BAB I
PENDAHULUAN
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(2𝑀 +𝑚) . 𝑎
𝑔= …………..………………………………………………..(2.2.1)
𝑚
Keterangan :
g = gravitasi (m/s2 )
m = massa benda (kg)
a = percepatan (m/s2 )
Dan kecepatan dan percepatan yang dialami adalah :
𝑣𝑡 = 𝑣0 + 𝑎𝑡 ……………..…………………………………………...…(2.2.2)
1
𝑠 = 𝑣0 𝑡 + 2 𝑎𝑡 2 ………………………..…………………………………(2.2.3)
2𝑠
𝑎 = 𝑡2 …………………….………………………………………….(2.2.4)
Keterangan:
vt = kecepatan benda pada saat t (m/s)
v0 = kecepatan awal benda (m/s)
t = waktu yang ditempuh benda (s)
s = jarak tempuh benda (m)
a = percepatan yang timbul pada benda (m/s2)
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Pesawat atwood ini dipengaruhi oleh gaya-gaya yang konstan. Jika ditinjau dari
gerak partikel yang terkendala pada suatu permukaan bidang, maka diperlukan
adanya gaya tertentu yakni gaya konstrain yang berperan mempertahankan kontak
antara partikel dengan permukaan bidang (Elias et al., 2022).
Jika gaya pada sistem gerak sulit untuk diketahui maka dapat ditinjau pesawat
Atwood dengan persamaan Lagrange. Persamaan Lagrange ini meninjau system
dari segi sumber dari segi energi total, yakni energi kinetik dan energi potensial.
Persamaan Lagrange ini dapat merumuskan sistem gerak pesawat atwood dengan
jelas.
Persamaan pesawat Atwood yang dicari dengan hukum Newton hasilnya sama
jika kalau di cari dengan menggunakan persamaan Eular-Lagrange. Persamaan
Eular-Lagrange dapat merumuskan sebuah persamaan dinamika sistem yang lebih
kompleks dengan jelas tanpa harus menginventarisai gaya pada sebuah sistem
gerak tersebut Kinematik adalah ilmu yang mempelajari gerak dengan
memperhitungkan gaya-gaya penyebab dan gaya interaksi (benda dengan tempat
benda bergerak rumusnya gaya gesek bila ada).
kalian menjadi berubah, bukti nyata bahwa sebuah gaya bekerja padanya.
Kalian bisa melihat sisi meja menekan tangan kalian. Mungkin kalian bahkan
bisa merasakan bahwa meja tersebut memberikan gaya pada tangan kalian;
rasanya sakit! Makin kuat kalian mendorong meja itu, makin kuat pula meja
tersebut mendorong balik. Perhatikan bahwa kalian hanya merasakan gaya
yang diberikan pada kalian, bukan gaya yang kalian berikan pada benda-
benda lain (Jonifan et al., 2019).
2.3 Gaya
Gaya merupakan salah satu bagian dari materi dalam ilmu fisika dasar. Satuan
simbol yang akan digunakan didalam rumus gaya sudah ditentukan oleh hukum
fisika. Didalam ilmu fisika, gaya adalah tarikan atau dorongan. Gaya dapat
menggerakan benda bebas atau benda yang tidak terikat. Selain itu, pengertian
gaya didalam ilmu ilmu fisika adalah sebuah besaran yang memiliki besar dan arah
tertentu. Gaya adalah sebuah interaksi yang bila bekerja sendiri akan menyebabkan
suatu perubahan keadaan gerak benda. Seperti pergerakan tubuh, memindahkan
barang sampai melakukan sebuah pekerjaan. Dapat dikatakan bahwa gaya adalah
sesuatu yang selalu mengiringi aktivitas manusia. Besar gaya dapat diukur dengan
alat yang disebut dynamometer. Satuan gaya dinyatakan dalam Newton (N). gaya
dapat memengaruhi gerak dan bentuk benda (Dara, 2024).
