Anda di halaman 1dari 10

HANDOUT URIE BRONFENBRENNER’S ECOLOGICAL SYSTEM

THEORY

Dosen Pengampu
Hermeilia Megawati, M.A.

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Amanda Aulia 1801620073
Dwi Jayanti 1801620034
Fathia Fanindita 1801620060
Feltta Chaniago 1801620041
Ghina Safira Claudia Hrp 1801620040
Mutiarani Mukarromah Hidayah 1801620125
Kirana Azzahra 1801620179
Putri Devrina Syahrial 1801620072
Syifa Klarissa Putri 1801620042

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
I. Profil Singkat Urie Bronfenbrenner
Urie Bronfenbrenner adalah salah satu psikolog anak paling tersohor di dunia.
Bronfenbrenner merupakan pelopor bidang studi terkait dengan perilaku anak-anak pada
lingkungan sehari-harinya seperti keluarga, sekolah, lingkungan pertemanan, hingga
komunitas. Beliau juga merupakan seorang Profesor Emeritus pada bidang perkembangan
manusia dan psikologi di Universitas Cornell. Beliau lahir di Moskow, Rusia pada 29 April
1917 dan wafat pada 26 September 2005 di usia 88 tahun. Ayah dari Bronfenbrenner adalah
seorang dokter bagian gangguan perkembangan dan hal tersebut menginspirasinya untuk
turun ke bidang anak dan keluarga pada berbagai setting budaya. Bronfenbrenner memiliki
karya lebih dari 300 artikel serta 14 buku yang bergerak di bidang ekologi pada perkembangan
manusia. Urie Bronfenbrenner mendapat gelar doktor dari Universitas Michigan pada tahun
1942. Psikolog tersebut juga sempat masuk ke dalam lingkup militer untuk misi rahasia
bersama dengan Kurt Lewin.
Pada tahun 1948, Bronfenbrenner tergabung pada Universitas Cornell dan mengabdi
selama hampir 60 tahun di sana. American Psychological Association juga memberi
penghargaan kepadanya sebagai salah satu ilmuwan terkemuka yang memiliki kemampuan
luar biasa dalam mempraktikkan teori-teorinya. Beliau terinspirasi untuk mengkombinas ika n
berbagai konsentrasi bidang, mulai dari psikologi, sosiologi, antropologi, dan sebagainya
untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan anak, hingga kemudian mencetuskan teori
ekologi pada perkembangan manusia. Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian-penelit ia n
yang dilakukan oleh Urie Bronfenbrenner menyorot kekuatan antara satu individu dengan
individu lainnya yang berpengaruh pada bagaimana outcome dari kehidupannya (Brendtro,
2006).
II. Teori Urie Bronfenbrenner
Teori yang dikemukakan oleh Bronfenbrenner banyak diketahui sebagai teori sistem
bioekologi. Satu diantara semua teori paling awal yang dibahas oleh Urie Bronfenbrenner
adalah Ecology Model of Human Development, teori ini merupakan salah satu teori teratas
yang dijadikan referensi pada perkembangan anak (O’Toole, Hayes, & Halpenny, 2019).
Tulisan yang dibuat oleh Bronfenbrenner kemudian direvisi terkait teori ekologisnya, hasilnya
adalah model bioekologis yang memberikan keunggulan dalam proses proksimal serta
hubungan antara konteks maupun karakteristik individu (Ashiabi & O’Neal, 2015). Berdasar
dari kepercayaan Bronfenbrenner yakni pembelajaran akan terjadi ketika adanya interaksi
sosial, di mana hal tersebut berarti bahwa teori ini dapat diaplikasikan pada pembelajaran
siswa (Lau & Ng, 2014). Di sisi lain, kerja keras Bronfenbrenner ini juga didasari oleh dua
pilar utama, yaitu terbatasnya studi yang lebih adaptif serta tuntutan dari para politisi yang
tertarik pada pembuatan kebijakan publik terkait dengan anak-anak, orang dewasa, beserta
keluarganya (Rosa & Tudge, 2013)
Bronfenbrenner mendefinisikan teori ekologis ini sebagai studi terkait dengan
perkembangan manusia pada konteks lingkungan (Bronfenbrenner, 1974, dalam Vélez-
Agosto, 2017), Pada artikelnya, Sontag (1996) menyatakan bahwa konteks penelitian terkait
dengan perkembangan pada lingkungan rumah, sekolah, hingga komunitas telah banyak
dikembangkan pada ekologi psikologi. Identifikasi perbedaan kritis antara lingkungan serta
proses pengembangan manusia merupakan pengembangan teoritis pertama setelah publikasi
model (Morales, da Agra, & Matsuno, 2019). Dalam hal ini, pandangan dari Urie
Bronfenbrenner menggambarkan gambaran dasar terkait bagaimana perkembangan manusia
terjadi. Terdapat dasar pada teori Ekologi Bronfenbrenner, yaitu (1) Adanya interaksi diantara
individu serta sistem yang berbeda adalah mekanisme utama guna berkembangnya manusia
