Anda di halaman 1dari 7

Resume Materi 04

Dinasti: Al-Murabitun, Al-Muwahhhidun, Idrisiyah, Aghlabiyah,

Samaniyah, Safariyah, Tulun, Hmadaniyah, Buwaihi, Saljuk,

Ayyubiyah, Delhi, Mamluk Mesir

1. Dinasti Al-Murabitun
Dinasti Al-Murabitun atau Almoravid adalah sebuah dinasti Islam abad ke-11 yang
berpusat di wilayah Maroko dan Al-Andalus (Spanyol dan Portugal saat ini). Dinasti ini
didirikan oleh seorang pemimpin agama bernama Abdullah ibn Yahya pada tahun
1040-an. Dinasti Al-Murabitun didirikan sebagai reaksi terhadap perkembangan
pemikiran liberal dan kecenderungan beragama yang lebih longgar pada masa itu.
Pada masa pemerintahan dinasti Al-Murabitun, wilayah Maroko dan Al-Andalus
mengalami kemakmuran dan kemajuan dalam berbagai bidang, seperti ekonomi,
seni, dan arsitektur.
Pada masa pemerintahan dinasti Al-Murabitun, wilayah Maroko dan Al-Andalus
mengalami kemakmuran dan kemajuan dalam berbagai bidang, seperti ekonomi,
seni, dan arsitektur. Namun, pada abad ke-12, dinasti Al-Murabitun mulai mengalami
kemunduran akibat perpecahan di antara para penguasanya dan serangan dari
bangsa Almohad yang lebih kuat. Pada akhirnya, dinasti Al-Murabitun runtuh pada
tahun 1147 dan digantikan oleh dinasti Almohad. Meskipun begitu, warisan dan
pengaruh dinasti Al-Murabitun terus berlanjut pada masyarakat Muslim di Maroko
dan Al-Andalus.
2. Dinasti al-Muwahhidun
Dinasti Al-Muwahhidun atau Almohad adalah sebuah dinasti Islam yang didirikan
pada abad ke-12 di Maroko dan Al-Andalus (Spanyol dan Portugal saat ini). Dinasti ini
didirikan oleh seorang pemimpin agama bernama Ibn Tumart pada tahun 1120-an.
Dinasti Al-Muwahhidun menjadi kuat pada masa pemerintahan Abu Yusuf Yaqub al-
Mansur pada pertengahan abad ke-12. Di bawah kepemimpinannya, dinasti ini
berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga mencakup sebagian besar Al-
Andalus dan Aljazair saat ini.
Pada masa pemerintahan Al-Mansur, dinasti Al-Muwahhidun membangun
beberapa karya arsitektur yang terkenal, seperti Menara Koutoubia di Marrakesh,
Maroko. Namun, pada akhir abad ke-12, dinasti Al-Muwahhidun mengalami
kemunduran akibat pemberontakan lokal dan serangan dari bangsa Kristen. Pada
akhirnya, dinasti ini runtuh pada tahun 1269 dan digantikan oleh dinasti Marinid.
Meskipun begitu, warisan dan pengaruh dinasti Al-Muwahhidun tetap terlihat pada
masyarakat Muslim di Maroko dan Al-Andalus.
3. Dinas Idrisiyah
Dinasti Idrisiyah adalah sebuah dinasti Islam yang didirikan pada abad ke-8 di
Maroko dan menjadi pionir dalam pembentukan kerajaan independen pertama di
Afrika Utara. Dinasti ini didirikan oleh Idris bin Abdullah, seorang keturunan Nabi
Muhammad yang berasal dari keluarga Hasan bin Ali. Dinasti Idrisiyah
mengembangkan Maroko sebagai pusat kebudayaan dan keagamaan. Mereka
membangun kota-kota baru, seperti Fes dan Marrakesh, yang menjadi pusat kegiatan
keagamaan dan perdagangan. Selain itu, dinasti ini juga memperkenalkan sistem
pendidikan Islam dan menyediakan dukungan finansial bagi para ulama dan
cendekiawan.
