Anda di halaman 1dari 2

4.

2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pegamatan diketahui bahwa pembuatan biogas berbahan
dasar feses sapi berhasil dibuat hal ini dapat dilihat adanya penambahan diameter
balon yang dijadikan indikasi keberhasilan yang mana pada tiga hari pertama
ukuran diameter balon yaitu 3,5 dan pada hari ke enam diameter balon menjadi
13,5. Menurut Ramdiana (2019), dalam proses pembentukan biogas terkadang
mengalami penghambatan peningkatan produksi, hal ini dikarenakan oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah suhu atau temperatur, pH, serta adanya penambahan
substrat dan lain lain.
Proses pembuatan biogas di pengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya
adalah temperatur dalam digester, bahan baku yang digunakan, pengadukan, serta
starter. Temperatur optimum bakteri metanogenik berkisar 27-36 °C. Pada proses
pembuatan biogas, bahan baku pada digester dapat mengendap pada dasar digester
dan membentuk kerak. endapan kerak ini dapat menghambat produksi biogas
dimana pengadukan termasuk ke dalam faktor penentu produksi biogas karena
mencegah substrat atau bahan pembuatan biogas mengalami pengendapan dalam
digester. Menurut Wicaksono (2019), pada penelitian ini kami ingin membuat
biogas dengan sistem batch. Bahan baku yang digunakan merupakan campuran
kotoran sapi, air dan EM4 dengan variasi tertentu.
Suhu memiliki pengaruh pada proses pembentukan biogas. Suhu yang
berada didalam digester antara 27°C-31°C. Menurut Lubis et al. (2019), pada suhu
mesofilik proses pembentukan metan dalam digester berlangsung dengan baik.
Keadaan bahan baku kering dengan tingkat kadar air tertentu mempunyai pengaruh
terhadap proses produksi biogas yang baik kualitasya untuk digunakan.
Proses pengadukan dapat menggeser waktu produksi biogas menjadi satu
sampai dua hari lebih awal dibanding reaktor yang tidak dilakukan pengadukan
Maka dengan melakukan pengadukan akan membuat proses fermentasi maksimal
karena bahan baku biogas menjadi homogen. Apabila tidak ada pengadukan akan
terdapat endapan pada dasar tangki dan akan terbentuk busa pada permukaan yang
akan menyulitkan keluarnya gas. Menurut Adelia dan Sandra (2020), kandungan
air dalam substrat dan homogenitas sistem juga mempengaruhi proses kerja
mikroorganisme. Karena kandungan air yang tinggi akan memudahkan proses

Universitas Sriwijaya
penguraian,sedangkan homogenitas sistem membuat kontak antar mikroorganisme
dengan substrat menjadi lebih intim.
Selain mempunyai rasio C/N yang optimal sebagai bahan baku biogas,
terdapat bakteri metanogenik pada kotoran sapi yang mampu menghasilkan metana.
Starter juga berpengaruh terhadap biogas yang dihasilkan. Salah satunya adalah
EM4. Efective Microorganise 4 adalah bakteri yang memiliki fungsi untuk
mempercepat proses degradasi bahan organik. EM4 berbentuk cairan yang di
dalamnya mengandung 90% bakteri Lactobacillus sp (bakteri penghasil asam
laktat) pelarut fosfat, bakteri fotosintetik, Streptomyces sp, jamur pengurai selulosa
dan ragi. Menurut Wicaksono (2019), EM4 merupakan suatu tambahan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan zat-zat makanan karena bakteri yang terdapat dalam
EM4 dapat mencerna selulose, pati, gula, protein, lemak.
Proses fermentasi anaerob limbah cair sampai menghasilkan biogas
dibutuhkan lima bakteri kelompok fisiologi yang semuanya terlibat pada seluruh
proses fermentasi. Menurut Lubis et al. (2019), untuk mengasilkan gas methan
untuk mengubah polisakarida menjadi metan melibatkan lima bakteri utama
kelompok fisiologi pada seluruh proses. Bakteri-bakteri tersebut, yaitu bakteri
selulolitik atau bakteri hidrolitik, bakteri fermentative, bakteri asam asetat
(acetogen), bakteri yang menghasilkan H2 dan mengoksidasi asam lemak, dan
bakteri metanogenik (metanogen).
Pada proses pembuatan biogas yang telah dilakukan sebelumnya terdapat
kegagalan yaitu ditandai dengan tidak mengembangnya balon yang dipasang di
mulut bolot yang berisi bahan pembuatan biogas. Menurut Griapon (2021), hasil
analisis kualitatif menunjukkan bahwa penyebab kegagalan sebuah sistem biogas
terdiri dari masalah kegagalan proses, kegagalan komponen secara fisik, dan faktor
manusia.
Biogas dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. Umumnya, biogas
yang dikompresi dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan. Selain itu, biogas
juga digunakan sebagai pengganti gas alam. Menurut Oktavia (2018), Teknologi
biogas sebagai bahan bakar alternatif yang dapat menggantikan kayu bakar, minyak
tanah. Biogas merupakan pengolahan limbah peternakan menjadi bahan bakar
alternatif yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai