Anda di halaman 1dari 9

Tugas VI

Judul Flow Cost Accounting & The Actual Flows of Material


Nama 1. Putri Nurfadillah Syahbani
2. Yusniar
NIM 1. 90400122105
2. 90400122121
Kelas Akuntansi-D

A. Gambar 5.1 Komponen Dasar Manajemen Aliran (Figure 5.1 Basic Components
of Flow Management)

Dalam gambar 5.1 menggambarkan tiga komponen dasar dari


manajemen aliran (flow management). Komponen dasar dari manajemen aliran,
yaitu pertama, model aliran (flow model) merupakan representasi visual dari
aliran bahan dan informasi dalam perusahaan. Model ini membantu dalam
memahami bagaimana bahan dan informasi bergerak melalui berbagai proses
dan departemen perusahaan. Model aliran bertujuan untuk membuat aliran
material dan informasi menjadi transparan serta memperhatikan kerugian
material.
Kedua, akuntansi biaya aliran (flow cost accounting) merupakan
instrumen penting dalam pendekatan manajemen baru yang dikenal sebagai
manajemen aliran. Akuntansi biaya aliran bertujuan untuk mengalokasikan
semua biaya dalam perusahaan ke aliran material yang spesifik. Dengan
menggunakan akuntansi biaya aliran, biaya-biaya terkait dengan aliran material,
seperti biaya material, biaya sistem, dan biaya pengiriman dan pembuangan ,
dapat diidentifikasi dan dikelola dengan lebih efisien. Akuntansi biaya aliran
memungkinkan perusahaan untuk memahami dan mengntrol biaya-biaya yang
terkait dengan aliran material secara lebih terperinci.
Ketiga, organisasi aliran (flow organization) merupakan pendekatan
organisasi yang berorientasi pada aliran bahan dan informasi. Organisasi aliran
bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan efisiensi dalam perusahaan
dengan fokus pada aliran bahan dan informasi yang efisien. Organisasi aliran
melibatkan perubahan dalam struktur organisasi, proses kerja, dan komunikasi
antar unit kerja untuk memastikan aliran material yang efisien dan efektif.
Ketiga komponen ini saling terkait dalam menciptakan sistem manajemen aliran
yang efektif dan efisien. Model aliran (flow model) membantu memahami aliran
material. Akuntansi biaya aliran (flow cost accounting) mengelola biaya terkait
aliran tersebut, dan organisasi aliran (flow organization) memastikan
implementasi manajemen aliran secara keseluruhan. Dengan memadukan tiga
komponen ini, manajemen aliran dapat membantu perusahaan untuk menjadi
lebih efisien, mengurangi kerugian material, dan meningkatkan kinerja
keseluruhan perusahaan dalam mengelola aliran material dan informasi.

B. Gambar 5.2 perusahaan dilihat sebagai sistem aliran material -yang


disederhanakan (Figure 5.2 The Company seen as a -simplified materials flow
system)

Dalam gambar 5.2 menggambarkan perusahaan sebagai sistem aliran


material (materials flow system) dalam pendekatan manajemen aliran (flow
management) gambar tersebut mencakup aliran material dari bahan baku masuk,
melalui proses produksi, hingga produk jadi keluar. Alur dalam gambar 5.2
dimulai dengan pemasok (supplier) yang menyediakan bahan baku (material)
kepada perusahaan. Bahan baku tersebut kemudian disimpan sementara di
incoming storage sebelum digunakan dalam proses produksi. Selanjutnya, bahan
baku tersebut digunakan dalam proses produksi (production) untuk
menghasilkan produk jadi.
Setelah proses produksi selesai, produk jadi disimpan sementara di
outgoing storage sebelum dikirim kepada pelanggan (customer). Produk
kemudian dikemas (products packaging) untuk melindungi selama distribusi.
Setelah pelanggan menerima produk, limbah dan sisa produksi yang tidak dapat
digunakan kembali (material losses) dibuang melalui disposal system. Proses
pembuangan ini menghasilkan limbah sisa (residual waste) yang perlu dikelola
dengan baik untuk mengurangi pada dampak lingkungan. Limbah sisa (residual
waste) tersebut kemudian dibuang (disposal) ke sistem pembuangan, yang dapat
berupa limbah padat (solid waste), limbah cair (effluent), gas buang (exhaust),
dan emisi panas/suara (heat/noise emission) yang perlu dipantau untuk
memastikan kepatuhan terhadap standar lingkungan.

C. Gambar 5.3 proporsi biaya yang umum terjadi di industri manufaktur (Figure 5.3
Typical proportion of costs in the manifacturing industry)
Dalam gambar 5.3 mencerminkan struktur biaya tipikal perusahaan
manufaktur. Data ini bersumber dari Stat. Jahrbuch 1999 (abstrak statistik
tahunan) dari Statistisches Bundesamt (kantor statistik Jerman). Diagram
tersebut mencakup presentase biaya-biaya, yaitu biaya material, biaya personil,
biaya depresiasi, sewa dan leasing serta biaya lainnya dalam sebuah perusahaan
manufaktur. Grafiknya menunjukkan bahwa biaya material mencapai 56% dari
total, diikuti oleh biaya personel sebesar 25%, dan biaya lain-lain sebesar 13%.
Diagram ini juga mencakup kategori untuk biaya penyusutan, sewa, dan leasing
sebesar 6%.
Biaya material sebesar 56% menunjukkan bahwa sebagian besar biaya
perusahaan digunakan untuk membeli bahan baku dan material yang diperlukan
dalam proses produksi. Biaya personil sebesar 25% mengindikasikan bahwa
sebagian biaya digunakan untuk membayar gaji dan upah karyawan yang terlibat
dalam operasional perusahaan. Biaya depresiasi, sewa, dan leasing sebesar 6%
mencakup biaya yang terkait dengan penyusutan aset, biaya sewa atau leasing
fasilitas produksi, dan peralatan. Biaya lainnya sebesar 13% mencakup berbagai
biaya operasional lainnya seperti biaya utilitas, biaya administrasi, dan biaya lain
yang tidak termasuk dalam kategori lainnya.

D. Tabel 51 porsi dari total biaya produksi yang didistribusikan ke setiap


pendekatan (Table 5.1 Share of total production costs distributed to each
approach)

Dalam tabel 5.1 menunjukkan bagaimana total biaya produksi


didistribusikan ke dalam enam kategori yang berbeda dalam pendekatan flow
cost accounting. Keenam pendekatan yang dimaksud, yaitu biaya material dalam
produk, biaya material dalam kerugian material, biaya sistem untuk produk,
biaya sistem sebelum kerugian material terjadi, dan biaya pembuangan. Pertama,
material costs in the product (product+packaging) sebesar 57%, mencakup
biaya bahan baku yang digunakan untuk membuat produk serta biaya kemasan
produk. Presentase 57% menunjukkan bahwa sebagian besar biaya produksi
terkait dengan bahan baku dan kemasan produk. Kedua, material costs in
material losses sebesar 6%, mencakup biaya yang terkait dengan material yang
hilang atau terbuang selama proses produksi. Presentase 6% ini menunjukkan
proporsi biaya yang dialokasikan untuk kerugian material. Ketiga, system costs
for products sebesar 28% yang mencakup biaya yang terkait dengan sistem
produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk. Presentase 28% ini
menunjukkan bahwa sebagian besar biaya produksi digunakan untuk sistem
produksi. Keempat, system costs before material losse occur sebesar 6% yang
merupakan biaya yang terjadi sebelum terjadinya kerugian material dalam proses
produksi. Presentase 6% menunjukkan proporsi biaya yang terjadi sebelum
kerugian material. Kelima, system costs after material losse occur sebesar 2%
yang merupakan biaya yang terjadi setelah terjadinya kerugian material dalam
proses produksi. Presentase 2% menunjukkan proporsi biaya yang terjadi setelah
kerugian material. Keenam, disposal costs sebesar 1% yang mencakup biaya
yang terkait dengan proses pembuangan limbah atau produk sisa. Presentase 1%
menunjukkan proporsi biaya yang dialokasikan untuk pembuangan.
Total persentase biaya yang dipertimbangkan dalam keenam pendekatan
tersebut, yaitu pertama, environmental costing sebesar 3% merupakan
pendekatan yang memperhitungkan biaya-biaya lingkungan yang timbul dari
aktivitas perusahaan. Presentase 3% menunjukkan proporsi biaya yang terkait
dengan aspek lingkungan dalam biaya produksi. Kedua, waste costing sebesar
15% merupakan pendekatan yang memperhitungkan biaya-biaya yang terkait
dengan limbah atau sisa produksi. Presentase 15% menunjukkan proporsi biaya
yang terkait dengan pengelolaan limbah dalam biaya produksi. Ketiga, flow cost
accounting sebesar 100% merupakan pendekatan akuntansi yang berfokus pada
aliran material yang sebenarnya dalam proses produksi. Presentase 100%
menunjukkan bahwa pendekatan ini mengalokasikan seluruh biaya produksi ke
dalam kategori-kategori yang relevan berdasarkan aliran material.

