B. Kompetensi Guru
1. Kompetensi Pedagogik
Guru mampu memahami karakteristik peserta didik dari dari berbagai
Aspek kehidupan. Baik itu moral, emosional maupun intelektualnya. Guru telah
memposisikan dirinya sebagai fasilitator dan memberikan kemudahan belajar
siswa yaitu dengan guru memberikan arahan, bimbingan, dan mengatur proses
pembelajaran. Untuk lebih mengaktifkan siswa guru telah melakukan berbagai
upaya yaitu dengan berbagai macam metode pembelajaran yang umumnya sudah
ada. Adapun potensi seta kemampuan yang dimiliki peserta didik di MTs Darul
Ulum ini berbeda-beda. disini Ada Kelas unggulan yang itu didalamnya ada
program tersendiri untuk meningkatkan prestasi siswa. Dan ada kelas yang
dikelompokkan untuk Kelas yang kurang bisa dalam baca Tulis Al-qur’an yang
didalamnya diterapkan program agar peserta didik tidak mengalami kesulitan
khususnya dalam Baca Tulis Al-qur’an. Guru dalam melakukan/menerapkan
berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran tentunya sesuai
dengan Kurikulum yang telah diterapkan di Madrasah sehingga dapat mencapai
Tujuan yang telah ditetapkan. Proses Pengajaran di MTs. Darul Ulum
Purwogondo melaksanakan kurikulum sebagaimana ketentuan dari DEPAG yaitu
Kurikulum Merdeka Belajar untuk kelas 7 serta Kurikulum 2013 umtuk kelas 8
dan 9, dengan penambahan mata pelajaran agama sebagai muatan lokal. Maka di
Madrasah sudah melaksanakan adanya Pengembangan Kurikulum. Adapun dalam
memilih Metode dan Tehnik pembelajaran tidak hanya sesuai penerapan
kurikulum saja melainkan sesuai dengan karakteristik yang dimiliki dari Peserta
didik. Dalam proses belajar mengajar Guru mampu berkomunikasi dan melakukan
umpan timbal balik terhadap siswa. Guru melakukan refleksi terhadap
pembelajaran Peserta Didik untuk memberikan umpan balik secara lisan dan
tertulis kepada Guru di dalam kelas. Baik dalam proses pembelajaran, review
pembelajaran maupun pada evaluasi pembelajaran. Kemudian dalam hasil
refleksi siswa dan Guru dapat berkomunikasi dengan baik sehingga untuk
mencapai tujuan akan lebih mudah. Karena terdapat umpan balik dari peserta
didik dan guru dalam proses pembelajaran. Dari situ bisa menghasilkan perbaikan
dan pengembangan hasil belajar siswa yang tentunya akan mendapatkan
keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Dalam melakukan penilaian dan evaluasi. Guru di MTs Darul Ulum
melaksanakan penilaian dengan menggunakan berbagai teknik dan jenis penilaian.
Yaitu Teknik lisan, Teknik tertulis, Teknik penugasan untuk penilaian
Pengetahuan. Guru di Madrasah juga merancang remidial dan pengayaan untuk
peserta didik yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Tentunya dilakukan agar
mendapatkan nilai yang lebih baik dari sebelumnya.
Dalam mendukung hasil belajar peserta didik di MTs Darul Ulum ini
menerapkan berbagai Ekstrakurikuler baik dalam akademik maupun non
Akademik. Seperti contoh dalam Ekstrakurikuler Akademik, ada penambahan jam
mata pelajaran/Les yang dilaksanakan setiap hari selasa maka kegiatan tersebut
bertujuan meningkatkan hasil Belajar peserta didik.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap
guru yang berhubungan dengan sikap dan kepribadian. Berdasarkan pengamatan
dalam pengamalan kompetensi kepribadian guru di MTs. Darul Ulum
Purwogondo sudah optimal, dapat dilihat dari sikap dan kepribadian dewan guru
yang ditunjukkan setiap hari di lingkungan sekolah baik saat mengajar di dalam
kelas maupun saat bertemu dengan guru lain atau warga sekolah. Guru
menghargai setiap perbedaan karakter peserta didiknya tanpa membeda-bedakan
suku, jenis kelamin, daerah asal, dan adat istiadat, semua peserta didik adalah
sama. Setiap guru memiliki sikap yang baik terhadap peserta didiknya dan seluruh
warga sekolah, sesuai dengan norma agama, hukum, dan sosial yang berlaku di
lingkungan masyarakat. Guru memiliki perilaku jujur dalam berbicara, tegas
dalam mengambil tindakan dalam menghadapi setiap masalah, misalnya ada
peserta didik yang terlambat, mereka diberi hukuman disuruh mengantarkan surat
ijin ke kelas-kelas.
