Anda di halaman 1dari 68

PENDEKATAN SYADDUD DARI'AH

LEGALITAS IZIN SUAMI TERHADAP TENAGA KERJA WANITA


DENGAN PENDEKATAN SYADDUD DARI'AH
(Studi kasus di Desa Bandilan Kecamatan Prajekan Kabupaten Bondowoso)

SKRIPSI

Oleh:
FAISAL BASRI
NIM:201718933060

SEKOLAH TINGGI ILMU SYARIAH DARUL FALAH


BONDOWOSO
2021
LEGALITAS IZIN SUAMI TERHADAP TENAGA KERJA WANITA
DENGAN PENDEKATAN SYADDUD DARI'AH
(Studi kasus di Desa Bandilan Kecamatan Prajekan Kabupaten Bondowoso)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH)

Oleh:
FAISAL BASRI

NIM:201718933060

SEKOLAH TINGGI ILMU SYARIAH DARUL FALAH


BONDOWOSO
2021

i
PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “legalitas izin suami terhadap tenaga kerja wanita

didesa Bandilan kecamatan prajekan kabupaten Bondowoso” yang ditulis oleh

Faisal Basri ini, telah disetujui untuk diuji dan dipertahankan di depan dewan

penguji skripsi.

Bondowoso,

Pembimbing I

Rahmat Zubandi Thahir S.Ag., M.M

NIDN:2126077703

Bondowoso,

Pembimbing II

Andi Susanto S.Pd, M.Pd

NIDN: 2114038601

ii
PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “legalitas izin suami terhadap tenaga kerja wanita di

desa bandilan kecamatan prajekan kabupaten Bondowoso” yang ditulis oleh

Faisal Basri ini, telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Sekolah

Tinggi Ilmu Syariah Darul Falah Bondowoso pada hari tanggal dan diterima

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH)

DEWAN PENGUJI

1. Ketua Penguji

2. Anggota:

a. Penguji Utama:

b. Penguji I :

c. Penguji II :

Bondowoso,

Mengesahkan
STIS Darul Falah
Ketua,

Sutriyono, M.M.
NIDN: 2122017402

iii
MOTTO
... ‫َو َم ْن َيَّتِق َهللا َيْج َع ْل َلُه َم ْخ َر ًجا َو َيْر ُز ْقُه ِم ْن َح ْيُث َال َيْح َتِس ُب َو َم ْن َيَتَو َّك ْل َع َلى ِهللا َفُهَو َح ْسُبُه ِاَّن َهللا َب اِلُغ‬

‫َاْم ِر ه َقْد َجَعَل ُهللا ِلُك ِّل َشْيٍئ َقْد ًرا‬

Artinya :”...Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan

mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada

disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya

Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan

urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan

ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. At-Thalaq:2-3)1

Al-Qur’an Al-Karim1

iv
ABSTRAK

Faisal Basri.2021”Legalitas izin suami terhadap tenaga kerja wanita dengan

pendekatan syaddud dzari’ah”(studi kasus kecamatan

cermee).Skripsi Fakultas syari’ah jurusan Akhwal

Syakhsiyah Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah (STIS) Darul

Falah,Pembimbing Andi Susanto.S.Pd, M.Pd.

Kata Kunci :Tenaga kerja wanita, dan ushul fiqih, Fiqih wanita

muslimah.

Tenaga kerja wanita adalah seorang wanita yang bekerja ke luar negri

untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. sadd adz-dzari’ah. Metode ini adalah

upaya preventif agar tidak terjadi sesuatu yang menimbulkan dampak negatif.

Semua orang menyadari akan tugas seorang istri adalah mengurus dalam

rumah tangga. Hukum islam menyatakan bajwa pekerjaan seorang istri

didalam rumah itu lebih baik dari pada pekerjaan di luar.

1. Selanjutnya penulis merumuskan beberapa masalah teentang

legalitas izin suami terhadap tenaga kerja wanita dengan pendekan

syaddud dzari’ah. (1)Bagimana pendekatan syaddud dariya terhadap

tenaga kerja wanita(TKW) di luar negri?. (2)Apa saja alasan yang

mempengaruhi istri dalam bekerja sebagai tanaga kerja wanita

(TKW) di kecamatan Cermee kabupaten Bondowoso?.(3) Apa

alasan suami melegalkan istri menjadi tenaga kerja wanita?

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan data

sekunder berupa informasi dan sumber data kepustakaan.

v
Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa meskipun islam

membolehkan bekerja dengan syarat tertentu. Kita tidak tau apa yang bakal

terjadi di luar sana. Namun mereka pasti mempunyai alasan menjadi tenaga

kerja wanita(TKW).

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT. atas

karunia dan limpahan nikmat-Nya sehingga skripsi dengan judul “legalitas izin

suami terhadap tenaga kerja wanita di desa bandilan kecamatan prajekan

kabupaten Bondowoso” ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa

tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW. Yang telah

menuntun umatnya menuju agama Allah sehingga tercerahkanlah kehidupan

saat ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang terlibat dalam

membantu penyelesaiannya. Oleh karena itu patut diucapkan terima kasih

teriring do’a jazakumullahu ahsanal jaza kepada mereka yang telah banyak

membantu, membimbing, dan memberikan dukungan demi penulisan skripsi

ini.

1. Sutriyono, M.M. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Darul

Falah Bondowoso yang telah menerima peneliti di sekolah tinggi ini.

2. Syaiful Bakri,S.H, M.H. selaku Pembantu Ketua I Sekolah Tinggi

Ilmu Syariah Darul Falah Bondowoso yang telah banyak

memberikan informasi tentang kegiatan akademik.

3. Iklil Hasbiyallah S.Sy, M.H selaku Ketua Program Studi Hukum

keluarga Islam Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Darul Falah

Bondowoso, yang telah menerima kami sebagai mahasiswa Program

Studi Hukum Keluarga Islam Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Darul

Falah Bondowoso.

vii
4. Andi Susanto.S.Pd, M.Pd dan Rahmat Zubandi Tahir S.ag, M.M

sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan motivasi,

sekaligus memberikan banyak ilmu dan bimbingan dengan penuh

kesabaran, petunjuk dan arahan dalam penyusunan skripsi.

5. Seluruh Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Darul Falah

Bondowoso yang telah banyak memberikan ilmu, mendidik dan

membimbing selama penulis menempuh pendidikan di almamater

tercinta.

6. Kedua orang tua tercinta beserta seluruh keluarga, atas segala do’a

dan motivasi terbaik yang diberikan serta keikhlasan mendidik

selama ini.

7. Teman-teman seperjuangan di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Darul

Falah Bondowoso yang senantiasa memberikan motivasi dan

dukungan hingga terselesaikannya skripsi ini.

Semoga penyusunan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bondowoso, Oktober 2021

Faisal Basri

DAFTAR ISI

viii
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................
iii
HALAMAN MOTTO................................................................................................
iv
ABSTRAK.................................................................................................................
v
KATA PENGANTAR...............................................................................................
vii
DAFTAR ISI..............................................................................................................
ix
DAFTAR PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB - LATIN....................................
x

BAB I PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian ........................................................................................
12
B. Fokus Penelitian ............................................................................................
16
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................
16
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................
16
E. Sistematika Penulisan ....................................................................................
17

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Penelitian Terdahulu .....................................................................................
19
B. Kajian Teori ..................................................................................................
21

BAB III METODE PENELITIAN


F. Pendekatan dan Jenis Penelitian.....................................................................
29
G. Lokasi Penelitian ...........................................................................................
29
H. Kehadiran Peneliti .........................................................................................
30

ix
I. Subjek Penelitian ...........................................................................................
30
J. Sumber Data ..................................................................................................
30
K. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................
31
L. Analisis Data .................................................................................................
33
M. Keabsahan Data .............................................................................................
35
N. Tahapan-tahapan Penelitian ..........................................................................
36

BAB IV PAPARAN DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN


A. Paparan Data dan Analisis.............................................................................
37
B. Pembahasan....................................................................................................
52

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................
58
B. Saran...............................................................................................................
59

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Keterangan Indonesia Arab Keterangan Indonesia Arab No


Te dg titik }T ‫ط‬ Koma di atas ' ‫ا‬ 1
dibawah
Zed Z ‫ظ‬ Be B ‫ب‬ 2
Koma diatas ' ‫ع‬ Te T ‫ت‬ 3
terbalik
Ge ha Gh ‫غ‬ Te ha Th ‫ث‬ 4
Ef F ‫ف‬ Je J ‫ج‬ 5
Qi Q ‫ ق‬Ha dg titik }H ‫ح‬ 6

x
dibawah
Ka K ‫ك‬ Ka ha Kh ‫خ‬ 7
El L ‫ل‬ De D ‫د‬ 8
Em M ‫م‬ De ha Dh ‫ذ‬ 9
En N ‫ن‬ Er R ‫ر‬ 10
We W ‫و‬ Zed Z ‫ز‬ 11
Ha H ‫ه‬ Es S ‫س‬ 12
Koma diatas ' ‫ء‬ Es ha Sh ‫ش‬ 13
Es dg titik Y ‫ ي‬Es dg titik }S ‫ص‬ 14
dibawah dibawah
De dg titik - - De dg titik }D ‫ض‬ 15
dibawah dibawah

xi
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Sesuai fitrahnya, bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri, dalam artian

manusia memiliki sifat ketergantungan dan saling membutuhkan. Allah pun

mengingatkan hambanya akan kekuasaan-Nya. Maka dibangunlah konsep

keluarga. Agar hubungan keluarga dapat harmonis dan lebih langgeng maka

islam mengatur melalui ketentuan-ketentuan hukum.

Pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara pria dan wanita sebagai

suami istri dengan tujuan membentu keluarga bahagi dan kekal berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa.2

Memberikan nafkah merupakan kewajiban bagi suami sejak akad nikah

yang sah dan benar, maka sejak itu juga suami wajib memberikan nafkah

kepada istrinya dan berarti berlakulah akan segala konsekwensinya secara

sepontan. Istri menjadi tidak bebas lagi setelah di kukuhkan sebuah ikatan

perkawinan, istri menjadi tanggung jawab suami dalam keluarga, termasuk

juga akan hal nafkah itu sendiri.3

Dalam konteks pandangan islam tugas wanita yang utama dan pertama

ialah mendidik generasi-generasi baru. Mereka memang di siapkan oleh Allah

SWT untuk tugas itu, baik secara fisik maupun mental, dan tugas yang agung

ini tidak bisa di tingggalkan maupun di lupakan oleh faktor material dan

2
Pagar , himpunan peraturan perundang-undangan
3
Kaharuddin, nilai-nilai filosofi perkawinan Bekasi:Mitra wacana media,2015),204

12
curtural apa pun. Sebab, tidak seorang pun yang bisa menggantika peran

seorang wanita dalam tugas ini, karena di pundaknya bergantung masa depan

umat, yaitu kekayaan sumber daya manusia. Dengan kata lain wanita

mempunyai untuk bekerja selama ia membutuhkannya dan selama norma-

norma tetap terjaga dan terpelihara.4

Hukum Islam tidak hanya mengatur tentang perilaku manusia yang sudah

dilakukan tetapi juga yang belum dilakukan. Hal ini bukan berarti bahwa

hukum Islam cenderung mengekang kebebasan manusia.

Di antara metode hukum yang dikembangkangkan para ulama sadd adz-

dzari’ah. Metode ini adalah upaya preventif agar tidak terjadi sesuatu yang

menimbulkan dampak negatif. Metode ini merupakan suatu bentuk kekayaan

khazanah intelektual yang tidak di miliki oleh agama lain.

Tetapi karena memang salah satu tujuan hukum islam adalah untuk

mewujudkan kemaslahatan dan menghindari kerusakan (mafsadah). Jika suatu

perbuatan yang belum dilakukan diduga menimbulkan

kerusakan (mafsadah), maka dilaranglah hal-hal yang mengarahkan kepada

perbuatan tersebut.

Metode hukum inilah yang kemudian dikenal dengan sadd adz-

dzari’ah. Sebaliknya, jika suatu perbuatan diduga kuat akan menjadi sarana

terjadinya perbuatan lain yang baik, maka diperintahkanlah perbuatan yang

menjadi sarana tersebut. Hal inilah yang kemudian dikenal dengan istilah fath

adz-dzariah. Wahbah az-zuhaili membedakan antara adz-

dzari’ah dengan muqaddimah. Beliau mengilustrasikan bahwa adz-


4
Istibsyaroh, Hak-hak perempuan(Jakarta:taraju,2004),161.

13
dzariah adalah laksana tangga yang menghubungkan ke loteng.

Sedangkan muqaddimah adalah laksana fondasi yang mendasari tegaknya

dinding.

Dengan demikian, adz-dzariah dititikberatkan kepada bahwa ia sekedar

sarana dan jalan untuk mengantarkan kepada perbuatan tertentu yang menjadi

tujuannya. Ia bisa menjadi suatu perbuatan terpisah yang berdiri sendiri.

Sedangkan muqaddimah dititikberatkan kepada bahwa ia merupakan suatu

perbuatan hukum yang memang bagian dari rangkaian perbuatan hukum

tertentu. Muqaddimah merupakan perbuatan pendahuluan yang merupakan

bagian tak terpisahkan dari rangkaian perbuatan.

Di era yang semakin maju ini kecenderunga aktifitas kerja masyarakat

terasa semakin kuat, tidak hanya kaum laki-laki. Wanita dapat peluang yang

bagus untuk kerja diluar rumah maupun didalam rumah. Bekerja merupakan ke

wajiban individu yang mampu dan berusaha mencari lapangan pekerjaan yang

halal dan sesuai dengan norma-normadan etikanya. Komite islam berada pada

sejauh mana aktifitas pekerjaannya agar tidak menyalahi kodrat dan aturan

agama isalm.5

Melihat dari status sosial sediri seorang istri memang mempunyai tugas

terkhusus diantara mengasuh anak-anaknya dengan baik sehingga kelak agar

menjadi lebih baik darinya. Namun jika ditinjau dari lapangan status sosial

seakan berubah dan bertukarnya peran suami istri seiring perkembangan

zaman. Maka layaklah jika seorang istri bekerja menjadi tenaga kerja wanita

seperti mendarah daging dalam benak setiap rumah tangga.


5
Syaikh mutawalli assya’rawi, fikih permpuan muslimah (Jakarta, amzah,2009)

14
Fenomena zaman sekarang istri ikut serta mencari nafkah baik sekedar

membantu suami maupun pencarian nafkah utama dalam keluarga seperti yang

terjadi di kecamatan Cermee. Kabupaten Bondowoso, dimana sebagian

keluarga bekerja di luar negri mejadi tenaga kerja wanita (TKW). Dengan

adanya fenomena ini perem puan banyak mengambil peran publik dan sosial.

Sehingga muncullah permasalahan tentang lalainya tugas utama sebagai

seorang istri maupun tentang berkaitan dengan dilarangnya perempuan

bepergian tanpa mahram.6

Berangkat dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti

tentang “Legalitas izin suami terhadap tenaga kerja wanita (TKW) dengan

pendekatan syaddud dariya”. Terlebih karena masyarakat di kecamatan

Cermee. kabupaten Bondowoso masih ada yang bekerja keluar untuk menjadi

tenaga kerja wanita(TKW). Akan tetapi mereka bekerja degan motifasi yang

menurut penulis asik untuk di teliti. Dengan kodisi keuangan yang

berkecukupan dengan di dorong rasa ingin dapat mendapat kehidupan yang

lebih baik lagi, apalagisemakin mudahnya proses pemberangkatan bagi kaum

wanita untuk boisa bekerja keluar negri.

B. Fokus Penelitian

Bedasarkan latar belakang di atas masalah yang telah di uraikan, serta

untuk memfokuskan pembahasan dalam skripsi ini, maka perlu di kemukakan

mengenai masalah sebagai berikut:

6
Abdur RahmanGhazali, fiqih munakahat,(Jakarta:prenada media2003),193.

15
2. Apa alasan suami melegalkan istri menjadi tenaga kerja wanita?

3. Apa saja alasan yang mempengaruhi istri dalam bekerja sebagai

tanaga kerja wanita (TKW) di kecamatan Cermee kabupaten

Bondowoso?

4. Bagimana pendekatan syaddud dariya terhadap tenaga kerja

wanita(TKW) di luar negri?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan tersebut, maka

di kemukakan mengenai tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui alasan suami melegalkan istri menjadi tenaga

kerja wanita

2. Untuk mengetahui alasan apa saja yang mempengaruhi istri dalam

bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW).

3. Untuk menjaga keluarga dari perbuatan yang tidak di inginkan

dalam menjadi tenaga kerja wanita (TKW).

D. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

16
Secara teoritis bahwa pengetahuan, wawasan dan menjadi acuan

dan memberi banyak manfaat dalam hidup.

2. Manfaat praktis

Maksud dari manfaat tersebut peneliti berharap tidak terjadi

sesuatu yang tidak di inginkan yang berdampak dari pekerjaan tersebut.

Serta penelitian ini adalah untuk memenuhi sarat-syaratdalam perkuliahan

E. Sistematika penulisan

Untuk memberikan gambaran tentang penelitian yang akan penulis angkat

maka di rumuskan sitematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas tentang latar belakang, Rumusan masalah,

Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Dan sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang penelitian terdahulu dan kajian teori (sesuai

tema penelitian).

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi

penelitian, kehadiran peneliti, subjek penelitian, sumber data, teknik

pengumpulan data, analisis data,keabsahan data, dan tahap-penelitian.

BAB IV : PAPARAN DATA, ANASILIS, DAN PEMBAHASAN

17
Bab ini membahas tentang paparan data dan analisis dan pembahasan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini menjelaskan tentangke simpulan dan saran.

18
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu

(kajian empirik) yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan,

kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasikan

atau belum terpublikasikan (skripsi dan sebagainya). Dengan langkah ini, maka

akan dapat dilihat sampai sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian yang

hendak dilakukan.

Penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini diantaranya:

1. Skripsi yang berjudul “Problematika hukum tenaga kerja wanita

(TKW) dalam membangun keluarga sakina di desa plukaran

gembong pati” oleh Lu'lu'il Maknunah Fakultas Syari'ah dan Hukum

Universitas Islam Negri Wali Songo. Hasil penelitian ini adalah

Problematika hukum tenaga kerja wanita (TKW) dalam membangun

keluarga sakina di desa plukaran gembong pati dilakukan dengan

kesepakatan antara kedua belah pihak.

Permasalahan perempuan nampaknya akan menjadi agenda dari

tahun ke tahun. Dikalangan masyarakat menengah, demekratisasi

pendidikan yang ditawarkan pada gilirannya akan ber imbas pada

kesadaran untuk meng aktualkan diri di luar rumah sekaligus

19
memenuhi tuntutan keluarga. sedangkan mereka harus keluar

rumah/luar negri untuk memenuhi tuntutan keluarga karena tak

sempurnanya nafakoh yang di berikan suaminya. Perempuan

hanyalah mahluk domestik yang hanya gerakannya ada di sekitar

sumur, dapur, dan kasur. Sejauh mana ia melampawi siklus tersebut,

tetap saja ia akan di tarik ke dunia yang telah di konstruksikan

untuknya. Sedikit banyak islam turut pula menegaskan tentang posisi

wanita bekerja dalam masyarakat sebagai mana firman Allah SWT :

. ‫َو قْر َن في بيو تكن وال تبرجن تبرج الجا هلية‬

"dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias

danbertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah dulu.7

Demikian realita sosial tentang tuntutan ekonomi menentukan lain

dari perilaku masyarakat sekarang. Timbulnya perilaku baru yang

berkaitan dengan dunia kerja dalam kehidupan perempuan. Pola

apapun untuk meneliti wanita bekerja adalah dangan menganalisis

pada interaksi wanita bekerja tersebut dengan lingkungannya. Baik

lingkungan keluarga, lungkungan masyarakat maupun lingkungan

dimana ia bekerja.

7
Al-Qur'an surat Al-Ahzab ayat, 33

20
2. Skripsi yang berjudul “Analisa hukum islam terhadap istri yang

bekerja keluar menjadi tenaga kerja wanita (TKW).” olehYazid

Hamdan Ilfani Fakultas Syari'ah dan Hukum Institut Agama Islam

Negri (IAIN) ponegoro. Hasil penelitian ini adalah Problematika

hukum tenaga kerja wanita (TKW) dalam membangun keluarga

sakina di desa plukaran gembong pati dilakukan dengan kesepakatan

antara kedua belah pihak.

Tenaga kerja wanita adalah seorang wanita yang melakukan

pekerjaan keluar. Siapapun akan menyadari bahwa seorang istri

tugas utamanya adalah mengurus rumah tangga. Dalam hukum islam

bekerja di dalam lebih baik dari pada bekerja keluar, karena melihat

keluarga dan anaknya kurang kasih sangnya.

Dalam hukum islam mengenai menjadi tenaga kerja wanita

bertentangan dengan hukun islam karena kewajiban mengurus

rumah tangganya ditinggalkan. Dan keluar dengan waktu yang

relatif lama. Meskipu hukum islam memperbolehkan tapi seolah-

olah sekarang para tenaga kerja wanita keluar dari jalur menjadi

tenaga kerja wanita. Mereka solah berlomba hanya mengejar

duniawi bukan karena kebutuhan.

3. Skripsi yang berjudul “Dampak bekerja di luar negri terhadap

keharmonisan keluarga” oleh Asnawati Saputri Fakultas Syari'ah

21
Institut Agama Isalam Negri Metro(IAIN). Hasil penelitian ini

adalah Problematika hukum tenaga kerja wanita (TKW) dalam

membangun keluarga sakina di desa Labuhan Ratu dilakukan

dengan kesepakatan antara kedua belah pihak.

Keluarga adalah kelompok sosial terkecil dalam masyarakat,

kenyamanan dan keharmonisan akan terjamin apabila unsur-unsur

dalam keluarga terpenuhi. Dalam keluarga sepasang suami istri

mempunyai kewajiban yang harus mereka jalani bersama baik suami

maupun istri sampai mereka sama-sama mendapatkan haknya

masing-masing.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dampak bekerja

keluar negri terhadap hak-hak dalam keluarga di desa labuhan ratu

sangat banyak dari perannya seorang istri terhadap suami sehingga

menyebabkan perselingkuhan, dan kurangnya kasih sayang seorang

ibu terhadap anak membuat perilaku seorang anak tidak terkontrol

sehingga mengakibatkan kerugian terhadap anak dan keluarga. Hasil

bekerja yang tidak sesuai dengan tujuan awal membuat kerusakan

yang sangat besar.

B. Kajian teori

1. Pengertian umum tenteng wanita bekerja

22
Di masa cenderung aktifitas kerja masyarakat masyarakat. Tidak

hanya laki-laki tetapi perempuan juga ikut berpartisipasi dalam bekerja .

bekerja merupakan kewajiban perorangan selagi tidak melangggar aturan

atau norma yang telah di tetapkan . islam membuka peluang untuk bekerja,

sama dengan laki-laki komitmen islam berada pada sejauh mana aktifitas

pekerjaannya agar tidak menyalahi kodrat dan aturan agama islam8

Melihat dari status sosial seorang istri merupakan kwajibannya

mengurus rumah tangga, diantara kewajibannya adalah mengurus anak-

anaknya agar menjadi lebih baik darinya. Namun jika dilihat dari status

sosial seakan-akan berubah dan bertukar peran seiring perkembangan

zaman dimana perkembangan dan teknologi berpengaruh akan factor

tersebut.9

Kebutuhan hidup dewasa ini memaksa wanita untuk bekerja

meninggalkan keluarga hanya untuk membantu suami untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Seiring perkembangan zaman pekerjaan wanita tidak

hanyan membantu suami mengurus rumah tangga namun perempuan juga

ikut serta membantu bekerja di luar rumah dengan mengaktualkan

keterampialan dan pendidikannya10

2. Syarat wanita bekerja

Memang bekerja adalah kewajibam suami sebagai kepala rumah

tangga. Tapi dalam islam juga tidak melarang seorang wanita untuk

8
Syekh mutawalli Asy-sya'rawi, fikih perempuan(muslimah,(Jakarta:Amzah 2009) 138
9
Istibsyarohj , hak-hak perempuan muslimah(jakarta:teraju 2004)161
10
Istibsyarohj , hak-hak perempuan muslimah(jakarta:teraju 2004)161

23
bekerja , tapi dengan syarat-syarat tertentu dan tidak mengandung hal-hal

yang dilararang syari'at. Hendaklah masing-masing laki-laki dan

perempuan bekerja dengan cara yang baik tidak membahayakan antara

satu dengan yang lainnya, dan masyarakat setempat.11

Hal yang perlu di perhatikan jika perempuan ingin bekerja keluar:

Pekerjaannya tidak menggangu kewajiban terutamanya dalam rumah

tangga.

a. Harus ada izin suami.

b. Menerapkan adab-adab islami.

c. Pekerjaannya sesuai tabia'at islami.

d. Tidak ada ikhtilat dalam lingkungan bekerja.

e. Hendaklah mencari pekerjaan yang bisa di kerjakan di daerah

sendiri.

Keyakinan karena rezeki semata dari Allah akan menjadi kekuatan

ruhiyah bagi seorang pembisnis yang dimana dia memenagkan

persaingannya mereka akan bersyukur dan apabila mereka kalah maka

akan bersabar.

Jadi perempuan juga ikut berpartisipasi dalam bekerja . bekerja

merupakan kewajiban perorangan selagi tidak melangggar aturan atau

norma yang telah di tetapkan . islam membuka peluang untuk bekerja,

sama dengan laki-laki komitmen islam berada pada sejauh mana aktifitas

pekerjaannya agar tidak menyalahi kodrat dan aturan agama islam12

11
Ibid,140
12
Syekh mutawalli Asy-sya'rawi, fikih perempuan(muslimah,(Jakarta:Amzah 2009).

24
3. Dampak-dampak perempuan bekerja keluar

a. Dampak positif

1) Berdampak pada kondisi ekonomi keluarga

2) Sebagai pengisi waktu

3) Peningkatan sumberdaya mausia

4) Percaya diri dan lebih merawat penampilan

b. Dampak negative

1) Berdampak kepada anak

2) Terhadap suami

3) Terhadap rumah tangga

4) Terhadap masyarakat

4. Pengertian syaddud dari’ah

a. Secara Etimologis

Kata sadd adz-dzari’ah merupakan bentuk frase (idhafah)yang

terdiri dari dua kata, yaitu sadd dan adz-dzari’ah. Secara etimologis, kata

assadd merupakan kata benda abstrak (mashdar) dari‫ ًّاسدَ سدُ َّيَ سد‬. َKata as-

sadd tersebut berarti menutup sesuatu yang cacat atau rusak dan

menimbun lobang.13 Sedangkan adz-dzari’ah merupakan kata benda (isim)

bentuk tunggal yang berarti jalan, sarana(wasilah)dan sebab terjadinya

sesuatu.Bentuk jamak dari adzdzari’ah adalah adz-dzara’i.Karena itulah,

dalam beberapa kitab usul fikih, Saddu al-Dzari’ah dalam Muamalah

Islam (Takhim) 20 seperti Tanqih al-Fushul fi Ulum al-Ushul karya al-

Qarafi (tt) istilah yang digunakan adalah sadd adz-dzara’i.