E. Gambar 5.4 ide dasar akuntansi biaya aliran (Figure 5.4. The basic idea of flow
cost accounting)

Dalam gambar 5.4 menggambarkan aliran material dalam perusahaan dan


terdiri dari beberapa komponen, yaitu input material, output material, internal
flow, external flow, dan system costs. Input material merupakan material yang
masuk kedalam perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi, output
material merupakan material yang keluar dari sistem perusahaan setelah melalui
proses produksi atau kegiatan lainnya, internal flow merupakan aliran material
yang terjadi di dalam sistem perusahaan antara berbagai unit atau departemen,
external flow merupakan aliran material yang keluar dari perusahaan ke pihak
eksternal, seperti pelanggan, system costs merupakan biaya yang terkiat dengan
pengelolaan aliran material didalam perusahaan. Panah pada diagram tersebut
mengindikasikan arah aliran material, baik dari input material ke output
material, internal flow, external flow, maupun system costs. Proses dalam alur
diagram tersebut adalah pergerakan material dari input material ke dalam
perusahaan (internal flow), kemudian diproses dan diubah menjadi output
material, serta terdapat aliran material yang keluar dari perusahaan (external
flow) dan biaya sistem yang terkait dengan proses tersebut.
Secara lebih spesifik, alur dalam diagram tersebut dimulai dengan bahan
baku memasuki sistem, kemudian bergerak melalui produksi di mana mereka
diubah menjadi produk. Produk ini kemudian disimpan sebelum menjalani
kontrol kualitas untuk memastikan mereka memenuhi standar. Setelah produk
melewati kontrol kualitas, mereka dikirim ke bagian keluar untuk pengiriman ke
pelanggan. Pemasok menyediakan bahan tambahan jika diperlukan, sedangkan
toko barang memegang produk jadi yang siap dikirim. Setiap limbah yang
dihasilkan selama proses dikelola oleh sistem pembuangan limbah, memastikan
praktik pembuangan yang tepat. Akhirnya, komponen pengiriman / pembuangan
menangani distribusi produk ke pelanggan dan pembuangan bahan limbah.

F. Gambar 5.5 komponen-komponen akuntansi biaya aliran (Figure 5.5. The


Components of flow cost accounting)

