Anda di halaman 1dari 10

Tugas VI (kelompok)

Judul
Nama Fatmawati
Ardianto Asri
NIM 90400122111
90400122126
Kelas Akuntansi D

A. Figure 5.1 Basic Components of Flow Management (Komponen dasar manajemen


aliran

Gambar 5.1 menjelaskan bagaimana sebuah perusahaan mengelola aliran


bahan dan energi sebagai bagian dari operasinya. Aliran bahan mencakup semua
bahan yang masuk ke perusahaan (seperti bahan mentah, kemasan, dan bahan
lainnya) serta bahan yang keluar dari perusahaan dalam bentuk produk jadi. Selain
itu, gambar ini juga mempertimbangkan aliran energi, yang dianggap setara
pentingnya dengan aliran bahan karena energi digunakan dalam proses produksi
dan transportasi. Dalam konsep akuntansi biaya aliran (flow cost accounting),
nilai dan biaya dari aliran bahan dibagi menjadi beberapa kategori utama.
Pertama, terdapat biaya bahan yang mencakup biaya langsung dari bahan-bahan
yang digunakan dalam produksi. Kedua, ada biaya sistem yang meliputi biaya
pengelolaan aliran bahan di perusahaan, termasuk upaya untuk memastikan
bahan-bahan tersedia dan dipindahkan dengan efisien di seluruh rantai produksi.
Ketiga, terdapat biaya pengiriman dan pembuangan yang mencakup biaya untuk
mengirimkan produk jadi kepada pelanggan dan biaya untuk membuang limbah
hasil produksi. Biaya sistem menjadi sangat penting karena mencerminkan upaya
perusahaan dalam mengelola aliran bahan secara efektif. Data mengenai aliran
bahan dan biaya sistem dikumpulkan dan dianalisis dalam sebuah database.
Konsep akuntansi biaya aliran bertujuan untuk membantu perusahaan
mengidentifikasi cara untuk mengurangi biaya dan limbah dengan memahami
lebih baik bagaimana bahan-bahan digunakan dan dielola di dalam perusahaan.
Dengan demikian, gambar 5.1 memberikan gambaran tentang bagaimana
perusahaan dapat memantau dan mengelola aliran bahan dan energi untuk
meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi dampak lingkungan, dengan
fokus pada pengelolaan biaya yang terkait dengan setiap tahap aliran bahan.

B. Figure 5.2 The company – Seen as a (simplified) materials flow system


(Perusahaan – diliat sebagai sistem aliran material (yang disederhanakan))

Gambar 5.2 dalam manajemen aliran bahan menggambarkan sebuah


perusahaan sebagai sistem yang terdiri dari aliran material dan energi. Aliran
material mencakup semua masukan dan keluaran perusahaan, termasuk aliran
energi yang dianggap setara dengan aliran material. Aliran energi ini seringkali
dimasukkan ke perusahaan dalam bentuk material seperti batu bara, minyak, atau
gas sebelum diubah menjadi energi. Dalam konteks ini, istilah 'material'
digunakan secara luas untuk merujuk pada material dan energi. Dalam konsep
akuntansi biaya aliran (flow cost accounting), biaya sistem harus dialokasikan
sepenuhnya ke aliran yang relevan, baik secara proporsional (misalnya
berdasarkan jumlah atau berat dalam kilogram) atau berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan secara khusus. Data dari aliran material dan biaya sistem
dikumpulkan dalam database, namun perlu dievaluasi dan disusun agar
memberikan gambaran menyeluruh tentang biaya aliran material dan nilai dalam
sistem aliran material. Terdapat berbagai metode alokasi biaya sistem yang dapat
digunakan, tetapi prinsip-prinsip dasarnya selalu diikuti. Penting untuk melakukan
alokasi biaya secara terpisah untuk setiap unit atau proses agar menghindari
penghitungan ganda. Perhatian khusus diberikan pada aliran material yang
melebihi batas yang telah ditetapkan sebelumnya dan apakah aliran material
tersebut memiliki dampak besar terhadap biaya operasional unit terkait. Gambar
ini juga menyoroti pentingnya delimitasi biaya sistem, yaitu bagaimana biaya
sistem dialokasikan ke area-area tertentu dalam model aliran, serta penilaian aliran
material berdasarkan kuantitas. Tujuan utama dari konsep akuntansi biaya aliran
adalah untuk mengalokasikan semua biaya sistem secara tepat ke aliran material
dalam model aliran, sekaligus memberikan transparansi mengenai biaya yang
terkait dengan aliran material di dalam perusahaan.
C. Figure 5.3 Typical proportion of cost in the manufacturing industry (Proporsi
biaya pada umumnya diindustri manufaktur)

Gambar 5.3 dalam manajemen aliran bahan mengilustrasikan hasil yang


umum dari menerapkan konsep akuntansi biaya aliran (flow cost accounting) di
sebuah perusahaan. Pendekatan ini difokuskan pada analisis dan pengelolaan
aliran material di perusahaan untuk mencapai transparansi biaya yang penting.
Dalam konsep ini, nilai dan biaya dari aliran material dibagi ke dalam tiga
kategori utama: biaya bahan, biaya sistem, dan biaya pengiriman serta
pembuangan. Biaya sistem dalam flow cost accounting merujuk pada biaya yang
timbul dalam mengelola aliran material di perusahaan untuk memastikan material
dipindahkan dan diolah sesuai kebutuhan produksi. Penting untuk
mengalokasikan biaya sistem ini secara penuh dan tepat ke aliran material yang
relevan. Hal ini dapat dilakukan secara proporsional berdasarkan volume atau
berdasarkan kriteria khusus lainnya yang relevan dengan proses perusahaan. Data
mengenai aliran material dan biaya sistem dikumpulkan dalam database untuk
dianalisis. Proses ini memerlukan evaluasi dan pengorganisasian data agar
memberikan gambaran yang jelas tentang total biaya aliran material dan nilai
dalam sistem aliran material. Tujuan utama dari flow cost accounting adalah
mencapai transparansi biaya dalam aliran material perusahaan. Gambar ini juga
menyoroti pentingnya transparansi biaya dalam aliran material untuk membantu
perusahaan meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi limbah. Dengan
menganalisis aliran material secara rinci, flow cost accounting memungkinkan
identifikasi area-area di mana biaya sistem dapat dioptimalkan. Ini dapat
menghasilkan perbaikan ekonomi dan ekologis dalam operasi perusahaan. Dengan
demikian, penerapan konsep akuntansi biaya aliran dapat memberikan manfaat
strategis bagi perusahaan dalam mengelola sumber daya dengan lebih efisien dan
berkelanjutan. Melalui pendekatan ini, perusahaan dapat mengambil keputusan
yang lebih baik berdasarkan informasi biaya yang akurat dan mendukung upaya
untuk meningkatkan kinerja operasional secara menyeluruh.
D. Table 5.1 Share of production cost attributed to each approach (Bagian dari total
biaya produksi yang diatribusikan pada masing-masing pendekatan)