1315
muhammad bin mukarrom,tt.3(207)

25
Pada awalnya, kata adz-adzari’ah dipergunakan untuk unta yang

dipergunakan orang Arab dalam berburu. Si unta dilepaskan oleh sang

pemburu agar bisa mendekati binatang liar yang sedang diburu. Sang

pemburu berlindung di samping unta agar tak terlihat oleh binatang yang

diburu. Ketika unta sudah dekat dengan binatang yang diburu, sang

pemburu pun melepaskan panahnya. Karena itulah, menurut Ibn al-A’rabi,

kata adz-dzari’ah kemudian digunakan sebagai metafora terhadap segala

sesuatu yang mendekatkan kepada sesuatu yang lain.

b. Secara Terminologi

Menurut al-Qarafi, sadd adz-dzari’ah adalah memotong

jalan kerusakan (mafsadah) sebagai cara untuk menghindari

kerusakan tersebut. Meski suatu perbuatan bebas dari unsur

kerusakan (mafsadah), namun jika perbuatan itu merupakan jalan

atau sarana terjadi suatu kerusakan (mafsadah), maka kita harus

mencegah perbuatan tersebut. Dengan ungkapan yang senada,

adzdzari’ah adalah masalah atau perkara yang pada lahirnya

dibolehkan namun akan mengantarkan kepada perbuatan yang

dilarang (al-mahzhur).14

Dalam karyanya al-Muwafat, asy-Syatibi menyatakan

bahwa sadd adz-dzari’ah adalah menolak sesuatu yang boleh (jaiz)

agar tidak mengantarkan kepada sesuatu yang dilarang (mamnu’).

sadd adzdzari’ah adalah meniadakan atau menutup jalan yang

14
Asy-syaukani,1994.295

26
menuju kepada perbuatan yang terlarang.15 Sedangkan menurut

Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah, jalan atau perantara tersebut bisa

berbentuk sesuatu yang dilarang maupun yang dibolehkan.

Dari beberapa contoh pengertian di atas, tampak bahwa

sebagian ulama seperti asy-Syathibi dan asy-Syaukani

mempersempit adz-dzariahsebagai sesuatu yang awalnya

diperbolehkan. Namun al-Qarafi dan Mukhtar Yahya menyebutkan

adz-dzari’ah secara umum dan tidak mempersempitnya hanya

sebagai sesuatu yang diperbolehkan. Di samping itu, Ibnu al-

Qayyim juga mengungkapkan adanya adz-dzari’ah yang pada

awalnya memang dilarang. Sedangkan menurut Abdul Hamid sadd

adz-dzari’ah adalah menetapkan hukum larangan atas suatu

perbuatan tertentu yang pada dasarnya diperbolehkan maupun

dilarang untuk mencegah terjadinya perbuatan lain yang dilarang. 16

Dari berbagi pandangan di atas, sadd adz-dzari’ah merupakan

tindakan pendahuluan atau preventif untuk mencegah terjadinya

sesuatu yang tidak diinginkan (hal yang lebih buruk).

5. Dasar Hukum Saddu Al-Dzari’ah

a. Alqur’an:

15
Mukhtar yahya dan fatchurrahman, 1986.347
16
Abdul hamid,2007.47

27
‫َو اَل َتُسُّبوا اَّلِذ ْيَن َيْدُع ْو َن ِم ْن ُد ْو ِن ِهّٰللا َفَيُس ُّبوا َهّٰللا َع ْد ًو ۢا ِبَغْي ِر ِع ْلٍۗم َك ٰذ ِلَك َز َّيَّن ا ِلُك ِّل ُاَّم ٍة‬

‫َع َم َلُهْۖم ُثَّم ِاٰل ى َر ِّبِهْم َّم ْر ِج ُعُهْم َفُيَنِّبُئُهْم ِبَم ا َك اُنْو ا َيْع َم ُلْو َن‬.

“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang

mereka sembah selain Allah, Karena mereka nanti akan memaki

Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah

kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka.

Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu dia

memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan. 17”

Pada ayat di atas, mencaci maki tuhan atau sembahan agama lain

adalah adzdzari’ah yang akan menimbulkan adanya sesuatu

mafsadah yang dilarang, yaitu mencaci maki Tuhan. Sesuai dengan

teori psikologi mechanism defense, orang yang Tuhannya dicaci

kemungkinan akan membalas mencaci Tuhan yang diyakini oleh

orang sebelumnya mencaci. Karena itulah, sebelum balasan caci

maki itu terjadi, maka larangan mencaci maki tuhan agama lain

merupakan tindakan preventif (sadd adz-dzari’ah). Jadi dasar

hukum al-qur’an tersebut sudah menjelaskan bahwa sadd adz-

dzari’ah merupakan pendekatan yang bagus sebelum terjadi

sesuatu yang tidak di inginkan.

b. Sunah

Dari Abdullah bin Amr RA, ia berkata, Rasulullah SAW

bersabda: “Termasuk diantara dosa besar seorang lelaki melaknat


17
(Q.S, AL-An’am:108)

28
kedua orang tuanya.” Beliau kemudian ditanya,“Bagaimana

caranya seorang lelaki melaknat kedua orang tuanya?” Beliau

menjawab,“Seorang lelaki mencaci maki ayah orang lain,

kemudian orang yang dicaci itu pun membalas mencaci maki ayah

dan ibu tua lelaki tersebut.

Hadis ini dijadikan oleh Imam Syathibi sebagai salah satu

dasar hukum bagi konsep sadd adz-dzari’ah. Berdasarkan hadits

tersebut, menurut tokoh ahli fikih dari Spanyol itu, dugaan (zhann)

bisa digunakan sebagai dasar untuk penetapan hukum dalam

konteks saddadz-dzari’ah.

c. Kaidah Fikih

Di antara kaidah fikih yang bisa dijadikan dasar

penggunaan sadd adz-dzari’ah adalah:

‫َد ْر ُء اْلَم َفاِس ْد ُم َقِد ُم َع َلى َج َلِب اْلَم َص اِلْح‬

Menolak keburukan lebi di utakan dari pada meraih kebaikan.

Kaidah ini merupakan kaidah asasi yang bisa mencakup

masalah-masalah turunan di bawahnya. Berbagai kaidah lain juga

bersandar pada kaidah ini. Karena itulah, sadd adzdzari’ah pun

bisa disandarkan kepadanya. Hal ini juga bisa dipahami, karena

dalam sadd adzdzari’ah terdapat unsurmafsadah yang harus

dihindari.

29
30
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan jenis penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan

lapanga dengan kualitatif. Pendekatan ini dilakukan dengan teknik

pengumpulan data berdasarkan pada instrumen pengumpulan data.

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penyusunan pustaka (library reseach), yaitu suatu penyusunan dengan cara

menghimpun, menuliskan, mengedit, mengklarifikasikan, mereduksi dan

menjadikan data dan informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang

akan diteliti. Data dan informasi tersebut diperoleh dari berbagai sumber

tertulis seperti Buku-buku Ilmiah, Jurnal, Skripsi, dan Kitab-kitab.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian menunjukkan dimana penelitian tersebut hendak

dilakukan.18 Penelitian ini dilakukan di Desa Bandilan Kabupaten Bondowoso.

Penentuan lokasi ini atas suatu dasar pertimbangan, yakni lokasi penelitian

berkaitan dengan judul yang akan diteliti. Seperti praktik legalitas izin suami

terhadap tenaga kerja wanita di kecamatan cermee kabupaten Bondowoso.

C. Kehadiran Peneliti
18
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, 16

31
Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup signifikan (key

instrument). Dia sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis,

penafsir data, dan pada akhirnya dia menjadi pelapor hasil penelitian. Oleh

karena itu, agar dia dapat melakukan peran semua itu secara maksimal dan

tidak mendapat hambatan, dia harus menginformasikan kehadirannya

dilapangan kepada subyek terteliti. Apakah dia hadir secara terang-terangan

menginformasikan perannya sebagai peneliti atau secara tersembunyi, dalam

arti perannya sebagai peneliti tidak diinformasikan kepada subyek terteliti.

Dalam penelitian ini peneliti hadir secara terang-terangan ke rumah mas

D. Subyek Penelitian

Pada bagian ini dilaporkan dan dijelaskan tentang pihak-pihak yang

hendak dijadikan informan atau subyek penelitian dan juga teknik penentuan

informan atau subyek penelitian (pakai purposive sampling atau snowball

sampling) dan alasan-alasan mengapa mereka dipilih.

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah “legalitas izin suami

terhadap tenaga kerja wanita di kecamatan cermee kabupaten Bondowoso”

E. Sumber Data

” Pada bagian ini dilaporkan jenis data dan sumber data. Uraian tersebut

meliputi data apa saja yang ingin dikumpulkan dan diperoleh, bagaimana

karakteristiknya, bagaimana data akan dicari dan dijaring sehingga validitasnya

dapat dijamin.

32
Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 (dua) jenis sumber data yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh penulis

dari sumber pertamanya. Dalam penelitian ini sumber data diperoleh

dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti di Desa Cermee

Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso. Data primer disini

merupakan data pokok yang diperoleh melalui hasil wawancara yang

dilakukan oleh penulis dilapangan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang biasanya telah tersusun dalam

bentuk dokumen-dokumen. Sumber yang didapat dari referensi-

referensi buku, internet, dan hasil penelitian yang telah disusun menjadi

dokumen.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah observasi atau pengamatan, wawancara (interview) dan dokumentasi

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

sangat lazim dalam metode penelitian kualitataif. Observasi hakikatnya

merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa

penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi

yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi

33
berupa aktifitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana

tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk

memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk

menjawab pertanyaan penelitian.

2. Wawancara (interview)

Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk

mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan

informan atau subjek penelitian. Agar wawancara efektif, maka terdapat

beberapa tahapan yang harus dilalui, yakni ; (1) mengenalkan diri,(2)

menjelaskan maksud kedatangan,(3) menjelaskan materi wawancara, dan

(4) mengajukan pertanyaan19

3. Dokumentasi

Selain melalui observasi dan wawancara, informasi juga dapat

diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan

harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan

sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk

menggali informasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki

kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga

tidak sekadar barang yang tidak bermakna.

G. Analisis Data

19
Yunus, 2010: 358

34
Noeng Muhadjir mengemukakan pengertian analisis data sebagai “Upaya

mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan

lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti

dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lan. Sedangkan untuk

meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya

mencari makna.”20

Dari pengertian diatas analisis data yang dilakukan peneliti ada 4 (empat),

yaitu:

1. Analisis ketika pengumpulan data

Pengumpulan data di lapangan tentu berkaitan dengan teknik

penggalian data, dan ia berkaitan pula dengan sumber dan jenis data,

setidaknya sumber data dalam penelitian kualitatif berupa:

a. kata-kata.

b. tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen atau

sumber data tertulis.

2. Reduksi data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung

terus-menerus selama penelitan berlangsung, bahkan sebelum data

benar-benar terkumpul sebagaimana terlihat dari kerangka konseptual

20
Jurnal Al Hadharah Vol.17 No.33 Januari-Juni 2018

35
penelitian, permasalahan studi, dan pendekatan pengumpulan data yang

dipilih peneliti.

Reduksi data meliputi:

a. meringkas data

b. mengkode

c. menelusur tema

d. membuat gugus-gugus. Caranya: Seleksi ketat atas data, ringkasan

atau uraian singkat, dan menggolongkannya ke dalam pola yang

lebih luas.

3. Penyajian data

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi

disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif

dapat berupa teks naratif berbentuk catatan lapangan, matriks, grafik,

jaringan, dan bagan. Bentuk-bentuk ini menggabungkan informasi yang

tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih sehingga

memudahkan untuk melihat apa yang sedang terjadi, apakah

kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya melakukan analisis kembali.

a. Penarikan kesimpulan

Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara

terus-menerus selama berada di lapangan. Dari permulaan

pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai mencari arti benda-

benda, mencatat keteraturan pola-pola (dalam catatan teori),

36
penjelasan-penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur

sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan-kesimpulan ini ditangani

secara longgar, tetap terbuka dan skeptis, tetapi kesimpulan sudah

disediakan. Mula-mula belum jelas, namun kemudian meningkat

menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh.

Kesimpulan-kesimpulan itu juga diverifikasi selama

penelitian berlangsung, dengan cara:

1) memikir ulang selama penulisan.

2) tinjauan ulang catatan lapangan.

3) tinjauan kembali dan tukar pikiran antar teman sejawat

untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif.

4) upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu

temuan dalam seperangkat data yang lain.

H. Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data dari hasil penelitian yang dilakukan,

penulis menggunakan triangulasi sumber, yaitu untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa

sumber. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan data hasil observasi

dan wawancara.

I. Tahapan-tahapan Penelitian

1. Tahap-tahap penelitian sebagai berikut:

37
a. Tahap Pra Lapangan

b. Menyusun rencana penelitian

c. Memilih lapangan penelitian

d. Memilih informan atau subyek penelitian

e. Menyiapkan perlengkapan

2. Tahap Pelaksanaan Lapangan

Pada tahap ini penulis melakukan wawancara langsung kepada

yang bersangkutan baik dari pihak suami atau istri.

3. Tahap Analisis Data

Pada tahap ini semua data yang telah penulis dapatkan dianalisis

kemudian disusun dalam bentuk laporan

BAB IV

PAPARAN DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

A. Profil Desa

1. Asal-usul/LegendaDesa

38
Desa Bandilan Adalah Desa yang sangat subur terletak diwilayah

Kecamatan Prajekan dengan luas wilayah + 824.893 Ha Berjarak 5 Km Dari

Ibu Kota Kecamatan dan 37 Km dari Ibu Kota Kabupaten .

Desa Bandilan didirikan Oleh Sesepu dari bangsa Arab yang bernama

Tuan Saiyid Aly, Tuan Saiyid Hasan dan Tuan Saiyid Amin. Dan yang

membantu membabat dengan do’a dan minnyan / dupa adalah Tuan Saiyid

Ahmad Bin Muhammad.

Asal mula Desa Bandilan diambil dari buah rotan, karena dulu Desa ini

tempat / hutan yang dipenuhi oleh tumbuhan rotan dengan nama buahnya

Bandil. Maka sesepuh berkumpul dan bermusyawarah membuat Desa ini

dengan Nama Desa Bandilan.

Sejak berdirinya sampai sekarang Desa Bandilan telah dipimpin Puluhan

Kepala Desa. Namun yang dikenal dan di ingat oleh para sesepuh Desa

Masyarakat Bandilan hanya 10 Orang Yaitu :

1. P. Minati ( 1876 – 1880 )

2. P. Ringin ( 1880 – 1886 )

3. P. Ahmadin ( 1886 – 1904 )

4. P. Suranten ( 1904 – 1907 )

5. P. Purwoharjo ( 1907 – 1940 )

6. P. Suwarnam ( 1940 – 1945 )

7. P. Purwoharjo ( 1945 – 1950 )

39
8. P. Sutik Reksojoyo ( 1950 – 1968 )

9. H. Sanusi Poncokaryo ( 1968 – 1990 )

10. P. Buhariyanto ( 1990 – 1998 )

11. P. Aswirnadi ( 2000 – 2008 )

12. P. Suwandi ( 2009 – 2015 )

13. P. Suwandi ( 2016 – 2021 )

Desa Bandilan berbatasan dengan desa Ramban Kulon Dan Grujukan

disebelah Utara dan timur, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Penang ,

dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Sempol.

Desa Bandilan mayoritas penduduknya adalah Petani dan memelihara

sapi, serta memiliki produk ungulan tanaman tembakau dan polowijo.

1. Sejarah Pemerintahan Desa

a. Kondisi Umum Desa

1) Batas Wilayah

: Batas Wilayah Desa BandilanAdalah

a) Sebelah utara : Desa Grujukan &

Desa Ramban Kulon

b) Sebelah Timur : Desa Ramban Kulon

& Desa Palalangan

c) Sebelah Selatan : Desa Penang

d) Sebelah Barat : Desa Sempol dan

desa Klekean

40
b. Luas wilayah

LuaswilayahBandilanadalah : 824.893 Ha

: Terdiridari

1) Tanah sawah : 235.174 H

2) Tanah pekarangan / pemukiman : 124.658 H

3) Tanah tegalan : 247.340 H

4) Fasilitasumum ( pasar, sekolah,dll ) : 55.606 H

5) Lain – lain :

162.115 H

c. Kependudukan

1) Total jumlahpendudukDesaBandilanadalah 5389Jiwa

2) Total jumlahKK :2172 KK

3) Rincianjumlahpenduduk

a) Laki – laki : 2652 jiwa

b) Perempuan : 2868 jiwa

d. Wilayah AdminitrasiPemerintahanDesa

1) Secara umum wilayah Administrasi desa / kelurahan

terdiri dari wilayah dusun / lingkungan,

: RW dan RT dengan rincian sebagai berikut

Jumlah RT Jumlah RW NamaDusun / Lingkungan No

9 4 Krajan 1

41
10 4 Prengtale 2

13 5 Plalangan 3

8 3 Taman Arum 4

8 4 Grunggungan 5

e. Sarana Prasarana Desa

KondisisaranaprasaranadesaBandilansecaragarisbesaradalahsebagaiberikut

VOLUME / JUMLAH JENIS SARANA PRASARANA NO

1 BalaiDesa / Kelurahan 1

8 SekolahDasar / SD / MI 2

- SLTP 3

- SLTA 4

- PerguruanTinggi 5

1 Polindes 6

- Puskesmas 7

- Rumahsakit 8

- Jalanpropinsi 10

- JalanKabupaten 11

42
1 JalanKecamatan 12

3 Jalandesa ( aspal ) 13

1 Jalandesa ( Tanah ) 14

5 Jalandesa ( makadam / telford ) 15

1 Lapangan 16

- Terminal 17

- Perkantoran 18

- Pasar 19

11 Masjid / Mushola 20

- Gereja /21

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH DESA BANDILAN

KEPALA DESA BPD


SUWANDI
YUDIYANTO

SEKRETARIAT
SUPARDI

KAUR PEMBANGUNAN KASI KESOS


SEKSI PEMERINTAHAN SUJIBNO IDRUS SAMSI URUSAN PERENCANAAN, URUSAN KEUANGAN KAUR UMUM
AHMAD JUFRI ARYANTO FAIS UBAIDILLAH
SUARMI

