Anda di halaman 1dari 4

LKM 9.

1 Dinamika Tradisi Pendidikan IPS


(Untuk pertemuan 9 dan 10)

Secara Individu silahkan baca dan cermati:


Bahan bacaan 9.1 Tradisi IPS
Bahan bacaan 9.2 Ontologi Pendidikan IPS

Berdasarkan bacaan tersebut, jawablah pertanyaan berikut:


1. Tujuan utama Pendidikan IPS adalah menghasilkan warga negara yang baik
(Good Citizenship). NCSS menyebut dengan istilah “to promote civic competence”
yang memuat lima atribut atau karakteristik kualitas kompetensi
kewarganegaraan yang harus dicapai oleh warga negara yang baik. Jelaskan!
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai lima atribut tersebut:
1. Pengetahuan tentang Pemerintahan: Warga negara yang baik harus memiliki
pemahaman yang baik tentang sistem pemerintahan, struktur politik, dan proses
pengambilan keputusan dalam negara mereka.
2. Keterampilan Partisipasi: Selain pengetahuan, warga negara yang baik juga
harus memiliki keterampilan untuk aktif berpartisipasi dalam kehidupan politik
dan masyarakat, seperti memilih dalam pemilu, berbicara dalam forum publik,
dan terlibat dalam kegiatan sosial.
3. Pemahaman tentang Hak dan Tanggung Jawab: Warga negara yang baik harus
memahami hak-hak dan tanggung jawab mereka dalam masyarakat, termasuk
hak asasi manusia, hak politik, dan tanggung jawab terhadap keberlanjutan
lingkungan.
4. Kemampuan Berpikir Kritis: Kemampuan untuk berpikir kritis dan
menganalisis informasi secara objektif sangat penting bagi warga negara yang
baik agar dapat membuat keputusan yang tepat dan berdasarkan fakta.
5. Kepedulian terhadap Kesejahteraan Bersama: Warga negara yang baik harus
peduli terhadap kesejahteraan bersama dan memiliki sikap empati terhadap
sesama anggota masyarakat, serta siap untuk berkontribusi dalam membangun
masyarakat yang adil dan berkelanjutan.

Nama : Maryana
NIM : 2303100017
Dengan mencapai kelima atribut ini, diharapkan warga negara dapat menjadi agen
perubahan yang positif dalam masyarakat dan negara mereka, serta dapat berperan
aktif dalam memajukan kehidupan demokratis dan kesejahteraan bersama.

2. Ketika Pendidikan IPS diajarkan sebagai Pendidikan Ilmu-ilmu sosial, terdapat


dua pemahaman tentang perspektif ini, yaitu sparated approach dan integrated
approach. Jelaskan maksudnya
Separated Approach: Pendekatan terpisah (separated approach) dalam Pendidikan
IPS mengacu pada pendekatan yang memperlakukan setiap disiplin ilmu sosial secara
terpisah dan mandiri. Artinya, setiap mata pelajaran atau disiplin ilmu sosial diajarkan
secara terpisah tanpa adanya integrasi antara satu disiplin dengan disiplin lainnya.
Misalnya, mata pelajaran sejarah diajarkan secara terpisah dari mata pelajaran
geografi atau sosiologi. Pendekatan ini cenderung membatasi pemahaman siswa
hanya pada satu disiplin ilmu sosial tanpa melihat hubungan antar disiplin tersebut.

Integrated Approach: Pendekatan terintegrasi (integrated approach) dalam


Pendidikan IPS, sebaliknya, menekankan pada integrasi antara berbagai disiplin ilmu
sosial. Dalam pendekatan ini, siswa diajarkan untuk melihat hubungan dan keterkaitan
antara berbagai disiplin ilmu sosial, seperti sejarah, geografi, sosiologi, ekonomi,
politik, antropologi, dan lain sebagainya. Integrasi disiplin ilmu sosial ini
memungkinkan siswa untuk memahami fenomena sosial secara holistik dan
multidimensional, serta melihat bagaimana berbagai aspek sosial saling memengaruhi.

Dengan pendekatan terintegrasi, siswa diharapkan dapat mengembangkan


pemahaman yang lebih komprehensif tentang realitas sosial dan mampu mengaitkan
berbagai konsep dan teori dari berbagai disiplin ilmu sosial. Pendekatan ini juga
mendukung pengembangan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan reflektif dalam
memahami kompleksitas masyarakat dan dunia sekitar.

Nama : Maryana
NIM : 2303100017
3. IPS diajarkan sebagai reflektif inkuiri. Bagaimana hubungannya dengan
perwujudan warga negara yang baik?
Reflektif Inkuiri: Reflektif inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang
mendorong siswa untuk melakukan proses penyelidikan atau penelitian secara
reflektif. Dalam konteks Pendidikan IPS, siswa diajarkan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, analitis, dan reflektif dalam memahami berbagai aspek
sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Mereka diajarkan untuk bertanya, menyelidiki,
menganalisis, dan merumuskan solusi atas berbagai masalah sosial yang dihadapi.

Perwujudan Warga Negara yang Baik: Dengan pendekatan reflektif inkuiri, siswa
tidak hanya diberi pengetahuan tentang masyarakat dan dunia sekitar, tetapi juga
dilatih untuk menjadi warga negara yang aktif, berpikir kritis, dan bertanggung jawab.
Melalui proses inkuiri, siswa diajarkan untuk memahami berbagai isu sosial,
mengidentifikasi masalah-masalah yang ada, dan mencari solusi yang berkelanjutan.

Dengan demikian, Pendidikan IPS yang mengadopsi pendekatan reflektif inkuiri


dapat membantu siswa dalam mengembangkan kompetensi sebagai warga negara
yang baik, antara lain:

 Kemampuan analisis dan evaluasi terhadap informasi yang diterima.


 Kemampuan berpikir kritis dalam menyikapi berbagai permasalahan sosial.
 Kemampuan mengambil keputusan yang berdasarkan pada pemikiran yang
rasional dan argumentatif.
 Kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara dalam membangun
masyarakat yang adil dan demokratis.

Dengan demikian, melalui pendekatan reflektif inkuiri dalam Pendidikan IPS,


diharapkan siswa dapat menjadi warga negara yang aktif, berpartisipasi dalam
kehidupan masyarakat, dan berkontribusi positif dalam pembangunan negara dan
bangsa.

Nama : Maryana
NIM : 2303100017
4. Bagaimana kontribusi Sosiologi pada Pendidikan IPS agar tradisi IPS sebagai
transmisi kewarganegaraan (citizenship transmission) terasa lebih tajam?
Analisis Struktur Sosial: Sosiologi memberikan pemahaman mendalam tentang
struktur sosial, interaksi sosial, dan pola-pola hubungan antarindividu dalam
masyarakat. Dengan pemahaman ini, Pendidikan IPS dapat mengajarkan siswa
tentang pentingnya memahami struktur sosial dalam konteks kewarganegaraan,
termasuk peran individu dalam masyarakat dan hubungan antara individu dengan
institusi sosial. Studi Mengenai Konflik dan Perubahan Sosial: Sosiologi juga
mempelajari konflik sosial, perubahan sosial, dan dinamika masyarakat. Dengan
memahami konflik dan perubahan sosial, Pendidikan IPS dapat mengajarkan siswa
tentang pentingnya partisipasi aktif dalam proses perubahan sosial yang positif dan
membangun, serta bagaimana mengelola konflik secara konstruktif dalam
masyarakat. Pemahaman Mengenai Kebudayaan dan Nilai-Nilai Sosial: Sosiologi
mempelajari kebudayaan, nilai-nilai sosial, dan norma-norma dalam masyarakat.
Melalui pemahaman ini, Pendidikan IPS dapat membantu siswa memahami
pentingnya menghormati keberagaman budaya, nilai-nilai sosial, dan norma-norma
yang ada dalam masyarakat sebagai bagian dari kewarganegaraan yang inklusif.
Analisis Mengenai Ketimpangan Sosial: Sosiologi juga mempelajari ketimpangan
sosial, ketidakadilan, dan isu-isu sosial yang relevan dalam masyarakat. Dengan
memahami ketimpangan sosial, Pendidikan IPS dapat mengajarkan siswa tentang
pentingnya kesetaraan, keadilan, dan penanganan isu-isu sosial yang mempengaruhi
kewarganegaraan.
Dengan memanfaatkan kontribusi Sosiologi dalam Pendidikan IPS, tradisi IPS
sebagai transmisi kewarganegaraan dapat terasa lebih tajam karena siswa akan
memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang struktur sosial, konflik dan
perubahan sosial, kebudayaan, nilai-nilai sosial, ketimpangan sosial, serta bagaimana
hal-hal tersebut berkaitan dengan peran dan tanggung jawab sebagai warga negara
yang aktif dan bertanggung jawab.

Catatan: Simpan file dalam bentuk PDF dengan format: NIM_Nama Mahasiswa

Nama : Maryana
NIM : 2303100017

Anda mungkin juga menyukai