Di bawah pemerintahan dinasti Idrisiyah, Maroko mencapai masa kejayaannya
sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan di Afrika Utara. Mereka mengadopsi
berbagai inovasi di bidang pertanian, perdagangan, industri, dan memperluas
pengaruh kekuasaannya hingga ke wilayah Andalusia. Namun, pada akhir abad ke-11,
dinasti Idrisiyah mengalami kemunduran akibat perselisihan internal dan serangan
dari bangsa Almoravid yang lebih kuat. Pada akhirnya, dinasti ini runtuh pada tahun
1160 dan digantikan oleh dinasti Almohad. Meskipun begitu, warisan dan pengaruh
dinasti Idrisiyah terus berlanjut pada masyarakat Maroko hingga saat ini.
4. Dinasti Aghlabiyah
Dinasti Aghlabiyah adalah dinasti yang berkuasa di wilayah Ifriqiya (sekarang
bagian dari Tunisia, Aljazair, dan Libya) dari tahun 800-909 M. Dinasti ini didirikan
oleh Ibrahim ibn al-Aghlab, seorang gubernur yang diangkat oleh Khalifah Abbasiyah
pada masa itu. Pada awalnya, Dinasti Aghlabiyah bertanggung jawab untuk
melindungi wilayah Ifriqiya dari serangan Viking dan Bizantium. Namun, mereka
kemudian memperluas kekuasaannya ke Sisilia dan bahkan menaklukkan wilayah-
wilayah di Spanyol selatan.
Selama masa pemerintahan Dinasti Aghlabiyah, wilayah Ifriqiya menjadi pusat
kebudayaan dan perdagangan yang penting di dunia Islam. Mereka juga membangun
banyak struktur dan monumen, termasuk masjid-masjid, istana, dan benteng-
benteng. Namun, pada akhirnya Dinasti Aghlabiyah melemah karena tekanan dari
berbagai kelompok seperti Fatimiyah dan suku-suku Berber. Pada tahun 909 M,
Dinasti Aghlabiyah akhirnya digulingkan oleh suku Berber dan digantikan oleh dinasti
yang baru. Meskipun demikian, pengaruh Dinasti Aghlabiyah tetap terlihat hingga
saat ini, terutama dalam arsitektur dan seni Islam di Tunisia.
5. Dinasti Samaniyah
Dinasti Samaniyah (875-999 M) adalah sebuah dinasti yang memerintah di wilayah
Khorasan (sekarang termasuk Iran, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Afghanistan).
Dinasti ini didirikan oleh seorang pemimpin militer bernama Saman Khuda pada awal
abad ke-9 M. Dinasti Samaniyah merupakan dinasti Persia yang memerintah di
bawah kekuasaan Khurasan selama hampir dua abad. Dinasti ini juga dikenal sebagai
pendukung agama Islam dan memiliki kebijakan toleransi terhadap agama-agama
lain yang dianut oleh rakyatnya.
Selama masa pemerintahan Dinasti Samaniyah, Khorasan menjadi pusat
kebudayaan, perdagangan, dan seni. Mereka membangun banyak infrastruktur,
termasuk jalan-jalan, jembatan, bendungan, dan masjid-masjid yang megah. Namun
pada akhir abad ke-10 M, Dinasti Samaniyah mulai mengalami kemerosotan karena
serangan dari bangsa Turk. Pada tahun 999 M, dinasti ini akhirnya runtuh dan wilayah
kekuasaannya dikuasai oleh Kekaisaran Ghaznavi yang didirikan oleh Sultan Mahmud.
Meskipun demikian, Dinasti Samaniyah tetap dianggap sebagai periode yang penting
dalam sejarah Khorasan dan peradaban Islam di Asia Tengah.
