Anda di halaman 1dari 10

jurnal desain komunikasi visual fakultas seni dan desain –unm.

volume 3 nomor 3 - 2016

PENDIDIKAN SENI TEATER; SEKOLAH, TEATER DAN PENDIDIKNYA

Prusdianto
Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar
prusdianto@yahoo.com

ABSTRAK

Sekolah yang menawarkan mata pelajaran seni teater untuk dijadikan mata pelajaran
kesenian, akan memberikan kesempatan bagi para siswa untuk bisa berhubungan dengan masyarakat.
Siswa tidak saja merasa memiliki kaitan dengan sekolah, masyarakat dan bangsa, akan tetapi ikut
merasakan diri sebagai bagian dari peradaban. Perkembangan siswa berada dalam sebuah keterlibatan
sosial (rasa kebersamaan, rasa keikutsertaan, rasa ikut memiliki, rasa kemanusiaan). Sekolah sebagai
sebuah sistem adalah mencakup beberapa komponen, dimana masing-masing komponen terdiri atas
beberapa faktor. Antara satu dengan lainnya saling terkait sehingga membentuk sebuah sistem.
Komponen – komponen dari sistem sekolah terdiri dari masukan (input), proses (process), keluaran
langsung (output) dan keluaran tidak langsung (outcome). Seni teater dalam pelajaran seni budaya
merupakan suatu bentuk apresiasi terhadap penyajian pertunjukan dan alat pendidikan. Selain itu
teater juga merupakan sarana untuk membentuk; (a) pengertian siswa terhadap diri sendiri maupun
orang lain, (b) kekuatan penafsiran diri, (c) kepercayaan terhadap dirinya sendiri, dan (d) kesadaran
bekerja sama dengan kelompok besar yang terdiri dari pribadi-pribadi dalam melaksanakan produksi
sebuah pertunjukan. Seorang pendidik yang telah memahami maksud dan tujuan pengajaran,
diharapkan dapat melaksanakannya dengan mudah. Menjadi sebuah tantangan, bahwa di sini juga
dituntut kraetifitas guru untuk membuat umpan-umpan baru, segar, dan tidak membosankan bagi
anak, sehingga dengan demikian, akan diperoleh umpan balik yang segar dan orisional pula.

Kata Kunci: Sekolah, Seni Teater, Pendidik

ABSTRACT

Schools that offer theater arts subjects to serve as subjects of art, will provide an opportunity for
students to get in touch with the community. Students do not just feel has nothing to do with schools,
communities and nations, but to feel themselves as a part of civilization. The development of the students
are in a social engagement (sense of community, a sense of participation, sense of belonging, a sense of
humanity). School as a system is includes several components, where each component consists of several
factors. With one another interconnected to form a system. Component - a component of the school system
consists of inputs (input), process (process), direct output (output) and indirect output (outcome). Theater
arts in art class culture is a form of appreciation for the presentation of performances and educational tools.
Besides the theater is also a means to shape; (A) student understanding of self and others, (b) the power of
interpretation of self, (c) confidence in himself, and
(d) awareness in collaboration with a large group consisting of persons in carrying out the production
of a show. An educator who has understood the intent and purpose of teaching, is expected to carry it
out easily. Be a challenge, that here also demanded kraetifitas teachers to make the bait-new, fresh,
and not boring for the child, and thus, will be obtained fresh feedback and orisional anyway.

Keywords: School, Theater Arts, Educator

Pendahuluan dalam melakukan pekerjaan teater itu


menyebabkan pelajaran seni teater tidak kaku
Teater sebagai salah satu bentuk dan membosankan dan tidak sulit untuk
kesenian memiliki fungsi sebagai alat mendapatkan cara yang lugas, tetapi menarik
pendidikan. Sifatnya yang diselubungi oleh bagi siswa. Alat pendidikan yang demikian
permainan, pemeranan, dankesibukan lain tersebut akan dapat memberi kepuasan yang

27
jurnal desain komunikasi visual fakultas seni dan desain –unm. volume 3 nomor 3 - 2016

