Anda di halaman 1dari 85

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen dan organisasi merupakan dua hal yang tidak bisa

dipisahkan. Organisasi merupakan kesatuan dari dua atau lebih orang atau

kelompok tertentu untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan manajemen

merupakan seni dan ilmu dalam mengelola suatu hal agar tujuan yang

diinginkan tercapai dengan efektif dan efisien. Organisasi dalam hal ini adalah

sebagai objek yang dituju sedangkan manajemen adalah sebagai alat yang

dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi tanpa

manajemen merupakan suatu hal yang mustahil akan tercapai tujuan yang

diinginkan secara efektif dan efisien. Manajemen secara luas diartikan sebagai

proses dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan serta

mengevaluasi sesuatu yang direncanakan agar tercapai tujuan yang diinginkan

tercapai dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu sebuah perusahaan harus

menerapkan manajemen yang baik sehingga organisasi menjadi baik pula.

Organisasi yang baik dapat terwujud apabila komponen-komponen di

dalamnya berfungsi secara maksimal. Suatu organisasi yang baik terdapat

fungsi-fungsi manajerial yaitu: planning, organizing, actuating, dan

controlling. Masing-masing fungsi saling berkaitan dan merupakan satu

kesatuan yang tidak terpisahkan. Suatu organisasi akan mencapai tujuan

dengan baik apabila mampu merencanakan program-program secara matang

dengan memperhitungkan masa yang akan datang dan melaksanakan rencana

1
yang telah dibuat. Perencanaan dalam suatu organisasi merupakan proses

dasar dalam manajemen untuk merumuskan tujuan dan cara mencapainya,

sehingga perencanaan memegang peranan yang lebih besar dibanding fungsi

manajemen lainnya. Semakin besar bentuk organisasi menuntut kemampuan

manajemen yang lebih baik, terutama kemampuan teknis, karena semua

pekerjaan dalam organisasi tidak dapat dilakukan sendiri.

Setiap organisasi memerlukan pengelolaan yang baik dan benar,

sehingga pengelolaan dan manajemen organisasi layak untuk dipelajari.

Beberapa manfaat mempelajari dan memperluas pengetahuan tentang

beberapa teori, konsep, proses, teknik, dan mekanisme manajemen yaitu dapat

mengembangkan keterampilan dan menerapkan konsep manajemen pada

situasi tertentu, membantu meningkatkan kesejahteraan hidup serta

menghapus keterbelakangan manajerial. Manajemen yang baik dibutuhkan

untuk semua tipe kegiatan dalam organisasi, baik organisasi besar maupun

kecil. Suatu organisasi yang telah menerapkan manajemen yang sehat dan baik

dapat menjadi salah satu contoh atau model pengelolaan bagi perusahaan-

perusahaan lain.

Penerapan fungsi-fungsi manajemen oleh sebuah perusahaan atau

organisasi, akan menimbulkan efek positif terhadap kalancaran organisasi.

Salah satunya yaitu pembenahan dalam kualitas pelayanan kepada publik.

Pembenahan ini mewujudkan sebuah tertib administrasi dalam organisasi. Hal

ini sesuai dengan pendapat dari Rahmayanti (2010:90) yang mengatakan

bahwa tertib administrasi adalah suatu keadaan yang teratur atau menurut

2
aturan yang berlaku dari suatu organisasi sebagai akibat dari adanya disiplin.

Sementara itu konsep administrasi dapat dilihat dari berbagai macam

pengertian, mulai dari arti sempit sampai arti luas. Jika tertib administrasi

dalam sebuah organisasi rendah, maka akan mempengaruhi berbagai aspek

dalam organisasi salah satunya akan mempengaruhi kemampuan pegawai

dalam memberikan pelayanan public dan pelaksanaan fungsi-fungsi

manajemen dalam organisasi. Sebab pegawai dalam organisasi tidak dapat

menunjukkan pelayanan publik yang berkualitas jika arsip-arsip ataupun

sistem administrasi dalam organisasi buruk. Oleh karena itu, tertib

administrasi dan penerapan fungsi-fungsi manajemen merupakan hal penting

yang perlu diperhatikan dalam perusahaan ataupun instansi pemerintah.

Dalam penelitian ini, lokasi penelitian yaitu di Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Kendari. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari

adalah organisasi daerah Kota Kendari yang menjalankan program pendidikan

nasional. Sebagai pelaksana program-program pendidikan nasional dalam

lingkup Kota Kendari, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari harus

menerapkan fungsi manajemen dengan baik, agar tercipta tertib administrasi

sehingga berdampak positif bagi sistem kerja dan pelayanan di Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari.

Berdasarkan pengamatan awal pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Kendari, ditemukan bahwa penerapan fungsi manajemen

belum dilakukan secara optimal yang ditunjukkan dengan kurangnya

kemandirian pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Selain itu,

3
pengawasan jarang dilakukan sehingga pelaksanaannya menjadi kurang

efektif. Hal ini berdampak pada belum optimalnya tertib administrasi pada

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari seperti pemberian pelayanan

kepada sekolah-sekolah, guru-guru, kepala sekolah, pengawas sekolah dan

unsur-unsur pendidikan lainnya. Hal ini senada dengan yang diungkapkan

salah seorang staff pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari

yang dilakukan yang menyatakan bahwa,

“Tertib administrasi pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan


Kota Kendari belum dapat dikatakan baik. Dalam artian bahwa masih
ditemukan berbagai masalah terkait tertib administrasi seperti
hilangnya berbagai dokumen organisasi. Hal ini tentu akan
menghambat pegawai dalam melaksanakan pelayanan publik. Sebab
disaat dokumen dibutuhkan, maka tidak dapat ditemukan kembali. Hal
ini juga menunjukkan bahwa fungsi manajemen belum diterapkan
secara baik dalam organisasi” (Wawancara, 3 Oktober 2017).

Persoalan-persoalan yang muncul pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Kendari salah satunya adalah bahwa pegawai menghadapi

masalah terkait tertib administrasi. Selain itu, terdapat juga persoalan terkait

pelaksanaan fungsi manajemen. Disadari atau tidak, fungsi manajemen yang

rendah memberi dampak dalam terwujudnya tertib administrasi. Oleh karena

itu, diperlukan penelitian yang komprehensif terkait persoalan yang terjadi

pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari yaitu terkait fungsi

manajemen dan tertib administrasi. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis

tertarik untuk meneliti dengan judul yaitu “Pelaksanaan Fungsi Manajemen

dalam Menunjang Tertib Administrasi pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Kendari”.

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan fungsi manajemen pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Kendari?

2. Bagaimana tertib administrasi pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kota Kendari?

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan fungsi manajemen pada Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Kota Kendari.

2. Untuk mengetahui tertib adminitrasi pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Kendari.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam penerapan fungsi

manajemen sehingga dapat meningkatkan tertib administrasi pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk

pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Fungsi

Fungsi adalah kegiatan pokok yang dilakukan dalam suatu organisasi

atau lembaga. Adapun menurut J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain

mengemukakan fungsi adalah jabatan atau kedudukan. (Badudu dan Sutan,

1996:412). Berdasarkan pendapat di atas, bahwa fungsi menandakan suatu

jabatan dalam sebuah organisasi yang menggambarkan akan tugas dan

fungsinya. Sejalan pendapat tersebut di atas, menurut Ernie Tisnawati Sule

mendefinisikan fungsi-fungsi manajemen sebagai serangkaian kegiatan yang

dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan

mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya (Sule, 2006:8).

Pendapat tersebut mengemukakan, bahwa fungsi-fungsi manajemen

merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan dalam sebuah organisasi untuk

mencapai tujuan yang diinginkan berdasarkan tingakatan-tingkatan yang telah

diberikan kepada yang menjalankan kegiatan fungsi manajemen tersebut.

Definisi fungsi tersebut merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pegawai

baik itu fungsi manajerial maupun fungsi operatif (teknis), yang pada

hakikatnya bertujuan untuk melakukan kegiatan-kegiatan dengan pekerjaan

yang dijabat seseorang.

6
B. Konsep Manajemen

Secara umum dapat dikatakan bahwa manajemen mencakup aktivitas

untuk mencapai suatu tujuan, dan dilakukan oleh individu-individu yang

memberikan kontribusi terbaik melalui tindakan-tindakan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Hal ini berarti bahwa manajemen meliputi,

pengetahuan tentang apa yang harus mereka lakukan, menetapkan dan

memahami cara melakukannya, serta mengukur efektivitas usaha mereka.

Dengan demikian manajemen mempunyai tujuan-tujuan tertentu dan bersifat

tidak berwujud. Manajemen dapat dikatakan tidak berwujud, karena tidak

dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan hasilnya atau manfaatnya, yakni output

pelayanan yang cukup dan dapat memuaskan pribadi, adanya produk dan

pelayanan yang diberikan secara baik (Siagian : 1996).

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien

untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Hasibuan, 1985). Istilah manajemen

memiliki berbagai pengertian. Secara universal manajemen adalah

penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran dan kinerja yang

tinggi dalam berbagai tipe organisasi profit maupun non profit. Definisi

manajemen yang dikemukakan oleh Daft (2003:4) adalah sebagai berikut:

“Management is the attainment of organizational goals in an effective and

efficient manner through planning organizing leading and controlling

organizational resources”. Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti

bahwa manajemen merupakan pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang

7
efektif dan efisien lewat perencanaan pengorganisasian pengarahan dan

pengawasan sumber daya organisasi.

Plunket dkk (2005:5) mendefinisikan manajemen sebagai “One or

more managers individually and collectively setting and achieving goals by

exercising related functions(planning organizing staffing leading and

controlling)and coordinating various resources (information materials money

and people)”. Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa

manajemen merupakan satu atau lebih manajer yang secara individu maupun

bersama-sama menyusun dan mencapai tujuan organisasi dengan melakukan

fungsi-fungsi terkait (perencanaan, pengorgnisasian, penyusunan staf,

pengarahan dan pengawasan) dan mengkoordinasi berbagai sumber daya.

Manajer sendiri menurut Plunket dkk. (2005:5) merupakan people who

are allocate and oversee the use of resources jadi merupakan orang yang

mengatur dan mengawasi penggunaan sumber daya. Lewis dkk. (2004:5)

mendefinisikan manajemen sebagai: “the process of administering and

coordinatingresources effectively and efficiently in an effort to achieve the

goals of the organization.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti

bahwa manajemen merupakan proses mengelola dan mengkoordinasi sumber

daya-sumber daya secara efektif dan efisien sebagai usaha untuk mencapai

tujuan organisasi. Menurut Mary Parker Follet yang dikutip oleh Handoko

(2000:8) manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui

orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-

8
tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan

berbagai tugas.

Manajemen dapat pula diartikan sebagai proses interaksi antar manusia

yang dinamis dan bersama-sama bekerja, serta saling ketergantungan untuk

mewujudkan sasaran organisasi yang telah dirumuskan, ditetapkan dan

disetujui bersama. Manajemen dibutuhkan dan diperlukan oleh semua

organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian

tujuan akan lebih sulit. Handoko (1997 : 59) secara jelas memberikan tiga

alasan utama manajemen diperlukan, yaitu: (1) manajemen diperlukan untuk

mencapai tujuan organisasi dan pribadi, (2) manajemen diperlukan untuk

menjaga keseimbangan diantara tujuan tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-

kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan.

dalam organisasi, seperti pemilik dan pegawai, manajemen kreditur,

pelanggan konsumen, suplier, serikat pekerja, assosiasi perdagangan,

masyarakat dan pemerintah, dan (3) manajemen diperlukan untuk mencapai

efisiensi dan efektifitas kerja suatu organisasi.

Dalam mengukur prestasi kerja manajemen, maka diperlukan konsep

efisiensi dan efektifitas. Efisiensi dimaksudkan untuk mengukur kemampuan

manajemen guna menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar, dimana

diperhitungkan ratio antara keluaran atau hasil yang dicapai dengan masukan

atau input yang digunakan oleh manajemen, sehingga seorang manajer

dikatakan efisien, jika ia menghasilkan atau mencapai output yang lebih besar

atau terjadi produktivitas kerja yang tinggi dibanding dengan masukan--

9
masukan (input) yaitu dalam wujud sumber-sumber daya yang digunakan

(tenaga kerja, bahan baku, uang, mesin dan waktu).

Efisiensi berarti seorang pemimpin unit kerja yang dapat

meminimumkan biaya atau menghemat penggunaan sumber daya untuk

mencapai keluaran atau sasaran organisasi yang telah ditetapkan, dapat disebut

sebagai manajer yang efisien. Atau dengan kata lain seorang pemimpin unit

kerja yang dapat memaksimumkan keluaran dengan menggunakan sumber

daya atau input yang terbatas. Efektivitas adalah suatu kemampuan untuk

memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, seorang pimpinan unit kerja atau

seorang manajer efektif dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau

metode yang tepat untuk mencapai tujuan. Menurut Drucker (dalam Handoko,

1997 : 78), efektifitas adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right

things), sedang efisien adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doing

things right).

Oleh karena itu, dalam manajemen diperlukan adanya pemimpin yang

mampu menggerakkan staf sehingga terjadi interaksi yang dinamis, bekerja

bersama dan saling ketergantungan satu dengan lainnya untuk secara bersama

mewujudkan tujuan dan sasaran program yang telah ditetapkan. Selain itu

diperlukan adanya penyusunan rencana yang didasarkan pada berbagai

metode, rencana yang logis dan realistis untuk dapat dicapai secara efektif dan

efisien. Rencana program harus pula diwujudkan dalam suatu tahapan

penyelenggaraan yang efisien dan efektif dan akan dapat pula dikendalikan

10
secara tepat dengan adanya evaluasi untuk mengukur apakah tujuan dan

sasaran telah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Menurut Pamuji (1981 :

36), Manajemen merupakan kekuatan utama dalam organisasi yang

mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan sub sistem dan menghubungkan mereka

dengan lingkungannya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa manajemen

memegang peranan penting dalam mekanisme suatu organisasi.