(2) sifat hubungan antar individu dan lingkungannya merupakan dua arah serta keduanya
sangat berpengaruh bagi satu sama lain (3) perkembangan seseorang bervariasi, tergantung
pada individu, waktu, serta interaksi mereka, adanya opini ini membuat perbedaan
karakteristik yang sangat terlihat karena setiap pihak mempunyai tempat tinggal yang berbeda
serta melaksanakan proses interaksi yang beragam. Ettekal dan Mahoney (2017) juga
berpendapat bahwa perbedaan yang ada mampu terlihat pada empat faktor, yaitu (1) Individu,
(2) konteks, (3) proses, dan (4) waktu.
Teori Bronfenbrenner mempromosikan model multidimensi untuk menafsirkan
pengaruh keluarga, lingkungan, hingga dalam lingkaran yang jauh lebih besar seperti ekonomi
negara dan politik, hingga cara memahami perjalanan hidup manusia sejak anak-anak hingga
dewasa. Pada teori Bronfenbrenner juga diketahui bahwa kerangka ekologi membolehkan
seseorang menganalisis informasi terkait individu serta menafsirkan hubungan sistemik dari
waktu ke waktu. Teori ini memahami perkembangan individu, terkhusus perkembangan anak-
anak serta remaja dalam konteks jaringan relasi (web of relationships). Maka dari itu, teori ini
merupakan suatu perspektif serta kerangka (framework ) berpikir guna memahami berbagai
konteks relasi maupun pengaruhnya dalam membentuk kaum muda.
Dibandingkan dengan memberikan pengenalan yang miskin ataupun bias terkait
remaja sebagaimana stereotip populer, teori ini akan membantu pelayan kaum muda agar
mampu memiliki pengenalan yang lebih kaya dan holistik terkait remaja dikarenakan teori
Bronfenbrenner menggambarkan adanya perkembangan pada remaja tentu perlu dilihat dalam
konteks jaringan relasi yang ada di sekitar remaja tersebut. Berlandaskan teori Bronfenbrenner
pula, keluarga remaja juga merupakan entitas yang terdapat pada sistem budaya yang lebih
luas.
Teori Bronfenbrenner memberikan kerangka kerja yang komprehensif guna
memeriksa perkembangan manusia dalam kaitannya dengan individu yang sedang
berkembang serta faktor-faktor kontekstual maupun ekologis yang mempengaruhi
kapasitasnya untuk berubah (Lee & Martinek, 2013). (Rosa & Tudge, 2013) mengungkapkan
bahwa teori ini memberikan gambaran terkait perkembangan manusia sejak awal sebagai
individu berkembang yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh lingkungan.
Teori bioekologi yang dikemukakan oleh Bronfenbrenner mengenai perkembangan
manusia merupakan salah satu kerangka kerja teoritis yang cukup atau paling dikenal luas,
setidaknya di berbagai disiplin ilmu dan pada bidang praktek dalam ilmu sosial. Misalnya,
pada bidang pendidikan usia dini, teori Bronfenbrenner ini telah digunakan berulang
setidaknya selama lebih dari 20 tahun (Harkonen, 2007). Teori Bioekologi dari
Bronfenbrenner (2005) yang menyebutkan interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya
berperan terhadap perkembangan individu. Perkembangan individu bukan hanya dipengaruhi
oleh lingkungan terdekat (mikrosistem), namun juga lingkungan yang lebih luas (mesosistem
dan makrosistem).
Perkembangan lebih lanjut dari teori Bronfenbrenner pada tahun 1977 adalah
memperluas serangkaian sistem yang lebih kompleks yang saling bergantung satu sama lain.
Adapun lingkungan ekologis berkembang menjadi sebuah struktur. Di mana strukturnya
sekarang disebut sebagai sistem mikro, mesosystem, exosystem, dan makrosistem. Pada tahun
1990-an terdapat serangkaian revisi penting lainnya dalam teori Bronfenbrenner, bernama
general ecological model atau paradigma bioekologi (Bronfenbrenner & Ceci, 1994). Seiring
dengan terjadinya proses proksimal, adapun revisi yang dibuat adalah untuk beberapa sistem
dan yang baru ditambahkan. Yang ditambahkan adalah chronosystem yang menyinggung
perubahan atau konsistensi dari waktu ke waktu dari karakteristik orang dan lingkungan
(Bronfenbrenner, 1999). Berikut adalah penjelasan dari masing-masing lapisan:
a. Mikrosistem
Pada lapisan ini, terdiri dari kepribadian individu, kepercayaan, dan temperamen.
Interaksi yang terjadi pada lingkup mikro ini bersifat sehari-hari dan cenderung face-to-
face, yakni keluarga ataupun lingkungan sekitar rumah. Interaksi yang intens antara
individu dengan orang-orang pada lapisan ini akan sangat berpengaruh pada
perkembangan perilaku individu itu sendiri.
b. Mesosistem
