Anda di halaman 1dari 7

TUGAS ETIKA PROFESI PERBANKAN

Dosen Pengampu : Kiki Novita Sari ME

Disusun Oleh :

Jeni 2021050102062
Harisan 2021050102064
Rami 2021050102070

Program Studi Perbankan Syariah


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institute Agama Islam Negeri Kendari
2024
A. Deskripsi Kasus
Bank smart mememiliki kebijakan untuk meningkatkan jumlah pemberian
pinjaman dalam setiap kurtal guna mencapai target pertumbuhan yang telah
ditetapkan oleh manajemen. Namun, seorang petugas pemasaran di bank
tersebut, bernama santi, mendapati dirinya dalam dilemma etika. Dia memiliki
seorang pelanggan potensial, bapak joko, yang telah mengajukan pinjaman
untuk membuka usaha kecil-kecilan dilingkungan sekitarnya namun setelah
melakukan evaluasi kredit, santi mengetahui bahwa bapak joko memiliki catatan
kredit yang kurang baik dan kemungkinan besar tidak akan mampu membayar
pinjaman dalam jangka waktu yang ditentukan.

B. Karaktrer
 Santi : petugas pemasaran di bank smart. Merasa tertekan antara
memenuhi target penjualan yang telah di tetapkan dan keinginan untuk
membantu bapak joko
 Bapak joko : pelanggan potensial bank smart yang mengajukan pinjaman
untuk usaha kecil-kecilan. Membutuhkan dana untuk memulai usahanya.
 Menejer cabang : atasan santi di bank santi. Mengvaluasi kinerja maya
berdasarkan pencapain target penjualan
C. Big Projeck
1. Situasi yang dihadapi oleh Santi, petugas pemasaran di Bank Smart, dapat
dianalisis dari berbagai sudut pandang, termasuk perspektif etika, keuangan,
dan manajemen. Berikut adalah analisis dari masing-masing perspektif:
a. Perspektif Etika:
Santi berada dalam dilema etika karena ia harus memutuskan
antara memenuhi target penjualan yang telah ditetapkan oleh
manajemen atau membantu Bapak Joko, seorang pelanggan potensial
dengan catatan kredit yang buruk. Dalam konteks ini, beberapa
pertimbangan etika yang mungkin timbul adalah:
 Prinsip Keadilan: Apakah adil untuk memberikan pinjaman
kepada seseorang yang kemungkinan besar tidak akan mampu
membayarnya? Santi harus mempertimbangkan konsekuensi
jangka panjang bagi Bapak Joko dan bank jika pinjaman tersebut
diberikan.
 Prinsip Integritas: Santi harus mempertimbangkan integritasnya
sebagai petugas pemasaran. Apakah memberikan pinjaman
kepada seseorang dengan catatan kredit yang buruk sesuai dengan
nilai-nilai etika yang dianut oleh bank?
b. Perspektif Keuangan:
Dari segi keuangan, Santi harus mempertimbangkan implikasi
dari memberikan pinjaman kepada Bapak Joko. Beberapa pertimbangan
keuangan yang relevan meliputi:
 Risiko Kredit: Bapak Joko memiliki catatan kredit yang kurang
baik, yang menunjukkan kemungkinan besar ia tidak dapat
membayar pinjaman tepat waktu. Ini berarti ada risiko bahwa
bank akan mengalami kerugian jika pinjaman tersebut tidak
terbayar.
 Pendapatan dan Pertumbuhan: Santi juga harus
mempertimbangkan bagaimana pemberian pinjaman kepada
Bapak Joko akan memengaruhi pendapatan dan pertumbuhan
bank. Jika pinjaman tersebut tidak terbayar, maka pendapatan
bank dapat terpengaruh negatif.
c. Perspektif Manajemen:
Manajemen bank memiliki target pertumbuhan yang harus
dicapai, dan Santi harus menyesuaikan tindakannya dengan tujuan
tersebut. Beberapa pertimbangan manajemen yang mungkin timbul
adalah:
 Pengukuran Kinerja: Santi akan dievaluasi berdasarkan
pencapaian target penjualan. Oleh karena itu, ia mungkin merasa
tertekan untuk memberikan pinjaman kepada Bapak Joko guna
mencapai target tersebut.
 Kebijakan dan Prosedur: Santi harus mematuhi kebijakan dan
prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen terkait pemberian
pinjaman. Jika kebijakan tersebut melarang memberikan
pinjaman kepada pelanggan dengan catatan kredit yang buruk,
maka Santi harus mempertimbangkan konsekuensi melanggar
kebijakan tersebut.
Dalam menghadapi situasi ini, Santi perlu mempertimbangkan
semua sudut pandang ini dan mengambil keputusan yang sejalan
dengan nilai-nilai etika, keuangan yang sehat, dan kebijakan
perusahaan.

2. Dalam konteks kasus ini, terdapat beberapa nilai-nilai kemanusiaan yang


relevan yang dapat diidentifikasi, antara lain:
 Empati: Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan
perasaan serta situasi orang lain. Dalam kasus ini, nilai empati relevan
karena Santi perlu memahami dan merasakan kebutuhan dan situasi
Bapak Joko yang ingin membuka usaha kecil-kecilan. Santi harus
mengambil waktu untuk memahami dan mempertimbangkan kondisi
finansial Bapak Joko sebelum membuat keputusan mengenai pemberian
pinjaman.
 Keadilan: Keadilan melibatkan perlakuan yang adil dan setara terhadap
semua individu. Dalam kasus ini, nilai keadilan menjadi relevan karena
Santi harus mempertimbangkan apakah memberikan pinjaman kepada
Bapak Joko yang memiliki catatan kredit yang buruk akan adil terhadap
pelanggan lain dan bank itu sendiri. Santi harus memastikan bahwa
keputusannya tidak mengorbankan keadilan bagi pihak lain.
 Kepedulian: Kepedulian melibatkan perhatian dan perhatian terhadap
kesejahteraan orang lain. Dalam kasus ini, nilai kepedulian menjadi
relevan karena Santi harus mempertimbangkan kesejahteraan Bapak
Joko dan dampak pinjaman tersebut terhadap kehidupannya. Santi harus
mempertimbangkan apakah memberikan pinjaman akan membantu
Bapak Joko dalam memulai usahanya atau justru akan memperburuk
situasinya.

