Anda di halaman 1dari 3

Apa sih cinta itu?... Yesus dengan memberikan pertanyaan yang sulit untuk dijawab.

Sulit untuk menjawab hukum mana yang terutama dalam Hukum


Biasanya teman-teman muda yang lagi indah-indahnya memaknai
Taurat. Karena menurut tradisi Yahudi, kesepuluh hukum Taurat itu
sebuah cinta….
dijabarkan dalam 613 perintah terdiri dari 248 perintah positif
Sedikit cerita, pada waktu itu saya bersama teman-teman sedang (untuk dilakukan) dan 365 perintah negatif (untuk dihindari). Dari
nongkrong, ngopi sambil menikmati senja… tiba-tiba ada salah satu sekian banyak perintah itu Tuhan Yesus diminta untuk menjawab
teman kami, tiba-tiba berbicara begini, dia nyuput kopinya dulu… mana yang paling utama, tentu sulit menjawabnya. Selain sulit,
“tau gak sih bro… didalam kopi ini ada rasa manis dan pahit, sebuah pertanyaan tersebut juga dilematis. Orang-orang Yahudi sudah
rasa yang berlawanan, tetapi disitulah kenikmatannya, cinta itu sering memperdebatkan hal ini. Sebagian memahami bahwa semua
kayak gitu bro… didalam cinta juga ada peristiwa/perasaan manis perintah adalah sama kedudukannya. Tidak ada yang lebih besar
dan pahit… kamu bisa dimana kamu senang ketika rasa manis itu atau kecil. Sebagian yang lain mencoba mengelompokkan semua
datang, tetapi kamu juga tidak bisa menolak rasa pahit itu masuk perintah dalam kategori besar dan kecil. Beberapa orang
kedalam jiwamu… itulah cinta. menganggap hukum penyunatan yang utama, yang lain
mengutamakan hukum korban, ada juga yang mengutamakan
hukum hari sabat. Jadi jawaban apapun yang Tuhan Yesus berikan
Ada kalimat yang bunyinya, “Lakukan apa yang anda cintai dan pasti akan mendapat sanggahan dari salah satu kelompok.
cintai apa yang anda lakukan.” Kalimat ini ingin mengajak kepada
Namun dengan hikmat-Nya, Tuhan Yesus memberi jawaban dengan
banyak orang supaya melakukan apa saja yang dia cintai sehingga
begitu bijaksana. Semua orang Yahudi pasti sudah mengetahui dua
bisa melakukannya dengan senang hati dan tanpa paksaan. Jika
perintah yang dikutip oleh Tuhan Yesus dalam jawaban-Nya.
kalimat ini kita gunakan dalam kehidupan bergereja, mungkin bisa
Mereka bahkan setiap hari mengucapkan perintah untuk mengasihi
muncul banyak pertanyaan: Apakah kita melakukan pelayanan
TUHAN dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi (bdk. Ul. 6:4-5).
dengan senang hati dan tanpa paksaan? Apakah selama ini kita
Perintah untuk mengasihi sesama manusia juga tidak asing sama
menyukai berkegiatan pelayanan di gereja? Atau kita bisa
sekali di telinga mereka (Im. 19:18). Semua hukum digenapi dalam
memberikan pertanyaan “Kenapa kita harus menyukai pelayanan di
satu kata yaitu “Kasih”, kasih kepada Allah dan kasih kepada
gereja? ”
sesama. Kedua perintah ini tidak bisa saling dipisahkan karena
Jawaban dari pertanyaan tersebut bisa kita renungkan pada apa mengasihi Allah juga harus ditunjukkan dengan mengasihi sesama.
yang Tuhan Yesus ajarkan dalam bacaan Injil saat ini. Diceritakan Kasih kepada sesama yang bisa kita lihat merupakan bukti dari kasih
orang Farisi sedang berusaha menyerang dan menjatuhkan Tuhan kita kepada Allah yang tidak bisa kita lihat.
Namun nyantanya mengasihi Allah yang tidak terlihat jauh lebih memiliki maksud tersembunyi atau mencari keuntungan bagi diri
mudah dari pada mengasihi sesama yan terlihat. sendiri dan ia tidak mencari pujian (1 Tes. 2:5-6). Hal inilah yang
membuat pelayanan Rasul Paulus bisa menjadi berkat bagi jemaat.
Jika kita selalu memandang orang lain, kita jarang menemukan