Gaya adalah sebuah interaksi yang bila bekerja sendiri akan menyebabkan suatu
perubahan keadaan gerak benda. Gaya juga dapat diartikan sebagai suatu tarikan
atau dorongan yang dikerahkan sebuah benda terhadap benda lain biasanya juga
bias dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Dimana didapatkan persamaan yang terdapat
dalam gaya yaitu berikut ini:
F = m × a …………..…………..………………………………..……….(2.2.8)
Keterangan :
F = Gaya ( N )
m = Massa benda (kg)
a = Percepatan (m/s).
2.3.1 Macam-Macam Gaya
Dilihat dari prosesnya gaya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
1. Gaya sentuh
Gaya sentuh yaitu gaya yang disebabkan oleh adanya persentuhan dua
benda. Yang termasuk gaya sentuh adalah gaya otot, gaya mesin, gaya
gesek, dan gaya pegas. Contoh gaya sentuh yaitu, kereta bergerak karena
ada gaya mesin yang bekerja pada kereta, anak panah dapat melesat
karena ada gaya pegas atau elastis pada anak panah, gerobak dapat
bergerak karena gaya otot.
2. Gaya tak sentuh
Gaya tak sentuh yaitu gaya yang terjadi tanpa adanya persentuhan
antara dua benda. Yang termasuk dalam gaya ini adalah gaya magnet,
gaya gravitasi, dan gaya listrik. Contoh gaya tak sentuh, gaya gravitasi
menarik peloncat bugge jumping ke bawah, gaya magnet menarik besi
menempel pada magnet.
Dilihat dari sumbernya, macam-macam gaya adalah sebagai berikut :
1. Gaya gravitasi
Gaya gravitasi atau gaya tarik bumi merupakan gaya tarik yang
dialami suatu benda terhadap pusat bumi. Semakin besar massa kedua
benda maka semakin dekat jarak antara kedua benda. Bola yang dilempar
keatas akan kembali jatuh ke permukaan bumi. Ini menandakan adanya
gaya gravitasi. Faktor-faktor yang memengaruhinya antara lain : berat,
ukuran, bentuk, dan ketinggian.
Manfaat-manfaat gaya gravitasi adalah sebagai berikut :
a. Benda yang dilempar keatas dari permukaan bumi akan kembali ke
permukaan bumi.
b. Benda yang ada dipermukaan bumi tetap pada tempat-nya.
c. Untuk olahraga dan juga hiburan, seperti terjun payung dll.
2. Gaya gesek
Gaya gesek adalah gaya yang timbul akibat gesekan dua permukaan
benda yang bersentuhan. Salah satu contoh gaya gesek yaitu gesekan
antara kaki dan lantai. Gaya gesek bisa terjadi disemua zat baik itu zat
padat, cair, dan gas. Manfaat gaya gesek sebagai berikut :
a. Membantu benda bergerak tanpa tergelincir.
b. Menghentikan benda yang sedang bergerak.
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
3. Gaya magnet
Gaya magnet adalah gaya yang ditimbulkan oleh magnet. Magnet
memiliki dua kutub utara (U) dan kutub selatan (S). jika keduannya
disatukan maka akan terjadi gaya tarik menarik. Sebaliknya, jika kutub
yang sama didekatkan maka akan menimbulkan gaya tolak menolak. Alat
alat yang memanfaatkan gaya magnet adalah sebagai berikut :
a. Bel listrik untuk menggerakkan pemukul lonceng.
b. Kompas sebagai penunjuk arah utara-selatan.
c. Dinamo sepeda dan generator untuk membangkitkan tenaga listrik.
4. Gaya pegas
Gaya pegas merupakan gaya yang terjadi karena kekuatan yang
dihasilkan oleh gaya pegas (benda elastis). Contohnya seperti pada
kondisi pegas ditarik atau ditekan kemudian dapat kembali ke bentuk
semula setelah gaya diberhentikan. Contoh lainnya permainan ketapel,
karena keelastisan karet yang ditarik, ketika dilepaskan mengakibatkan
gaya dorong yang kuat bagi batu untuk terlempar jauh.