KEPALA
KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA
DSUN GRUNGGUNGAN
DUSUN KRAJAN DUSUN PRENG TALI DUSUN PLALANGAN DUSUN TAMAN ARUM
SUTIRTO ATO WINARNO 43
NUR HOLIS M SUHAWI
FAUSI
Secara umum pelayanan pemerintah Desa Bandilan kepada

masyarakat cukup memuaskan. Dalam beberapa sesi wawancara langsung

dengan masyarakat Desa Bandilanyang dipilih secara acak, terungkap

bahwa dalam memberikan pelayanan pengurusan administrasi

kependudukan, pertanahan dan lain-lain dikerjakan dengan cepat dan

dilayani selama 24 jam, baik pelayanan pada jam kerja di kantor maupun

di luar jam kerja di rumah kepala desa, sekretaris desa atau perangkat desa

lainnya.

2. Gambaran Umum Demografis

Desa Bandilandengan luas wilayah± 8.24893ha merupakan salah

satu desa di Kecamatan Prajekan Kabupaten Bondowoso.

a. Batas wilayah Desa Bandilan:

1) Sebelah Utara : Desa Grujugan kec. Cermee

2) Sebelah Selatan : Desa Penang Kec. Botolinggo

3) Sebelah Timur : Desa Ramban Kulon Dan Desa

Plalangan

4) Sebelah Barat : Desa Sempol dan Klekean

b. Topografi dengan bentang wilayah berombak sampai

berbukit.

1) Curah hujan : 1.490 mm

44
2) Jumlah bulan hujan : 6 bulan

3) Suhu rata-rata harian : 30ºC

4) Tinggi tempat : 23 m dpl.

5) Luas wilayah Desa Bandilan± 824. 893 ha terdiri dari:

235.174ha :  Tanah sawah

247.340ha :  Tanah Kering (tegal)

ha 124.658 :  Permukiman

- :  Tanah Perkebunan

ha 3 :  Tanah Kuburan

- :  Tanah HutanLindung

- :  Tanah HutanKonversi

ha 55.606 :  FasilitasUmum ( Sekolah, Pasar,

dll

ha 115 .612 :  Tanah Lainnya

3. Keadaan Sosial Budaya

c. Kependudukan

Berdasarkan Data Administrasi Pemerintah Desa, jumlah

penduduk yang tercatat secara administrasi, jumlah total 5389

jiwa. Dengan rincian penduduk berjenis kelamin laki-laki

berjumlah 2582 jiwa, sedangkan berjenis kelamin perempuan

45
berjumlah 2807 jiwa. Berkaitan dengan data jumlah penduduk

dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :

4. Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Desa BANDILAN Tahun 2019

)%( Prosentase Jumlah Jenis Kelamin .No

47,9% 2582 Laki-laki 1.

52,1% 2807 Perempuan 2.

100% 5389 Jumlah

Sumber : Buku Administrasi Desa BandilanKecamatan Prajekan , Tahun 2019

Keadaan kependudukan di Desa Bandilandilakukan identifikasi

jumlah penduduk dengan menitikberatkan pada klasifikasi usia dan jenis

kelamin. Untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan deskripsi

tentang jumlah penduduk di Desa Bandilanberdasarkan usia dan jenis

kelamin secara detail dapat dilihat dalam Tabel 2 berikut ini :

5. Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia

Desa BandilanTahun 2019

Prosentase Jum Laki- Kelompok


Perempuan .No
)%( lah laki Usia

8,2 441 245 196 0–6 1.

46
11,3 608 306 302 7 – 15 2.

4 218 123 95 16 – 18 3.

8,3 447 231 216 19 – 24 4.

17,7 955 536 419 25 – 39 5.

13 702 363 349 40 – 49 6.

12,9 699 368 341 50 – 59 7.

24,6 1329 655 664 >60 8.

100% 5.389 2.807 2.582 Jumlah

Sumber : Buku Administrasi Desa BandilanKecamatan Prajekan , Tahun 2019

Dari total jumlah penduduk Desa Bandilan, yang dapat

dikategorikan kelompok rentan dari sisi kesehatan mengingat usia, yaitu

penduduk yang berusia >56 tahun. Jumlah yang paling banyak 17,7%

adalah antara usia 25 Sampaidengan 39

jumlahpendudukusiaproduktifyaitudari usia 19 – 59 tahun sejumlah52 %.

Dari usia >60 tahun tersebut jumlah penduduk berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 12,3 % dan perempuan ada 12,1%. Sedang pada usia 0-

4 tahun, yang berjenis kelamin laki-laki 3,6 % dan perempuan 4,5%.

Penduduk usia produktif pada usia antara 19-59 tahun di Desa

BANDILAN jumlahnya cukup signifikan, yaitu2803 jiwa atau 52 % dari

47
total jumlah penduduk. Terdiri dari jenis kelamin laki-laki 47,9

%,sedangkan perempuan 52,1 %.

Dari data tersebut diketahui bahwa jumlah laki-lakiatau Wanita

usia produktif lebih banyak. Dengan demikian sebenarnya Perempuan usia

produktif di Desa Bandilandapat menjadi tenaga produktif yang cukup

signifikan untuk mengembangkan usaha-usaha produktif diharapkan

semakin memperkuat ekonomi masyarakat, sementara ini masih bertumpu

kepada tenaga produktif dari pihak LakiLaki.

6. Mata pencaharian Pokok

Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Bandilan

dapat teridentifikasi ke dalam beberapa bidang mata pencaharian, seperti :

petani, buruh tani, PNS/TNI/POLRI, karyawan swasta, pedagang,

wiraswasta, pensiunan, buruh bangunan/tukang, peternak. Jumlah

penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan tabulasi data tersebut teridentifikasi, di Desa

Bandilanjumlah penduduk yang mempunyai mata pencaharian ada 88%.

Dari jumlah tersebut, kehidupannya bergantung di sektor pertanian, ada

68% dari total jumlah penduduk.

Jumlah ini terdiri dari Buruh tani terbanyak, dengan 55,3% dari

jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau 88 % dari total jumlah

penduduk. Petani sebanyak 13,5% dari jumlah penduduk yang mempunyai

pekerjaan atau 88% dari total jumlah penduduk.

48
Terbanyak ketiga adalah Tidak Mempunyai Mata Pencaharian

Tetap Dengan 11% dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau

88,8 % dari total jumlah penduduk. Sementara penduduk yang lain

mempunyai mata pencaharian yang berbeda-beda, ada yang berprofesi

sebagai PNS, TNI, POLRI, pedagang, karyawan swasta, sopir, wiraswasta,

tukang bangunan, peternak dan lain-lain

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

7. Desa BandilanTahun 2019

Prosentase

dari Total Jumlah Jumlah Jenis Pekerjaan .No

Penduduk

63,1 % 2700 Petani 1.

16,3 % 700 Buruh tani 2.

0,4 % 19 PNS/TNI/POLRI 3.

1,3 % 56 Karyawan swasta 4.

0,7 % 32 Pedagang 5.

-% - Wirausaha 6.

0,3 % 15 Pensiunan 7.

1,7 % 75 Tukang bangunan 8.

49
0,1 % 6 Peternak 9.

15,7 % 673 Lain-lain/tidak tetap 10.

100 % 4.276 Jumlah

Sumber : Dari data survey potensi ekonomi Desa Bandilan, Desember

2019

Dengan demikian dari data tersebut menunjukkan bahwa warga

masyarakat di Desa Bandilan memiliki alternatif pekerjaan selain sektor

buruh tani dan petani. Setidaknya karena kondisi lahan pertanian mereka

sangat tergantung dengan curah hujan alami. Di sisi lain, air irigasi yang

ada tidak dapat mencukupi untuk kebutuhan lahan pertanian di Desa

Bandilansecara keseluruhan terutama ketika musim kemarau. Sehingga

mereka pun dituntut untuk mencari alternatif pekerjaan lain

8. Kondisi Kesehatan

Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Desa Bandilan Kecamatan

Prajekan masih kurang terjamin mengingat di Desa Bandilan hanya ada 1

perawat dan 1 Bidan Desa yang sampai saat ini tidak memiliki gedung

PONKESDES Sendiri hanya menumpang di Kantor Desa.

