Anda di halaman 1dari 42

BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI

Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808 Faks.


021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website: http://bsi.kemenperin.go.id

PROSEDUR
PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI
PERSONEL SERTIFIKASI

Ditinjau Oleh, Disahkan Oleh,

ttd
ttd
LILIH HANDAYANINGRUM
ARI ULIANA
Kepala Seksi Pengembangan Jasa dan
Kepala Balai Sertifikasi Industri
Jaminan Mutu Sertifikasi
Tanggal: 30 Maret 2021 Tanggal: 30 Maret 2021

© Copyright Balai Sertifikasi Industri


Dokumen ini beserta informasi yang dikendalikan di dalamnya adalah hak milik Balai Sertifikasi Industri, Kementerian Perindustrian. Dokumen ini
tidak boleh disalin atau dicetak baik sebagian maupun keseluruhannya, atau diberikan kepada pihak lain tanpa adanya persetujuan tertulis dari
Ketua Balai Sertifikasi Industri.

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 1 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI

LOG PERUBAHAN PROSEDUR


Ed. Rev. Uraian Perubahan Tanggal Terbit Tanggal Efektif
0 0 Penerbitan awal karena perubahan organisasi. 1 Januari 2016 -
1 0 - Penambahan ruang lingkup kegiatan yang 1 Januari 2017 -
mencakup sertifikasi sistem manajemen
mutu
1 1 - Perluasan lingkup prosedur akibat audit 1 Desember 2017 -
internal
- 0 - Adanya permintaan tindakan perbaikan 5 Februari 2020 5 Februari 2020
dari hasil Audit KAN LSSM
- Penyesuaian editorial
- Penggabungan dengan dokumen lainnya
(P-SDM-01; P-SDM-02; P-SDM-03; DP-
SDM-01; DP-SDM-04; DP-SDM-05; DP-
SDM-06)
- Penambahan Logo Balai Sertifikasi
Industri
- Penghapusan sistem Edisi pada dokumen
- Penambahan kolom tanggal terbit pada
log perubahan dokumen
- 1 - Masukan hasil sirkulasi prosedur 1 Desember 2020 1 Januari 2021
- Perubahan BPPI menjadi BSKJI
- Pengaturan evaluasi auditor
pengembangan produk dan auditor
produk
- 2 - Menambahkan kriteria verifikator 2 Maret 2021 2 Maret 2021
kemampuan Lab Uji
- Pengaturan auditor produk
- 3 - Mengubah keanggotaan komite sertifikasi 30 Maret 2021 30 Maret 2021
dan manajemen ketidakberpihakan
- Penyesuaian struktur organisasi baru

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 2 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


1. Tujuan
Prosedur ini menetapkan tugas, wewenang dan persyaratan kompetensi personel yang terlibat dalam
kegiatan sertifikasi di Balai Sertifikasi Industri serta metode untuk penilaian dan penjenjangan auditor dan
PPC.

2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk seluruh bagian yang terlibat dalam kegiatan sertifikasi di Balai Sertifikasi Industri
Kementerian Perindustrian, dan diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Komite Sertifikasi dan Pengamanan Ketidakberpihakan
2. Manajemen Balai Sertifikasi Industri
3. Auditor
4. Petugas Pengambil Contoh
5. Tenaga Ahli Produk/Proses/Pengujian
6. Personel Tinjauan Sertifikasi dan Personel Keputusan Sertifikasi
7. Personel Operasional Sertifikasi
8. Personel Pengembangan Jasa Jaminan Mutu Sertifikasi
9. Personel Tata Usaha dan Manajemen Kinerja
10. Personel lainnya yang ditetapkan insidentil untuk pendukung sertifikasi.

3. Dokumen Acuan
1.1. BSI/PM Pedoman Mutu Balai Sertifikasi Industri Kementerian Perindustrian, BAB V,
BAB VI
1.2. Perpres Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2020 tentang Kementerian
Perindustrian
1.3. Permenperin Peraturan Menteri Nomor 109/MEN-IND/PER/11/2012 tentang Penetapan
Organisasi dan Tata Kerja Balai Sertifikasi Industri
1.4. Permenperin Peraturan Menteri Nomor 28 Tahun 2019 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Asesor Manajemen Mutu Industri
1.5. ISO/IEC Conformity assessment – Requirements for bodies providing audit and
17021.3:2017 certification of management systems – Part 3: Competence requirements
for auditing and certification of quality management systems
1.6. ISO/IEC 22003:2013 Food safety management systems – Requirements for bodies providing
audit and certification of food safety management systems
1.7. ISO/IEC 17021- Conformity assessment – Requirements for bodies providing audit and
2:2016 certification of management systems – Part 2: Competence requirements
for auditing and certification of environmental management systems
1.8. ISO 17065:2012 Conformity assessment – requirement for bodies certifying products,
processes and services