5. Gaya listrik
Gaya listrik adalah gaya yang dimilki oleh suatu benda yang memiliki
muatan arus listrik untuk menarik atau menggerakkan benda. Sebagai
contoh bergeraknya kipas angin karena adanya energi/gaya listrik yang
dialirkan kepadanya.
6. Gaya otot
Gaya otot adalah tarikan atau dorongan yang disebabkan oleh kerja
otot. Sebagai contoh ketika kita sedang menendang bola maka
mengerahkan gaya otot pada kaki kita (Dara, 2024).
2.4 Percepatan
Di dalam kehidupan sehari-hari, sangatlah sulit kita jumpai sebuah benda yang
bergerak dengan kecepatan konstan. Dalam fisika, percepatan atau akselerasi
adalah perubahan kecepatan dalam satuan waktu tertentu. Pasti benda akan
mengalami perlambatan atau penambahan kecepatan (dipercepat) dalam selang
waktu tertentu. Perubahan kecepatan dalam selang waktu tertentu inilah kemudian
kita namakan sebagai percepatan.
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Δ𝑣 𝑣2 −𝑣1
𝑎= = …………….……………………..……………..…(2.2.9)
Δ𝑡 𝑡2 −𝑡1
Keterangan:
a = Percepatan rata-rata (m/s2 )
Δv = Perubahan kecepatan (m/s)
Δt = Selang waktu (s)
𝑣1 = Kecepatan awal (m/s)
v2 = Kecepatan akhir (m/s)
t1 = Waktu awal (s)
t2 = Waktu akhir (s)
Percepatan juga termasuk besaran vektor, tetapi untuk gerak satu dimensi
kita hanya perlu menggunakan tanda positif (+) atau negatif (-) untuk
menunjukkan arah relatif terhadap sistem koordinat yang dipakai.
2.4.2 Percepatan Sesaat
Percepatan sesaat adalah perubahan kecepatan dalam waktu yang sangat
singkat atau limit dari percepatan rata-rata per interval waktu yang sangat
kecil. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
Δ𝑣
𝑎= ……………………………....……………………..……..(2.2.10)
Δ𝑡
Keterangan :
a = Percepatan rata-rata (m/s2 )
Δv = Perubahan kecepatan (m/s) (dengan Δv sangat kecil)
Δt = Selang waktu (s)
Percepatan sesaat dapat didefinisikan sebagai percepatan rata-rata pada
limit Δt yang menjadi sangat kecil, mendekati nol. Percepatan sesaat (a)
untuk satu dimensi dapat dituliskan sebagai berikut :
Δ𝑣
𝑎 = lim ……………...………………………..………………(2.2.11)
Δt →0 Δ𝑡
Keterangan :
a = Percepatan rata-rata (m/s2 )
Δv = Perubahan kecepatan (m/s)
Δt = Selang waktu (s)
Dalam hal ini Δv menyatakan perubahan yang sangat kecil pada kecepatan
selama selang waktu Δt yang sangat pendek. Perhatikan dengan teliti bahwa
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Keterangan :
v = Kecepatan (m/s)
s = Jarak tempuh (m)
t = Waktu tempuh (s)
2.5.1 Kecepatan Rata-Rata dan Kelajuan Rata-Rata
Kecepatan rata-rata (v) didefiniskan sebagai perpindahan yang ditempuh
terhadap waktu. Jika suatu benda bergerak sepanjang sumbu-x dan posisinya
dinyatakan dengan koordinat-x. Secara matematis persamaan kecepatan
rata-rata dapat ditulis sebagai berikut:
Δ𝑥
𝑣 = ……………….…..………………………………………(2.2.13)
Δ𝑡
Keterangan :
v = Kecepatan rata-rata (m/s)
Δ𝑥 = x akhir = perpindahan
Δ𝑡 = Perubahan waktu (s)
2.5.1 Kecepatan Sesaat
Kecepatan sesaat merupakan kecepatan benda pada saat tertentu.
Kecepatan inilah yang ditunjukkan pada jarum speedometer. Kecepatan
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
sesaat pada waktu tertentu adalah kecepatan rata-rata selama selang waktu
yang sangat kecil mendekati nol (Setyawan, 2019).
Kecepatan sesaat merupakan turunan posisi terhadap waktu. Kecepatan
sesaat dinyatakan oleh persamaan :
Δ𝑠
𝑣 = lim ………...……………..………………………………(2.2.14)
Δt →0 Δ𝑡
Keterangan :
v = Kecepatan sesaat (m/s)
Δ𝑠 = Perubahan posisi
Δ𝑡 = Perubahan waktu
Dalam konteks yang lebih sederhana, dapat dituliskan sebagai :
𝑑𝑠
𝑣= ..……………..……………..……………………………..(2.2.15)
𝑑𝑡
Keterangan :
v = Kecepataan sesaat (m/s)
𝑑𝑠 = Perubahan posisi yang sangat kecil
𝑑𝑡 = Perubahan waktu yang sangan kecil
Gerak lurus merupakan suatu gerak dari suatu obyek yang memiliki lintasan
berupa garis lurus. Jenis gerak ini biasa disebut juga sebagai suatu gerak translasi
beraturan. Dalam jangka waktu yang bersamaan terjadi perpindahan dengan
jumlah nilai besaran yang sama. Gerak lurus ini juga dapat dikelompokkan menjadi
dua yang pertama adalah gerak lurus beraturan dan yang kedua adalah gerak lurus
berubah beraturan yang dimana dibedakan dengan cara mengetahui ada tidaknya
nilai percepatan.
Gerak Lurus adalah gerak satu dimensi yang paling sederhana. Di mana suatu
benda bergerak dari satu titik menuju suatu arah dengan kecepatan dan jarak
tempuh tertentu. Gerak lurus disebut juga sebagai gerak linear. Sebagai vektor,
gerak lurus digambarkan berupa garis lurus dengan panah yang menunjuk satu arah
yang dituju. Inilah alasan mengapa gerak ini dinamakan gerak lurus. semakin besar
pula nilai kecepatanya, dan begitupun dengan sebaliknya.
Nilai-nilai perpindahan yang dapat ditentukan menjadi faktor penentu laju
kereta dinamika, konsepsi tentang perpindahan yang bernilai dekat dan jauh akan
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
berpengaruh pada waktu laju kereta dinamika tersebut. Faktor perpindahan yang
berpengaruh terhadap waktu pada Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus
Berubah Beraturan (GLBB). Kereta dinamika yang dipasang pada rel dengan jarak
yang telah ditentukan, akan digerakkan atau melaju dari titik awal sampai pada
titik yang ditentukan, mengukur waktu menggunakan stopwatch. Dari nilai
perpindahan yang telah ditentukan dengan melakukan percobaan yang dibutuhkan,
maka akan tercatat nilai waktu-waktu tersebut. Hal ini akan menunjukan grafik
hubungan antara perpindaha terhadap waktu pada Gerak Lurus Beraturan (GLB)
dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Pada Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB), rel kereta dinamika yang disanggakan pada batang statif akan
diletakkan dengan sudut tertentu terhadap bidang horizontal.
Gerak lurus adalah gerak suatu objek yang lintasannya berupa garis lurus. Jenis
garis lurus disebut juga sebagai suatu translasi beraturan. Saat bergerak, objek akan
mengalami perubahan jarak dan mengalami perubahan posisi. Dapat pula jenis
gerak ini disebut juga sebagai suatu translasi yang beraturan dimana biasanya
dalam rentang waktu yang sama terjadi perpindahan yang sama besanya. Gerak
lurus dapat juga di kelompokan menjadi gerak lurus berubah berturan yang di
bedakan dengan tanpa percepatan. Dalam peristiwa gerak pada pesawat Atwood
ini gerak di bagi menjadi dua jenis yaitu Gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak
lurus berubah beraturan (GLBB) (Maftukhin & Kurniawan, n.d.).