Dengan kata lain bahwa maju mundurnya suatu organisasi sangat

tergantung pada penerapan fungsi-fungsi manajemen yang digunakan di dalam

organisasi tersebut. Manajemen dalam perkembangannya dapat dipandang

dari berbagai aspek. Sejalan dengan itu, Soewarno (1989: 75-76) memandang

manajemen dari tujuh aspek yaitu :

1. Manajemen dipandang sebagai suatu sistem (management as a system),

yakni manajemen adalah suatu kerangka kerja yang terdiri dari berbagai

bagian komponen yang secara keseluruhan saling berkaitan sedemikian

rupa dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

2. Manajemen dipandang sebagai suatu proses (management as a process),

yakni manajemen adalah serangkaian tahap kegiatan yang diarahkan pada

pencapaian suatu tujuan dengan pemanfaatan semaksimal mungkin

sumber-sumber yang ada.

11
3. Manajemen sebagai suatu fungsi (management as a function), yaitu

manajemen mempunyai kegiatan-kegiatan tertentu yang dapat dilakukan

sendiri tanpa menunggu selesainya kegiatan yang lain, sekalipun kegiatan-

kegiatan yang satu dengan lainnya saling berkaitan dalam rangka

pencapaian tujuan organisasi.

4. Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan (management as 'a sience),

yaitu manajemen adalah suatu ilmu yang bersifat inter-disipliner dengan

menggunakan bantuan ilmu-ilmu sosial, filsafat dan matematika.

5. Manajemen sebagai kumpulan orang (management as peoplelgroup of

people), yaitu manajemen dipakai dalam arti kolektif untuk menunjukkan

jabatan kepemimpinan dalam organisasi, misal : kelompok pimpinan atas,

kelompok pimpinan tengah dan kelompok pimpinan bawah.

6. Manajemen sebagai kegiatan yang terpisah (management as a separate

activity), yaitu manajemen mempunyai kegiatan tersendiri, jelas terpisah

daripada kegiatan teknis lainnya.

7. Manajemen sebagai suatu profesi (management as a profession), yaitu

manajemen mempunyai bidang pekerjaan atau bidang yang tertentu.

Pandangan Soewarno tentang manajemen, sejalan dengan pandangan

Koontz (dalam Soewarno, 1989: 43), namun Koontz lebih memusatkan

perhatiannya pada aspek hubungan antara manajemen dengan pencapaian

suatu tujuan. Dalam hubungan ini, manajemen dititik beratkan pada usaha

memanfaatkan orang-orang lain dalam pencapaian tujuan. Dengan cara

pandang seperti itu, maka orang-orang didalam organisasi harus jelas

12
wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya (job description). Agak berbeda

dengan apa yang dikemukakan oleh Westra (1993: 8) yang mendefinisikan

manajemen sebagai penggerakan, pengorganisasian, dan pengarahan usaha

manusia untuk memanfaatkan secara efektif material dan fasilitas untuk

mencapai suatu tujuan. Dalam definisi ini manajemen dititik beratkan pada

usaha menggunakan/memanfaatkan sumber daya, terutama pada sumber daya

manusia yang tersedia atau yang berpotensi dalam pencapaian tujuan. Adapun

yang dimaksud dengan management resources (sumber/sarana manajemen)

adalah : orang (man), uang (money), materi, peralatan/mesin (machine),

metode (method), waktu (time) dan prasarana lainnya.

Terhadap pandangan di atas, Siagian (1996: 5) menyimpulkan bahwa

manajemen merupakan inti dari administrasi karena manajemen merupakan

alat pelaksana utama dari administrasi. Dalam hubungan ini, dapat dipahami

bahwa manajemen tidak melaksanakan sendiri kegiatan yang bersifat

operasional, melainkan mengatur tindakan-tindakan pelaksanaan oleh

sekelompok orang yang disebut "bawahan". Dengan demikian administrasi

dan manajemen tidak dapat dipisahkan.

13
C. Konsep Fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen yang berarti adalah segenap kegiatan yang

dilaksanakan untuk mencapai kegiatan yang telah ditetapkan dengan cara yang

diatur sedemikian rupa dan sistematis sehingga tujuan dapat tercapai secara

tertib, efektif dan efesien. Menurut Dessler dalam bukunya Manajemen

personalia, bahwa fungsi manajemen ada 5, yaitu :

1. Perencanaan.

2. Pengorganisasian.

3. Penstafan.

4. Pemimpinan.

5. Pengendalian. (Dessler, 1997: 2)

Berdasarkan fungsi manajemen diatas, perencanaan merupakan dasar

fundamental manajemen yang terlebih dahulu dibuat dan direncanakan untuk

masa akan datang, agar resiko yang ditanggung relatif kecil. Pengorganisasian

merupakan suatu proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan

bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama.

Penstafan merupakan adalah suatu proses memutuskan tipe atau jenis orang

yang akan dipekerjakan, merekrut calon pegawai, mengevaluasi kinerja,

menyuluh pegawai, melatih dan mengembangkan pegawai. Kepemimpinan

merupakan proses cara membuat orang lain menyelesaikan pekerjaan,

mempertahankan semangat kerja, dan memotivasi bawahan. Pengendalian

merupakan proses pengamatan terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan

14
organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan

rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Fayol (dalam Siagian, 1996 : 103) merinci lima fungsi administrasi

dan manajemen, yaitu (1) planning (perencanaan), (2) organizing

(pengorganisasian), (3) commanding (pemberian komando), (4) coordinating

(pengkoordiasian), dan (5) controlling (pengawasan). Kelima fungsi

administrasi dan manajemen tersebut, didasarkan pada kondisi masyarakat

yang militeristik di Prancis pada waktu itu, sehingga Fayol menjadikan

`commanding" sebagai salah satu fungsi Administrasi dan Manajemen.

Sedangkan Gullick (dalam Siagian, 1996: 104) mengembangkan fungsi

administrasi dan manajemen menjadi tujuh fungsi yaitui: (1) planning

(perencanaan), (2) organizing (pengorganisasian), (3) staffing (pengadaan

tenaga kerja), (4) directing (pemberian bimbingan), (5) coordinating

(pengkoordinasian), (6) reporting (pelaporan), (7) budgeting (pengangaran).

Dalam konsep fungsi-fungsi manajemen ini menunjukkan bahwa Gullick

mengembangkan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen yang telah

dikemukakan oleh Fayol dengan memperlunak istilah "commanding" menjadi

`directing", "controlling" menjadi "reporting", dan menambahkan dua point

yaitu, staffing dan budgeting.

Kemudian Millet (dalam Siagian, 1996 : 104), menyederhanakan

konsep fungsi-fungsi manajemen yang telah diajukan oleh Fayol dan Gulllick,

dimana Millet mengklasffikasikan fungsi organik administrasi dan manajemen

hanya dua golongan, yaitu "directing" dan "facilitating". Dalam hal ini Millet

15
memandang bahwa "directing" (pemberian bimbingan) kepada bawahan

sebagai fungsi yang maha penting bagi seorang pimpinan. Menurut Siagian

(1996 : 107), fungsi-fungsi organik administrasi dan manejemen, adalah (1)

perencanaan (planning), (2) pengorganisasian (organizing), (3) pemberian

motivasi (motivating), (4) pengawasan (controlling), (5) penilaian

(evaluating). Dari kelima fungsi tersebut, tiga diantaranya sama dengan yang

dikemukakan oleh Fayol, yaitu planning, organizing, dan controlling. Fungsi

"commanding" yang diperlunak oleh Gullick menjadi "directing" yang

kemudian oleh Terry diperlunak lagi menjadi "actuating", lebih diperlunak

lagi oleh Siagian menjadi "motivating". Kemudian ditambahkan lagi satu

fungsi yaitu fungsi "evaluating".

Dari rangkaian analisis berbagai teori mengenai fungsi-fungsi organik

Administrasi dan manajemen yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka

dapatlah ditarik beberapa kesimpulan, pertama bahwa pada dasarnya terdapat

kesamaan cara berpikir dikalangan para ahli administrasi dan manajemen. Hal

ini dapat terlihat dari adanya kesamaan tiga fungsi manajemen yang

dikemukakan para ahli tersebut, yaitu: perencanaan (yang merupakan

pengarahan kegiatan-kegiatan organisasi), pengorganisasian (sebagai usaha

menciptakan wadah yang sesuai dengan kebutuhan), dan pengawasan (sebagai

usaha mengamati pelaksanaan rencana yang telah dibuat). Kedua, bahwa

sesungguhnya dalam berbagai klasifikasi yang dibuat, tidak terdapat

perbedaan yang prinsipil, hanya perbedaan yang bersifat situasional dan

16
terminologis. Ketiga, ada "trend of thought" yang seirama dikalangan para ahli

tersebut.

Adapun Fungsi manajemen menurut Terry (2008: 77-78) dalam

bukunya yang berjudul Prinsip-prinsip Manajemen sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planing).

Perencanaan adalah persiapan yang teratur dari setiap usaha untuk

mewujudkan/mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam pengertian

tersebut, terkandung makna bahwa pada hakekatnya aspek perencanan

senantiasa terdapat dalam setiap jenis usaha manusia. Perencanaan adalah

suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya (maximum output)

dengan memberdayakan semua sumber daya yang ada agar tujuan dapat

tercapai secara efisien dan efektif. Soekartawi (1990:26), memandang

bahwa perencanaan merupakan alat dari pembangunan, karena

perencanaan merupakan alat strategis dalam menuntun jalannya

pembangunan dan perencanaan sebagai tolok ukur dari berhasil tidaknya

pembangunan tersebut. Berdasarkan kedua pendapat tersebut di atas, dapat

ditarik definisi baru bahwa perencanaan sebagai; (1) pemilihan atau

penetapan tujuan-tujuan organisasi, dan (2) penentuan strategis,

kebijaksanaan, proyek, program prosedur, metode, sistem, anggaran dan

standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, dapat

dipahami bahwa perencanaan tidak dapat terlepas dari kegiatan

pengambilan keputusan dan penentuan faktor-faktor kekuatan dan

kelemahan organisasi, dan factor-faktor lain yang berpengaruh terhadap

17
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, semua fungsi

manajemen lainnya sangat tergantung pada fungsi ini, dimana fungsi lain

tidak akan berhasil tanpa ada perencanaan dan pembuatan keputusan yang

tepat, cermat dan kontinyu. Sebaliknya, perencanaan yang baik tergantung

pada pelaksanaan yang efektif terhadap fungsi-fungsi manajemen lainnya.

Dari pengertian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah

sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu.

2. Pengorganisasian (Organizing).

Kegiatan pengorganisasian merupakan salah satu fungsi

manajemen dalam suatu organisasi yang memegang peranan penting

dalam upaya mencapai tujuan organisasi sesuai yang diharapkan. Dimana

setelah para manajer menetapkan tujuan-tujuan dan menyusun rencana-

rencana atau program-program untuk mencapainya, maka mereka perlu

merancang dan mengembangkan suatu organisasi yang akan dapat

melaksanakan berbagai program tersebut secara sukses. Hal itu sejalan

dengan pengertian pengorganisasian adalah keseluruhan proses

pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tanggung jawab atau

wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat

digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang

telah ditentukan.

18
Pengertian di atas, dapat dipertegas bahwa pengorganisasian

(organizing) adalah : (1) penentuan sumber daya-sumber daya dan

kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, (2)

perencanaan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja

yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan, (3) penugasan

tanggung jawab tertentu dan kemudian, (4) pendelegasian wewenang yang

diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya.

Dari pengertian pengorganisasian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokkan dan

pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai

tujuan.

3. Penggerakan (Actuating).

Penggerakan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat

menentukan dalam pelaksanaan tugas-tugas sebagai upaya untuk mencapai

tujuan organisasi. Penggerakan (actuating/motivating) sebagai

"keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan

sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi

tercapainya tujuan organisasi dengen efisien dan ekonomis". Dalam

penjelasan tersebut, terkandung makna bahwa penggerakan adalah upaya-

upaya yang dilakukan oleh seorang pemimpin membangkitkan semangat

dan gairah kerja, disiplin kerja, tanggung jawab, kesungguhan, dan

keikhlasan bawahan melaksanakan pekerjaannya dalam rangka

tercapainya tujuan organisasi sesuai yang teiah direncanakan. Dalam

19
rangka kelancaran pelaksanaan kegiatan organisasi, sumber daya manusia

sebagai pelaku utama perlu digerakkan atau diberi motivasi sehingga

segala kemampuan yang dimiliki dapat dicurahkan dalam rangka

pencapaian tujuan organisasi. Dari pengertian penggerakan tersebut, maka

dapat dikatakan bahwa penggerakan adalah suatu proses menggerakkan

semua pegawai agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam

mencapai suatu tujuan.

4. Pengawasan (Controlling).

Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen dari tiga

fungsi manajemen lainnya yang telah dikemukakan di atas yang

memegang peranan penting dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai

dalam suatu organisasi. Pengawasan adalah proses pengamatan dari

sebuah kegiatan administrasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang

sedang dikerjakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan

sebelumnya. Dari beberapa pengertian pengawasan tersebut, maka dapat

dikatakan bahwa pengawasan adalah proses pengamatan terhadap

pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua

pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan

sebelumnya.

