Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia dianugerahi sebagai negara yang memiliki megabiodiversity,

keanekaragaman hayati yang sangat besar. Menurut Prijono (2012) perkiraan

keanekaragaman jenis global sekitar 5-30 juta spesies, dan baru sekitar 1,78 juta jenis

flora, fauna, dan mikroba yang diberi nama. Profil keanekaragaman hayati daerah

merupakan gambaran keanekragaman hayati yang dimiliki oleh masing-masing

daerah. Keanekaragaman hayati ini mencangkup tingkat ekosistem, spesies, dan

tingkatan di dalam spesies atau genetik, baik yang alami ataupun yang buatan.

Patang (2010) menyatakan bahwa dari kekayaan jenis hewan dan tumbuhan

yang ada di hutan Indonesia, jenis hewanlah yang mempunyai jumlah lebih besar

dibandingkan dengan tumbuhan. Salah satunya adalah dari jenis hewan tanah yang

peranannya tidak kalah pentingnya dari kelompok hewan lainnya. Menurut Kimmins

(1987) hewan tanah adalah organisme yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya

dihabiskan di dalam tanah, baik yang hidup di permukaan maupun yang terdapat di

dalam tanah. Suhardjono dan Adisoemarto (1997) menambahkan bahwa hewan tanah

adalah semua kelompok binatang yang Sebagian atau seluruh hidupnya bergantung

pada tanah karena sumber pakannya terdapat di tanah.

Berdasarkan ukuran, secara garis besar terdapat 3 kelompok invertebrata yang

hidup di dalam tanah, yaitu mikrofauna (Protozoa dan Nematoda), mesofauna

(Acarina dan Colembola), dan makrofauna (Cacing dan serangga tanah). Mikrofauna

dan mesofauna sendiri dapat memacu proses dekomposisi bahan organik dengan cara

memperkecil ukuran bahan organik dan akitivitas metabolismenya dapat

menghasilkan hara bagi tumbuhan lainnya. Beberapa makrofauna seperti cacing tanah
mempunyai peran penting dalam mempengaruhi kesuburan dan produktivitas tanah.

Beberapa jenis fauna tanah telah diketahui berinteraksi dengan tanaman, sebagai

contoh keberadaan Milipide dan Centipide berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

produksi kedelai (Anwar et al. 2011), kehadiran cacing tanah berpengaruh dalam hasil

jagung (Anwar et al. 2012). Pada umumnya hewan tanah berperan sebagai perombak

bahan organik yang memegang peran penting dalam daur hara (Sugiyanto, 2003).

Hara yang dikeluarkan dari daun dan kayu yang lapuk biasanya tidak secara langsung

masuk ke dalam tanah dan tersedia bagi tanaman, tetapi melewati semua siklus-siklus.

Hewan tanah memiliki beberapa fungsi dalam ekosistem, misalnya; pemangsa,

pemakan bagian tumbuhan hidup, pemakan serasah, pemakan bangkai ataupun

parasit. Pada proses dekomposi daun sendiri, siklus itu sering bekerja sama dengan

hewan tanah yang akan mengunyah-ngunyah dedaunan.

Kehidupan hewan tanah sangat tergantung pada habitatnya, karena keberadaan

dan kepadatan populasi suatu jenis hewan tanah di suatu daerah sangat ditentukan

oleh keadaan daerah tersebut. Struktur komunitas hewan tanah di suatu tipe habitat

sangat tergantung dari faktor lingkungan, yaitu lingkungan abiotik dan lingkungan

biotik. Masing-masing tipe habitat memiliki kombinasi atau perangkat unsur yang

berbeda (Suhardjono et al. 2012; Suheriyanto, 2012).

Keragaman dari hewan tanah dan fungsi ekosistem menunjukkan hubungan

yang sangat kompleks dan belum banyak diketahui, dan untuk melakukan konservasi

terhadap keanekaragaman hewan tanah yang masih sangat terbatas. Atas dasar

pertimbangan ini, maka perlu dilakukannya pendataan tentang keanekaragaman

hewan tanah dalam penelitian yang berjudul “Keanekaragaman Hewan Tanah

Pada Ekosistem Kebun Raya Bogor.”


1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada ekosistem Kebun Raya Bogor.

2. Keanekaragaman hewan tanah pada Kebun Raya Bogor.

3. Hewan tanah yang diamati adalah hewan tanah yang ada di dalam

tanah maupun di luar tanah.

4. Pengambilan sampel penelitian diambil pada bagian permukaan tanah

dan di bawah permukaan tanah sampai kedalaman kurang lebih 10 cm.

5. Identifikasi sampel dibatasi sampai tingkat Famili.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Hewan tanah apa saja yang terdapat pada ekosistem Kebun Raya

Bogor?

2. Bagaimana tingkat keanekaragaman hewan tanah pada ekosistem

Kebun Raya Bogor?

3. Bagaimana tingkat ketebalan serasah dan porositas tanah pada habitat

ekosistem Kebun Raya Bogor?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi berbagai jenis hewan tanah yang terdapat pada

ekosistem Kebun Raya Bogor.

2. Mengetahui keanekaragaman hewan tanah pada ekosistem Kebun Raya

Bogor.

3. mengetahui tingkat ketebalan serasa dan porositas tanah pada habitat

hewan tanah pada ekosistem Kebun Ray Bogor.


1.5 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah:

1. Menambah informasi tentang keanekaragaman fauna tanah yang ada

pada ekosistem Kebun Raya Bogor.

2. Memberi wawasan khususnya kepada para pengunjung Kebun Raya

Bogor tentang nilai lebih dari ekosistem yang berada di Kebun Raya

Bogor.

3. Dapat menjadi suatu acuan atau refrensi untuk mengidentifikasi jenis

hewan tanah pada ekosistem Kebun Raya Bogor.

4. Sebagai bahan refrensi bagi para peneliti selanjutnya yang akan

meneliti tentang hewan tanah juga.

Anda mungkin juga menyukai