Perencanaan Program Penyuluhan
Perencanaan Program Penyuluhan
Perencanaan Program Penyuluhan
Di Susun Oleh:
Irwansyah :22012014033
Reka tri hapsari :22012014033
Penulis
ii
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................................
1.2 Tujuan ..................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
2.1 Penetapan program penyuluhan ..........................................................................
2.2 Pengembangan strategi penyuluhan yang releven..............................................
2.3 Penyusunan rencana kegiatan.............................................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................................
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................
3.2 Saran...................................................................................................................
Daftar pustaka...............................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam kehidupanya sehari-hari. Media
ini berasal dari hurup latin adalah medius atau artinya tengah perantara serta
pengantar istilah kata media secara universal mengacu pada sesuatu yang
dianggap wadah alat atau sarana komunikasi. istilah media berasal dari hurup
medius yang artinya pelantara. Didalam bahasa Inggris media merupakan bentuk
jamak disebut medium yang artinya pengantar atau saluran sementara dalam
bahasa Arab disebut wasa’il yang artinya alat atau jalan. Penggunaan media
setidaknya mampu memberikan manfaat dan pengaruh untuk warga belajar dalam
memahami sebuah materi tanpa media tanpa media penyuluhan tidak berjalan
sesuai yang diinginkan sebagai seorang fasilitator harus mampu membuat sesuatu
dari apapun menjadi sebuah bahan yang bisa dijadikan sebuah media.
Penyuluh/fasilitator hanya memanfaatkan media yang ada pada saat itu
yaitu white board sebagai bahan media jadi, jika media lainya tidak dipakai atau 3
kurang minat dalam menggunakanya itu akan berdampak buruk pada proses
kegiatan belajar berlangsung seperti masyarakat tani akan sulit memahami materi
yang diajarkan,suasana penyuluhan yang cenderung membosankan,dan
masyarakat tani akan sulit mendapatkan informasi sehingga mereka harus
menemui petani yang sukses untuk memperoleh strategi dan cara bercocok tanam
dengan baik dan benar. Menurut psikologi orang yang belajar tanpa melihat dan
mempraktekanya itu akan dapat memahami atau mengingat dalam jangka terlalu
lama tetapi orang yang belajar setelah itu dipraktekan maka akan lebih mudah
dicerna dan akan selalu diingat dalam pikiranya. Penyuluh tidak dapat
menggunakan media hanya satu bahan saja misalkan hanya whiteboar, Penyuluh
harus memakai lebih daripada satu media agar lebih efektif dalam penyuluhan
misalnya audio visual, power, media cetak. Media penyuluhan juga dapat
mengasah kreatifitas seorang penyuluh banyak sekali manfaat media penyuluhan
apabila mampu dimanfaatkan dengan baik.
Menurut Agyei & Lindsay (2021). Keberhasilan pertanian tidak terlepas
dari kemampuan petani dalam menerapkan teknologi pertanian secara efektif dan
efisien sesuai dengan pesan-pesan penyuluhan yang disampaikan oleh penyuluh
2
pertanian. Penyampaian teknologi pertanian ini dapat dilakukan secara langsung
maupun tidak langsung dalam proses komunikasi penyuluhan.
1.2 Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
keterampilan mereka, dan mengevaluasi dampak program terhadap
peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani.
e) Penyempurnaan: Berdasarkan hasil evaluasi, melakukan perbaikan dan
penyempurnaan pada program penyuluhan untuk meningkatkan kualitas
dan efektivitasnya di masa mendatang
5
a. produksi padi di desa Caringin pada musim tanam tahun 2001/2002 rata-
rata 50 kuintal/hektar gabah kering giling (gkg);
b. pemberian pupuk tiap meter persegi luas kolam milik Bapak Midun di
desa Caringin adalah 100 gr kotoran ayam, 5 gr TSP, dan 10 gr Urea;
c. di desa Caringin pada bulan April tahun 2002 terdapat ternak domba
sebanyak 150 ekor; Cara mencapai tujuan 4
d. jaring apung di Cianjur sebanyak 14.458 petak pada tahun 2001.
