Anda di halaman 1dari 26

Kesulitan

Belajar
Menulis
Medina H. Iredifa - 2232039
Table of contents
01 02
Hakikat Kesulitan
Menulis Belajar Menulis

03 04
Asesmen Pengajaran
Remedial Menulis
01
Hakikat
Menulis
Definisi menulis
1. Menulis merupakan salah satu komponen sistem komunikasi.
2. Menulis menggambarkan pikiran, perasaan, dan ide ke dalam
bentuk lambang-lambang bahasa grafis.
3. Menulis dilakukan untuk keperluan mencatat dan komunikasi.
Poin Penting dalam Menulis

1. Proses belajar menulis berkaitan erat dengan proses belajar berbicara dan
membaca.
2. Proses belajar menulis merupakan suatu proses neurofisiologis yang melibatkan
semua bagian otak.
3. Dalam menulis terjadi suatu aktivitas yang didukung oleh beberapa indra; dan
anak harus mampu mentransfer dan mengintegrasikan antara kemampuan
visual, auditori, kenistesis, maupun berpikir.
4. Pelajaran menulis mencakup (1) menulis dengan tangan, (2) mengeja, dan (3)
menulis ekspresif.
Kesulitan
02 Belajar
Menulis
a. Menulis dengan Tangan atau Menulis
Permulaan

1. Menurut Lenner (1985:204) ada beberapa faktor yang mempengaruhi


kemampuan anak untuk menulis, (1) motorik, (2) perilaku, (3) persepsi, (4)
memori, (5) kemampuan melaksanakan cross modal, (6) penggunaan tangan
yang dominan, dan (7) kemampuan memahami instruksi.
2. Kesulitan belajar menulis disebut disgrafia dan kesulitan belajar menulis yang
berat disebut agrafia.
Kesulitan
belajar
menulis
sering
terkait
dengan cara
memegang
pensil.
Hingga saat ini ada dua pendapat tentang bentuk
tulisan yang harus dipelajari pada awal anak belajar.

Alasan anak harus menulis huruf Alasan anak harus belajar menulis
cetak terlebih dahulu: huruf sambung terlebih dahulu:
1. Huruf cetak lebih mudah 1. Memudahkan anak unttuk
dipelajari mengenal jata-kata sebagai
2. Buku- buku banyak suatu kesatuan
menggunakan huruf cetak 2. Tidak memungkinkan untuk anak
3. Lebih mudah dibaca menulis terbalik
4. Digunakan dalam kegiatan 3. Menulis dengan huruf sambung
sehari-hari yang lebih umum lebuh cepat
5. Lebih mudah dieja
b. Mengeja

1. Menurut Mann, Suiter, dan McClung (1979:191), mengeja kata-kata terpisah


(isolated words) tanpa makna dapat memberikan pemahaman kepada anak
tentang struktur bahasa.
2. Menurut Lenner (1985:406) ada dua cara untuk mengajarkan mengeja, (1)
mengeja melalui pendekatan linguistik dan (2) mengeja melalui pendakatan kata-
kata.
3. Kesulitan mengeja dapat terjadi jika anak tidak memiliki memori yang baik
tentang huruf-huruf.
4. Gangguan perspesi visual yang dapat menyebabkan anak sukar membedakan
huruf-huruf yang bentuknya hampir sama.
5. Anak mampu mengeja huruf-huruf dalam suatu kata namun tidak mampu
membaca rangkaian huruf yang membentuk kata.
c. Menulis Ekspresif

1. Menurut Roit dan McKenzie dalam Lovitt (1989) ada tiga alasan yang
menyebabkan kesulitan menulis ekspresif, yaitu:
• Meskipun pendekatan analisis tugas mungkin sudah seusai untuk
pengajaran matematika dan mungkin juga untuk membaca, pendekatan ini
tidak sesuai untuk mengembangkan kemampuan menulis.
• Meskipun anak memperoleh banyak latihan tentang elemen-elemen
menulis mereka tidak memperoleh kesempatan yang cukup untuk menulis
ekspresif.
• Karena anak kesulitan belajar kurang memiliki keterampilan metakognitif
bila dibandingkan dengan anak yang tidak berkesulitan belajar.
c. Menulis Ekspresif

2. Berdasarkan pada tiga alasan sebelumnya, Roit dan McKenzie mengemukakan


tiga saran dalam menyusun program pengajaran menulis ekspresif, yaitu:
• Guru harus sensitif terhadap akibat sikap negatif anak berkesulitan belajar
terhadap menulis.
• Guru harus menyusun suatu jadwal menulis dalam situasi dan konteks yang
bervariasi.
• Guru harus menggunakan aktivitas yang berorientasi pada upaya
pengembangan rasa ingin tahu, semangat, prediksi, dan sebagainya.
c. Menulis Ekspresif

3. Dalam menyusun rancangan pengajaran menulis ekspresif bagi anak


berkesulitan belajar maupun yang tidak berkesulitan belajar, Hansen dalam
Lovitt (1989:251) menyarankan agar mencakup:
• Menulis perintah dan pemberitahuan
• Menulis laporan tentang artikel atau cerita
• Merangkum bacaan, pembicaraan, laporan tertulis, atau diskusi kelas
• Menulis pengalaman pribadi
• Menulis karangan imajinatif
• Mengulis surat untuk tujuan sosial dan bisnis
• Menulis untuk majalah atau koran sekolah
• Menulis untuk mengorganisasikan dan mengembangkan ide
• Menulis peringatan untuk diri sendiri dan orang lain
03
Asesmen
a. Asesmen Kesulitan
Menulis dengan Tangan

1. Menulis dari kiri ke kanan


2. Memegang pensil dengan benar
3. Menulis nama panggilannya sendiri
4. Menulis huruf-huruf
5. Menyalin kata-kata dari papan tulis ke buku atau
kertas
6. Menulis dengan garis yang tepat
b. Asesmen Kesulitan Mengeja

1. Pengurangan huruf
2. Mencerminkan dialek
3. Mencerminkan kesalahan ucap
4. Pembalikan huruf dalam kata
5. Pembalikan konsonan
6. Pembalikan konsonan atau vokal
7. Pembalikan suku kata
c. Asesmen Kesulitan Menulis Ekspresif

1. Panjang karangan
2. Ejaan, tanda baca, dan tata bahasa
3. Kematangan dan keabstrakan tema
4. Bentuk tulisan dan huruf
5. Panjang kalimat dan perkembangan perbendaharaan kata

Poteet dalam Lovitt (1989:255) juga mengembangkan instrument asesmen


kemampuan menulis ekspresi yang mencakup (1) keindahan tulisan, (2) ejaan, (3) tata
bahasa, dan (4) ideasi.
04
Pengajaran
Remedial
Menulis
a. Menulis Permulaan atau Menulis
dengan Tangan

1. Aktivitas dengan menggunakan papan 9. Titik


tulis 10.Menjiplak dengan semakin dikurangi
2. Bahan-bahan lain untuk melatih 11. Buku berbaris tiga
gerakan menulis 12. Kertas dengan garis pembatas
3. Posisi 13. Memperhatikan tingkat kesulitan
4. Kertas penulisan huruf
5. Memegang pensil 14. bantuan verbal
6. Kertas stensil dan karbon 15.Kata dan kalimat
7. Menjiplak 16.Mengeja
8. Menggambar di antara dua garis
b. Mengeja

1. Persepsi dan Memori Auditoris Bunyi- 2. Metode Multisensori


Bunyi Huruf
• Mengartikan dan mengucapkan
Berikan kepada anak latihan untuk • Mengkhayalkan
mendengarkan bunyi-bunyi huruf, berikan • Mengingat kembali
penekanan pada pengetahuan tentang • Menganalisis kata
bunyi-bunyi bahasa (phonics) dan analisis • Menguasi
susunannya, dan kembangkan pula
keterampilan untuk menggunakan bunyi-
bunyi bahasa secara umum.
b. Mengeja

3. Persepsi dan Memori Visual Huruf- 4. Metode Fernald


Huruf • Anak diberitahu akan
mempelajari kata-kata
Berikan kepada anak latihan persepsi dan • Guru menulis kata di selembar
memori visual huruf-huruf sehinggal anak kertas
dapat mengenal dan mengingat bentuk- • Anak menelusuri bentuk kata
bentuk huruf tersebut. Berikan pula dengan jari
kepada anak latihan untuk mempercepat • Anak menuliskan kata berdasar
pengelihatan, misalnya dengan pada ingatan
menggunakan kartu kata, anak disuruh • Pada tahap terakhir, anak tidak
mengeja, makin lama makin cepat. lagi menelusuri dengan jari
b. Mengeja

5. Metode “Tes-Belajar-Tes” Lawan Mode 6. Mengeja Kata dari Proyektor Film Strip
“Belajar-Tes”
Guru menulis kata-kata yang akan dieja
Metode “tes-belajar-tes” dimulai dengan pada transparansi. Kata-kata selanjutnya
memberikan tes awal untuk mengetahui diletakan di atas OHP dan ditutup dengan
kemampuan anak, setelah itu anak diajar, kertas yang memiliki jendela yang daoat
dan kemudian di tes lagi. Metode “belajar- dibuka dan ditutup. Dengan membukan
tes” dimulai dari mengajarkan kata lebih dan menutup jendela anak diminta untuk
dahulu baru kemudian melakukan tes mengeja atau melengkapi huruf yang
untuk mengetahui pengatahuan anak. ditutup.
b. Mengeja

7. Mengeja Melalui Tape Recorder 8. Menirukan Kesalahan Anak

Pengajaran mengeja dapat dilakukan Hasil penelitian menunjukkan bahwa


dengan menggunakan tape recorder. mengulang kesalahan anak sebelum
Anak yang sudah dapat belajar mandiri memperbaikinya dapat memberikan
dapat melakukannya dengan keuntungan kepada anak. Melalui metode
menggunakan earphone dimana anak ini, anak disadarkabn dari kesalahannya,
akan mendapatkan instruksi khusus dari bari kemudian diperbaiki. Dengan
guru. Penggunaan earphone berfungsi demikian anak dapat mengetahui
untuk mengurangi distraksi. perbedaannya.
c. Menulis Ekspresif

1. Pembelajaran dalam proses menulis bertingkat


• Memberi kesempatan pada anak 3. Tulisan pribadi dan tulisan fungsional
• Menempatkan anak dalam suasana 4. Memberikan masukan sebanyak-
yang kondusif banyaknya
• Biarkan anak pilih topik tulisannya 5. Melengkapi kalimat
• Model penulisan & berpikir strategis 6. Menggambungkan berbagai kalimat
• Mengembanggakn berpikir reflektif
• Transfer kepemilikan dan kontrol
penulisan siswa
2. Memberikan motivasi secara

Anda mungkin juga menyukai