Anda di halaman 1dari 2

Nama : Tri Buana Dewi

NIM : C100180335
HUKUM PERIZINAN KELAS C

RESUME WEBINAR “HUKUM PERIZINAN DAN MASA DEPAN INDUSTRI DI


INDONESIA PASCA UU CIPTA KERJA DALAM PERSPEKTIF NILAI-NILAI
ISLAM”

PEMBICARA 1 : Bapak Junadi Marki, ST,MT.

“Perizinan Industri Pasca Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta


Kerja”

Terdapat penyerdehanaan regulasi UU Cipta Kerja diantaranya yaitu, perizinan


berusaha, dukungan usaha koperasi dan UMKM, serta kemudahan berusaha.
Perizinan usaha sendiri diatur dalam UU Cipta Kerja dalam Pasal 6 dan Pasal 7 ayat
(1) dan ayat (7). Yang mana pasal-pasal tersebut memuat tentang perizinan berusaha berbasis
resiko. Kemudian terdapat reformasi perizinan usaha dala UU Cipta Kerja, yaitu mengenai :
1. Persyaratan dasar perizinan berusaha berbasis resiko
2. Perizinan berusaha untuk menunjang kegiatan usaha (standar usaha/standar produk)
dan pelaksanaan pengawasan.
Proses perizinan kegiatan berusaha ini telah diubah dari berbasis izin ke resiko. Perizinan
berusaha berbasis resiko tersebut diantaranya terdapat beberapa resiko, yaitu :
1. Resiko rendah
2. Resiko menengah rendah
3. Resiko menengah tinggi
4. Resiko tinggi
Menurut PP No.5 Tahun 2021 tentang peyelenggaraan perizinan berusaha berbasis resiko,
merupakan Langkah pertama dari pelaksanaan reformasi perizinan berusaha. Mengubah
konsep dasar dalam menentukan perizinan berusaha dengan tingkat resiko kegiatan usaha
sebagai tolak ukur jenis perizinan berusaha.
Pada saat ini terdapat dukungan usaha koperasi dan UMKM serta terdapat kemudahan
dalam berusaha, yaitu dengan adanya sistem perizinan berusaha bebasis OSS. sistem
perizinan berusaha dengan menggunakan sistem OSS tersebut, sangat memudahkan
pengusaha untuk mendapatkan suatu izin berusaha.

PEMBICARA 2 : Bapak Prof. Dr. Harun, S.H.,M.H

“ Hukum Perizinan Negara Kesejahteraan”

Adanya Negara welfarestate tidak semata-mata lahir dengan sendirinya, tetapi


merupakan bentuk perkembangan pemerintahan, yang semula berupa politicalstate, kemudian
menjadi legalstate, dan yang akhirnya menjadi negara welfarestate. Yang mana diatur dalam
Alinea ke 4 UUD NRI 1945, bahwa suatu negara welfarestate didirikan dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan. Jadi, Setiap produk hukum yang lahir harus mengambil peran
untuk mewujudkan kesejahteraan.
Posisi perizinan dalam negara welfarestate merupakan aktualisasi daripada maksud
dan tujuan peraturan yang mendasar. Jadi lahirnya suatu perizinan harus sesuai dengan
maksud dan tujuan yang mendasar dari suatu peraturan perundang-undangan.
Peran negara dalam mewujudkan kesejahteraan adalah dengan menggunakan
instrument peraturan perundang-undangan serta menggunakan asas umum pemerintahan yang
baik. Peraturan yang dibuat oleh pemerintah harus memberikan kontribusi kepada
masyarakat. Serta negara harus hadir untuk mewujudkan kesejahteraan tersebut, yang mana
penggunaan kekuasaan negara harus sesuai dengan persyaratan, keputusan dan atau Tindakan
dengan berpedoman kepada peraturan perundang-undangan serta menggunakan asas umum
pemerintahan yang baik.

PEMBICARA 3 : Bapak Hatta Syamsuddin,LC.,M.HI.

“Perizinan Usaha Dalam Pandangan Maqoshid Syari’ah”

Peranan negara dalam ekonomi dalam pandangan islam adalah untuk :


1. Menjamin tegaknya etika ekonomi dan bisnis islam dari setiap individu melalui
Pendidikan, dan bila perlu melalui paksaan.
2. Menciptakan iklim yang sehat dalam mekanisme pasar.
3. Mengambil Langkah-langkah positif di bidang produksi dan pembentukan modal,
guna mempercepat pertumbuhan dan menjamin keadilan social.
4. Perbaikan penyediaan sumber-sumber daya dan distribusi pendapatan yang adil, baik
dengan bimbingan, pengaturan, maupun campur tangan langsung dalam proses
penyediaan sumber day aitu dan distribusi pendapatan.
Untuk memastikan kredibilitas para pengusaha telah diatur dalam Qs. An-Nisa ayat 29.
Izin usaha juga terkait kepada kapabilitas, yang mana terinspirasi dalam Qs. An-Nisa ayat 5.
Maka izin usaha dalam suatu negara, pemerintah harus memperhatikan adanya kapabilitas
dan kredibilitas dari seseorang yang akan mendirikan suatu usaha.
Perizinan usaha dalam islam bertujuan untuk menghindarkan mafsadat dan
menghindarkan dari adanya suatu kerugian, maka seseorang yang akan mendirikan suatu
usaha harus memiliki kapabilitas dan kredibilitas tersebut. Izin usaha yang seperti demikian
disebut dengan izin usaha tarkhis. Izin usaha diakui secara maqosidh syari’ah yang mana
bertujuan untuk mendatangkan maslahat dan menjauhkan mafsadat.
Terdapat kalster penyederhanaan suatu perizinan berusaha, yaitu diantaranya adalah:
1. Penerapan perizinan berbasis resiko
2. Kesesuaian tata ruang
3. Persetujuan lingkungan
4. Persetujuan bangunan Gedung dan sertifikat laik fungsi
5. Penataan kewenangan perizinan berusaha, baik dari pusat maupun daerah.

Anda mungkin juga menyukai