Guru dapat menjaga sikap dengan baik, sopan sehingga dapat menjadi
contoh dan teladan bagi muridnya, misalnya pada saat kegiatan belajar mengajar,
guru menceritakan tentang kisah perjalanan hidup yang dapat membangkitkan
peserta didik supaya semangat dalam belajar. Guru juga sudah mencerminkan
perilaku sebagai pribadi yang baik, ramah dan sebagai pribadi yang stabil dan
mantap di madrasah. Setiap guru memiliki wibawa masing-masing, memiliki
pribadi yang arif dan dewasa yang sudah ditunjukkan oleh perilakunya. Guru
sudah menunjukkan etos kerja yang tinggi dan memiliki tanggung jawab, seperti
selalu ada guru piket yang menyambut peserta didik dengan senyuman dan tidak
lupa peserta didik bersalaman dengan guru. Dewan guru percaya diri dan merasa
senang dapat mendidik peserta didiknya dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang
dimilikinya.
Norma atau aturan kepribadian seorang guru sudah diatur dalam kode etik
profesional guru yang dijadikan pedoman bagi seorang guru dalam bersikap dan
berperilaku dalam melaksanakan tugasnya. Guru di MTs. Darul Ulum
Purwogondo sudah optimal dalam memahami dan berperilaku yang sesuai dengan
kode etik profesional guru, seperti setiap guru mematuhi peraturan yang dibuat
oleh pihak madrasah dan kode etik profesi guru yang berlaku.
3. Kompetensi Sosial
Guru sebagai pemimpin kelas dan fasilitator pendidikan, sangat diharapkan
bisa berkomunikasi dengan bahasa yang santun dan mudah dimengerti. Menurut
hasil pengamatan guru dan staf karyawan MTs. Darul Ulum Purwogondo sudah
memenuhi kriteria kemampuan kompetensi sosial dengan peserta didik, orang
tua/wali dan mahasiswa PPL. Guru dan warga madrasah MT's Darul Ulum sangat
ramah senyum dan mudah beradaptasi dengan warga madrasah. Namun masih ada
beberapa guru yang ketika mengajar masih menggunakan bahasa yang tidak enak
didengar dan itu sangat berpengaruh dalam proses penstransferan ilmu.
C. Proses Belajar
a. Aktivitas Guru
Pada proses kegiatan belajar mengajar guru masuk kelas sesuai jadwal yang
telah ditentukan dengan pakaian rapi dan membawa buku ajar. Dimulai dari
berdoa sebelum memulai pembelajaran, dilanjutkan dengan absensi kehadiran
peserta didik. Guru membuka pelajaran diawali dengan mereview materi yang
telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Dilanjutkan menyampaikan materi
yang akan diajarkan dengan mengaitkan materi dalam kehidupan sehari-hari dan
menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran tersebut. Pada
proses kegiatan belajar mengajar guru menggunakan metode ceramah dalam
penyampaian materi bahan ajar yang dijadikan acuan oleh Guru diantaranya buku
LKM (Lembar Keja Murid), buku modul, dan juga buku-buku referensi lainnya
yang terkait dengan materi yang akan disampaikan Guru mampu memberi
stimulus pada siswa untuk bertanya terkait materi yang telah disampaikan
kegiatan tanya jawab antar Guru dan Siswa dapat berlangsung dengan baik, mulai
dari pertanyaan dasar sampai dengan pertanyaan lanjutan. Kegiatan proses belajar
mengajar diakhiri dengan kesimpulan serta pemberian penugasan kepada peserta
didik. Proses belajar mengajar ditutup dengan berdoa bersama.
2. Aktivitas Siswa
Siswa di MTs Darul Ulum Purwogondo rata-rata berasal dari Kalinyamatan
sendiri tapi dengan latar belakang keluarga, lingkungan, dan kebiasaan atau
pembawaan yang berbeda-beda. Dari keragaman siswa inilah suasana di MTs
Darul Ulum Purwogondo menjadi semakin unik, menyenangkan, selain memiliki
banyak teman, juga memberi banyak pengalaman. Di MTs Darul Ulum
Purwogondo sendiri para siswa dibekali dengan berbagai pembelajaran yang
sudah ditentukan oleh kurikulum dan dibekali dengan ilmu agama, ilmu umum,
budi pekerti luhur, serta keterampilan yang nantinya siap untuk melanjutkan
kejentang pendidikan selanjutnya.
Kegiatan Rutin di MTs Darul Ulum Purwogondo Kegiatan belajar mengajar
di MTs Darul Ulum Purwogondo tidak hanya sebatas kegiatan belajar mata
pelajaran saja. Namun banyak kegiatan lainnya yang menambah wawasan, serta
keterampilan siswa. Adapun agenda rutin yang dilakukan siswa sepanjang proses
aktivitas belajar mengajar di MTs Darul Ulum Purwogondo, meliputi ;
a. Membaca Asma’ul Husna Pembacaan Asma’ul Husna dilaksanakan setiap
hari, sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Siswa MTs Darul
Ulum Purwogondo setiap pagi sebelum kegiatan belajar mengajar diwajibkan
membaca Asma’ul Husna agar ilmu yang didapat dalam kegiatan belajar
mengajar bermanfaat bagi siswa.
b. Kegiatan Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang harus diikuti siswa paling
tidak setiap siswa mengikuti salah satu ekstrakurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler yang harus diikuti siswa yaitu pramuka, pencak silat, rebana,
palang merah remaja (PMR), atletik, futsal, sepak bola, jurnalistik, marching
band. Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler siswa bisa memanfaatkan
waktunya untuk kegiatan yang positif
3. Penanganan kesulitan Belajar
a. Dalam proses belajar mengajar perlu adanya strategi yang tepat, agar proses
belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan menarik, terutama strategi
untuk siswa yang mengalami kesulitan belajar, Dan strategi itu Tindakan
nyata yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang diinginkan .
b. Jadi, dapat disimpulkan bahwa setiap guru harus pandai-pandai memilih
strategi yang sangat tepat dalam proses belajar mengajar, karena setiap anak
memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menyerap pelajaran. Seperti
siswa yang memiliki kemampuan tinggi tetapi prestasi belajarnya rendah.
Dengan adanya strategi yang tepat peserta didik akan dapat menyerap
pelajaran dengan mudah serta tidak bosan dan jenuh saat menerima materi
pelajaran.
c. Setiap siswa itu memang dianugrahkan kemampuan yang tidaklah sama
dengan siswa yang lainnya oleh Allah. Seperti halnya di MTs Darul Ulum
Purwogondo ada beberapa peserta didik yang sering mengeyel, sulit diatur,
pendiam , penyendiri (susah bergaul), keras kepala, humoris, bahkan senang
meledek. Namun dibalik sifat itu, ia juga kritis, eksploratif alias senang
mencoba berbagai hal, dan kreatif atau memiliki banyak ide. Di MTs Darul
Ulum jika menjumpai siswa yang seperti itu, guru tidak mencap anak tersebut
dengan lebel buruk, seperti nakal, gendeng, kurang ajar, autis, atau image
negative lainnya, akan tetapi siswa tersebut diberikan motivasi agar ia
bersemangat dalam belajar dan tidak minder dengan temannya.
d. Jadi, sikap siswa dalam kelas memang biasanya tidaklah sama. Setiap guru di
MTs Darul Ulum harus bisa memahami perbedaan tersebut, karena siswa
yang berbakat tetapi berprestasi kurang ini biasanya sikapnya tidak sama
dengan anak-anak yang lainnya. keterbatasan siswa di MTs Darul Ulum ini
harus mengaitkan antara tiga tanda cirri-ciri, yaitu kecerdasan, kreativitas
serta pengikatan tugas atau motivasi intrinsik. Dan motivasi ini sangat
berpengaruh terhadap keterbakatan siswa, karena faktor motivasi ini yang
sering membedakan siswa berbakat berprestasi dan siswa yang berprestasi
kurang.
e. Menurut penelitian penulis dan juga wawancara dengan kepala sekolah saat
kegiata ppl berlangsung, Seperti yang telah dipaparkan oleh Bapak H. Ali
Akrom selaku Kepala Madrasah MTs Darul Ulum Purwogondo
Kalinyamatan Jepara, bahwa: “Langkah-langkahnya ya dengan
mendatangkan orang tua, memberikan motivasi. Keikutsertaan orang tua
dalam pengawasan peserta didik, minimal dua kali ketika penerimaan rapot,
ada motivasi kesana, kemudian secara rutin kepada siswa yang hampir rutin,
hampir setiap minggu baik melalui upacara dan kemudian dalam kelas
sendiri, memberikan motivasi tentang pentingnya belajar. Hanya saja
sekarang ini siswa sudah terkontaminasi dengan lingkungan luar, ini yang
menjadikan repot.
f. Selain langkah tersebut, seperti yang telah diungkapkan oleh Bapak Abdur
Rohman sebagai Waka kurikulum MTs Darul Ulum Purwogondo, beliau
mengatakan bahwa: “Untuk mengatasi siswa dalam kesulitan belajar seperti
itu biasanya saya memberikan motivasi dan dorongan kepada anak tersebut,
supaya anak tersebut bersemangat dalam belajar dan tidaklah minder dengan
teman-temannya dan supaya anak tersebut mempunyai semangat yang tinggi
dalam belajar dan tidak bosan-bosan dalam belajar. Kalau anak tersebut
dibiarkan atau dikucilkan dalam kelas mereka akan semakin minder
mengeluarkan pendapat di kelas, akibatnya ia tidak aktif dalam kelas, ini akan
menghambat proses belajar mereka sendiri. Dan selain memberikan motivasi
serta dorongan pada siswa yang kesulitan dalam belajar saya juga akan
memberikan tes remedial bagi mereka yang mendapat hasil belajar di bawah
rata-rata. Supaya bisa menunjang dan meningkatkan keberhasilan dalam
belajar.
g. Jadi menurut hemat penulis, siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar
bisa di tangani dengan melakukan pendekatan saintifik kepada pribadi siswa
dan memberikan banyak motifasi serta adanya kerjasama dengan orangtua
agar bisa bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar.
h. Menurut teori dalam bukunya Oemar Hamalik, bimbingan individual sangat
diperlukan bagi para siswa yang lamban dan bagi para siswa yang mengalami
kegagalan belajar, Siswa yang lemah dalam suatu mata pelajaran, misalnya
matematika, kepadanya diberikan bimbingan tersendiri oleh guru matematika
selama beberapa waktu, sehingga siswa tersebut dapat mengikuti pelajaran
bersama para siswa lain.
D. Evaluasi Pembelajaran
1. Aspek Afektif
Perilaku peserta didik dalam pembelajaran cukup baik mulai dari mematuhi
tata tertib sekolah, seperti menggunakan seragam, masuk sekolah tepat waktu, dan
menghormati guru. Peserta didik juga Aktif berperan di kelas, Selalu
menunjukkan ketekunan, kerajinan, dan terus berusaha dalam belajar. Kami sudah
mencatat perilaku peserta didik dengan menggunakan lembar observasi, Hasil
pengamatan kami menunjukkan bahwa perilaku peserta didik cukup baik dalam
mengikuti pembelajaran mulai dari merespon materi, menjawab pertanyaan yang
diajukan untuk peserta didik, dan metode metode pembelajaran yang diberikan
dapat diikuti dengan baik, walaupun terkadang peserta didik suka bermain tapi
menurut kami itu hal yang wajar, dan ketika mereka diberikan peringatan pun
mereka langsung mematuhinya.
2. Aspek Kognitif
Pada aspek kognitif, di MTs Darul Ulum Purwogondo umumnya pada
penelian ini untuk mengetahui pencapaian pembelajaran peserta didik, terkhusus
untuk Bapak Mahfudz Sya’roni, S.Ag mengadakan pretest dan post-test untuk
menilai aspek kognitif siswa. Yang pastinya beliau tidak meninggalkan nilai
aspek afektif dan psikomotorik untuk memaksimalkan proses pembelajaran,
setelah itu guru melakukan evaluasi menggunakan instrument pre test dan post
test.
3. Aspek psikomotorik
Aspek psikomotorik yang penilaiannya menggunakan hasil keterampilan
kinerja oleh siswa yang didasarkan pada aktualisasi dan implementasi pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran PAI yang telah di dapatkan di kelas yang mana
penilaiannya sesuai KurikulumK13 yang memberikan Arah dan Petunjuk untuk
melaksanakan penilaian dalam bidang perilaku siswa.
PENUTUP
A. Rekomendasi
Penggunaan Media pembelajaran dan pengembangan metode pembelajaran
sangat penting dalam KBM karena hal itu dapat mendorong minat dan bakat siswa
dalam mencapai kesuksekan belajarnya.
B. Saran
Pada setiap kelas tentunya menjumpai karakteristik peserta didik yang
berbeda, tentunya. hal itu sudah menjadi tugas bagi guru untuk menyesuaikan cara
mengajar yang lebih kreatif, salah satu contohnya kegiatan KBM bisa dimulai
berbagai metode mengajar, penggunaan media yang tepat serta kesadaran guru
dalam mendidik peserta didik. Sehingga bisa mencapai pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan.