PROSEDUR
PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI
PERSONEL SERTIFIKASI
ttd
ttd
LILIH HANDAYANINGRUM
ARI ULIANA
Kepala Seksi Pengembangan Jasa dan
Kepala Balai Sertifikasi Industri
Jaminan Mutu Sertifikasi
Tanggal: 30 Maret 2021 Tanggal: 30 Maret 2021
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk seluruh bagian yang terlibat dalam kegiatan sertifikasi di Balai Sertifikasi Industri
Kementerian Perindustrian, dan diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Komite Sertifikasi dan Pengamanan Ketidakberpihakan
2. Manajemen Balai Sertifikasi Industri
3. Auditor
4. Petugas Pengambil Contoh
5. Tenaga Ahli Produk/Proses/Pengujian
6. Personel Tinjauan Sertifikasi dan Personel Keputusan Sertifikasi
7. Personel Operasional Sertifikasi
8. Personel Pengembangan Jasa Jaminan Mutu Sertifikasi
9. Personel Tata Usaha dan Manajemen Kinerja
10. Personel lainnya yang ditetapkan insidentil untuk pendukung sertifikasi.
3. Dokumen Acuan
1.1. BSI/PM Pedoman Mutu Balai Sertifikasi Industri Kementerian Perindustrian, BAB V,
BAB VI
1.2. Perpres Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2020 tentang Kementerian
Perindustrian
1.3. Permenperin Peraturan Menteri Nomor 109/MEN-IND/PER/11/2012 tentang Penetapan
Organisasi dan Tata Kerja Balai Sertifikasi Industri
1.4. Permenperin Peraturan Menteri Nomor 28 Tahun 2019 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Asesor Manajemen Mutu Industri
1.5. ISO/IEC Conformity assessment – Requirements for bodies providing audit and
17021.3:2017 certification of management systems – Part 3: Competence requirements
for auditing and certification of quality management systems
1.6. ISO/IEC 22003:2013 Food safety management systems – Requirements for bodies providing
audit and certification of food safety management systems
1.7. ISO/IEC 17021- Conformity assessment – Requirements for bodies providing audit and
2:2016 certification of management systems – Part 2: Competence requirements
for auditing and certification of environmental management systems
1.8. ISO 17065:2012 Conformity assessment – requirement for bodies certifying products,
processes and services
4.1.2. Komite Sertifikasi dan Pengamanan Ketidakberpihakan mempunyai wewenang dan tanggung jawab
atas:
● pengembangan kebijakan yang berkaitan dengan pengoperasian Balai Sertifikasi Industri dan
ketidakberpihakan kegiatan sertifikasinya,
● melakukan langkah pencegahan terhadap setiap kecenderungan pada personil sertifikasi yang
mengizinkan pertimbangan komersial atau pertimbangan lain, yang menghalangi tujuan
penyediaan kegiatan sertifikasi yang konsisten
● memberikan saran mengenai hal yang mempengaruhi kepercayaan sertifikasi, termasuk
keterbukaan dan persepsi publik
● melakukan tinjauan, minimal setahun sekali, mengenai ketidakberpihakan dalam proses audit,
sertifikasi dan pengambilan keputusan lembaga sertifikasi
● melakukan pengawasan terhadap penerapan kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan
pengoperasian Balai Sertifikasi Industri.
● pendelegasian wewenang kepada tim atau perorangan, sesuai kebutuhan, untuk
melaksanakan kegiatan yang ditetapkan atas namanya.
4.1.3. Anggota Komite Sertifikasi dan Pengamanan Ketidakberpihakan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
● Untuk perwakilan dari asosiasi atau industri atau pelanggan merupakan asosiasi dengan
jumlah pelanggan terbanyak di Balai Sertifikasi Industri
● Merepresentasikan stakeholder yang diwakilinya.
● Memahami masalah dan mampu memberikan solusi dalam hal sertifikasi di Balai Sertifikasi
Industri yang terkait terhadap stakeholder yang diwakilinya
● Menandatangani Pakta Integritas, Pernyataan Kerahasiaan, Konflik Kepentingan dan
Ketidakberpihakan (BSI/STD-SDM-01).
4.2.8. Subkoordinator Pengembangan Jasa dan Jaminan Mutu Sertifikasi bertanggung jawab kepada
Kepala Balai Sertifikasi Industri. Subkoordinator Pengembangan Jasa dan Jaminan Mutu Sertifikasi
mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas:
● Melakukan kerja sama dan pemanfaatan sumber daya sertifikasi seperti pengelolaan kontrak
terhadap personel eksternal dan laboratorium penguji
● Pengembangan sistem sertifikasi (skema, lingkup, dan jasa)
● Pelaksanaan dan pemeliharaan sistem manajemen mutu sertifikasi penilaian kesesuaian
produk industri, spesifikasi teknis, dan tata cara proses industri
● Pelaksanaan audit internal dan rapat tinjauan manajemen
● Penanganan komplain,
● Pengukuran dan evaluasi kepuasan pelanggan,
● Evaluasi pencapaian sasaran mutu
● Pengembangan dan pengelolaan kompetensi personil Balai Sertifikasi Industri
● Pengelolaan dokumen mutu internal dan eksternal
4.2.9. Subkoordinator Pengembangan Jasa dan Jaminan Mutu Sertifikasi harus memenuhi persyaratan
tambahan sebagai berikut:
● mempunyai pemahaman standar sistem manajemen mutu/lingkungan/keamanan pangan;
● mempunyai pemahaman proses sertifikasi produk/sistem manajemen mutu/lingkungan/
keamanan pangan;
● mempunyai pemahaman sistem sertifikasi hijau;
● mempunyai pemahaman sertifikasi standar kinerja energi minimum (SKEM); dan
● mempunyai pemahaman terhadap regulasi teknis dan peraturan perundangan yang
terkait;
4.2.10. Evaluasi kinerja manajemen Balai Sertifikasi Industri dilakukan dengan sistem evaluasi kinerja
pegawai yang berlaku di Kementerian Perindustrian.
4.3. AUDITOR
4.3.1. Tim Audit berdasarkan jenjangnya terdiri dari auditor ketua tim, auditor anggota tim, auditor in
trainee/magang dan observer. Sedangkan berdasarkan fungsinya, dalam satu penugasan dapat
terdiri dari auditor sertifikasi produk, auditor sistem manajemen mutu (SMM), auditor sistem
manajemen lingkungan (SML), auditor sistem manajemen keamanan pangan (SMKP), dan/atau
4.3.2. Dalam persyaratan sertifikasi sistem manajemen mutu dan produk, tim audit harus terdiri dari
auditor (dan tenaga ahli, jika perlu) yang memiliki kompetensi kolektif untuk melakukan audit.
Tidak perlu bagi setiap anggota tim audit untuk memiliki kompetensi yang sama, namun
kompetensi kolektif tim audit harus cukup untuk mencapai tujuan audit.
4.3.3. Dalam pemilihan tim audit sertifikasi sistem manajemen lingkungan, tim audit harus terdiri dari
auditor (dan tenaga ahli, jika perlu) yang mempunyai kompetensi kolektif untuk melakukan
audit. Salah satu auditor sistem manajemen lingkungan harus mempunyai kriteria kompetensi
pengetahuan spesifik yang tepat sesuai dengan aspek lingkungan yang akan diaudit.
(sebagaimana tercantum dalam prosedur ini)
4.3.4. Dalam pemilihan tim audit sertifikasi sistem manajemen keamanan pangan (SMKP), tim audit
harus terdiri dari auditor (dan tenaga ahli, jika perlu) yang mempunyai kompetensi kolektif untuk
melakukan audit. Salah satu auditor sistem manajemen keamanan pangan harus mempunyai
kriteria kompetensi pengetahuan spesifik yang tepat sesuai dengan aspek keamanan pangan
yang akan diaudit. (sebagaimana tercantum dalam prosedur ini)
4.3.5. Dalam pemilihan tim audit sertifikasi industri hijau (IH), tim audit harus terdiri dari auditor (dan
tenaga ahli, jika perlu) yang mempunyai kompetensi kolektif untuk melakukan audit. Salah satu
auditor industri hijau (IH) harus mempunyai kriteria kompetensi pengetahuan spesifik yang tepat
sesuai dengan aspek industri hijau yang akan diaudit. (sebagaimana tercantum dalam prosedur
ini)
4.3.9. Auditor sistem manajemen mutu dapat menjadi auditor produk, auditor sistem manajemen
lingkungan, auditor industri hijau, dan auditor sistem manajemen keamanan pangan dengan
tambahan pemenuhan kompetensi sesuai yang ditetapkan dalam prosedur ini.
4.3.10. Auditor sistem manajemen mutu harus memiliki kompetensi sebagai berikut:
● bersertifikat Pelatihan Auditor/Lead Auditor Registered Training Course ISO 9001:2015 atau
revisinya atau pelatihan sistem manajemen mutu yang setara.
4.3.11. Auditor sertifikasi produk dapat digolongkan menjadi tiga yaitu auditor (umum), auditor
pengembangan produk dan auditor produk.
4.3.12. Auditor sertifikasi produk secara umum harus memiliki kompetensi sebagai berikut:
1. Terminologi dan teknologi khusus untuk bidang teknis
2. Persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku untuk produk atau layanan khusus untuk
bidang teknis
3. Karakteristik produk, layanan dan proses khusus untuk bidang teknis
4. Infrastruktur dan lingkungan untuk pengoperasian proses yang mempengaruhi kualitas
produk dan layanan
5. Penyediaan proses, produk, dan layanan yang disediakan secara eksternal
6. Pengetahuan dan ketrampilan yang sama seperti auditor sistem manajemen mutu (lihat
4.3.10)
No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 11 dari 42
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id
4.3.13. Auditor (umum) atau dapat disebut dengan auditor merupakan auditor sistem manajemen mutu
dengan pemenuhan kompetensi tambahan melalui pelatihan atau pengalaman kerja/audit pada
kelompok lingkup sektor industri sesuai pengarahan dan peminatan. Auditor (umum) bertugas
sebagai auditor dengan lingkup audit selain proses produksi dan QC.
4.3.14. Auditor pengembangan produk bertugas sebagai auditor dengan lingkup audit proses produksi,
pengendalian mutu dan bagian lainnya dan didampingi oleh auditor produk.
4.3.15. Auditor produk dapat bertugas di seluruh elemen, terutama di lingkup audit proses produksi dan
QC serta bertugas mendampingi auditor pengembangan produk
4.3.16. Auditor Produk berkualifikasi auditor (umum) dengan pendidikan minimal D3/D4/S1 Teknik/Sains
yang relevan atau mempunyai pengalaman kerja relevan minimal 1 (satu) tahun.