20
Adapun fungsi manajemen menurut Hasibuan (1996:95) dalam

bukunya yang berjudul Manajemen sumber daya manusia sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisi

pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokkan dan

pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai

tujuan.

3. Pengarahan (Actuating)

Pengarahan adalah suatu proses mengarahkan semua pegawai agar mau

bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai suatu tujuan.

4. Pengendalian (Controlling).

Pengendalian adalah proses pengamatan terhadap pelaksanaan seluruh

kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan dapat berjalan

sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

5. Pengadaan (procurement)

Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan

induksi untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan

perusahaan.

6. Pengembangan (development)

Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoretis,

konseptual, dan moral pegawai melalui pendidikan dan pelatihan.

21
7. Kompensasi (compensation)

Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung,

uang atau barang kepada pegawai sebagai imbalan jasa yang diberikan

kepada perusahaan.

8. Pengintegrasian

Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan

perusahaan dan kebutuhan pegawai, agar tercipta kerja sama yang serasi

dan saling menguntungkan.

9. Pemeliharaan (maintenance)

Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara kondisi fisik, mental, dan

loyalitas pegawai, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.

10. Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-

peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.

11. Pemberhentian (separation)

Pemberhentian adalah putusnya hubungan seseorang dari suatu

perusahaan.

Berdasarkan pendapat di atas, fungsi manajemen tersebut dapat

dijadikan sebagai tolak ukur untuk merumuskan pelaksanaan kegiatan dalam

mencapai tujuan yang ingin dicapai. Menurut Muh. Ilham, Perencanaan adalah

menetapkan tujuan dan standar; mengembangkan standar dan prosedur;

mengembangkan rencana dan peramalan peramaln atau memproyeksi

beberapa peristiwa dimasa yang akan datang (Ilham, 2008:05).

22
D. Konsep Tertib Administrasi

Menurut Sianapar (1998:28) tertib merupakan implementasi dari

disiplin kerja. Disiplin kerja adalah suatu sikap dan perilaku yang konsisten

mengikuti, mematuhi, semua aturan dan perundang-undangan yang berlaku

dalam suatu organisasi. Setiap pegawai hendaknya membudidayakan atau

membiasakan kerja yang tertib dan teratur sebagai pencerminan kepatuhan

terhadap disiplin kerja. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:1185)

dijelaskan bahwa kata tertib artinya teratur, atau rapi. Dapat juga diartikan

sopan atau atau aturan, peraturan yang baik. Demikian tertib administrasi

adalah suatu keadaan yang teratur atau menurut aturan yang berlaku dari suatu

organisasi sebagai akibat dari adanya disiplin. Sementara itu konsep

administrasi dapat dilihat dari berbagai macam pengertian, mulai dari arti

sempit sampai arti luas. The Liang Gie dalam Ensiklopedi Administrasi

(1989:11-12) berpendapat bahwa administrasi dalam arti sempit adalah dari

kata Administratie (bahasa Belanda) yang terjemahannya kedalam bahasa

Indonesia yaitu tata usaha adalah sebagai setiap penyusunan keterangan secara

sistimatik dan pencatatannya secara tertulis dengan maksud memperoleh suatu

ikhtisar mengenai keterangan-keterangan itu secara keseluruhan dan dalam

hubungannya satu sama lain.

Wursanto (1993:23) mengemukakan bahwa administrasi dan tata

usaha merupakan kegiatan dari administrasi sempit, keduanya mempunyai

hubungan erat, dimana administrasi merupakan proses penyelenggaraannya

sedangkan Tata usaha sebagai kegiatan pencatatan. Secara umum pengertian

23
administrasi dapat pula diartikan sebagai suatu fungsi melayani, membantu

dan menggerakkan suatu kegiatan yang diselenggarakan, diorganisir

berdasarkan perencanaan matang dan Sistimatis. Pelaksanaan tersebut pada

umumnya dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Menurut Atmosudirjo (1995:29) administrasi adalah sesuatu yang

terdapat dalam suatu organisasi modern dan yang memberi hayat kepada

organisasi tersebut, sehingga organisasi tersebut dapat berkembang tumbuh

dan bergerak. Konsep lain dikemukakan oleh Zainun (1995:2) ia menyatakan

bahwa administrasi dalam arti luas adalah peranan yang ditampilkan oleh

pimpinan tingkat atas suatu organisasi terutama hubungan pimpinan tingkat

atas dengan hal-hal dan pihak-pihak lain diluar anatomi organisasi yang

dipimpinnya. Dalam kedudukan dan peranan yang demikian ini pimpinan

tingkat atas yang tertinggi seringkali disebut administrator. Dalam

kedudukannya sebagai administrator ini pula pimpinan tertinggi mempunyai

kewenangan politik/kewenangan untuk menetapkan kebijaksanaan yang

mengikat pihak lain diluar tubuh organisasi yang pimpinannya seperti

kewenangan yang dimiliki oleh presiden/kepala Negara.

Dwight Waldo dalam Sutopo (1998:5) mengemukakan bahwa

administrasi adalah bentuk daya manusia yang kooperatif yang mempunyai

tingkat rasional yang tinggi. Dapat dikatakan bahwa dalam keadaan yang

bagaimana dan dimana saja asal ada aktivitas dan dikerjakan oleh beberapa

orang serta ada tujuan yang hendak dicapai, maka disitulah dibutuhkan

24
pelaksanaan administrasi. Karena dalam administrasi terkandung suatu

pengertian tentang proses penyelenggaraan kerja dan latar belakang aktivitas

kerja sama itu adalah mencapai suatu hasrat bersama, pemenuhan kebutuhan

bersama dan akhirnya akan dinikmati bersama.

Dalam arti luas yang lebih tepat administrasi berarti keseluruhan

proses penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang didasarkan pada rasionalitas

tertentu oleh dua orang atau lebih dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya dengan menggunakan sarana dan prasarana tertentu

pula (Siagian, 2001:267). Husein (2004:2) mengatakan bahwa administrasi

dapat dikatakan pula dalam pengertian sempit, bahwa administrasi adalah

penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistimatis baik internal

maupun eksternal dengan maksud menyediakan keterangan serta memudahkan

untuk memperoleh kembali baik sebagian maupun menyeluruh. Menurutnya,

administrasi secara luas adalah suatu kerja sama yang dilakukan oleh

sekelompok orang atau organisasi berdasarkan pembagian kerja sebagaimana

ditentukan dalam struktur, dengan mendayagunakan sumber daya untuk

mencapai tujuan secara efektif.

Kelompok orang, kerja sama, dan tujuan tertentu merupakan faktor

timbulnya administrasi (Sutarto, 2006:208-209). Lebih lanjut menurutnya,

wujud kegiatan administrasi merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari

mengatur, mengelola, menertibkan, dll. Dari berbagai pendapat di atas sudah

terdapat kesamaan penafsiran dari para ahli bahwa administrasi dilekatkan

dalam pengertian yang lebih luas, sehingga tidak lagi terjadi kekaburan

25
pemahaman antara administrasi dan tata usaha. Setiap kegiatan administrasi

senantiasa diawali dengan sebuah perencanaan tentang tujuan yang hendak

dicapai, bagaimana mengawasinya. Administrasi bermanfaat sebagai

penunjang pekerjaan yang bersifat teknis dan merupakan kunci keberhasilan

setiap kegiatan organisasi. Olehnya itu pengelolaan suatu kegiatan seharusnya

dilaksanakan dengan tertib administrasi.

Menurut Ismail Saleh (2000:32) tertib administrasi adalah serangkaian

kegiatan tata usaha dan kearsipan yang dikerjakan dengan rapi dan teratur

untuk menciptakan iklim kerja yang selalu siap dengan hasil yang baik pula.

Lebih lanjut Ismail Saleh mengemukakan indikator tertib administrasi sebagai

berikut:

1. Terciptanya kelancaran kerja

2. Tersedianya data yang otentik

3. Penyimpanan arsip yang memadai

4. Terciptanya sistem kerja yang efektif.

E. Konsep Pegawai Negeri Sipil

Telah kita ketahui bersama, bahwa kedudukan seseorang membawa

pengaruh pada perananya. Dilain pihak kedudukan membawa konsekuensi

akan tugas dan kewajiban serta hak yang melekat kepada kedudukan yang

dimiliki oleh seseorang itu. Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 pasal 1

tentang pokok-pokok kepegawaian dijelaskan bahwa pegawai Negeri adalah

Setiap warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang

ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam

26
suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas Negara lainnya, dan digaji berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi

bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja

yang bekerja pada instansi Pemerintah. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang

selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai

pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina

kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau

diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-

undangan. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat dengan PNS adalah

warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai

pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk

menduduki jabatan pemerintahan (UU No. 5, 2014).

Sebagaimana telah dimaklumi bahwa pegawai adalah mereka yang

setelah memenuhi syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-

undangan yang berlaku diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi

tugas dalam suatu peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya

pasal 2 ayat (1) dinyatakan bahwa pegawai negeri terdiri dari:

a. Pegawai Negeri Sipil

b. Anggota Tentara Nasional Indonesia

c. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

27
Adapun mengenai Pegawai Negeri Sipil dibagi sebagai berikut:

a. Pegawai Negeri Sipil Pusat

1) Pegawai Negeri Sipil Pusat yang gajinya dibebankan pada Anggaran

Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) dan bekerja pada Departemen

Lembaga Pemerintah Non Departemen, Kesekretariatan Lembaga

Tertinggi/Tinggi Negara, instansi vertikal dan Kepanitraan Pengadilan.

2) Pegawai Negeri Sipil Pusat yang bekerja pada perusahaan jawatan.

3) Pegawai Negeri Sipil Pusat yang berdasarkan suatu peraturan perundang-

undangan, diperbantukan atau dipekerjakan pada daerah otonomi.

4) Pegawai Negeri Sipil yang berdasarkan suatu perundang-undangan,

diperbantukan atau dipekerjakan pada badan lain seperti perusahaan

umum, yayasan dan lain-lain.

5) Pegawai Negeri Sipil Pusat yang menyelenggarakan tugas negara lainnya

seperti hakim pada Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi.

b. Pegawai Negeri Sipil Daerah

Yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah

Pegawai Negeri Sipil yang berada di daerah otonom. Menurut Thoha

(1991:31) Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah Pegawai Negeri Sipil yang

bekerja pada pemerintah daerah otonom yang gajinya yang dibebankan pada

anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Dari pengertian ini maka

sesungguhnya tidak terdapat perbedaan yang prinsip antara Pegawai Negeri

Pusat dan Pegawai Negeri Daerah, kecuali bahwa:

28
1) Pegawai Negeri Sipil Pusat diangkat oleh pemerintah pusat sedangkan

Pegawai Negeri Sipil Daerah diangkat oleh pemerintah daerah otonom.

2) Pegawai Negeri Sipil Pusat bekerja pada instansi tingkat pusat atau

diperbantukan pada daerah otonom, sedangkan Pegawai Negeri Sipil

daerah hanya dapat bekerja dalam suatu wilayah daerah tertentu,

terkecuali dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, Pegawai Negeri Sipil Daerah yang bersangkutan pindah ke

instansi tingkat pusat.

Widjaya (1996:15) mengemukakan bahwa pengertian pegawai

termaksud dalam kriteria sebagai berikut:

1. Menjadi anggota suatu usaha kerjasama (organisasi) dengan maksud

memperoleh balas jasa.

2. Berada dalam suatu sistem kerja yang sifatnya lugas/pamrih.

3. Berkedudukan sebagai penerima kerja dan berhadapan dengan pemberi

kerja.

4. Berkedudukan sebagai penerima kerja itu diperoleh setelah melalui

proses penerimaan dan menghadapi suatu proses pemberhentian

(pensiun).

Pegawai adalah unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi

masyarakat yang dengan penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila,

Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan pemerintah serta yang bersatu

padu, bermental baik, berwibawa, berdaya guna, berhasil, bersih, dan

29
bermutu tinggi, dan sadar akan tanggung jawabnya untuk

menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan.

Jabatan yang diberikan kepada seorang pegawai adalah merupakan

kepercayaan dari Negara yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,

bagi jabatan-jabatan tertentu harus memiliki keahlian dan pengalaman yang

cukup matang, mampu menggerakkan dan memperlancar penyelenggaraan

pemerintahan umum dan pembangunan untuk mementingkan rakyat banyak.

Untuk maksud itulah pegawai dituntut kesetiaan dan ketaatan penuh, karena

pegawai bertindak sebagai pelaksanaan peraturan perundang-undangan

maka setiap pegawai wajib memberikan contoh yang baik dalam mentaati

dan melaksanakan peraturan yang berlaku. Usaha membentuk mereka

menjadikan manusia yang berperan sebagai abdi negara, aparatur negara,

dan abdi masyarakat yang diharapkan penuh dedikasih dan motivasi, bahkan

kadang-kadang para pimpinan atau pembina instansi gagal untuk merubah

sikap mantal mereka yang ada itu.

Untuk tujuan itulah disadari perlunya melakukan seleksi yang ketat

sehingga dari sejak pelamar masuk dalam penerimaan menjadi pegawai

sudah tersaring, terseleksi, sehingga dapat diketahui siapa diantara pelamar

yang mempunyai kepatuhan, ketaatan,kesetiaan, rajin dan mempunyai rasa

pengabdian kepada nusa dan bangsa. Bilamana sejak awal pegawai hal itu

tidak dilakukan, maka boleh jadi instansi itu menerima pegawai dengan nilai

kedisipilinannya rendah, yang kemudian hari akan mempersulit pembinaan

dan melahirkan benih-benih ketidak disiplinan dalam organisasi.

30
F. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka pada kerangka pemikiran

ini penulis akan lebih menfokuskan pada teori dan konsep yang digunakan

dalam penelitian ini. Untuk variabel fungsi manajemen, penulis mengacu

pada konsep yang dikemukakan oleh Terry (2008: 77-78) adapun dimensi-

dimensi fungsi manajemen adalah Planning, Organizing, Actuating, dan

Controlling. Sedangkan tertib administrasi mengacu pada konsep yang

dikemukakan Ismail Saleh (2000:32) dimensi-dimensinya yaitu terciptanya

kelancaran kerja, tersedianya data yang otentik, penyimpanan arsip yang

memadai dan terciptanya sistem kerja yang efektif. Untuk lebih jelasnya

kerangka pikir pada penelitian ini sebagai berikut:

BAGAN KERANGKA PIKIR

Fungsi Manajemen Tertib Administrasi

1. Planning (Perencanaan) 1. Kelancaran kerja


2. Organizing 2. Tersedianya data otentik
(Pengorganisasian) 3. Penyimpanan arsip
3. Actuating (Penggerakan) 4. Sistem kerja efektif
4. Controlling (Pengawasan)

Terry (2008: 77-78) Ismail Saleh (2000:32)

31
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kota Kendari, pertimbangan yang mendasari pemilihan lokasi penelitian ini

adalah terdapat hal-hal yang layak diteliti. Berdasarkan pengamatan awal yang

dilakukan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari, ditemukan

bahwa penerapan fungsi manajemen masih belum optimal. Oleh karena itu

penulis tertarik meneliti pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Kendari.

B. Informan Penelitian

Pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari

berjumlah 62 orang yang terdiri dari 51 Pegawai Negeri Sipil dan 11 orang

Pegawai Honorer. Informan menurut Maleong (2006:132) adalah orang yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

penelitian serta berkaitan dengan variabel penelitian. Informan penelitian ini

ditentukan dengan teknik purposive sampling yaitu menetapkan informan

dengan teknik acak berdasarkan homogenitas informan dan menurut kriteria

tertentu. Untuk melengkapi data penelitian, maka ditetapkan informan

penelitian berjumlah 5 orang yang terdiri dari Kepala Dinas, Sekretaris,

Kasubag Kepegawaian, dan 2 orang pegawai non jabatan struktural pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari.

32
C. Jenis dan Sumber Data

Sehubungan dengan permasalahan penelitian maka data yang diperlukan

dalam penelitian ini adalah :

1. Sumber Data Primer yaitu sumber data yang diperoleh pertama kali dan

merupakan segala informasi yang diperoleh dari informan, seperti hasil

wawancara dan observasi yang dicatat oleh peneliti secara langsung dari

obyek penelitian.

2. Sumber Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung

kepada obyek penelitian yang dapat berupa dokumen, buku, catatan-

catatan, makalah, laporan, arsip, monografi, dan lain - lain, terutama yang

berkaitan dengan permasalahan penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini diperoleh dengan

menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Penelitian Kepustakaan (Library research), ini dilakukan melalui

pengumpulan dan penelaan literatur-literatur yang relevan dengan

permasalahan yang dikaji untuk mendapatkan kejelasan dalam upaya

penyusunan landasan teori yang sangat berguna dalam pembahasan

selanjutnya, literatur tersebut dapat berupa buku, laporan, artikel, jurnal,

internet, dan lain-lain yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini.

33
2. Penelitian Lapangan (field research), ini dilakukan dengan cara observasi

kelokasi penelitian. Teknik yang digunakan dengan cara ini adalah:

a. Wawancara (interview) merupakan langkah pencarian atau

pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung

pada informan yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan pada

tujuan penelitian.

b. Pengamatan (Observasi) adalah teknik pengumpulan data dengan

mengadakan pengamatan secara langsung dilokasi penelitian.

c. Dokumentasi, mencatat dokumen berkaitan dengan penelitian berupa

bahan/laporan yang berkaitan dengan penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini baik berupa data primer maupun

data sekunder akan dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu dengan cara

menjelaskan secara sistematis variabel penelitian untuk menarik kesimpulan.

F. Definisi Konsep

1. Fungsi Manajemen adalah segenap kegiatan yang dilaksanakan untuk

mencapai kegiatan yang telah ditetapkan dengan cara yang diatur

sedemikian rupa dan sistematis sehingga tujuan dapat tercapai secara

tertib, efektif dan efesien. Berikut dimensi fungsi manajemen:

a. Planning atau perencanaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan

pemilihan alternatif-alternatif, kebijakan, prosedur dan program

sebagai bentuk usaha mencapai tujuan perusahaan.

34
b. Organizing atau pengorganisasian adalah proses penentuan,

pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas

organisasi untuk mencapai tujuan.

c. Actuating atau penggerakan adalah implementasi dari perencanaan dan

pengorganisasian.

d. Controlling atau pengawasan adalah proses pengendalian kegiatan dari

proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan sehingga memberi

hasil yang efektif dan efisien.

2. Tertib Administrasi adalah serangkaian kegiatan tata usaha dan kearsipan

yang dikerjakan dengan rapi dan teratur untuk menciptakan iklim kerja

yang selalu siap dengan hasil yang baik pula. Adapun dimensinya yaitu:

a. Terciptanya kelancaran kerja adalah mampu melaksanakan dan

menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh atasan.

b. Tersedianya data yang otentik adalah tersedianya data-data dan arsip

yang dimiliki oleh organisasi.

c. Penyimpanan arsip adalah salah satu bentuk tertib administrasi dalam

bentuk penyimpanan arsip yang aman.

d. Terciptanya sistim kerja yang efektif adalah kemampuan dalam

menciptakan manajemen dalam hal waktu agar pekerjaan dapat

diselesaikan.

35
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kota Kendari

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari seperti yang kita

kenal sekarang ini pada awal pendiriannya tahun 1964. Perubahan pertama

momentum tersebut terjadi menyusul pembentukan Sulawesi Tenggara

menjadi sebuah Provinsi baru berdasarkan UU No. 13 Tahun 1964 dan No.

2 Tahun 1964 tentang Pembentukan Tingkat I Sulawesi Tenggara

(SULTRA). Kemudian penyebutan Kinerja Pegawai Perwakilan

Departemen Pendidikan Nasional dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara

berdarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan Kebudayaan

Republik Indonesia No. 079 Tahun 1975. Selanjutnya telah terjadi beberapa

kali perubahan yang bersifat parsial karena hanya menyangkut struktur

organisasi dan tipe kinerja pegawai ini.

Sejalan dengan perubahan politik dalam Negeri pada tahun 1998,

maka terjadilah perubahan atas UU No. 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok

pemerintahan di yakni melalui UU No. 2 Tahun 1999, era ini lebih dikenal

istilah era otonomi daerah. Untuk membedakan dengan sebelumnya yang

dikenal dengan vertical (otonomi terbatas) salah satu bentuk tindak lanjut

dari UU No. 22/1999, adalah dengan diterbitkannya PP No. 84 Tahun 2000

tentang pedoman organisasi perangkat daerah. Atas dasar itulah Gubernur

Sulawesi Tenggara bersama DPRD Provinsi Sultra menetapkan Peraturan

36
tentang organisasi perangkat Sulawesi Tenggara melalui Perda No. 5 Tahun

2000 tentang pembentukan Organisasi Perangkat Sulawesi Tenggara. Perda

inilah yang kemudian menjadi dasar hukum pembentukan sekaligus sebagai

perubahan menjadi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari.

Dalam menyelenggarakan tugas di atas, Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Kendari mempunyai visi dan misi :

a. Penyususunan kebijakan teknis di bidang Pendidikan Nasional dan

Kebudayaan.

b. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanaan umum lintas

Kecamatan.

c. Pembinaan teknis di bidang Pendidikan Nasional dan Kebudayaan.

d. Pembinaan Teknis di bidang Kepemudaan dan Olahraga.

e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas

f. Pelaksanaan Urusan Tata Usaha.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari mempunyai

Kewenangan sebagai berikut :

a. Menetapkan kebijakan tentang penerimaan siswa dan mahasiswa dari

masyarakat minoritas, terbelakang dan atau tidak mampu.

b. Penyediaan bantuan pengadaan buku pelajaran pokok atau modul

Pendidikan Nasional untuk Taman Kanak-Kanak, Pendidikan Nasional

Dasar, Pendidikan Nasional Menengah dan Pendidikan Nasional Luar

Sekolah.

37
c. Pelaksaaan dukungan/membantu penyelenggaraan Pendidikan

Nasional tinggi selain pengaturan kurikulum, akreditasi dan

pengangkatan tenaga akademis.

d. Pertimbangan pembukaan dan penutupan Perguruan Tinggi.

e. Penyelanggaran Sekolah Luar Biasa dan Balai Latihan dan atau

Penataan Guru.

f. Penyelenggaraan Museum Kota, Suaka Peninggalan Sejarah,

Kepurbakalaan, Kajian, Sejarah dan Nilai Tradisional serta

Pengembangan Bahasa dan Budaya Daerah.

g. Pelatihan tertentu Bidang Pendidikan Nasional dan Kebudayaan.

h. Pengalokasian Sumber Daya Manusia Potensial.

i. Penelitian bidang Pendidikan Nasional dan Kebudayaan yang

mencakup Wilayah Kota.

j. Perumusan kebijakan dalam perencanaan pembinaan pengembangan

kepemudaan dan olahraga.

2. Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi)

a. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari merupakan unsur

pelaksanaan pemerintah Provinsi.

b. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari dipimpin oleh

seorang Kepala Dinas, yang berada dibawah dan bertanggung jawab

langsung kepada Walikota.

38
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari mempunyai tugas

membantu Walikota dalam melaksanakan kewenangan desentralisasi dan

dekonsentrasi di bidang Pendidikan. Dalam menyelenggarakan tugas

tersebut di atas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari

mempunyai fungsi:

 Penyusunan kebijakan teknis dibidang pendidikan

 Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum lintas

Kecamatan.

 Pembinaan teknis dibidang pendidikan.

 Pembinaan teknis bidang Pendidikan Nasional nonformal dan

informal.

 Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas.

 Pelaksanaan urusan Dinas.

3. Kebijakan:

a. Penetapan kebijakan operasional Pendidikan Nasional di Kota sesuai

dengan kebijakan Nasional.

b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program

Pendidikan Nasional antar kabupaten/kota.

c. Perencanaan strategis Pendidikan Nasional Anak Usia Dini, Pendidikan

Nasional Dasar, Pendidikan Nasional Menengah dan Pendidikan

Nasional nonformal dan informal sesuai dengan perencanaan strategis

Pendidikan Nasional Nasional .

39
d. Sosialisasi dan pelaksanaan standar Nasional Pendidikan Nasional di

tingkat Kota.

e. Koordinasi atas pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan,

pengembangan tenaga kePendidikan Nasional dan penyediaan fasilitas

penyelenggaraan Pendidikan Nasional lintas kabupaten/kota, untuk

tingkat Pendidikan Nasional dasar dan menengah.

f. Penyelenggaraan dan/atau pengelolaan satu Pendidikan Nasional

dan/atau program studi bertaraf inter Nasional pada jenjang Pendidikan

Nasional dasar dan menengah.

g. Pemberian dukungan sumber daya terhadap penyelenggaraan perguruan

tinggi.

h. Pemantauan dan evaluasi satuan Pendidikan Nasional bertaraf inter

Nasional.

i. Peremajaan data dalam sistem informasi manajemen Pendidikan

Nasional Nasional untuk tingkat provinsi.

4. Pembiayaan:

a. Penyediaan bantuan biaya penyelenggaraan Pendidikan Nasional

bertaraf internasional sesuai kewenangannya.

b. Pembiayaan penjaminan mutu satuan Pendidikan Nasional sesuai

kewenangannya.

40
5. Kurikulum:

a. Koordinasi dan supervisi pengembangan kurikulum tingkat satuan

Pendidikan Nasional pada Pendidikan Nasional menengah.

b. Sosialisasi kerangka dasar dan struktur kurikulum Pendidikan Nasional

Anak usia dini, Pendidikan Nasional Dasar, dan Pendidikan Nasional

Menengah.

c. Sosialisasi dan implementasi standar isi dan standar kompetensi lulusan

Pendidikan Nasional Menengah.

d. Sosialisasi dan fasilitasi implementasi kurikulum tingkat satuan

Pendidikan Nasional pada Pendidikan Nasional Menengah.

e. Pengawasan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan Pendidikan Nasional

pada Pendidikan Nasional Menengah

6. Sarana dan Prasarana:

a. Pengawasan terhadap pemenuhan standar Nasional sarana dan

prasarana Pendidikan Nasional Menenegah.

b. Pengawasan pendayagunaan bantuan sarana dan prasarana pendidikan.

c. Pengawasan penggunaan buku pelajaran Pendidikan Nasional

Menengah.

7. Pendidik dan tenaga kependidikan:

a. Perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga Kependidikan Nasional

untuk Pendidikan Nasional bertaraf internasional seseuai

kewenangannya.

41
b. Pengangkatan dan penempatan pendidik dan tenaga Kependidikan

Nasional PNS untuk satuan Pendidikan Nasional bertaraf internasional.

c. Pemindahan pendidik dan tenaga Kependidikan Nasional PNS antar

kabupaten/kota.

d. Peningkatan kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan pendidik

dan tenaga Kependidikan Nasional Pendidikan Nasional bertaraf

internasional.

e. Pembinaan dan pengembangan pendidik dan tenaga Kependidikan

Nasional Pendidikan Nasional bertaraf internasional .

f. Pemberhentian pendidik dan tenaga Kependidikan Nasional PNS pada

Pendidikan Nasional bertaraf internasional selain karena alasan

pelanggaran peraturan perundang-undangan.

g. Pengalokasian tenaga potensial pendidik dan tenaga Kependidikan

Nasional di daerah.

8. Pengendalian mutu pendidikan:

a. Membantu pelaksanaan ujian Nasional Pendidikan Nasional Dasar,

Pendidikan Nasional Menengah, dan Pendidikan Nasional nonformal.

b. Koordinasi, fasilitasi, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan ujian

sekolah skala Kabupaten/Kota.

c. Penyediaan biaya penyelenggaraan ujian sekolah skala

Kabupaten/Kota.

42
d. Pelaksanaan evaluasi pengelola, satuan, jalur, jenjang, dan jenis

Pendidikan Nasional pada Pendidikan Nasional Anak Usia Dini,

Pendidikan Nasional Dasar, Pendidikan Nasional Menengah, dan

Pendidikan Nasional non formal skala Kabupaten/Kota.

e. Pelaksanaan evaluasi pencapaian standar Nasiona Pendidikan Nasional

pada Pendidikan Nasional Anak Usia Dini, Pendidikan Nasional Dasar,

Pendidikan Nasional Menengah, dan Pendidikan Nasional nonformal

skala Kabupaten/Kota.

f. Membantu pemerintah dalam melaksanakan akreditasi Pendidikan

Nasional Dasar dan Menengah.

g. Supervisi dan fasilitasi satuan Pendidikan Nasional bertaraf

internasional dalam penjaminan mutu untuk memenuhi standar

internasional.

h. Evaluasi pelaksanaan dan dampak penjaminan mutu satuan Pendidikan

Nasional skala Kabupaten/Kota. .

9. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota


Kendari

a. Kepala Dinas

1) Membantu Wali Kota dalam melaksanakan kewenangan

desentralisasi dibidang pendidikan sesuai dengan peraturan-

perundang-undangan.

2) Merumuskan kebijakan teknis dibidang pendidikan.

3) Pengendalian urusan ketatausahaan lingkup dinas

4) Mengkaji penempatan dan pengangkatan tenaga pendidik

43
5) Pembinaan UPTD dan tenaga fungsional lingkup Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Kota Kendari

b. Sekertaris Dinas

1) Penyusunan rencana kegiatan administrasi umum, perlengkapan,

kepegawaian, pelaporan dan keuangan.

2) Pengelolaan urusan kepegawaian

3) Pelaksanaan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas

bidang monitoring dan evaluasi.

4) Perawatan barang inventaris dinas dan perlengkapan.

c. Kasubag Umum & Kepegawaian

1) Pelaksanaan urusan surat menyurat, pengetikan, penggandaan dan

tata kearsipan

2) Pelaksanaan urusan kesejahteraan dan kepangkatan tenaga

administrasi.

3) Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan organisasi.

d. Kasubag Perencanaan & Pelaporan

1) Pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan untuk perumusan

penyusunan program dan anggaran

2) Pelaksanaan pengelolaan keuangan.

3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dibidang perencanaan dan

keuangan.

44
e. Bidang Pendidikan Dasar

1) Perumusan kebijakan teknis pengelolaan pendidikan dasar

2) Pelaksanaan pengawasan kegiatan belajar mengajar sesuai kalender

pendidikan

3) Penetapan pelaksanaan sistem evaluasi hasil belajar

4) Penyelenggaraan ujian sekolah dan ujian Nasional.

5) Pelaksanaan akreditasi TK, SD, SMP

6) Pelaksanaan tugas evaluasi dan monitoring tenaga edukatif, tenaga

administratif Pendidikan Dasar.

f. Bidang Pendidikan Menengah

1) Perumusan kebijakan teknis pengelolaan pendidikan menengah

2) Pelaksanaan pengawasan kegiatan belajar mengajar sesuai kalender

pendidikan

3) Penetapan pelaksanaan sistem evaluasi hasil belajar

4) Penyelenggaraan ujian sekolah dan ujian Nasional.

5) Pelaksanaan akreditasi SMA dan SMK

6) Pelaksanaan tugas evaluasi dan monitoring tenaga edukatif, tenaga

administratif Pendidikan Menengah.

g. Bidang Pendidikan Luar Sekolah, sarana dan prasarana

1) Pelaksanaan pembinaan teknis pengelolaan pendidikan luar

sekolah, sarana dan prasarana.

2) Pemantauan, pengendalian dan penilaian proses belajar mengajar

dan manajemen pendidikan luar sekolah, sarana dan prasarana.

45
3) Pengawasan terhadap pemenuhan standar nasional sarana dan

prasarana pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan luar

sekolah sesuai kewenangannya.

h. Bidang Kependidikan dan Pengendalian Mutu

1) Perencanaan kebutuhan pendidikan dan tenaga kependidikan dasar,

menengah, dan pendidikan luar sekolah sesuai kewenangannya.

2) Memberikan rekomendasi pengangkatan dan penempatan pendidik

dan tenaga kependidikan PNS untuk pendidikan dasar, menengah,

dan pendidikan luar sekolah.

3) Meningkatkan kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan

pendidik dan tenaga kependidikan dasar, menengah, dan

pendidikan luar sekolah sesuai kewenangannya.

4) Koordinasi, fasilitasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan Ujian

Nasional dan Ujian Sekolah termasuk pendidikan formal dan non

formal.

i. Unit Pelaksana Teknis Dinas.

1) Penyiapan rencana kegiatan UPTD Diknas Kecamatan berdasarkan

rencana kegiatan masing-masing TK dan SD di wilayahnya sebagai

bahan penyusunan program kerja UOTD.

2) Penyusunan laporan hasil kegiatan UPTD secara berkala

berdasarkan laporan Diknas.

3) Pengaturan, pendistribusian, tugas bawahan sesuai dengan

bidangnya.

46
j. Kelompok Jabatan Fungsional.

1) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan profesi dan fungsinya serta

melaksanakan sebagian tugas Dinas yang diberikan oleh Kepala

Dinas.

10. Keadaan Pegawai

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan keadaan

pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari yang

berstatus Pegawai Negeri Sipil sebanyak 60 orang. Untuk mengetahui

lebih jelasnya keadaan pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kota Kendari, berikut ini penulis menyajikan data mengenai rincian

pegawai yaitu sebagai berikut:

a. Keadaan pegawai menurut jenis kelamin

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka

diperoleh data tentang jenis kelamin Pegawai Negeri Sipil pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari yang berjumlah 60 orang.

Persentase jenis kelamin pegawai disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 1. Keadaan Pegawai Pada Dinas Pendidikan dan


Kebudayaan Kota Kendari Menurut Jenis Kelamin,
2018

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki-laki 45 75

2 Perempuan 15 25

Jumlah 60 100

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2018

47
Tabel di atas menunjukkan bahwa menurut jenis kelamin

Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Kendari yang terdiri dari laki-laki berjumlah 45 orang atau 75% dan

perempuan berjumlah 15 orang atau 25%. Dengan demikian mayoritas

pegawai yang ada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari

berjenis kelamin laki-laki.

b. Keadaan pegawai menurut tingkat pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka

diperoleh data tentang tingkat pendidikan Pegawai Negeri Sipil Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari sebagai berikut.

Tabel 2. Keadaan Pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan


Kota Kendari Menurut Tingkat Pendidikan, 2018

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 SMA 15 25,00

2 Diploma 7 11,66

3 Sarjana (S1) 20 33,33

4 Magister (S2) 10 16,66

5 Doktor (S3) 8 13,35

Jumlah 60 100,00

Sumber : Data Sekunder, 2018

48
Tabel di atas menunjukkan bahwa menurut tingkat pendidikan

Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Kendari yang berpendidikan SMA sebanyak 15 orang atau 25%,

kemudian pegawai berpendidikan Diploma berjumlah 7 orang atau

11,66%. Kemudian pegawai yang berpendidikan sarjana berjumlah 20

orang atau 33,33%, pegawai yang berpendidikan magister berjumlah

10 orang atau 16,66% dan yang berpendidikan doktor sebanyak 8

orang atau 13,35%.

c. Keadaan pegawai menurut usia

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka

diperoleh data tentang usia Pegawai Negeri Sipil Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Kendari sebagai berikut.

Tabel 3. Keadaan Pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan


Kota Kendari Menurut Usia, 2018

No Tingkat Usia Jumlah (orang) Persentase (%)

1 25 – 35 tahun 18 30,00

2 36 – 45 tahun 28 46,66

3 45 – 55 tahun 14 23,34

Jumlah 60 100,00

Sumber data : Data Sekunder, 2018

Pada tabel di atas menunjukkan usia pegawai pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari terbanyak 36 – 45 tahun

berjumlah 28 orang atau 46,66%, dan kelompok usia 25 – 35 tahun

berjumlah 18 orang atau 30,01%. Sedangkan kelompok usia 45 – 55

49
tahun berjumlah 14 orang atau 23,33%. Ditinjau dari tingkat usia

pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari sudah

memadai dan bila dihubungkan dengan kinerja pegawai maka tingkat

usia pegawai tersebut pada hakekatnya sudah dapat menunjang kinerja

pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari.

d. Keadaan pegawai menurut masa kerja

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh

data tentang masa kerja Pegawai Negeri Sipil Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Kendari sebagai berikut.

Tabel 4. Keadaan Pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan


Kota Kendari Menurut Masa Kerja, 2018

No Masa Kerja Jumlah (orang) Persentase (%)

1 1-10 tahun 19 31,66

2 11-20 tahun 24 40,01

3 > 20 tahun 17 28,33

Jumlah 60 100,00

Sumber data : Data Sekunder, 2018

Pada tabel di atas menunjukkan masa kerja pegawai pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari selama 1-10 tahun

berjumlah 38 orang atau 31,66%. Kemudian yang memiliki masa kerja

11-20 tahun berjumlah 48 orang atau 40,01%, dan pegawai yang

memiliki masa kerja lebih besar dari 20 tahun berjumlah 34 orang atau

28,33%.

50
e. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kota Kendari dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Keadaan Sarana dan Prasarana pada Dinas Pendidikan


dan Kebudayaan Kota Kendari Tahun 2018

No Jenis Peralatan/Barang Jumlah Keadaan


1 Mobil dinas 6 Baik
2 Motor dinas 10 Baik
3 Komputer induk 20 Baik
4 Telepon 10 Baik
5 Lemari bufet 33 Baik
6 Kursi tamu 20 Baik
7 Meja biro 40 Baik
8 Meja setengah biro 15 Baik
9 Kursi panjang 40 Baik
10 Rak buku 10 Baik
11 Lemari arsip 20 Baik
12 Mesin ketik 3 Baik
13 Meja Kaca 20 Baik
14 Kursi putar 20 Baik
15 Cermin 10 Baik
16 Jam dinding 5 Baik
17 Foto presiden 3 Baik
18 Foto wakil presiden 3 Baik
19 Meja panjang 40 Baik
20 Kipas angin gantung 15 Baik
21 Bendera merah putih 4 Baik
22 Mesin potong rumput 10 Baik
23 Kursi plastik 50 Baik
24 AC 10 Baik
25 Kamera digital 5 Baik
26 Pompa air 1 Baik
27 Tong sampah 20 Baik
Sumber data : Data Sekunder, 2018

51
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada dasarnya keadaan sarana

dan prasarana penunjang yang dimiliki oleh Pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Kendari sudah cukup memadai dalam mendukung

tugas organisasi tetapi seiring dengan perkembangan waktu dengan

kondisi kerja semakin besar dan kompleks maka sarana dan prasarana

penunjang tersebut agar selalu diperhatikan keadaannya sehingga

pelaksanaan tugas-tugas organisasi ke depannya tepat berjalan dengan

baik.

B. Deskripsi Penerapan Fungsi Manajemen

Fungsi Manajemen adalah segenap kegiatan yang dilaksanakan untuk

mencapai kegiatan yang telah ditetapkan dengan cara yang diatur sedemikian

rupa dan sistematis sehingga tujuan dapat tercapai secara tertib, efektif dan

efesien. Fungsi manajemen yang diterapkan pada sebuah perusahaan, tentu

akan berdampak positif terhadap perusahaan sebab fungsi manajemen

menyangkut cara mengatur berbagai aspek dalam perusahaan sehingga dapat

perusahaan dapat mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. fungsi

manajemen meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

penggerakan (Actuating) dan pengawasan (Controlling). Berikut penjelasan

tentang dimensi-dimensi penerapan fungsi manajemen pada Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Kota Kendari yaitu sebagai berikut:

52
1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan atau planning adalah proses tentang mengambil

keputusan mengenai keinginan yang berisi pedoman pelaksanaan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan organisasi. Fungsi perencanaan menjadi

hal yang vital bagi sebuah organisasi, sebab fungsi perencanaan mencakup

penetapan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai, merumuskan

strategi yang akan dipakai dalam mencapai tujuan organisasi dan lain-lain.

Sebelum melaksanakan pekerjaan apapun, pasti dibutuhkan perencanaan

yang matang sebelum melakukannya, sebab dengan perencanaan yang

jelas dan matang maka sudah ada pedoman pelaksanaan pekerjaan

sehingga tujuan organisasi akan tercapai. Fungsi perencanaan dapat dilihat

dari indikator merencanakan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai.

Fungsi perencanaan dapat dilihat dari perencanaan tujuan-tujuan

organisasi yang jelas. Perencanaan tujuan-tujuan organisasi yang jelas

merupakan hal utama yang dilakukan oleh organisasi sebelum melakukan

tugasnya seperti biasanya. Perencanaan tujuan-tujuan organisasi dapat

diwujudkan dari visi dan misi yang jelas yang telah ditetapkan oleh

organisasi. Dengan visi dan misi yang jelas dari suatu organisasi, maka

pedoman mereka dalam menjalankan oragnisasi sudah dapat dilihat arah

mereka dalam mencapai tujuan organisasi.

53
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka ditemukan bahwa

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari sudah mempunyai

tujuan-tujuan yang jelas dalam menjalankan organisasi dimana hal ini

ditunjukkan dengan adanya visi dan misi yang jelas dan dimiliki serta

diterapkan oleh organisasi. Dalam artian bahwa Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Kendari sudah mempunyai tujuan-tujuan organisasi

yang jelas yang mana menjadi pedoman mereka dalam menjalankan roda

pemerintahan khususnya dalam menjalankan program-program pendidikan

dan kebudayaan di lingkup Kota Kendari. Hal ini diwujudkan dalam

bentuk visi dan misi yang jelas.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari dalam menerapkan fungsi

perencanaan dalam kategori baik. Dimana diwujudkan dengan

perencanaan tujuan-tujuan organisasi yang jelas, hal tersebut didukung

dengan hasil wawancara kepada Kepala Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Kendari yang menyatakan bahwa,

“fungsi manajemen sangat perlu diterapkan dalam sebuah


perencanaan yang mana mencakup fungsi POAC. Jika dilihat dari fungsi
perencanaan, fungsi perencanaan telah diterapkan dengan baik. Dimana
dalamnya mencakup perencanaan tujuan organisasi yang jelas dan
diwujudkan dalam visi dan misi organisasi. Selain itu, telah direncanakan
juga program-program yang belum berjalan dengan baik, sehingga tahun
berikutnya akan ditingkatkan lagi pencapaiannya”. (Wawancara, 8 Januari
2018).

54
Senada dengan yang diungkapkan oleh Kasubag Umum dan

Kepegawaian pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari yang

menyatakan bahwa,

“perencanaan menjadi sangat penting bagi suatu organisasi. Sebab


perencanaan yang jelas dari organisasi menciptakan rasa percaya diri bagi
pegawai yang bekerja sehingga pegawai mampu bekerja sesuai dengan
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi sebelumnya.
Perencanaan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu perencanaan
tujuan-tujuan perusahaan dalam hal ini adalah visi dan misi yang jelas”.
(Zainuddin, S.Sos, 8 Januari 2018)
Berdasarkan deskripsi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari telah menerapkan fungsi

perencanaan dengan baik. Dimana hal ini diwujudkan dengan perencanaan

tujuan-tujuan organisasi secara jelas dan perencanaan berbagai aspek

dalam organisasi, seperti penetapan visi dan misi yang jelas. Sehingga

pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari mampu

bekerja sesuai dengan batasan organisasi agar tujuan organisasi dapat

dicapai secara efektif.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah proses yang menyangkut bagaimana

penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas

berdasarkan yang diperlukan organisasi untuk mencapai tujuan. Fungsi

pengorganisasian menjadi hal yang vital bagi sebuah organisasi, sebab

fungsi pengorganisasi mencakup mengalokasikan sumber daya,

merumuskan dan menetapkan tugas dan prosedur yang telah ditetapkan

serta pengorganisasian pegawai maupun pengorganisasian pekerjaan yang

55
dilakukan. Sebuah pekerjaan tidak akan berjalan dengan baik jika tidak

ada pengorganisasian dengan baik pula. Oleh karena itu fungsi

pengorganisasian menjadi penting bagi organisasi dalam menjalankan

tugasnya. Fungsi pengorganisasian dapat dilihat dari indikator pembagian

kerja yang jelas dan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan pembagian tugas

kerja. Fungsi pengorganisasian dapat dilihat dari pembagian kerja yang

jelas. Pembagian kerja yang jelas adalah pembagian tugas-tugas yang akan

diemban oleh setiap pegawai secara jelas sehingga tidak terjadi kekacauan

dalam bekerja. Pembagian kerja sangat penting diterapkan dalam

organisasi karena dengan telah dilakukan pembagian tugas maka seorang

pegawai memiliki tanggung jawab masing-masing terhadap tugas yang

diberikan.

Dalam penelitian ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Kendari menjadi lokasi penelitian dimana akan diteliti terkait fungsi

pengorganisasian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka

ditemukan bahwa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari sudah

melakukan pembagian kerja yang jelas dalam menjalankan organisasi.

Dalam artian bahwa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari

sudah mampu membagi tugas pokok dan fungsi pegawai dalam organisasi,

sehingga setiap pegawai memiliki tanggung jawab dan wajib dilakukan.

56
Selain fungsi pengorganisasian dapat dilihat dari pembagian kerja

yang jelas, fungsi pengorganisasian dapat dilihat juga dari pelaksanaan

pekerjaan berdasarkan pembagian kerja yang dilakukan. Pelaksanaan

pekerjaan berdasarkan pembagian kerja yang dilakukan adalah kesesuaian

tugas dan tanggung jawab pegawai terhadap pelaksanaan pekerjaan yang

dilakukan. Dalam menjalankan pekerjaan, setiap pegawai tentu telah

diberikan tugas pokok dan fungsinya dalam bekerja. Oleh karena itu,

pekerjaan yang dilakukan harus sesuai dengan tugas dan fungsi yang telah

diberikan sebelumnya. Hal ini dilakukan agar terhindar dari kelalaian

bekerja sebab pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi maka akan membuat pekerjaan yang dilakukan menjadi

kacau.

Dalam penelitian ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Kendari telah menekankan kepada pegawai dalam melaksanakan

pekerjaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah diemban

sebelumnya. Dalam artian bahwa pegawai pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Kendari sudah mampu memahami pembagian kerja

yang telah dilakukan sehingga mereka bekerja sesuai dengan pembagian

kerja yang dilakukan. Hal tersebut di atas, didukung dengan hasil

wawancara kepada Sekretaris pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kota Kendari yang menyatakan bahwa:

57
“pembagian kerja yang jelas tentu sangat penting dilakukan. Hal ini
dilakukan agar tidak kerancuan dalam pelaksanaan pekerjaan oleh
pegawai. Dengan pembagian kerja yang jelas, maka setiap pegawai
memiliki tanggung jawab masing-masing dan harus diselesaikan.
Sehingga pelaksanaan pekerjaan yanga da pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Kendari dapat dilakukan secara efisien. Hal ini adalah
bukti bahwa penerapan fungsi pengorganisasian telah dilakukan”.
(Wawancara, 8 Januari 2018).
Senada dengan yang diungkapkan oleh pegawai pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari yang menyatakan bahwa:

“setiap organisasi tentu memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai.


dalam pencapaian tujuan tersebut tentu dibutuhkan dukungan oleh setiap
elemen organisasi. Tidak terkecuali pegawai yang mana tugasnya sebagai
penggerak roda pemerintahan melalui organisasi/instansi. Oleh karena itu
dibutuhkan pembagian kerja yang jelas. Hal ini terlihat pada Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari. Dimana pegawai yang
bertugas dilapangan tepat melaksanakan pekerjaan dilapangan, sedangkan
pegawai yang bekerja di dalam ruangan tetap bekerja diruangan. Hal ini
sesuai dengan pembagian kerja yang telah ditetapkan”. (Muarif Naim,
S.Pd, 8 Januari 2018)
Berdasarkan deskripsi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari telah

menerapkan fungsi pengorganisasian dengan baik. Dimana hal ini

diwujudkan dalam pembagian kerja yang jelas pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Kendari serta pelaksanaan pekerjaan oleh pegawai

sesuai dengan pembagian kerja yang telah ditetapkan pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari.

58
3. Penggerakan (Actuating)

Penggerakan (actuating) adalah proses menggerakan setiap

bawahan agar menjalankan sesuatu kegiatan yang akan menjadi tujuan

bersama. Penggerakan merupakan kelanjutan dari fungsi perencanaan dan

fungsi pengorganisasian. Fungsi penggerakan merupakan hal vital bagi

setiap organisasi sebab fungsi penggerakan meliputi implementasi dari

perencanaan dan pengorganisasian. Dimana seluruh komponen yang

berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja secara

bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing untuk mencapai

tujuan organisasi. Penggerakan atau actuating dapat dilihat dari indikator

kemandirian pegawai dalam bekerja.

Kemandirian pegawai dalam bekerja adalah kemampuan pegawai

dalam sebuah organisasi bekerja tanpa selalu disuruh terlebih dahulu.

Pegawai paham apa yang harus dikerjakan sehingga pekerjaan yang

dilakukan dapat dikerjakan dengan baik. Kemandirian dalam bekerja

sangat dibutuhkan oleh sebuah organisasi sebab pegawai yang bekerja

secara mandiri menunjukkan motivasi mereka dalam bekerja sehingga

hasil pekerjaan yang ditunjukkan akan memuaskan setiap elemen dalam

sebuah organisasi. Dalam penelitian ini, Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Kendari menjadi lokasi penelitian dimana akan diteliti

fungsi penggerakan.

59
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka ditemukan bahwa

pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari melakukan

pekerjaan secara mandiri. Dalam artian bahwa pegawai Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Kota Kendari sudah mampu bekerja tanpa selalu

diingatkan atau disuruh kembali sehingga pekerjaan yang dilakukan

dengan ikhlas. Hal tersebut di atas, didukung dengan hasil wawancara

kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari yang

menyatakan bahwa:

“kemandirian kerja pegawai pada Dinas Pendidikan dan


Kebudayaan Kota Kendari sudah baik. Dimana pegawai sudah mandiri
dalam bekerja tanpa selalu disuruh-suruh dahulu. Sebab pekerjaan
memang menjadi tanggung jawab pegawai, sehingga akan sangat tidak
baik jika mereka bekerja selalu disuruh-suruh terlebih dahulu. Hal ini
menunjukkan bahwa pegawai mampu menggerakkan keinginan untuk
bekerja dengan baik agar tercipta suasana kerja yang baik pula”.
(Wawancara, 8 Januari 2018).
Senada dengan yang diungkapkan oleh salah satu pegawai pada

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari yang menyatakan

bahwa:

“pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari


menurut pengamatan saya sudah cukup mandiri. Hal ini dilihat dari
pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai tanpa selalu diingatkan kembali
tentang pekerjaannya. Seperti saat membuat laporan kegiatan setelah
kegiatan selesai, membuat laporan kinerja dan pengisian jurnal harian, dan
lain sebagainya sehingga akan terjadi kelancaran dalam bekerja. Selain itu,
hal ini juga menunjukkan bahwa pelaksanaan pekerjaan oleh pegawai
dilakukan secara maksimal”. (Nur Latifa, S.Pd, 8 Januari 2018)

60
Berdasarkan deskripsi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

Pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari telah

menerapkan fungsi penggerakan dengan baik. Dimana hal ini diwujudkan

dalam kemadirian pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Kendari. Dalam artian bahwa pegawai mampu menunjukkan fungsi

manajemen berupa fungsi penggerakan yang diaplikasikan dalam

pekerjaan sehari-hari yaitu mampu bekerja secara mandiri tanpa selalu

diperintah atau diingatkan oleh atasan.

4. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan (controlling) adalah proses mengamati berbagai

macam pelaksanaan kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua

pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan

sebelumnya. Fungsi pengawasan merupakan pengendalian semua kegiatan

dari proses perencanaan, pengorganisasian, dan penggerakan atau

pelaksanaan, apakah semua kegiatan tersebut memberikan hasil yang

efektif dan efisien serta bernilai guna dan berhasil guna. Adapun tujuan

pengawasan dilakukan adalah sebagai upaya dalam menilai sejauh mana

perkembangan kompetensi pegawai pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Kendari apakah sudah meningkat atau justru menurun.

Fungsi pengawasan dapat diukur menggunakan indikator pengawasan

terhadap kerja pegawai.

61
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sub Bagian

Umum dan Kepegawaian yang dilakukan menunjukkan bahwa Kepala

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari jarang melakukan

pengawasan baik secara langsung dan tidak langsung. Dalam artian bahwa

pengawasan jarang dilakukan secara rutin, tetapi pengawasan dilakukan

pada saat-saat tertentu saja. Jarangnya pengawasan yang dilakukan oleh

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari kepada seluruh

pegawai disebabkan tingginya aktivitas Kepala Dinas dilapangan. Berikut

hasil wawancara dengan Kepala Sub Bagian Umum dan kepegawaian

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari, mengemukakan sebagai

berikut:

“Menjadi seorang Kepala Dinas memiliki tanggung jawab yang sangat


besar, bukan saja memberikan pelayanan di kantor. Namun, Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari memiliki tanggung jawab untuk
mengerjakan beberapa tugas-tugas lain sesuai dengan tupoksinya, sehingga
terkadang Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari tidak
berada di kantor dan tidak sempat melakukan pengawasan secara
langsung”. (Wawancara, 8 Januari 2018)

Peranan pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Kota Kendari adalah dengan melakukan pengawasan

langsung, yakni dengan melakukan pemantauan pada setiap aktivitas

pelaksanaan tugas-tugas pegawai setiap hari kerja. Namun, pemantauan

langsung kadang-kadang dilaksanakan, hal ini disebabkan adanya

pendelegasian wewenang dimana pemantauan langsung diserahkan kepada

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari yang selalu

berada di dalam kantor. Pengawasan yang dilakukan bertujuan untuk

62
memantau sejauh mana perkembangan penerapan fungsi manajemen

pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari. Selain itu,

dengan adanya kegiatan pengawasan maka akan meningkatkan

kemampuan kerja pegawai sehingga mampu mewujudkan tertibnya

organisasi sebab akan menjadi penilaian negatif jika kemampuan kerja

yang dimiliki pegawai tidak mengalami perkembangan dari waktu ke

waktu.