tepat guna kepada siswa, seperti; mendapatkan hakikatnya, seni teater sudah menjadi bagian
keterampilan menggunakan bahasa lisan, dari kurikulum pengajaran seni budaya di
mengembangkan kepribadian yang baik dan sekolah. Melalui tulisan sederhana ini akan
mantap, belajar bekerja sama dengan orang mencoba menjelaskan beberapa permasalahan
lain, menemukan kebenaran, mengembangkan secara teoritis yang dihadapkan dalam
kemampuan mengutarakan pikiran, dan mengajarkan seni teater serta alternatif pola
mengembangkan apresiasi estetik serta konsep pengajaran seni teater di sekolah.
budaya.
Sungguhpun kebutuhan akan kepuasan Tujuan
terhadap hal-hal tersebut di atas mungkin juga
dapat ditemukan dalam disiplin ilmu yang lain a. Untuk mengetahui permasalahan yang
ataukah disiplin kesenian yang lain, akan dihadapi dalam pengajaran seni teater di
tetapi harus diingat bahwa dalam hal-hal sekolah.
tertentu secara spesifik hanya dapat diperoleh b. Untuk mengetahui alternatif pola
dalam program teater saja. Peserta didik dapat pengajaran teater di sekolah.
menikmati, mengagumi, dan mempunyai
apresiasi serta orientasi terhadap seni teater, Manfaat
dengan tujuan agar mereka juga memiliki
pengetahuan dan pengertian dasar lanjutan a. Bagi sekolah, dalam meningkatkan
tentang kesenian serta dapat mengembangkan wawasan seni teater siswa dalam
pengetahuan dan pengertiannya sendiri di pembelajaran seni teater yang disesuaikan
kemudian hari. dengan tujuan dalam proses kegiatan
Sekolah yang menawarkan mata belajar mengajar khususnya dalam
pelajaran seni teater untuk dijadikan mata pembelajaran seni teater.
pelajaran kesenian, akan memberikan b. Bagi pendidik, untuk meningkatkan
kesempatan bagi para siswa untuk bisa wawasan seni teater dengan alternatif pola
berhubungan dengan masyarakat. Siswa tidak pengajaran teater sehingga memberikan
saja merasa memiliki kaitan dengan sekolah, inovasi pembelajaran dalam kelas.
masyarakat dan bangsa, akan tetapi ikut c. Bagi peserta didik, dalam proses
merasakan diri sebagai bagian dari peradaban. pembelajaran seni teater di kelas dapat
Perkembangan siswa berada dalam sebuah meningkatkan wawasan seni teater siswa
keterlibatan sosial (rasa kebersamaan, rasa dalam mata pelajaran seni budaya
keikutsertaan, rasa ikut memiliki, rasa khususnya mata pelajaran seni teater
kemanusiaan). dalam aspek pengetahuan, pemahaman
Beberapa sekolah tidak dipungkiri dan responsif anak dalam belajar.
bahwa seni teater merupakan kesenian yang
paling kurang diminati untuk diajarkan kepada Sekolah sebagai Sistem Pendidikan
siswa. Hal ini disebabkan dengan durasi waktu
pengajaran seni teater relatif lebih lama Pendidikan di Indonesia adalah seluruh
dibandingkan dengan seni yang lainnya. Belum pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia,
lagi dengan masalah anggaran dana, baik itu secara terstruktur maupun tidak
kompleksitas seni dan totalitas dari teater itu terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan
sendiri menyebab guru seni budaya lebih di Indonesia menjadi tanggung
memilih untuk mengajarkan seni yang lainnya jawab Kementerian Pendidikan dan
dibanding seni teater. Meskipun pada akhirnya Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud),
beberapa sekolah mengajarkan seni teater tetapi dahulu bernama Departemen Pendidikan
masih bisa dikatakan jauh dari kesempurnaan Nasional Republik Indonesia (Depdiknas). Di
akan sebuah pertunjukan teater karena sarana Indonesia, semua penduduk wajib mengikuti
dan fasilitas sekolah yang kurang memadai. program wajib belajar pendidikan dasar
Selanjutnya apakah seni teater akan selama sembilan tahun, enam tahun di sekolah
tetap menjadi seni yang begitu eksklusif dan dasar/madrasah ibtidaiyah dan tiga tahun
berat untuk diajarakan? Ataukah seni teater di sekolah menengah pertama/madrasah
adalah seni yang hanya mapan dilaksanakan di tsanawiyah. Saat ini, pendidikan di Indonesia
tingkat perguruan tinggi saja? Padahal diatur melalui Undang-Undang Nomor 20

28
jurnal desain komunikasi visual fakultas seni dan desain –unm. volume 3 nomor 3 - 2016

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Pengajaran Seni Teater di Sekolah


Nasional. Pendidikan di Indonesia terbagi ke
dalam tiga jalur utama, yaitu formal, Seni sebagai pendidikan merupakan hal
nonformal, dan informal. Sekolah sebagai yang perlu dipahami, karena seni tidak lepas dari
tempat tersenggaranya pendidikan muatan edukatif (pendidikan). Pendidikan seni
dikategorikan dalam jalur pendidikan sebagai budaya berguna dalam mengembangkan
pendidikan formal. Jalur pendidikan ini pemahaman bahwa seni saling berakaitan
mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, dengan mata pelajarannya seperti sejarah, sosial,
mulai dari pendidikan dasar, pendidikan budaya, lingkungan dan sebagainya. Muatan seni
menengah, sampai pendidikan tinggi. budaya keterampilan sebagaimana yang
Sekolah sebagai sebuah sistem adalah diamanatkan dalam peraturan pemerintah
mencakup beberapa komponen, dimana masing- Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005
masing komponen terdiri atas beberapa faktor. tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya
Antara satu dengan lainnya saling terkait terdapat dalam suatu mata pelajaran karena
sehingga membentuk sebuah sistem. budaya itu sendiri meluputi segala aspek
Komponen – komponen dari sistem sekolah kehidupan. Pendidikan Seni Budaya dan
terdiri dari masukan (input), proses (process), Keterampilan memiliki sifat multilingual,
keluaran langsung (output) dan keluaran tidak multidimensional, dan multikultural.
langsung (outcome). Multilingual bermakna pengembangan
Masukan yaitu segala sesuatu yang kemampuan mengekspresikan diri secara
diperlukan oleh sistem sekolah untuk kreatif dengan berbagai cara dan media seperti
menghasilkan keluaran yang diharapkan. bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai
Masukan mencakup masukan baku, perpaduannya. Multidimensional bermakna
intrumental, dan masukan lingkungan. pengembangan beragam kompetensi meliputi
Masukan baku adalah siswa, termasuk konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis,
karakteristiknya. Masukan instrumental adalah evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara
guru, sarana dan prasarana, kurikulum, dana memadukan secara harmonis unsur estetika,
dan pengelolaan sekolah. Masukan lingkungan logika, kinestetika, dan etika. Sifat
adalah segala sesuatu yang berada di luar multikultural mengandung makna pendidikan
lingkup sekolah. seni menumbuh kembangkan kesadaran dan
Proses yaitu segala kegiatan yang kemampuan apresiasi terhadap beragam
dilakukan oleh sekolah, termasuk segala proses budaya Nusantara dan Mancanegara. Hal ini
yang terjadi di dalam sekolah atau kelas dalam merupakan wujud pembentukan sikap
rangka mengubah masukan untuk demokratis yang memungkinkan seseorang
menghasilkan keluaran yang ditargetkan, hidup secara beradab, serta toleran dalam
proses di sini mencakup kegiatan belajar masyarakat dan budaya yang majemuk.
mengajar, kegiatan pengelolaan sekolah, serta Berdasarkan kurikulum 2013,
kegiatan administrasi sekolah. pendikan seni diklasifikasikan berdasarkan
Keluaran langsung yaitu segala jenjang pendidikannya adalah sebagai berikut:
sesuatu yang secara langsung dihasilkan oleh
sistem pendidikan, mencakup antara lain Jenjang Pendidikan Seni
jumlah tamatan sekolah dan hasil belajar siswa Pendidikan
yang berada dalam bentuk ranah kognitif, Sekolah Seni Budaya dan Prakarya
afektif, dan keterampilan. Sedangkan keluaran Dasar (Termasuk muatan lokal)
tidak langsung adalah segala hasil yang Sekolah Seni Budaya
diperoleh oleh tamatan di masyarakat sebagai Menengah (Rupa/Musik/Tari/Teater)
hasil pendidikan, mencakup daya serap lulusan Pertama Kelompok wajib B
yang memasuki jenjang pendidikan yang lebih Sekolah Seni Budaya
tinggi serta kesesuaian antara pendidikan Menengah (Rupa/Musik/Tari/Teater)
dengan pekerjaan. Atas Kelompok wajib B

Pelajaran seni teater sendiri di sekolah


dikalsifikasikan ke dalam dua golongan, yaitu:
(1) pengajaran naskah lakon yang termasuk

29
jurnal desain komunikasi visual fakultas seni dan desain –unm. volume 3 nomor 3 - 2016