Lapisan ini merupakan lapisan level kedua pada teori ekologi. Secara sederhananya,
Bronfenbrenner menyampaikan bahwa mesosistem adalah sistem dari beberapa
mikrosistem, di mana interaksi antar mikrosistem akan membentuk mesosistem. Pada
level ini, sekolah menjadi salah satu aspek yang sangat berpengaruh, terlebih bagi anak-
anak.
c. Eksosistem
Lapisan eksosistem ini sederhananya dapat dijelaskan sebagai variabel atau aspek
di mana individu tidak terlibat langsung di dalamnya, namun dapat berpengaruh kepada
individu itu sendiri secara langsung maupun tidak langsung. Contoh sederhana adalah
lingkungan kerja orang tua yang apabila membuat suasana emosi orang tua tersebut
menjadi buruk, maka berpotensi untuk berpengaruh pada bagaimana orang tua tersebut
berperilaku kepada anak di rumah.
d. Makrosistem
Makrosistem terdefinisi sebagai keseluruhan budaya dan struktur sosial. Lapisan-
lapisan yang lebih kecil berkemungkinan besar juga terpengaruh oleh makrosistemnya itu
sendiri, dikarenakan budaya dan struktur sosial dapat menjadi tekanan bagi keluarga untuk
berperilaku. (Crawford, 2020)
Revisi penting lainnya yang dibuat adalah pada deskripsi sistem mikro. Yang
dikatakan bahwa hal tersebut terdiri dari pola kegiatan dalam pengaturan langsung, akan tetapi
saat ini ada beberapa kegiatan yang digambarkan melibatkan interaksi dengan fitur simbolis,
yaitu seperti interaksi dengan orang, objek, dan simbol (Bronfenbrenner, 1995b). Dia juga
menyatakan bahwa "agar interaksi timbal balik terjadi, objek dan simbol di lingkungan
terdekat harus dari jenis yang mengundang perhatian, eksplorasi, manipulasi, elaborasi, dan
imajinasi" (Bronfenbrenner, 1999, hal. 6).
III. Ringkasan
Salah satu psikolog anak paling populer di dunia adalah Urie Bronfenbrenner. Beliau
mempelopori bidang studi mengenai perilaku anak-anak dalam kehidupan sehari-harinya,
dengan meliputi keluarga, sekolah, lingkungan pertemanan, hingga komunitas. Lebih lanjut
Bronfenbrenner memiliki karya lebih dari 300 artikel serta 14 buku yang bergerak di bidang
ekologi pada perkembangan manusia. Dengan berdasarkan kepiawaiannya dalam
mempraktikkan teori-teorinya beliau terinspirasi untuk mengkombinasikan berbagai
konsentrasi bidang, mulai dari psikologi, sosiologi, antropologi, dan lain sebagainya guna
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan anak, hingga kemudian mencetuskan teori ekologi
pada perkembangan manusia.
Salah satu teori yang paling awal dibicarakan oleh Bronfenbrenner adalah Ecology
Model of Human Development, dimana Bronfenbrenner menjadikan teori ini sebagai referensi
pada perkembangan anak (O’Toole, Hayes, & Halpenny, 2019). Namun Bronfenbrenner
merevisi teori ekologisnya dengan memberikan hasil bahwa model bioekologis yang
memberikan keunggulan dalam proses proksimal serta hubungan antara konteks maupun
karakteristik individu (Ashiabi & O’Neal, 2015). Lebih lanjut teori Ecology Model of Human
Development merupakan sebuah perspektif dan kerangka (framework ) berpikir yang
bertujuan untuk memahami berbagai konteks relasi maupun pengaruhnya dalam membentuk
kaum muda. Dengan adanya teori ini, terbantunya pelayan kaum muda guna dapat memiliki
pengenalan yang lebih kaya dan holistik terkait remaja, sebab teori Bronfenbrenner
memperlihatkan bahwa perkembangan pada remaja harus dilihat dari konteks hubungannya
dengan sekitar. Dengan begitu keluarga remaja juga merupakan entitas yang terdapat pada
sistem budaya yang lebih luas.
Pada tahun 1977 Bronfenbrenner mengembangkan serangkaian sistem yang lebih
kompleks yang saling terkait satu sama lain. Adapun lingkungan ekologis berkembang
menjadi sebuah struktur yang disebut sebagai sistem microsystem, mesosystem, exosystem,
dan macrosystem. Seiring dengan terjadinya proses proksimal, adapun revisi yang dibuat
adalah untuk beberapa sistem dan yang baru ditambahkan, yakni chronosystem yang
menyinggung perubahan atau konsistensi dari waktu ke waktu dari karakteristik orang dan
lingkungan (Bronfenbrenner, 1999). Revisi penting lainnya yang dibuat adalah pada deskripsi
sistem mikro. Yang dikatakan bahwa hal tersebut terdiri dari pola kegiatan dalam pengaturan
langsung, akan tetapi saat ini ada beberapa kegiatan yang digambarkan melibatkan interaksi
dengan fitur simbolis seperti interaksi dengan orang, objek, dan simbol (Bronfenbrenner,
1995b).
LATIHAN DAN EVALUASI