4.3.17. Audit pengembangan produk merupakan auditor sistem manajemen mutu (auditor umum)
dengan:
a. kualifikasi pendidikan D3/D4/S1 Teknik/Sains yang tidak relevan, atau ilmu pengetahuan
eksakta lainnya dengan:
● memiliki pengalaman kerja yang relevan minimal 1 (satu) tahun; atau
● pengalaman sebagai auditor umum sebanyak 2 (dua( kali pada lingkup produk yang
akan dikembangkan dan telah mengikuti workshop/pelatihan pemahaman produk
sesuai lingkup produk yang akan dikembangkan minimal 2 (dua) hari.
b. kualifikasi pendidikan minimal D3/D4/S1 Non-Teknik/Sains lainnya
● penilaian makalah/ujian tertulis dan wawancara;
● memiliki pengalaman kerja yang relevan minimal 1 (satu) tahun; atau
● pengalaman sebagai auditor umum sebanyak 5 (lima) kali pada lingkup produk yang
akan dikembangkan; dan telah mengikuti workshop/pelatihan pemahaman produk
sesuai lingkup produk yang akan dikembangkan minimal 2 (dua) hari.
Tahapan penjenjangan auditor (umum/SMM) menjadi auditor pengembangan produk dan
auditor produk ditunjukkan pada Tabel 3.
4.3.18. Auditor Sistem Manajemen Keamanan Pangan harus memiliki kriteria seperti Auditor Sistem
Manajemen Mutu dengan tambahan pemenuhan kriteria sebagai berikut:
- bersertifikat Pelatihan Auditor/Lead Auditor Registered Training Course SNI ISO 22000:2009
atau revisinya atau pelatihan sistem manajemen keamanan pangan yang setara.
- Berkualifikasi pendidikan minimal S1 dari jurusan terkait dengan pangan atau Sains (MIPA)
yang relevan dengan pengalaman audit teknis (di bagian produksi atau pengendalian mutu)
4.3.19. Auditor Sistem Manajemen Lingkungan harus memiliki kompetensi seperti Auditor Sistem
Manajemen Mutu dengan tambahan pemenuhan kriteria sebagai berikut:
- bersertifikat Pelatihan Auditor/Lead Auditor Registered Training Course SNI ISO 14001:2015
atau revisinya atau pelatihan sistem manajemen lingkungan yang setara.
- Berkualifikasi pendidikan minimal S1 dari jurusan terkait dengan lingkungan atau sains
(MIPA), atau teknik yang relevan dengan pengalaman audit teknis (di bagian produksi atau
pengendalian mutu) atau pelatihan yang terkait atau pengalaman kerja di bidangnya
- Memiliki pengetahuan tentang:
1. Terminologi lingkungan (termasuk definisi dan konsep yang digunakan dalam sistem
manajemen lingkungan seperti hasil yang ingin dicapai, lingkungan yang berkelanjutan)
2. Kuantifikasi output lingkungan yang berlaku untuk sistem manajemen lingkungan dan
kewajiban kepatuhan/ketaatan yang berlaku (seperti pengukuran indeks dan berat, mass
balance)
3. Pemantauan lingkungan dan teknik pengukuran dan metode analitik (termasuk peralatan
dan kalibrasinya atau verifikasi dan perawatan)
4. Teknik identifikasi aspek dan dampak lingkungan
5. Perspektif daur hidup
6. Evaluasi kinerja lingkungan terhadap pencapaian hasil yang diharapkan
7. Kewajiban penaatan
8. Kesiagaan dan tanggap darurat meliputi kemampuan dalam:
a. mengidentifikasi potensi situasi darurat dan tanggap relevan yang direncanakan
b. mengukur keefektifan dalam tanggap darurat dan tanggap terhadap aktual darurat
jika diterapkan
9. Pengendalian operasional
10. Faktor yang terkait dengan lokasi yang berpotensi mempengaruhi aspek perusahaan
atau klien atau pemohon di area sekitar, ekosistem dan komunitas. Faktor lokasi
termasuk geografi, iklim, hidrogeologi, topografi, tanah dan faktor terkait lainnya.
11. Lingkup lingkungan yang tepat sesuai dengan konteks organisasi dan aktivitas, produk
dan layanannya.
No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 15 dari 42
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id
4.3.20. Auditor Industri Hijau dapat menjadi auditor sistem manajemen lingkungan jika telah
mempunyai bersertifikat pelatihan auditor/lead auditor registered training course SNI ISO
14001:2015 atau revisinya atau pelatihan sistem manajemen lingkungan yang setara.
4.3.21. Auditor Industri Hijau harus memiliki kriteria seperti auditor sistem manajemen mutu dengan
tambahan pemenuhan kriteria sesuai dengan peraturan Menteri Perindustrian No. 39 tahun
2018 atau revisinya atau peraturan lain yang mengatur dimana:
- Memiliki sertifikat auditor industri hijau yang dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian
- Berkualifikasi pendidikan minimal S1 dari jurusan teknik atau sains (MIPA) yang relevan
dengan pengalaman audit teknis (di bagian produksi atau pengendalian mutu) atau pelatihan
yang terkait atau pengalaman kerja di bidangnya
- Memiliki pengalaman audit magang industri hijau minimal 5 (lima) obyek audit
- Pengetahuan tentang kebijakan nasional industri hijau terkait pembangunan berkelanjutan
(global dan nasional) dan rencana induk pembangunan nasional 2010-2025, rencana aksi
nasional penurunan gas rumah kaca (GRK)
- pengetahuan tentang kebijakan nasional industri hijau terkait UU no 3 tahun 2014 tentang
perindustrian, kebijakan industri nasional dan rencana induk pembangunan industri nasional
- Pengetahuan tentang kebijakan nasional industri hijau terkait regulasi teknis tentang sumber
daya industri, pengembangan daya saing industri dan pengelolaan lingkungan industri
kebijakan industri dan pengolahan lingkungan industri
- Pengetahuan tentang konsep dasar dan prinsip industri hijau
- Pengetahuan tentang kaitan Industri Hijau dengan pengelolaan lingkungan hidup lainnya,
proses produksi Industri dan Jenisnya serta studi kasus penerapan konsep industri hijau per
komoditi seperti semen, susu dan lain-lain.