sastra, dan (2) pementasan yang termasuk dapat melaksanakannya dengan mudah.
bidang seni teater. Mata pelajaran seni budaya Menjadi sebuah tantangan, bahwa di sini juga
di sekolah, sastra sebagai bagian dari teater dituntut kraetifitas guru untuk membuat
tidak terlalu dibahas. Pembahasan lebih lanjut umpan-umpan baru, segar, dan tidak
bisa dilakukan di mata pelajaran Bahasa membosankan bagi anak, sehingga dengan
Indonesia. demikian, akan diperoleh umpan balik yang
Seni teater dalam pelajaran seni segar dan orisional pula.
budaya merupakan suatu bentuk apresiasi Apabila kegiatan kelas sudah sampai pada
terhadap penyajian pertunjukan dan alat tingkat drama rekreasi (drama oleh anak-
pendidikan. Selain itu teater juga merupakan anak), maka di sini mungkin sudah diperlukan
sarana untuk membentuk: yang sedikit banyak menyangkut masalah
a. Pengertian siswa terhadap diri sendiri teknis, pemilihan bahan, pengumpulan hasil
maupun orang lain. data pengamatan anak, dan lain sebagainya. Di
b. Kekuatan penafsiran diri. sini guru harus siap dengan perlengkapan
c. Kepercayaan terhadap dirinya sendiri. tersebut. Dia mempelajari seni teater secara
d. Kesadaran bekerja sama dengan kelompok mendalam dan mengkhususkan diri sebagai
besar yang terdiri dari pribadi-pribadi guru kesenian di bidang teater. Pengalaman
dalam melaksanakan produksi sebuah menunjukkan bahwa tipe guru pembimbing
pertunjukan. seni teater anak-anak ini adalah orang yang
memiliki dedikasi. Tidak ada kesangsian
Seni teater dalam perkembangannya bahwa banyak orang yang menganggap untuk
dalam pendidikan memiliki beberapa kendala, bekerja di bidang ini tampaknya enak dan
salah satunya adalah dalam hal memperoleh mudah, tetapi kenyataannya hanya pendidik
naskah-naskah pendek dengan lama pentas yang memiliki dedikasi terhadap pendidikan
(durasi) 30 menit. Kebanyakan teks drama dari kesenian anak-anak dan memiliki ideliasme
karya para dramawan berdurasi 90 menit. Ada sajalah yang bisa berhasil. Dari sini kemudian
yang durasinya 360 menit. Drama-drama yang muncullah guru atau pembimbing kesenian.
ditulis para dramawan pun cocoknya Kebutuhan akan adanya guru atau
dibawakan dalam sebuah pagelaran. Kesulitan- pembimbing seni teater ini akan makin terasa
kesulitan lain menurut Herman J. Waluyo apabila kegiatan teater sudah melibatkan baik
dalam pengajaran drama, antara lain adalah: kegiatan intrakurikuler maupun kegiatan
a. Kekurangan pelatih atau sutradara yang ekstrakulikuler.
dedikatif. Sebagai salah satu contoh kesalahan
b. Kekurangan naskah drama yang cukup bimbingan menurut Pramana Padmodarmaya
pendek dan temanya relevan dengan dalam bukunya Seni Teater buku Guru
tuntutan sekolah Sekolah Dasar yang tidak berorientasi kepada
c. Kekurangan peserta yang dedikatif dalam pendidikan, di sini dikemukakan sebuah ulasan
berlatih sebagai berikut:
d. Kekurangan fasilitas pentas “rupanya peminat teater ini tidak
e. Kekurangan biaya latihan dan biaya terbatas pada kalangan remaja saja. Anak
pementasan umur 8 – 9 tahun pun sudah ada yang mulai
f. Kekurangan perhatian dan bantuan tertarik. Saya kenal seorang gadis cilik
pimpinan sekolah demi koninyuitas memainkan peran yang sedih-sedih. Tanpa
pementasan dan perkembangan drama di pikir panjang gadis umur 8 tahun itu selalu
sekolah diajari akan rasa. Hasilnya sungguh
g. Kurangnya petugas teknis dan artistik menakjubkan. Anak itu bisa menghayati
h. Naskah-naskah teaterawan besar yang peranan sedih-sedih yang dibawakannya
disusun biasanya disulit dihayati oleh dengan penuh perasaan. Begitu muda ia
lingkungan sekolah. mengeluarkan air mata sehingga penonton
menjadi kagum, tetapi sang Ayah beberapa
Guru Pendidik Seni Teater minggu kemudian muali melihat tanda-tanda
yang tidak wajar, si Anak senang menyendiri.
Seorang guru yang telah memahami Sering ia dapati duduk sendirian di kamar,
maksud dan tujuan pengajaran, diharapkan

30
jurnal desain komunikasi visual fakultas seni dan desain –unm. volume 3 nomor 3 - 2016

menatap dengan padangan kosong. Bahkan keliru, dan bisa mengakibatkan siswa menjadi
pernah kepergok sedang melelhkan air mata. korban pendidikan yang salah.
Ketika pelajaran di sekolah mulai Latihan atau permaianan seni teater
disibuki dengan latihan, sang Ayah membawa apabila siswa sudah menyukai, dan semakin
si Anak ke dokter. Dokter umum memberi menyukai, keadaan demikian bisa
nasehat agar pergi ke psikolog. Psikolog menimbulkan kegairahan dalam diri siswa.
memberi saran supaya orang tua jangan Kegairahan yang berlebihan bisa berbahaya,
mengasari si Anak barang sedikit pun. kadang-kadang mendekati histeris, dan
Katanya sang Anak pikirannya terlalu jauh biasanya akan kehilangan kontrol. Padahal
dari dan yang dipikirkannya adalah hal-hal pertimbangan seni sebagai alat pendidikan,
yang menyentuh perasaanya. dalam hal ini seni teater, adalah terutama
Saya pernah datang menyaksikan untuk pengendalian diri dan disiplin diri,
pemibimbing teater mengajar gadis umur 12 apabila ingin menghasilkan siswa yang
tahun ber-acting. Mula-mula pelatih tumbuh dengan baik, sehat, dan wajar.
mengemukakan bahwa, beljar akting
dimaksudkan untuk menyelami kehidupan Kompetensi bagi Tenaga Pendidik
manusia sampai ke dasar hati dan
menyesuaikan diri dengan keadaan sekeliling. Pendidikan seni teater dapat
Si Gadis disuruh memusatkan pikirannya, memberikan dasar pengertian dan melatih
kemudian diputarkan musik sedih. Pada wajah daya pikir serta akal sehat siswa agar memiliki
si Gadis tampak ekspresi kesedihan, sesudah landasan yang cukup kuat untuk
itu kemudian diputar musik gembira. Si Anak mengembangkan dirinya sebagai manusia
tampak gembira. Kemudian si Anak disuruh yang cerdas, berbudi luhur, taat kepada ajaran
membayangkan keadaan yang sepi, gelap. agama, bermanfaat bagi masyarakat.
Ketika si pelatih memukul-mukuilkan Peran seorang guru sangat
sepatunya di lantai, kontan si anak menjerit. berpengaruh terhadap kemajuan di bidang
Adalagi beberapa hal apabila saya disuruh pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor
melakukan belum tentu mampu. Setelah selesai utama dalam mencetak generasi penerus
saya memperhatikan si anak, saya seakan- bangsa yang berkualitas, tidak hanya generasi
akan bukan melihat anak umur 12 tahun, yang cerdas secara intelektual saja tetapi juga
melainkan raut wajah, sorot mata, gerak harus bermoral mulia.
seorang gadis 19 tahun. Undang-Undang Republik Indonesia
Ketika pulang, timbul dalam pikiran Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
saya. Apakah cara latihan semacam ini pantas Dosen menyatakan bahwa kompetensi adalah
diajarkan kepada anak tanpa memengaruhi seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
kewajaran perkembangan jiwanya? Pantaskah perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
anak umur sekian dilatih supaya dapat dikuasai oleh guru atau dosen dalam
menyelelami kehidupan manusia yang melaksanakan tugas keprofesionalan.
bercorak raga mini? Barangkali pendidik atau Kompetensi meliputi tugas, keterampilan,
ahli jiwa anak berkenan menjawabnya.” sikap, nilai, apresiasi diberikan dalam rangka
Ulasan di atas menunjukkan kesalah keberhasilan hidup/penghasilan hidup. Hal
cara melatih anak. Cara anak sesuai usia itu tersebut dapat diartikan bahwa kompetensi
sama dengan mengajar anak SD yang merupakan perpaduan antara pengetahuan,
diberikan pelajaran anak SMA. kemampuan, dan penerapan dalam
Betapa pentingnya guru pembimbing melaksanakan tugas di lapangan kerja.
atau pendidik pembimbing seni teater itu bukan Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
hanya sekedar pembimbing teater, tetapi disimpulkan bahwa kompetensi guru adalah
diperlukan antara lain untuk mencegah hal-hal hasil dari penggabungan dari kemampuan-
seperti contoh di atas. Keadaaan seperti ini, seni kemampuan yang banyak jenisnya, dapat
teater tidak dapat diajarkan. Apabila seni teater berupa seperangkat pengetahuan,
berada di tangan orang yang tahu keterampilan, dan perilaku yang harus
mengajarkannya, niscaya akan bermanfaat. dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru
Sebaliknya, apabila seni teater berada di tangan dalam menjalankan tugas keprofesionalannya.
orang yang tidak tahu mengajarkannya, ia bisa

31
jurnal desain komunikasi visual fakultas seni dan desain –unm. volume 3 nomor 3 - 2016

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Pelaksanaan di sekolah, siswa diminta


Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun untuk melakukan improvisasi dari peristiwa
2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan yang banyak terjadi di lingkungannya, seperti
Kompetensi Guru, adapun macam-macam saat siswa berangkat sekolah, kejadian-
kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru kejadian yang dialami di rumah, dan kegiatan
antara lain: kompetensi pedagogik, kepribadian, keseharian lainnya. Dapat pula dilakukan
profesional dan sosial yang diperoleh melalui improvisasi dengan tema yang diambil dari
pendidikan profesi. adegan cerita yang dikenal siswa, pelajaran
a. Kompetensi Pedagogik sekolah atau ungkapan-ungkapan yang
Kompetensi pedagogik meliputi disampaikan oleh guru.
pemahaman guru terhadap peserta didik, Sebagai contoh di bawah ini
perancangan dan pelaksanaan disampaikan beberapa tema yang dapat
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan digunakan sebagai bahan improvisasi. Guru
pengembangan peserta didik untuk yang kreatif pasti akan dapat menyediakan
mengaktualisasikan berbagai potensi yang tema-tema bahan improvisasi siswa.
dimilikinya. Kenaikan kelas
b. Kompetensi Kepribadian Langkah pertama:
Kompetensi kepribadian merupakan Guru menunjuk seorang siswa, atau
kemampuan personal yang mencerminkan menanyakan siswa yang mau berperan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, sebagai guru. Guru menunjuk atau
arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi menanyakan seorang siswa lagi untuk
peserta didik, dan berakhlak mulia. berperan sebagai siswa yang naik
c. Kompetensi Profesional kelas dengan angka yang bagus.
Kompetensi sosial merupakan Langkah kedua:
kemampuan guru untuk berkomunikasi Guru memberi petunjuk agar siswa
dan bergaul secara efektif dengan peserta pemeran guru, membacakan
didik, sesama pendidik, tenaga pengumuman kenaikan kelas, dan
kependidikan, orang tua/wali peserta menyebutkan nama siswa yang
didik, dan masyarakat sekitar. memiliki nilai bagus dan mendapat
d. Kompetensi Sosial beasiswa.
Kompetensi profesional merupakan Langkah ketiga:
penguasaan materi pembelajaran secara Guru memberi petunjuk kepada siswa
luas dan mendalam, yang mencakup yang berperan sebagai siswa yang
penguasaan materi kurikulum mata memiliki angka bagus dan mendapat
pelajaran di sekolah dan substansi beasiswa tadi, setelah mendengar
keilmuan yang menaungi materinya, serta pengumuman agar mempertunjukkan
penguasaan terhadap stuktur dan kegembiraannya dan mengucapkan
metodologi keilmuannya. terima kasih kepada guru atas
Keempat kompetensi itu dalam bimbingannya sehingga dia bisa
pelaksanaannya bersifat holistik dan integratif. memiliki nilai bagus dan beasiswa.
Sehingga harus seimbang antara satu
kompetensi dengan kompetensi yang lain. Langkah keempat:
Setelah kedua orang siswa tadi
Alternatif Pola Pelatihan dalam Pendidikan memahami petunjuk-petunjuk guru
Seni Teater maka kedua orang siswa itu diminta
untuk melakukan pemeranan itu di
a. Improvisasi depan kelas dengan disaksikan oleh
Secara sederhana dapat dikemukakan siswa-siswa lain.
bahwa improvisasi adalah melakukan gerak Keterangan:
lakuan tanpa dipersiapkan terlebih dahulu. Dia “kenaikan kelas” merupakan salah
dapat dilakukan secara spontan dan dapat pula satu contoh pelaksanaan penyampaian
dilakukan dengan terlebih dahulu memeberikan bahan pendidikan (metode) dengan
tema-tema yang akan dilaksanakan. pemberian tugas (langkah kedua dan