Hal ini susuai dengan hasil wawancara dengan Sekretaris Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari, mengemukakan sebagai

berikut:

“terkadang fungsi pengawasan diberikan atau dialihkan kepada


Sekretaris ketika Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari
tidak berada di kantor. Sehinga pengawasan masih tetap dilakukan.
Pengawasan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
kompetensi yang dimiliki oleh pegawai sudah meningkat atau menurun.
Dengan adanya kegiatan pengawasan maka akan meningkatkan
kompetensi pegawai sebab akan menjadi penilaian negatif jika kompetensi
yang dimiliki pegawai tidak mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu”. (Wawancara, 8 Januari 2018)

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa Kepala

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari jarang melakukan

pengawasan terhadap pekerjaan pegawai. Namun jika Kepala Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari berhalangan, maka kegiatan

pengawasan dialihkan kepada Sekretaris Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Kendari. Dengan adanya kegiatan pengawasan maka

akan diharapkan pegawai mampu menerapkan fungsi manajemen dalam

pekerjaan mereka.

63
C. Deskripsi Tertib Administrasi

Tertib Administrasi adalah serangkaian kegiatan tata usaha dan

kearsipan yang dikerjakan dengan rapi dan teratur untuk menciptakan iklim

kerja yang selalu siap dengan hasil yang baik pula. Tertib administrasi

merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah organisasi dimana tertib

administrasi dapat menunjang kelancaran kerja dalam sebuah organisasi.

Untuk menciptakan tertib administrasi, organisasi menuntut pegawai untuk

bekerja dengan baik serta menerapkan fungsi manajemen dengan baik agar

tercipta ketertiban dalam bekerja. Berikut deskripsi dimensi tertib adminisrasi

yaitu sebagai berikut:

1. Tercipta Kelancaran Kerja

Kelancaran kerja yaitu suatu keadaan dimana pekerjaan dilakukan

sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sehingga hasil kerja yang

dicapai dapat memuaskan. Kelancaran kerja yang dimaksud dalam

penelitian ini yaitu pencapaian hasil kerja yang maksimal serta pekerjaan

yang dilakukan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan oleh organisasi. Dalam artian bahwa kelancaran kerja merujuk

kepada jumlah pekerjaan atau banyaknya pekerjaan yang dilakukan oleh

pegawai dan diselesaikan dengan baik pula. Terciptanya kelancaran kerja

merupakan salah satu bentuk tertib administrasi yang sangat diharapkan

oleh organisasi sebab dengan terciptanya kelancaran kerja maka organisasi

dapat dengan mudah melakukan berbagai program berikutnya sesuai

dengan rencana.

64
Sesuai dengan hasil wawancara dengan Sekretaris pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari menunjukkan bahwa pegawai

yang ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan mampu melaksanakan

dengan cukup baik. Dalam artian bahwa kesanggupan seorang pegawai

diukur dari penyelesaian pekerjaan yang maksimal dalam segi waktu.

Berikut wawancara dengan Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kota Kendari yang menyatakan bahwa:

“kesalahan-kesalahan didalam bekerja berhasil diminimalkan oleh


pegawai. Sehingga penguasaan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepada
pegawai dapat dikuasai dengan baik, selain itu pencapaian kerja yang
maksimal oleh pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa tercipta kelancaran
kerja pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari. Oleh karena
itu, penerapan fungsi manajemen harus terus tingkatkan agar tercipta tertib
administrasi pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari.”
(wawancara, 8 Januari 2018)
Dari hasil wawancara tersebut, pencapaian hasil kerja pegawai

dalam kategori maksimal. Hal ini disebabkan sebagian pegawai mampu

memahami pekerjaan yang diberikan kepadanya sehingga pekerjaaan

dilakukan secara efisien waktu. Oleh karena itu, dapat disimpulkan

pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari mampu bekerja

dengan baik dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya

sehingga pekerjaan yang dilakukan diselesaikan dengan cepat serta

tercipta kelancaran kerja. Hal ini ditunjang dari kemampuan pegawai

dalam menerapkan fungsi manajemen dengan baik dalam pelaksanaan

pekerjaannya, sebab semakin baik penerapan fungsi manajemen, semakin

tinggi pula penguasaan tugas dan pekerjaan yang diberikan sehingga

tercipta tertib administrasi.

65
Senada dengan yang diungkapkan oleh Kasubag Perencaan pada

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari yang menyatakan

bahwa,

“Dalam hal ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan,


pegawai yang ada pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari
menunjukkan hasil yang baik dari segi kuantitas. Para pegawai
menunjukkan adanya perbaikan yang signifikan dari jumlah kerja mereka,
dimana dalam hal ini para pegawai senantiasa melaksanakan pekerjaannya
sesuai dengan prosedur kerja dan berupaya menyelesaikan pekerjaan
secara tepat waktu, meningkatkan serta menjaga kelancaran kerja dan hasil
kerja sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh organisasi. Hal ini tentu
akan berdampak positif terhadap kelancaran kerja pada Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kota Kendari (wawancara, 8 Januari 2018)”
Dari hasil wawancara, maka dapat disimpulkan bahwa pegawai

pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari sudah cukup

mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan

pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari. Ini menandakan

bahwa fungsi manajemen yang selama ini diterapkan dengan baik akan

menunjang kecepatan kerja pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Kendari. Hal ini akan berdampak pula kelancaran kerja pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari.

2. Tersedianya Data Otentik

Tersedianya data yang otentik adalah adanya data serta arsip yang

dibutuhkan dalam organisasi. Organisasi apapun perlu menyimpan data-

data serta arsip yang telah lalu. Hal ini akan memudahkan seorang

pegawai jika sewaktu-waktu membutuhkan data-data tentang pegawai

dalam organisasi serta data-data penting lainnya. Tersedianya data yang

otentik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kelengkapan data serta

66
arsip dalam organisasi pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Kendari. Sesuai hasil penelitian, menunjukkan bahwa data-data serta arsip

pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari dikatakan cukup

lengkap. Dalam artian bahwa data-data serta arsip organisasi pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari sebagian yang sudah tidak ada.

Data-data yang sudah rusak atau hilang yaitu data-data yang sudah lebih

dari 20 tahun tersimpan. Dalam upaya mempertegas hasil temuan tersebut

juga dilakukan wawancara dengan salah seorang informan yaitu Kepala

Sub Bagian Umum dan kepegawaian. Selanjutnya memberikan penjelasan

bahwa,

“Data-data serta arsip organisasi pada Dinas Pendidikan dan


Kebudayaan Kota Kendari dapat dikategorikan cukup lengkap. Hal ini
disebabkan kesadaran serta keinginan pegawai mewujudkan kelancaran
kerja jika sewaktu-waktu membutuhkan data serta arsip organisasi. Hal ini
akan membuat tertib administrasi pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Kendari, tentu akan berdampak pula pada kelancaran kerja nantinya.
Data yang hilang atau rusak yaitu data yang sudah tersimpan cukup lama.
Rusak atau hilangnya arsip ini dikarenakan kurang memadainya tempat
penyimpanan arsip” (Wawancara, 8 Januari 2018).

Hasil wawancara kepada Kasubag Umum dan Kepegawaian

didukung hasil wawancara dengan salah seorang pegawai pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari. Selanjutnya memberikan

penjelasan bahwa,

“Arsip dan data-data penting yang ada dalam organisasi harus


selalu dijaga dan dirawat. Dinas Pendidikan Kota Kendari merupakan
ssalah satu organisasi yang sangat penting untuk menjaga data-data serta
arsipnya karena pendidikan tetap dibutuhkan masyarakat untuk waktu
yang lama. Namun yang menjadi kekurangan pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Kendari yaitu penyimpanan yang belum memadai
sehingga ada sebagain data dan arsip yang hilang atau rusak.” (Wawancara
8 Januari 2018).

67
Dari hasil wawancara dan penjelasan tadi atas dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa data-data serta arsip organisasi pada Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Kota Kendari sudah dapat dikatakan cukup lengkap.

Dalam artian bahwa ada sebagian data atau arsip pada Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Kota Kendari yang hilang atau rusak. Hal ini dikarenakan

penyimpanan arsip yang belum memadai sehingga berdampak terhadap

data atau arsip yang disimpan.

3. Penyimpanan Arsip

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997, Tentang Kearsipan

Nasional dijelaskan bahwa masalah penyimpanan arsip adalah merupakan

salah satu unsur administrasi kearsipan dalam suatu perkantoran mutlak

perlu mendapat perhatian oleh karena faktor tersebut sangat menentukan

bagi keselamatan, keamanan dan daya tahan arsip dinamis maupun

utamanya arsip statis. Dalam penjelasan tersebut juga dinyatakan tentang

aspek-aspek persyaratan tempat penyimpanan yang ideal yakni:

a. Ruang arsip harus aman dari kemungkinan rusak akibat pengaruh

limbah/polusi industri;

b. Ruang arsip harus aman dari kemungkinan bahaya pencurian,

pengrusakan, dan semacamnya;

c. Ruang arsip harus sedemikian strategis letaknya, (tidak menggangu

aktivitas pegawai, bebas, tenang dan terjamin kerahasiaanya);

68
d. Efisien artinya (ruang arsip harus sedemikian rupa tertata, baik, rapi,

tahan api, air, serangga punya ventilasi yang cukup, sebaiknya

menggunakan AC, terbuka untuk dimasuki kalau perlu selama 24 Jam

dan sebagainya).

Aspek-aspek persyaratan penyimpanan arsip di atas setelah diamati

secara langsung oleh penulis ternyata dapat dikatakan baru memenuhi

persyaratan 70% baik dari persyaratan fisik materialnya maupun dari segi

persyaratan kualitas dan kondisinya. Dalam artian bahwa kondisi

gedung/ruangan penyimpanan arsip pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Kendari belum memenuhi keempat persyaratan sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997, tentang Kearsipan

Nasional. Hal ini terlihat dari keadaan sarana dan prasarana pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari, bahwa ada beberapa lemari

arsip dalam keadaan kurang baik dan perlu diganti atau perbaiki, serta

masih kurangnya jumlah lemari arsip. Hal tersebut sesuai dengan hasil

wawancara dengan Sekretaris pada Badan Perpustakaan Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara yang pada intinya membenarkan bahwa

“dalam mewujudkan sebuah tertib administrasi, maka perlunya


menyediakan sarana dan prasarana kerja yang dapat digunakan untuk
menyimpan arsip serta data-data organisasi lainnya yang penting. Keadaan
sarana dan prasarana penyimpanan arsip pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Kendari dalam kategori cukup memadai. Dalam artian
bahwa sarana dan prasarana penyimpanan arsip sudah disediakan oleh
organisasi, namun keadaan dan perawatannya yang perlu ditingkatkan lagi
agar kedepannya arsip dan data penting pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Kendari akan tetap terjaga”. (wawancara, 8 Januari
2018)

69
Hal tersebut diperkuat hasil wawancara dengan Kepala Sub Bagian

Umum dan Kepegawaian yang menyatakan bahwa,

“memang idealnya suatu ruangan harus aman dan terjamin


kerahasiaanya, utamanya aman dari kemungkinan rusaknya arsip akibat
pengaruh cuaca dalam ruang arsip, aman apabila terjadi kebakaran, aman
dari pencurian dan pengrusakan, gangguan serangga serta mudah
dijangkau apabila dibutuhkan. Apabila kita melihat kondisi ruangan arsip
sebagaimana saudara lihat kayaknya kita masih jauh dari kriteria-kriteria
seperti yang dipersyaratkan tersebut. Mungkin pada saat perencanaan
pembangunan kantor hal tersebut kurang diperhitungkan dengan matang,
tetapi untuk sementara waktu sudah cukup aman dipakai untuk
menyimpan arsip, akan tetapi ke depan harus dipikirkan dan
dipertimbangkan kembali (Wawancara, 8 Januari 2018).

Berdasarkan hasil wawancara dan penjelasan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa kondisi ruang/gedung tempat penyimpanan arsip pada

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari cukup memenuhi standar

persyaratan yang ditetapkan atau diharapkan dengan kata lain sudah cukup

baik namun masih perlu dilakukan pembenahan lebih lanjut lagi agar

dapat sesuai dengan amanat undang-undang kearsipan.

4. Tercipta Sistem Kerja Yang Efektif

Baiknya tingkat tertib administrasi pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Kendari tidak lepas dari pengaruh sistem kerja yang

efektif. Efektif dalam bekerja adalah suatu keadaan yang menunjukkan

tingkatan keberhasilan pegawai dalam pencapaian kinerja dalam

organisasi. Efektif dalam bekerja yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

penggunaan waktu atau manajemen waktu yang baik oleh pegawai pada

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari sehingga mampu

menunjukkan adanya peningkatan dalam hal pekerjaannya sehingga akan

70
tercipta tertib administrasi. Hasil wawancara dengan Kepala Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari yang menyatakan bahwa:

“penggunaan waktu kerja pegawai pada Dinas Pendidikan dan


Kebudayaan Kota Kendari dalam bekerja sudah berkembang kearah yang
lebih baik. Dalam aertian bahwa pegawai pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Kendari sekarang mampu menggunakan waktu kerja
secara efektif, seperti tidak menunda-nuda pekerjaan, mengurangi obrolan
selama jam kerja. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai sudah dapat
menggunakan waktu kerja secara efektif sehingga terhindar dari pekerjaan
yang menumpuk. (wawancara, 8 Januari 2018)”.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa pegawai mampu menggunakan waktu secara efektif. Dalam artian

bahwa pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari

mampu menunjukkan penggunaan waktu kerja secara efektif. Mayoritas

pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari mampu

menggunakan waktu kerja secara efektif dalam melaksanakan pekerjaan.

