JUDUL
DISUSUN OLEH :
i
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA INOVASI
JUDUL
OLEH :
TIM INOVASI
ii
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
NIP : 901141264I
2. Nama : CHASBULAH
NIP : 149012170B
NIP : 149012170B
Dengan ini menyatakan bahwa Inovasi kami yang berjudul PENAMBAHAN ELECTRIC
VIBRATING FEEDER PADA OUTLET COAL FEEDER UNTUK MENANGANI BLOCKING
BATUBARA adalah merupakan Karya inovasi baru yang original dan belum pernah
dibuat sebelumnya.
Mengetahui
Inovator 2
( CHASBULAH )
Inovator 3
iii
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
( ADITYA FIRMANSYAH )
PERNYATAAN IMPLEMENTASI
1. Nama : DWI HUNARTO
Jabatan : Operator Control Room Regu B
NIP : 901141264I
2. Nama : Aditya Firmansyah
Jabatan : Operator Lokal Turbin Regu B
NIP : 149512880B
3. Nama : CHASBULAH
Jabatan : Operator Lokal Ground Floor Regu B
NIP : 149512240B
Mengetahui INOVATOR
MANAGER ENGINERING
(DWI HUNARTO)
( M ARIEF RAHMAN )
( MULYADI )
iv
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
( CHASBULAH )
ABSTRAK
v
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr-Wb
Puja dan Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua
sehingga kami dapat meyelesaikan makalah karya inovasi ini yang berjudul
“PENAMBAHAN ELECTRIC VIBRATING FEEDER PADA OUTLET COAL FEEDER
UNTUK MENANGANI BLOCKING BATUBARA ”
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukunganya dari awal
sampai akhir proses pembuatan karya inovasi ini.
Kami sangat menyadari bahwa karya inovasi ini masih bayak memiliki
kekurangan – kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan karya inovasi ini.
Akhirnya kami berharap agar karya inovasi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun
vi
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
DAFTAR ISI
ABSTRAK......................................................................................................V
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………….vi
DAFTAR ISI................................................................................................VII
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................VIII
DAFTAR TABEL............................................................................................IX
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.5 Metodologi................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................22
LAMPIRAN...................................................................................................23
BIODATA PENULIS......................................................................................24
vii
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
DAFTAR GAMBAR
viii
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
DAFTAR TABEL
ix
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
BAB I PENDAHULUAN
Ada beberapa tahapan dalam proses transfer batubara dari coal bunker
sampai digunakan sebagai bahan bakar utama. Pada tahapan awal, batubara
dari coal yard maupun dari tongkang ditransfer menuju crusher yang bertujuan
untuk menghancurkan batu bara dengan ukuran besar sehingga didapat
batubara dengan ukuran yang lebih kecil untuk selanjutnya batubara ditransfer
menuju coal bunker. Dari coal bunker batubara akan diumpankan ke mill
menggunakan coal feeder dan dihaluskan di mill sebelum siap untuk digunakan
sebagai bahan bakar utama.
Dalam kondisi tertentu, seringkali kali batubara yang sampai ke Coal
Feeder memiliki kualitas yang kurang bagus, baik itu dari segi nilai kalor yang
jelek maupun kondisi batubara yang sangat basah. Hal ini sangat berpengaruh
pada kinerja Coal Feeder dan Mill, dimana seringkali terjadi kasus blocking
batubara pada outlet Coal Feeder yang harus mengakibatkan Stop Mill.
Tidak seperti pada inlet Coal Feeder yang terdapat fasilitas air cannon,
pada Outlet Coal feeder PLTU Adipala tidak terdapat fasilitas air cannon maupun
akses untuk memudahkan penanganan blocking secara manual.
Apabila terjadi keterlambatan penanganan blocking pada outlet coal feeder
maka akan berdampak pada kehandalan unit dikarenakan tidak dapat memenuhi
permintaan beban dari dispatcher. Kehilangan beban yang diakibatkan oleh satu
mill adalah 20% dari DMN atau sekitar 130 MW yang akan sangat mengganggu
jaringan apabila tidak segera diatasi dan ini juga dapat mengurangi reputasi unit
terhadap dispatcher dikarenakan unit tidak dapat memenuhi permintaan beban
dari dispatcher.
1
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
Masalah yang ditimbulkan dari blocking pada sisi outlet coal feeder :
1. Mengakibatkan Mill Trip
2. Membutuhkan waktu yang lama untuk proses penanganan blocking dan
cleaning pada Mill yang mengakibatkan derating dengan daya yang besar.
3. Mengurangi kepercayaan dispatcher dalam pemenuhan beban yang diminta
oleh P2B.
4. Mengurangi penilaian operasi unit.
2
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
1.5 Metodologi
Metode penelitian penulisan ini antara lain:
1. Observasi
Dilakukan pengamatan dan pemeriksaan kondisi aktual dilapangan.
2. Interview
Dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dan
berkompeten dengan materi penulisan ini.
3. Pengumpulan data
Dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan data-data yang
berhubungan materi penulisan ini.
4. Perancangan
Dilakukan perancangan desain alat melalui aplikasi software microsoft
visio..
3
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
Coal firing system ialah suatu system pengkondisian bahan bakar batu bara
yang berfungsi untuk mengkondisikan batu bara sebagai bahan bakar utama
yang ada didalam silo penampung batu bara menuju ruang bakar dalam proses
pembakaran di dalam ruang furnace.
Karena bahan bakar utama adalah batu bara maka akan di berikan sedikit
ulasan tentang spesifikasi batu bara dalam hal keterkaitanya dengan
pengoperasian dan pemeliharaan pltu. Adapun spesifikasi batu bara antara lain:
4
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
Di PLTU Adipala sendiri terdapat 6 unit Pulverizer dan pada boiler dan
terdapat 6 elevasi coal burner (elevasi A, B, C, D, E dan F). Pada Pulverizer,
batubara atau material lain (kayu, batu, besi dll) yang tidak bisa digerus akan
dikeluarkan dari pulverizer melalui elbow pyrite yang sebelumnya telah disapu
oleh scrapper dan ditampung pada pyrites hopper untuk selanjutnya dibuang ke
bottom ash hopper.
5
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
1. Coal silo.
Coal feeder berfungsi untuk mengatur laju aliran batubara yang akan digiling
pada pulverizer sesuai dengan kebutuhan bahan bakar akibat pembebanan unit
pembangkit. Batu bara dari silo dialirkan ke feeder melalui belt feeder bergerak
yang ada di dalam coal feeder dengan kecepatan yang terkontrol dengan respon
dari sinyal pengaturan pembakaran di dalam boiler, selanjutnya batu bara
tersebut di alirkan ke pulverizer melalui centre discharge pipe di discharge feeder
yang menuju ke ruang mill.
6
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
Driven pulley
Tension pulley
Belt scrapper
Belt motion
Roller shaft
No coal switch
Coal feeder juga dilengkapi dengan system pengaman selama operasi bila
terjadi gangguan yang berupa signal alarm:
Alarm no 1: sensor convert out range. Load cell/kabel load cell tidak
berfungsi, kemungkinan pada koneksi modul analog.
Alarm no 2: sensor tidak ada converting. Alarm no 2 ini identik dengan
alarm no 1, modul load cell tidak berfungsi.
Alarm no 5: sensor EE prom write error. U43 tidak befungsi, bisa terjadi
karena alat atau perangkat lunaknya.
7
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
Alarm no 4: sensor belt motion time out. Pendeteksi gerakan belt tidak
bekerja.
Alarm no 10: feed rate error. Setting permintaan / demand feedrate tidak
terpenuhi.
Coal pulveizer berfungsi untuk menggerus batu bara yang disupplay dari coal
feeder dengan kehalusan 200 mesh ( yang akan di saring oleh clasifier di dalam
mill ) dan selanjutnya serbuk batu bara tersebut di transportasikan ke tiap2
korner di elevasi yang sama dengan bantuan udara primer. Untuk material batu
bara yang kehalusanya kurang dari 200 mesh atau tidak dapat ter gerus dan
material berupa batu, besi kayu, dll akan dibuang melalui reject hopper yang
akan di bersihkan oleh scrapper. Di dalam mill sendiri terdapat grinding roll untuk
menggerus batu bara yang sudah terumpan dalam sebuah bowl berputar yang di
gerakkan oleh motor listrik dengan daya 600kW, 3 kV, 114 amp nominal.
8
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
Feeder trip.
Master fuel trip.
Temperature oil tank low= < 300C, high > 700C ( lube oil pump
trip ).
Pressure lube oil low= <0.9 bar ( alarm ), < 0.7 bar ( trip ).
4. Coal Pipe.
9
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
menimbulkan kebakaran dalam line coal pipe tersebut selain itu pemasangan
keramik di dalam coal pipe juga untuk memperlancar aliran batu bara karna
koefisien gesekan semakin kecil.
5. Coal Nozzle.
Fungsi dari coal nozzle adalah mencampur udara sekunder dengan batubara
dan udara primer yang kemudian akan dilakukan pembakaran di dalam ruang
bakar. Arah coal nozzle bisa digerakkan 30 0 ke bawah dan 300 ke atas oleh tilting
untuk pengaturan temperature serta pressure main steam agar tercapai sesuai
set poin. Bila coal nozzle ini mengalami kerusakan maka proses pencampuran ini
akan kurang sempurna sehingga pembakaran kurang bagus.
Fungsi dari primary air system dalam hal ini adalah menyediakan udara
dengan maksud:
PA FAN
10
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
Pengaturan Jumlah aliran Udara dilakukan pada Sisi Inlet oleh damper
dengan pembukaan secara Variable. Sedangkan Damper Outlet diperlukan untuk
menutup rapat agar PA Fan tidak memutar balik apabila tidak Running dan
untuk pengamanan apabila ada program pemeliharaan / Perbaikan.PA Fan
mempunyai kapasitas 2 x 50 %, bisa operasi satu sisi bila salah satunya ada
perbaikan.
Electric failure.
Steam coil berfungsi untuk memberikan pemanasan awal pada udara supaya
temperatur pada sisi cold end PAH tetap terjaga lebih besar dari 90º C. Sisi cold
end adalah sisi dari PAH tempat udara primer masuk dan flue gas keluar. Ini
untuk menghindari terjadinya dew point kandungan sulfur yang terdapat dalam
batubara. Apabila dew point tercapai maka sulfur akan menyublim yang akan
berakibat timbulnya korosi pada elemen-elemen pemanas PAH. Media pemanas
11
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
steam coil adalah auxiliary staem dengan pressure steam saat masuk = 10.3 bar
dan temperatur 1840C.
Air Preheater adalah pemanas lanjut setelah steam coil air heater, air
preheater berfungsi untuk memberikan pemanasan pada udara primer sebelum
digunakan untuk mengeringkan batu bara dan transportasi batubara ke ruang
bakar. Media pemanasnya adalah flue gas setelah melewati economizer untuk
memanaskan feed water. Tipe APH adalah lyungstrom (regenerative air heater)
bisector atau terdiri dari 2 sector elemen yaitu hot elemen dan cold elemen dan
berputar dengan digerakkan oleh motor listrik menggunakan reducer gear. PAH
terletak di tengah saluran udara primer dan saluran flue gas yang alirannya
saling berlawanan. Saat elemen pemanas berada pada sisi aliran flue gas,
elemen menerima panas yang dibawa oleh flue gas kemudian berputar dan pada
saat elemen berada pada sisi aliran udara primer maka udara akan melewati
elemen pemanas dan mengambil panas yang dibawa sehingga temperatur
elemen akan turun dan berputar lagi melewati sisi aliran flue gas untuk
mengambil panas dari flue gas, begitu seterusnya.
Primary air duct ini adalah saluran untuk meneruskan udara primer yang
dihembuskan dari PA fan, terdapat 2 saluran untuk primari air ini.
Hot Air duct : yaitu saluran untuk udara primer dimana udara
tersebut setelah dipanaskan terlebih dahulu oleh PAH.
Cold Air duct : yaitu saluran untuk udara primer dimana udra
tanpa melewati/ di panaskan oleh PAH.
Kedua saluran udara (hot air& cold air) tersebut nantinya akan dpertemukan
dan dilakukan percampuran sebelum masuk ke ruang mill dengan mengatur
bukaan dari slide gate valve ( hot air gate & cold air gate ), percampuran kedua
12
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
Karena primary air dan pulverizer bertekanan positif, maka untuk mencegah
terjadinya kontaminasi debu batu bara atau debu kotoran pada perlengkapan di
dalam mill seperti pulverizer jurnal, pulverizer spring housing dan pulverizer gear
box. Maka Mill seal air fan berfungsi untuk keadaan tersebut yaitu untuk
mengseal perlengkapan tersebut dari debu atau kotoran batu bara agar
perlengkapan tersebut dapat bekerja optimal.
Untuk supply udara sendiri di ambil dari primari air sisi cold air, mill seal air
fan digerakkan oleh motor berkapasitas 380 volt, terdapat dua buah motor
dipasang paralel dengan satu operasi dan satu stand by.
13
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
14
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
Saat terjadi blocking pada outlet coal feeder, supply batubara menuju Mill
akan berkurang sehingga temperature didalam Mill akan cenderung naik. Jika hal
ini di biarkan dan blocking pada outlet coal feeder semakin parah, dapat
menyebabkan Mill trip dari indikasi “ Outlet Temperature > 75ºC”.
Proses penanganan saat terjadi blocking pada outlet coal feeder yaitu
dengan cara membuka manhole pada coal feeder dan memasukan batang besi
sepanjang 6 meter yang sudah dipasang selang hydrant pada bagian ujungnya
kedalam line outlet coal feeder. Batang besi tersebut berfungsi mendorong
batubara menuju Mill dengan bantuan air hydrant. Setelah batubara terdorong
ke Mill dan sudah dipastikan tidak ada sisa batubara pada line outlet coal feeder,
proses selanjutnya adalah membersihkan batubara didalam Mill secara manual.
15
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
Dari uraian masalah terjadi nya blocking pada outlet coal feeder maka
dapat ditemukan akar permasalahannya, yaitu karena kualitas batubara yang
kurang bagus dan basah serta penanganan blocking yang lama dan
membutuhkan banyak tenaga.
16
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
Electric vibrating feeder terdiri dari motor feeder yang berfungsi untuk
membuat getaran dengan amplitudo yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
17
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
spring yang berfungsi untuk mengarahkan getaran motor dari segala arah agar
bisa terpusat pada bagian yang diinginkan.
18
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
19
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
Adapun manfaat non finansial yang diperoleh dari adanya inovasi ini
adalah:
1. Mencegah terjadinya blocking batubara pada outlet coal feeeder
2. Menjaga kehandalan sistem bahan bakar serta mendukung kehandalan unit.
3. Mengurangi dampak resiko keselamatan dan kecelakaan.
4. Mempercepat respon naik turun beban.
5. Menjaga kepercayaan dispatcher.
6. Ikut menjaga citra perusahaan dimata user.
20
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
1 Bidang
Strategis
2 Bidang
Operasional
3 Bidang
Finansial
Dilakukan pencarian
harga spare part yang
lebih murah diluar kota
atau dengan pembelian
online.
Pemeliharaan
F1 Harga spare part Melakukan pabrikasi spare
Electric Eksternal Tinggi Rendah
dipasaran naik part sendiri di workshop
Vibrating feeder
pembangkit
Mengganti jenis spare
part yang sama dengan
kualitas yang lebih
rendah.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan inovasi yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
21
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
1. Dengan dilakukannya inovasi ini dapat mencegah terjadi nya blocking pada
outlet coal feeder serta mempercepat respon pembangkit terhadap request
dispatcher.
2. Menghemat jumlah tenaga kerja dan biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan.
3. Resiko akibat penerapan inovasi ini telah dimitigasi, sehingga dampaknya
dapat diturunkan serendah mungkin dan layak untuk dilakukan.
4. Inovasi ini juga dapat diterapkan juga di unit kerja lainnya, disesuaikan
dengan kondisi kerja masing-masing
5.2 Saran
Dengan sistem dan kondisi kerja yang sama di setiap unit PLTU, maka
inovasi ini juga dapat diterapkan di unit PLTU lainnya dengan penyesuaian
kondisi kerja masing-masing dengan tujuan dapat meningkatkan kehandalan
system bahan bakar dan juga kehandalan unit.
DAFTAR PUSTAKA
22
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
CNTIC, Design Manual Coal Bunker System, PLTU 2 Jateng Adipala, HangZhou,
2012
LAMPIRAN GAMBAR
23
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
BIODATA PENULIS
24
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA
3. Nama : Chasbulah
NIP : 149012170B
Jabatan : Operator Ground Floor Regu B
No. HP : 085719721750
Bidang : Operasi
Pendidikan : SMK Teknik Otomotif
25