Anda di halaman 1dari 8

1. 1.

Kelebihan penggunaan rotenon dalam penanganan hama pada tanaman kentang adalah
sebagai berikut:

a. Efektif melawan hama: Rotenon merupakan insektisida alami yang memiliki efek
neurotoksik terhadap serangga. Ini berarti bahwa rotenon dapat efektif membunuh
atau mengendalikan hama yang menginfeksi tanaman kentang.
b. Bahan alami: Rotenon ditemukan dalam sumber-sumber alami seperti tanaman Derris
dan Tephrosia. Hal ini menjadikannya alternatif yang lebih ramah lingkungan
daripada beberapa insektisida kimia sintetis.
c. Penggunaan yang luas: Rotenon dapat digunakan dalam berbagai metode aplikasi,
termasuk penyemprotan daun, penggunaan dalam bubur tanah, atau penggunaan
sebagai bubuk pada tuber kentang sebelum disimpan. Hal ini memberikan fleksibilitas
dalam mengendalikan hama pada tanaman kentang.

2. Kelemahan penggunaan rotenon dalam penanganan hama pada tanaman kentang


adalah sebagai berikut:

a. Dampak pada organisme non-target: Meskipun rotenon merupakan bahan insektisida


alami, ia juga dapat berdampak negatif pada organisme non-target seperti serangga
yang menguntungkan, ikan, dan mamalia. Penggunaan yang tidak tepat atau
berlebihan dapat mengakibatkan dampak ekologis yang merugikan.
b. Residu dan keberlanjutan: Rotenon dapat bertahan dalam lingkungan untuk jangka
waktu yang lama. Hal ini menyebabkan potensi residu rotenon pada tanaman dan
tanah, yang pada gilirannya dapat berdampak pada organisme yang berinteraksi
dengan tanaman tersebut atau lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, penggunaan
rotenon harus dikelola dengan bijak dan dengan memperhatikan prinsip-prinsip
keberlanjutan.
c. Resistensi hama: Penggunaan rotenon secara berulang dan berlebihan dapat
menyebabkan perkembangan resistensi pada populasi hama target. Hama yang tahan
terhadap rotenon dapat berkembang biak dengan lebih baik dan mengurangi
efektivitas insektisida ini dalam jangka panjang.

3. Jika terkena serangga, dampak pada manusia dapat bervariasi tergantung pada tingkat
paparan dan kondisi individu. Dalam dosis yang rendah, rotenon biasanya dianggap
memiliki risiko rendah bagi manusia. Namun, jika terpapar dalam dosis yang lebih tinggi
atau dalam jangka waktu yang lama, rotenon dapat menyebabkan gejala-gejala seperti
iritasi kulit, mata, dan saluran pernapasan.

Dosis fatal untuk manusia tidak dapat dinyatakan secara pasti karena dapat dipengaruhi
oleh faktor-faktor seperti tingkat paparan, kesehatan individu, dan kepekaan individu
terhadap bahan kimia. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu mengikuti petunjuk
penggunaan dan dosis yang ditentukan secara tepat pada label produk insektisida dan
berkonsultasi dengan ahli toksikologi atau profesional kesehatan jika terjadi paparan yang
mencurigakan atau gejala yang mungkin terkait dengan penggunaan rotenon.

2. 1. Untuk memastikan gudang yang baik dan mendukung kelancaran arus produksi, Pak
Firman dapat mempertimbangkan beberapa syarat berikut:

1. Ruang yang cukup: Pastikan gudang memiliki ruang yang cukup untuk menyimpan
hasil produksi mie kering yang melimpah. Perkirakan kapasitas produksi yang akan
datang dan pastikan gudang dapat menampungnya dengan baik.
2. Organisasi yang efisien: Susun gudang dengan sistem penyimpanan yang terorganisir
dengan baik. Gunakan rak-rak atau rakitan yang dapat memaksimalkan penggunaan
ruang dan memudahkan aksesibilitas terhadap produk-produk tersebut. Pastikan juga
ada sistem pelabelan atau pencatatan yang jelas untuk mempermudah identifikasi dan
penemuan barang.
3. Keamanan: Perhatikan keamanan gudang dengan memasang sistem keamanan yang
sesuai, seperti pengamanan fisik (pintu, kunci, pagar, dll.) dan pengamanan elektronik
(CCTV, alarm, dll.). Juga pastikan gudang bebas dari bahaya potensial seperti
kebakaran atau kelembapan berlebih.
4. Lingkungan yang sesuai: Pastikan gudang memiliki kondisi lingkungan yang tepat
untuk menyimpan mie kering. Suhu dan kelembapan harus terkontrol dengan baik
untuk mencegah kerusakan atau pengaruh buruk pada produk.
5. Aksesibilitas: Pastikan gudang memiliki akses yang mudah terhubung dengan unit-
unit terkait, seperti area produksi, pengiriman, dan kantor administrasi. Ini akan
mempermudah arus barang dan koordinasi antar bagian perusahaan.

