1 PB
1 PB
DOI: https://doi.org/10.21107/ilkom.v15i2.13200
ABSTRAK
Komunitas jalanan banyak menghabiskan hidupnya di jalanan dimana lebih banyak berkumpul dengan
teman-temannya sesama anak jalanan. Hal tersebut pastilah banyak interaksi yang terjadi diantara mereka.
Interaksi tersebut melahirkan komunikasi. Komunikasi adalah proses penyamaan makna. Terjadi
penyamaan makna antar sesama anak jalanan. Terjadi komunikasi interpersonal yaitu komunikasi yang
terjadi antara dua orang atau lebih dan menghasilkan feedback. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui komunikasi interpersonal antar sesama anak jalanan dan keefektivan komunikasi mereka yang
terjalin. Metode penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang berusaha mengambarkan,
menganalisis mengenai efektivitas komunikasi interpersonal anak jalanan. Dari penelitian ini ditemukan
adanya lima kategori evektifitas komunikasi yang terjalin sesama anak jalanan yaitu adanya keterbukaan,
empati, dukungan, rasa positif dan kesetaraan.
ABSTRACT
Street children spend a lot of their lives on the streets where they gather more with their friends and street
children. It must be a lot of interactions that occur between them. The interaction gives birth to
communication. Communication is a process of equalizing meaning. There is an equalization of meaning
between fellow street children. Interpersonal communication occurs, namely communication that occurs
between two or more people and produces feedback. The purpose of this study was to determine the
interpersonal communication between fellow street children and the effectiveness of the communication.
This research method is descriptive qualitative, namely research that seeks to describe, analyze the
effectiveness of interpersonal communication of street children. From this study, it was found that there are
five categories of communication effectiveness that exist among street children, namely openness, empathy,
supportiveness, positiveness and equality.
Cite this as :
Article History :
Wijayani, Qoniah Nur (2021). Efektivitas Komunikasi Interpersonal Anak Jalanan.
Received August, 20th 2021,
Jurnal Komunikasi, 15(2), 181-194. doi: https://doi.org/10.21107/ilkom.v15i2.13200
Acepted September, 18th 2021
181
182 | Jurnal Komunikasi, Vol. 15 No. 02, September 2021: 181-194
PENDAHULUAN
tentang mirisnya kehidupan atau lagu yang
Manusia adalah makhluk sosial yang kadang kita sendiripun tidak pernah tahu
tidak akan pernah bisa hidup sendirian. Butuh karena yang terpenting mereka pergi dan
orang lain yang bisa membuat kehidupannnya menjauh dari kita.
menjadi bahagia dan setidaknya bisa
membantunya dalam berbagi keluh kesah. Kehidupan anak jalanan yang tidak
Semua itu biasanya dilakukan oleh keluarga banyak orang ketahui merupakan suatu hal
untuk membantu meringankan beban hidup yang menarik untuk diteliti. Hidup keras
yang ada pada diri seseorang. Namun jikalau dengan meminta-minta merupakan suatu hal
hubungan dengan pihak terdekat tersebut yang patut dikasihani. Anak yang tidak
tidak seperti layaknya hubungan keluarga seharusnya melakukan hal demikian karena
pada umumnya dimana kedekatan tidak masa kanak-kanak harusnlah menjadi masa
terjalin bahkan nampak seperti orang asing yang menyenangkan bagi mereka, masa
dan lebih parahnya jika timbul adanya
dimana merajut mimpi, mempersiapkan masa
perkelahian maka pastilah harus ada suatu
tempat berteduh, tempat lain yang bisa depan yang cerah, dan upaya untuk bisa
menggantikannya pulang untuk memperoleh mewujudkan cita-citanya. Tidak seharusnya
kenyamanan. Sehingga jalanan adalah mereka terbebani tanggungjawab mencari
menjadi alternatif yang menurutnya paling nafkah atau bahkan sampai menjadi tumpuan
mungkin dan mudah yang dipilihnya daripada hidup bagi keluarga mereka ditambah lagi
harus pulang ke rumah yang sebenarnya. mereka terkadang masih disalahkan atau
diperlakukan yang tidak baik di lingkungan
Kehidupan anak jalanan tersebut keluarga mereka.