alasan untuk mengasihinya karena mungkin mereka sering Jadi begini Allah sudah sedemikian baik kepada kita. Bahkan di
menyakiti hati kita. Bagaimana mungkin mengasihi orang yang tengah kegagalan dan ketidaksetiaan kita, Dia tetap setia dan
sering berbuat kesalahan kepada kita, bahkan yang melakukan mengasihi kita? Jika Allah sudah sedemikian rupa mengasihi kita,
kejahatan yang sedemikian kejam kepada kita? bukankah kita seharusnya juga belajar untuk mengasihi sesama.
Bagaimana kita dapat mengasihi sesama? Jawabannya terletak pada Jadi pertanyaan, “Kenapa kita harus menyukai pelayanan di
kalimat “Akulah TUHAN”. Alasan di balik kasih kepada sesama gereja?” Jawabannya karena itu bentuk kasih kita kepada Allah dan
terletak pada diri TUHAN. Siapa TUHAN di hadapan kita lebih sesama, karena Allah sudah lebih dahulu mengasihi kita. Panggilan
menentukan daripada siapa orang lain di depan kita. Hanya ketika untuk menunjukkan kasih ini ditujukan kepada semua warga
kita menunjukkan mata kita kepada TUHAN sebagai Allah yang jemaat, tidak hanya yang tua saja, tetapi juga yang muda. Meski
penuh kasih, kita menemukan semua alasan untuk mengasihi orang sering dikatakan bahwa pemuda adalah generasi penerus gereja
lain. akan tetapi keterlibatannya dalam pelayanan bergereja harus
ditunjukkan mulai dari sekarang. Keterlibatan kaum muda bisa
Selain itu kasih terhadap sesama ini dilakukan dengan motivasi jika
mendorong gerak pelayanan gereja semakin maju dan mengikuti
kita bisa mengasihi diri sendiri, memikirkan semua hal yang baik
perkembangan zaman. Sedangkan generasi tua bisa dengan penuh
untuk diri kita sendiri, bisa memaafkan diri kita, maka harusnya kita
kesabaran dan mendampingi para muda dengan memberikan
juga bisa dan mau untuk memikirkan yang baik dan memaafkan
wadah yang seluas-luasnya untuk mereka bisa ambil bagian dalam
orang lain. “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
pelayanan. Hal penting lainnya yang harus ada dalam kehidupan
Pemahaman inilah yang harus kita kuatkan dalam kita melakukan bergereja adalah apresiasi dan penghargaan, jika ada pemuda atau
pelayanan. Meskipun harus mengadapi banyak penderitaan dan siapa saja yang mulai belajar melayani mari kita dukung, kita
tantangan tetapi kita tetap setia melayani Tuhan karena Rasul semangati, jangan sampai malah diolok dan dihina. Jika ada hal
Paulus mengatakan bahwa motivasi pelayanannya adalah untuk yang masih belum benar, ya mari diberitahu dengan baik dan yang
menyukakan hati Allah, bukan untuk menyukakan manusia (1 Tes. membangun. Dengan demikian maka gereja akan menjadi tempat
2:4). Apa saja yang dilakukan oleh Rasul Paulus untuk menyukakan yang menyenangkan bagi para pemuda dan siapa saja untuk bisa
hati Allah. Rasul Paulus melayani dengan hati yang tulus. Ia tidak mengembangkan dirinya lewat pelayanan yang ditunjukkan.
Mari para pemuda dan siapa saja, kita menunjukkan kasih kita
kepada Allah dengan ikut ambil bagian dalam pelayanan bergereja.
Mari cintai gereja kita, cintai orang-orang yang ada di dalamnya,
cintai setiap pelayanan yang kita lakukan. Bukan hanya menunggu
kesempatan yang baik baru mau melayani, melainkan mari
memakai setiap kesempatan untuk melayani Tuhan dan sesama.
Oleh karena itu, jangan melayani hanya saat kita memiliki waktu
luang, melainkan luangkanlah waktu untuk melayani. Mari pemuda
dan semuanya manfaatkanlah setiap kesempatan yang ada untuk
melayani Tuhan. “Pemuda GKJW ayo melu tandang gawe!”. Tuhan
memberkati. Amin.

Anda mungkin juga menyukai