Anda di halaman 1dari 1

Eksplorasi Konsep – Wildan Navisa Barra

Teori Behaviorisme, Social-Kognitif dan Konstruktivisme


1. Dalam teori behaviorisme dijelaskan bahwa upaya peserta didik untuk mendapatkan
pengetahuan atau keterampilan membutuhkan stimulus atau penguatan. Pemberian
stimulus berulang sehingga terjadi pembiasaan, dilakukan kepada peserta didik tentu
saja harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Perubahan kognitif, afektif atau
psikomotorik peserta didik sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan
respon. Guru lebih banyak memberikan contoh berupa instruksi selama mengajar.
Murid berperan sebagai pendengar dan pasif di dalam kelas. Perlu motifasi dari luar,
dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan oleh guru. Contoh penerapan
pembelajaran pada teori belajar behaviorisme adalah direct instruction.
2. Dalam teori belajar sosial-kognitif bahwa peserta didik belajar melalui proses
peniruan. Peserta didik meniru beberapa perilaku melalui pengamatan terhadap
perilaku model (orang-orang di sekitarnya). Kepribadian peserta didik berkembang
melalui proses pengamatan. Peserta didik tidak hanya sekedar mengulangi perilaku
model, namun dapat juga menambah tingkah laku atau mengurangi tingkah laku.
Contohnya, adalah metode demonstrasi dalam kegiatan praktikum Fisika, Kimia atau
Biologi. (2) Contoh lainnya, adalah belajar berbicara/berkomunikasi dalam Bahasa
Inggris.
3. Dalam teori belajar konstruktivisme peserta didik menggabungkan atau
mengintegrasikan pengetahuan yang diterima oleh manusia, atau disebut dengan
asimilasi. Kedua, mengubah struktur pengetahuan yang sudah dimiliki dengan
struktur pengetahuan baru, sehingga terjadi keseimbangan. Contohnhya, Penerapan
metode Brainstorming dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai