Anda di halaman 1dari 8

1.

Dalam situasi ini, mengadopsi gaya kepemimpinan situasional yang efektif tergantung pada taraf
kematangan karyawan adalah kunci untuk memotivasi dan memimpin tim dengan baik. Sebagai
seorang manager produksi berikut adalah cara yang akan saya lakukan berdasarkan karakteristik
karyawan:

1. Karyawan Tipe 1 (tidak mampu dan tidak ingin menerima tugas dan tanggung jawab):
- Mengadopsi gaya kepemimpinan yang lebih direktif dan mendukung.
- Memberi arahan yang jelas dan terperinci tentang tugas yang harus dilakukan.
- Mendorong dengan memberikan umpan balik yang konstruktif dan dorongan positif.
- Memantu merencanakan dan mengatur pekerjaan mereka agar lebih mudah diikuti.
2. Karyawan Tipe 2 (tidak mampu melakukan tugas, namun ingin melakukan tugas tersebut):
- Mengadopsi gaya kepemimpinan yang lebih pelatihan dan mendukung.
- Memberikan pelatihan, bimbingan, dan sumber daya yang diperlukan agar ia dapat
meningkatkan keterampilanya.
- Memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuanya saat ini, tetapi dorong ia untuk
terus belajar dan berkembang.
- Memberikan umpan balik konstruktif dan dorongan positif untuk memotivasi mereka.
3. Karyawan Tipe 3 (mampu melakukan tugas, namun tidak mau melaksanakan tugas):
- Mengadopsi gaya kepemimpinan yang lebih partisipatif dan membantu.
- Melibatkan ia dalam pengambilan keputusan dan memberikan ia tanggung jawab yang lebih
besar dalam proyek tersebut.
- Menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan dan mendorong kolaborasi.
-Menjelaskan pentingnya tugas tersebut dan bagaimana kontribusinya dapat berdampak
positif pada tim dan perusahaan.
4. Karyawan Tipe 4 (mampu dan memiliki keinginan melaksanakan tugas):
- Mengadopsi gaya kepemimpinan yang lebih delegatif dan mendukung.
- Memberikan mereka otonomi untuk mengambil keputusan dan mengatur tugas mereka
sendiri.
- Memberikan tantangan yang memadai dan kesempatan untuk berinovasi.
- Memberikan dukungan dan pengakuan atas prestasinya.

Karakteristik karyawan mungkin tidak terlalu kaku dan bisa berubah seiring waktu. Oleh karena itu,
saya sebagai manajer, akan terus memantau dan mengevaluasi kembali taraf kematangan karyawan
secara teratur, serta menyesuaikan gaya kepemimpinan saya sesuai kebutuhan untuk memastikan
kinerja tim yang optimal.
2. Untuk menentukan keputusan tindakan terbaik menggunakan pendekatan Expected Monetary
Value (EMV) dan Expected Opportunity Loss (EOL), langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

 Menghitung Expected Monetary Value (EMV): EMV dihitung dengan mengalikan setiap
nilai probabilitas dengan nilai finansial yang terkait, dan menjumlahkannya untuk setiap
tindakan. Tindakan dengan EMV tertinggi akan menjadi pilihan terbaik.
 Menghitung Expected Opportunity Loss (EOL): EOL dihitung dengan mengalikan setiap nilai
probabilitas dengan nilai loss opportunity (selisih antara hasil terbaik dan nilai yang mungkin
terjadi), dan menjumlahkannya untuk setiap tindakan. Tindakan dengan EOL terendah akan
menjadi pilihan terbaik.
Tindakan A:
EMV(A)
= (0.2 * (-120,000)) + (0.2 * (-150,000)) + (0.6 * 200,000)
= -24,000 + (-30,000) + 120,000 = 66,000
EOL(A)
= (0.2 * (200,000 - 200,000)) + (0.2 * (200,000 - 150,000)) + (0.6 * (200,000 - (-120,000)))
= 0 + 10,000 + 192,000 = 202,000
Tindakan B:
EMV(B)
= (0.2 * (-80,000)) + (0.2 * (-100,000)) + (0.6 * 100,000)
= -16,000 + (-20,000) + 60,000
= 24,000
EOL(B)
= (0.2 * (200,000 - 100,000)) + (0.2 * (200,000 - 100,000)) + (0.6 * (200,000 - (-80,000)))
= 20,000 + 20,000 + 176,000
= 216,000
Tindakan C:
EMV(C)
= (0.2 * (-20,000)) + (0.2 * (-50,000)) + (0.6 * 80,000)
= -4,000 + (-10,000) + 48,000
= 34,000
EOL(C)
= (0.2 * (200,000 - 80,000)) + (0.2 * (200,000 - 80,000)) + (0.6 * (200,000 - (-20,000)))
= 24,000 + 24,000 + 144,000
= 192,000
 Membandingkan hasil EMV dan EOL:
Berdasarkan hasil perhitungan, kita dapat membuat keputusan sebagai berikut:
Berdasarkan pendekatan EMV, tindakan terbaik adalah Tindakan A dengan EMV(A) sebesar
66,000.
Berdasarkan pendekatan EOL, tindakan terbaik adalah Tindakan C dengan EOL(C) sebesar
192,000.

Dengan demikian, jika kita menggunakan pendekatan EMV, tindakan terbaik adalah Tindakan A,
sedangkan jika kita menggunakan pendekatan EOL, tindakan terbaik adalah Tindakan C.

3.a. Kategori produk susu UHT termasuk dalam kategori fungsional. Berikut adalah penjelasan
mengenai alasan-alasan tersebut:

Kategori Produk
Aspek Susu UHT Penjelasan

Produk susu UHT sudah ada dalam pasar untuk waktu


Siklus Hidup Matang yang lama dan telah mencapai tahap matang.

Umumnya, produk susu UHT memiliki variasi yang


Variasi per Kategori Rendah rendah.

Volume produksi per SKU (variant/ukuran kemasan)


Volume per SKU Tinggi dalam susu UHT biasanya cukup tinggi.

Peramalan Permintaan terhadap susu UHT umumnya stabil dengan


Permintaan Stabil fluktuasi yang kecil.

Kekurangan produk dalam susu UHT cenderung rendah,


Tingkat Kekurangan Rendah karena umumnya produksi dapat diprediksi.

Kelebihan persediaan dalam susu UHT biasanya rendah,


Kelebihan Persediaan Rendah karena produksi dapat diatur dengan baik.

Marjin Keuntungan Marjin keuntungan per unit dalam susu UHT cenderung
per Unit Rendah rendah, karena persaingan yang ketat di pasar.

b. Ilustrasi aliran rantai pasok industri pengolahan susu:


Pemasok Susu → Pabrik Pengolahan Susu UHT → Distributor → Retailer → Konsumen

c. Tipe strategi yang cocok untuk industri pengolahan susu adalah strategi efisien. Alasan-alasannya
adalah sebagai berikut:

 Karakteristik produk susu UHT yang stabil, memiliki variasi rendah, dan permintaan yang
dapat diprediksi, memungkinkan adanya perencanaan yang baik dalam rantai pasok untuk
mencapai efisiensi.
 Dalam industri pengolahan susu, di mana marjin keuntungan per unit cenderung rendah,
penting untuk mengoptimalkan proses produksi dan distribusi agar biaya dapat dikurangi dan
efisiensi dapat ditingkatkan.
 Fokus utama strategi efisien adalah pada pengelolaan persediaan, pengendalian biaya, dan
peningkatan efisiensi operasional untuk mencapai keuntungan maksimal.

d. Keputusan-keputusan taktis dalam menentukan lokasi fasilitas, sistem produksi, persediaan,


transportasi, pasokan, dan pengembangan dapat didasarkan pada tipe strategi efisien. Berikut adalah
tabel yang menjelaskan beberapa keputusan taktis tersebut:

Keputusan
Taktis Deskripsi

Memilih lokasi pabrik pengolahan susu UHT yang strategis agar dapat mencakup
pasar yang luas dan meminimalkan biaya transportasi. Lokasi yang dekat dengan
sumber susu segar dapat mengurangi waktu pengiriman dan mempertahankan
Lokasi Fasilitas kualitas produk.

Menerapkan sistem produksi yang efisien, seperti Just-in-Time (JIT), Total Quality
Management (TQM), dan Lean Manufacturing, untuk mengurangi persediaan,
Sistem Produksi meminimalkan limbah, dan meningkatkan efisiensi operasional.

