Anda di halaman 1dari 7

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada

bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan berupa peningkatan daya

saing di bidang keperawatan yang didapat oleh Indonesia melalui

implementasi IJEPA ini adalah dengan bertambahnya kompetensi perawat

Indonesia yang berhasil lolos bekerja di Jepang dan mendapatkan

peningkatan jenjang karir dan gaji yang mumpuni sebagai perawat. Dalam

hal ini, pemerintah Indonesia telah berupaya meningkatkan bargaining

position yang patut diperhitungkan oleh Jepang, lewat kesediaannya untuk

mengirimkan perawat Indonesia dalam kerangka IJEPA berdasarkan

persyaratan dan standar dari Jepang. Berkaitan dengan hal tersebut,

peningkatan daya saing lain yang didapat sebagai keuntungan Indonesia

adalah Jepang memberikan kelonggaran terhadap penerimaan perawat-

perawat Indonesia yang ditempatkan di Jepang melalui IJEPA sejak tahun

2008 hingga 2013 dan presentase jumlah perawat Indonesia yang diterima

Jepang terus merangkak naik.

Selanjutnya, perawat–perawat Indonesia yang ditempatkan di

Jepang tersebut ternyata mampu mengungguli perawat Filipina dalam hal

kelulusan ujian nasional Bahasa Jepang (Kokka Shiken). Nilai perbandingan

perawat Indonesia dengan perawat Filipina juga berbanding jauh, hal


commit to user
tersebut tentu menjadi indikasi perubahan posisi tawar Indonesia sebagai

106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

negara yang patut diperhitungkan Negara Jepang maupun dunia dalam

menghasilkan tenaga perawat yang berstandar internasional.

Pengiriman perawat ke Jepang dalam skema IJEPA terlihat menjadi

salah satu solusi terbaik untuk mengurangi jumlah perawat yang

menganggur di Indonesia untuk sementara waktu, akan tetapi dalam

jangka panjang ketika para perawat tersebut gagal lulus ujian Kokka Shiken

dan tidak bisa memperpanjang kontrak kerja mereka di Jepang, hal

tersebut akan menjadi masalah ketika mereka harus masuk ke dunia kerja

di pasar Indonesia kembali. Bahkan, perawat ex-IJEPA yang telah kembali

ke Indonesia setelah selesai masa kontrak IJEPA, justru mengalami

kesulitan dan deskilling pada saat mencari pekerjaan sebagai perawat di

Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Indonesia nyatanya

belum bisa mengembangkan manfaat dari strategic partnership dengan

Jepang secara tuntas. Manfaat strategis hanya dirasakan pada tahap awal

implementasi saat program G to G dilaksanakan tetapi keunggulan atau

ilmu tambahan sebagai peningkatan daya saing perawat Indonesia yang

dimiliki oleh perawat ex-IJEPA belum terserap secara sempurna. Ibaratnya,

Jepang sudah mendapat tenaga kerja perawat Indonesia yang baru lulus

dan terampil bekerja di Jepang sesuai standar ketentuan negaranya

sebagai manfaat strategis dari IJEPA, tetapi Indonesia justru mendapat

masalah lagi karena kebanyakan perawat ex-IJEPA tidak mau kembali

bekerja sebagai tenaga medis di Indonesia lagi dan sisanya menganggur.

commit to user

107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bahasan mengenai transfer ilmu/brain gain di bidang keperawatan

Indonesia dalam implementasi IJEPA tersebut belum terealisasi oleh

pemerintah Indonesia sampai sekarang, mengingat anggaran Indonesia

bagi sektor kesehatan masih minim dan tentu butuh bantuan

penyelenggaraan program tersebut dari Jepang kembali. Maka dapat

dikatakan strategic partnership yang telah dilakukan Indonesia dengan

Jepang belum berdampak baik sepenuhnya bagi pembangunan bidang

keperawatan di Indonesia. Padahal jika Indonesia dapat melakukan brain

gain, maka hal tersebut akan sangat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan

keperawatan di Indonesia.

Pada akhirnya, secara keseluruhan kendala yang dihadapi oleh

Pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan IJEPA di bidang

keperawatan Indonesia sebagai upaya peningkatan daya saing, antara lain:

Indonesia memiliki tingkat pendidikan keperawatan yang bermacam-

macam, sehingga gelar dan kompetensi bagi “perawat” di Indonesia pun

berbeda, sedangkan di Jepang pendidikan hanya Strata satu (S-1) ke atas

dan lebih rasional saat bekerja; kendala dari segi penguasaan Bahasa

Jepang oleh perawat Indonesia dalam berkomunikasi saat berkerja dan

untuk mengikuti ujian Kokka Shiken di Jepang; perbedaan job order di

bidang keperawatan di Indonesia dengan yang dilakukan perawat IJEPA di

Jepang membuat para perawat IJEPA harus lebih beradaptasi dengan

perbedaan tersebut; dan belum ada mekanisme transfer ilmu oleh

Pemerintah Indonesia dari commit to user


returnees/perawat ex-IJEPA yang kembali ke

108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Indonesia, yang disepakati dalam kerjasama Indonesia dan Jepang

tersebut.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah peneliti tuliskan pada bagian

sebelumnya, maka terdapat beberapa pertimbangan saran yang dapat

digunakan untuk perbaikan penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut:

