 2006 Baik
Bulanan Maupun Tahunan
2) Pada Form SP2TP Diisi Oleh Masing-Masing Penanggung
Jawab Program.
3) Penanggung Jawab Program Bertangung Jawab Penuh
Terhadap Kebenaran Data Yang Ada.
4) Hasil Akhir Pengisian Data Di Ketahui Oleh Kepala
Puskesmas.
5) Didalam Pengentrian Ke Komputer Dapat Dilakukan Oleh
Petugas Yang Ditunjuk Atau Staf Pengelola Program
Bersangkutan.
6) Data Pada Form SP2TP Agar Diarsipkan Sebagai Bukti
Didalam Pertangungjawaban Akhir Minimal 2 Tahun.

17
7) Semua Data Diisi Berdasarkan Kegiatan Yang Dilakukan
Oleh Puskesmas.
F. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Kesling di Puskesmas
Puskesmas merupakan unit terdepan dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat di Indonesia. Puskesmas memiliki peranan yang cukup
luas, yaitu menyelenggarakan upaya kesehatan guna meningkatkan peran serta
masyarakat sehingga tercipta derajat kesehatan yang optimal. Puskesmas
merupakan penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata
pertama.
Upaya ksehatan puskemas terdiri dari upaya kesehatan wajib dan upaya
kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib meliputi promosi kesehatan,
kesehatan lingkungan, kesehatan ibu anak dan keluarga berencana, perbaikan
gizi masyarakat, dan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta
pengobatannya (Depkes, 2006)
Aplikasi yang telah dikembangkan memiliki input antara lain;
1. inspeksi sarana air bersih dengan berbagai macam jenis sarana air bersih dan
komponen-komponen penilaiannya berdasarkan jenis sarana air bersih,
2. inspeksi sanitasi tempat-tempat umum dengan berbagai macam jenis dan
penilaiannya, dan
3. inspeksi rumah sehat yang ditambahkan didalamnya data tentang keberadaan
jentik disuatu rumah dan kejadian penyakit yang berkaitan dengan faktor
lingkungan pada penghuni rumah.
Konten berikutnya yang terdapat dalam aplikasi ini adalah menu
costumize yang didalamnya dapat dilakukan editing. Admin dapat melakukan
penambahan pertanyaan-pertanyaan maupun menghapusnya, hal ini
dimaksudkan apabila dalam perkembangannya terdapat perubahan kebijakan
oleh pemerintah tentang inspeksi sanitasi maka admin dapat melakukan

18
penyesuaian dengan mudah, namun perubahan yang dilakukan tanpa merubah
tabel pada basis data.
Di dalam aplikasi ini juga dilengkapi peta tematik wilayah Kecamatan
Ngadirojo sebagai wilayah kerja Puskesmas Ngadirojo. Dengan
ditampilkannya peta ini dapat diketahui distribusi masing-masing komponen
hasil inspeksi sanitasi. Dari tampilan peta tematik tersebut dapat dianailis
distribusi masing-masing komponen inspeksi sehingga hal ini dapat diketahui
wilayah-wilayah yang telah memiliki cakupan yang baik, sedang maupun
kurang, sehingga dengan dasar hasil tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu
bentuk pertimbangan dalam melaksanakan suatu intervensi maupun sebagai
dasar dalam mengambil kebijakan program.
Ketersediaan akan sistem informasi bidang kesehatan lingkungan
sangatlah diperlukan, berdasarkan hasil identifikasi dapat disimpulkan bahwa
pelaksana tugas telah terbiasa memanfaatkan komputer guna membantu
melaksanakan tugasnya, meskipun dalam pelaksanaannya belum terbiasa
menggunakan sistem informasi. Hal ini dapat diatasi dengan bentuk bentuk
pelatihan penggunaan sistem informasi. Peningkatan ketrampilan SDM dalam
pemanfaatan sistem informasi sangatlah diperlukan, dikarenakan SDM
merupakan bagian terpenting dalam proses menjalankan sistem informasi.
• Tempat dan mengisi formulir sesuai inspeksi yang dilakukan, sebagai contoh
inspeksi rumah sehat antara lain:
• Komponen rumah yang meliputi: langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar
tidur, jendelan ruang keluarga, ventilasi, lubang asap dapur, dan pencahayaan,
• Sarana sanitasi antara lain: sarana air bersih, jamban, sarana pembuangan air
limbah dan sarana pembuangan sampah. Selain hal tersebut inspeksi lain yang
dilakukkan adalah inspeksi sumber air bersih (PDA M, sumur gali, dll), dan
inspeksi tempattempat umum (inspeksi mas-jid, terminal, dll), keberadaan
jentik nyamuk pada setiap tempat penampungan air di rumah tangga.

19
• Program kesehatan ling-kungan, antara lain:
1. Form pemantauan air bersih yang berisi tentang pemantauan berbagai
sumber-sumber air bersih dan air minum yang dimanfaatkan oleh
masyarakat.
2. Form pemantauan rumah sehat yang berisi tentang penilian komponen
fisik rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni.
3. Form pemantauan kesehatan TTU dan TTI yang berisi tentang penilaian
kesehatan lingkungan TTU atau TTI.
4. Form pemantauan jentik berkala yang berisi tentang penilaian
keberadaan jentik di rumah tangga.
5. Form kegiatan klinik sanitasi yang berisi tentang SOP klinik sanitasi
dan bentuk kegiatan yang dilakukan.
G. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Dalam era globalisasi sekarang ini, rumah sakit dituntut untuk
meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai badan usaha dengan tidak
mengurangi misi sosial yang dibawahnya Rumah sakit harus merumuskan
kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi dari dalam (organisasi,
manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat dan tepat
mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat
agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan
menguntungkan.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sistem
komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses
bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan
prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan
akurat.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis komputer merupakan
sarana pendukung yang sangat penting – bahkan bisa dikatakan mutlak –
untuk operasional rumah sakit. Menurut Abdul Kadir (2003, p114) Sistem

20
Informasi Manajemen (SIM) adalah system informasi yang digunakan
untuk mendukung operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam
sebuah organisasi biasanya, SIM menyediakan informasi untuk operasi
organisasi. Menurut Haag (2000, p 114) SIM juga sering disebut sebagai
sistem peringatan manajemen karena sistem ini memberikan peringatan
kepada pemakai terhadap masalah maupun peluang.
Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup
pengelolaaninformasi dalam lingkup manajemen pasien (front office
management). Lingkup ini antaralain sebagai berikut:
1. Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan
pengidentifikasian maupun pembuatan statistik dari pasien masuk
sampai keluar
2. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit
dalam, bedah, anak, obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT,
mata,gigi dan mulut, kardiologi,radiologi, bedah orthopedi, paru-
paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan.
3. Rawat Inap
4. Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi
pemeriksaan seperti: ECG, EEG,USG, ECHO, TREADMIL, CT
Scan, Endoscopy, dan lain-lain.
5. Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran
untuk rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis (laboratorium,
radiologi, rehab medik), baik secara langsung maupun melalui
jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM
6. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan
transaksi obat-obatan.

Sistem Informasi Manajemen merupakan prosedur pemrosesan data


berdasarkan teknologi informasi yang terintegrasi dan di intergrasikan dengan

21
prosedur manual dan prosedur yang lain untuk menghasilkan informasi yang
tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan
manajemen, sehingga dalam tahapannya akan membuat bebrapa SOP baru
guna menungjang kelancaran penerapan Sistem yang tertata dengan rapih dan
baik.

Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat membagi Sistem


Informasi Manajemen menjadi 5 komponen utama guna menunjang
terlaksanana penerapan sistem informasi yang benar dan sesuai kebutuhan:

1) Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit)


2) Hardware (Perangkat Kerasa berupa Komputer, printer dan lainnya)
3) Networking (Jaringan LAN, Wireless dan lainnya)
4) SOP (Standar Operasional Prosedur)
5) Komitment (Komitmen semua unit/instalasi yang terkait untuk sama-sama
mejalankan sistem karena sistem tidak akan berjalan tanpa di Input)
6) SDM (sumberdaya manusia adalah factor utama suksesnya sebuah sistem
dimana data diinput dan di proses melalui tenaga-tenaga SMD tersebut)

Untuk mendukung pelayanan , maka infrastruktur jaringan komunikasi


data yang disyaratkan adalah:

a. Meningkatkan unjuk kerja dan memudahkan untuk melakukan


manajemen lalu lintas data pada jaringan komputer, seperti utilisasi,
segmentasi jaringan, dan security.
b. Membatasi broadcase domain pada jaringan, duplikasi IP address dan
segmentasi jaringan menggunakan VLAN untuk setiap gedung dan atau
lantai.
c. Memiliki jalur backbone fiber optik dan backup yang berbeda jalu
d. Memanfaatkan peralatan aktif yang ada
e. Dianjurkan pemasangan oleh vendor jaringan yang tersertifikasi

22
f. Dokumentasi sistem jaringan lengkap (perkabelan, konfigurasi, uji
coba, dan sejenisnya) baik hardcopy maupun softcopy.
g. Perangkat aktif mengharuskan pengelolaan bertingkat,

Untuk menghasilkan informasi yang baik, diperlukan data yang


homogen. Agar dapat dihasilkan data homogen maka perlu dibuat arsitektur
data yang baik. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam membangun
arsitektur data:

a. Kodefikasi selain keharusan utk otomatisasi/ komputerisasi, juga


diperlukan untuk integrasi dan penglolaan lebih lanjut seperti statistik.
b. Mapping Karena sering berbeda keperluan kode- fikasi data, maka
diperlukan mapping data untuk integrasi dan pengelolaan lebih lanjut,
misalnya mapping kodefikasi antara tarif dengan kode perkiraan/chart
of account, mapping kode kabupaten/kota dengan provinsi dan
sejenisnya.
c. Kolaborasi dalam bentuk Kerjasama Operasional (KSO) atau Built
Operational Transfer (BOT) merupakan salah satu solusi untuk
penerapan teknologi informasi, sehingga resiko investasi (Hardware,
Software dan Brainware) dan resiko pelaksanaan sistem akan berada di
pihak konsultan sehingga Rumah Sakit tidak perlu melakukan investasi
yang besar serta akan dijamin keberhasilan pelaksanaan SIMRS
tersebut.
d. Kerjasama Operasional (KSO) adalah perjanjian antara dua pihak
atau lebih dimana masing-masing sepakat untuk melakukan suatu usaha
bersama dengan menggunakan aset dan atau hak usaha yang dimiliki
dengan menanggung keuntungan dan kerugian secara bersama-sama.
e. Interoperabilitas adalah dimana suatu aplikasi bisa berinteraksi
dengan aplikasi lainnya melalui suatu protokol yang disetujui bersama

23
lewat bermacam- macam jalur komunikasi diantaranya dapat terjadi
komunikasi data dengan aplikasi berikut:
• Standarisasi SIMAK BMN (untuk Rumah Sakit milik pemerintah)
• Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
• Sistem Casemix (khusus yang melaksanakan program Jaminan
Kesehatan Nasional)
• Aplikasi yang lainnya yang mendukung Kinerja Rumah Sakit

24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Informasi Kesehatan adalah Sekumpulan komponen yang
bekerja sama menghasilkan informasi (fakta/data) untuk mencapai tujuan yaitu
meningkatkan manajemen pelayanan Kesehatan.
Puskesmas merupakan unit terdepan dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat di Indonesia. Puskesmas merupakan penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah jaminan berupa
perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan & perlindungan dlm memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yg
diberikan kepada setiap orang yg telah membayar iuran/ iurannya dibayar oleh
Pemerintah.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya Sistem Informasi Kesehatan di Unit
Puskesmas sebagai Unit penanganan Kesehatan yang paling dekat dengan
Masyrakat dapat memberikan pengetahuan tentang Informasi Kesehatan
dengan Jaminan Kesehatan Nasional yang diberikan oleh pemerintah.

25
DAFTAR PUSTAKA

Haidah, Nur. 2022. Sistem Informasi Kesehatan. MK.SIK d4 MKS - Google


Drive. Online. Di akses 12 November 2022.
Kasman. 2018. Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan (Sik) Dalam
Pengelolaan Data Dan Informasi Pada Dinas Kesehatan Kota Pagar
Alam Provinsi Sumatera Selatan.
https://media.neliti.com/media/publications/290431-pelaksanaan-
sistem-informasi-kesehatan-s-75f0d447.pdf. Online. Di akses 13
November 2022.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya. 2019. Sistem Informasi
Kesehatan.http://repo.poltekkespalangkaraya.ac.id/1876/1/MODUL%2
01.pdf. Online. Di akses 13 November 2022.

26

Anda mungkin juga menyukai