sangat memprihatinkan. Anak yang
seharusnya masih mendapat kasih sayang Begitu mirisnya kehidupan mereka
orang tua dan kehangatan saudaranya namun yang seharusnya juga membutuhkan
tidak mereka dapatkan. Mereka hanya dukungan dan perlindungan dari pemerintah
seorang anak yang belum mencapai usia maupun masyarakat sekitar. Data Kementrian
dewasa dan belum begitu memahami baik Sosial Desember 2020 tercatat jumlah anak
tidaknya kehidupan yang harus dijalani, bisa terlantar di Indonesia sebanyak 67.386 orang
jadi anak tersebut akan terjerumus pada jalan (Kemenko PMK, 2020). Adapun data anak
yang salah karena tidak mendapatkan jalanan yang masuk di tahun 2018 oleh
bimbingan orang tua sebagaimana mestinya. kementrian sosial berjumlah 16.000 di 35
Menurut mereka, yang terpenting adalah Provinsi Indonesia (Arifin dkk, 2020).
mereka memiliki rumah yang bisa menerima Namun data tersebut adalah data yang
dia walaupun bukan rumah yang sebenarnya. berhasil dicatat oleh pemerintah. Bagaimana
dengan keadaan anak jalanan yang masih
Sering kita jumpai di jalanan mereka belum berhasil terekap? Banyak juga anak
bergerombol dengan teman-teman senasibnya jalanan yang sampai merantau ke luar daerah
untuk bertahan hidup yakni mencari uang atau mengadu nasib hidup di jalanan dan
bahkan hanya sekedar nongkrong saja berpindah-pindah. Masih banyak di luar sana
menghabiskan waktu bersama mereka. Anak kehidupan menyedihkan anak jalanan yang
jalanan sering terlihat di keramaian, seperti di tidak banyak kita ketahui.
lampu merah, pasar, terminal, halte yang
memudahkan mereka untuk meminta uang Anak Jalanan dalam definisi
kepada orang-orang yang berlalu lalang. Kementrian Sosial adalah anak yang
Mereka mengamen dengan membawa gitar melewatkan atau memanfaatkan sebagian
kecil sembari menyanyikan sebuah lagu besar waktunya untuk melakukan kegiatan
Efektivitas Komunikasi Interpersonal Anak Jalanan... (Qoni’ah Nur Wijyani) | 183
pengaruh, akibat atau dapat membawa hasil. (Devito, 2004). Pemahaman yang sama
Maka efektivitas tertuju pada taraf dikemukakan oleh Henry Backrack
tercapainya hasil yang baik sesuai dengan (1976) mendefinisikan empati adalah
yang diharapkan. Oleh karena itu Evektivitas kemampuan seseorang untuk mengetahui
komunikasi interpersonal berati sebuah apa yang sedang dialami orang lain pada
komunikasi yang terjadi antar dua orang atau suatu saat tertentu, dari sudut pandang
lebih dimana tujuan dari komunikasi tersebut yang lain itu, melalui kacamata orang lain
sesuai atau berefek seperti apa yang mereka itu. Bersimpati dipihak lain adalah
harapkan. Apa yang dimaksud oleh merasakan apa yang dirasakan orang lain,
komunikator atau orang yang berbicara merasakan seperti orang yang
ditangkap dengan makna yang sama oleh mengalaminya (Sari dkk, 2017). Empati
komunikan atau orang yang diajak bicara hal bisa membuat seseorang dapat
tersebut akan menimbulkan efek baik itu memahami orang lain secara emosional,
pengetahuan, sikap atau prilaku seseorang. merasa simpatik, dan mencoba untuk
menyelesaikan masalah (Baron Byrne,
Dalam buku komunikasi antar pribadi 2005).
Devito mengatakan bahwa komuniaksi
Interpersonal adalah komunikasi yang paling 3. Dukungan (Supportiveness)
efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau
prilaku seseorang (Abubakar, 2015). Ada lima Komunikasi yang terbuka dan
hal yang memberikan indikasi terciptanya empatik tidak dapat berlangsung dalam
efektivitas dalam komunikasi interpersonal suasana yang tidak mendukung.
diantaranya keterbukaan, empati, sikap Dukungan merupakan satu keterkaitan
positif, dukungan, (Suciati, 2015): dengan sikap keterbukaan dan empati.