2.6.1 Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak Lurus Beraturan adalah gerak suatu benda pada lintasan yang lurus
dimana pada setiap selang waktu yang sama, benda tersebut menempuh jarak
yang sama (gerak suatu benda pada lintasan yang lurus dengan kelajuan
tetap).
GLB atau gerak lurus beraturan adalah sebuah keadaan dimana sebuah
benda bergerak dalam kecepatan yang tetap atau konstan. Gerak lurus yang
beraturan ini bermula dari sebuah gerak. Gerak sendiri memiliki pengertian
“perubahan posisi objek dari titik awal ke tujuan”.
Pada gerak lurus beraturan, benda menempuh jarak yang sama dalam
selang waktu yang sama pula. Sebagai contoh, mobil yang melaju menempuh
jarak 2 meter dalam waktu 1 detik, maka satu detik berikutnya menempuh
jarak dua meter lagi, begitu seterusnya. Dengan kata lain, perbandingan jarak
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Keterangan :
s = Jarak (m)
v = Kecepatan (m/s)
t = Waktu (s)
Jika benda memiliki jarak tertentu terhadap acuan, maka:
𝑠 = 𝑠0 + 𝑣. 𝑡 …….……...……………………………………..…..(2.2.17)
Keterangan :
s = Posisi akhir (m)
s0 = Posisi awal (m)
v = Kecepatan (m/s)
t = Waktu (s)
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Hubungan antara jarak tempuh (s) terhadap waktu tempuh (t) dari sebuah
benda yang akan melakukan gerak lurus beraturan tersebut grafik linear atau
berupa garis lurus dengan (tan) sudut kemiringan grafik dan menunjukkan
wilayah nilai kecepatan benda serta semakin curam kemiringan grafik,
semakin besar pula nilai kecepatanya. Dan begitupun dengan sebaliknya.
Itulah hubungan antara ketiganya, yang saling berkaitan dan tidak dapat
dihilangka dari hubungan tersebut.
2.6.2 Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda pada lintasan
lurus dengan kecepatannya berubah secara teratur tiap detik. Kamu tentunya
masih ingat bahwa perubahan kecepatan tiap detik adalah percepatan.
Dengan demikian, pada GLBB benda mengalami percepatan secara teratur
atau tetap.
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah Gerak benda dalam
lintasan garis lurus dengan percepatan tetap. Gerak Lurus Berubah Beraturan
(GLBB) adalah salah satu gerak dalam fisika yang lintasannya berupa garis
lurus yang kecepatannya berubah secara konstan terhadap waktu sehingga
menimbulkan adanya perubahan kecepatan (percepatan atau perlambatan)
yang tetap. Jadi, ciri umum GLBB adalah bahwa dari waktu ke waktu
kecepatan benda berubah, semakin lama semakin cepat, dengan kata lain
gerak benda dipercepat, namun demikian, GLBB juga berarti bahwa dari
waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin lambat hingga berhenti.
Banyak sekali contoh dari gerak lurus brubah beratuan ini, misalnya suatu
mobil yang dipercepat, gerak benda pada bidang miring, gerak jatuhnya
benda (disebut gerak jatuh bebas) dan gerak pesawat terbang ketika akan
tinggal landas atatu ketika akan mendarat. Contoh sehari-hari GLBB
dipercepat adalah peristiwa jatuh bebas. Benda jatuh dari ketinggian tertentu
di atas. Semakin lama benda bergerak semakin cepat. Gerak jatuh bebas
adalah gerak sebuah benda yang jatuh dari suatu ketinggian tertentu karena
gerak ini bebas dari adanya gaya dorong. Variasi dari gerak ini adalah gerak
jatuh dipercepat dan gerak peluru.