No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 18 dari 42
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id
4.3.22. Auditor Balai Sertifikasi Industri dapat juga berasal dari PNS yang menjabat sebagai Fungsional
Asesor Manajemen Mutu Industri (AMMI) yaitu PNS yang diberikan tugas, tanggung jawab dan
wewenang untuk melaksanakan asesmen sistem manajemen mutu industri dalam lingkungan
instansi pusat dan instansi daerah. AMMI mempunyai jenjang jabatan sebagai berikut:
a. AMMI Ahli Pertama
- Penata Muda dengan golongan ruang III/a
- Penata Muda Tingkat I dengan Golongan ruang III/b
b. AMMI Ahli Muda
- Penata Muda dengan golongan ruang III/c
- Penata Tingkat I dengan Golongan ruang III/d
c. AMMI Ahli Madya; dan
- Pembina dengan ruang IV/a;
- Pembina Tingkat I dengan golongan ruang IV/b; dan
- Pembina Utama Muda dengan golongan ruang IV/c
d. AMMI Ahli Utama
- Pembina Utama Madya dengan golongan ruang IV/d; dan
- Pembina Utama dengan golongan ruang IV/e
4.3.23. Tugas dan uraian tugas AMMI diatur dalam Peraturan Menteri Nomor 28 Tahun 2019 tentang
Petunjuk Teknis AMMI. Dalam pelaksanaan tugas jabatan fungsional AMMI terhadap pejabat
fungsional AMMI dilakukan penilaian kinerja yang dilakukan oleh tim penilai yang diketuai oleh
Kepala BPPI, penilaian kinerja yang terdiri atas:
a. Penilaian SKP;
b. Penilaian perilaku kerja; dan
c. Penilaian prestasi kerja
4.3.24. Balai Sertifikasi Industri memiliki auditor permanen dan auditor non permanen. Auditor
permanen adalah fungsional AMMI, personil BSI dan auditor kontrak yang telah terdaftar di Balai
Sertifikasi Industri dan mempunyai komitmen untuk tidak terdaftar atau akan terdaftar sebagai
auditor di Lembaga Sertifikasi lain; yang berarti auditor permanen melaksanakan tugas audit
sertifikasi hanya untuk Balai Sertifikasi Industri. Auditor permanen membuat surat pernyataan
yang menunjukkan sebagai personil permanen di Balai Sertifikasi Industri dengan BSI/STD-SDM-
32. Auditor non permanen adalah auditor yang bukan termasuk dalam personil permanen
4.4.3. Dalam pelaksanaan sertifikasi produk, auditor produk dapat bertindak sebagai petugas pengambil
contoh jika auditor produk memiliki kriteria sebagai petugas pengambil contoh.
4.4.4. Petugas Pengambil Contoh yang aktif dalam penugasan dilakukan penilaian kinerja melalui
Evaluasi Kinerja Petugas Pengambil Contoh (BSI/STD-SDM-26).
4.5.5. Tenaga Ahli Sistem Manajemen Keamanan Pangan harus memiliki kriteria sebagai berikut:
- Berkualifikasi pendidikan minimal S1 dari jurusan terkait dengan pangan atau Sains (MIPA)
yang relevan dengan pengalaman kerja(di bagian produksi atau pengendalian mutu minimal
1 tahun atau pelatihan yang terkait atau pengalaman kerja di bidangnya
- Kemampuan untuk mengidentifikasi kategori rantai pangan yang relevan:
1. PPD (Program Persyaratan Dasar);
2. Bahaya keamanan pangan
3. Persyaratan hukum
- Kemampuan untuk menentukan jika terdapat:
1. faktor musiman tertentu apapun yang terkait dengan organisasi dan kategori pangan
atau produknya
2. budaya dan kebiasaan spesifik terkait dengan kategori dan wilayah geografi yang diases
3. faktor spesifik yang disyaratkan untuk mengaudit SMKP, produk, proses atau jasa di
bidang pangan
- Kemampuan untuk mengidentifikasikan:
1. bahaya mikrobiologi yang berasal dari pangan
2. bahaya kimia;
3. bahaya fisik;
4. penyebab alergi;
5. persyaratan pelabelan keamanan pangan;
6. peraturan keamanan pangan yang relevan dengan kategori rantai pangan dan
mekanisme pengendalian yang diakui. Kemampuan untuk mengevaluasi kapasitas
organisasi dalam mengidentifikasi dan mampu mengaplikasikan peraturan keamanan
pangan dan persyaratan pelabelan (negara produksi/negara tujuan)
- Kemampuan untuk menerapkan praktik kosakata kategori dan subkategori rantai pangan
terkait dengan:
1. Keterkaitan rantai pangan;
No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 23 dari 42
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id
4.5.6. Tenaga Ahli Industri Hijau harus memiliki kriteria kompetensi khusus yang sama dengan tenaga
ahli sistem manajemen lingkungan.