Mengoptimalkan persediaan dengan mengurangi biaya penyimpanan dan risiko


kelebihan atau kekurangan persediaan. Dapat dilakukan dengan menggunakan
metode peramalan yang akurat, menjaga ketersediaan stok optimal, dan mengadopsi
strategi persediaan seperti reorder point dan metode Economic Order Quantity
Persediaan (EOQ).

Transportasi Memilih metode transportasi yang efisien, seperti pengiriman massal, kemitraan
dengan perusahaan logistik, atau menggunakan jasa pihak ketiga. Memastikan
waktu pengiriman yang tepat, mengurangi biaya transportasi, dan meminimalkan
Keputusan
Taktis Deskripsi

risiko kerusakan produk.

Menjalin hubungan yang erat dengan pemasok susu segar, melakukan negosiasi
harga dan kualitas yang baik, serta memastikan pasokan yang stabil dan terjamin.
Diversifikasi pemasok juga dapat dilakukan untuk mengurangi risiko kekurangan
Pasokan pasokan dan bergantung pada satu pemasok.

Mengevaluasi dan mengimplementasikan inovasi teknologi dan proses produksi


yang lebih efisien, seperti penggunaan peralatan otomatisasi dan teknologi informasi
untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk susu UHT. Mengikuti tren
pasar dan melakukan riset pasar untuk mengembangkan produk baru yang sesuai
Pengembangan dengan permintaan konsumen.

Dengan mengadopsi strategi efisien dalam rantai pasok industri pengolahan susu UHT, perusahaan
dapat mengoptimalkan biaya, meningkatkan efisiensi operasional, dan menjaga kualitas produk secara
konsisten.

4. a. Untuk membentuk Tim HACCP, Anda akan membutuhkan individu dengan bidang keahlian
berikut:

No. Bidang Keahlian Fungsi/Tugas Individu

Bertanggung jawab atas implementasi HACCP di departemen produksi,


Manajer mengawasi pelaksanaan program keamanan pangan, memastikan pemahaman
1. Produksi dan kepatuhan terhadap prinsip HACCP.

Mengidentifikasi bahaya potensial yang terkait dengan produk biskuit egg roll,
mengusulkan tindakan pencegahan yang tepat, serta memastikan kepatuhan
2. Ahli Pangan terhadap peraturan dan standar keamanan pangan yang berlaku.

Menjamin kualitas produk egg roll dengan memonitor dan mengawasi seluruh
tahapan produksi, memeriksa kepatuhan terhadap spesifikasi dan standar mutu
3. Ahli Kualitas yang ditetapkan, serta melaksanakan pengujian kualitas.

4. Ahli Proses Menganalisis proses produksi egg roll, mengidentifikasi titik kritis dalam
aliran proses, serta merancang kontrol yang diperlukan untuk mengurangi atau
No. Bidang Keahlian Fungsi/Tugas Individu

menghilangkan bahaya.

Ahli Menilai potensi risiko keselamatan kerja yang terkait dengan produksi egg roll,
Keselamatan menyusun langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi risiko kecelakaan
5. Kerja kerja, dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan keselamatan kerja.

Memberikan pemahaman terkait peraturan dan persyaratan hukum yang


berlaku dalam industri pangan, serta mengawasi kepatuhan terhadap regulasi
6. Ahli Hukum pangan yang berlaku di Indonesia.

Jumlah orang yang akan Anda libatkan dalam tim HACCP dapat bervariasi tergantung pada ukuran
dan kompleksitas perusahaan. Namun, sebagai panduan umum, tim HACCP yang efektif biasanya
terdiri dari 5-7 individu yang mewakili bidang keahlian yang diperlukan.

b. Berikut adalah deskripsi produk egg roll beserta keterangan:

Keterangan Produk Egg Roll

Nama Produk: Egg Roll

Deskripsi: Biskuit berbentuk silinder dengan lapisan kulit tipis yang dibuat dengan campuran tepung
terigu, telur, gula, mentega, dan bahan tambahan lainnya. Kulit luar yang renyah dan rapuh
mengelilingi inti biskuit yang lembut dan beraroma. Egg roll umumnya memiliki rasa manis dengan
sentuhan vanilla atau aroma lainnya.

