Permohonan yang diajukan kepada MK akan diterima oleh petugas penerima permohonan, yang nantinya akan disampaikan kepada Panitera MK guna melakukan pemeriksaan kelengkapan berkas permohonan. Dalam pengajuan berkas permohonan perkara dalam bentuk cetak (hard copy), pemohon juga diminta untuk menyerahkan permohonan dalam bentuk file (soft copy). Pemeriksaan yang dilakukan oleh panitera ini bersifat kelengkapan administratif, bukan terhadap substansi permohonan. Pemeriksaan administrasi meliputi jumlah rangkap permohonan, surat kuasa, kejelasan identitas, serta daftar alat bukti sebagaimana diatur dalam Pasal 31 ayat (1) dan ayat (2) UU No. 24 Tahun 2003. Apabila permohonan dinyatakan belum lengkap, maka tidak dapat dicatat dalam Buku Registrasi Perkara Konstitusi (BRPK). Pemohon wajib melengkapi dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak pemberitahuan ketidaklengkapan permohonan tersebut yang diterima oleh pemohon. Permohonan yang dinyatakan lengkap dapat dicatat di dalam BRPK dengan memuat, catatan tentang kelengkapan administrasi disertai dengan pencantuman nomor perkara, tanggal penerimaan berkas permohonan, nama pemohon, dan pokok perkara. Kemudian permohonan yang dinyatakan lengkap tersebut dan telah diregistrasi dalam BRPK, maka Mahkamah Konstitusi (MK) akan menetapkan hari sidang pertama dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja. Artinya, penetapan jadwal sidang pertama adalah paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak diregistrasi, sedangkan sidang pertama itu sendiri dapat dilakukan lebih dari 14 (empat belas) hari kerja. Jadwal sidang pertama yang telah ditetapkan, harus diberitahukan kepada para pihak dan diumumkan kepada masyarakat. Pengumuman ini dilakukan dengan cara menempelkan salinan pemberitahuan di papan pengumuman MK yang disediakan secara khusus. Dalam praktiknya, pengumuman jadwal sidang juga dimuat di dalam laman resmi MK, yaitu, www.mahkamahkonstitusi.go.id. Namun setiap permohonan yang diajukan kepada MK dapat ditarik kembali, baik sebelum maupun selama sidang pemeriksaan oleh MK. Pada saat suatu permohonan ditarik kembali pemohon tidak dapat mengajukan kembali permohonan yang diperkarakan, kecuali dengan alasan konstitusional yang berbeda.