4.5.8. Tenaga Ahli Produk dan Tenaga Ahli Proses mempunyai tugas memberikan masukan kepada tim
audit sesuai dengan bidang keahliannya
4.5.9. Tenaga ahli pengujian mempunyai tugas menyaksikan pengujian di laboratorium perusahaan
dan/atau laboratorium yang belum terakreditasi ISO 17025
4.7.2. Personel Operasional Sertifikasi secara umum harus memiliki kompetensi sebagai berikut:
- Pendidikan minimal SMA sederajat;
- Mempunyai pemahaman sistem manajemen;
- Memahami sistem sertifikasi;
- Memahami persyaratan permohonan sertifikasi;
- Memahami alur proses sertifikasi
4.7.4. Personel Tinjauan Permohonan Sertifikasi Produk/Sistem Manajemen Mutu harus dilengkapi
kompetensi sebagai berikut:
- Memahami persyaratan dan alur proses sertifikasi secara umum
- memahami pengetahuan terhadap terminologi umum dan proses yang terkait dengan
praktik sektor bisnis yang relevan dari lingkup pemohon
- memahami pengetahuan tentang produk/proses klien, proses dan jenis organisasi, ukuran,
tata kelola, struktur, termasuk fungsi alih daya dari lingkup pemohon
- memahami regulasi teknis produk/proses
- memahami proses sesuai dengan lingkup yang telah ditentukan
4.7.5. Personel Tinjauan Permohonan Sertifikasi Sistem Manajemen Keamanan Pangan harus dilengkapi
kompetensi sebagai berikut:
- Mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi kategori rantai pangan yang relevan:
a. PPD (Program Persyaratan Dasar);
b. Bahaya keamanan pangan
c. Persyaratan hukum
- Mempunyai kemampuan untuk menentukan jika terdapat:
a. faktor musiman tertentu apapun yang terkait dengan organisasi dan kategori pangan
atau produknya
b. budaya dan kebiasaan spesifik terkait dengan kategori dan wilayah geografi yang diases
c. faktor spesifik yang disyaratkan untuk mengaudit SMKP, produk, proses atau jasa di
bidang pangan
4.7.6. Personel Tinjauan Permohonan Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan harus dilengkapi
kompetensi sebagai berikut:
- Mempunyai pengetahuan terminologi lingkungan
- Mempunyai pengetahuan aspek dan dampak lingkungan
No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 26 dari 42
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id
4.7.7. Personel Tinjauan Permohonan Sertifikasi Industri Hijau harus dilengkapi kompetensi sebagai
berikut:
- Mampu mengidentifikasi permintaan sertifikasi industri hijau meliputi bahan baku, bahan
penolong, energi, air, produk, limbah, emisi, kemasan, persyaratan sistem manajemen dan
dokumen normatif
- Memahami pengetahuan tentang produk/sektor bisnis pemohon, standar industri hijau dan
regulasi yang terkait
4.7.8. Personel Tinjauan Permohonan Sertifikasi Hemat Energi harus dilengkapi kompetensi sebagai
berikut:
- Memahami proses sertifikasi hemat energi
- Memahami pengetahuan tentang produk/proses pemohon
- Memahami regulasi yang berhubungan dengan penerapan Standar Kinerja Energi Minimum
(SKEM) dan pencantuman Label Tanda Hemat Energi (LHE)
4.7.9. Personel Perencanaan Tim Audit Sertifikasi Produk/Sistem Manajemen Mutu harus dilengkapi
kriteria sebagai berikut:
- Memahami skema sertifikasi dan regulasi teknis produk/proses sesuai dengan lingkup yang
telah ditentukan;
- Memiliki pengetahuan terhadap standar produk/proses/sistem manajemen mutu dan
lainnya yang relevan dan dokumen normatif lainnya yang digunakan dalam proses sertifikasi
- Memahami karakteristik produk dan parameter pengujian produk sesuai dengan lingkup
yang telah ditentukan
- Memahami pengetahuan terhadap terminology umum dan proses yang terkait dengan
praktik sektor bisnis yang relevan dari lingkup pemohon
- Mempunyai pemahaman sertifikasi yang dievaluasi;
- Mempunyai pemahaman ruang lingkup dan penerapan pengecualian;
- Mempunyai pemahaman dampak alat, metode, teknik terkait manajemen mutu dan lainnya
dan penerapannya pada proses sertifikasi
- Memiliki pengetahuan terhadap standar produk/ proses/ sistem manajemen mutu dan
lainnya yang relevan dan dokumen normatif lainnya yang digunakan dalam proses sertifikasi
4.7.10. Personel Perencanaan Tim Audit Sertifikasi Sistem Manajemen Keamanan Pangan harus
dilengkapi kriteria sebagai berikut:
- Mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi kategori rantai pangan yang relevan:
a. PPD (Program Persyaratan Dasar);
b. Bahaya keamanan pangan
No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 27 dari 42
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id
4.7.11. Personel Perencanaan Tim Audit Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan harus dilengkapi
kriteria sebagai berikut:
- Mempunyai pengetahuan terminologi lingkungan
- Mempunyai pengetahuan aspek dan dampak lingkungan
- Mempunyai pengetahuan evaluasi kinerja lingkungan
- Mempunyai pengetahuan kewajiban penaatan
- Mempunyai pengetahuan lingkup
- memahami pengetahuan tentang produk/proses pemohon, proses dan jenis organisasi,
ukuran, tata kelola, struktur, termasuk fungsi alih daya dari lingkup pemohon
4.7.12. Personel Perencanaan Tim Audit Sertifikasi Hijau harus dilengkapi kriteria sebagai berikut:
- Mampu mengidentifikasi permintaan sertifikasi industri hijau meliputi bahan baku, bahan
penolong, energi, air, produk, limbah, emisi, kemasan, persyaratan sistem manajemen dan
dokumen normatif
- Memahami pengetahuan tentang produk/sektor bisnis pemohon, standar industri hijau dan
regulasi yang terkait
4.8.2. Personel Pengembangan Jasa dan Jaminan Mutu Sertifikasi bertanggung jawab atas:
- Membantu pelaksanaan urusan pengendalian dokumen
- Membantu mengkoordinir pelaksanaan urusan penetapan skema sertifikasi
- Membantu pelaksanaan Komite dan Pengamanan Ketidakberpihakan
- Menyimpan Data Komite dan Pengamanan Ketidakberpihakan
No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 28 dari 42
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id
4.9.2. Personil Tata Usaha dan Manajemen Kinerja bertanggung jawab atas:
- Menyusun anggaran tahun yang akan datang pada balai sertifikasi industri dan disahkan oleh
balai sertifikasi industri dan apabila dianggap perlu melakukan revisi anggaran tahun berjalan
- Menerbitkan tagihan biaya sertifikasi dan rekapitulasi tagihan biaya sebagai laporan
- Monitoring penerimaan PNBP, dan menyerahkan rekap penerimaan setiap harinya yang
diserahkan kepada petugas Operasional untuk diterbitkannya usulan penugasan
- Menerima rekening koran dari Bank dan membukanya di buku kas, mencocokan bukti transfer
dari perusahaan dengan rekening koran dan menyetor uang penerimaan ke kas negara.