2. yang menunjukkan tentang keadaan yang mungkin dapat dicapai. Data yang
dapat dicatat dari fakta ini disebut data potensial. Contoh-contoh data
potensial adalah:
a. hasil demonstrasi panca usaha di desa Caringin pada musim tanam
2001/2002 produksi padi dapat mencapai 60 kuintal/ha gkg;
b. berdasarkan petunjuk teknis dari Balai Budi Daya Air Tawar, Sukabumi,
pemberian pupuk tiap meter persegi luas permukaan kolam adalah 250-
500 gr kotoran ayam, 10 gr TSP, dan 15 gr Urea;
c. berdasarkan luas areal perkebunan dan kesuburan tanah di desa Caringin
tahun 2001/2002 menunjukkan masih ada kemungkinan untuk
dikembangkan ternak domba sebanyak 300 ekor;
d. Berdasarkan SK Gubernur Jabar tahun 1998, banyaknya jaring apung yang
diizinkan untuk wilayah Cianjur adalah sebanyak 5.460 petak.
Perhatikan baik-baik perbedaan antara data aktual dan data potensial.
Apabila data aktual berbeda dengan data potensial maka dapat menyebabkan
keadaan menjadi tidak memuaskan. Keadaan yang tidak memuaskan akan
menjadi pangkal masalah.
Syarat-syarat data yang perlu dihimpun adalah berikut ini.
1. Mutakhir, yaitu data yang diambil pada saat akan disusun programa
penyuluhan pertanian, bukan data yang sudah kedaluwarsa;
2. Kategoris, yaitu data tersebut mudah dikelompokkan sesuai dengan karakter
yang ada dan memudahkan pengolahan datanya;
3. Akurat, yaitu data yang memang diperlukan;
4. Komprehensif, yaitu data yang menyeluruh, lengkap, mencakup data
6
wilayah kebijakan pemerintah dan data dari petani. (Yayasan Sinar Tani,
2001).
B. Masalah
Masalah adalah faktor-faktor penyebab keadaan tidak memuaskan atau
hal-hal yang tidak dikehendaki (Mardikanto, 1993).
ntuk mengidentifikasi masalah dapat dilakukan dengan menganalisis
kesenjangan antara:
1. data potensial dengan data aktual;
2. keadaan yang ingin dicapai dengan keadaan yang sudah dicapai;
3. teknologi yang seharusnya dilakukan dengan teknologi yang sudah
Diterapkan;
4. peraturan yang seharusnya dilaksanakan dengan kenyataan yang
dijumpai. Menurut William Pounds dalam Mardikanto (1993), ada empat kondisi
penyebab masalah, yaitu apabila:
1. terjadi penyimpangan dengan pengalaman masa lalu atau ada kondisi baru yang
berbeda dengan kondisi yang biasa dihadapi;
2. terjadi penyimpangan antara rencana/harapan dengan kenyataan yang ada;
3. ada orang luar yang membawa masalah baru kepada sistem sosial yang
bersangkutan; dan
4. ada pesaing yang dirasakan akan membahayakan/mengurangi kepuasan yang
telah dinikmati.
Adapun masalah yang dipilih untuk diperbaiki dapat dilakukan melalui tahapan
berikut.
1. Menyangkut kebutuhan nyata (real needs).
2. Harus segera diupayakan pemecahannya.
3. Bersifat strategis, yang berkaitan dengan banyak hal ditangani secara
terpadu berpengaruh besar demi keberhasilan pembangunan pertanian.
Sedangkan penyebab keadaan tidak memuaskan itu menyangkut 2 sifat, yaitu
berikut ini.
1. Perilaku adalah masalah-masalah yang menyangkut faktor manusia yang
bersumber dari inovasi yang dianjurkan. Masalah inilah yang menjadi pijakan
7
untuk diberdayakan sesuai tingkat kemampuannya. Contohnya, sebagian besar
(80%) petani pelaksana Supra Insus di
2. Nonperilaku, adalah masalah-masalah yang secara tidak langsung berkaitan
dengan kemampuan tingkah laku manusia, namun mempengaruhi hasil
kegiatan/usaha, pada umumnya menyangkut sumber daya dan sarana.
Contohnya, penggunaan ZPT/PPC pada tanaman padi Supra Insus di WKBPP
“A” baru mencapai 20% dari luas Supra Insus 8.000 ha. Pernyataan tersebut
perlu ditindaklanjuti apakah jumlah ZPT/PPC nya tersedia pada penyalur di
wilayah yang bersangkutan?
C. Tujuan
Tujuan adalah pernyataan tentang perubahan yang hendak dicapai dalam
jangka waktu tertentu. Dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian ada
dua macam tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum, adalah pernyataan tujuan secara umum apa yang ingin dicapai
dalam jangka panjang, contohnya meningkatkan kesejahteraan petani
2. Tujuan khusus, yaitu pernyataan tentang perubahan yang hendak dicapai
dalam jangka waktu satu tahun, contohnya meningkatkan produksi padi dari
50 kuintal/ha menjadi 55 kuintal/ha.
D. Cara Mencapai Tujuan
Cara mencapai tujuan merupakan:
1. penyusunan rencana kegiatan yang menggambarkan bagaimana tujuan dapat
dicapai;
2. uraian tentang rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang
dikembangkan berdasarkan masalahnya.
Adapun permasalahan yang perlu diperhatikan mencakup:
1. tingkat kemampuan petani:
2. sarana prasarana yang ada di tingkat petani:
3. situasi fisik dan non-fisik (sosial, ekonomi, dan budaya):
4. tingkat kemampuan penyuluh:
5. biaya yang tersedia.
8
(Penyusunan & Penyuluhan, n.d.)Penyuluhan pertanian dilaksanakan
untuk menambah kesanggupan para petani dalam usahanya memperoleh hasil-
hasil yang dapat memenuhi keinginan mereka tadi. Jadi penyuluh tujuannya
adalah perubahan perilaku petani, sehingga mereka dapat memperbaiki cara
bercocok tanamnya, lebih beruntung usahataninya dan lebih layak hidupnya,
atau yang sering dikatakan keluarga tani maju dan sejahtera. Peranan penyuluh
sangatlah penting melakukan perubahan perilaku petani terhadap sesuatu
(inovasi baru), serta terampil melaksanakan berbagai kegiatan yang
bermanfaat bagi peningkatan produktifitas, pendapatan atau keuntungan,
maupun kesejahteraan petani (Dinar, 2015).
2.2 Pengembangan strategi penyuluhan yang releven
Setiap penyuluh mengharapkan prestasi strategi kerja yang baik dalam
melaksanakan tugasnya dalam memberi informasi dan inovasi kepada petani
untuk sasaran penyuluhan. Strategi Kinerja yang baik dari seorang penyuluh
pertanian menggambarkan bahwa informasi dan inovasi yang disampaikan
kepada petani sesuai yang diharapan petani. Kesesuaian antara programa yang
dilakukan penyuluh pertanian dengan kebutuhan sasaran (petani) bermakna
bahwa penyuluhan yang dilakukan memberi manfaat pada tercapainya tujuan
akhir dari penyuluhan itu sendiri yakni kesejahteraan petani (Rosmalah et al.,
2023)
Untuk menumbuhkan kelembagaan ekonomi petani ini diperlukan
Peranan penyuluh Pertanian lapangan (PPL) karena PPL merupakan petugas
pertanian yang mendampingi petani langsung di lapangan. Untuk tujuan ini
diperlukan strategi khusus ada beberapa strategi penyuluh pertanian dalam
menumbuhkan kelembagaan ekonomi petani, yaitu:
1. Menyediakan Pengetahuan dan Keterampilan.
Strategi penyuluh pertanian berperan sebagai agen perubahan di
lapangan, membawa pengetahuan dan keterampilan baru kepada petani.
Mereka memberikan pelatihan dalam teknik pertanian modern, penggunaan
pupuk yang efisien, pengelolaan hama dan penyakit tanaman, serta
teknologi pertanian terkini. Dengan demikian, petani dapat meningkatkan
9
produktivitas dan kualitas hasil pertanian mereka, yang pada gilirannya
berdampak positif pada pendapatan dan keberlanjutan ekonomi Mereka.