Penggunaan waktu kerja secara efektif yaitu mengurangi mengobrol ketika

jam kerja, serta melakukan pekerjaan dengan baik sehingga tidak terjadi

penumpukan pekerjaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Kendari.

Senada dengan yang diungkapkan oleh Kasubag Umum dan

Kepegawaian pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari yang

menyatakan bahwa,

71
“pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari
selalu berusaha menggunakan waktu kerja secara efektif. Hal ini terlihat
dari pekerjaan pegawai, dimana mereka mengurangi obrolan pada saat
melakukan kerja. Jika hal ini terus dilakukan, maka secara perlahan
pekerjaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari tidak
akan menumpuk. Dengan tidak adanya pekerjaan yang menumpuk, maka
produktifitas kerja pegawai akan meningkat. Produktifitas tersebut dapat
mendorong terciptanya tertib administrasi karena sistem kerja yang ada
dalam organisasi akan berjalan dengan baik” (wawancara, 8 Januari 2018)
Berdasarkan deskripsi data tersebut maka secara umum dapat

dikatakan bahwa pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota

Kendari dapat bekerja dengan manajemen atau penggunaan waktu kerja

secara efisien. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari mengurangi obrolan ketika

pada saat jam kerja, melaksanakan pekerjaan dengan baik sehingga

mengurangi penumpukan kerja yang ada pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Kendari. Berkurangnya penumpukan kerja, maka

diharapkan akan tercipta ketertiban administrasi pada Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Kota Kendari.

72
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan,

maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan fungsi manajemen pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kota Kendari telah dilakukan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan

fungsi perencanaan yang baik dimana tujuan-tujuan organisasi telah jelas

tertuang dalam visi dan misi. Kemudian fungsi pengorganisasian dalam

ketegori baik, dimana pembagian kerja pegawai dilakukan secara jelas dan

pelaksanaan pekerjaan pegawai sesuai dengan pembagian kerja.

Selanjutnya fungsi penggerakan dalam kategori baik, dimana pegawai

mampu bekerja secara mandiri dan pegawai bekerja secara maksimal. Dan

terakhir fungsi pengawasan dalam kategori cukup baik dimana

pengawasan yang dilakukan perlu dilakukan secara berkelanjutan.

2. Tertib administrasi pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari

sudah tercipta. Hal ini terlihat dari terciptanya kelancaran kerja pegawai

dalam organisasi. Kemudian dari dimensi tersedianya data yang otentik,

ada sebagian data atau arsip yang hilang atau rusak sehingga menghambat

terciptanya kelancaan kerja. Kemudian dari dimensi penyimpanan arsip,

terlihat sarana dan prasarana penyimpanan arsip perlu di lengkapi dan

dirawat kembali secara kontinue. Sedangkan dari dimensi sistem kerja

yang efektif, menunjukkan sistem kerja pegawai sudah efektif.

73
B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan penerapan fungsi manajemen pada Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Kota Kendari, maka pihak perusahaan perlu melakukan

pengawasan yang lebih efektif lagi. Selain itu pengawasan yang dilakukan

sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan sehingga akan meningkatkan

pelaksanaan tugas pegawai.

2. Untuk meningkatkan tertib administrasi pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Kendari, maka perlunya penyediaan sarana dan

prasarana penyimpanan arsip yang memadai serta dilakukan perbaikan dan

perawatan terhadap sarana dan prasarana tersebut.

74
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Ilmiah. PT.


Rineka Cipta. Jakarta.

Badudu J. dan Sutan M. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Pustaka Sinar
Harapan. Jakarta.

Daft, R. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Erlangga. Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Balai Pustaka. Jakarta.

Dessler, G. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Prenhallindo. Jakarta.

Handoko, T. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE.


Yogyakarta.

Hasibuan. 1996. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. PT Bumi Aksara.


Jakarta.

Husein, Umar. 2004. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.

Ilham, M. 2008. Manajemen Sumber Daya dan Kinerja Aparatur Pemerintah


Daerah. CV Indra Prahasta. Bandung.

Irawan. 2000. Manajemen Pemasaran Modern. FE UGM, Yogyakarta.

Ismai, Saleh. 2000. Ketertiban dan Pengawasan. Haji Mas Agung. Jakarta.

Lewis. 2004. Kinerja Organisasi. UGM. Yogyakarta.

Mairizon dan Kiswanto. 2013. Implementasi Fungsi-Fungsi Manajemen Publik.


Jurnal Kebijakan Publik. Volume 4 Nomor 2. Hal. 119-218.

Siagian. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.

Sianapar. 1998. Manajemen Pelayanan Publik. LAN. Jakarta.

Sule E. 2006. Pengantar Manajemen. Kencana. Jakarta.

Sutarto. 2006. Dasar-Dasar Organisasi. Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta.

75
Sutopo. 1998. Metode Penelitian Kualitatif. UNS Press. Surakarta.

Terry, George. 2008. Dasar-Dasar Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta.

The Liang Gie. 1989. Ensiklopedia Administrasi. Gunung Agung. Jakarta.

Winda Sari. 2012. Penerapan Fungsi Manajemen Dalam Pengelolaan


Perpustakaan di SMK Tamansiswa Padang. Jurnal Ilmu Informasi
Perpustakaan dan kearsipan. Vo. 1 No. 1, Hal. 39.

Wursanto. 1993. Kearsipan II. Kanisius. Yogyakarta.

Zainun. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia. Haji Mas Agung.
Yogyakarta.

Sumber Internet:

www.nichonotes.blogspot.co.id/2015/02/fungsi-manajemen.html (diunduh pada


tanggal 10 Oktober 2017, pukul 10.00 Wita)

www.ilmumanajemen.com/pengertian-manajemen-fungsi-dasar-manajemen.html
(diunduh pada tanggal 14 Oktober 2017, pukul 15.00 Wita)

www.dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/fungsi-manajemen.html (diunduh pada


tanggal 14 Oktober 2017, pukul 15.00 Wita)

76
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
ABSTRAK....................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Fungsi............................................................................. 6
B. Konsep Manajemen..................................................................... 7
C. Konsep Fungsi Manajemen......................................................... 13
D. Konsep Tertib Administrasi......................................................... 23
E. Konsep Pegawai Negeri Sipil...................................................... 26
F. Kerangka Pikir ............................................................................ 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ........................................................................ 32
B. Populasi Dan Sampel .................................................................. 32
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 33
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 33
E. Teknik Analisis Data .................................................................. 34
F. Definisi Konsep .......................................................................... 34

vi
77
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................... 36
B. Deskrispsi Fungsi Manajemen.................................................... 52
C. Deskripsi Tertib Administrasi..................................................... 64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 73
B. Saran............................................................................................ 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

78vii
PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana perencanaan tujuan-tujuan yang akan dicapai organisasi pada


Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari?
2. Bagaimana pembagian pembagian kerja yang jelas pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Kendari?
3. Bagaimana pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan tupoksi pada Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari?
4. Bagaimana kemandirian pegawai dalam bekerja pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Kendari?
5. Bagaimana pengawasan terhadap kerja pegawai pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Kendari?
6. Bagaimana kemampuan menyelesaikan setiap pekerjaan sesuai dengan waktu
yang diberikan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari?
7. Bagaimana kelengkapan data serta arsip organisasi pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Kendari?
8. Bagaimana keadaan media penyimpanan arsip pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Kendari?
9. Apakah keadaan arsip selalu terjaga dengan baik pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Kendari?
10. Apakah pegawai mampu bekerja secara efektif pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Kendari?

79
HALAMAN PERSETUJUAN

Telah selesai diperiksa dan disetujui oleh pembimbing I dan pembimbing

II untuk dipertahankan dihadapan panitia seminar hasil penelitian pada Jurusan

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Halu Oleo.

Nama : Mirnawati

Stambuk : C1A1 14 013

Jurusan : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Pelaksanaan Fungsi Manajemen Dalam Menunjang Tertib


Administrasi pada Dinas Pendidikan Kota Kendari.

Kendari, Januari 2018

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Adrian Tawai, S.Sos, M.Si Sitti Hairani Idrus, S.Sos, M.Si
Nip. 19801014 200801 1 001 Nip. 19830707 201504 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Dr. Adrian Tawai, S.Sos, M.Si


Nip. 19801014 200801 1 001
HASIL PENELITIAN

ii
80
PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN DALAM MENUNJANG
TERTIB ADMINISTRASI PADA DINAS PENDIDIKAN
KOTA KENDARI

OLEH:

MIRNAWATI
C1A1 14 013

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018

KATA PENGANTAR

81
Puji syukur kepada Allah Subhana Wata’ala atas segala limpahan rahmat

dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini dengan baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata

Satu (S1) pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Halu Oleo Kendari.

Proses penulisan skripsi ini banyak menemui hambatan, namun berkat

arahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat diselesaikan

sebagaimana adanya. Untuk itu pada kesempatan ini Penulis menyampaikan

penghormatan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pembimbing I

Dr. Adrian Tawai, S.Sos, M.Si dan Pembimbing II Sitti Hairani Idrus, S.Sos, M.Si

yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi

ini. Selain itu, Penulis juga tak lupa menyampaikan penghormatan dan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Muh. Zamrun F., S.Si, M.Sc selaku Rektor Universitas

Halu Oleo Kendari.

2. Bapak Dr. Arifin Utha, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Halu Oleo Kendari.

3. Bapak Dra. Aminuddin, M.Si selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, bapak

Sartono, S.Sos, M.Si selaku Wakil Dekan II Bidang Kepegawaian dan

Keuangan, dan bapak Drs. H. Mustakim, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Halu Oleo.

4. Bapak Dr. Adrian Tawai, S.Sos, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Administrasi.


iv

82
5. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Dosen serta seluruh Staf Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Halu Oleo Kendari atas segala sumbangsihnya yang

diberikan kepada Penulis selama dalam proses perkuliahan.

6. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari beserta seluruh staf

yang telah memberikan kesempatan dan pelayanan data/informasi dalam

pelaksanaan penelitian.

7. Kedua orang tua tercinta beserta seluruh keluarga yang telah memberikan

kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dengan penuh

kesabaran, pengorbanan, dan pengertian sehingga penulis dapat

menyelesaikan pendidikan pada tingkat Sarjana Strata Satu (S1).

8. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Halu Oleo yang selama ini turut memotivasi penulis

dalam menyelesaikan studi.

Akhirnya atas segala bantuan dari semua pihak yang tidak sempat

penulis sebutkan namanya satu persatu pada kesempatan ini diucapkan banyak

terima kasih. Semoga Allah Subhana Wata’ala senantiasa melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin.

Kendari, Januari 2018

Penulis

DAFTAR TABEL
v

83
Nomor Judul Hal
1 Keadaan Pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Kendari Menurut Jenis Kelamin………..... 47
2 Keadaan Pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Kendari Menurut Tingkat Pendidikan....… 48
3 Keadaan Pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Kendari Menurut Usia........…………....... 49
4 Keadaan Pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Kendari Menurut Masa Kerja.……………. 50
5 Keadaan Sarana dan Prasarana pada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Kendari ....……………….... 51

ABSTRAK

viii

84
Mirnawati (C1A1 14 013), Pelaksanaan Fungsi Manajemen Dalam
Menunjang Tertib Administrasi pada Dinas Pendidikan Kota Kendari, dibimbing
oleh bapak Adrian Tawai selaku pembimbing I dan ibu Sitti Hairani Idrus
selaku pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan
fungsi manajemen pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari dan
untuk mengetahui tertib administrasi pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Kendari.
Informan penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling yaitu
menetapkan informan dengan teknik acak berdasarkan homogenitas informan dan
menurut kriteria tertentu. Untuk melengkapi data penelitian, maka ditetapkan
informan penelitian berjumlah 5 orang yang terdiri dari Kepala Dinas, Sekretaris,
Kasubag Kepegawaian, dan 2 orang pegawai non jabatan struktural pada Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum penerapan fungsi
manajemen pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari telah
dilakukan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan fungsi perencanaan yang baik
dimana tujuan-tujuan organisasi telah jelas tertuang dalam visi dan misi.
Kemudian fungsi pengorganisasian dalam ketegori baik, dimana pembagian kerja
pegawai dilakukan secara jelas dan pelaksanaan pekerjaan pegawai sesuai dengan
pembagian kerja. Selanjutnya fungsi penggerakan dalam kategori baik, dimana
pegawai mampu bekerja secara mandiri dan pegawai bekerja secara maksimal.
Dan terakhir fungsi pengawasan dalam kategori cukup baik dimana pengawasan
yang dilakukan perlu dilakukan secara berkelanjutan.
Tertib administrasi pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kendari
sudah tercipta. Hal ini terlihat dari terciptanya kelancaran kerja pegawai dalam
organisasi. Kemudian dari dimensi tersedianya data yang otentik, ada sebagian
data atau arsip yang hilang atau rusak sehingga menghambat terciptanya
kelancaan kerja. Kemudian dari dimensi penyimpanan arsip, terlihat sarana dan
prasarana penyimpanan arsip perlu di lengkapi dan dirawat kembali secara
kontinue. Sedangkan dari dimensi sistem kerja yang efektif, menunjukkan sistem
kerja pegawai sudah efektif.

Kata Kunci: Fungsi Manajemen, Tertib Administrasi.

iii

85

Anda mungkin juga menyukai