Dukungan merupakan pengenalan
1. Keterbukaan (Opennes) kognitif atau verbal tetapi hanya tentang
seseorang/pribadi, bukan tentang sebuah
Keterbukaan adalah kemauan Tindakan (Humpherys, 2003). Suciati
menanggapi dengan senang hati (2015) mengambarkan dukungan adalah
informasi yang diterima di dalam ungkapan perasaan yang
menghadapi hubungan interpersonal kemunculannyaakan memberikan
(Abubakar, 2015). Keterbukaan ini terdiri kesadaram dan ketiadaanya akan
dari 3 aspek yaitu : komunikator terbuka mengarahkan apda rasa gelisah, dan
kepada orang yang diajak berinteraksi; menumbuhkan sikap keras. Dalam
kesediaan komunikator untuk bereaksi komunkasi interpersonal diperlukan
secara jujur terhadap stimulus yang sikap memberi dukungan dari pihak
datang; perasan dan pikiran yang komunikator agar komunikan mau
dilontarkan adalah berasal dari diri berpartisipasi dalam komunikasi. Sikap
sendiri dan bertanggung jawab atasnya mendukung dilihat dari 3 hal : deskriptif
(Devito, 1997). yaitu menjelaskan apa yang terjadi yakni
2. Empati (Empathy) menjelaskan bagaimana perasaan yang
dialami saat ini dan menjelaskan bahwa
Empati merupakan kemapuan keterlibatan lawan bicara sangatlah
merasakan apa yang orang lain rasakan penting; spontanitas, dimana dengan gaya
dan dapat melakukan sesuatu yang nyata spontanitas membantu menciptakan
untuk mewujudkan rasa kepedulian kita suasana mendukung; provisionalisme
terhadap apa yang orang laian alami yaitu bersikap tentatif dan berfikiran
Efektivitas Komunikasi Interpersonal Anak Jalanan... (Qoni’ah Nur Wijyani) | 187
interpersonalnya. Setelah seluruh data Respon atau timbal balik yang bisa
diperoeh dari observasi dan wawancara maka peneliti lihat adalah bentuk keceriaan,
peneliti akan menggunakan teknik analisis kebahagiaan yang tersimbol dari senyum
data berdasarkan teori komunikasi kemerkahan antar sesama anak jalanan,
interpersonal dengan mengkaji sesuai dengan menyanyi bersama, ada juga tindakan seperti
konsep-konsep komunikasi interpersonal melempar benda ke arah anak jalanan lain
hanya dengan maksud bercanda, merangkul,
yang ada. Selanjutnya peneliti akan mengatur,
bahkan terkadang ada juga umpatan yang
mengurutkan, mengkelompokkan, dan
dikeluarkan. Umpatan tersebut bukanlah
mengkategorikan data secara deskriptif untuk simbol kemarahan tapi karena kedekatan satu
mengetahui bagaimana komunikasi sama lain sehingga berani mengatakan hal-hal
interpersonal yang terjadi pada komunitas yang terlalu sensitive pada perasaan. Jika
anak jalanan. kedekatan sudah terbentuk maka
ketersinggungan tidak akan terjadi karena
sudah ada pemahaman satu sama lain.
HASIL DAN PEMBAHASAN Seperti halnya yang dikemukakan oleh
Komunikasi Interpersonal Anak Jalanan devito bahwa komunikasi interpersonal
mempunyai hubungan yang mantap dan jelas
Anak jalanan biasanya terlihat (Devito, 2011). Kejelasan hubungan mereka
bergerombol. Mereka tidak sendirian. nampak sangat jelas bahwa kedekatan antar
Minimal berdua, bertiga atau lebih seringnya sesama sangat erat dan kental. Itu terbukti
antara 3 sampai lima orang. Mereka terlihat di bahwa ada beberapa anak jalanan yang lebih
tempat tempat umum yang banyak orang lalu memilih tidak pulang dan tidur di jalanan,
lalang, seperti halte, terminal, pasar, bahkan sampai terkadang harus merantau
perematan lampu merah, alun-alun yang bersama. Pada sesama anak jalanan tersebut
sekiranya bisa memudahkan mereka meminta terdapat proses pengelolaan hubungan seperti
orang lalu lalang untuk mendapatkan uang. yang dikatakan Kathleen S Verderber bahwa
Namun mereka perlu berhati-hati juga karena komunikasi interpersonal merupakan proses
bisa jadi jika terlalu berdiam di satu tempat melalui mana orang menciptakan dan
mereka akan ditangkap petugas Satpol PP. mengelola hubungan mereka, melaksanakan
Mereka akan memilih tempat yang sekiranya tanggungjawab secara timbal balik dalam
aman buat mereka. menciptakan makna (Budayatna & Mona,
2011). Dalam pengelolaan hubungan dimana
Dikarenakan keberadaan mereka yang antara anak jalanan yang satu dengan yang
sering bergerombol, itu menandakan bahwa lainnya mencoba memahami satu sama lain,
komunikasi interpersonal sangatlah sering saling mengerti satu sama lain, dan saling
terjadi diantara mereka. Sesuai dengan teori berempati satu sama lain, ada proses
komunikasi interpersonal yang dikatakan Prof persatuan makna yang disepakati satu sama
Unong Uchjana bahwa komunikasi lain sehingga komunikasi bisa berjalan
interpersonal adalah proses pengiriman dan dengan baik dan hubungan juga berjalan
penerimaan pesan-pesan antara dua orang dengan baik.
atau di antara sekoelompok kecil orang-orang,
dengan beberapa efek dan beberapa umpan Peneliti mengamati banyak
balik seketika (Effendy, 2003), maka yang percakapan yang terjadi diantara para anak
menjadi catatan penting di sini adalah adanya jalanan. Kebanyakan adalah seputar,
efek dan umpan balik yang terus berlangsung keluarga, konflik kelurga, pacar, kabar teman
baik tidak ada masalah atau konflik antar sesama anak jalanannya, hasil mencari uang
pelaku komunikasi yakni bagi para anak dengan mengamen pada saat itu, dan beberapa
jalanan tersebut. permasalahan pribadi yang mereka sama
Efektivitas Komunikasi Interpersonal Anak Jalanan... (Qoni’ah Nur Wijyani) | 189
sekali tidak merasa enggan menceritakan Pada percakapan tersbeut terjadi dialog
maslaah pribadi. Berikut percakapan yang 3 orang anak jalanan yang bernama Citra,
peneliti dengar dari hasil pembicaraan Bunga dan Anton (nama samaran) yang mana
beberapa anak jalanan. Sebut saja namanya diantara ketiganya menjadi sumber
Citra, Bunga dan Anton. Mereka bertiga (pengirim) atau komunikator dan ketiganya
sedang bercakap-cakap di pinggir jalan: juga menjadi penerima yakni komunikan,
mereka bertiga berperan secara bergantian.
Citra : “Hey Ton, HP-mu digadekno
Proses komunikasi interpersonal yang terjalin
pacarmu ku loo”. (Artinya: Hey diantara anak jalanan tidak luput dari adanya
Ton, hanphone Kamu digadaikan elemen komunikasi yang melingkupi yaitu:
pacar kamu itu lo)” sumber-penerima, pesan, encoding &
decoding, media dan umpan balik. Berikut
Bunga : “Piye hp mu kok mbok gawakno
nang pacarmu. (Artinya: penjabarannya:
Bagaimana bisa kok handphone
kamu bisa kamu bawakan pacar a. Sumber–Penerima (Source–Receiver)
kamu?)” Komunikasi interpersonal
melibatkan paling tidak dua orang
Anton : “Hp ne wingi lak rusak, trus nyele
dimana masing-masing pihak dapat
hpku. Gak ngertine digadekke.
Mabengi iku arek'e njaluk duek, berperan sebagai sumber (source) yakni
njaluk duek rong puluh ewu tak membentuk dan mengirimkan pesan dan
kei aku pas ngombe tak parani. juga berperan sebagai penerima
(Artinya: Hp pacarku kemaren (receiver) yakni menerima pesan.
