Dalam sebuah ruangan, (seolah-olah) ada televisi, remote dan segelas air
minum.
Suasana malam hari di halaman terasa mistis. Kupikir tampilannya jadi lebih
menyeramkan ketika boneka itu terus bergerak-gerak.
Ritual diakhiri dengan saweran bunga kamboja yang dicampur dengan air.
diciprat-cipratkan ke arah penonton. (membuat gerakan menciprat-ciprat dan
berteriak) Hujan! Hujan! Hujaaaaan!
(Menarik napas panjang, merasa lega) untung saat itu aku segera ditolong. Aku
tidak tahu apa yang akan terjadi jika boneka itu terus mengejarku. Sejak saat itu
tampak tidak masuk akal.
Benar, kita harus percaya penuh pada Tuhan. Namun bagaimanapun, ada makhluk
lain, dunia lain, yang tak bisa kita lihat dengan kasat mata. Makhluk yang
sama-sama ciptaan Tuhan. Ada ritual-ritual yang masih dilakukan oleh masyarakat
kita. Semakin hari semakin jarang pula orang yang melestarikannya dengan alasan
jaman sudah modern. Segala sesuatu sudah bisa diprediksi dan dipelajari secara
keilmuan.
(Kembali meraih remote tv, lalu duduk) kita kembali bahas perempuan di tv ini
saja. Kalian lihat bokor itu? Singing bowl itu juga biasa dipakai untuk meditasi.
Beberapa orang menggunakannya untuk terapi pengobatan. Aku pernah ikut
meditasi dengan singing bowl itu. Frekwensi di tubuh kita diselaraskan, kata
guruku. Mungkin itu pula yang berusaha dilakukan perempuan dalam tv ini. Dia
bukan memanggil hujan seperti Ibu Nawita dengan boneka Cingcowongnya.
Perempuan ini mengendalikan hujan. Dia meminta hujan berhenti.
Hei, lihat itu, ada pembalap menirukan gerakan pawang hujan! Berita viral ini!
(menunjuk tv)
Aku ingatkan, kau boleh memilih percaya atau tidak. Cuaca memang bisa
diprediksi, mungkin pawang hujan punya keahlian khusus yang tidak kita ketahui.
Mungkin saja keahliannya itu diturunkan. Ibu Nawita di kampung nenek juga
kabarnya merupakan turunan dari Rantasih, perempuan yang keras kepala
mengajak penduduk desa mencari mata air. Perempuan yang prihatin dengan
kemarau Panjang yang melanda desa, sampai menggelar upacara memanggil
hujan dengan boneka Cingcowong.
Ada satu rahasia yang baru kuketahui beberapa hari yang lalu, sebelum nenekku
meninggal. Ternyata nenek juga keturunan Rantasih, dan menjadi punduh pernah
dilakukannya sebelum dilanjutkan Ibu Nawita yang dirasa lebih kuat kebatinannya.
Menurut bisikan batin yang diperoleh Nenek, tahun depan aku yang harus
mengantikan Ibu Nawita menjadi punduh.(menyeringai, menunjukkan wajah
misterius).
Catatan:
*mantra dan lagu yang dinyanyikan sinden bisa disesuaikan dengan budaya
setempat.