Anda di halaman 1dari 9

Assistance Of Toxic Friendship Students In Interpersonal Communication And

Its Implications In Counseling

Received:13-12-2022; Revised:17-12-2022; Accepted:30-12-2022

Zubaidah1,Putri Yeni2*),Irman3
Universitas Jambi1
UIN Mahmud Yunus Batusangkar2,3
Korespodensi: Jl. Sudirman No 137 Lima Kaum Batusangkar
E-mail: zubaidah89@unja.ac.id, putriyeni@iainbatusangkar.ac.id, irman@iainbatusangkar.ac.id

*) Corresponding Author

Abstract: Toxic Friendship is a friendship relationship that makes a person feel unsupported, always blamed,
belittled, or even attacked and all other bad things, all of this in interpersonal communication has an impact
on students' daily lives starting from students having high anxiety, stress, stress and not confident in daily
activities at school. The purpose of this service is to reduce the occurrence of toxic friendship in students
through counseling services. Service or assistance is carried out in the form of cross-classes which on average
experience toxic. The method in this service is PAR with 11 stages. Empirically this service can reduce the
occurrence of toxic friendship in students, so that the effective life of students is not disrupted and other
students are also able to reduce the spread of toxic friendship in the school environment.

Keywords: Toxic Frienship, Interpersonal Comunication counseling.

PENDAHULUAN pertemanan disebut konflik atau masalah,

S
iswa merupakan individu yang penolakan sikap dan lain sebagainya (Amir &
membutuhkan interaksi dengan individu Wajdi, 2020). Ketika siswa dalam bersahabat
yang lain, serta perlu untuk membangun mendapatkan penolakan secara tidak baik,
suatu hubungan seperti persahabatan. Relasi tidak disupport maka akan muncul masalah
dalam bentuk persahabatan kadang kala tak seperti kecemasan dan kekhawatiran tersendiri
selalu sesuai dengan yang diharapkan. Kadang pada diri siswa (Damayanti & Haryanto, 2019).
dalam membangun hubungan relasi Ketika siswa mengalami kecemasan, stres serta
persahabatan dengan siswa yang lain ada tekanan karena memiliki teman, maka siswa
dampak positif, serta ada juga dampak akan merasa dirinya bermasalah dalam
negatifnya. Kualitas pertemanan yang postif menjalin hubungan kembali dengan orang lain
dikenal dengan support, self esteem. (Sandjojo, 2017). Perasaan tidak didukung atau
Sedanagkan dampak negatif dalam tidak disupport oleh sahabat, teman orang
159
MARAWA, Volume I Nomor 2, Desember 2022
terdekat dalam lingkungan biasa dikenal namun kenyataannya feedback yang muncul
dengan istilah toxic friendship. tidak selalu sesuai dengan keinginan
Toxic friendship merupakan sesuatu yang komunikator sehingga muncul konflik (arif
dimunculkan oleh orang terdekat Khoirudin, 2012).
menyebabkan anda stress, rambut rontok, Permasalahan yang ditimbulkan oleh
berat badan berkurang, berat badan bertambah, pertemanan serta komunikasi siswa yang
kecemasan yang berlebihan, depresi, bermasalah berbagai bentuk dan modelnya,
kemarahan dan masalah kesehatan lainnya baik secara personal maupun kelompok. Siswa
maka itu disebut beracun. Kondisi ini merupakan remaja yang tumbuh dalam masa
membuat kita merasa selalu bersalah dan pancaroba, sehingga dalam bertindak dan
merasa melakukan tindakan tidak support berkomunikasi sulit untuk mengontrol dan
terhadap orang lain (Alfiani, 2020; Wajdi memahami dampaknya. Apalagi dengan
Riveni, 2021, Indahningrum et al., 2020). Toxic perkembangan dunia yang serba instan
Frienship juga berdampak terhadap dengan teknologi membuat remaja yang masih
kesejahteraan psikologis seseorang dalam labil tersebut tidak peduli dengan kondisi
menjalin interaksi sehingga menimbulkan disekitarnya. Maka dari itu, sebagai guru BK di
masalah baru lagi ketika tidak dilakukan sekolah, harus melihat lebih seksama kondisi
penganan atau pencegahan (Rahimah et al., tersebut.
2022). Supaya setiap permasalahan yang muncul di
Kondisi tersebut akan memiliki dampak dalam lingkar interaksi siswa, guru bisa
yang sangat besar ketika siswa menjalin melakukan pencegahan dan pengentasan baik
hubungan interaksi dengan siswa lain melalui berupa individual, kelompok maupun klasikal.
komunikasi. Komunikasi merupakan suatu Konseling merupakan upaya bantuan yang
skill yang mesti dimiliki oleh semua siswa diberikan untuk siswa di sekolah oleh seorang
dalam upaya pengembangan dirinya, sehingga ahli yakni konselor agar kehidupan efektif
siswa mampu dalam melakukan menjalin siswa berjalan sesuai dengan semestinya, dan
perkembangan diri siswa tidak mengalami
hubungan pertemana serta (Merta, 2019).
Komunikasi antar siswa tersebut disebut hambatan(Manusia, 2013; Naan, 2018; Syekh &
dengan komunikasi interpersonal. Jambek, n.d.). selain itu, konseling juga
Komunikasi interpersonal merupakan membantu klien secara umum untuk
komunikasi yang terjadi antara satu atau lebih mengembangkan diri baik dalam bentuk
orang secara tatap muka dan isi dari klasikal maupun dalam bentuk lintas kelas.
komunikasi itu merefleksikan karakter pribadi Kondisi tersebut dalam pemberian bantuan
dari tiap individu itu sebaik hubungan dan berupa layanan konseling, perlu ada
peran sosial mereka dalam berinteraksi dengan pendampingan yang jelas sesuai dengan kajian
lawan bicaranya (Putri Yeni, Hendriani, S, ilmiah, serta sejalan dengan budaya siswa
Silvianetri, Masril, 2021). Kemampuan setempat. Bagaimana tatakrama siswa dalam
komunikasi interpersonal membuat siswa berinteraksi dengan orang lain, serta siswa
unggul di berbagai bidang baik intrakurikuler juga harus memahami kondisi lingkungan
maupun ekstrakurikuler (Okoro et al., 2017). yang menjadi tempat siswa dalam melakukan
Unsur dalam komunikasi itu ada umpan aktifitas sehari-hari. sehingga tujuan dari
balik/ feedback yaitu informasi yang kegiatan tercapai secara maksimal dan efketif,
disampaikan oleh komunikator di tanggapi efisien. Selain itu, dalam memberikan
oleh responden dengan baik dan efisien, pendampingan seorang konselor juga perlu
memperhatikan a
MARAWA, Volume I Nomor 2, Desember 2022
160
kegagalan program ini, serta mencari solusi
METODE PENELITIAN apabila mengalami kendala yang menghalangi
Pendampingan yang dilaksanakan di MTsM berjalannya proses keberhasilan program ini,
Tanjung Bonai menggunakan metode PAR 7). Pengorganisasi siswa yaitu, pendampingan
(Participatory Action Research) diartikan siswa oleh pengabdi untuk memecahkan
sebagai pengabdian yang mengikutsertakan problem sosial secara holistik, 8). Melakukan
secara aktif seluruh pihak untuk perubahan aksi perubahan, yaitu melakukan kegiatan
kearah yang lebih baik (Afandi, 2013). Dasar pengabdian secara aktif dan merata dengan
dalam melakukan metode PAR adalah untuk siswa yang mengalami permasalahan toxic
mendapatkan perubahan kearah yang frienship, 9). Membangun mental komunikasi
diinginkan. interpersonal secara aktif dan efktif, efisien,
Paradigma PAR merupakan proses dimana sehingga siswa yang menjalin hubungan
komunitas-komunitas berusaha mempelajari melalui komunikasi memiliki dampak postif
masalah secara ilmiah dalam rangka terhadap kondisi pertemanannya, 10). Refleksi
memandu, memperbaiki, dan mengevaluasi teoritis yaitu yaitu dosen pengabdi melakukan
keputusan dan aksi mereka. Cara ini ditujukan perumusan terhadap perubahan interaksi yang
untuk perbaikan berkaitan dengan arah terjadi berasarkan hasil riset kegiatan yang
perubahan yang baik (Abdul Rahmat, 2019). telah dilakukan mulai dari awal kegiatan
Langkah-langkah pengabdian dengan direncanakan hingga akhir. Refleksi teoritis
metode PAR adalah sebagai berikut: 1). menjadi sebuah teoritis yang dapat dipakai
Pemetaan awal (Preleminary mapping), 2). oleh khalayak ramai dalam
Membangun hubungan psikologis dan pertanggunggungjawaban akademik, 11).
membangun kepercayaan (trust building) Meluaskan skala gerakan pengabdian dan
siswa, sehingga terjalin hubungan yang setara dukungan keberhasilan program PKM,
dan saling mendukung antara pengabdi keberhasilan kegiatan diukur dari
dengan siswa 3). Merancang agenda keberlanjutan program yang telah dijalankan,
pengabdian untuk perubahan siswa berkaitan sehingga nanti muncul pengorganisasian serta
dengan komunikas interpersonal dalam sekolah-sekolah melanjutkan kegiatan ini,
meredam toxic frienship, 4). Pemetaan seperti bekerja sama dengan PIK-R sekolah
partisipatif (participatory mapping) dalam untuk membentuk konselor teman sebaya
kelompok-kelompok siswa. Pemetaan ini dalam rangka meminimalisir kemungkinan
menghasilkan sebuah gambaran umum munculnya perteman palsu atau toxic
tentang kondisi lingkungan sosial siswa dan frienship ( Silvianetri, 2019) .
permasalahan yang dialami oleh siswa. Sasaran pengabdian adalah siswa-siswa
Berdasarkan pemetaan ini dilanjutkan dengan yang ada di MTsM Tanjung Bonai sebanyak 45
mengidentifikasi masalah yang dialami oleh orang dengan kisaran umur masa pubertas
siswa di sekolah, 5). Merumuskan masalah yang rentan dengan hubungan interaksi yang
yang dialami oleh siswa melalui analisis bermasalah yakni 13 – 15 tahun.
hirarki masalah. Selanjutnya dilanjutkan
dengan teknik memilih masalah yang prioritas HASIL DAN PEMBAHASAN
yang akan diselesaikan terlebih dahulu, 6). Kegiatan pendampingan ini di MTsM
Menentukan pihak-pihak yang terlibat dalam Tanjung Bonai Lintau Buo Utara secara umum
merumuskan kemungkinan keberhasilan menggunakan Konseling dengan strategi
kegiatan pendampingan konseling ini, serta pelaksanaannya berupa Bimbingan Lintas
161
MARAWA, Volume I Nomor 2, Desember 2022
Kelas dan dilanjutkan dengan Bimbingan menjalin komunikasi dengan teman.
klasikal, artinya siswa diberikan materi Padahal MTsM terletak di Provinsi
berkaitan dengan Toxic Frienship dan sumatera Barat yang kental dengan adat
komunikasi interpersonal. Pengabdian ini minangkabaunya, artinya dalam budaya
menggunakan 11 langkah kegiatan. Hasil minangkabau ada istilah kato nan ampek
pengabdian bisa dijabarkan sebagai berikut: (kato mandaki, kato manurun kato malereng
1. Pemetaan Awal (Premelinary mapping) dan kato mandata) dalam berkomunikasi,
Pemetaan awal dilakukan dengan sekolah perlu mengsosialisasikan ke siswa
kegiatan observasi dan wawancara dengan dan ke lingkungan sekolah secara umum
beberapa pihak dimulai dengan kepala berkaitan dengan etika komunikasi yang
sekolah, dilanjutkan dengan wakil sejalan dengan budaya setempat seperti
kuriulum dan wakil kesiswaan. Setelah itu penggunaan kato Nan Ampek dalam
diskusi dilanjutkan dengan beberapa kehidupan sehari-hari.
majelis guru, data juga diambil dari wali
kelas di MTsM Tanjung Bonai, secara 2. Membangun Hubungan Psikologis
kebetulan disini tidak memiliki guru Langkah kedua dalam pengabdian
Bimbingan dankonseling atau konselor ini yakni membangun kepercayaan (trust
sekolah, sehingga data berkaitan dengan building) siswa, sehingga terjalin hubungan
siswa lebih tertumpu kepada wali kelas yang setara antara siswa dengan pengabdi.
saja. Tujuan pemetaan ini untuk Berbagai pendekatan biologis sudah
mendapatkan data demografis serta dilakukan dengan siswa, guru dam semua
kondisi siswa yang ada di sekolah ini, pihak yang ada di MTsM Tanjung Bonai.
berkaitan dengan bagaimana siswa dalam Pertemuan dengan siswa, guru
berteman serta komunikasi interpersonal kepala sekolah serta tata usaha sekolah
seperti apa yang dipakai siswa dalam menghasilkan kedekatan sehingga
aktifitas di sekolah. pengabdi dalam urusan awal adminstrasi
Berdasarkan hasil observasi dan lancar dan dibantu secara proaktif oleh
wawancara dengan berbagai pihak, maka pihak sekolah. Kepala sekolah memberikan
didapatkan data bahwa siswa dalam beberapa masukan dalam teknis
berteman banyak memunculkan masalah pelaksanaan kegiatan pengabdian ini. Salah
akibat dari komunikasi antar teman yang satunya beliau meminta setiap hasil dari
tidak postif serta kurang efektif, contoh kegiatan nantinya bisa di apikasikan siswa
ketika teman salah dalam berpendapat sesuai dengan
langsung dicemooh serta dipojokkan Gambar. 1 kegiatan awal dengan siswa
sehingga yang awalnya berteman
memunculkan dendam, selain itu, teman
ingin tampil teman yang lain tidak
mendukung atau melemahkan
motivasinya. Sehingga kondisi-kondisi
yang muncul perteman itu tidak memiliki
arti positif dan tidak saling mendukung,
serta memunculkan yang namanya toxic
frienship. Toxic frienship muncul bukan
tanpa sebab, melainkan karena adanya
daya psikologis yang rendah dalam
MARAWA, Volume I Nomor 2, Desember 2022
162
e. Melatihkan komunikasi sesuai dengan
budaya setempat
f. Evaluasi kegiatan bimbingan
pendampingan yang telah dilakukan.
4. Pemetaan partispatif (Participatory
mapping) dalam kelompok-kelompok
siswa.
Kegiatan pemetaan partisipatif
sebagai langkah awal untuk memahami
kondisi siswa. Pemetaan ini menghasilkan
gambaran umum kondisi geografis, sosial
dan persoalan yang dialami siswa siswa
yang ada di sekolah MTsM Tanjung Bonai
3. Merancang agenda Pengabdian melalui adalah:
FGD a. Masa Pubertas
Langkah selanjutnya merancang b. Kelompok-kelompok kecil di kelas
agenda pegabdian, untuk merancang c. Ekonomi orang tua
agenda pengabdian, pengabdi melakukan d. Pendidikan Orang Tua
perancangan kegiatan denga tujuan agar e. Lingkungan sosial tempat berdomisili
kegiatan-kegiatan yang dilakukan Berdasarkan pemetaan ini dilanjutkan
mengarah kepada perubahan komunikasi dengan identifikas masalah yang
interpersonal secara postif untuk dialami oleh siswa. Adapun masalah
mengurangi munculnya toxic frienship yang dialami oleh siswa sebagai berikut:
pada siswa-siswa di MTsM Tanjung Bonai. a. Siswa berada dalam tataran rentang
Kegiatan perubahan yang usia pubertas, seperti yang kita
dilakukan oleh pengabdi melalui ketahui siswa yang berada dalam
bimbingan lintas kelas dan bimbingan usia pubertas mengalami
klasikal selama 6 sesi dengan tema perubahan dalam berbagai aspek
menggabungkan kedua variabel yang baik secara fisik, psikis maupun
saling terhubung dengan jabaran sebagai hormon, sehingga komunikasi yang
berikut: dimunculkan tidak menjadi bahan
a. Pembukaan kegiatan deng membahas untuk pertimbangan lagi, setiap
yaitu pengertian toxic frienship, bentuk ucapan yang keluar tidak dipikirkan
– bentuk toxic frienship dan munculnya dampaknya, sehingga muncul toxic
toxic frienship akibat komunikasi yang frienship pun dengan yang lain
tidak efektif. tidak menjadi perhatian bagi
b. Mengurangi Toxic friendship melalui mereka yang dalam masa pubertas.
bimbingan klasikal b. Selain itu, siswa dalam berbudaya
c. Membangun komunikasi interpersonal kebanyakan hanya keturuna,
yang postif dan efektif mereka kurang mendapat edukasi
d. Mengurangi toxc frienship melalui berkaitan dengan inti yang ada
bimbingan lintas kelas dalam budaya, hal tersebut muncul
karena kurangnya peran orang tua
dalam mencontohkan budaya yang
163
MARAWA, Volume I Nomor 2, Desember 2022
benar kepada anaknya. Setiap anak 6. Menetukan pihak yang terlibat
walaupun belajar di sekolah, namun Langkah keenam dari kegiatan
sekolah pertama mereka tetap pengabdian ini yakni menentukan pihak-
ligkungan keluarag dalam pihak yang terlibat dalam kegiatan ini
mencontoh dan meniru berbagai seperti :
perilaku hingga cara berkomunikasi. a. Kepala Sekolah, orang yang memiliki
c. Perlu dilakukan pendampingan otoritas tinggi di sekolah
terhadap siswa agar memiliki b. Konselor sekolah untuk setiap
keterampilan dalam berkomunikasi pendampingan secara individual
baik secara interpersonal maupun maupun kelompok
intrapersonal, sehingga c. PIK-R (Pusat Informasi Konseling
meminimalisir munculnya toxic Remaja) sekolah, dengan
frienship, serta siswa memiliki dasar memunculkan konselor teman sebaya
dalam bersikat dan bertindak untuk mendampingi siswa yang telah
d. Perlunya penguatan budaya lokasl menerima pendampingan.
terhadap siswa, sehingga siswa d. Wali kelas
memiliki jiwa kearifan lokal dan e. Majelis guru
mampu mencintai budaya dalam f. Bagian tata Usaha
berbagai aspek kehidupannya g. Serta seluruh warga sekolah
sehari-hari. h. Masyarakat sekitar sekolah
e. Perlunya siswa melek terhadap It i. Orang Tua
dan siswa mampu menfilter Pihak-pihak yang terlibat tersebut
dampak dari IT, agar siswa juga bisa dilibatkan dalam berbagai kegiatan untuk
menyesuaikan diri dengan mendampingi siswa dalam menjalankan
perkebangan zaman, namun tetap kehidupan efektifnya sehari-harinya.
berpegang teguh terhadap ajaran Keberhasilan dan kegagalan program
agama. dampingan tertuju juga kepada pihak yang
5. Merumuskan masalah yang dialami oleh terlibat untuk proaktif secara baik dalam
siswa melalui analisis pohon masalah tetap mendukung setiap program yang
Berdasarkan masalah dan persoalan telah direncanakan.
yang teah dijabarkan di atas di MTsM 7. Pengorganisasi siswa
Tanjung Bonai sudah dipetakan melalui Pengorganisasin siswa yakni
pohon masalah. Selanjutnya dilakukan kegiatan pendampingan siswa leh
matrik ranking untuk melihat prioritas pengabdi ini tidak hanya pada saat
terhadap masalah yang akan diselesaikan kegiatan bimbingan klasikal saja, namun
terlebih dahulu. pendampingan lain secara informal juga
Bedasarkan analisis kebutuhan dilakukan, dengan tujuan kegiatan
permasalahan yang telah di ranking maka berkelanjutan serta mencapai berbagai
disimpulkan adalah perlunya lapisan siswa,tanpa membedakan mereka
meningkatkan keterampilan komunikasi baik secara fisik, nilai dan kelompok
interpersonal siswa dalam mengurangi ekonomi orang tuanya. Siswa disekolah
munculnya toxic frienship pada siswa di memiliki hak yang sama dalam mendapat
MTsM Tanjung Bonai serta memasukkan pelayanan terutama konseling.
etika komunikasi pada budaya setempat 8. Melakukan aksi perubahan
dalam berkomunikasi postif dan efektif.
MARAWA, Volume I Nomor 2, Desember 2022
164
Aksi perubahan bertujuan untuk Refleksi kegiatan pengabdian ini
melihat kegiatan secara menyeluruh dan yakni dosen dan mahasiswa merumuskan
partisipatif. Siswa yang telah teoritis perubahan yang berdasarkan riset
melaksanakan kegiatan pendampingan terhadap kegiatan pengabdian yang sudah
mereka memiliki variatif dalam menerima, dilakukan dari awal hingga akhir. Adapun
ada yang secara menyeluruh paham ada teori yang dapat disimpulkan dalam
yang tidak paham sama sekali, serta ada pengabdian ini adalah pengabdian berbasis
yang mampu langsung prkatik dalam budaya mampu mengurangi toxic frienship
kehidupan sehari-hari. dan meningkatkan kemampuan
Aksi perubahan ini juga berkaitan komunikasi interpersonal siswa di MTsM
erat dengan pihak yang terlibat, agar aksi Tanjung Bonai. Refleksi teoritis menjadi
perubahan ini tetap berjalan dan tidak sebuah teori akademik yang dapat
berhenti, sekolah perlu melanjutkan sesuai dipresentasikan dalam forum lebih luar.
dengan komitmen pengabdi dengan 11. Meluaskan skala gerakan dan dukungan
sekolah. Konselor sekolah juga perlu keberhasilan PKM
melihat kondisi tersebut, sehingga aksi Pengabdian yang berhasil adalah dapat
perubahan bisa melebar dan siswa bisa meluaskan skala gerakan dan dukungan
merasakan manfaatnya untuk terus keberhasilan program diukur dari
berlanjut. keberlanjutan program suatu pengabdian.
Bentuk kegiatan lanjutan dilakukan Sebagai contoh kegiatan yang sudah
siswa berupa kolaborasi kegiatan PIK- R pengabdi lakukan ini nanti dilanjutkan
dengan kegiatan ekstrakurikuler oleh sekolah dengan membentuk program-
a. Forum annisa setiap jumat dengan program lanjutan yang sinkron dengan
tema sesuaikan dengan agenda program yang pengabdi. Itu merupakan
kegiatan pengabdin capaian keberhasiln dalam pengabdian.
b. Pelatihan konselor teman sebaya
c. Kultum setiap jumat
d. Pelatiahan kepemimpinan dalam OSIM

