ILMU MANTIQ
Oleh:
NW KEMBANG KERANG
i
Abstrak
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah ilmu untuk menyelamatkan akal dari
kesesatan, yaitu ilmu mantiq. Mantiq oleh sebagian kalangan disebut sebagai bapak
segala ilmu. Ini tidaklah berlebihan, mengingat mantiq merupakan formula dan alat
untuk menuju metode berpikir yang benar dan jernih sehingga sampai kepada
kesimpulan yang benar pula.
Dalam Islam, ilmu mantiq mulai dilakukan oleh Al-Farabi, salah satu filsuf
muslim yang sering dinyatakan sebagai Mahaguru kedua dalam ilmu pengetahuan.
Pada masa Al-Farabi ilmu mantiq dipelajari lebih rinci dan dipraktekkan, termasuk
dalam pentasdiqan qadhiyah.
Selain itu, para ulama juga semakin mendalami, menerjemahkan dan mengarang
karya ilmu mantiq. Diantaranya Abdullah Ibn Al-Muqaffa', Yaqub Ibn Ishak Al-Kindi,
Abu Nashr Al-Farabi, Ibn Sina, Abu Hamid Al- Ghazali, Ibn Rusyd Al-Khutubi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kata Mantiq berasal dari bahasa arab yaitu dari kata “Nathaqa” berarti
berfikir,“Naathiqun” berarti orang yang berfikir, “Manthuuqun” berarti yang
difikirkan dan “Manthiiqun” yang bermakna alat berfikir. 2 Mantiq juga di sebut
dengan Logika, berasal dari bahasa Yunani yaitu Logos yang berarti “Kata” atau
“Pikiran yang Benar.3Menurut terminologinya logika adalah ilmu yang mempelajari
pikiran yang dinyatakan dalam bahasa, dan berpikir itu sendiri adalah suatu kegiatan
jiwa untuk mencapai pengetahuan.
Adapun penjelasan lain mengenai ilmu mantiq terdapat beberapa definisi, yaitu
sebagai berikut:
1. Ilmu yang memberikan aturan-aturan berpikir valid, artinya ilmu yang memberikan
prinsip-prinsip yang harus diikuti supaya dapat berpikir valid (menurut aturan yang
sah).4
2. Logika ialah suatu cabang filsafat yang mempelajari asas-asas dan aturan-aturan
penalaran supaya orang dapat memperoleh kesimpulan yang benar. Jelasnya logika
memuat asas-asas dan aturan-aturan yang membantu orang untuk berpikir dengan
benar.
5. Ilmu untuk menggerakkan pikiran kepada jalan yang lurus dalam memperoleh
sesuatu kebenaran.
2 M. Hasan Ali, Ilmu Mantiq Logika, cet., II, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995, hal.1
4 Partap Sing Mehta, Pengantar Logika Tradisionil, Bandung: Bina Cipta, 1980, hal. 11
2
7. Alat yang merupakan undang-undang, dan bila undang-undang ini dipelihara dandi
perhatikannya, maka hati nurani manusia pasti dapat terhindar dari pikiran-pikiran
yang salah.5
8. Ilmu pengetahuan tentang karya-karya akal budi (rasio) untuk membimbing menuju
yang benar.6
5 M. Taib Thahir Abd Mu'in, Ilmu Mantiq (Logika), Jakarta: Widjaya, 1995, hal. 18
3
kepada pengetahuan-pengetahuan yang tidak benar. Maka agar manusia aman dari
kekeliruan dan pengetahuannya selamat dari kesalahan, diperlukan adanya
peraturanperaturan yang memberikan pedoman didalam berpikirnya. Pedoman itu
ialah Ilmu Mantiq. Dengan demikian, maka tujuan mempelajari ilmu mantiq ialah
agar manusia terhindar dari kekeliruan berpikir dan pengetahuannya selamat dari
kesalahan.8
1. Ilmu Manthiq (logika) sebagai ilmu buatan (artifisial) sebagai hasil pengembangan
dari potensi akal, dapat memelihara kemampuan dasar akal yang bersifat potensial
tadi dari pengaruh luar (lingkungan) yang memungkinkan potensi akal tadi ke arah
kesesatan;untuk itu, metodologi berpikir sebagai produk dan terdapat secara inhern
dalam Ilmu Manthiq (logika) turut menjaga dan mengurusnya serta meluruskan
potensi akal dalam mengkaji objek pikirnya.
2. Ilmu Manthiq (logika) yang memuat prinsip-prinsip berpikir benar, baik, dan
tepat,kerangka pikir benar, baik, dan tepat, serta rancang bangun (sitematika) berpikir,
dengan sendirinya, melatih orang berpikir sehingga suatu ketika orang tersebut
berketerampilan mengaplikasikan prinsip, rangka, dam sistematika berpikir dalam
mengkaji objek pikir;lantas setelah begitu itu orang tersebut terbiasa berpikir teoritis
dan praktis: aplikasi - praktris - mekanistik bermanthiq.
3. Ilmu Manthiq (logika) yang memuat format berpikir seperti tashawwur (pengertian),
thasdiq (keputusan), dan istidlal (penuturan) memiliki sisi dinamis sehingga
memungkinkan kepada orang dalam kerangka mempertajam potensi akal
(intelektualitas) secara pengetahuan, kemauan, dan kemampuan berpikir itu sendiri
secara actus. Walhashil, ilmu Mantiq (logika) mengajar manusia menuju kemahiran
8Chaerudji Abdulchalik/Oom Mukarromah, Ilmu Mantiq Undang-undang berpikir valid, Jakarta: penerbitan pada
PT Raja Grafindo Persada : 2013, hal. 3
4
intelektualitas sebagai hasil pengajaran Ilmu Manthiq (logika) tersebut berupa
berpikir ilmiah baik bersifat saintifik, logis-filosofis, mupun mistik-sufistik.
4. Ilmu Manthiq (logika) sebagai ilmu yanag bertolak dari pengembangan potensi
akal;sedangkan akal mencakup akal potentia maupun akal actus, yang keduanya
merupakan alat kerja ruhani yang menjadikan jasmani sebagai jembatan untuk
merealisasikan berpikir di tengah-tengah alam semesta sekaligus berhadapan dengan
diri sendiri dan Allah Swt, maka Ilmu Manthiq (logika) dengan hal berkaitan
dengannya seperti telah disinggung di atas, pada sisi dasar dan fungsinya bagi
manusia sebagai diri sendiri(individu), sosial, dan makhluk Allah Swt, mendidik
manusia dapat berpikir secara universal, sistematis, dan radikal. Ilmu Manthiq (logika)
disebut mendidik ke arah mewujud pribadi yang berpikir secara universal, sistematis,
dan radikal, bahkan total,komprehensif, dan integral, karena Ilmu Manthiq (logika) itu
di samping sebagai alatyang memungkinkan dapat turut mengembangkan manusia ke
arah itu juga sebagai filsafat berpikir. Sedangkan filsafat itu sendiri berpikir universal,
sistematis, dan radikal,yang berfungsi sebagai cara berpikir kritik dan konstruktif.9
5
suatu usaha untuk memahami dirinya sendiri dalam hubungannya dengan alam
semesta sebagai satu kesatuan.10
Dari keterangan di atas jelaslah bahwa sangat urgen mempelajari ilmu mantiq
sebagai undang-undang dan metode-metode berfikir. Karena, berfikir itu merupakan
bagian perintah ajaran agama Islam dan melaksanakan perintah-Nya adalah bernilai
ibadah, berfikir juga ibadah bahkan itu sebagai bukti mensyukuri nikmat dari
AllahTa’ala.
11
Dikutip dari Link Artikel: https/mindset.viva.co.Id/seni/103-Ilmu-mantik-tujuan-kegunaan-dan-
manfaat?page=all Oleh: A Taufiq Arifin
12 Ibid., hal. 4
6
Ilmu mantiq atau logika merupakan suatu cabang pengetahuan yang sangat
penting diketahui oleh manusia untuk memperoleh ilmu atau dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan, baik pengetahuan umum maupun agama, supaya cara berfikir
dalam hal tersebut lurus, tepat dan teliti agar tidak keliru atau salah dalam menyusun
kata-kata, dan tidak salah juga dalam mengambil kesimpulan. Maka, mempelajari
ilmu mantiq sangat besar manfaatnya diantaranya:
Dari keterangan di atas dapat dikatakan bahwa dengan akal, manusia dapat
mengetahui mana yang baik dan buruk, manfaat dan mudharat, serta mana yang benar
dan mana yang salah.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
Daftar Pustaka
Abdul Mu’in, Thaib Thahir . (1966) Cet. I, Ilmu Mantiq (Logika).Jakarta: Wijaya.
Ahmad, M. Idrus .H. (2012) Signifikansi Memahami Logika Dasar . Jurnal Subtantia.
Vol 14 No. 1. Hal. 38-39.
Hasan, M. Ali. (1995) Cet. II, Ilmu Mantiq Logika. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Mehra, Partap Sing. (1980) Pengantar Logika Tradisionil, Bandung : Bina Cipta.