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 3 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


4. Prosedur
4.1. KOMITE SERTIFIKASI DAN PENGAMANAN KETIDAKBERPIHAKAN
4.1.1. Komite Sertifikasi beranggotakan wakil-wakil dari pemangku kepentingan (stakeholder) dengan
mempertimbangkan prinsip keseimbangan keterwakilan yang terdiri dari:
a. Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri
b. Kepala Pusat Perumusan, Penerapan dan Pemberlakukan Standardisasi Industri
c. Perwakilan dari konsumen
d. Perwakilan dari asosiasi atau industri atau pelanggan
e. Perwakilan dari instansi pemerintah lainnya yang terkait dalam kegiatan sertifikasi di Balai
Sertifikasi Industri

4.1.2. Komite Sertifikasi dan Pengamanan Ketidakberpihakan mempunyai wewenang dan tanggung jawab
atas:
● pengembangan kebijakan yang berkaitan dengan pengoperasian Balai Sertifikasi Industri dan
ketidakberpihakan kegiatan sertifikasinya,
● melakukan langkah pencegahan terhadap setiap kecenderungan pada personil sertifikasi yang
mengizinkan pertimbangan komersial atau pertimbangan lain, yang menghalangi tujuan
penyediaan kegiatan sertifikasi yang konsisten
● memberikan saran mengenai hal yang mempengaruhi kepercayaan sertifikasi, termasuk
keterbukaan dan persepsi publik
● melakukan tinjauan, minimal setahun sekali, mengenai ketidakberpihakan dalam proses audit,
sertifikasi dan pengambilan keputusan lembaga sertifikasi
● melakukan pengawasan terhadap penerapan kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan
pengoperasian Balai Sertifikasi Industri.
● pendelegasian wewenang kepada tim atau perorangan, sesuai kebutuhan, untuk
melaksanakan kegiatan yang ditetapkan atas namanya.

4.1.3. Anggota Komite Sertifikasi dan Pengamanan Ketidakberpihakan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
● Untuk perwakilan dari asosiasi atau industri atau pelanggan merupakan asosiasi dengan
jumlah pelanggan terbanyak di Balai Sertifikasi Industri
● Merepresentasikan stakeholder yang diwakilinya.
● Memahami masalah dan mampu memberikan solusi dalam hal sertifikasi di Balai Sertifikasi
Industri yang terkait terhadap stakeholder yang diwakilinya
● Menandatangani Pakta Integritas, Pernyataan Kerahasiaan, Konflik Kepentingan dan
Ketidakberpihakan (BSI/STD-SDM-01).

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 4 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


4.1.4. Keanggotaan Komite Sertifikasi dan Pengamanan Ketidakberpihakan ditetapkan dalam Surat
Keputusan yang ditandatangani oleh Kepala Balai Sertifikasi Industri.
4.1.5. Rekaman terkait keanggotaan Komite Sertifikasi dan Pengamanan Ketidakberpihakan dipelihara
oleh Seksi Pengembangan Jasa dan Jaminan Mutu Sertifikasi.

4.2. MANAJEMEN BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI


4.2.1. Personel manajemen Balai Sertifikasi Industri yang terdiri dari
● Kepala Balai Sertifikasi Industri;
● Kepala Sub Bagian Tata Usaha & Manajemen Kinerja;
● Subkoordinator Operasional Sertifikasi;
● Subkoordinator Pengembangan Jasa dan Jaminan Mutu Sertifikasi.
4.2.2. Kepala Balai Sertifikasi Industri bertanggung jawab kepada Kepala Badan Standardisasi dan
Kebijakan Jasa Industri. Kepala Balai Sertifikasi Industri mempunyai wewenang dan tanggung
jawab atas:
● Pengembangan kegiatan sertifikasi dan pengembangan persyaratan sertifikasi dengan
memperhatikan arahan kebijakan komite Pengamanan Ketidakberpihakan serta peraturan
yang berlaku
● Penyediaan sumberdaya yang memadai
● Pelaksanaan kegiatan sertifikasi
● Pengesahan dan penjaminan sertifikat yang diterbitkan Balai Sertifikasi Industri
● Pengesahan dan pengawasan terhadap kinerja dari Kepala Sub Bagian Tata Usaha &
Manajemen Kinerja, Subkoordinator Operasional Sertifikasi, Subkoordinator Pengembangan
Jasa dan Jaminan Mutu Sertifikasi
4.2.3. Kepala Balai Sertifikasi Industri harus memenuhi persyaratan tambahan sebagai berikut:
● mempunyai pemahaman standar sistem manajemen mutu/lingkungan/keamanan pangan;
● mempunyai pemahaman proses sertifikasi produk/sistem manajemen mutu/lingkungan/
keamanan pangan;
● mempunyai pemahaman sistem sertifikasi hijau;
● mempunyai pemahaman sertifikasi standar kinerja energi minimum (SKEM); dan
● mempunyai pemahaman terhadap regulasi teknis dan peraturan perundangan yang terkait;
4.2.4. Kepala Sub Bagian Tata Usaha & Manajemen Kinerja bertanggung jawab kepada Kepala Balai
Sertifikasi Industri. Kepala Sub Bagian Tata Usaha & Manajemen Kinerja mempunyai wewenang
dan tanggung jawab atas:
● Pengelolaan urusan administrasi, keuangan, personel manajemen, rumah tangga,
perlengkapan, kearsipan, dan dokumentasi serta manajemen kinerja
● Penerbitan invoice untuk biaya sertifikasi
● Pelaporan keuangan kepada bagian atau instansi terkait
● Pengelolaan personel Balai Sertifikasi Industri

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 5 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


4.2.5. Kepala Sub Bagian Tata Usaha & Manajemen Kinerja harus memenuhi persyaratan tambahan
sebagai berikut:
● mempunyai pemahaman standar sistem manajemen mutu/lingkungan/keamanan pangan;
● mempunyai pemahaman proses sertifikasi produk/sistem manajemen mutu/lingkungan/
keamanan pangan;
● mempunyai pemahaman sistem sertifikasi hijau;
● mempunyai pemahaman sertifikasi standar kinerja energi minimum (SKEM); dan
● mempunyai pemahaman terhadap regulasi teknis dan peraturan perundangan yang terkait;
4.2.6. Subkoordinator Operasional Sertifikasi bertanggung jawab kepada Kepala Balai Sertifikasi
Industri. Subkoordinator Operasional Sertifikasi mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas:
● Menentukan cakupan program audit berdasarkan informasi yang diberikan oleh auditee
tentang konteksnya; menentukan sumber daya program audit dan menerapkan program
audit
● Menetapkan sasaran yang akan dicapai dalam audit ruang lingkup dan kriteria audit
● Menetapkan ruang lingkup audit agar konsisten dengan program audit dan sasaran audit
yaitu mencakup lokasi, fungsi, aktivitas, dan proses serta periode waktu yang dicakup oleh
audit
● Memilih dan menentukan metode untuk melakukan audit yang efektif dan efisien
● Memilih dan menentukan anggota tim audit termasuk ketua tim dan tenaga ahli (jika perlu
untuk kegiatan yang spesifik), termasuk auditor magang maupun observer (jika ada) dengan
memperhitungkan kompetensi yang dibutuhkan.
● Pelayanan penerimaan (termasuk informasi, proses permohonan, pemeriksaan kelengkapan,
pemeriksaan kebenaran) dan kaji ulang permohonan sertifikasi
● Pengelolaan administrasi permohonan sertifikasi
● Seleksi, evaluasi, asesmen, dan kaji ulang pelaporan evaluasi atau asesmen dan pengujian
● Evaluasi atas pelaporan audit sistem manajemen,
● Tindak lanjut temuan audit sistem manajemen
● Pemantauan proses sertifikasi
● Penyiapan bahan dan tindak lanjut hasil keputusan sertifikasi
● Penerbitan sertifikat penilaian kesesuaian produk industri, spesifikasi teknis dan tata cara
proses industri
● Pengelolaan arsip atau dokumen perusahaan atau klien
● Pengelolaan kontrak (perjanjian sertifikasi dan penggunaan lisensi, sertifikat dan tanda
kesesuaian) kepada pemohon dan klien
● Pengusulan kepada Kepala BSI untuk penerbitan SPPT SNI, spesifikasi teknis (ST) dan
prosedur tata cara (PTC) proses
4.2.7. Subkoordinator Operasional Sertifikasi harus memenuhi persyaratan tambahan sebagai berikut:
● mempunyai pemahaman standar sistem manajemen mutu/lingkungan/keamanan pangan;

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 6 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


● mempunyai pemahaman proses sertifikasi produk/sistem manajemen mutu/lingkungan/
keamanan pangan;
● mempunyai pemahaman sistem sertifikasi hijau;
● mempunyai pemahaman sertifikasi standar kinerja energi minimum (SKEM); dan
● mempunyai pemahaman terhadap regulasi teknis dan peraturan perundangan yang terkait;