9. Membangun kelompok siswa


Kegiatan-kegiatan kelompok siswa
dibuat berdasarkan izin wakil kesiswan
dan segala aspek untuk mensukseskan
program pengabdian yang telah dilakukan.
Selain kegiatan di atas, siswa memiliki
Gambar 2 . kegiatan pendampingan siswa
berbagai bentuk projek dalam membentuk
kelompok belajar sebagai penunjang aktif Pengabdian di MTsM Tanjung Bonai
program pengabdian dalam mengurangi memberikan beberapa pelajaran terkait dengan
toxic frienship siswa. Bermula dari melatif bagaimana upaya kita dalam meminimalisir
komunikasi dalam kelompok kecil dan toxic friendship yang berhubungan dengan
selanjutnya melatih dalam kelompok besar. komunikasi interpersonal, serta memasukkan
nilai-nilai budaya local dalam materinya
10. Refleksi (Teoritis Perubahan Sosial) sangat bagus untuk dipraktekkan. Agar siswa

165
MARAWA, Volume I Nomor 2, Desember 2022
paham etika komunikasi dan etika dalam Muhammadiyah Makassar). Jurnal
berteman sehingga muncul hubungan postif Komunikasi Dan Organisasi (J-KO, 2, 93–
dan menunjang pembelajara secara aktif, dan 111.
siswa juga tidak bermasalah dalam lingkungan arif Khoirudin. (2012). Peran Komunikasi,
belajarnya. Oleh: M. Arif Khoiruddin. 23, 118–131.
Damayanti, P., & Haryanto, H. (2019).
KESIMPULAN Kecerdasan Emosional dan Kualitas
Kegiatan pengabdian di MTsM Tanjung Hubungan Persahabatan. Gadjah Mada
Bonai memberikan dampak postif terhadpa Journal of Psychology (GamaJoP), 3(2), 86.
pengabdi dan siswa serta sekolah secara https://doi.org/10.22146/gamajop.434
40
menyeluruh, terkhusus siswa yang mengalami
Fay, D. L. (1967). PENINGKATAN
maslaah toxic friendship. Pengabdian ini
KREATIVITAS MEMBUAT KARYA
melahirkan suatu teori yang bias MUSIK MELALUI PERMAINAN
dikembangkan dalam riset selanjutnya serta CIPTA LAGU PADA SISWA.
dapat menambah kazanah keilmuan bahwa Angewandte Chemie International Edition,
untuk mengurangi toxic friendship siswa bias 6(11), 951–952., 1(2).
melalui peningkatan kemampuan komunikasi Indahningrum, R. putri, Naranjo, J.,
Hernández, Naranjo, J., Peccato, L. O. D.
interpersonal siswa serta memasukkan etika
E. L., & Hernández. (2020). Pesan Toxic
komunikasi budaya local ke dalam Friendship dalam Film Animasi 3D.
pelaksanaan konselingnya. Sehingga setiap Applied Microbiology and Biotechnology,
seklah tetap cinta budaya local dan mampu 2507(1), 1–9.
membuat siswa tumbuh dalam hubungan https://doi.org/10.1016/j.solener.2019.
postif sesame siswa. 02.027%0Ahttps://www.golder.com/in
sights/block-caving-a-viable-
alternative/%0A???
REFERENSI Manusia, K. (2013). Kebutuhan manusia
Abdul Rahmat, M. M. . G. U. N. G. (2019). terhadap agama *.
Model Partisipasi Action Research Dalam Merta, I. N. (2019). Interpersonal
Pemberdayaan Masyarakat. 62–71. communication between lecturers with
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php students in Wira Bhakti Denpasar
/AKSARA/index College. International Research Journal of
Afandi, A. (2013). Articipatory Action Management, IT and Social Sciences, 6(1),
Research (Par) Metodologi Alternatif 55–62.
Riset Dan Pengabdian Kepada https://doi.org/10.21744/irjmis.v6n1.5
Masyarakat Transformatif. Workshop 81
Pengabdian Berbasis Riset Di LP2M UIN Naan. (2018). Motivasi beragama dalam
Maulana Malik Ibrahim Malang, 53(9), mengatasi rasa frustasi. 1(Juli), 11–17.
1689–1699. Okoro, E., Cwashington, M., & Thomas, O.
Alfiani, vivi R. (2020). Upaya resiliensi pada (2017). The Impact of Interpersonal
remaja dalam mengatasi. Communication Skills on
Amir, M., & Wajdi, R. (2020). Perilaku Organizational Effectiveness and Social
Komunikasi Toxic Friendship (Studi Self-Efficacy: A Synthesis. International
terhadap Mahasiswa Fisip Universitas Journal of Language and Linguistics, 4(3),
MARAWA, Volume I Nomor 2, Desember 2022
166
5. www.ijllnet.com
Putri Yeni, Hendriani, S, Silvianetri, Masril,
& D. (2021). Efektifitas Pendekatan
Analisis Transaksional Berbasis Kato Nan
Ampek Untuk Meningkatkan Komunikasi
Interpersonal Siswa. 5(2), 92–98.
Rahimah, S., Abidin, M. Z., & Fadhila, M.
(2022). The Effect of Toxic Relationships
in Friendship on The Psychological
Well-Being of Islamic University
Students. TAZKIYA Journal of Psychology,
10(2), 155–164.
https://doi.org/10.15408/tazkiya.v10i2.
27776
Sandjojo, C. T. (2017). Hubungan Antara
Kualitas Persahabatan dengan
Kebahagiaan pada Remaja Urban.
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya, 6(2), 1721–1739.
Silvianetri, S. (2019). Interpersonal Skill
Dalam Kajian Neurosains. Alfuad: Jurnal
Sosial Keagamaan, 3(1), 74.
https://doi.org/10.31958/jsk.v3i1.1635
Syekh, I., & Jambek, J. (n.d.). Peran Agama
Dalam Bimbingan dan Konseling.
Wajdi Riveni. (2021). Perilaku Komunikasi
Toxic Frienship Dengan Teman Sebaya.
In Komunikasi.

167
MARAWA, Volume I Nomor 2, Desember 2022

Anda mungkin juga menyukai