Dalam gambar 5.5 membahas alur dalam sistem akuntansi aliran material
dan biaya. Diagram tersebut menunjukkan penggunaan model aliran material
dengan data, matriks biaya aliran, dan laporan biaya aliran untuk mendukung
proses akuntansi aliran material dan biaya sistem. Selain itu, informasi dasar
seperti model aliran material dan database digunakan untuk mendukung
pengambilan keputusan dan pelaporan hasil secara efektif. Alur tersebut
menyoroti pentingnya penggunaan informasi yang terperinci mengenai aliran
material dan biaya dalam mengelola sistem akuntansi perusahaan.
Pada bagian hasil dan formulir laporan (results and report forms) dibahas
mengenai bagaimana hasil dari akuntansi aliran material dan biaya disajikan
dalam bentuk laporan. Pertama, model aliran dengan data (flow model with data)
adalah model aliran material dengan data memberikan informasi terperinci
mengenai aliran material selama periode tertentu. Model ini memberikan
gambaran yang jelas tentang aliran material dan nilai dalam sistem aliran
material. Kedua, biaya aliran matriks (flow cost matrix) adalah matriks biaya
aliran menunjukkan aliran material keluar seperti produk dan kemasan, serta
mengalokasikan kerugian material sesuai dengan kemunculan biaya ke kategori-
kategori seperti, biaya material, biaya sistem, dan biaya pengiriman dan
pembuangan. Ketiga, biaya aliran laporan (flow cost report) adalah laporan
biaya aliran memungkinkan penyusunan tabel secara ad hoc untuk membantu
proses pengambilan keputusan spesifik. Laporan ini digunakan oleh staf yang
bertanggung jawab atas pusat kuantitas atau pusat biaya untuk memantau
informasi penting untuk keberhasilan.
Pada bagian elemen akuntansi (accounting elements) dibahas mengenai
elemen-elemen akuntansi yang terkait dengan akuntansi aliran material dan
biaya. Pertama, akuntansi aliran material (material flow accounting) melibatkan
penggunaan model aliran material untuk menggambarkan perusahaan dalam
sistem aliran material. Hal ini memungkinkan pemetaan yang jelas dari aliran
material dan kuantitas pusat biaya. Kedua, akuntansi biaya sistem (system cost
accounting) mencakup database komprehensif untuk akuntansi aliran material
dan biaya sistem, termasuk harga, Bill of Materials (BOM), dan kuantitas untuk
setiap periode.
Basis informasi (information base) dibahas mengenai penggunaan model
aliran material untuk menggambarkan struktur aliran material perusahaan.
Pertama, model aliran material (material flow model) digunakan untuk
menggambarkan perusahaan dalam sistem aliran material, memungkinkan
pemetaan yang jelas dari aliran material dan kuantitas pusat biaya. Kedua, basis
data (database- e.g. SAP R/3) yang komprehensif diperlukan untuk akuntansi
aliran material, termasuk harga, Bill of Materials (BOM), dan kuantitas untuk
setiap periode. Sistem informasi yang ada seperti SAP R/3 digunakan untuk
mendukung akuntansi aliran material. Dengan demikian, alur dalam gambar 5.5
melibatkan penggunaan model aliran material dengan data, matriks biaya aliran,
dan laporan biaya aliran untuk mendukung proses akuntansi aliran material dan
biaya sistem, serta memanfaatkan informasi dasar seperti model aliran material
dan database untuk mendukung pengambilan keputusan dan pelaporan hasil
secara efektif.

G. Gambar 5.6 contoh bahan dari model aliran (Figure 5.6. Example of materials
flow model)

Model aliran material yang tergambar dalam gambar 5.6 biasanya


digunakan untuk perusahaan manufaktur. Hal ini juga dapat berupa perusahaan
yang memiliki proses produksi yang melibatkan aliran material dari pemasok
hingga ke pelanggan. Serta perusahaan yang melibatkan pengelolaan limbah
hasil produksi. Aliran material yang diuraikan terdiri dari beberapa komponen,
yaitu pemasok, gudang bahan baku, produksi, gudang produk perantara,
pemeriksaan kualitas produk, gudang produk sedang diproses, gudang,
pelanggan, sistem pembuangan limbah dan limbah.
Dalam contoh model aliran material pada gambar 5.6, terdapat
serangkaian komponen yang saling terhubung. Pertama, pemasok (supplier)
merupakan sumber eksternal yang memberikan material ke dalam sistem
perusahaan. Bahan mentah disimpan dalam gudang bahan baku (raw material
store) sebelum diolah dalam proses produksi (production). Produk antara
kemudian disimpan dalam gudang produk antara (intermediate product store)
sebelum melalui tahap pemeriksaan kualitas (quality control) di gudang
pemeriksaan kualitas produk yang sedang diproses (going good store). Setelah
melewati tahap tersebut, produk jadi disimpan dalam gudang sebelum dikirim ke
pelanggan (customer). Sistem pembuangan limbah (waste disposal system)
digunakan untuk mengelola limbah hasil produksi sebelum dibuang ke sistem
pembuangan (disposal).