Hubungan antara besar kecepatan (v) dengan waktu (t) pada gerak lurus
berubah beraturan (GLBB) ditunjukkan pada grafik di bawah ini :
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
a = Percepatan (m/s2 )
v0 = Kecepatan awal (m/s)
t = Selang waktu (s)
Untuk mentukan jarak yang di tambah setelah t detik sebagai berikut:
1
𝑠 = 𝑣0 . 𝑡 + 2 𝑎. 𝑡 2 …………………………………………..…….(2.2.19)
Keterangan :
s = Jarak yang ditempuh (m)
v0 = Kecepatan awal (m/s)
t = Selang waktu (s)
a = Percepatan (m/s2 )
Bila dua persamaan GLBB diatas kita gabungkan, maka akan didapatkan
persamaan GLBB yang ketiga, yaitu :
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
𝑣𝑡 2 = 2. 𝑎. 𝑠 + 𝑣0 2 ……………………………………..……..…(2.2.20)
Keterangan :
vt = Kecepatan akhir (m/s)
a = Percepatan (m/s2 )
s = Jarak yang ditempuh (m)
v0 = Kecepatan awal (m/s)
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
maka dapat dipastikan bahwa setiap benda pasti juga memiliki momen inersia
yang besarnya tergantung dari jarak pusat massa ke sumbu putar. Namun pusat
massa setiap benda tidaklah sama meskipun memiliki bentuk fisik yang hampir
sama seperti bola pejal dengan bola berongga, sehingga momen inersia antara bola
pejal dengan bola berongga jugalah tidak sama. Untuk mencari momen inersia
benda yang memiliki bentuk atau wujud tertentu seperti silinder pejal, bola dan
lain-lain sangatlah mudah. Lama dari putaran gasing atau yoyo ini bergantung
pada diameter, kecepatan rotasi, massa, dan momen inersia. Jadi, momen inersia
adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berputar pada porosnya. Semakin
jauh posisi massa benda ke pusat rotasinya semakin besar momen inersia benda
tersebut. Dengan mempelajari momen inersia kita dapat membuat putaran gasing
bertahan lebih lama dan efisien, begitu pula dengan alat-alat atau mesin yang
mempunyai prinsip yang sama (Ainni, n.d.).
Definisi sederhana momen inersia (terhadap sumbu rotasi tertentu) dari
sembarang objek, baik massa titik atau struktur tiga dimensi, diberikan oleh
rumus:
𝐼 = ∫ 𝑟 2 𝑑𝑚 ………………….…..……………………………………..(2.2.21)
Keterangan :
I = Momen Inersia (kg/m2 )
r = Jarak dari elemen ke massa dm ke sumbu rotasi (m)
dm = Elemen massa kecil (kg)
Contoh penerapan momen inersia yaitu, Sentrifugasi dalam melakukan
pemisahan campuran bahan kimia. Mesin sentrifugasi memanfaatkan momen
inersia dari kesetimbangan antara tabung sentrifugasi untuk memisahkan
campuran bahan kimia, karena jika tidak setimbang, maka akan terjadi sesuatu
yang tidak diinginkan seperti getaran berlebih pada mesin yang bisa berakibat
pada pecahnya tabung yang lain.
Contoh lainnya yaitu, Jaw Crusher pada industri sendiri dipakai secara luas
pada industri pertambangan, industri metal, konstruksi, pembangunan jalan tol,
pembangunan rel kereta dan industri kimia. Jaw Crusher bekerja mengandalkan
kekuatan motor. Melalui roda motor, poros eksentrik digerakkan oleh sabuk
segitiga dan slot wheel untuk membuat jaw plate bergerak seirama.