2. Fasilitasi Akses ke Pasar dan Rantai Nilai.
Salah satu peran utama penyuluh pertanian adalah memfasilitasi akses
petani ke pasar dan rantai nilai pertanian. Mereka membantu petani dalam
mendapatkan informasi tentang permintaan pasar, standar kualitas, dan
persyaratan perdagangan. Dengan memperkuat pengetahuan petani tentang
pemrosesan, pengemasan, dan pemasaran produk pertanian, penyuluh
pertanian membantu meningkatkan nilai tambah produk dan membantu
petani dalam mencapai harga yang lebih baik. Selain itu, mereka juga
mempromosikan kemitraan antara petani, produsen, dan pedagang, yang
mendukung pengembangan kelembagaan ekonomi petani
3. Pemberdayaan Petani melalui Kelembagaan Koperasi.
Strategi penyuluh pertanian juga berfokus pada pemberdayaan petani
melalui pembentukan dan pengelolaan kelembagaan koperasi. Koperasi
pertanian memberikan platform bagi petani untuk bersatu, berbagi sumber
daya, dan berkolaborasi dalam aspek produksi, pemasaran, dan pembelian.
Melalui kelembagaan koperasi, petani dapat mengatasi hambatan akses ke
modal, teknologi, dan pasar. Penyuluh pertanian mendukung pembentukan
dan pengelolaan koperasi dengan memberikan pelatihan manajemen,
pengembangan rencana bisnis, dan memfasilitasi akses ke pembiayaan dan
sumber daya lainnya Mereka juga mempromosikan praktik pertanian
berkelanjutan, seperti pertanian organik, pengelolaan air yang efisien, dan
penggunaan
4. Mendorong Diversifikasi dan Inovasi.
untuk meningkatkan keberlanjutan ekonomi petani, strategi penyuluh
pertanian mendorong petani untuk diversifikasi usaha mereka dan
menerapkan inovasi di bidang pertanian. Penyuluh pertanian membantu
petani dalam mengidentifikasi peluang baru dan memperkenalkan metode
pertanian alternatif yang dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi
risiko. Mereka juga mempromosikan praktik pertanian berkelanjutan,
10
seperti pertanian organik, pengelolaan air yang efisien, dan penggunaan
energi terbarukan. Diversifikasi usaha pertanian membantu petani
mengurangi ketergantungan pada satu jenis tanaman atau produk, sehingga
mengurangi risiko kerugian akibat fluktuasi pasar.
5. Memperkuat Kemitraan dan Jaringan.
Selain memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani,
penyuluh pertanian juga berperan dalam membangun kemitraan dan jaringan
antara petani, lembaga pemerintah, lembaga riset pertanian, organisasi
swadaya masyarakat, dan sektor swasta. Melalui kolaborasi ini, penyuluh
pertanian memfasilitasi pertukaran informasi, teknologi, dan sumber daya
antara berbagai pemangku kepentingan. Ini memperkuat kelembagaan
ekonomi petani dengan menciptakan lingkungan yang mendukung
pertumbuhan, inovasi, dan keberlanjutan
Dari lima strategi di atas, penyuluh pertanian memainkan peran
penting sebagai pilar kelembagaan ekonomi untuk menumbuhkan
kelembagaan ekonomi petani. Dengan menyediakan pengetahuan dan
keterampilan, memfasilitasi akses ke pasar dan rantai nilai, memperkuat
kelembagaan koperasi, mendorong diversifikasi dan inovasi, serta
memperkuat kemitraan dan jaringan, penyuluh pertanian membantu petani
menggali potensi mereka dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
A. Contoh pengembangan penyuluhan yang releven
a. Penyulueh interfaktif Berbasis Teknologi: teknologi seperti aplikasi
seluler atau platform online untuk menyampaikan informasi kepada
masyarakat. Ini memungkinkan penyuluhan menjadi lebih interaktif dan
dapat diakses kapan saja dan di mana saja.
b. Kemitraan dengan Komunitas Lokal: Membangun kemitraan dengan
organisasi atau tokoh-tokoh lokal yang memiliki pengaruh di masyarakat.
Mereka dapat membantu dalam menyampaikan pesan-pesan penyuluhan
secara lebih efektif karena mereka akrab dengan budaya dan kebiasaan
masyarakat.
11
c. Pendekatan Berbasis Cerita (Storytelling): Menggunakan cerita-cerita
atau narasi yang relevan dengan konteks masyarakat untuk
menyampaikan pesan-pesan penyuluhan. Pendekatan ini dapat membuat
informasi lebih mudah dipahami dan diingat oleh audiens.
d. Pelatihan Keterampilan Hidup (Life Skills Training): Mengintegrasikan
penyuluhan dengan pelatihan keterampilan praktis seperti keterampilan
finansial, keterampilan pertanian, atau keterampilan pengelolaan waktu.
Hal ini dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan kemandirian
mereka dalam menghadapi berbagai tantangan.
e. Penyuluhan Berbasis Kelompok (Group-based Counseling):
Mengorganisir sesi penyuluhan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil,
sehingga memungkinkan interaksi sosial dan pertukaran pengalaman
antar peserta. Pendekatan ini dapat meningkatkan keterlibatan dan
dukungan antar anggota kelompok.
f. Penggunaan Materi Multimedia: Mengembangkan materi penyuluhan
yang menarik dan beragam, seperti video, animasi, atau infografis. Hal ini
dapat membantu menjangkau berbagai jenis audiens dengan preferensi
media yang berbeda-beda.
g. Evaluasi dan Pemantauan Berkala: Melakukan evaluasi dan pemantauan
secara berkala terhadap efektivitas program penyuluhan. Hal ini penting
untuk mengetahui sejauh mana program telah berhasil mencapai
tujuannya dan untuk menyesuaikan strategi penyuluhan jika diperlukan.
h. Penyuluhan Berbasis Masalah (Problem-based Counseling):
Mengidentifikasi masalah-masalah spesifik yang dihadapi oleh
masyarakat target dan menyelenggarakan sesi penyuluhan yang
difokuskan pada pemecahan masalah-masalah tersebut.
i. Partisipasi Masyarakat (Community Participation): Melibatkan
masyarakat secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
program penyuluhan. Hal ini dapat meningkatkan rasa memiliki
masyarakat terhadap program dan meningkatkan keberlanjutan program
di masa depan.
12
j. Penyuluhan Berkelanjutan: Mengadopsi pendekatan penyuluhan yang
berkelanjutan dengan menyediakan sumber daya dan dukungan jangka
panjang bagi masyarakat untuk menerapkan perubahan-perubahan yang
diinginkan.
2.3 Penyusunan rencana kegiatan
Kegiatan penyuluhan dalam pembangunan pertanian berperan sebagai
jembatan yang menghubungkan antara praktik yang dijalankan oleh petani
dengan pengetahuan dan teknologi petani yang selalu berkembang menjadi
kebutuhan para petani tersebut (Aulia, 2021).
Agar petani dapat melakukan praktik-praktik yang mendukung
usahatani maka petani membutuhkan informasi inovasi dibidang pertanian
(Khairunnisa et al., 2021). Informasi tersebut dapat diperoleh petani antara
lain dari PPL (Penyuluh Pertanian Lapang) melalui penyelenggaraan kegiatan
penyuluhan pertanian (Aulia et al., 2022).
Penyuluhan pertanian adalah proses pendidikan dengan sistem
pendidikan nonformal untuk mengubah perilaku orang dewasa agar memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik, sehingga sasaran dapat
memilih dan mengambil keputusan dari berbagai alternatif pengetahuan yang
ada untuk menyelesaikan permasalahan dalam upaya meningkatkan
kesejahteraannya (Al-Qaesi & Salih, 2023; Wicaksono et al., 2021)
Penyusunan rencana kegiatan penyuluhan pertanian merupakan
langkah penting untuk memastikan kegiatan tersebut efektif dalam
memberikan informasi dan pengetahuan kepada para petani. Berikut adalah
langkah-langkah umum dalam menyusun rencana kegiatan penyuluhan
pertanian:
a) Identifikasi Kebutuhan dan Masalah: Lakukan survei atau kajian
lapangan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan masalah yang dihadapi
oleh para petani di wilayah tersebut. Faktor-faktor seperti jenis tanaman
yang dibudidayakan, kondisi tanah, cuaca, dan masalah-masalah yang
dihadapi dapat menjadi fokus dalam identifikasi ini.