Masyarakat masih banyak yang tidak memiliki jamban dan masih

sering mandi ke sungai, masalah posyandu ada 8 pos yang ada di desa

50
bandilan cukup aktif setiap bulan di masing – masing pos, dan sering

memberikan pmt dan pemeriksaan serta imunisasi yang di pandu oleh satu

orang bidan desa.

9. Pendidikan

Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat

kesejahteraan dan tingkat perekonomian. Dengan tingkat pendidikan yang

tinggi maka akan mendongkrak tingkat ketrampilan. Tingkat ketrampilan

juga akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan. Dan pada

gilirannya mendorong munculnya lapangan pekerjaan

barusehinggaakanmembantu program pemerintah untuk pembukaan

lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran. Di bawah ini yang

menunjukkan tingkat rata-rata pendidikan warga Desa Bandilan.

a. Belum Sekolah : 352orang

b. Pernah sekolah SD tapi tidak tamat : 1893 orang

c. Tamat SD / sederajad : 2417 orang

d. Tamat SLTP / sederajad : 374 orang

e. Tamat SLTA / Sederajad : 320 orang

f. Tamat D1 : - orang

g. Tamat D2 : 16 orang

h. Tamat D3 : - orang

i. Tamat S1 : 72 orang

j. Tamat S2 : 5 orang

51
k. Tamat S3 : 1 orang

l. Jumlah Sekolah TK : 6 unit

m. JumlahSekolah PAUD : 7 unit

n. Jumlah sekolah SD / sederajad : 6unit

o. Jumlah sekolah SLTP/ sederajad : 0 unit

p. Jumlah sekolah SLTA/ sederajad : 0 unit

q. Jumlah sekolah PT : 0 unit

Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh menunjukkan bahwa di

Desa Bandilankebanyakan penduduk usia produktif hanya memiliki bekal

pendidikan formal pada level pendidikan dasar 44,8% dan pendidikan

menengah - SLTP dan SLTA – 11,9%. Sementara yang dapat menikmati

pendidikan di Perguruan Tinggi hanya 1,4 %. Dan terdapat 1893 jiwa atau

35,1% tidak tamat SD.

10. Kondisi Infrastruktur Jalan Desa

Jalan Desa Bandilan terbagi menjadi 5jenis yaitu jalan aspal, jalan

Paving, Jalan Telford, Rabat Beton dan Jalan tanah.Sedangkan jalan aspal

yang panjangnya+ 6 km, dengan 5 km jalan yang sudah baik dan ada 1 km

jalan aspal yang kondisinya sangat memprihatinkan dan

perluperbaikan.Jalan Paving kondisinya masih bagus, namun untuk jalan

pertanian masih ada yang berupa jalan tanah yang perlu dilakukan

pembangunan walaupun jalan pertanian sudah ada sebagian yang dibangun

jalan telford.

52
VISI DAN MISI PEMERINTAH DESA BANDILAN

VISI DESA BANDILAN :“MENJADIKAN DESA BANDILAN YANG

AMAN,ADIL,SEJAHTERA, MAKMUR DAN BERSOLAWAT”

1. MISI DESA BANDILAN

1 Mewujudkan pembangunan Insfrakstruktur Ekonomi Dan

Lingkungan Hidup

2 Mewujudkan Kesejahteraan Dan Kemasyarakatan

3 Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat Desa

4 Meningkatkan Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

A. Pembahasan

1. Alasan suami mengizinkan istrinya menjadi tenaga kerja wanita

Bisa membantu perekonomian keluarga, kebutuhan rumah tangga

bisa di sangga berdua.

Memang suami adalah kepala rumah tangga yang memiliki

tanggung jawab memenuhi kebutuhan rumah tangga, namun di zaman

yang moderen sekarang kebutuhan rumah tangga dirasa tidak cukup

jika hanya sang suami yang memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

Dimasa sekarang biaya hudup sangat mahal aplagi jika pekerjaan

sang suami tidak tetap sehingganya kebutuhan hidupnya tidak

tercukupi, jika sang istri juga ikut bekerja, maka sang istri bisa

membantu suaminya menyelesaikan masalah tersebut, karena istri juga

53
bisa ikut serta mencukupi kebutuhan keluarga, dengan penghasilan

yang demilikinya.

2. Alasan yang mempengaruhi istri bekerja menjadi tenaga kerja

wanita (TKW) keluar negri.

Berdasarkan wawanca dengan anggota keluarga dari para tenaga kerja

wanita di kecamatan cermee kabupaten bondowoso, bahwa melihat dari

fonomena yang di alami penulis khususnya dengan keadaan ekonomi

tenaga kerja wanita(TKW) ada beberapa factor yang melatar

belakanginya, diantaranya adalah:

a. Pendidikan rendah dan kurangnya pengalaman

Dikarenakan pendidikan para tenaga kerja wanita (TKW)

sangat minim, serta kurangnya pengalaman mengenai usaha

mandiri maka wajar bila mereka tergerak untuk menjadi tenaga

kerja wanita (TKW).

b. Tergiur dari upah dan gaji yang lebih besar dibandingkan kerja di

dalam negri.

c. Perbedaan gaji yang sangat jauh inilah yang membuat istri rela

meninggalkan keluarganya dirumah dalam jangka waktu yang

sangat lama. Dengan gaji yang demikian mereka sangat tercukupi

kebutuhan keluarganya.

d. Adanya pengaruh lingkungan, teman dan dorongan dari keluarga.

Pengaru dari dorongan keluarga sangat mendominasi dalam

memotifasi para tenga kerja wanita (TKW) baik adanya dorongan

54
dari kerabat dekat maupun dari keluarga itu sendirisehingga

membuat para tenaga kerja wanita (TKW) menjadi mendaftarkan

diri menjadi tenaga kerja wanita (TKW). Mulai dari terburu-

burunya ingin punya rumah mewah yang sejajar dengan

tetangganya sampai dengan keninginan mempunyai sepeda yang

bagus untuk anaknya. Maka dari itu pengaruh keluarga menjadi

salah satu faktor para istri menjadi tenaga kerja wanita (TKW)

keluar negri.

e. Adanya persaingan dalam kesejahteraan keluarga.

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap

keluarga yang telah menjadi tenaga kerja wanita (TKW), mereka

ingin mempunyai keluarga yang sejah tera dengan perekonomian

yang lumrah sekarang. Apalagi factor generasi melihat rumah

maupun kendaraan baru dari tetangganya mereka ingin sejajar

dengannya bahkan ingin melampawi batas yang mereka juga

miliki, meskpun dengan ijazah yang pas-pasan dan pengalaman

kerja yang kurang, maka jalan satu-satunya adalah menjadi tenaga

kerja wanita (TKW).

Maka tidak heran jika dalam suatu keluarga dalam kondisi

ekonomi yang memenuhi kebutuhan keluaganya menciptakan daya

saing untuk menciptakan ekonomi yang dipandang lebih mapan.

Apalagi faktor ginerasi tersebut seolah-olah membuat keluarga

55
termotifasi untuk bersaing dalam mewujudkan materi seperti

rumah, kendaran, dan lain-lain.

3. Pendekatan sadd adz-dzari’ah terhadap tenaga kerja wanita

(TKW)

Sebagaimana halnya dengan qiyas, dilihat dari aspek aplikasinya,

sadd adz-dzari’ah merupakan salah satu metode pengambilan keputusan

hukum (istinbath al-hukm) dalam Islam, sebagian ulama ada yang

menempatkannya dalam deretan dalil-dalil syara’ yang tidak disepakati

oleh ulama. Ditempatkannya dzari’ah sebagai salah satu dalil dalam

menetapkan hukum meskipun diperselisihkan penggunaannya,

mengandung arti bahwa meskipun syara’ tidak menetapkan secara jelas

mengenai hukum suatu perbuatan, namun karena perbuatan itu

ditetapkan sebagai wasilah dari suatu perbuatan yang dilarang secara

jelas, maka hal ini menjadi petunjuk atau dalil bahwa hukum wasilah

itu adalah sebagaimana hukum yang ditetapkan syara’ terhadap

perbuatan.

‫َو اَل َيْض ِر ْبَن ِبَاْر ُج ِلِهَّن ِلُيْع َلَم َم ا ُيْخ ِفْيَن ِم ْن ِز ْيَنِتِهَّن‬
‘’Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan

yang mereka sembunyikan’’.

Hukum asal wanita memukulkan kaki di tanah itu boleh, namun

karena menyebabkan perhiasannya yang tersembunyi dapat diketahui

orang, sehingga akan menimbukkan rangsangan bagi yang melihat dan

56
mendengar, apalagi jika dilakukan di hadapan laki-laki yang bukan

mahromnya sehingga bisa menjadi fitnah antara laki-laki dan wanita

tersebut, maka perbuatan itu pun dilarang oleh Allah Ta'ala.21

Penjelasan ayat tersebut sama dengan yang penulis teliti yang pada

dasarnya hukum wanita bekerja di perbolehkan, namun pendekatan

qo’idah yang yang bebunyi sadd adz-dzari’ah mengemukakan bahwa

berdasarkan penelitian yang penulis teliti bahwa tenaga kerja wanita

lebih baik tidak di lakukan, karena lebih banya mafsadahnya dari pada

maslahahnya seperti ko’idah fikih yang berbunyi:

‫َدْر ُء اْلَم َفاِس ْد ُم َقِد ُم َع َلى َج َلِب اْلَم َص اِلْح‬

“Menolak keburukan (mafsadah) lebih diutamakan daripada meraih

kebaikan” (maslahah).22 “Apabila kaidah itu Selain berbaur yang

haram dengan yang halal, maka yang haram mengalahkan yang halal. 23

Maka dari itu bekerja keluar negri itu tidak di perbolehka oleh koidah

tersebut, karena diluar sana tidak ada yang tahu apakah mereka

melakukan perkara yang diperbolehkan syari’at atau yang di larang,

maka qo’idah fiqih ini melakukan pendekatan dengan

mempertimbangkan maslahah dan mafsadahnya. harus dihindari, juga

keyakinan pada perkara yang akan membawa kerusakan.

Adapun secara logika, ketika seseorang membolehkan suatu

perbuatan, maka seharusnya ia juga membolehkan segala hal yang akan


21
Wahbah zuhaili Al wajiz fi usuli-l-fiqh. Hal:109 lihat juga amir syarifuddin, usul-fiqh, 401
22
Imam Tajuddin Abdul Wahab bin ‘Aliyyi Ibnu ‘abdi-l-Kafi Assubki , Al Asybah Wa-l-nadzhair,
(Beirut, Lubnan:Dar Kitab ‘Ilmiyah, 1991) Jilid 1, 105
23
Abdurrahman bin Abi Bakar Al Suyuti, Al Asybah Wa-l-Nadzair, (islamic book, 2010) 68

57
mengantarkan kepada hal tersebut. Begitupun sebaliknya, jika

seseorang melarang suatu perbuatan, iapun melarang segala hal yang

bisa mengantarkan kepada perbuatan tersebut. Seperti pendapat Ibnu

Qayyim, bahwa, “ketika Allah melarang suatu hal, maka Allah pun

akan melarang dan mencegah segala jalan dan perantara yang bisa

mengantarkan kepadanya. Hal itu untuk menguatkan dan menegaskan

pelarangan tersebut. Namun jika Allah membolehkan segala jalan dan

perantara tersebut, tentu hal ini bertolak belakang dengan pelarangan

yang telah ditetapkan”.24

24
Muhammad Bin abi Bakar Ayyub Azzar’i Abu Abdillah Ibnul Qayyim Al Jauzi, I’lamul Muqi’in,
496

58
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari sekian banyak pembahasan yang penulis paparkan pada bab ini

penilis menyimpulkan bahwa:

1. Alasan suami memperbolehkan istrinya bekerja keluar ialah karena

kondisi di zaman sekarang memang sangat menekankan pada

masyarakat yang ekonominya menengah kebawa jadi karena

keputusannya istrinya sudah membulatkan untuk bekerja keluar maka

mau tidak mau dengan kondisi ekonominya yang minim suaminya

harus mengizinkannya dan rela menanggung sesuatu yang akan terjadi

nanti.

2. Selain itu istri juga mempunyai alasan yang masuk akal kenapa sang

istri harus bekerja keluar, alasan tersebut tidak jau beda dengan alasan

sang suami hanya saja alasan sang istri lebih rinci selain itu cita-citanya

yang lebih besar dalam membangun rumah tangga yang dipandang

sama dengan yang lain.

3. Dari studi kasus yang penulis teliti maka penulis melakukan pendekatan

antara studi kasus dan qoidah ’’sad adz-dzari’’. Saddu Dzari’ah adalah

mencegah segala sesuatu yang menjadi jalan menuju kerusakan.Oleh

karena itu, apabila ada perbuatan baik yang akan mengakibatkan

59
terjadinya kerusakan, maka hendaklah perbuatan yang baik itu dicegah

agar tidak terjadi kerusakan.

Menurut penulis qo’idah tersbut sangatlah cocok untuk di dekatkan

kepada kasus yang penulis teliti agar suami dan istri tidak sembarang

mengambil keputusan.

B. SARAN

1. Kepada suami harus mempertimbangkan atau memahami terhadap apa

yang akan terjadi ketika istri menjadi tenaga kerja wanita (TKW), agar

tidak terjadi sesuatu yang di inginkan.

2. Kepada istri hendaknya tidak terlalu mengambil pembicaraan orang

lain yang menyebabkan dirinya terjerumus kepada kehidupan yang

serba merasa kekurangan.

60
DAFTAR RUJUKAN

(Q.S, AL-An’am:108)

Abdullah.2012 migrasi dan lapangan kerja .jakarta:media global

Abdurrahman bin Abi Bakar Al Suyuti, Al Asybah Wa-l-Nadzair, 2010

(islamic book,) 68

Abidin,slamet2001 fiqih munakahat .bandung:pustaka setia.

Al Andalusi, Ali bin Ahmad bin Hazm,Al Ihkam fi Usuli-l-Ahkam,jilid 6.

Al Zuhayli,Wahbah, 1999 Al wajiz Fi Usuli-l-fiqh,Damaskus, Suriyah :Dar-

lfikr,

Usul Fiqh Al Islami, Damaskus, Suriyah :Dar-l- Fikr , jilid 1

amir syarifuddin, usul-fiqh, 401

amzah2016-2021 Data demogrifi ke camatan cermee kabupaten bondowoso

Asy-sya’rawi, syekh mutawalli, 2009 fiqih perempuan(muslimah) Jakarta.

Imam Tajuddin Abdul Wahab bin ‘Aliyyi Ibnu ‘abdi-l-Kafi Assubki , Al

Asybah Wa-l-nadzhair, 1991 (Beirut, Lubnan:Dar Kitab ‘Ilmiyah,) Jilid 1,

105

Istiadah, 1999.pembagian kerja rumah tangga dalam islam . Jakarta .

61
Istibsyaroh, 2004.hak-hak perempuan jakara :teraju.

Muhammad Bin abi Bakar Ayyub Azzar’i Abu Abdillah Ibnul Qayyim Al

Jauzi, I’lamul Muqi’in, 496

Muhammad Hisyam, 1985 Sadd al Dzari’ah fi Al Syari’ah Al

Islamiyyah, Damaskus: Dar-l- Fikr

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, 16

Wahbah zuhaili Al wajiz fi usuli-l-fiqh. Hal:109

Yunus, 2010: 358

62
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya:

Nama :Faial Basri

NIM :201718903008

Progam :strata 1

Institusi :Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Darul Falah Bondowoso

Dengan sungguh-sunggh menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah

penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang di rujuk

sumbernya.

Bondowoso, okttober 2021

Saya yang menyatakan,

Faisal Basri

63
HASIL WAWANCARA

64
LAMPIRAN

65
PEDOMAN PENELITIAN

A. Pedoman Observasi

1. Keadaan dan kondisi ekonomi masyarakat desa Bandilan Kecamatan

prajekan Kabupaten Bondowoso.

2. Keadaan dan kondisi sosial masyarakat desa Bandilan Kecamatan

prajekan Kabupaten Bondowoso.

B. Pedoman Wawancara

1. Suami

a. apa alasan anda memperbolehkan sang istri bekerja menjadi tenaga

kerja wanita(TKW)?

b. Apa saja faktor-fakto yang menyebabkan sang istri bekerja keluar

menjadi tenaga kerja wanita (TKW)?

c. Bagaimana dampak positif dan dampak negatif yang anda rasakan

selama di tinggal sang istri?

C. Pedoman Dokumentasi

1. Profil Bandilan Kecamatan prajekan Kabupaten Bondowoso.

66
RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama lengkap Faisal Basri, dilahirkan di Bondowoso, tepatnya

di Desa Bandilan Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso pada tanggal 01

Juni 1999, pasangan bapak Marwan dan Ibu Nurmiati, merupakan anak kedua

dari anak pertama.Peneliti memulai pendidikan formalnya di TK DARUL

HIKMAH Desa sempol 04 dan lulus pada tahun 2004, kemudian melanjutkan ke

MI Raudlatul Falah Kranang Ramban Wetan, lulus pada tahun 2010, kemudian

mondok di PP. Darul Falah Ramban Kulon pada tahun 2010 dan memulai

pendidikan formalnya di MTs. Darul Falah, lulus pada tahun 2013. Kemudian

melanjutkan pada MA. Darul Falah, lulus pada tahun 2016. Selanjutnya peneliti

melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Darul Falah yang

kebetulan sekali tepat setelah peneliti menyelesaikan pendidikannya di MA. Darul

Falah pada tahun 2016. Dan karena hal itulah peneliti menjadi salah satu

mahasiswa angkatan 1 di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Darul Falah. Selain

pendidikan formal peneliti juga menyelesaikan pendidikan nonformalnya sebelum

mondok di PP. Darul Falah, yaitu di MD Babus Salam, kemudian MD. Darul

Falah Ramban Kulon dan lulus pada tahun 2017 .

67

Anda mungkin juga menyukai