1. Bronfenbrenner tergabung pada Universitas Columbia sejak tahun 1948. (Benar/Salah)


2. Teori Bronfenbrenner memahami perkembangan anak-anak dan remaja dalam konteks
jaringan relasi (web of relationship). (Benar/Salah)
3. Bronfenbrenner menjelaskan bahwa perkembangan pada remaja harus dilihat dari konteks
hubungannya dengan sekitar. (Benar/Salah)
4. Interaksi individu dengan lingkungannya memiliki peran terhadap perkembangan individu.
(Benar/Salah)
5. Lingkungan terdekat seseorang disebut dengan makrosistem (Benar/Salah)
GLOSARIUM

A
American Psychological : Organisasi ilmiah dan profesional yang mewakili psikolog di
Amerika Serikat
Association

B
Bioekologi : Ilmu yang mempelajari hubungan atau interaksi makhluk hidup
dengan lingkungan hidupnya

C
Chronosystem : Sistem lingkungan yang sepanjang masa dalam kehidupan anak,
yang termasuk pula perubahan gaya sepanjang masa dalam
kehidupan

D
Deskripsi : Pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan
terperinci

E
Ekologi : Ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan
(kondisi) alam sekitarnya (lingkungannya)

Eksplorasi : Penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan


lebih banyak (tentang keadaan)

Elaborasi : Penggarapan secara tekun dan cermat

Entitas : Satuan yang berwujud

F
Framework : Kerangka kerja yang digunakan untuk membangun suatu sistem

H
Holistik : Cara pandang yang menyeluruh atau secara keseluruhan

I
Identifikasi : Proses pengenalan, menempatkan objek atau individu dalam suatu
kelas sesuai dengan karakteristik tertentu

K
Karakteristik : Karakteristik mengacu kepada lingkungan fisik, sosial, dan
budaya di sekitar individu dan sifat-sifat untuk yang dimiliki
individu itu sendiri.

