Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

Mata Kuliah : Penentuan Status Gizi

Dosen Pengampu :
Ruli Bahyu Antika S.KM., M.Gizi

Disusun oleh :
Kelompok 3
Titis Azzahra Putri A. (222110102075)
Nafisyah Kiswanti (222110102077)
Inesa Malika Dewi (222110102081)
Nuraini Puspa Dewi (222110102082)

PROGRAM STUDI S1 GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
2024
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Antropometri adalah pengukuran tubuh atau bagian tubuh manusia. Dalam menilai
status gizi dengan metode antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai
metode untuk menentukan status gizi. Konsep dasar yang harus dipahami dalam
menggunakan antropometri untuk mengukur status gizi adalah konsep dasar
pertumbuhan.
Dalam pengukuran antropometri memiliki beberapa metode yang sering digunakan.
Diantaranya pengukuran lingkar kepala, lingkar perut, lingkar pinggang dan lingkar
pinggul. Pada lingkar kepala, sasaran umumnya merupakan anak anak hingga sampai
berusia 2 tahun. Pemantauan ukuran lingkar kepala merupakan penilaian pertumbuhan
anak yang mencerminkan ukuran dan pertumbuhan otak. Menurut rekomendasi American
Academy of Pediatrics, pemantauan lingkar kepala dilakukan bersama dengan ukuran
ubun-ubun besar. Lingkar kepala diukur dengan pita ukur yang tidak elastis, melingkar
dari bagian atas alis, melewati bagian atas telinga, sampai bagian paling menonjol di
belakang kepala.
Selanjutnya pengukuran lingkar perut adalah pengukuran antropometrik sederhana
namun terpenting yang mencerminkan adipositas perut. Lingkar perut tidak hanya
berkorelasi erat dengan IMT, tetapi juga memberikan nilai independen IMT untuk
memprediksi resiko kesehatan terkait obesitas.
Setelah lingkar perut, pengukuran selanjutnya lingkar pinggang yang merupakan
parameter antropometri lain yang digunakan untuk menggambarkan lemak viseral.
Lingkar pinggang adalah pertanda obesitas sentral yang mudah diukur. Pinggang terletak
dibagian samping kanan-kiri dan belakang perut. Sedangkan, pinggul terletak di tubuh
bagian atas paha dan di bawah pinggang.
Oleh karena itu, penulis melakukan pengukuran dengan menggunakan pita ukur
dengan 3 kali pengukuran setiap lingkar dengan tujuan agar penulis mengetahui lingkar
kepala, perut, pinggang dan pinggul yang diukur secara berkelompok.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang dikemukakan diantaranya :
1. Apa pengertian lingkar kepala, perut, pinggang dan pinggul ?
2. Bagaimana hasil pengukuran lingkar kelompok ?
1.3 Tujuan
Tujuan makalah ini diantaranya :
1. Mengetahui definisi dari lingkar kepala, perut, pinggang dan pinggul.
2. Mengetahui hasil pengukuran kelompok.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui definisi dari lingkar kepala, perut, pinggang dan pinggul.
2. Dapat mengetahui hasil penguruan anggota kelompok
1.5 Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif, dengan pengukuran antropometri
secara langsung menghasilkan data yang dapat diukur secara objektif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Lingkar Kepala


Lingkar kepala (head circumference) merupakan parameter antropometri yang
berhubungan dengan ukuran otak.Pengukuran lingkar kepala dimulai dari bagian atas alis,
melewati bagian atas telinga hingga bagian belakang kepala.Laki-laki mempunyai lingkar
kepala 57 cm sedangkan perempuan sekitar 55 cm (dewasa). Pengukuran lingkar kepala
biasanya dilakukan pada anak sejak lahir hingga usia 3 tahun, karena setelah usia tersebut
pengukuran lingkar kepala tidak lagi rutin dilakukan.
Lingkar kepala merupakan prosedur standar dalam ilmu kedokteran untuk menguji
kondisi medis yang berkaitan dengan ukuran kepala atau peningkatan ukuran kepala, seperti
hidrosefalus dan mikrosefali. Alat yang bisa digunakan untuk mengukur lingkar kepala
adalah pita ukur yang terbuat dari serat kaca (fiberglass) dengan lebar pita kurang dari 1 cm.
selain pita ukur khusus, lingkar kepala juga dapat diukur dengan menggunakan metlin atau
pita ukur kain. Tingkat ketelitian alat 0,1 cm.
2.2 Pengertian Lingkar Perut
Lingkar perut ( abdominal/ waist circumference ) dapat diukur dari titik tengah tulang
rusuk bawah dan batas tulang Krista iliaka kanan dan kiri kemudian diukur secara horizontal
dengan dengan menggunakan pita pengukur. Pengukuran dilakukan dengan cara membuka
pakaian bagian atas untuk menentukan titik pengukuran namun jika keberatan maka dapat
boleh memakai pakaian yang tipis tidak terlalu tebal.
Pengukuran lingkar perut dilakukan oleh pengukur yang jenis
kelaminnya sama dengan responden. Responden tergolong obesitas
abdominal berdasarkan kriteria WHO untuk orang dewasa Asia yaitu
jika lingkar perut responden laki-laki ≥ 90 cm dan wanita adalah ≥
80 cm sedangkan bukan tergolong obesitas abdominal jika lingkar
perut responden laki-laki <90 cm dan lingkar perut perempuan <80
cm.
Pengukuran lingkar perut ini dapat menja di indikator resiko kesehatan yang lebih tinggi
seperti diabetes 2,jantung koroner dan tekanan darah tinggi,indikator lemak tubuh yang
berhubungan dengan obesitas sentral yang lebih tinggi penyakit kardiovaskular dan
mentabolik.
2.3 Pengertian Lingkar Pinggang
Lingkar pinggang adalah besaran yang diukur dengan menggunakan metline dan
dinyatakan dalam cm. Pengukuran dilakukan pada daerah antara crista iliaca dan costa XII
yang memiliki keliling dinding perut terkecil. Lingkar perut diukur dalam posisi berdiri tegak
dan tenang. Kemudian, pita pengukur dilingkarkan ke daerah antara lower margin dan crista
iliaca. Pita pengukur tidak boleh menekan kulit terlalu ketat.
Lingkar Pinggang digunakan pada anak-anak dan orang dewasa
sebagai indikator lemak intra-abdomen. Lingkar pinggang diukur
dengan pita yang tidak dapat diregangkan. Lokasi pengukuran
berada pada titik tengah diantara tulang rusuk terendah dan krista
iliaka serta dalam posisi berdiri selama ekspirasi tidal akhir.7
Berdasarkan kriteria WHO untuk orang dewasa Asia tergolong
obesitas abodminal apabila lingkar pinggang laki-laki ≥ 90 cm dan
wanita adalah ≥ 80 cm, sedangkan bukan tergolong obesitas
abdominal jika lingkar pinggang laki-laki <90 cm dan lingkar
pinggang perempuan <80 cm
Rasio lingkar pinggang panggul diukur dari hasil
perbandingan nilai pengukuran lingkar pinggang atau lingkar perut
terhadap lingkar panggul yang diukur melalui tonjolan gluteus
yang paling maksimal. Responden tergolong mengalami obesitas
abdominal berdasarkan ukuran rasio lingkar pinggang panggul jika
rasio lingkar pinggang panggul pada laki-laki >0,9 dan pada wanita
> 0,8 dan tidak mengalami obesitas abdominal jika rasio lingkar
pinggang panggul pada laki-laki ≤ 0,9 dan pada perempuan ≤ 0,8.

2.4 Pengertian Lingkar Pinggul


Posisi pinggul sendiri terletak agak di bawah pinggang atau perut. Pinggul bisa
dibilang sama dengan pantat di bagian tengah. cara mengukur lingkar pinggul, bisa
diletakkan pada tengah-tengah pantat. Posisi pinggul sendiri terletak agak di bawang
pinggang atau perut. Pinggul bisa dibilang sama dengan bokong di bagian tengah. Jadi bila
ingin mengetahui cara mengukur lingkar pinggul, bisa diletakkan pada tengah-tengah pantat.
Rasio lingkar pinggang-pinggul menjadi prediktor kuat dalam peningkatan lemak
viseral tubuh. Peningkatan ini dipengaruhi oleh jenis kelamin dan usia manusia. Hal ini
didukung oleh hasil penelitian lainnya yang menyatakan bahwa peningkatan lemak viseral
lebih besar pada pria dibandingkan pada wa-nita.Namun, pada wanita akumulasi lemak
viseral meningkat pesat setelah menopause. Pengukuran lingkar pinggul berfungsi untuk
memberikan indikasi tentang lemak tubuh,dapat untuk menilai resiko kesehatan
seseorang,memonitoring perkembangan fisik (kenaikan atau penurunan berat badan) dan
dapat digunakan untuk menyesuaikan pakaian.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengukuran Lingkar Kepala

3.1.1 Hasil Pengukuran Lingkar Kepala

Acara 1. Pengukuran lingkar kepala (cm)


Nama Responden Lingkar Lingkar Lingkar Rata – rata
Kepala 1 (cm) Kepala 2 (cm) Kepala 3 (cm) (cm)
Titis Azzahra 57 56,8 56,4 56,7
Putri Auni
Nafisyah 53,5 54,5 54,3 54,1
Kiswanti
Inesa Malika 53,3 53,5 54,2 53,6
Dewi
Nuraini Puspa 55 54 54,8 54,6
Dewi

3.1.2 Analisis Hasil Pengukuran Lingkar Kepala

Pengukuran lingkar kepala dapat digunakan sebagai pengganti untuk


mengukur ukuran dan pertumbuhan otak, tetapi tidak sepenuhnya berkorelasi dengan
volume otak. Pengukuran lingkar kepala merupakan prediksi terbaik untuk
perkembangan syaraf anak dan memberikan gambaran dinamis tentang pertumbuhan
global dan struktur internal otak, yang perlu dipantau selama tahap pranatal awal dan
postnatal. Bayi baru lahir biasanya memiliki lingkar kepala 34-35 cm dan akan
bertambah 2 cm setiap bulan pada usia 0-3 bulan, 1 cm setiap bulan, dan 0,5 cm setiap
bulan. Sampai usia 5 tahun, lingkar kepalanya biasanya sekitar 50 cm, dan sampai
usia 12 tahun hanya naik 52-53 cm. Berdasarkan hasil pengukuran, seluruh responden
memiliki ukuran lingkar kepala yang normal.

3.2 Pengukuran Lingkar Perut

3.2.1 Hasil Pengukuran Lingkar Perut

Acara 2. Pengukuran Lingkar Perut(cm)


Nama Responden Lingkar Perut 1 Lingkar Perut 2 Lingkar Perut 3 Rata – rata
(cm) (cm) (cm) (cm)
Titis Azzahra 104,5 104,1 103,4 104
Putri Auni
Nafisyah 89,9 91 91,6 90,8
Kiswanti
Inesa Malika 83 82 83,7 82,9
Dewi
Nuraini Puspa 97,7 99,8 98,5 98,6
Dewi

3.2.2 Analisis Hasil Pengukuran Lingkar Perut


Lingkar perut menunjukkan adanya timbunan lemak di dalam rongga perut.
Semakin panjang lingkar perut, semakin banyak timbunan lemak yang dapat
menyebabkan penyakit jantung dan diabetes mellitus. Lingkar perut normal pria
Indonesia adalah 92,0 cm dan untuk wanita 80,0 cm. Lingkar perut menunjukkan
timbunan lemak di rongga perut. Semakin panjang lingkar perut, semakin banyak
timbunan lemak yang berpotensi menyebabkan diabetes dan penyakit jantung.
1) Titis Azzahra Putri Auni
Berdasarkan hasil pengukuran, memperoleh nilai rata-rata sebesar 104
sehingga dikategorikan responden mengalami obesitas.
2) Nafisya Kiswanti
Berdasarkan hasil pengukuran, memperoleh nilai rata-rata sebesar 90,8
sehingga dikategorikan responden mengalami obesitas.
3) Inesa Malika Dewi
Berdasarkan hasil pengukuran, memperoleh nilai rata-rata sebesar 82,9
sehingga dikategorikan responden mengalami obesitas.
4) Nuraini Puspa Dewi
Berdasarkan hasil pengukuran, memperoleh nilai rata-rata sebesar 98,6
sehingga dikategorikan responden mengalami obesitas.

3.3 Pengukuran Lingkar Pinggang dan Perut

3.3.1 Hasil Pengukuran Lingkar Pinggang dan Lingkar Pinggul

Acara 3. Pengukuran lingkar pinggang (cm)


Nama Responden Lingkar Lingkar Lingkar Rata – rata
Pinggang 1 (cm) Pinggang 2 (cm) Pinggang 3 (cm) (cm)
Titis Azzahra Putri 94,9 94,5 94,3 94,6
Auni
Nafisyah Kiswanti 84 88,4 89,1 87
Inesa Malika Dewi 76,6 76,7 78,4 77,3
Nuraini Puspa Dewi 94,2 93,8 94,3 94,1

Acara 4. Pengukuran lingkar pinggul (cm)


Nama Responden Lingkar Lingkar Lingkar Rata – rata
Pinggul 1 (cm) Pinggul 2 (cm) Pinggul 3 (cm) (cm)
Titis Azzahra 110,5 110,4 107,8 109,6
Putri Auni
Nafisyah 91 92 92,1 91,7
Kiswanti
Inesa Malika 82 83 84 83
Dewi
Nuraini Puspa 97 99,9 99,7 98,9
Dewi

3.3.2 Analisis Hasil Pengukuran Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul


Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan mengukur
lingkar rusuk yang paling bawah. Jika pita pengukur ketat dan
sesuai dengan postur orang yang diukur, pengukuran dianggap
valid. Selama praktikum ini, responden harus berdiri tegak
dengan kaki rapat. Berat harus didistribusikan secara merata
di seluruh kaki dan lengan samping. Selain itu, disarankan
untuk mengenakan pakaian tipis agar pengukuran tidak
terganggu. Pengukuran ini dilakukan tiga kali untuk melihat
apakah ada perbedaan antara pengukuran yang dilakukan
sebelumnya dan yang berikutnya. Lingkar pinggang
menunjukkan lemak yang ada di dalam tubuh. Tubuh mengalami
perubahan metabolisme sebagai hasil dari kandungan lemak di
sekitar perut; ini termasuk penurunan efektivitas insulin
akibat beban kerja yang terlalu berat dan peningkatan
produksi asam lemak radikal bebas. Menurut World Health
Organization (WHO) tahun 2008 yaitu data lingkar pinggang
pada pria dikategorikan menjadi normal (<90 cm) dan obesitas
abdominal (≥90 cm) dan pada wanita dikategorikan menjadi
normal (<80 cm) dan obesitas abdominal (≥80 cm) (WHO, 2008).
Peningkatan ukuran lingkar pinggang mengindikasikan
peningkatan risiko obesitas abdominal.
Pengukuran lingkar panggul dilakukan dengan mengukur lingkar terbesar
antara paha dan pinggang. Keakuratan pengukuran bergantung pada ketatnya
pita/metline yang digunakan dan postur tubuh. Selama praktikum ini, responden
dipastikan berdiri tegak dengan kaki rapat, berat kaki merata, lengan di samping, dan
mengenakan pakaian tipis untuk menghindari gangguan pada pengukuran yang
dilakukan dengan alat pengukur. Untuk memastikan bahwa hasilnya valid,
pengukuran dilakukan tiga kali. Waist-Hip Ratio (WHR) adalah ukuran yang dapat
menunjukkan sebaran lemak tubuh, terutama di area perut dan pinggul. WHR
diperoleh dengan membagi lingkar pinggang dan pinggul. Pengukuran WHR lebih
sensitif untuk menunjukkan jumlah lemak tubuh, terutama di area perut. Untuk
mengetahui distribusi lemak normal wanita, hasil ideal WHR adalah 0,80 dan jika
lebih dari nilai tersebut dianggap obesitas. Risiko obesitas ditunjukkan oleh
banyaknya lemak di sekitar perut. Ukuran lingkar pinggang akan mudah berubah
tergantung banyaknya kandungan lemak dalam tubuh. Sebaliknya, ukuran panggul
individu yang sehat cenderung stabil. Ukuran panggul seseorang yang berusia empat
puluh tahun akan sama dengan ukuran panggul seseorang yang berusia dua puluh dua
tahun.
RLPP mengukur simpanan lemak intra-abdominal, ia dikaitkan dengan
peningkatan risiko diabetes melitus dan penyakit kardiovaskular. Jika nilai RLPP
pada orang Asia adalah lebih dari 1 untuk laki-laki dan 0,85 untuk perempuan,
seseorang dianggap obesitas perut dan berisiko terhadap berbagai penyakit
kardiovaskuler.
1) Titis Azzahra Putri Auni
Ration = Waist/Hips
= 94,6/109,6
= 0,86
Dapat disimpulkan bahwa, responden tersebut berisiko untuk menderita
sindrome metabolik yaitu hipertensi, diabetes mellitus, dan jantung koroner.
2) Nafisyah Kiswanti
Ration = Waist/Hips
= 87/91,7
= 0,95
Dapat disimpulkan bahwa, responden tersebut berisiko untuk menderita
sindrome metabolik yaitu hipertensi, diabetes mellitus, dan jantung koroner.
3) Inesa Malika Dewi
Ration = Waist/Hips
= 77,3/83
= 0,93
Dapat disimpulkan bahwa, responden tersebut berisiko untuk menderita
sindrome metabolik yaitu hipertensi, diabetes mellitus, dan jantung koroner.
4) Nuraini Puspa Dewi
Ration = Waist/Hips
= 94,1/98,9
= 0,95
Dapat disimpulkan bahwa, responden tersebut berisiko untuk menderita
sindrome metabolik yaitu hipertensi, diabetes mellitus, dan jantung koroner.
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, N. U. (2021 ). Pelatihan Pengukuran Antropometri Di Kelurahan Lambara.


JURNAL DEDIKATIF KESEHATAN MASYARAKAT , 12-17.

Florentinus Nurtitus, A. S. (2022). The Effectiveness of Giving"Tomato Juice" on


Belly Circumference and Body Fat in Health Officer with Obesity. Journal of
The Indonesian Nutrition Association, 119-128.

HERDIAN, A. (2021). ALAT PENGUKURAN LINGKAR KEPALA BAYI


BERBASIS METODA LINGKARAN ELLIPSE. Tesis, 1-58.

Nur Aisiyah Widjaja, R. A. (2020). Waist Circumference and Adiponectin in Obese


Adolescents. Media Gizi Indonesia, 88–93.

Ratumanan, S. P., Achadiyani, A., & Khairani, A. F. (2023). Metode Antropometri


Untuk Menilai Status Gizi: Sebuah Studi Literatur. Health Information:
Jurnal Penelitian.

Citerawati, Y. W. (2022). Antropometri Gizi: Penggunaan, Pemeliharaan dan


Kalibrasi Alat. UNISMA PRESS.

Ilmi, A. F., & Utari, D. M. (2020). Hubungan Lingkar Pinggang Dan Rasio Lingkar
Pinggang-Panggul (RLPP) Terhadap Kadar Gula Puasa pada Mahasiswa Prodi
Kesehatan Masyarakat STIKes Kharisma Persada. Journal of Nutrition
College, 9(3), 222-227.

Harjatmo, T P., dkk. 2017. Penilaian Status Gizi. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
LAMPIRAN

● Pengukuran Lingkar Kepala 1

● Pengukuran Lingkar Kepala 2


● Pengukuran Lingkar Kepala 3
● Pengukuran Lingkar Perut 1

● Pengukuran Lingkar Perut 2
● Pengukuran Lingkar Perut 3
● Pengukuran Lingkar Pinggang 1
● Pengukuran Lingkar Pinggang 2
● Pengukuran Lingkar Pinggang 3
● Pengukuran Lingkar Pinggul 1
● Pengukuran Lingkar Pinggul 2
● Pengukuran Lingkar Pinggul 3

Anda mungkin juga menyukai