RESUME WEBINAR “HUKUM PERIZINAN DAN MASA DEPAN INDUSTRI DI
INDONESIA PASCA UU CIPTA KERJA DALAM PERSPEKTIF NILAI-NILAI ISLAM”
PEMBICARA 1 : Bapak Junadi Marki, ST,MT.
“Perizinan Industri Pasca Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta
Kerja”
Terdapat penyerdehanaan regulasi UU Cipta Kerja diantaranya yaitu, perizinan
berusaha, dukungan usaha koperasi dan UMKM, serta kemudahan berusaha. Perizinan usaha sendiri diatur dalam UU Cipta Kerja dalam Pasal 6 dan Pasal 7 ayat (1) dan ayat (7). Yang mana pasal-pasal tersebut memuat tentang perizinan berusaha berbasis resiko. Kemudian terdapat reformasi perizinan usaha dala UU Cipta Kerja, yaitu mengenai : 1. Persyaratan dasar perizinan berusaha berbasis resiko 2. Perizinan berusaha untuk menunjang kegiatan usaha (standar usaha/standar produk) dan pelaksanaan pengawasan. Proses perizinan kegiatan berusaha ini telah diubah dari berbasis izin ke resiko. Perizinan berusaha berbasis resiko tersebut diantaranya terdapat beberapa resiko, yaitu : 1. Resiko rendah 2. Resiko menengah rendah 3. Resiko menengah tinggi 4. Resiko tinggi Menurut PP No.5 Tahun 2021 tentang peyelenggaraan perizinan berusaha berbasis resiko, merupakan Langkah pertama dari pelaksanaan reformasi perizinan berusaha. Mengubah konsep dasar dalam menentukan perizinan berusaha dengan tingkat resiko kegiatan usaha sebagai tolak ukur jenis perizinan berusaha. Pada saat ini terdapat dukungan usaha koperasi dan UMKM serta terdapat kemudahan dalam berusaha, yaitu dengan adanya sistem perizinan berusaha bebasis OSS. sistem perizinan berusaha dengan menggunakan sistem OSS tersebut, sangat memudahkan pengusaha untuk mendapatkan suatu izin berusaha.
PEMBICARA 2 : Bapak Prof. Dr. Harun, S.H.,M.H
“ Hukum Perizinan Negara Kesejahteraan”
Adanya Negara welfarestate tidak semata-mata lahir dengan sendirinya, tetapi
merupakan bentuk perkembangan pemerintahan, yang semula berupa politicalstate, kemudian menjadi legalstate, dan yang akhirnya menjadi negara welfarestate. Yang mana diatur dalam Alinea ke 4 UUD NRI 1945, bahwa suatu negara welfarestate didirikan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan. Jadi, Setiap produk hukum yang lahir harus mengambil peran untuk mewujudkan kesejahteraan. Posisi perizinan dalam negara welfarestate merupakan aktualisasi daripada maksud dan tujuan peraturan yang mendasar. Jadi lahirnya suatu perizinan harus sesuai dengan maksud dan tujuan yang mendasar dari suatu peraturan perundang-undangan. Peran negara dalam mewujudkan kesejahteraan adalah dengan menggunakan instrument peraturan perundang-undangan serta menggunakan asas umum pemerintahan yang baik. Peraturan yang dibuat oleh pemerintah harus memberikan kontribusi kepada masyarakat. Serta negara harus hadir untuk mewujudkan kesejahteraan tersebut, yang mana penggunaan kekuasaan negara harus sesuai dengan persyaratan, keputusan dan atau Tindakan dengan berpedoman kepada peraturan perundang-undangan serta menggunakan asas umum pemerintahan yang baik.
PEMBICARA 3 : Bapak Hatta Syamsuddin,LC.,M.HI.
“Perizinan Usaha Dalam Pandangan Maqoshid Syari’ah”
Peranan negara dalam ekonomi dalam pandangan islam adalah untuk :
1. Menjamin tegaknya etika ekonomi dan bisnis islam dari setiap individu melalui Pendidikan, dan bila perlu melalui paksaan. 2. Menciptakan iklim yang sehat dalam mekanisme pasar. 3. Mengambil Langkah-langkah positif di bidang produksi dan pembentukan modal, guna mempercepat pertumbuhan dan menjamin keadilan social. 4. Perbaikan penyediaan sumber-sumber daya dan distribusi pendapatan yang adil, baik dengan bimbingan, pengaturan, maupun campur tangan langsung dalam proses penyediaan sumber day aitu dan distribusi pendapatan. Untuk memastikan kredibilitas para pengusaha telah diatur dalam Qs. An-Nisa ayat 29. Izin usaha juga terkait kepada kapabilitas, yang mana terinspirasi dalam Qs. An-Nisa ayat 5. Maka izin usaha dalam suatu negara, pemerintah harus memperhatikan adanya kapabilitas dan kredibilitas dari seseorang yang akan mendirikan suatu usaha. Perizinan usaha dalam islam bertujuan untuk menghindarkan mafsadat dan menghindarkan dari adanya suatu kerugian, maka seseorang yang akan mendirikan suatu usaha harus memiliki kapabilitas dan kredibilitas tersebut. Izin usaha yang seperti demikian disebut dengan izin usaha tarkhis. Izin usaha diakui secara maqosidh syari’ah yang mana bertujuan untuk mendatangkan maslahat dan menjauhkan mafsadat. Terdapat kalster penyederhanaan suatu perizinan berusaha, yaitu diantaranya adalah: 1. Penerapan perizinan berbasis resiko 2. Kesesuaian tata ruang 3. Persetujuan lingkungan 4. Persetujuan bangunan Gedung dan sertifikat laik fungsi 5. Penataan kewenangan perizinan berusaha, baik dari pusat maupun daerah.