- Membuat permintaan tambahan uang persediaan
- Membuat daftar honor dan membayar honor personil, panitia kerja, pengesahan sertifikat,
kelengkapan dokumen, kebenaran dokumen, audit kecukupan dan audit kesesuaian dan
membayar keperluan sehari-hari perkantoran.
- Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran tanggal 13 dan 28 setiap bulan, dan membuat
laporan setiap akhir bulan.
No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 29 dari 42
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id
4.10.2. Personel Penyusun Skema Sertifikasi, personil tersebut harus berasal dari auditor produk, personel
tinjauan sertifikasi, atau tenaga ahli produk/proses/pengujian dari lingkup produk/proses/jasa
tertentu yang ditetapkan pada daftar kompetensi personil sertifikasi atau tenaga ahli yang berasal
dari eksternal yang ditetapkan sebelum pelaksanaan penyusunan skema sertifikasi
produk/proses/jasa tersebut. Dalam menyusun skema sertifikasi dapat melibatkan perwakilan
instansi terkait seperti Badan Standardisasi Industri dan Laboratorium Uji.
4.10.3. Verifikator kemampuan Lab. Uji harus memiliki kriteria sebagai berikut:
- Latar belakang pendidikan minimal D3/D4/S1 Teknik/Sains yang relevan;
- Memahami ISO 17025 (minimal telah mengikuti awareness ISO 17025);
- Memiliki pemahaman terkait lingkup produk yang akan dilakukan terhadap verifikasi
kemampuan laboratorium uji-nya. (telah mengikuti pelatihan ruang lingkup sejenis/relevan atau
mempunyai pengalaman kerja di ruang lingkup sejenis/relevan)
4.10.5. Tim Evaluasi Kompetensi Auditor harus memiliki kriteria sebagai berikut:
- personality yang berintegritas, mampu menjaga kerahasiaan, dan kemampuan menilai
kompetensi secara objektif
No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 30 dari 42
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id
4.11.2. Proses penentuan dan pemeliharaan kompetensi personel yang terlibat dalam kegiatan sertifikasi
di Balai Sertifikasi Industri Kementerian Perindustrian menggunakan gabungan dari metode berikut
ini:
a. Tinjauan rekaman, dilakukan terhadap:
- resume atau riwayat hidup yang menunjukkan pengalaman kerja, pengalaman audit,
pendidikan dan pelatihan sebagai indikator pengetahuan.
- laporan audit,
- laporan penilaian kinerja seorang auditor yang melakukan audit.
b. Umpan balik dari klien.
c. Pengamatan/observasi, dilakukan dengan mengamati seseorang yang melakukan tugas dapat
memberikan bukti langsung kompetensi sebagai aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang
ditujukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
4.11.3. Personel sertifikasi (yang dimaksud yaitu auditor, PPC dan Tenaga Ahli) yang terdaftar di BSI harus
melengkapi persyaratan administrasi berikut:
- Daftar Riwayat Hidup (BSI/STD-SDM-06) atau dalam format lainnya
- Perjanjian Kerja/Kontrak Auditor (BSI/STD-SDM-12) dan/atau Perjanjian Kerja/Kontrak PPC
(BSI/STD-SDM-14) dan/atau Perjanjian Kerja/Kontrak Tenaga Ahli (BSI/STD-SDM-17)
- Pakta Integritas, Pernyataan Kerahasiaan, Konflik Kepentingan dan ketidakberpihakan (BSI/STD-
SDM-01)
4.11.5. Jika personel pemohon tidak memenuhi maka Seksi PJJMS menerbitkan surat penolakan.
4.11.6. Kepala Balai Sertifikasi Industri mengesahkan Perjanjian Kerja/Kontrak yang telah ditandatangani
oleh personel pemohon yang diterima. Kemudian Seksi PJJMS mencantumkan personil tersebut
pada Daftar Auditor dan Kompetensinya (BSI/STD-SDM-08) atau Daftar PPC (BSI/STD-SDM-10),
atau Daftar Tenaga Ahli (BSI/STD-SDM-09).
4.11.7. Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana pada angka 4.11.3, PJJMS dapat menyusun rencana
pelatihan dan memberikan pelatihan yang dibutuhkan dan/atau menyampaikan kepada
Operasional Sertifikasi untuk menugaskan personel pemohon tersebut sebagai personel magang
(auditor magang atau PPC magang).