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1.1 Alat
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
BAB IV
DATA PENGAMATAN
4.1 Tabel Pengamatan
XBC XBA 1 2 3 1 2 3
1. 0,6 0,4 1,53 1,54 1,55 0,51 0,52 0,53 Ms = 0,0153 kg
(Nahda Tunnisa)
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
BAB V
PENGOLAHAN DATA
Tbc
5.1 Menentukan Σ 𝒏
Tbc T1+T2+T3
Tbc = 𝛴 =
n n
Tbc1+Tbc2+Tbc3
Tbc1 = n
1,53+1,54+1,55
Tbc1 = 3
= 1,54 s
Tbc1+Tbc2+Tbc3
Tbc2 = n
1,18+1,19+1,20
Tbc2 = 3
3,57
= 3
= 1,19 s
Tba
5.2 Menentukan Σ 𝒏
Tba T1+T2+T3
Tba = 𝛴 =
n n
Tba1+Tba2+Tba3
Tba1 = n
0,51+0,52+0,53
Tba1 = 3
1,56
= 3
= 0,52 s
Tba1+Tba2+Tba3
Tba2 = n
1,23+1,24+1,25
Tba2 = 3
3,72
= 3
= 1,24 s
5.3 Persamaan benda dan percepatan gravitasi
2 (Xbc + Xba)
𝑎𝑛 = (𝑇𝑏𝑐 2 + 2.𝑇𝑏𝑐 . 𝑇𝑏𝑎)
2 (0,6 + 0,4)
𝑎1 = 1,542 + 2 . 1,54 . 0,52
2
= 2,371+1,601
2
= 3,972
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
= 0,50 m/s2
2 (0,3+0,7)
𝑎2 = 1,192+ 2 . 1,19 . 1,24
2
= 1,416+2,951
2
= 4,367
= 0,45 m/s2
(ms+mb) 𝑎𝑛
𝑔𝑛 = 𝑚𝑏
(0,0153+0,0116) 𝑥 0,0503
𝑔1 = 0,0116
0,021
= 0,0116
= 1,81 m/s2
(0,0513+0,0116) 𝑥 0,457
𝑔2 = 0,0116
0,020
= 0,0116
= 1,72 m/s2
5.4 Teori Ketidakpastian
Untuk percepatan
𝑋𝑏𝑎2
a = 2𝑋𝑏𝑐+ 𝑇𝑏𝑎2
0,42
a = 2 ( 0,06 )𝑥 0,51
0,16
= 1,2 𝑥 0,51
0,16
= 0,068
= 2,35 m/s2
δa δa 2 δa
Δa =√( )2 + (ΔXba)2 + ( ) + (ΔXbc)2 + ( )2 + (ΔTba)2
δXba δXbc δTba
δa 𝑋𝑏𝑎2
(δXba )2 = 2𝑋𝑏𝑐+ 𝑇𝑏𝑎2
Dimana :
u = (Xba)2 u’ = 2Xba
v = 2Xbc . Tba2 v’ = 0
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
δa 𝑢′ .𝑣−𝑢 .𝑣′
(δXba )2 = 𝑣2
2𝑋𝑏𝑎−𝑋𝑏𝑐 2 . 0
= 2𝑋𝑏𝑐+ 𝑇𝑏𝑎2
2 (0,4)−(0,6)2 . 0
= 2.0,6 . 0,512
0,8
=
0,312
= 2,56 m/s2
1
ΔXba = 2 x skala terkecil
1
= 2 x 0,001
= 0,0005 m/s2
δa 𝑋𝑏𝑎2
(δXbc )2 = 2𝑋𝑏𝑐+ 𝑇𝑏𝑎2
0,42
= 2 ( 0,03 )𝑥 0,51
0,16
= 0,06 𝑥 0,51
0,16
= 0,030
= 0,53 m/s2
Dimana :
u = Xba2 u’ = 0
δa 𝑢′ .𝑣−𝑢 .𝑣′
(δXbc )2 = 𝑣2
−0,052
= 0,024
= -2,16 m/s2
1
ΔXbc = 2 x skala terkecil
1
= 2 x 0,001
= 0,0005 m/s2
δa 𝑋𝑏𝑎2
(δTba )2 = 2𝑋𝑏𝑐+ 𝑇𝑏𝑎2
Dimana :
u = Xba2 u’ = 0
δa 𝑢′ .𝑣−𝑢.𝑣′
(δTba )2 = 𝑣2
0,979
=
0,306
= 3,19 m/s2
0,0001 + 0 + 0,0001
=√ 6
0,014
=√ 6
= 0,04 m/s2
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
δa δa δa