L
Lingkungan : Aspek dalam kehidupan individu yang dapat mempengaruhi
perkembangan individu tersebut.
M
Makrosistem : Lingkungan yang lebih luas dan lebih jauh yang dapat
mempengaruhi individu, seperti budaya dan nilai-nilai sosial.

Mesosistem : Hubungan antara individu dengan berbagai lingkungan


terdekatnya yang dapat mempengaruhi perkembangan individu/

P
Proksimal : Proses yang terjadi dalam jarak dekat atau kontak langsung
dengan individu, seperti interaksi sosial dan pengaruh langsung
yang dirasakan.

R
Relasi : Lingkungan sosial dan interaksi yang melibatkan individu dan
dapat membentuk kepribadian individu.

S
Stereotip : Suatu etika dalam suatu individu atau kelompok yang memiliki
penilaian yang buruk terhadap individu atau kelompok lain, yang
kemudian akan mengakibatkan prasangka yang merupakan
pandangan negatif terhadap individu atau kelompok lainnya, dan
akhirnya akan mengakibatkan diskriminasi.
Struktur
: Pengaturan dan pengorganisasian unsur-unsur yang saling terkait
dalam suatu objek material atau sistem, atau objek atau sistem yang
terorganisasi.

T
Teoritis : Identifikasi teori-teori yang dijadikan sebagai landasan berpikir
untuk melaksanakan suatu penelitian atau dengan kata lain untuk
mendeskripsikan kerangka referensi atau teori yang digunakan
untuk mengkaji permasalahan.
REFERENSI

Brendtro, L. K. (2006). The vision of Urie Bronfenbrenner: Adults who are crazy about kids.
Reclaiming children and youth, 15(3), 162. https://www.researchgate.net/profile/Larry-
Brendtro/publication/234721190_The_Vision_of_Urie_Bronfenbrenner_Adults_Who_Are_Cr
azy_about_Kids/links/5e20b793299bf1e1fab7f40e/The-Vision-of-Urie-Bronfenbrenner-
Adults-Who-Are-Crazy-about-Kids.pdf
Christian, I. (2022). Remaja dalam Budaya Keluarga: Kontribusi Teori Urie Bronfenbrenner bagi
Pelayanan Kaum Muda. BIA': Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual, 5(1), 15-32.
Crawford, M. (2020). Ecological systems theory: Exploring the development of the theoretical
framework as conceived by Bronfenbrenner. J Pub Health Issue Pract, 4(2).
https://doi.org/10.33790/jphip1100170
Dharma, D. S. A. (2022). Membaca Peran Teori Ekologi Bronfenbrenner dalam Menciptakan
Lingkungan Inklusif di Sekolah. Special and Inclusive Education Journal (SPECIAL), 3(2),
115-123.
Kinanthi, M. R., Grasiaswati. N. & Trenawaty. Y. (2020). Resiliensi pada mahasiswa di Jakarta:
Menilik peran komunitas. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 9(2).
Lau, J., & Ng, K.-M. (2014). Conceptualizing the counseling training environment using
Bronfenbrenner’s Ecological Theory. International Journal for the Advancement of
Counselling, 36(4), 423–439. doi:10.1007/s10447-014-9220-5
Perdana, R. (2020). Perkembangan kognitif dalam Islam dan model bioekologi urie bronfenbrenner
untuk hidup di era revolusi 4.0.
Rosa, E. M., & Tudge, J. (2013). Urie Bronfenbrenner’s Theory of Human Development: Its
evolution from ecology to bioecology. Journal of Family Theory & Review, 5(4), 243–258.
doi:10.1111/jftr.12022
Sontag, J. C. (1996). Toward a comprehensive theoretical framework for disability research:
Bronfenbrenner Revisited. The Journal of Special Education, 30(3), 319-344.
https://doi.org/10.1177/002246699603000306
Vélez-Agosto, N. M., Soto-Crespo, J. G., Vizcarrondo-Oppenheimer, M., Vega-Molina, S., & García
Coll, C. (2017). Bronfenbrenner’s bioecological theory revision: Moving culture from the
macro into the micro. Perspectives on Psychological Science, 12(5), 900–910.
doi:10.1177/1745691617704397

Anda mungkin juga menyukai