Anda di halaman 1dari 2

2_Dian Febriani_Kelas A_01.01.

2-T1-2 Eksplorasi Konsep - Perjalanan Pendidikan


Nasional dari Perspektif Ki Hadjar Dewantara

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan dan pengajaran merupakan usaha


persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup
bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya. Selain itu Ki Hajar
Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada
anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Ki Hajar Dewantara juga
mencetuskan semboyan yang sangat menginspirasi dalam dunia pendidikan: Ing ngarso sung
tulodho (di depan memberi teladan), ing madya mangun karso (di tengah membangun semangat,
kemauan), dan tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan). Trilogi semboyan
pendidikan tersebut hingga kini terus berusaha dijawantahkan dalam pengajaran dan pendidikan
di Indonesia.

Pendidikan di Indonesia mengalami kemajuan, setelah adanya tokoh tokoh nasional yang
berani mencetuskan beragam keilmuan. Setiap tanggal 2 Mei selalu diperingati sebagai "Hari
Pendidikan Nasional". Hari Pendidikan Nasional ditetapkan pada tanggal 2 Mei, tanggal yang
sama dengan hari kelahiran Bapak Pendidikan Nasional, Suwardi Suryaningrat atau yang lebih
dikenal dengan Ki Hajar Dewantara. Peringatan ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan
terhadap perjuangan, kegigihan dan keberanian Ki Hajar Dewantara dalam menyebarkan
pemikiran pemikiran yang diluar nalar manusia pada saat itu. Kiprah Ki Hajar Dewantara di
bidang pendidikan Tanah Air memang sudah tidak bisa diragukan lagi. Kepeduliannya terhadap
pendidikan di Indonesia melahirkan Perguruan Nasional Taman Siswa, sekolah kaum jelata yang
didirikannya pada tanggal 3 Juli 1922 sebagai cikal bakal sistem pendidikan di Indonesia.

Menurut Ki Hajar Dewantara (KHD), pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari


Pendidikan. Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk
kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi
tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun
sebagai amggota masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia
Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk
mencapainya.Kita harus bisa memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan ide,
berfikir kreatif, mengembangkan bakat/minat siswa (merdeka belajar), tapi kebebasan itu bukan
berarti kebebasan mutlak, perlu tuntunan dan arahan dari guru supaya anak tidak kehilangan
arah dan membahayakan dirinya.

Dalam pembelajaran di kelas hendaknya kita juga harus memperhatikan kodrati anak
yang masih suka bermain. Lihatlah ketika anak-anak sedang bermain pasti yang mereka rasakan
adalah ‘kegembiraan’ dan itu membuat suatu kesan yang membekas di hati dan pikirannya.
Hendaknya guru juga memasukan unsur permainan dalam pembelajaran agar siswa senang dan
tidak mudah bosan. Apalagi menggunakan permainan-permainan tradisional yang ada, selain
menyampaikan pembelajaran melalui permainan , kita juga mendidik dan mengajak anak untuk
melestarikan kebudayaan.Memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa melalui
pemilihan media pembelajaran yang bervariasi baik berupa gambar, video maupun audio, atau
pembelajaran yang berbasis permainan (game based learning).

Anda mungkin juga menyukai