Dalam menghadapi dilema etika ini, Santi perlu mempertimbangkan


dan mengintegrasikan nilai-nilai kemanusiaan seperti empati, keadilan,
dan kepedulian dalam pengambilan keputusan yang terbaik bagi semua
pihak yang terlibat.
3. Dalam memberikan solusi atau rekomendasi yang mempertimbangkan
berbagai faktor yang terlibat dalam kasus ini, termasuk kepentingan Bapak
Joko, kebijakan perusahaan, dan tanggung jawab etika Santi sebagai petugas
bank, berikut adalah beberapa pilihan yang dapat dipertimbangkan:
 Mengkomunikasikan dengan Bapak Joko secara jujur: Santi dapat
mengambil pendekatan yang jujur dan terbuka dengan Bapak Joko
mengenai catatan kreditnya yang kurang baik. Santi dapat menjelaskan
situasi tersebut dan memberikan saran alternatif, seperti mencari solusi
lain untuk mendapatkan pendanaan yang lebih sesuai dengan
kemampuan Bapak Joko atau memperbaiki catatan kreditnya sebelum
mengajukan pinjaman.
 Mencari solusi lain: Santi dapat mencoba mencari solusi alternatif
untuk membantu Bapak Joko dalam memulai usahanya tanpa harus
memberikan pinjaman dengan risiko yang tinggi. Misalnya, Santi dapat
menghubungkan Bapak Joko dengan program-program bantuan atau
lembaga keuangan mikro yang dapat memberikan bantuan modal
dengan persyaratan yang lebih fleksibel.
 Melibatkan manajemen: Santi dapat melibatkan manajemen bank dalam
mempertimbangkan kasus ini. Dengan melaporkan situasi kepada
manajemen, Santi dapat meminta arahan dan panduan lebih lanjut
mengenai kebijakan perusahaan terkait pemberian pinjaman kepada
pelanggan dengan catatan kredit yang buruk. Manajemen dapat
memberikan panduan yang lebih jelas mengenai penanganan kasus
seperti ini.
 Meningkatkan pendidikan keuangan: Bank Smart dapat memperkuat
program pendidikan keuangan untuk pelanggan potensial seperti Bapak
Joko. Dengan memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih
baik tentang manajemen keuangan dan cara mengelola kredit, bank
dapat membantu pelanggan untuk meningkatkan catatan kredit mereka
sebelum mengajukan pinjaman.
 Meninjau kebijakan pemberian pinjaman: Bank Smart dapat meninjau
kembali kebijakan pemberian pinjaman kepada pelanggan dengan
catatan kredit yang buruk. Dalam hal ini, bank dapat
mempertimbangkan memperkuat proses evaluasi kredit, memberikan
persyaratan tambahan, atau menentukan batasan tertentu untuk
mengurangi risiko kredit.

Dalam mempertimbangkan kepentingan Bapak Joko, kebijakan


perusahaan, dan tanggung jawab etika Santi sebagai petugas bank, berikut
adalah faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan:
a. Kepentingan Bapak Joko:
 Kebutuhan modal: Penting untuk mempertimbangkan
kebutuhan Bapak Joko akan modal untuk memulai usahanya.
Apakah pinjaman akan membantu memenuhi kebutuhan ini
atau apakah ada alternatif pembiayaan yang lebih sesuai dan
dapat membantu mencapai tujuan bisnisnya.
 Kemampuan pembayaran: Pertimbangkan kemampuan Bapak
Joko untuk membayar kembali pinjaman. Apakah ia memiliki
sumber penghasilan yang stabil atau rencana bisnis yang
realistis untuk menghasilkan pendapatan yang cukup untuk
membayar pinjaman tersebut.
b. Kebijakan perusahaan:
 Kebijakan pinjaman: Perlu dipahami kebijakan perusahaan
terkait pemberian pinjaman kepada pelanggan dengan catatan
kredit yang buruk. Apakah kebijakan tersebut melarang
pemberian pinjaman sepenuhnya atau apakah ada pengecualian
tertentu yang dapat diberlakukan.
 Mitigasi risiko: Bank perlu mempertimbangkan risiko default
atau gagal bayar yang mungkin terkait dengan pemberian
pinjaman kepada pelanggan dengan catatan kredit yang buruk.
Keputusan harus mempertimbangkan strategi mitigasi risiko
yang efektif.
c. Tanggung jawab etika Santi:
 Keadilan dan kesetaraan: Santi perlu mempertimbangkan
prinsip keadilan dan kesetaraan dalam memutuskan apakah
memberikan pinjaman kepada Bapak Joko yang memiliki
catatan kredit yang buruk adalah tindakan yang adil terhadap
pelanggan lain di bank tersebut.
 Tanggung jawab terhadap nasabah: Santi memiliki tanggung
jawab untuk melindungi kepentingan nasabah dan memastikan
bahwa keputusan yang diambil tidak akan merugikan Bapak
Joko secara signifikan atau memperburuk situasinya.

Anda mungkin juga menyukai