rusak, trus pinjam Hp saya. Tidak
Masing-masing pelaku komunikasi pada
taunya digadaikan. Tadi malam
itu anaknya minta uang dua puluh percakapan diatas yaitu Anton, Bunga
ribu trus saya kasih waktu saya dan Citra, semuanya bergantian menjadi
minum-minuman keras)” Sumber dan Penerima. Jika Citra sedang
berbicara maka Citra menjadi pembicara,
Citra : ANCUUUKKKK!! Kok iso-isoan
wedoan model ngunu. Jare ngaku maka Bunga dan Anton yang menjadi
pacar tapi kok megeli ati ngunu. Penerima. Berlaku juga Jika Bunga
(Artinya: (ANCUUUKKKK = menjadi pembicara maka Anton dan Citra
umpatan kasar) Kok bisa-bisanya lah yang menjadi penerima. Sumber bisa
perempuan itu berkelakuan disebut seabagai komunikator dan
begitu. Katanya mengaku pacar
tapi kok sikapnya bikin orang penerima bisa disebut komunikan.
kecewa gitu) Terlihat mereka bertiga seksama
mendengarkan dan saling menyimak
Bunga : “Lah iyo untunge kok digadekno sambil menghisap rokok yang kemudian
nang kene coba digadekno nang
nggon lio tatowo digowo mlayu.
menghisap secara bergantian.
Tak kandani cah wedok sak iki
wes gak isok dipercoyo masio aku b. Pesan (Message)
wedok yoo aku tetep gak percoyo Pesan adalah apa yang diucapkan
ambek wong wedok. (Artinya: oleh anak jalanan. Satu pesan diucapkan
Lah Iya, untungnya kok
digadaikan di sini saja tidak di oleh Citra menginfokan bahwa
lain tempat atau dibawa lari. Tak handphone Anton telah digadaikan
bilangin kamu ya, perempuan pacarnya kemudian pesan tersebut
sekarang itu sudah tidak bisa ditangkap oleh kedua temannya Bunga
dipercaya. Walaupun saya juga dan Anton. Kemudian Bunga
perempuan saya sendiri tidak
percaya sama perempuan). menanggapi dengan mengucapkan pesan
kedua yaitu menanyakan alasan kejadian.
(Sumber: Observasi langsung pada Pesan yang disampaikan Bunga tersebut
percakapan sesama anak Jalanan, 2021) ditangkap oleh Citra dan Anton baru
190 | Jurnal Komunikasi, Vol. 15 No. 02, September 2021: 181-194
kemudian Anton merespon dengan yang berarti minum. Sesama anak jalanan
mengucapkan pesan ke tiga yaitu dia memahami bahwa yang dimaksud minum
menjelaskan alasan kenapa Hp nya bisa itu adalah minum-minuman keras.
digadaikan pacarnya. Hal tersebut Dengan demikian pesan yang
ditangkap oleh Citra dan Bunga baru disampaikan anak jalanan langsung
kemudian Bunga memebrikan difahami tanpa harus menjelaskan lagi
penilaiannya terkait kejadian yang terjadi secara detail. Sebenarnya banyak
dengan mengungkapkan pesan ke 4. Itu beberapa istilah ungkapan-ungkapan
adalah keseluruhan pesan yang di yang dibuat oleh anak jalanan dan itu
ungkapkan sumber ke penerima yakni hanya difahami oleh anak jalanan sendiri,
ketiga orang tersebut dalam berbincang. contohnya adalah istilah “gelas
Jika peneliti amati banyak berputar” itu adalah istilah pesta yang
percakapan yang peneliti temukan adalah dilakukan sesama anak jalanan dengan
seputar kehidupan mereka, termasuk minum-minuman keras. Dan masih
kondisi terkait keluarga, pacar, dan bisa banyak lagi istilah lain yang menarik
aktivitas lainnya yang saat ini terjadi pada untuk diulas.
anak jalanan termasuk kondisi saat
mengamen di jalan. Terlihat dari pesan- d. Media (Channel)
pesan yang disampaikan tersebut Yang dimaksud dengan channel
ditanggapi dengan baik oleh sesame anak adalah media yang digunakan untuk
jalanan. menyampaikan pesan yang
menghubungkan sumber dan penerima.
c. Encoding-Decoding Percakapan yang dilakukan oleh para
Yang dimaksud dengan encoding anak jalanan tersebut adalah dengan tatap
adalah tindakan memproduksi pesan yang muka, maka media yang dipakai dalam
mana dalam hal ini adalah anak jalanan mengirim dan menerima pesan adalah
berbicara. Anak jalanan perlu mencerna melalui lima panca indera yang dimiliki
apa yang hendak diakatakan kepada para anak jalanan. Saluran komunikasi
lawan bicara. Baru kemudian pesan yang terjadi adalah saluran komunikasi
tersebut disampaikan lewat media dan personal karena dilakukan secara
terjadilah proses decoding, yaitu tindakan langsung.
memahami pesan seperti mendengar.