Tabel 5.1 memberikan perbandingan relevansi dalam hal biaya antara


akuntansi biaya lingkungan tradisional, biaya limbah, dan akuntansi biaya aliran.
Tabel ini memberikan gambaran tentang bagaimana flow cost accounting
memposisikan aliran material perusahaan sebagai pusat analisis biaya. Berikut
adalah penjelasan mengenai Tabel 5.1. Pertama, Akuntansi Biaya Lingkungan
Tradisional yaitu fokus pada biaya yang terkait dengan aktivitas lingkungan
seperti pengelolaan limbah dan pemulihan lingkungan, lebih berorientasi pada
biaya yang timbul setelah produksi selesai dan biasanya tidak memperhitungkan
biaya sistem yang terkait dengan aliran material dalam perusahaan. Kedua, Biaya
Limbah yaitu lebih fokus pada biaya yang terkait dengan pengelolaan limbah dan
dampak lingkungan dari limbah, Biasanya mencakup biaya pembuangan akhir dan
teknologi end-of-pipe dan tidak selalu memperhitungkan biaya sistem yang terjadi
selama proses produksi. Ketiga, Akuntansi Biaya Aliran yaitu memusatkan
perhatian pada aliran material dalam perusahaan untuk mencapai transparansi
biaya, memecah nilai dan biaya aliran material menjadi tiga kategori utama:
bahan, sistem, dan pengiriman serta pembuangan dan mengalokasikan biaya
sistem sepenuhnya ke aliran yang relevan, baik secara proporsional maupun
berdasarkan kunci yang ditentukan. Tabel ini memberikan pemahaman yang jelas
tentang bagaimana flow cost accounting memperhitungkan biaya sistem dan nilai
aliran material secara menyeluruh, yang dapat membantu perusahaan dalam
mengidentifikasi dan mengelola biaya yang terkait dengan aliran material mereka.
Tabel ini menggambarkan pergeseran fokus dari akuntansi biaya tradisional yang
lebih umum menjadi akuntansi biaya aliran yang lebih terperinci dan terkait
langsung dengan aliran material perusahaan.
E. Figure 5.4 The basic idea of flow cost accounting (ide dasar akuntansi biaya
aliran)

Diagram Alur 5.4 dalam manajemen aliran bahan menunjukkan tahapan


penerapan flow cost accounting dalam sebuah perusahaan. Konsep ini bertujuan
untuk mengidentifikasi dan menganalisis seluruh sistem aliran material sebagai
faktor utama dalam menentukan biaya perusahaan. Dengan flow cost accounting,
tidak hanya biaya material yang dialokasikan, tetapi juga semua biaya sistem yang
terlibat dalam aliran material (disebut sebagai segmen biaya 1 hingga 6 dalam
diagram). Penerapan flow cost accounting penting untuk mencapai transparansi
biaya yang diperlukan guna meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi
limbah. Perusahaan dapat melacak penggunaan dan penyimpanan material
sepanjang aliran material, menggunakan data kuantitatif untuk mengoptimalkan
proses produksi. Dari aspek lingkungan, flow cost accounting mendorong
perusahaan untuk mengurangi penggunaan material dan energi berlebihan serta
menghindari limbah dan emisi. Dibandingkan dengan akuntansi biaya
konvensional, flow cost accounting memberikan gambaran yang lebih akurat
tentang biaya material dan biaya sistem terkait aliran material perusahaan. Dengan
pemahaman yang lebih baik tentang struktur biaya dalam aliran material,
perusahaan dapat mengidentifikasi area-area di mana biaya sistem dapat
dioptimalkan, berkontribusi pada perbaikan ekonomi dan ekologis perusahaan.
Secara keseluruhan, penerapan flow cost accounting merupakan langkah strategis
untuk membantu perusahaan mengelola sumber daya dengan lebih efisien dan
berkelanjutan. Transparansi biaya yang diperoleh memungkinkan pengambilan
keputusan yang lebih baik, dengan fokus pada efisiensi operasional dan
keberlanjutan lingkungan.
F. Figure 5.5 The components of flow cost accounting (Komponen-komponen
akuntansi biaya aliran)

