Anda di halaman 1dari 2

PENERAPAN FILOSOFIS PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANT ARA

DI DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA.

Pendidikan Indonesia pada zaman kolonial hanya bisa dinikmati oleh kalangan atas
atau bangsawan, masyarakat pribumi yang bisa mengenyam pendidikan hanya
ditujukan demi kepentingan bangsa Belanda dimana anak-anak pribumi dididik hanya
untuk menjadi pembantu dalam usaha perdagangan bangsa Belanda.

Hal inilah yang menjadi dasar bagi pribumi untuk dapat menikmati pendidikan yang
merdeka, dari semua golongan dari segala gender. Pada akhirnya Ki Hajar
Dewantara mewujudkan hal tersebut dengan mendirikan (Sekolah Nationaal
Onderwijs Taman Siswa) atau yang sekarang kita kenal dengan Taman
Siswa.Sekolah Taman Siswa pertama didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada
bulan Juli tahun 1922.

Sistem pendidikan yang diterapkan KHD dilakukan secara informal dengan


menekankan keterampilan tradisional dan nilai-nilai kehidupan orang Jawa, terutama
pada musik dan tarian tradisional. Mata pelajaran yang berasal dari Barat juga
diajarkan beliau agar membantu siswa mengatasi tuntutan kehidupan modern saat
ini.

Sistem pendidikan yang dibuat Ki Hadjar Dewantara ini menghasilkan banyak sekali
keuntungan untuk bangsa Indonesia. Masyarakatnya di didik terdidik agar tidak
ketinggalan zaman, ia juga menciptakan sistem pembelajaran berbasis kebudayaan
untuk tetap mempertahankan kebudayaan asli Indonesia.

Saya sebagai seorang pendidik dalam pemikiran KHD memiliki peran menuntun.
Proses “menuntun”, anak yaitu anak diberi kebebasan,menonjolkan apa yang
anak miliki, pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar
anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat
memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam
belajar.
Anak juga secara sadar memahami bahwa kemerdekaan dirinya juga
mempengaruhi kemerdekaan anak lain. Oleh sebab itu, tuntutan seorang guru
mampu mengelola dirinya untuk hidup bersama dengan orang lain (menjadi
manusia dan anggota masyarakat)
Pemikiran KHD yang saya terapkan mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat
zaman,kodrat alam mengajarkan anak-anak mencintai budaya sendiri, kodrat
zaman mampu mengikuti perkembangan zaman.
KHD juga mengingatkan para pendidik untuk tetap terbuka namun tetap waspada
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, “waspadalah, carilah barang-barang
yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah kekayaan kita dalam hal kultur
lahir atau batin. Jangan hanya meniru. Hendaknya barang baru tersebut dilaraskan
lebih dahulu”. KHD menggunakan ‘barang-barang’ sebagai simbol dari tersedianya
hal-hal yang dapat kita tiru, namun selalu menjadi pertimbangan bahwa Indonesia
juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

Pendidikan juga bertujuan untuk mendampingi dan mempersiapkan anak menjadi


bagian dari masyarakat yang seutuhnya, mampu hidup dan berguna bagi
masyarakat sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai