Anda di halaman 1dari 2

Gerakan Transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam Perkembangan Pendidikan Sebelum dan

Sesudah Kemerdekaan

Gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara sebelum kemerdekaan yakni setuju dengan


perubahan orientasi perjuangan politik menjadi perjuangan dalam bidang pendidikan yang
digunakan untuk kemajuan kehidupan anak bangsa yang baradab, berbudaya dan dapat
menciptakan semangat dalam terciptanya persatuan nasional. Dan ditambah dengan
didirikannya Perguruan Taman Siswa oleh Ki Hadjar Dewantara menambah semangat berjuang
anak bangsa dalam menggali pendidikan. Perguruan Taman Siswa yang didirikan oleh Ki
Hadjar Dewantara ternyata telah memberikan sumbangan yang sangat besar pada
perkembangan pendidikan nasional. Menurut Sartono Kartodirdjo (Ora, 2011) perguruan ini
lahir pada masa rakyat Indonesia sedang bergerak menuju Indonesia merdeka. Pada waktu itu
pergerakan rakyat sedang menempuh masa peralihan dari masa perjuangan secara kooperatif
dengan pemerintah kolonial ke masa perjuangan non-kooperatif. Taman Siswa merupakan badan
perjuangan yang berjiwa nasional; suatu pergerakan sosial yang menggunakan kebudayaan
sendiri sebagai dasar perjuangannya. Prinsip Taman Siswa mengedepankan pendidikan karakter
bagi anak bangsa dan Ki Hadjar Dewantara berhasil membentuk rasa cinta tanah air, memelihara
rasa kebersamaan dan kekeluargaan. Atas usaha yang tidak pernah mengenal putus asa Ki Hadjar
Dewantara berhasil meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak pribumi lahir dan batin,
meliputi pengembangan intelektual, fisikal, emosionalitas, kreativitas, moralitas, individualitas,
serta segi sosialitas. Dalam pendidikan ini kita harus meluruskan sikap anak yang berjalan di
arah yang salah, maka kita wajib memberikan arahan yang baik supaya anak tidak terjerumus.
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai merdeka belajar dapat dilihat dalam
pemikirannya mengenai pendidikan yang mendorong terhadap perkembangan siswa, yaitu
pendidikan mengajarkan untuk mencapai perubahan dan dapat bermanfaat bagi lingkungan
masyarakat. Pada saat ini, Merdeka belajar yang menjadi gagasan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan tersebut sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan yang
seharusnya terselenggarakan di Indonesia. Merdeka belajar ini jika aplikasikan dalam sistem
pendidikan di Indonesia, maka dapat membentuk siswa yang berkarakter karena telah terbiasa
dalam belajar dan mengembangkan pengetahuannya berdasarkan apa yang ada di lingkungannya.
Selama ini pendidikan lebih menekankan pada aspek pengetahuan, sehingga aspek karakter dan
ketrampilan kurang tersentuh. Untuk mengembangkan pendidikan karakter dibutuhkan strategi
yang menurut Ki Hadjar Dewantara diantaranya yaitu pertama, pendidikan adalah proses budaya
untuk mendorong siswa agar memiliki jiwa merdeka dan mandiri. Kedua, membentuk watak
siswa agar berjiwa nasional, namun membuka diri terhadap perkembangan internasional. Ketiga,
membagun pribadi siswa agar berjiwa pionir-pelopor. Keempat, mendidik berarti
mengembangkan potensi atau bakat yang menjadi kodrat alamnya masing-masing siswa
(Widodo, 2017). Sikap tersebut harus dikembangkan dalam dunia pendidikan agar terbentuk
generasi yang cerdas, berjiwa nasional dan berakhlak mulia. Masa depan bangsa Indonesia
ditentukan oleh generasi saat ini, sehingga dibutuhkan kesadaran dan kerjasama antara siswa,
guru dan orang tua dalam mewujudkan generasi yang unggul.

Daftar Pustaka

Aina, D.K. (2020). Merdeka Belajar dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya
bagi Pengembangan Pendidikan Karakter. Jurnal Filsafat Indonesia, Vol 3 No 3, 95-101

Ora, F.S. (2011). PERANAN KI HADJAR DEWANTARA DALAM MEMAJUKAN PENDIDIKAN


PRIBUMI TAHUN 1922-1930. (Universitas Sanata Dharma) diakses dari
https://repository.usd.ac.id/25240/2/051314019_Full%5B1%5D.pdf

Anda mungkin juga menyukai