Anak jalanan juga perlu mendengar apa e. Umpan balik (Feedback/response)
yang disampaikan komunikator untuk Umpan balik/feedback/respon
bisa memahami maksud dari yang adalah informasi yang diterima sebagai
disampaikan pengirim pesan. Sehingga bentuk respon terhadap pesan yang telah
hal tersebut tidak terjadi kesalahfahaman dikirimkan. Umpan balik dapat berupa
dan bisa memahami dengan makna yang umpan balik verbal maupun umpan balik
sama. nonverbal, umpan balik positif atau
Pesan apa yang dikatakan anak umpan balik negatif, dan lain sebagainya.
jalanan kepada temannya yang kemudian Dalam perbincangan yang dilakukan
hal tersebut menjadi stimuli lawan bicara anak jalanan terdapat banyak umpan
untuk melanjutkan pembicaraan balik yang didapatkan baik verbal
selanjutnya. Pesan ini diartikan dengan maupun nonverbal. Verbal adalah berupa
makna yang sama antar sesama anak perkataan seperti apa yang anak jalanan
jalanan. Apa yang disampaikan ungkapan menanggapi pesan sebelumnya
komunikator diartikan dengan makna sehingga pesan yang disampaikan
yang sama oleh komunikan. Contohnya berikutnya masih berhubungan. Adapun
di percakapan tersebut adalah istilah pesan nonverbalnya peneliti menemukan
“ngombe”. “ngombe” adalah bahasa jawa adanya ekspresi kemarahan yang
Efektivitas Komunikasi Interpersonal Anak Jalanan... (Qoni’ah Nur Wijyani) | 191
ditemukan di Citra dan Bunga. Bunga dan rekannya tidak bisa memberi solusi atau
Citra tidak terima jika Handphone Anton hanya mengomentari saja atau bahkan
diambil pacarnya dan digadaikan. Hal malah menyalahkan, namun mereka
tersebut bisa dikatakan pula bahwa ada mereka saling percaya sehingga sampai
umpan balik negatif bahwa Bunga menyampaikan masalah pribadi mereka.
menilai pacar dari anton bukanlah orang Termasuk juga membicarakan
yang baik. Kekecewaan anak jalanan permasalahan keluarga mereka dimana
tersebut beriringan dengan pesan yang menceritakan ketidakharmonisan atau
disampaikan bahwa jangan terlalu mudah kekerasan yang dilakukan baik itu orang
percaya dengan yang namanya wanita. atau saudaranya anak jalanan saling
terbuka satu sama lain karena hanya
komunitasnyalah yang bisa
mendengarkan mereka untuk bisa saling
Efektivitas Komunikasi Interpersonal berbagi setidaknya berbagi beban agar
Anak Jalanan mereka merasa lebih baik.
Komunikasi sesama anak jalanan bisa
dikatakan sebagai komunikasi yang efektif. b) Empati
Hal itu dikarenakan dari pengamatan apa yang
mereka paparkan mengandung ciri-ciri dari Point ke dua dalam terbentuknya
efektivitas komunikasi interpersonal. Dari komunikasi yang efektif adalah adanya
beberapa topik pembicaraan mereka yaitu empati. Empati merupakan kemampuan
seputar keluarga, pacar dan aktivitas seseorang untuk mengetahui apa yang
mengamen mereka semuanya terdapat sedang dialami orang lain pada suatu saat
indikator evektivitas komunikasi tertentu, dari sudut pandang yang lain itu,
interpersonal. Seperti halnya percakapan melalui kacamata orang lain tersebut
sebelumnya yang diperbincangkan oleh Citra, (Devito, 2011). Pada percakapan di atas
Bunga dan Anton yang membahas terkait terdapat sebuah sikap empati yang
permaslaahan kisah asmara salah satu anak ditunjukkan oleh anak jalanan dalam
jalanan juga terdapat indikator efektivitas memanggapi permaslaahan yang sedang
komunikasi Interpersonal yaitu adanya dihadapi teman sesama anak jalanan.
keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif Bersimpati adalah merasakan apa yang
dan kesetaraan. Dari beberapa indikator dirasakan orang lain, mearasakan seperti
tersebut menjadikan komunikasi anak jalanan orang yang mengalaminya.
berjalan lancar karena mereka saling
memahami satu sama lain dan mencoba untuk Dari awal pembicaraan pun
memberikan yang terbaik baik temannnya. sudah menunjukkan rasa empati ingin
Berikut pemaparannya kelima indikator mengatahui keadaan temannya dengan
evektifitas komunikasi interpersonal anak menanyakan keberadaan HP nya.
jalanan. Kemudian dilanjutkan dengan emosi dan
nasehat yang diberikan kepada teman
a) Keterbukaan sesama anak jalanan. Citra dan Bunga
merasa tidak suka saat pacar Anton
Sesama anak jalanan memiliki mengambil hpnya. Citra dan Bunga
hubungan keterbukaan. Jika mereka bersikap seolah olah dia adalah Anton
mendapat permasalahan apapun mereka yang kehilangan Hp nya. Sehingga saat
akan menyampaikan kepada rekannya. anton cerita nampak emosi Citra dan
Biasanya permasalahan yang sering Bunga benar-benar meluap berupa
mereka bicarakan adalah seputar umpatan kasar dan sikap kekecewaan.
keluarga, pacar ataupun kejadian yang Ketidaksukaan tersebut adalah rasa
barus aja mereka alami. Walaupun prihatin yang lebih, kesedihan yang
192 | Jurnal Komunikasi, Vol. 15 No. 02, September 2021: 181-194
yang dilakukan Antona adalah menerima pada pelaku yang menyebabkan handphone
pihak lain yaitu ucapan Bunga, Anton tersebut raib. Ketidaksukaan tersebut adalah
memberikan penghargaan positif tidak rasa prihatin yang lebih, kesedihan yang
bersyarat kepada Bunga dengan hanya mendalam akibat hp temannya digadaikan
merenung dan menyelami ucapan Bunga. pacaranya. Indikator yang ketiga adalah (3)
dukungan (supportiveness), dukungan
diberikan kepada sesama teman jalanan untuk
tidak terlalu menyepelekan perempuan, harus
PENUTUP
lebih berhati-hati agar tidak mudah percaya
Anak jalanan dalam berkomunikasi dengan orang yag dimaksud di sini adalah
dengan sesama anak jalanan terjadi sebuah pacar si anak jalanan. Indikator ke empat yaitu
proses komunikasi interpersonal yang mana (4) rasa positif (positiveness) dimana mulai
elemen-elemen komunikasinya saling dari awal pembicaraan hingga akhir
terhubung dan berkaitan. Elemen atau unsur pembicaraan semuanya adalah terindikasi rasa
komunikasi interpersonal tersebut yaitu positif yang ditujukan oleh anak jalanan
sumber-penerima, pesan, encoding & kepada anak jalanan lain yang kehilangan
decoding, media serta umpan balik. Pada handphonenya. Pada awal pembicaraa anak
elemen tersebut dimulai dari sumber jalanan menanyakan kondisi hp temannya
mengelola pembuatan pesan yakni encoding yang juga sesama anak jalanan, pesan
hingga menjadi sebuah pesan yang kemudian komunikasi tersebut menunjukkan perasaan
disampaikan melalui media yakni panca indra, kehilangan dan pada pesan terakhir berupa
sehingga setelah itu ada proses decoding yaitu pesan nasehat yang diberikan anak jalanan
memahami pesan yang ditangkap oleh kepada anak jalanan yang kehilangan
penerima hingga akhirnya penerima bisa handphone agar bisa lebih berhati-hati untuk
mmeberikan respon atau umpan balik kepada tidak percaya dengan perempuan. Semua itu
pengirim. Proses tersebut bisa terus berulang adalah bentuk rasa positif yang terlihat di
karena keduanya bisa memahami dengan percakapan anak jalanan. Indikator terakhir
baik, ada persamaan makna yang sesuai antara adalah (5) kesetaraan (equality) yaitu sesama
para pelaku komunikasi atau antar para anak anak jalanan mencoba memahami satu sama
jalanan. Apa yang disampaikan oleh anak lain terlepas dari latar belakang yang berbeda
jalanan dalam berbicara dipahami dengan dari asal yang berbeda namun mereka secara
maksud yang sama oleh anak jalanan lain tidak langsung menyetarakan kondisi mereka
yang mendegarkan sehingga umpan balik sama sehingga bisa saling berbagi satu sama
yang diberikan bisa difahami dan komunikasi lain.
bisa terus berlangsung dengan baik.
Dari komunikasi interpersonal yang
DAFTAR PUSTAKA
dilakukan anak jalanan juga memiliki
indikator keefektifan yaitu (1) adanya
keterbukaan (openness) satu sama lain Abubakar, Fauzi. 2015. Pengaruh
sehingga mereka dengan tanpa ada keraguan Komunikasi Interpersonal antara
menceritakan permasalahan kehidupan Dosen dan Mahasiswa Terhadap
pribadinya. Kemudian indikator keefektifan Motivasi Belajar dan Prestasi
yang kedua adalah (2) adanya empati Akademik Mahasiswa. Jurnal
(empathy) dimana empati adalah memehami Pekommas, Vol. 18 No. 1, April
apa yang dirasakan orang lain. Lawan bicara 2015: 53–62.
anak jalanan memahami terkait posisi anak
jalanan yang meceritakan terkait handphone- Arifin, Imamul dkk, 2020. Revolusi Yayasan
nya yang raib. Emosi yang ditampakkan Sosial dan Kemanusiaan
benar-benar menunjukkan ketidaksukaan Terintegrasi bagi Anak Jalanan dan
194 | Jurnal Komunikasi, Vol. 15 No. 02, September 2021: 181-194
yatim Piatu dalam nilai-nilai Islam. Kemenko PMK, 2020. Penanganan Anak
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Terlantar Butuh Komitmen.
Vol.21, No. 1, Special Issue 2020: Diakses 16 Juni 2021.
68-77 https://www.kemenkopmk.go.id/pe
nanganan-anak-terlantar-butuh-
Baron, Robert A dan Donn Byrne. 2005. komitmen
Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga
Moleong, J. Lexy. 2014. Metode Pneletian
Betarushi, Ruben Leksono. 2014. Rumah Kualitatif. Bandung: Remaja
Singgah Anak Jalanan di Rosdakarya
Yogyakrta. Yogyakarta:
Universitas Atmajaya Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi,
Suatu Pengantar. Bandung: PT
Budyatna, Muhammad dan Leila Mona Remaja Rosdakarya.
Ganiem. 2011. Teori Komunikasi
Antarpribadi. Jakarta: Penerbit Rachmat Kriyantono. 2010. Teknik Praktis
Kencana. Riset Komunikasi. Jakarta:
Kharisma Putra Utama
Bungin, Burhan, 2007. Sosiologi Komunikasi
(Teori, Paradigma, dan Diskursus Sari, Dewi Puspita dkk. 2017. Pengaruh
Teknologi Komunikasi di Perkembangan Media Sosial
Masyarakat). Jakarta: Kencana. terhadap Komunikasi
Interpersonal Masyarakat di
Indonesia. Diakses 16 Juli 2021.
Devito. Joseph A. 2004. The Interpersonal
https://www.academia.edu/354531
Communication. Boston:
06/_PENGARUH_PERKEMBAN
Publisherdesign and Production
GAN_MEDIA_SOSIAL_TERHA
service
DAP_KOMUNIKASI_INTERPE
RSONAL_MASYARAKAT_DI_I
Devito, Joseph. A. 2011. Komunikasi Antar NDONESIA_
Manusia Alih Bahasa: Agus
Maulana. Jakarta: PT Rineka Cipta Suciati. 2015. Komunikasi Interpersonal,
sebuah tinjauan Psikologis dan
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori Perspektif Islam. Yogyakarta:
dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Buku Litera.
Citra Adita Bakti
Wood, Julia T. 2013. Komunikasi
Humphhreys, Tony. 2003. Hindari Berpikir Interpersonal. Jakarta: Salemba
Negatif, Dedy Ahimsa Riyadi. Humanika.
Jakarta: Nuansa