Potensi Bahaya: Kemungkinan bahaya dalam produk egg roll dapat meliputi kontaminasi mikroba,
adanya bahan alergen seperti telur atau gandum bagi individu yang intoleran, kerusakan fisik pada
produk yang dapat menyebabkan bahaya choking (tertawaik) atau cedera saat mengonsumsi.

c. Tujuan penggunaan produk egg roll dapat diidentifikasi sebagai berikut:

 Konsumsi sebagai makanan ringan: Tujuan utama penggunaan egg roll adalah sebagai
makanan ringan atau camilan yang enak dan dapat dinikmati secara langsung oleh konsumen.
Egg roll menjadi pilihan yang populer untuk dinikmati bersama teh atau kopi pada waktu
santai.
 Pemberian dalam acara atau perayaan: Egg roll sering digunakan sebagai hidangan dalam
acara atau perayaan seperti ulang tahun, pernikahan, atau perayaan tradisional lainnya.
Mereka dapat disajikan sebagai hidangan penutup atau bagian dari hidangan penutup yang
lebih besar.
 Produk untuk dijual: Egg roll juga diproduksi dan dikemas untuk dijual di pasar atau toko-
toko. Mereka dapat menjadi pilihan favorit konsumen yang mencari makanan ringan yang
praktis dan lezat.
 Hadiah atau souvenir: Egg roll dapat digunakan sebagai hadiah atau souvenir karena
kelezatan dan kemasannya yang menarik. Mereka sering dijadikan bagian dari kemasan
hadiah atau oleh-oleh dalam berbagai kesempatan.

d. Berikut ini adalah contoh diagram alir pembuatan egg roll:

Telur Gula Ovalet Tepung terigu Susu Tepung Tapioka

Mengkocoknya hingga putih Menyaring tepung terigu lalu campurkan susu

Pencampuran bahan hingga rata

Masukan margarine cair

Menggulung adonan menjadi lembaran tipis dengan


menggunakan alat khusus

Memotong lembaran menjadi ukuran yang diinginkan


untuk egg roll
Menyiapkan loyang, meletakkan lembaran kulit egg roll memanggang kulit egg roll

Mendinginkan egg roll secara alami agar renyah dan rapuh

Mendistribusikan egg roll ke distributor atau toko-toko pengecer

e. Verifikasi diagram alir dalam penerapan HACCP dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:

 Memeriksa Kesesuaian dengan Proses Nyata: Membandingkan diagram alir yang telah dibuat
dengan kondisi nyata di lantai produksi. Pastikan bahwa langkah-langkah dalam diagram alir
mencerminkan langkah-langkah yang dilakukan dalam praktik produksi sehari-hari.
 Melibatkan Tim HACCP dan Pihak Terkait: Melibatkan tim HACCP serta pihak terkait
seperti operator produksi atau personel teknis dalam memverifikasi diagram alir. Diskusikan
dan kumpulkan umpan balik mereka terkait keakuratan dan kelayakan diagram alir tersebut.
 Pemeriksaan Bahaya dan Kontrol: Tinjau kembali analisis bahaya yang telah dilakukan dan
pastikan bahwa diagram alir mengidentifikasi titik kritis yang benar. Periksa apakah kontrol
yang diterapkan pada diagram alir sudah memadai dan efektif dalam mengendalikan bahaya
potensial.
 Uji Coba atau Simulasi: Lakukan uji coba atau simulasi proses produksi berdasarkan diagram
alir. Perhatikan apakah diagram alir menggambarkan urutan dan prosedur yang tepat, serta
apakah kontrol yang ditetapkan efektif dalam mengurangi bahaya potensial.
 Evaluasi dan Koreksi: Evaluasi hasil verifikasi dan identifikasi ketidaksesuaian antara
diagram alir dan proses nyata. Jika ditemukan ketidaksesuaian, koreksi dan perbaikan
diagram alir dilakukan untuk memastikan akurasi dan kesesuaian.
 Dokumentasi: Setelah verifikasi selesai, dokumentasikan hasil verifikasi diagram alir,
termasuk catatan perubahan atau koreksi yang dilakukan. Pastikan diagram alir yang
terverifikasi tersebut tersedia dan dapat diakses oleh seluruh anggota tim HACCP dan pihak
terkait.

Anda mungkin juga menyukai