2. Model arus searah, dalam konteks ini, mengacu pada tata letak gudang yang didesain
dengan mengalirkan arus barang atau bahan dalam satu arah yang terstruktur. Pada model
ini, barang-barang atau bahan-bahan masuk dari satu titik dan mengalir secara searah
melalui gudang menuju titik keluar yang ditentukan.

Model arus searah bertujuan untuk mengoptimalkan aliran barang atau bahan di dalam
gudang dengan mengurangi waktu dan upaya yang diperlukan untuk mengakses,
mengambil, dan memuat barang. Dengan menggunakan model ini, pergerakan barang
menjadi lebih efisien, meningkatkan produktivitas dan mengurangi kemungkinan
kesalahan atau kehilangan barang.

3. Ilustrasi tata letak dengan model arus searah dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pada ilustrasi tata letak dengan model arus searah di atas, terdapat beberapa
komponen utama:

Masuk Barang: Ini adalah titik masuk barang ke dalam gudang. Di sini, bahan baku
mie kering atau produk jadi dapat dimasukkan ke dalam gudang untuk penyimpanan.

Ruang Gudang: Ini adalah area utama gudang di mana barang-barang disimpan.
Ruang gudang harus dirancang dengan baik untuk memaksimalkan penggunaan ruang
dan memudahkan aksesibilitas terhadap barang.
Keluar Barang: Ini adalah titik keluar barang dari gudang. Barang-barang yang telah
disimpan dapat diambil dari titik ini untuk pengiriman atau penggunaan di unit terkait,
seperti penjualan atau distribusi.

Dalam tata letak ini, aliran barang atau bahan dimulai dari titik masuk barang dan
mengalir secara searah melalui gudang menuju titik keluar barang. Ini memungkinkan
pengaturan gudang yang lebih terstruktur dan efisien, sehingga meminimalkan waktu
dan usaha yang diperlukan untuk mengakses dan mengambil barang.

3. 1. Perhitungan Stok Tetap: Perhitungan stok tetap, juga dikenal sebagai metode reorder
point atau fixed-order quantity, adalah pendekatan dalam pengendalian stok di mana
kuantitas pemesanan tetap dan dikendalikan berdasarkan titik pemesanan (reorder point) yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dalam perhitungan stok tetap, ketika jumlah stok mencapai titik
pemesanan, pemesanan stok baru dilakukan untuk menghindari kehabisan stok. Dalam
perhitungan stok tetap, faktor-faktor berikut ini perlu diperhatikan:

 Titik pemesanan (reorder point): Jumlah minimum stok yang harus ada sebelum
pemesanan dilakukan.
 Kuantitas pemesanan: Jumlah tetap barang yang dipesan setiap kali pemesanan
dilakukan.
 Lead time: Waktu yang dibutuhkan dari saat pemesanan dilakukan hingga barang tiba
di gudang.
 Tingkat permintaan: Jumlah barang yang biasanya dikonsumsi atau dijual dalam
periode tertentu.

Dengan menggunakan perhitungan stok tetap, pemesanan stok baru dilakukan secara
periodik atau saat stok mencapai titik pemesanan. Ini memungkinkan perusahaan untuk
mengatur ketersediaan stok dengan meminimalkan risiko kehabisan stok dan memastikan
stok yang cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan.