Basis informasi yang diperlukan untuk akuntansi biaya aliran melibatkan


model aliran material dan basis data yang telah ditetapkan sebelumnya. Model
aliran material digunakan untuk menggambarkan struktur aliran material dalam
perusahaan, sementara basis data berisi data yang diperlukan untuk mengukur
model aliran material tersebut, termasuk informasi tentang aliran material,
inventaris, dan data relevan lainnya terkait sistem. Data ini menjadi dasar untuk
menghitung kuantitas, nilai, dan biaya yang dapat diatribusikan ke dalam model
aliran. Akuntansi biaya terdiri dari dua elemen utama: akuntansi aliran material
dan akuntansi biaya sistem. Tujuan dari akuntansi aliran material adalah
memastikan keberadaan data yang akurat dalam basis data dan menetapkan data
tersebut ke dalam model aliran, melalui berbagai jenis perhitungan seperti
penilaian kuantitas, nilai, dan biaya aliran material. Sementara itu, akuntansi
biaya sistem menggunakan data dari akuntansi aliran material untuk
mengalokasikan biaya sistem ke dalam model aliran material melalui definisi,
alokasi, dan pembagian biaya sistem. Hasil dan bentuk laporan dari akuntansi
biaya mengatur cara data diedit dan disajikan kepada staf. Model aliran material
dengan data adalah bentuk laporan penting yang menampilkan informasi lebih
lengkap daripada metode akuntansi sebelumnya. Selain itu, matriks biaya aliran
dan laporan biaya aliran membantu memperlihatkan aliran material dan alokasi
biaya yang terkait. Elemen-elemen lain dari akuntansi biaya aliran mencakup
penyediaan basis informasi, berbagai elemen akuntansi, dan hasil serta bentuk
laporan yang beragam. Meskipun demikian, ketika kebutuhan akan informasi
baru muncul, mungkin perlu dilakukan perubahan pada basis informasi dan
penggunaan mode akuntansi yang baru.
G. Figure 5.6 Example of a materials flow model (contoh model aliran material)

Gambar 5.6 pada halaman memberikan gambaran tentang konsep


pengelolaan aliran material perusahaan yang difokuskan pada valuasi dan
perhitungan biaya aliran material. Konsep ini melibatkan beberapa tahapan
penting yang dapat membantu perusahaan mengoptimalkan proses produksi dan
pengelolaan sumber daya. Pertama, dalam mengelola aliran material, perusahaan
harus menetapkan batas sistem yang jelas. Ini mencakup semua unit atau
departemen perusahaan yang berkontribusi pada aliran material yang akan
dievaluasi. Misalnya, batas sistem ini bisa mencakup mulai dari penerimaan bahan
baku hingga proses produksi akhir dan distribusi produk jadi. Tahap berikutnya
adalah identifikasi pusat kuantitas dan aliran material. Hal ini diperlukan untuk
mengklasifikasikan dan mengelola data yang berkaitan dengan aliran material
menggunakan kode-kode tertentu. Data yang digunakan dalam akuntansi aliran
material harus terkait erat dengan model aliran material yang diadopsi oleh
perusahaan. Setelah itu, hasil dari pemodelan aliran material sebaiknya
didokumentasikan dalam bentuk tabel seperti 'tabel aliran material' dan 'tabel
pusat kuantitas'. Tabel-tabel ini bukan hanya mencakup informasi tentang aliran
material itu sendiri, tetapi juga bisa mencantumkan informasi tambahan seperti
area tanggung jawab, kompetensi, dan sistem komputer yang terlibat.
Selain mengidentifikasi aliran material utama, perusahaan juga harus
memecahnya menjadi komponen produk yang lebih kecil dan spesifik, seperti
bahan mentah, kemasan, atau barang dagangan lainnya. Pengelolaan residu
limbah juga menjadi penting, dengan membaginya ke dalam kategori-kategori
seperti limbah padat, limbah cair, dan gas buang. Lebih lanjut, residu limbah ini
sebaiknya dipisahkan berdasarkan jenis material atau alasan menjadi limbah,
seperti rejects, cut-offs, chippings, atau barang usang. Melalui pemahaman dan
penerapan gambar ini, perusahaan dapat dengan lebih efisien mengidentifikasi dan
mengelola aliran material serta biaya yang terkait dengan setiap tahapan proses
produksi. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kinerja operasional
dan keberlanjutan lingkungan secara keseluruhan.
H. Figure 5.7 Calculating the in-house flow quantities (Menghitung jumlah aliran in-
house)

