S,
Nama: DY
Umur: 48 Tahun
Suku: Batak
Agama: Islam
Keluhan badan lemas dialami pasien sejak 1 hari ini. Keluhan ini dialami pasien terus menerus dan tidak
berkurang dengan istirahat. Selain itu pasien juga mengalami penurunan nafsu makan disertai mual (+)
namun muntah (-) disangkal. Pasien juga mengeluhkan hoyong (+).Keluhan batuk, sesak nafas, nyeri
dada, jantung berdebar-debar dan nyeri perut tidak dialami pasien. Selain itu pasien merasa berat
badannya menurun dalam 2 bulan terakhir disertai perasaan haus yang terus-menerus dan BAK yang
sering. BAB dalam batas normal.
Temperatur: 36,7C
Trombosit: 384.000
Hematokrit: 39.5 %
MCV: 70,6 fl
MCH: 29,5 pg
Eosinofil: 0,1 %
Basofil: 0,3 %
Neutrofil: 72,7 %
Monosit: 9 %
Ureum: 26 mg/dl
Diabetes melitus adalah kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat menghasilkan insulin yang
cukup atau tidak dapat menggunakan insulin dan didiagnosis dengan mengamati peningkatan kadar
glukosa dalam darah.
Insulin adalah hormon utama yang diproduksi di pankreas dan diperlukan untuk mengangkut glukosa
dari aliran darah ke sel-sel tubuh di mana glukosa digunakan sebagai energi. Kurangnya, atau
ketidakefektifan insulin pada seseorang dengan diabetes melitus menyebabkan glukosa tetap beredar di
dalam darah. Seiring waktu, kadar glukosa dalam darah yang tinggi (dikenal sebagai hiperglikemia)
menyebabkan kerusakan banyak jaringan di dalam tubuh, yang menyebabkan berkembangnya
komplikasi kesehatan yang mengganggu dan mengancam jiwa. Kadar glukosa darah normal pada saat
puasa adalah ≤ 126 mg/dL dan dua jam setelah makan adalah ≤ 200 mg/dL.
Diabetes melitus tipe 1 disebabkan karena kerusakan sel B autoimun, sehingga menyebabkan penderita
kekurangan insulin secara menetap. Diabetes melitus tipe 2 biasanya terjadi pada usia setelah 45 tahun
dan jumlah penderitanya sekitar 90-95% dari semua kasus diabetes. Ada beberapa faktor risiko yang
dapat menyebabkan diabetes melitus tipe 2, meskipun etiologi spesifik tidak diketahui dan kerusakan
autoimun b-sel tidak terjadi. Faktor risiko tersebut adalah usia, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik.
Golongan antidiabetik oral yang dapat diberikan kepada penderita diabetes mellitus, yaitu:
a. biguanid
b. sulfonilurea
c. non sulfonilurea
d. α-Glucosidase inhibitor
e. tiazolidinedion.
f. DPP-IV inhibitor
a.
Diagnosis Diabetes Melitus pada pasien ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang
telah dilakukan. Dijumpai KGD ad random pasien 451mg/dl. Lalu dilakukan pemeriksaan tambahan
berupa pemeriksaan gula puasa, Dijumpai hasil GDP pasien 206mg/dl. Hasil HbA1c pasien: 13,1%.
p.
Pasien dengan riwayat DM tidak terkontrol, menggunakan terapi Metformin dan Glimepiride. Hasil
HbA1c pasien 13,1%. Terapi yang diberikan saat ini ialah:
Bed rest
Metformin 2 x 500mg
Candesartan 1x8mg
Spironolactone 1x25mg
Pasien diizinkan pulang berobat jalan pada hari ke 3 rawatan. Pasien diedukasi mengenai diet DM dan
cara penggunaan insulin.