2. Perhitungan Stok Lancar: Perhitungan stok lancar, juga dikenal sebagai metode reorder
level atau fixed-time period, adalah pendekatan dalam pengendalian stok di mana pemesanan
stok dilakukan pada interval waktu yang tetap. Dalam perhitungan stok lancar, jumlah
pemesanan tidak tetap dan dikendalikan berdasarkan interval waktu yang ditentukan
sebelumnya. Dalam perhitungan stok lancar, faktor-faktor berikut ini perlu diperhatikan:

 Interval waktu pemesanan: Waktu yang ditetapkan antara pemesanan stok yang satu
dengan yang berikutnya.
 Tingkat konsumsi: Jumlah barang yang biasanya dikonsumsi atau dijual dalam
periode tertentu.
 Tingkat permintaan: Jumlah barang yang biasanya dikonsumsi atau dijual dalam
periode tertentu.

Dalam perhitungan stok lancar, pemesanan stok dilakukan pada saat interval waktu yang
telah ditetapkan, tanpa memperhatikan tingkat persediaan aktual. Jumlah pemesanan
dapat bervariasi tergantung pada tingkat konsumsi atau permintaan yang terjadi dalam
periode tersebut. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk memperlakukan stok
sebagai variabel dan dapat berguna dalam situasi di mana permintaan tidak konsisten atau
sulit diprediksi.

4. 1. Nilai NPR untuk masing-masing tikus dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut: NPR = (Pertambahan berat badan - Rataan penurunan berat badan grup non protein) /
Jumlah protein intake

a. Untuk tikus N1: NPR = (31 - 9.4) / 7.61 ≈ 2.18

b. Untuk tikus N2: NPR = (37 - 9.4) / 8.09 ≈ 3.42

c. Untuk tikus N3: NPR = (42 - 9.4) / 9.63 ≈ 3.48

d. Untuk tikus N4: NPR = (28 - 9.4) / 8.3 ≈ 2.24

e. Untuk tikus N5: NPR = (28 - 9.4) / 7.89 ≈ 2.35

2. Untuk menghitung nilai rataan NPR, jumlahkan semua NPR tikus dan bagi hasilnya
dengan jumlah tikus: Rataan NPR = (NPR1 + NPR2 + NPR3 + NPR4 + NPR5) / Jumlah
tikus = (2.18 + 3.42 + 3.48 + 2.24 + 2.35) / 5 ≈ 2.73

Jadi, nilai rataan NPR adalah sekitar 2.73.


3. Kelebihan metode NPR dibandingkan dengan PER adalah NPR memperhitungkan
penurunan berat badan dalam grup non protein sebagai kontrol, sehingga dapat
memberikan gambaran yang lebih akurat tentang efisiensi pemanfaatan protein. PER
hanya mengukur pertambahan berat badan sebagai indikator pertumbuhan, tanpa
mempertimbangkan faktor penurunan berat badan.

4. Prinsip pengujian NPR meliputi:

a. Memiliki grup kontrol (grup non protein) untuk membandingkan hasilnya dengan
grup perlakuan (grup protein).
b. Mengukur pertambahan berat badan tikus dalam kedua kelompok tersebut.
c. Memperhitungkan rataan penurunan berat badan grup non protein sebagai kontrol.
d. Menghitung NPR untuk setiap tikus dengan menggunakan rumus yang telah
disebutkan sebelumnya.
e. Menghitung rataan NPR untuk mendapatkan nilai keseluruhan efisiensi
pemanfaatan protein.

5. 1. Mekanisme vitamin C dalam menurunkan tingkat keparahan sakit flu masih belum
sepenuhnya dipahami, tetapi terdapat beberapa teori yang menjelaskan potensi pengaruhnya:

a. Efek antivirus: Vitamin C memiliki aktivitas antivirus yang dapat membantu melawan
virus yang menyebabkan flu, seperti virus influenza. Vitamin C dapat meningkatkan
produksi interferon, yaitu protein yang memainkan peran penting dalam sistem
kekebalan tubuh dalam melawan infeksi virus.
b. Antiinflamasi: Sakit flu seringkali disertai dengan peradangan di saluran pernapasan.
Vitamin C memiliki sifat antiinflamasi yang dapat membantu meredakan peradangan
dan mengurangi gejala flu.
c. Imunitas dan modulasi sitokin: Vitamin C berperan dalam pengaturan sistem
kekebalan tubuh dengan meningkatkan produksi sel-sel kekebalan, seperti sel darah
putih dan antibodi. Selain itu, vitamin C juga dapat mempengaruhi produksi dan
regulasi sitokin, yaitu molekul sinyal yang terlibat dalam respons imun tubuh.
d. Antioksidan: Vitamin C adalah antioksidan yang kuat, yang berarti dapat melindungi
sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif akibat radikal bebas. Selama infeksi flu, tingkat
stres oksidatif dalam tubuh dapat meningkat, dan vitamin C dapat membantu
melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan.