Gambar 5.7 menjelaskan konsep integrasi valuasi aliran material dan


perhitungan biaya dalam suatu model yang terpadu. Konsep ini membantu
perusahaan untuk mengelola aliran material dan biaya produksi dengan lebih
efisien dan transparan. Model tersebut menggunakan data untuk menggambarkan
hasil akuntansi aliran material dan biaya secara sistematis, dengan tingkat detail
yang lebih tinggi daripada pendekatan akuntansi konvensional. Dalam model ini,
data yang dikumpulkan untuk periode tertentu dimasukkan ke dalam representasi
visual yang memungkinkan manajemen dan staf melihat dan melaporkan hasil
secara efektif. Selain itu, terdapat matriks biaya aliran yang fokus pada prosedur
biaya omset. Matriks ini membantu dalam mengidentifikasi biaya yang muncul
setelah produksi dan biaya yang meninggalkan perusahaan sebagai bagian dari
aliran material. Matriks biaya aliran memungkinkan pengguna untuk memilih
komponen-komponen tertentu dari aliran material dan menganalisanya secara
terpadu. Dengan demikian, ini membantu dalam mengidentifikasi dan
menganalisis seluruh sistem aliran material sebagai penggerak biaya yang penting
dalam operasi perusahaan. Dengan pemahaman yang baik tentang gambar,
perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih tepat terkait pengelolaan aliran
material dan biaya produksi. Penggunaan model integratif seperti ini dapat
meningkatkan efisiensi operasional dan transparansi dalam proses produksi.

I. Figure 5.8 Materials flow model with materials flow values and delivery and
disposal cost (in millions of US $) (Model aliran material dengan nilai aliran
materian serta biaya pengiriman dan pembangunan - dalam jutaan US $)
Gambar 5.8 menjelaskan konsep integrasi valuasi aliran material dan
perhitungan biaya dalam sebuah model terpadu. Konsep ini mencakup langkah-
langkah penting dalam mengelola aliran material perusahaan. Pertama, model
aliran material menggunakan data untuk memvisualisasikan hasil akuntansi aliran
material dan biaya sistem. Data yang terkumpul untuk periode tertentu
dimasukkan ke dalam model ini. Model ini memberikan informasi yang lebih rinci
dibandingkan dengan metode akuntansi konvensional, sehingga memudahkan
manajemen dan staf dalam menyajikan dan melaporkan hasil secara efektif.
Selanjutnya, terdapat matriks biaya aliran yang berfokus pada prosedur biaya
omset. Matriks ini membantu menentukan biaya aliran yang timbul setelah
produksi dan biaya yang keluar dari perusahaan. Dengan menggunakan matriks
ini, pengguna dapat memilih bagian-bagian tertentu dari aliran material untuk
dianalisis dan digabungkan. Ini membantu mengidentifikasi seluruh sistem aliran
material sebagai penggerak biaya yang penting dalam operasi perusahaan. Dengan
memahami gambar ini, perusahaan dapat mengelola aliran material dan biaya
yang terkait dengan proses produksi mereka dengan lebih efisien dan transparan.
Model integratif ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik
berdasarkan informasi yang akurat dan terinci tentang aliran material dan biaya
produksi secara keseluruhan.

J. Figure 5.9 Illustration of a flow cost matric (simplified) (Ilustrasi matriks biaya
aliran - disederhanakan)
Gambar 5.9 pada halaman 81 menggambarkan penerapan flow cost
accounting dalam sebuah perusahaan. Ilustrasi ini menunjukkan aliran material
dari bahan mentah hingga produk jadi, serta perhitungan dan alokasi biaya terkait
dengan aliran material tersebut. Proses ini melibatkan pengidentifikasian berbagai
jenis biaya seperti biaya bahan baku, biaya produksi, biaya penanganan limbah,
dan biaya pengiriman. Selain itu, ilustrasi juga menjelaskan bagaimana biaya
sistem seperti biaya tenaga kerja dan penyusutan dialokasikan ke dalam aliran
material. Dengan menerapkan flow cost accounting, perusahaan dapat mengawasi
dan mengelola biaya yang terkait dengan setiap tahap aliran material secara lebih
efisien. Hal ini membantu perusahaan untuk mengidentifikasi area-area di mana
biaya dapat dikurangi, limbah dapat diminimalkan, dan efisiensi produksi dapat
ditingkatkan. Ilustrasi ini memberikan gambaran visual yang jelas tentang
bagaimana flow cost accounting dapat membantu perusahaan dalam mengelola
aliran material dan biaya terkait dengan proses produksi mereka dengan lebih
efektif.

Anda mungkin juga menyukai