Anda di halaman 1dari 7

MATERI UJIAN PRAKTIK IPA KELAS 9

TP. 2023-2024

Konversi Suhu

Celcius Reamur Fahrenheit Kelvin


30 ..... ..... .....
..... 56 ..... .....
..... ..... 50 .....
..... ..... ..... 353
85 ..... ..... .....
...... 84 ..... .....
...... ..... 68 .....
...... ...... ...... 398

ZAT ADITIF MAKANAN

Zat aditif adalah bahan yang ditambahkan kedalam makanan atau minuman dalam jumlah kecil saat pembuatan
makanan. Penambahan zat aditif bertujuan untuk memperbaiki penampilan, cita rasa, tekstur, aroma,
memperpanjang daya simpan, meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin.
Berdasar fungsinya, zat aditif ada 7 yaitu : pewarna, pemanis, pengawet, penyedap, pemberi aroma, pengental
dan pengemulsi. Berdasar asalnya, zat aditif ada 2 yaitu : alami dan buatan.
Zat aditif alami adalah zat aditif yang berasal dari makhluk hidup dan tidak membahayakan kesehatan manusia,
tetapi jika kebanyakan juga bisa mengganggu kesehatan.
Zat aditif buatan adalah zat aditif yang dibuat manusia, diperoleh dari reaksi kimia dan bahan bakunya
menggunakan bahan kimia. Zat aditif buatan digunakan sesuai ketentuan jumlah dan fungsinya, jika
disalahgunakan dapat membahayakan kesehatan.

Zat Aditif Alami Buatan


Pewarna Ungu : buah murbei, buah anggur Biru : Brilliant Blue FCF
Kuning : kunyit Kuning : tartrazine, yellow FCF
Oranye : wortel Oranye : sunset yellow FCF
Hijau : daun suji, daun pandan Hijau : fast green FCF
Cokelat : kakao Merah : allura red AC
Merah : buah naga , stroberi
Pemanis Gula tebu Siklamat
Madu Aspartam
Kalium asesulfam
Sakarin
Pengawet Bawang putih Asam benzoat, natrium benzoat, dan kalium
Bawang merah benzoat (mengawetkan minuman ringan, kecap
Garam dan saus)
Asam askorbat (mengawetkan daging olahan,
kaldu dan buah dalam kaleng)
Asam propionat : mengawetkan roti dan olahan
keju
Natrium nitrat : mengawetkan daging olahan
dan keju
Penyedap Bawang putih Monosodium glutamat (MSG)
Bawang merah Mononatrium glutama[t (MNG)
Sereh Vetsin
Pemberi aroma Daun pandan Amil kaproat : aroma apel
Daun kemangi Amil asetat : aroma pisang ambon
Bunga kecombrang Etil butirat : aroma nanas
Vanolin : aroma vanili
Metil antranilat : aroma anggur
ASAM, BASA dan GARAM

Asam
Jika kita makan buah yang masih muda maka panca indera kita (lidah) akan terasa asam. Rasa tersebut disebabkan
karena tidak terlepas dari kandungan zat kimia yang ada di dalam buah yang masih muda tersebut. Kandungan tersebut
dinamakan zat asam. Pengertian asam adalah zat yang dalam air bisa menghasilkan ion hidrogen (H+).
Contoh asam yang terkenaL

Basa
Pengertian basa adalah zat yang dalam air bisa menghasilkan ion hidroksida (OH–). Mengapa dapat terbentuknya ion
ion hidroksida? Hal ini karena senyawa hidroksida tersebut bisa mengikat satu elektron pada waktu dimasukkan ke
dalam air (H2O). Basa bisa menetralisir asam (H+) oleh karenanya dihasilkan air (H2O). Contoh yang bersifat basa adalah
sabun.

Contoh basa yang terkenal

Garam

Terdapat beberapa contoh garam, misalnya saja NaCl, NaNO2, CaCl2, ZnSO4 dan sebagainya. Garam
adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa. Teman-teman semua pastinya tidak asing lagi
dengan garam dapur (NaCl) kan? Garam yang ada di dapur merupakan salah satu contoh garm yang
dimanfaatkan untuk memasak. Tahukah teman-teman semua dari mana garam dapur tersebut didapatkan?
Garam dapur bisa didapatkan dari air laut. Bagi para petani garam dalam proses membuatnya dengan cara
penguapan dan kristalisasi. Garam yang didapatkan lalu diproses iodisasi (garam kalium, KI), oleh karenanya
didapatkan garam beriodium. Garam dapur bisa juga didapatkan dengan cara mencampur antara zat asam
dan basa. Mengapa hal tersebut bisa demikian? Asam bereaksi dengan basa akan membentuk zat netral, ini
berarti bahwa sifatnya tidak asam dan tidak basa. Sedangkan reaksi antara asam dan basa disebut reaksi
netralisasi. Sebagai contohnya adalah asam klorida jika bereaksi dengan natrium hidroksida (soda api) akan
terbentuk garam dapur dan air. Apabila dalam pembuatan garam memakai proses penguapan, maka air akan
mengalami penguapan dan yang tersisa adalah garam dapurnya saja. Logam besi yang terkena garam akan
mengalami perubahan benda karena adanya perkaratan.
MIKROSKOP

Bagi yang masih belum mengetahui bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya, berikut ini merupakan
penjelasannya:
1. Lensa objektif
Sementara itu lensa objektif yaitu bagian dari mikroskop yang terletak dekat dengan objek yang sedang
diamati atau objek penelitian. Sifat bayangan pertama yang dibentuk oleh lensa objektif yaitu nyata, terbalik
dan diperbesar.
Perbesaran objek yang bisa dilakukan yaitu tergantung dari pembuatnya, namun biasanya berkisar pada 10
kali, 40 kali atau bahkan hingga 100 kali. Selain itu lensa objektif juga memiliki nilai aperture atau NA.
Nilai aperture disini yaitu ukuran dari kemampuan mengumpulkan cahaya, dan juga menyelesaikan detail
mengenai spesimen halus pada saat bekerja pada objek yang tetap. Semakin tinggi nilai aperture akan
membuat cahaya semakin miring masuk ke dalam lensa objektif.
Hal tersebut bisa membuat gambar yang dihasilkan bisa terlihat lebih jelas, dan juga lebih memungkinkan
struktur yang memiliki ukuran lebih kecil bisa divisualisasikan dengan tingkat kejernihan yang tinggi.
2. Lensa okuler
Lensa okuler merupakan salah satu bagian-bagian mikroskop yang berada paling dekat dengan observer
atau mata dari pengamat. Fungsi dari lensa okuler yaitu untuk memperbesar bayangan objek yang akan
diamati, dimana bayangan tersebut bersifat maya, tegak dan diperbesar.
Sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa okuler, membuat bayangan tersebut memungkinkan untuk dilihat
secara langsung oleh seorang observer. Pada umumnya hasil bayangan yang dibentuk bisa dilakukan
perbesaran hingga 6,10 atau bahkan hingga 12 kali.
Jumlah lensa okuler pada mikroskop tergantung dari jenis mikroskopnya. Jenis mikroskop monokuler hanya
memiliki satu lensa okuler saja, sehingga hanya bisa digunakan menggunakan sebelah mata saja.
Sedangkan untuk mikroskop binokuler, di dalamnya terdapat lensa okuler sebanyak dua, sehingga observer
bisa melihatnya menggunakan dua matanya sekaligus.
3. Tabung mikroskop
Tabung mikroskop disebut juga dengan nama tubus, yaitu bagian dari non-optik mikroskop yang memiliki
fungsi yaitu mengatur fokus. Tabung mikroskop juga memiliki fungsi lain yaitu untuk melekatkan bagian-
bagian lainnya dari mikroskop.
Pada bagian atas merupakan tempat untuk melekatnya lensa okuler, sedangkan untuk bagian bawah
merupakan tempat untuk revolver. Di dalam revolver ini terdapat lensa objektif.
4. Mikrometer
Bagian-bagian mikroskop selanjutnya yaitu ada mikrometer atau sebuah pemutar halus yang memiliki
ukuran kecil. Fungsi dari mikrometer ini yaitu untuk menurunkan atau menaikkan tubus atau tabung
mikroskop dengan tempo yang lambat.
Jadi pada saat mengamati sebuah objek, cara untuk mengatur fokus agar objek dapat dilihat dengan jelas
bisa mengatur mikrometer.
5. Makrometer
Makrometer merupakan pemutar kasar yang memiliki ukuran lebih besar dari mikrometer dan terletak di
lengan mikroskop. Fungsi dari makrometer ini yaitu untuk menaikkan atau menurunkan tabung mikroskop
dengan tempo yang cepat.
6. Reflektor
Reflektor atau yang disebut juga dengan cermin pengatur, memiliki fungsi untuk memantulkan cahaya yang
berasal dari cermin ke objek pengamatan. Di dalam reflektor terbagi menjadi dua jenis cermin di dalamnya
yaitu ada cermin datar dan cermin cekung.
Cermin datar digunakan jika cahaya yang dibutuhkan sudah cukup untuk mengamati suatu objek, sedangkan
cermin cekung digunakan pada saat kondisi cahaya masih kurang maksimal atau sinarnya lemah. Namun
untuk mikroskop dengan model terbaru, cermin sudah tidak dipasang lagi.
7. Diafragma
Diafragma merupakan bagian dari mikroskop yang terletak pada bagian meja preparat. Fungsi dari
diafragma yaitu untuk mengatur cahaya yang masuk. Hal tersebut memungkinkan observer untuk mengatur
jumlah cahaya yang dibutuhkan pada saat melakukan pengamatan.
Hal tersebut bisa mengatur fokus pada objek pengamatan yang akan diteliti, sehingga bisa terlihat lebih jelas.
8. Revolver
Di dalam mikroskop juga terdapat bagian yang dinamakan dengan revolver atau dudukan lensa. Fungsi dari
revolver yaitu untuk perbesaran dari lensa objektif yang akan digunakan, sehingga akan mempermudah
dalam mengatur nilai pengamatan dari mikroskop.
Cara untuk mengoperasikannya yaitu hanya dengan memutar revolver ke kanan atau ke kiri, sesuaikan
hingga objek yang diamati dapat terlihat dengan jelas.
9. Meja mikroskop
Salah satu bagian-bagian mikroskop selanjutnya yaitu meja mikroskop. Fungsi dari meja mikroskop yaitu
sebagai tempat untuk alas meletakkan objek yang akan diamati. Bagian tengah pada meja mikroskop juga
terdapat sebuah lubang sebagai tempat untuk lewatnya cahaya.
Meja mikroskop juga dilengkapi dengan penjepit objek di dalamnya. Fungsi dari penjepit objek yaitu untuk
memudahkan dalam proses pengamatan agar objek tidak bergeser.
10. Kondensor
Fungsi dari kondensor yaitu untuk mengumpulkan cahaya dari hasil pantulan pada cermin, selanjutnya
cahaya akan difokuskan sebagai penerangan pada objek yang akan diamati.
Cara penggunaan kondensor ini yaitu cukup dengan diputar ke arah kiri, kanan, naik atau turun. Bisa diatur
sesuai dengan kebutuhan agar objek pengamatan bisa terlihat jelas
11. Lengan mikroskop
Bagian dari mikroskop yang mudah untuk diamati karena cukup mencolok yaitu lengan mikroskop. Fungsi
dari lengan mikroskop yaitu sebagai pegangan pada saat membawa mikroskop, seperti pada saat akan
memindahkannya.
Hal tersebut yang membuat terdapat engsel yang berada di antara kaki dan lengan dari mikroskop. Bagian
tersebut bisa diatur dengan posisi direbahkan maupun ditegakkan.
12. Kaki mikroskop
Mikroskop juga dilengkapi dengan bagian kaki yang memiliki fungsi yaitu sebagai penopang atau penyangga,
sehingga mikroskop bisa tegak berdiri. Walaupun diletakkan pada bidang yang tidak datar, bagian dari
mikroskop ini bisa membuat mikroskop tetap stabil.
Pada kaki mikroskop yang sederhana, melekat sebuah lengan yang dilengkapi dengan perangkat di
dalamnya semacam engsel.
13. Penjepit kaca
Walaupun mikroskop sudah dilengkapi dengan penjepit objek, namun di dalamnya juga dilengkapi dengan
penjepit kaca. Fungsi dari penjepit kaca ini yaitu sebagai pelapis untuk objek pengamatan, dimana tujuannya
yaitu agar preparat tidak mudah bergeser dari kedudukannya.
14. Sendi inklinasi
Bagian dari mikroskop yang terakhir yaitu ada sendi inklinasi atau disebut juga dengan sekrup. Bagian ini
sangat penting di dalam mikroskop karena bisa digunakan sebagai pengatur sudut.
Sesuai dengan namanya, bagian dari sendi inklinasi ini memiliki fungsi yaitu untuk mengatur mengenai
derajat kemiringan dari mikroskop, sehingga observer juga akan nyaman pada saat mengamati objek yang
akan diteliti.
PRAKTIKUM UJI MAKANAN
Zat yang terkandung dalam suatu bahan makanan dapat diketahui melalui praktikum biologi uji makanan.
Ada empat bentuk uji makanan yang meliputi uji amilum, uji glukosa, uji protein, dan uji lemak. Empat uji
makanan tersebut dapat digunakan untuk menyelidiki bahan apa yang terkandung dalam sebuah bahan
makanan. Setiap jenis uji makanan memiliki cara dan langkah yang berbeda pada pelaksanaannya.

Zat makanan seperti amilum, glukosa, protein, dan lemak dibutuhkan tubuh sebagai sumber nutrisi bagi tubuh.
Bahan makanan tersebut akan diolah oleh tubuh dan digunakan sebagai sumber tenaga untuk melakukan aktifitas
sehari-hari. Bahan makanan seperti karbohidrat biasanya mengandung amilum/zat tepung dan glukosa.
Sedangkan ikan/ayam mengandung protein dan lemak.

Bahan-bahan makanan tersebut dapat diketahui kandungannya melalui uji makanan? Bagaimana cara kerja
praktikum biologi uji makanan? Ulasan mengenai praktikum biologi uji makanan meliputi uji amilum, lemak,
glukosa, dan protein dapat disimak pada uraian di bawah.

Alat bahan:
1. Tabung reaksi dgn raknya 11. Roti/nasi
2. Pipet tetes 12. Kedelai
3. Cawan petri 13. Putih telur rebus
4. Mortal 14. Pisang
5. Spatula 15. Kemiri
6. Pembakar bunsen 16. margarin
7. Penjepit tabung reaksi
8. Kertas buram
9. Korek api
10. Tisu

Langkah kerja:
Uji Amilum

Larutan yang dibutuhkan untuk melakukan uji amilum (karbohidrat) adalah lugol atau kalium iodida.
 Ambil 6 buah bahan makanan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, yaitu roti, kedelai, putih telur rebus,
pisang, kemiri, dan margarin.
 Haluskan bahan makanan yang berbentuk padat seperti roti, kedelai, putih telur rebus, pisang, dan kemiri.
 Letakkan bahan makanan yang sudah diproses ke cawan petri.
 Beri label untuk masing-masing bahan makanan.
 Pada masing-masing bahan makanan, ditetesi lugol atau kalium iodida.
 Amati perubahan warna yang terjadi dan catat hasilnya

Uji Lemak
Alat yang digunakan untuk melakukan uji lemak adalah kertas buram.
 Persiapkan kertas buram.
 Oleskan bahan makanan yang dimiliki, yaitu roti, kedelai, putih telur rebus, pisang, kemiri, dan margarin pada
kertas buram yang telah disediakan.
 Beri nomor tingkat transparansi kertas buram, no 1 untuk kertas buram yang paling transparan.

Uji Glukosa / Uji Benedict


Larutan yang dibutuhkan untuk melakukan uji glukosa adalah benedict (Fehling A + Fehling B).
 Siapkan 6 tabung reaksi beserta raknya.
 Ambil 6 buah bahan makanan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, yaitu roti, kedelai, putih telur rebus,
pisang, kemiri, dan margarin.
 Haluskan bahan makanan yang berbentuk padat seperti roti, kedelai, putih telur rebus, pisang, dan kemiri.
 Masukkan bahan makanan yang sudah dihaluskan pada tabung reaksi.
 Beri label untuk masing-masing bahan makanan.
 Beri 5 tetes benedict pada setiap bahan makanan.
 Panaskan diatas bunsen dan diamkan sebentar.
 Amati perubahan warna yang terjadi dan catat hasilnya.

Uji Protein
Larutan yang dibutuhkan untuk melakukan uji protein adalah biuret NaOH dan CuSO4
 Siapkan 6 tabung reaksi beserta raknya
 Ambil 6 buah bahan makanan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, yaitu roti, kedelai, putih telur rebus,
pisang, kemiri, dan margarin.
 Haluskan bahan makanan yang berbentuk padat seperti roti, kedelai, putih telur rebus, pisang, dan kemiri.
 Masukkan bahan makanan yang sudah dihaluskan pada tabung reaksi.
 Beri label untuk masing-masing bahan makanan.
 Beri 3 tetes larutan NaOH dan 3 tetes larutan CuSO4 pada setiap bahan makanan.
 Amati perubahan warna yang terjadi dan catat hasilnya.
Tabel hasil pengamatan hasil uji makanan:

Pembahasan

1. Lugol digunakan untuk menguji bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum). Bahan makanan
yang mengandung amilum (karbohidrat) bila ditetesi lugol akan berubah warna menjadi biru hitam. Semakin
gelap warnanya berarti makanan tersebut banyak kandungan karbohidratnya.

Perubahan warna ini dikarenakan adanya reaksi amilum dengan iodine berupa senyawa kompleks amanium
iodida yang menghasilkan warna biru kerhitaman.

2. Biuret (NaOH dan CUSO4) adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan protein. Bahan makanan
yang mengandung protein akan berubah menjadi ungu setelah ditetesi biuret. Hal itu terjadi karena ada
ikatan protein dengan biuret yang menghasilkan dasar reaksi kompleks koordinasi antara Cu2+ dengan gugus
– C = O dan NH ikatan peptida dalam larutan alkalis. Menghasilkan perubahan warna menjadi ungu atau
lembayung.

Prinsip uji biuret akan bereaksi dengan ikatan peptida protein pada sampel. Adanya protein sampel
ditunjukkan dengan adanya perubahan sampel menjadi warna ungu. Pembentukan warna disebabkan karena
adanya kompleks ion Cu+ dengan ikatan peptida protein.

3. Benedict (Fehling A dan Fehling B) adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan glokusa pada
bahan makanan. Bahan makanan yang mengandung glukosa akan berubah menjadi warna merah bata setelah
ditetesi benedict dan kemudian dipanaskan.

Prinsip uji benedict adalah memanfaatkan reaksi kimia antara gula pereduksi dengan ion tembaga yang
menghasilkan endapan warna merah bata. Warna tersebut berasal dari senyawa tembaga oksida yang
terbentuk dari hasil reaksi.
Ringkasan perubahan warna yang terjadi pada praktikum uji makanan dapat dilihat pada tabel di bawah.

PRAKTIKUM LISTRIK STATIS


Listrik statis dapat terjadi karena adanya perpindahan elektron. Benda menjadi bermuatan karena muatan
negatifnya (elektron) dipindahkan dari satu benda ke benda lain. Jadi menggosok penggaris dengan kain
artinya kedua benda saling dimuati (charged) sehingga elektron dari salah satu benda berpindah ke benda
lain. Benda yang satu memperoleh sejumlah elektron, sehingga akan bermuatan negatif. Sedangkan, benda
satunya lagi kehilangan elektron, sehingga akan bermuatan positif.
Sebagai contoh, saat kamu menggosokkan balon pada rambutmu berarti kamu memberikan muatan negatif
pada balon itu. Ketika kamu dekatkan balon tersebut ke dinding yang bermuatan netral, maka balon akan
menempel. Ini menunjukkan bahwa benda yang bermuatan pun akan menarik benda yang netral.
Menempelnya balon yang bermuatan negatif membuat timbulnya bagian
bermuatan positif dan negatif pada dinding. Dinding yang dekat balon yang bermuatan negatif akan
bermuatan positif sedangkan yang sebelah dalam bermuatan negatif. Peristiwa seperti ini disebut induksi
listrik.
Pada kehidupan sehari-hari, benda yang dapat digosok dan menjadi bermuatan listrik tidak hanya balon
yang digosok ke rambut. Tabel berikut menyajikan peristiwa penggosokan benda yang menyebabkan
elektron dapat berpindah.

Anda mungkin juga menyukai