H. Gambar 5.7 menghitung jumlah aliran in-house (Figure 5.7. Calculating the in-
house flow quantities)

Dalam gambar 5.7 membahas perhitungan kuantitas aliran dalam


perusahaan (in-house flow quantities) dalam akuntansi biaya aliran. Diagram
tersebut menunjukkan langkah-langkah yang terlibat dalam menentukan nilai
material berdasarkan penilaian kuantitas dan harga masukan, serta alokasi biaya
sistem ke segmen biaya yang berbeda yang terkait dengan aliran material.
Perhitungan kuantitas aliran dalam perusahaan ini penting dalam menganalisis
dan menetapkan semua biaya, termasuk biaya material dan biaya sistem, ke
aliran material dalam sebuah perusahaan. Perhitungan kuantitas aliran dalam
perusahaan berdasarkan hukum termodinamika dalam contoh gambar tersebut.
Berikut data yang diberikan, jumlah semua kedatangan sebesar 220,
inventaris awal sebesar 5, jumlah semua keberangkatan (termasuk kerugian
material) sebesar 18.5 dan inventaris akhir sebesar 1.5. Dengan menggunakan
rumus perhitungan, yaitu: Jumlah semua kedatangan + inventaris awal - jumlah
semua keberangkatan = inventaris akhir, maka: 220 + 5 - 18.5 = 1.5. Dengan
demikian, kerugian material dalam contoh ini sebesar 1.5 unit, sesuai dengan
persamaan yang seimbang.

I. Gambar 5.8 Model aliran bahan dengan nilai aliran bahan dam biaya pengiriman
dan pembuangan-dalam jutaan dollar AS (Figure 5.8. Materials flow model with
materials flow values and delivery and disposal costs-in millions of US $)
Dalam gambar 5.8 adalah model aliran material dengan nilai aliran
material dan biaya pengiriman dan pembuangan. Nilai persediaan awal dan akhir
untuk berbagai komponen dalam model aliran bahan penting karena
mencerminkan jumlah bahan mentah atau produk yang tersedia di setiap tahap
proses produksi. Informasi ini membantu dalam mengelola persediaan,
merencanakan produksi, dan menyajikan efisiensi aliran material di perusahaan.
Misalnya, nilai persediaan awal dan akhir untuk gudang bahan baku
menunjukkan pergerakan bahan mentah dari pemasok ke toko bahan mentah
awal dan selanjutnya ke toko barang keluar. Model aliran material dalam gambar
ini menggambarkan pergerakan material dan biaya terkait dalam suatu
perusahaan, merinci nilai inventaris awal dan akhir untuk berbagai komponen.
Hal ini mencakup berbagai tahapan seperti bahan mentah, pengendalian kualitas,
barang keluar, produksi, pembuangan, dan produk setengah jadi.
Berdasarkan data yang diberikan. Berikut adalah penjelasan berdasarkan
angka-angka yang ada total kedatangan ke perusahaan senilai 220, inventaris
awal di Raw materials store senilai 5, total keberangkatan (termasuk kerugian
material) senilai 18.5, inventaris akhir di Production senilai 1.5, biaya
pengiriman dan pembuangan senilai 2,7. Dalam data ini disajikan total biaya
pengiriman dan pembuangan dalam jutaan dolar AS, sehingga menawarkan
pandangan yang lebih realistis tentang aspek keuangan terkait aliran material
dalam perusahaan. Dengan menggunakan informasi ini, model aliran material
dapat memberikan gambaran tentang bagaimana nilai aliran material dan biaya
pengiriman dan pembuangan terdistribusi di dalam perusahaan sesuai dengan
data yang diberikan.

J. Gambar 5.9 Ilustrasi matrik biaya aliran-yang disederhanakan (Figure 5.9.


Illustration of a flow cost matric-simplified)
Ilustrasi matriks aliran biaya pada industri farmasi, seperti yang
tergambar dalam gambar 5.9, memberikan gambaran tentang alokasi biaya.
Biaya yang dimaksud yaitu biaya produksi, termasuk biaya material, biaya
sistem, dan biaya lainnya. Dalam konteks ini, biaya material memainkan peran
penting, mencakup sekitar 75% dari total biaya produksi. Selain itu, biaya yang
signifikan juga disebabkan oleh kerugian material, yang dapat mencapai lebih
dari 10% dari biaya produksi.
Dalam industri farmasi, biaya material meliputi biaya bahan baku untuk
produk, termasuk biaya kemasan. Pada contoh kerugian material memberikan
sebesar 6.4% dari biaya produksi. Kerugian material, seperti kehilangan bahan
baku atau kemasan, juga menjadi faktor penting yang memengaruhi biaya
produksi secara keseluruhan. Dengan memahami alokasi biaya ini melalui
matriks aliran biaya, perusahaan farmasi dapat mengidentifikasi area-area di
mana mereka dapat mengoptimalkan pengelolaan biaya produksi, termasuk
mengurangi kerugian material dan meningkatkan efisiensi dalam penggunaan
bahan baku.

Anda mungkin juga menyukai