Δa =√( δXba )2 + (ΔXba)2 + ( δXbc)2 x (ΔXbc)2 + ( δTba )2 x (ΔTba)2
= 11,27 m/s2
Δ
KR = 2 (Δa+a ) 𝑥 100 %
11,273
= 2 ( 11,273+2,352 ) 𝑥 100 %
= 0,41 %
KB = 100 % - 0,413 %
= 99, 58 %
Untuk Gravitasi
( 𝑚𝑠+𝑚𝑏 )𝑎
g = (𝑚𝑏)
( 0,0153+0,0116 )
= (0,0116 )
= 5,27 m/s2
δg 2 δg 2 δg
Δg =√( ) + (Δms)2 + ( ) x (Δmb)2 + ( )2 x (Δa)2
δms δmb δa
δg ( 𝑚𝑠+𝑚𝑏 )𝑎
( δms )2 = (𝑚𝑏)
Dimana :
u = ( ms + mb ) a u’ = a
v = mb v’ = 0
δg 𝑢’ .𝑣− 𝑢’ .𝑣’
( δms )2 = 𝑣2
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
𝑎 ( 𝑚𝑏+𝑚𝑠 )𝑎.0
= (𝑚𝑏)2
𝑎
= (𝑚𝑏)
2,352
= 0,0116
= 202,75 m/s2
1
Δms = 2 x skala terkecil
1
= 2 x 0,001
= 0,0005 m/s2
δg (𝑚𝑠+𝑚𝑏 )𝑎
(δmb )2 = (𝑚𝑏)
Dimana :
u = ( ms + mb ) u’ = a
v = mb v’ = 1
δg (𝑚𝑠+𝑚𝑏 )𝑎
(δmb )2 = (𝑚𝑏)
2,352−(0,0153+0,0116 )2,352
= 0,0116
2,352−0,063
= 0,0116
2,289
= 0,0116
= 197,32 m/s2
1
Δmb = 2 x skala terkecil
1
= 2 x 0,001
= 0,0005 m/s2
δg (𝑚𝑠+𝑚𝑏 )𝑎
(δa ) = (𝑚𝑏)
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Dimana :
u = ( ms + mb )a u’ = ( ms + mb )
v = mb v’ = 0
δg 𝑢’ .𝑣− 𝑢 .𝑣’
(δa ) = 𝑣2
𝑚𝑠+𝑚𝑏
= 𝑚𝑏
0,0153+0,0116
= 0,0116
2,206
= 0,0116
= 2,24 m/s2
0,0001
=√ 2
= 0,01 m/s2
δg δg δg
Δg =√( δms )2 + (Δms)2 + ( δmb)2 x (Δmb)2 + ( δa )2 x (Δa)2
= 80053,77 m/s2
Δ
KR = 2 (Δa+a ) 𝑥 100 %
0,015
= 2 ( 0,015+2,352 ) 𝑥 100 %
= 0,0031 %
KB = 100 % - 0,00316857 %
= 99, 99 %
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
BAB VI
ANALISIS PENGOLAHAN DATA
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
ب َل يَ ْعلَم َها ا َِل ه َو ۗ َويَ ْع َلم َما فِى ْالبَ ِر َوا ْلبَ ْح ِر ۗ َو َما تَسْقط مِ ْن َو َرقَة ا َِل يَ ْعلَم َها َو َل
ِ َو ِع ْندَه َمفَا تِح ْالغَ ْي
طب َو َل َيا ِبس ا َِل فِ ْي ِك ٰتب ُّم ِبيْن ْ ض َو َل َر ِ ال ْر َْ ت ِ َٰحبَة فِ ْي ظلم
"Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui
selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai
daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam
kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak
tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Al-An'am 6:59)
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt.3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
DAFTAR PUSTAKA
PESAWAT ATWOOD
KLP.1B/FREK.2/TEKNIK INDUSTRI