32
jurnal desain komunikasi visual fakultas seni dan desain –unm. volume 3 nomor 3 - 2016

ketiga), lalu diteruskan dengan Sepuluh tahun yang lalu dia


demonstrasi (langkah keempat). terbaring.
b. Menguraikan dan menghidupkan kalimat Sepuluh tahun yang lalu dia
Hal-hal yang menyangkut persoalan terbaring
menguraikan dan menghidupkan kalimat, Sepuluh tahun yang lalu dia
berturut-turut akan dibicarakan tekanan kata, terbaring
jiwa kalimat, teknik menghidupkan, tempo, Sepuluh tahun yang lalu dia
dan teknik modulasi. terbaring
1. Tekanan kata Sepuluh tahun yang lalu dia
Tekanan kata dalam hal ini bisa dikenal terbaring
sebagai emphasis yaitu, tekanan pada Sepuluh tahun yang lalu dia
kata tertentu yang perlu ditonjolkan terbaring
dalam suatu kalimat untuk suatu Contoh sederhana diatas cukup
kepentingan pemilihan kata mana yang menjelaskan fungsi tekanan kata
perlu mendapat tekanan istimewa dalam mengucapkan sesuatu.
dalam suatu kalimat, sangat tergantung 2. Jiwa kalimat
kepada tangkapan atau interpretasi Jiwa kalimat adalah merupakan usaha
deklamor. Jadi yang atau teknik meghidupkan kalimat
menentukanpilihanadalah dengan bantuan teknik modulas. Isi
penafsirannya. Meleset yang tersirat dibalik kata-kata yang
menafsirkannya, niscaya meleset pula tersurat dalam suatu kalimat sangat
pilihannya, alhasil apa yang dia menentukan sekali arti kalimat itu.
ucapkan, akan berbeda pula dengan Perhatikan kata apa dan motifasi
maksud dari isi semestinya. Lihat dibalik kata apa itu. Lalu ucapkan
kalimat berikut ini: dengan perasaan yang berbeda-beda.
Si Amin mengatakan kepada (sedih) apa?
ayahnya bahwa, hujan semalam (gembira) apa?
sangat lebat. (marah) apa?
Sekarang coba bedakan (benci) apa?
(perhatikan garis bawahnya dan (malas) apa?
tekanan). (gairah) apa?
Si Amin mengatakan kepada (mengharap) apa?
ayahnya bahwa hujan semalam Dan seterusnya.
sangat lebat. Entah ada berapa apa?
Si Amin mengatakan kepada Semuanya itu, umumnya seseorang
ayahnya bahwa hujan semalam sangat dipengaruhi oleh perasaan atau
sangat lebat. suasana hatinya (moodnya). Kecuali
Si Amin mengatakan kepada itu, apa? Dapat berubah pada
ayahnya bahwa hujan semalam seseorang karena pengaruh sekitarnya,
sangat lebat. misalnya cuaca.
Si Amin mengatakan kepada (udara sangat dingin) apa?
ayahnya bahwa hujan semalam (udara sangat panas) apa?
sangat lebat. Banyaknya apa? ini tidak
Si Amin mengatakan kepada terbilang,karena masing-masing
ayahnya bahwa hujan semalam orang yang mengucapkannya
sangat lebat. memiliki watak sendiri-sendiri. Kita
Si Amin mengatakan kepada tidak akan pernah bisa menggolong-
ayahnya bahwa hujan semalam golongkan atau menjenis-jeniskan
sangat lebat. atau menjumlahkan apa? dan kalau itu
Si Amin mengatakan kepada kita lakukan secara sadar atau tidak
ayahnya bahwa hujan semalam sadar, sesungguhnya kita telah
sangat lebat. mengurangi jumlah apa? yang
Sekarang bandingkan pula dengan terbilang itu.
kalimat ini : 3. Teknik menghidupkan