2. Interaksi vitamin C dengan senyawa besi terutama terjadi dalam konteks


penyerapan besi oleh tubuh. Vitamin C memiliki peran penting dalam peningkatan
penyerapan besi non-heme (yang berasal dari sumber nabati dan produk hewani yang
tidak mengandung hemoglobin), karena dapat mengubah bentuk besi yang tidak dapat
diserap (ferric) menjadi bentuk yang dapat diserap (ferrous).

a. Reduksi besi: Vitamin C bertindak sebagai agen reduktor yang mengubah bentuk besi
dari Fe3+ (ferric) menjadi Fe2+ (ferrous). Bentuk ferrous lebih mudah diserap oleh
tubuh melalui saluran penyerapan besi di usus.
b. Meningkatkan kelarutan besi: Vitamin C juga membantu meningkatkan kelarutan besi
dalam saluran pencernaan. Dengan meningkatkan kelarutan besi, vitamin C
membantu memfasilitasi penyerapan besi oleh sel-sel penyerapan di usus.
c. Mencegah pembentukan kompleks penghambat: Beberapa senyawa yang dapat
menghambat penyerapan besi, seperti polifenol, fitat, dan oksalat, dapat membentuk
kompleks dengan besi dan mengurangi penyerapannya. Vitamin C memiliki
kemampuan untuk membentuk kompleks dengan senyawa-senyawa tersebut,
mencegah terbentuknya kompleks penghambat dan meningkatkan penyerapan besi.

1. Daging dapat meningkatkan penyerapan zat besi karena mengandung besi heme, yaitu
bentuk besi yang lebih mudah diserap oleh tubuh. Beberapa mekanisme yang berperan
dalam peningkatan penyerapan besi oleh daging adalah sebagai berikut:

a. Heme: Daging mengandung besi heme, yang merupakan bentuk besi yang ditemukan
dalam hemoglobin dan mioglobin. Besi heme memiliki tingkat penyerapan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan besi non-heme. Ketika dikonsumsi, besi heme dipecah
dan dilepaskan dalam bentuk ferrous (Fe2+), yang lebih mudah diserap oleh tubuh
melalui saluran penyerapan besi di usus.
b. Faktor peningkat penyerapan besi: Daging juga mengandung faktor-faktor lain yang
dapat meningkatkan penyerapan besi non-heme yang ada dalam makanan lain.
Misalnya, daging mengandung asam amino, seperti histidin, yang dapat membentuk
kompleks dengan besi non-heme dan meningkatkan kelarutannya. Hal ini
memudahkan penyerapan besi oleh sel-sel penyerapan di usus.

Kalsium dan fosfor dapat menghambat penyerapan besi, terutama penyerapan besi non-
heme. Berikut adalah mekanisme interaksi antara kalsium, fosfor, dan penyerapan besi:

a. Pengendapan: Kalsium dan fosfor dapat membentuk senyawa pengendap yang disebut
fosfat kalsium. Senyawa ini dapat terbentuk dalam saluran pencernaan saat kalsium
dan fosfor bertemu dengan besi non-heme. Fosfat kalsium ini menghambat kelarutan
besi dan membentuk kompleks yang sulit diserap oleh tubuh.
b. Persaingan penyerapan: Kalsium dan fosfor juga dapat bersaing dengan besi dalam
proses penyerapan di usus. Protein pengangkut besi yang ada di usus memiliki
keterbatasan kapasitas untuk menyerap besi. Jika kalsium atau fosfor hadir dalam
jumlah yang tinggi, mereka dapat bersaing dengan besi untuk ikatan dengan protein
pengangkut, mengurangi penyerapan besi.
c. Regulasi hormon: Kalsium dan fosfor juga dapat mempengaruhi regulasi hormon
terkait penyerapan besi. Kalsium memicu pelepasan hormon kalsitonin, yang dapat
menghambat penyerapan besi. Fosfor juga dapat mempengaruhi kadar hormon
tertentu yang berperan dalam regulasi penyerapan besi.

Anda mungkin juga menyukai