Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nunik Budiyanti

PGSD E

KESIMPULAN
Pendidikan adalah segala daya upaya dan semua usaha untuk membuat masyarakat
dapat mengembangkan potensi manusia agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia, serta memiliki
keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga negara.
Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu sektor penting
dalam pembangunan di setiap negara. Tujuan pendidikan itu juga ditanamkan sejak manusia
masih dalam kandungan, lahir, hingga dewasa yang sesuai dengan perkembangan dirinya.
Berbicara tentang Pendidikan tentu mengenal tokoh penting yaitu Ki Hajar Dewantara.

Ki Hajar Dewantara adalah Bapak Pendidikan Nasional. Hal itu karena beliau
merupakan seorang tokoh yang tanpa jasa memerdekakan Indonesia. Pengabdian yang ia
berikan begitu besar terhadap bangsanya. Banyaknya karya yang membuat Indonesia menjadi
bangga pun sering ia lakukan. Bahkan saking begitu banyak membuat Indonesia bangga,
tanggal lahir Ki Hajar Dewantara menjadi hari Pendidikan Nasional (Zuriatin., dkk, 2021).
Semasa hidupnya, Ki Hadjar Dewantara sangat kreatif, dinamis, jujur, sederhana, konsisten,
dan berani. Beliau memiliki wawasan yang luas dan tidak gentar berjuang untuk bangsa
hingga akhir hayatnya. Perjuangan beliau dilandasi dengan rasa ikhlas, sertai pengabdian dan
pengorbanan yang tinggi dalam usaha merebut kemerdekaan bangsanya. (Mariyah dkk, 2019)
Menurut Ki Hajar Dewantara (2011) pendidikan sebagai usaha menuntun segenap kekuatan
kodrat yang ada pada anak baik sebagai induvidu maupun sebagai anggota masyarakat agar
dapat mencapai kesempurnaan hidup.

Konsep pemikiran pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara dijelaskan dalam 2 teori yaitu
Pendidikan dan Kebudayaan dan Taman Siswa. Dari kedua konsep itu diharapkan bisa
memberikan pencerahan bagi para pendidik secara khusus serta semua kalangan masyarakat
secara umum untuk melakukan perubahan terhadap pendidikan. Dasar pendidikan Ki Hadjar
Dewantara yaitu 'menuntun' dilakukan dengan tiga prinsip, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo,
Ing Madyo Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani, guna mencapai tujuan 'selamat dan
bahagia sebagai manusia dan anggota masyarakat'. Inti pemikiran Ki Hadjar Dewantara
tentang pendidikan adalah 'menuntun', dilaksanakan dengan pendidikanyang kolaboratif,
kritis, kreatif, inovatif, komunikatif, dan reflektif. Sementara 'selamat dan bahagia' diartikan
sebagai wellbeing, yaitu keadaan yang memiliki rasa bahagia, kepuasan, tingkat stres yang
rendah, sehat secara fisik dan mental serta menjaga kualitas hidup yang baik.

Pesan kunci pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan adalah: Guru dan
murid berkolaborasi untuk menginisiasi/menciptakan kedalaman ⟮rasa takdjub dan
kasmaran⟯ spiritual, intelektual dan sosial untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan
sebagai manusia. Ki Hajar Dewanara pada tahun 1947 dipilih menjadi menteri pendidikan
dan membentuk rancangan kurikulum rencana pelajaran 1947. Pendidikan yang diajarkan
ialah menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia merdeka, berdaulat, dan
sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini karena kurikulum ini lahir sebelum Indonesia
merdeka. Fokus Rencana Pelajaran 1947 yaitu menekankan pada pendidikan watak,
kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Kurikulum rencana pelajaran 1947 ini diterapkan
pada tahun 1950.

Kemudian ditahun 1952 dilakukan perubahan kurikulum yang mengarahkan pelajaran


dengan dihubungkan kepada kegiatan sehari-hari. Silabus mata pelajaran menunjukkan
bahwa seorang guru hanya mengajar satu mata pelajaran. Sebelum mempelajari pemikiran-
pemikiran Ki Hajar Dewantara, saya percaya bahwa bersikap tegas dan menghukum dapat
membuat peserta didik patuh. Tetapi ternyata perubahan yang terjadi hanyalah bersifat
sementara, anak akan mengulangi kesalahannya lagi dan patuh ketika guru memberikan
hukuman atau bersikap tegas. Hal tersebut menurut saya karena anak patuh hanya karena rasa
takut, bukan atas kesadaran pribadinya. Setelah mempelajari pemikiran-pemikiran Ki Hajar
Dewantara, pemikiran saya percaya bahwa seorang guru haruslah menjadi idola anak
didiknya bukan malah menjadi sosok menakutkan bagi anak didiknya. Guru harus
memberikan tuntunan kepada anak didik dengan lebih sabar dan ikhlas, karena setiap pribadi
dari mereka itu unik dan berbeda.

Guru tidak perlu memberikan hukuman yang sifatnya tidak mendidik, guru cukup
memberikan teladan yang baik. Guru juga harus bersikap lunak, ada saatnya guru tegas, ada
saatnya guru ramah. Selain menjadi seorang pendidik, guru juga harus bisa menjadi teman
yang baik bagi anak didiknya, sehingga guru bisa mengerti setiap karakter peserta didik dan
bisa memberikan pembelajaran sesuai kebutuhannya. Dari pemikiran Ki Hajar Dewantara
yang saya bisa terapkan nanti ketika menjadi seorang guru ialah, saat menjadi guru kita tidak
perlu memberikan hukuman yang tidak membangun, tetapi lebih baik kita harus bisa
memberikan pembelajaran yang menyenangkan agar tumbuh minat belajar pada peserta
didik. Guru juga harus lebih sabar dalam membimbing, mengenal, dan membangun karakter
tiap peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, Ki Hadjar. (2011). Bagian Pertama Pendidikan.Yogyakarta: Majelis


Luhur Pesatuan.

Marisyah,Ab., Firman, Rusdinal. (2019). Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Tentang


Pendidikan. Riau : Jurnal Pendidikan Tambusai. Vol 3 No 6 Tahun 2019 h. 1517.

Zuriatin, Z., Nurhasanah, N., & Nurlaila, N. (2021). Pandangan Dan Perjuangan Ki Hadjar.
Dewantara Dalam Memajukan Pendidikan Nasional. JURNAL PENDIDIKAN IPS, 11(1),
48-56.

Anda mungkin juga menyukai