33
jurnal desain komunikasi visual fakultas seni dan desain –unm. volume 3 nomor 3 - 2016

Berdasarkan penafsiran siswa atau (b) variasi dalam tempo;


deklamator baik secara total maupun (c) variasi dalam nada
secara merinci (kata demi kata, 4. Variasi dalam tempo
bagian demi bagian) kemudian Pengertian variasi dalam tempo
diangkat selengkapnya dengan alat ucapan, bisa disederhanakan sebagai
suaranya yang siap, tangkas dengan cara pengucapan dengan melakukan
bentuk ucapan. Sekarang, dia betul- sisipan jeda. Untuk itu, tanda baca
betul sampai pada keseniannya, dalam yang umum dipakai adalah titik, titik
hal ini tekniknya, karena dia akan koma, dan koma. Dalam kalimat-
berbicara mengenai hal-hal yang kalimat tertulis banyak sekali
berhubungan dengan pengucapan atau ditemukan tanda baca tersebut, tetapi
tahap pemberian bentuk terhadap dalam kalimat lisan lebih banyak lagi
seluruh penafsirannya melalui digunakan tanda baca semu. Dalam
ucapan. Pada taraf ini, dia sampai deklamasi, dunia pemeranan/akting,
pada masalah irama. Didalam irama hal ini sangat penting juga seperti
terutama sekali dia temukan sifatnya perubahan-perubahan dalam nada dan
yang dinamis bukan statis. Oleh sebab volume, juga menggunakan jeda
itu mudah dipahami mengapa orang (variasi dalam tempo) sangat
lebih cenderung merumuskan irama tergantung kepada pola penafsiran
sebagai perubahan yang teratur deklamator. Kapan berhenti, dimana
menuju pada suatu puncak akhir. berhenti, sebentar atau lama, semua
Selanjutnya dalam suatu penyajian sangat tergantung kepada pola
deklamasi, irama yang bersifat penafsirannya.
dinamis itu akan menciptakan akibat Panjang pendeknya suatu jeda tidak
semacam ketegangan yang membuat akan pernah dapat dirumuskan karena
penonton/pendengar ingin ada yang sebentar ada nada yang
menyaksikan penyajian itu sampai lama. Hal ini merupakan masalah
titik akhirnya. ketetapan, dan juga masalah kesenian,
Apa yang berubah dalam deklamasi? seperti juga ketetapan perubahan pada
Suara deklamator sendiri. nada dan lain-lainnya. Secara teoritis
Perubahannya juga didasarkan atas mungkin bisa ditetapkan, namun
pola penafsirannya secara lengkap. dalam praktiknya hal ini merupakan
Jadi yang dimaksud dengan teknik suatu masalah yang paling lembut
menghidupkan kalimat disini, adalah dalam kesenian. Bukan saja
teknik mengucapkan saja dengan cara memberikan istirahat, jeda juga
mengadakan perubahan-perubahan mampu menciptakan ruang atau
yang teratur berdasarkan pola kesempatan berasosiasi, berimajinasi
penafsiran deklamator melalui suara dan sebagainya.
pengucapannya. 5. Ekspresi tubuh dan deklamasi
Agar suara pengucapannya bersifat Oleh karena deklamasi disini
dinamis (ritmis), maka suara itu harus dikaitkan dengan pelajaran seni
dikemudikan dengan cara mengatur : teater, maka jelas bahwa dia
(a) volume suaranya (lemah- dipersentasikan sebagai seni
kerasnya), pertunjukan. Karena bentuknya
(b) tempo ucapannya (lambat- adalah sebuah pertunjukan yang
cepatnya), disaksikan oleh sejumlah penonton,
(c) nada suaranya (rendah- maka tak dapat dipungkiri
tingginya). bahwa ekspresi tubuh dalam
Perubahan-perubahan yang berdeklamasi juga sangat penting.
dilakukan terhadap suara itu adalah Bentuk ekspresinya jauh lebih
berdasarkankepadapola sederhana dibandingkan dengan gerak
penafsiran deklamator yang lakuan, baik yang berbentuk mimik,
bertujuan agar bisa diciptakan : gerakan tangan, gerakan dari suatu
(a) variasi dalam volume; tempat lain, dan sebagainya. Ekspresi
tubuh juga bertolak dari pola

34
jurnal desain komunikasi visual fakultas seni dan desain –unm. volume 3 nomor 3 - 2016

penafsiran sang deklamator atau Simpulan dan Saran


bertolak dari sukmanya. Dia harus
senantiasa menyadari bahwa Pendidikan merupakan suatu proses
deklamasi adalah seni yang terutama yang dinamis, artinya bahwa pendidikan harus
sekali mengandalkan atau berurusan mengikuti perkembangan zaman yang terjadi.
dengan vokal untuk menciptakan Pendidikan merupakan usaha dalam membantu
bunyi ucapan baris-baris sajak. anak untuk mencapai kedewasaan demikian juga
Dengan demikian, pertama-tama yang pendidikan seni. Khususnya dalam pendidikan
selalu diberikan kesempatan adalah seni teater. Pendidik harus memiliki bekal dalam
vokal itu pengajaran seni teater sebagai sebuah pengajaran
6. Teknik modulasi pendidikan seni budya.
Disamping deklamasi itu tergantung Pendidikan sebagai sebuah alat
kepada hal-hal yang telah diutarakan pembentuk seseorang harus dibawa ke arah
diatas, dia tergantung juga pada tempat yang baik, tak terkecuali pendidikan seni
atau ruang atau kesempatan dimana teater. Melihat pentingnya pelajaran seni teater
deklamasi itu dilakukan. Kadang di bagi perkembangan diri siswa serta sebagai
depan kelas, di aula, di depan corong pendidikan yang memiliki predikat sebagai
radio, televisi, di arena dengan jumlah pendidikan estetis mempunyai andil besar
penonton besar atau kecil, kadang- dalam pembentukan seorang anak,
kadang menggunakan pengeras suara, mendapatkan perhatian besar bagi guru
atau diiringi dengan bunyi-bunyian, dan maupun calon guru untuk mempelajari
sebagainya. Apakah yang dimodulasi? pendidikan seni teater agar dalam
Yang dimodulasi adalah volume suara pelaksanaannya untuk mengajarkan seni
deklamator, lemah kerasnya, dan bukan musik mampu melaksanakan dengan benar
yang lain. Kalaupun nada dan tempo untuk membantu perkembangan siswa.
ikut berubah itu hanya sebagai akibat
saja. Daftar Pustaka
Cobalah dengan “apa?” berikut ini:
(sedih) apa? Padmodarmaya, Pramana. 1990. Seni Teater:
(sedih; ditinggikan nadanya) apa? Buku Guru Sekolah Dasar.
(sedih; tambahkan volumenya) Departemen Pendidikan dan
apa? Kebudayaan: Jakarta.
Menambahkan volume hendaknya Rendra. 1993. Seni Drama untuk Remaja. PT
sedapat mungkin nada dan tempo Anem Kosong: Jakarta.
tetap pada yang seharusnya. Waluyo J, Herman. 2002. Drama: Teori dan
Pengajarannya. PT. Hanindita Graha
d. Konsentrasi Widya: Yogyakarta.
Konsentrasi adalah syarat mutlak yang Wijaya, Putu. 2007. Teater; Buku Pelajaran
paling awal sebelum berdeklamasi. Pemutusan Seni Budaya. Lembaga Pendidikan
diri berarti teknik menimbulkan atau usaha Seni Nusantara: Jakarta.
penguasaan aku. Apabila hal ini bisa dilakukan,
pengaruhnya sangat besar sekali kepada
sekitarnya, yakni publik. Penguasaan diri secara 4. Simpulan
mutlak akan memancarkan kemampuan Sanggar teater sekolah adalah sebuah
magnetic ke sekitar. Begitu pula sebaliknya, sarana yang dapat dijadikan media
apabila konsentrasi deklamator lemah maka akan pembinaan siswa yang strategis dalam
lemah pulalah perhatian sekitarnya.
menyiapkan kader memperoleh
Apakah sasaran konsentrasi? Sasaran
kepribadian
adalah tugas berdeklamasi atau jelasnya adalah
sajak yang akan dideklamasikan. Latihan unggul, baik dalam membina kecerdasan
berkonsentrasi biasanya dilakukan dengan cara emosional, estetika, sosial, maupun
latihan mengatur pernafasan dan memusatkan enterprenial yang bermakna sebagai
pikiran pada satu titik yang seirama dengan sejarah
pernafasan itu. sukses di sekolah juga di kehidupan
kariernya. Kebutuhan sekolah terhadap
adanya sanggar teater sekolah dapat
disebandingkan dengan kebutuhan sekolah
terhadap laboratorium sekolah sehingga
keduanya dibutuhkan keberadaannya di Kependidikan dan Kepemudaan, Balai
sekolah. Penyelenggaraan dan pembinaan Pelestarian Nilai Budaya, dan sebagainya.
sanggar sekolah dapat dilaksanakan Untuk kepentingan menjaga semangat
dengan mempertahankan dan mengembangkan
cara melakukan kerja sama dengan sanggar-sanggar yang dikelola sekolah,
lembaga dianggap perlu diadakan festival sekolah
terkait, baik dengan kalangan kampus, secara reguler tahunan dengan dukungan
balai dan kerja sama pihak pendukung
bahasa, maupun satuan kerja prangkat
daerah yang terkait seperti Dinas

35

Anda mungkin juga menyukai