6. Dinasti Safariyah
Dinasti Safariyah atau Safawiyah (1501-1722) adalah sebuah dinasti yang
memerintah di Iran selama hampir dua abad. Dinasti ini didirikan oleh seorang
pemimpin sufi yang bernama Shah Ismail I pada tahun 1501 M. Dinasti Safariyah
dikenal sebagai masa keemasan Iran karena mereka berhasil mempersatukan
sebagian besar wilayah Iran yang sebelumnya terpecah-pecah menjadi beberapa
negara kecil. Selama masa kekuasaan mereka, Iran menjadi pusat seni, budaya, dan
ilmu pengetahuan di dunia Islam.
Dinasti Safariyah juga terkenal karena seni dan budayanya. Mereka mendukung
seni sastra, seni lukis, seni musik, dan seni arsitektur. Arsitektur masa Dinasti
Safariyah sangat mencolok dengan gaya bangunan yang megah dan kaya akan hiasan-
hiasan yang indah. Namun, pada akhir abad ke-17, Dinasti Safariyah mengalami
kemerosotan dan sering terlibat konflik dengan negara-negara tetangga. Pada tahun
1722 M, dinasti ini akhirnya runtuh dan dijatuhkan oleh pasukan Utsmaniyah.
Meskipun demikian, Dinasti Safariyah tetap dianggap sebagai periode yang penting
dalam sejarah Iran dan peradaban Islam di dunia.
7. Dinasti Tulun
Dinasti Tulun adalah sebuah dinasti yang memerintah di Mesir dan Suriah pada
abad ke-9 Masehi. Dinasti ini didirikan oleh Ahmad ibn Tulun pada tahun 868 M dan
berkuasa hingga tahun 905 M. Selama masa pemerintahannya, Ahmad ibn Tulun
berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga mencakup Palestina dan sebagian
kecil wilayah Hijaz. Ia juga membangun kota baru bernama al-Qata'i dan
memperindah kota-kota lain di Mesir dan Suriah. Dinasti Tulun dikenal karena
kebijakan-kebijakan ekonomi dan sosialnya yang pro-rakyat.
Di bidang seni dan budaya, Dinasti Tulun dikenal karena mendukung seni kaligrafi
dan seni arsitektur. Mereka membangun masjid-masjid megah dan istana-istana yang
indah. Namun, setelah Ahmad ibn Tulun meninggal pada tahun 884 M, Dinasti Tulun
mengalami kemerosotan dan melemah secara bertahap. Pada akhirnya, pada tahun
905 M, dinasti ini digulingkan oleh Dinasti Abbasiyah dan Mesir kembali berada di
bawah kekuasaan pusat di Baghdad. Meskipun demikian, Dinasti Tulun tetap
dianggap sebagai periode penting dalam sejarah Mesir dan peradaban Islam di Timur
Tengah.
8. Dinasti Hamadaniyah
Dinasti Hamdaniyah (890-1004) adalah sebuah dinasti yang memerintah di
wilayah utara dan timur laut Yaman selama hampir dua abad. Dinasti ini didirikan
oleh seorang pangeran dari suku Hamdan bernama Ali ibn Abdullah pada tahun 893
M. Pada awalnya, Dinasti Hamdaniyah hanya memerintah di wilayah sekitar kota
San'a di Yaman utara. Namun, mereka berhasil memperluas wilayah kekuasaannya
hingga mencakup wilayah Oman dan Hijaz di Arab Saudi. Selama masa kekuasaannya,
Dinasti Hamdaniyah menjadi kekuatan besar di wilayah Arab.
Dinasti Hamdaniyah dikenal sebagai dinasti yang sangat mencintai seni dan
budaya. Meskipun Dinasti Hamdaniyah berhasil mencapai masa kejayaannya, mereka
mengalami kemerosotan pada abad ke-10 M. Serangan dari kerajaan-kerajaan
tetangga seperti Kerajaan Abbasiyah dan Kerajaan Himyar, serta persaingan antar
suku-suku Arab menjadi penyebab dari kehancuran Dinasti Hamdaniyah pada tahun
1004 M. Meskipun begitu, warisan mereka tetap dikenang hingga kini, terutama
dalam bidang seni, ilmu pengetahuan, dan arsitektur.
9. Dinasti Buwaihi
Dinasti Buwaihi (945-1055) adalah sebuah dinasti yang memerintah di Iran, Irak,
dan sebagian wilayah Arab pada abad ke-10 dan ke-11 M. Dinasti ini didirikan oleh
dua bersaudara, yakni Ali ibn Buya dan Hasan ibn Buya, yang merupakan pemimpin
suku Daylam. Pada awalnya, Dinasti Buwaihi adalah pasukan bayaran dari
Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad. Namun, kemudian mereka memberontak dan
berhasil merebut kekuasaan di wilayah-wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh
Abbasiyah.
Selama masa pemerintahannya, Dinasti Buwaihi berhasil memperluas wilayah
kekuasaannya hingga mencakup seluruh Irak, Khuzestan, dan sebagian wilayah Arab
Saudi dan Kuwait. Namun, pada abad ke-11 M, Dinasti Buwaihi mengalami
kemerosotan. Mereka terlibat dalam persaingan kekuasaan dengan Dinasti Seljuk,
dan akhirnya kekuasaan mereka berakhir pada tahun 1055 M ketika Dinasti Seljuk
berhasil merebut kekuasaan di wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh Dinasti
Buwaihi.
10. Dinasti Saljuk
Dinasti Saljuk (1040-1194) adalah sebuah dinasti Muslim yang didirikan oleh
Tughril Beg pada tahun 1040 M. Dinasti ini berpusat di Persia dan menguasai wilayah
yang luas yang meliputi sebagian besar Asia Barat, Asia Tengah, dan Timur Tengah
pada masa pemerintahannya. Dinasti Saljuk didirikan oleh Tughril Beg, seorang
komandan militer dari suku Oghuz Turk, yang memimpin pasukan untuk membantu
mengatasi krisis politik di Kekhalifahan Abbasiyah. Setelah berhasil memulihkan
kekuasaan Kekhalifahan Abbasiyah, Tughril Beg mendirikan dinasti Saljuk dan
menetapkan ibu kotanya di Isfahan, Iran.
Selama masa kekuasaannya, Dinasti Saljuk mencapai kejayaannya dan dikenal
sebagai periode yang makmur dan maju dalam sejarah Islam. Namun, pada akhirnya
Dinasti Saljuk juga mengalami kemerosotan. Persaingan kekuasaan antara anggota
keluarga Dinasti Saljuk melemahkan kekuatan mereka, dan invasi Mongol pada abad
ke-13 M menyebabkan Dinasti Saljuk runtuh dan digantikan oleh berbagai negara dan
kekuatan baru. Meskipun begitu, Dinasti Saljuk tetap dikenang sebagai periode yang
penting dalam sejarah Islam dan sejarah dunia, karena kontribusi mereka, terutama
dalam memperluas wilayah kekuasaan Muslim di wilayah Asia Barat dan Timur
Tengah.
11. Dinasti Ayyubiyah
Dinasti Ayyubiyah (1171-1260) adalah sebuah dinasti Muslim yang didirikan oleh
Salahuddin al-Ayyubi atau dikenal juga sebagai Saladin. Dinasti ini berpusat di Mesir
dan menguasai wilayah-wilayah di Timur Tengah dan Afrika Utara pada masa
kekuasaannya. Selama masa kekuasaannya, Dinasti Ayyubiyah mencapai kejayaannya
dan dikenal sebagai periode yang makmur dan maju dalam sejarah Islam. Salahuddin
dan Dinasti Ayyubiyah berhasil menegakkan kembali kekuasaan Muslim di wilayah
Timur Tengah dan Afrika Utara, serta menjalin hubungan diplomatik dengan
kekuatan-kekuatan Eropa.
Namun, pada akhirnya Dinasti Ayyubiyah juga mengalami kemerosotan.
Persaingan kekuasaan antara anggota keluarga Dinasti Ayyubiyah melemahkan
kekuatan mereka, dan invasi Mongol pada abad ke-13 M menyebabkan Dinasti
Ayyubiyah runtuh dan digantikan oleh berbagai negara dan kekuatan baru. Meskipun
begitu, Dinasti Ayyubiyah tetap dikenang sebagai periode penting dalam sejarah
Islam dan sejarah dunia, karena kontribusi mereka dalam memperkuat kekuasaan
Muslim di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara, serta memajukan berbagai bidang
seperti ekonomi, ilmu pengetahuan, dan seni dan budaya.
12. Dinasti Delhi
Dinasti Delhi adalah sebuah dinasti Muslim yang memerintah di wilayah India
Utara dari abad ke-13 hingga abad ke-16 M. Dinasti ini didirikan oleh Qutbuddin
Aibak, seorang jenderal dari Kesultanan Ghurid yang merebut wilayah Delhi pada
tahun 1206 M. Selama masa kekuasaannya, Dinasti Delhi mengalami masa keemasan
dan kemerosotan. Beberapa sultan Dinasti Delhi dikenal sebagai penguasa yang
mampu memperluas wilayah kekuasaan, membangun infrastruktur dan memajukan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Di bawah kepemimpinan Sultan Muhammad bin
Tughlaq (1325-1351 M), Dinasti Delhi mengalami perluasan wilayah kekuasaan yang
paling besar dan pemerintahan mereka mencapai puncaknya.
Dinasti Delhi kemudian mengalami kemerosotan akibat invasi oleh Mongol dan
kemerosotan ekonomi. Wilayah kekuasaan Dinasti Delhi kemudian diambil alih oleh
Kekaisaran Mughal pada abad ke-16 M. Selama masa kekuasaannya, Dinasti Delhi
juga memberikan dampak signifikan terhadap sejarah dan kebudayaan India. Dinasti
Delhi menghadirkan pengaruh kebudayaan Islam di India dan memperkenalkan
arsitektur Islam, seperti Taj Mahal, yang menjadi ikon kebudayaan India hingga kini.
Selain itu, Dinasti Delhi juga memberikan kontribusi pada bidang ilmu pengetahuan,
seperti matematika, astronomi, dan kedokteran.
13. Mamluk Mesir
Dinasti Mamluk Mesir, juga dikenal sebagai Dinasti Bahri (1250-1382 M), adalah
dinasti Muslim yang berkuasa di Mesir dan wilayah sekitarnya pada abad ke-13
hingga ke-14. Dinasti ini didirikan oleh para jenderal Mamluk, yang merupakan budak
yang dibeli dan dilatih untuk menjadi prajurit. Dinasti Mamluk Mesir didirikan setelah
Mamluk merebut kekuasaan dari Dinasti Ayyubiyah pada tahun 1250 M. Selama
masa kekuasaannya, Dinasti Mamluk Mesir berhasil mempertahankan wilayah Mesir
dari serangan bangsa Mongol dan memperluas wilayah kekuasaan mereka hingga ke
wilayah Palestina, Suriah, dan Irak.
Pada masa kekuasaan Dinasti Mamluk Mesir, terjadi kemajuan dalam bidang seni,
arsitektur, sastra, dan ilmu pengetahuan. Namun, meskipun Dinasti Mamluk Mesir
berhasil mempertahankan wilayah mereka dari serangan asing dan mengalami
kemajuan dalam bidang kebudayaan, mereka juga mengalami konflik internal dan
seringkali berseteru antara satu sama lain. Pada akhirnya, Dinasti Mamluk Mesir
diakhiri oleh invasi dari Kekaisaran Utsmaniyah pada tahun 1517 M, yang mengambil
alih kekuasaan di Mesir dan mengakhiri masa Dinasti Mamluk Mesir.

Anda mungkin juga menyukai