13
b) Tentukan Tujuan dan Sasaran: Setelah mengidentifikasi masalah-
masalah utama, tetapkan tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan
penyuluhan. Tujuan ini haruslah spesifik, terukur, dapat dicapai,
relevan, dan berbatasan waktu (SMART). Selain itu, tentukan juga
sasaran yang ingin dicapai dalam penyuluhan tersebut, misalnya jumlah
petani yang akan dijangkau atau tingkat peningkatan produktivitas yang
diharapkan.
c) Pilih Metode Penyuluhan yang Tepat: Pilih metode penyuluhan yang
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik para petani di wilayah
tersebut. Metode-metode yang dapat dipertimbangkan antara lain
ceramah, demonstrasi lapangan, pelatihan, penggunaan media sosial,
atau pembentukan kelompok diskusi.
d) Rencanakan Materi Penyuluhan: Siapkan materi penyuluhan yang
relevan dan informatif berdasarkan kebutuhan dan tujuan yang telah
ditetapkan. Materi tersebut harus disusun dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh para petani dan sesuai dengan tingkat pendidikan dan
pemahaman mereka.
e) Tentukan Lokasi, Waktu, dan Peserta: Tentukan lokasi dan waktu
pelaksanaan penyuluhan yang memungkinkan partisipasi maksimal dari
para petani. Pastikan juga bahwa peserta yang diundang sesuai dengan
target sasaran kegiatan penyuluhan.
f) Rencanakan Sarana dan Prasarana: Pastikan tersedianya sarana dan
prasarana yang diperlukan untuk pelaksanaan penyuluhan, seperti ruang
pertemuan, peralatan presentasi, dan bahan-bahan penyuluhan.
g) Kerjasama dengan Pihak Terkait: Lakukan koordinasi dan kerjasama
dengan pihak terkait, seperti lembaga pertanian, perguruan tinggi, atau
instansi pemerintah setempat yang dapat mendukung dan memfasilitasi
kegiatan penyuluhan.
h) Evaluasi dan Pelaporan: Setelah pelaksanaan kegiatan penyuluhan,
lakukan evaluasi terhadap keberhasilan mencapai tujuan dan sasaran
14
yang telah ditetapkan. Buat laporan mengenai hasil evaluasi serta
rekomendasi untuk perbaikan di masa mendatang.
i) Tindak Lanjut: Berdasarkan hasil evaluasi, lakukan tindak lanjut untuk
memperbaiki kelemahan dan meningkatkan efektivitas kegiatan
penyuluhan di masa yang akan datang.
15
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
16
prtanian ini agar dapat megayomi Masyarakat dan memberika hal-hal dan
inofasi yang baru tentang dunia pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Agyei, P.A., & Lindsay, C.S. 2021. Improving the effectiveness of agricultural
Al-Qaesi, H. A. H., & Salih, A. A. (2023). The Role of Agriculture Extension of
IPM in Europe. Annalas of Forest Research, 66(1107), 464–470
Aulia, M. R. (2021). Strategi Pengembangan Agribisnis Kabupaten Asahan
Agribusiness Development Strategy of Asahan Regency. Jurnal Agriust,
1(2), 69–75. https://doi.org/10.54367/agriust.v1i2.1437
Aulia, M. R., Deras, S., & Hutabarat, Y. (2022). Partisipasi Petani Dalam
Kegiatan Kelompok Tani dan Kaitannya dengan Produktivitas Padi Sawah di
Penyusunan, T., & Penyuluhan, P. (n.d.). P 1. 2. 3. 1–22.
Bich Tho, L.C & Chieko, U. 2022. Rice variety and sustainable farming: A case
study in the Mekong Delta, Vietnam. Journal Environmental Challenges. 8
(8). 1 – 15. https://doi.org/10.1016/j.envc.2022.100532.
Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Jurnal
Agrisep, 23(2), 18–26. https://doi.org/10.21608/pshj.2022.2500
Penyusunan, T., & Penyuluhan, P. (n.d.). P 1. 2. 3. 1–22.
Reza, M. (2016). Proses Perencanaan Program Penyuluhan Pertanian Tingkat
Nagari di Kabupaten Lima Puluh Kota. Jurnal Menara Ilmu, 10(63), 109–
17