AUDITOR
4.11.8. Personel pemohon yang telah diterima sebagai calon auditor, harus mengikuti tahapan menjadi
auditor in trainee/magang sebanyak 1 (satu) kali untuk personel pemohon yang mempunyai
pengalaman audit dan menjadi auditor in trainee/magang sebanyak 2 (dua) kali untuk personel
pemohon yang belum mempunyai pengalaman audit.
4.11.9. Selama menjadi auditor in trainee/magang, auditor in trainee harus aktif mengikuti audit bersama
dengan Ketua Tim. Ketua tim memberikan penilaian kinerja auditor in trainee/magang pada
Evaluasi Kinerja Auditor (BSI/STD-SDM-25)
4.11.10. Setelah menyelesaikan tahapan sebagai auditor in trainee/magang, PJJMS melakukan evaluasi
kompetensi awal, jika hasilnya ”baik”, maka personel tersebut akan menjadi auditor. Jika
hasilnya ”cukup/kurang”, maka personel tersebut akan tetap mengikuti tahapan auditor in
trainee/magang kembali sebanyak 2 (dua) kali dan akan dilakukan evaluasi kembali. Untuk
auditor magang dengan hasil penilaian ”cukup/kurang” dapat diberikan pelatihan jika perlu.
4.11.11. Keluaran evaluasi kompetensi awal adalah Daftar Auditor dan Kompetensinya (BSI/STD-SDM-08).
Selain itu hasil evaluasi dapat pula dihasilkan rencana pengembangan auditor.
4.11.12. Tahapan berikutnya setelah menjadi auditor, auditor tersebut akan ditugaskan dalam tim audit
sebagai anggota tim. Anggota tim akan dinilai oleh ketua tim dalam Evaluasi Hasil Supervisi
(BSI/STD-SDM-25) dan Survey Penilaian Kinerja Tim Auditor (BSI/STD-SDM-35) oleh Klien BSI.
Seksi PJJMS melakukan rekapitulasi data penilaian dari kedua penilaian tersebut.
4.11.14. Jika hasil penilaian supervisi ”baik”, maka auditor dapat ditugaskan sebagai ketua tim, sedangkan
jika hasil penilaian supervisi ”cukup/kurang”, maka auditor tersebut dapat dilakukan supervisi
kembali.
4.11.15. Penilaian ketua tim dilakukan dengan supervisi minimal satu kali dalam 4 (empat) tahun dan
melalui Survey Penilaian Kinerja Tim Auditor (BSI/STD-SDM-35) oleh Klien BSI.
4.11.16. Untuk evaluasi kompetensi auditor SMM dilakukan secara on-site atau witness pada saat
melaksanakan penugasan audit SMM. Jika auditor SMM merupakan anggota tim, maka penilaian
dilakukan oleh Ketua Tim sedangkan jika auditor SMM merupakan Ketua Tim, penilaian dilakukan
oleh Tim Evaluasi Kompetensi Auditor. Tim Evaluasi Kompetensi Auditor akan mencatat hasil
evaluasi dalam Evaluasi Hasil Supervisi (BSI/STD-SDM-25).
4.11.17. Evaluasi auditor SMM secara on-site dilakukan minimal satu kali dalam 4 (empat) tahun.
4.11.18. Auditor BSI dapat merangkap menjadi beberapa auditor skema sertifikasi yang ada di BSI (LSPro,
LSSM, LSSMKP, dan LSSML) selama kompetensinya memenuhi persyaratan dalam prosedur ini.
Sebagai contoh: auditor LSSMKP dapat juga menjadi auditor LSPro dan auditor LSSM untuk
lingkup produk pangan selama auditor tersebut juga memiliki Sertifikat Lead Auditor ISO
9001:2015.
4.11.19. Evaluasi auditor pengembangan produk dilakukan sebelum auditor tersebut menjadi auditor
produk.
4.11.20. Evaluasi auditor produk dilakukan minimal 1 (satu) kali untuk setiap lingkup produknya. Penilaian
dapat berupa ujian tertulis atau penyusunan makalah atau wawancara. Penilai merupakan
tenaga ahli yang ditunjuk oleh manajemen BSI.
PPC
4.11.21. Personel pemohon yang telah diterima sebagai calon PPC dapat mengikuti magang yang
dilaksanakan oleh BSI.
4.11.22. Selama menjadi PPC magang, PPC magang harus aktif melaksanakan pengambilan contoh
bersama dengan PPC. PPC memberikan penilaian kinerja PPC magang pada Evaluasi Kinerja PPC
(BSI/STD-SDM-26)
4.11.23. Setelah menyelesaikan tahapan sebagai PPC magang, PJJMS melakukan evaluasi kompetensi
awal, jika hasilnya ”baik”, maka personel tersebut akan menjadi PPC. Jika hasilnya
”cukup/kurang”, maka personel tersebut akan tetap mengikuti tahapan PPC magang kembali
4.11.24. Keluaran evaluasi kompetensi awal adalah Daftar PPC dan Kompetensinya. Selain itu hasil
evaluasi dapat pula dihasilkan rencana pengembangan PPC.
4.11.25. Penilaian kinerja PPC dilaksanakan 1 tahun sekali oleh Auditor Produk dalam tim audit dan
dicatat dalam Evaluasi Kinerja PPC (BSI/STD-SDM-26). Apabila dalam satu tahun belum ada
penugasan pengambilan contoh, dimungkinkan untuk dievaluasi di tahun berikutnya.
4.11.26. Hasil evaluasi atau penilaian PPC terdiri dari nilai ”baik”, ”cukup”, dan ”kurang”. Jika kinerja PPC
memiliki “kurang” maka Seksi PJJMS menghubungi personil yang bersangkutan dalam rangka
perbaikan kinerja atau instansi tempat PPC bekerja. Jika hasil evaluasi di tahun berikutnya kinerja
PPC masih “kurang”, maka perjanjian personel yang bersangkutan diusulkan untuk dihentikan.
4.11.27. Personel Sertifikasi di BSI dapat merangkap sebagai pengkaji permohonan, auditor, reviewer,
PPC, dan/atau tenaga ahli selama kompetensinya memenuhi persyaratan dalam prosedur ini.
4.11.28. Evaluasi Kinerja auditor dan petugas pengambil contoh (PPC) minimal 60% dari jumlah auditor
dan PPC yang ditugaskan selama periode 1 tahun.
4.11.29. Daftar Riwayat Hidup (BSI/STD-SDM-06) atau bentuk format yang lain dimutakhirkan minimal
satu kali setiap tahun oleh personel sertifikasi itu sendiri atau oleh staf pelaksana PJJMS.
Pemutakhiran mencakup pendidikan, pengalaman kerja (jika ada) dan pelatihan serta data audit
dapat diambil dari database Operasional Sertifikasi.
4.11.30. Semua rekaman terkait dokumen administrasi personel sertifikasi serta hasil evaluasi/penilaian
disimpan oleh PJJMS.
Penjenjangan auditor
4.11.32. Tahapan penjenjangan auditor SMM/umum menjadi auditor pengembangan produk dan auditor
produk ditunjukkan pada Tabel 3.
4.11.33. Tahapan penjenjangan auditor industri hijau ditunjukkan pada tabel berikut:
Tingkatan Auditor
Lulus pelatihan auditor industri Pengalaman sebagai auditor magang Pengalaman sebagai auditor di bawah arahan
hijau di bawah arahan dan panduan ketua dan panduan lead auditor yang kompeten
tim yang kompeten dengan total dengan total minimal 10 (Sepuluh) obyek
minimal 5 (lima) objek audit penuh audit penuh atau 20 (dua puluh hari) kerja
atau 10 hari kerja. audit dengan ketentuan 7 (tujuh) kali sebagai
auditor dan 3 (tiga) kali sebagai ketua tim.
4.12.2. Penilaian terhadap kinerja staf pelaksana PNS dilakukan dengan sistem evaluasi kinerja pegawai
yang berlaku di Kementerian Perindustrian.
4.12.3. Penilaian terhadap kinerja staf pelaksana non PNS dilakukan oleh Kepala Seksi masing masing di
Balai Sertifikasi Industri dengan:
a. Unsur-unsur penilaian
1. Prestasi Kerja : Hasil kerja, baik kualitas maupun kuantitas yang dapat
dihasilkan personel yang dinilai dari uraian tugas dan tanggung
jawabnya.
b. Metode penilaian:
Nilai, n Hasil Penilaian
Unsur yang dinilai Bobot, b
(1 s/d 100) (nXb)
1. Prestasi kerja 0,30
2. Tanggung Jawab 0,15
3. Ketaatan 0,25
4. Kerjasama 0,20
c. Kriteria penilaian:
Nilai Evaluasi Kinerja
Memuaskan 85 – 100
Baik 75 – 84
Cukup 60 – 74
Kurang < 60
4.13.2. Kepala Seksi Pengembangan Jasa dan Jaminan Mutu Sertifikasi membuat program pengembangan
personel Sertifikasi dalam Program Pelatihan dan/atau Forum Diskusi (BSI/STD-SDM-03).
4.13.3. Kepala Seksi Pengembangan Jasa dan Jaminan Mutu Sertifikasi mengajukan rencana program
pelatihan serta calon peserta kepada Kepala Balai Sertifikasi Industri untuk mendapatkan
persetujuan.
4.13.4. Balai Sertifikasi Industri merencanakan bentuk-bentuk program pelatihan antara lain:
1. Pelatihan tahunan:
a. Pelatihan internal (in house training) diidentifikasi sesuai kebutuhan organisasi. Justifikasi
untuk identifikasi pelatihan harus dicantumkan dalam Program Pelatihan dan atau Forum
Diskusi (BSI/STD-SDM-03), justifikasi tersebut antara lain: perubahan standar, perubahan
regulasi/skema sertifikasi, pengembangan kompetensi personil dan lain-lain.
b. Pelatihan eksternal yang dilakukan di luar kantor
2. Pelatihan/seminar/lokakarya atau kegiatan sejenis yang berasal dari permintaan pihak luar
3. Forum Diskusi, topik diskusi antara lain:
- permasalahan yang ditemui dalam melakukan audit, termasuk permasalahan mengenai
interpretasi persyaratan sertifikasi.
- masukan dari produsen yang diaudit atau produsen yang telah memiliki Sertifikat
4.13.6. Semua rekaman pelatihan (BSI/STD-SDM-03), baik pelatihan berdasarkan program Balai Sertifikasi
Industri maupun pelatihan eksternal yang berkaitan dengan kegiatan Sertifikasi dan Forum Diskusi
atau kegiatan lain yang sejenisnya dicatat oleh Pengembangan Jasa dan Jaminan Mutu Sertifikasi
atas masing-masing personel dan secara berkala dimutakhirkan
4.15.2. Pemberian teguran tertulis dan penonaktifan status penugasan sebagaimana dimaksud di atas
dilakukan oleh Kepala Seksi Pengembangan Jasa Jaminan Mutu Sertifikasi atau staf yang
menanganinya. Sedangkan pemberhentian disampaikan oleh Kepala Balai Sertifikasi Industri.