Bangkitlah Ki Hajar Dewantoro Hanya kau yang kupilih, kemerdekaan Bangkitlah semua dada yang terluka Di antara pahit-manisnya isi dunia “Bergenggam tanganlah dengan Akankah kau biarkan aku duduk saudaramu berduka Eratkan genggaman itu atas namaku Memandang saudaraku, bunda Kekuatanku akan memancar dari pertiwiku genggaman itu.” Dipasung orang asing itu? Suaramu sayup di udara Mulutnya yang kelu Membangunkanku Tak mampu lagi menyebut namamu Dari mimpi siang yang celaka Berabad-abad aku terlelap Hanya kau yang kupilih, kemerdekaan Bagai laut kehilangan ombak Di antara pahit-manisnya isi dunia Atau burung-burung yang semula Berikan degup jantungmu Bebas di hutannya Otot-otot dan derap langkahmu Digiring ke sangkar-sangkar Biar kuterjang pintu-pintu terkunci itu Yang terkunci pintu-pintunya Atau mendobraknya atas namamu Tak lagi bebas mengucapkan Terlalu pengap udara yang tak bertiup kicaunya Dari rahimmu, kemerdekaan Berikan suaramu, kemerdekaan Jantungku hampir tumpas Darah dan degup jantungmu Karena racunnya Hanya kau yang kupilih Hanya kau yang kupilih, kemerdekaan Di antara pahit-manisnya isi dunia Di antara pahit-manisnya isi dunia! Orang asing itu berabad-abad (Matahari yang kita tunggu Memujamu di negerinya Akankah bersinar juga Sementara di negeriku Di langit kita?). Ia berikan belenggu-belenggu