1. Pemerintah Indonesia

Mengkaji kembali beberapa kebijakan di bidang

keperawatan terkait dengan kerjasama IJEPA maupun skema

pengiriman perawat ke luar negeri. Terkait dengan IJEPA,

rekomendasi kebijakan yang berupa “transfer ilmu”/brain gain

dari para perawat ex-IJEPA/returnees yang kembali ke Indonesia

perlu segera dilaksanakan, mengingat adanya fenomena

deskilling dan kesulitan mereka dalam mencari pekerjaan yang

sesuai dengan kompetensi yang mereka dapatkan di Jepang

sehingga tidak lantas menjadikan mereka menganggur kembali

di Indonesia. Pemerintah Indonesia juga diharapkan segera

membentuk Konsil Keperawatan yang berstandar internasional

mengingat banyaknya perawat Indonesia yang dikirim ke negara

lain tidak hanya ke Jepang tetapi belum memiliki lisensi sebagai

registered nurse yang berstandar internasional, sehingga dengan


commit to user

109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

adanya Konsil Keperawatan tersebut dapat menjadi jaminan

pengakuan peningkatan mutu dan keahlian para perawat

Indonesia menjadi lebih diakui karena sudah tersertifikasi secara

internasional untuk bekerja di luar negeri.

a. Bagi Kementerian Kesehatan RI

Kemenkes perlu melakukan uji korelasi terkait

tingkat kelulusan ujian nasional keperawatan di Jepang

(Kokka Shiken) dengan jenis-jenis materi pembekalan

keperawatan dan pembekalan bahasa Jepang yang

diberikan kepada perawat IJEPA, sehingga dapat

digunakan untuk dalam penyusunan kesepakatan (MoU)

maupun kebijakan teknis yang berkaitan dengan

pengiriman perawat ke luar negeri. Kemudian,

pembekalan dan insentif untuk mengirim perawat ke

daerah terpencil dan pedalaman juga perlu mendapatkan

perhatian yang sama dengan pengiriman perawat ke luar

negeri. Dengan demikian, diharapkan pendayagunaan

perawat dapat memberikan kontribusi positif tidak hanya

di luar negeri, tetapi juga di dalam negeri dalam

menunjang sistem kesehatan di Indonesia

commit to user

110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Bagi Organisasi Profesi Perawat

(PPNI/Persatuan Perawat Nasional Indonesia)

Proses pengiriman tenaga perawat ke luar negeri

harus tetap dikawal oleh PPNI sebagai organisasi yang

mewadahi para perawat di Indonesia, baik dalam hal

keahlian teknis keperawatan maupun monitoring

terhadap pelaksanaan praktik keperawatan di tempat

kerja, sehingga tidak terjadi deskilling kemampuan para

perawat Indonesia, maupun dalam hal proses

pelaksanaan pengiriman perawat Indonesia ke Jepang

secara keseluruhan.

c. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Pembuatan kurikulum di bidang keperawatan

yang berbasis pendidikan keperawatan internasional

sangat diperlukan tidak hanya bagi Jepang tetapi negara

lain yang menerima perawat Indonesia sebagai pekerja

asing di negaranya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan

cara mempelajari karakteristik serta budaya negara-

negara yang menjadi tujuan pengiriman tenaga

kesehatan ke luar negeri sehingga lulusan institusi

pendidikan perawat/Poltekes/Akper di Indonesia dapat

lebih siap pakai di pasar tenaga kerja internasional.

commit to user

111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Pembaca dan Peneliti

Adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pembaca dan menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya terkait

dengan pembahasan peningkatan daya saing dibidang

keperawatan Indonesia melalui implementasi IJEPA. Selain itu,

berbagai keterbatasan dalam penelitian ini seperti keterbatasan

waktu dan sumber data penelitian tentunya juga menjadikan

penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga

diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperbaiki serta

menambah berbagai kekurangan yang ada dan menjadikan

kajian terhadap kebijakan luar negeri Indonesia dalam

kerjasamanya dengan Jepang melalui implementasi IJEPA ini

dapat lebih berbobot dan bermanfaat. Oleh karena itu, bagi

peneliti maupun pembaca yang ingin mengkaji isu yang sama

dalam penelitian ini, dapat melakukan penelitian dengan sudut

pandang dari pemerintah Jepang yang dapat dijelaskan dengan

lebih rinci.

commit to user

112

Anda mungkin juga menyukai