4.2.8. Subkoordinator Pengembangan Jasa dan Jaminan Mutu Sertifikasi bertanggung jawab kepada
Kepala Balai Sertifikasi Industri. Subkoordinator Pengembangan Jasa dan Jaminan Mutu Sertifikasi
mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas:
● Melakukan kerja sama dan pemanfaatan sumber daya sertifikasi seperti pengelolaan kontrak
terhadap personel eksternal dan laboratorium penguji
● Pengembangan sistem sertifikasi (skema, lingkup, dan jasa)
● Pelaksanaan dan pemeliharaan sistem manajemen mutu sertifikasi penilaian kesesuaian
produk industri, spesifikasi teknis, dan tata cara proses industri
● Pelaksanaan audit internal dan rapat tinjauan manajemen
● Penanganan komplain,
● Pengukuran dan evaluasi kepuasan pelanggan,
● Evaluasi pencapaian sasaran mutu
● Pengembangan dan pengelolaan kompetensi personil Balai Sertifikasi Industri
● Pengelolaan dokumen mutu internal dan eksternal

4.2.9. Subkoordinator Pengembangan Jasa dan Jaminan Mutu Sertifikasi harus memenuhi persyaratan
tambahan sebagai berikut:
● mempunyai pemahaman standar sistem manajemen mutu/lingkungan/keamanan pangan;
● mempunyai pemahaman proses sertifikasi produk/sistem manajemen mutu/lingkungan/
keamanan pangan;
● mempunyai pemahaman sistem sertifikasi hijau;
● mempunyai pemahaman sertifikasi standar kinerja energi minimum (SKEM); dan
● mempunyai pemahaman terhadap regulasi teknis dan peraturan perundangan yang
terkait;

4.2.10. Evaluasi kinerja manajemen Balai Sertifikasi Industri dilakukan dengan sistem evaluasi kinerja
pegawai yang berlaku di Kementerian Perindustrian.

4.3. AUDITOR
4.3.1. Tim Audit berdasarkan jenjangnya terdiri dari auditor ketua tim, auditor anggota tim, auditor in
trainee/magang dan observer. Sedangkan berdasarkan fungsinya, dalam satu penugasan dapat
terdiri dari auditor sertifikasi produk, auditor sistem manajemen mutu (SMM), auditor sistem
manajemen lingkungan (SML), auditor sistem manajemen keamanan pangan (SMKP), dan/atau

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 7 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


auditor industri hijau (IH). Jika diperlukan tim audit dapat ditambahkan tenaga ahli
produk/proses.

4.3.2. Dalam persyaratan sertifikasi sistem manajemen mutu dan produk, tim audit harus terdiri dari
auditor (dan tenaga ahli, jika perlu) yang memiliki kompetensi kolektif untuk melakukan audit.
Tidak perlu bagi setiap anggota tim audit untuk memiliki kompetensi yang sama, namun
kompetensi kolektif tim audit harus cukup untuk mencapai tujuan audit.

4.3.3. Dalam pemilihan tim audit sertifikasi sistem manajemen lingkungan, tim audit harus terdiri dari
auditor (dan tenaga ahli, jika perlu) yang mempunyai kompetensi kolektif untuk melakukan
audit. Salah satu auditor sistem manajemen lingkungan harus mempunyai kriteria kompetensi
pengetahuan spesifik yang tepat sesuai dengan aspek lingkungan yang akan diaudit.
(sebagaimana tercantum dalam prosedur ini)

4.3.4. Dalam pemilihan tim audit sertifikasi sistem manajemen keamanan pangan (SMKP), tim audit
harus terdiri dari auditor (dan tenaga ahli, jika perlu) yang mempunyai kompetensi kolektif untuk
melakukan audit. Salah satu auditor sistem manajemen keamanan pangan harus mempunyai
kriteria kompetensi pengetahuan spesifik yang tepat sesuai dengan aspek keamanan pangan
yang akan diaudit. (sebagaimana tercantum dalam prosedur ini)

4.3.5. Dalam pemilihan tim audit sertifikasi industri hijau (IH), tim audit harus terdiri dari auditor (dan
tenaga ahli, jika perlu) yang mempunyai kompetensi kolektif untuk melakukan audit. Salah satu
auditor industri hijau (IH) harus mempunyai kriteria kompetensi pengetahuan spesifik yang tepat
sesuai dengan aspek industri hijau yang akan diaudit. (sebagaimana tercantum dalam prosedur
ini)

4.3.6. Tim audit mempunyai tugas-tugas sebagai berikut:


a. Ketua tim audit:
- mengelola proses audit dan pengambilan contoh (untuk sertifikasi produk), meliputi:
1. perencanaan audit dan penggunaan sumber daya secara efektif selama audit;
2. pengelolaan ketidakpastian dalam mencapai sasaran audit;
3. proteksi kesehatan dan keselamatan anggota tim selama audit, termasuk
memastikan bahwa auditor memenuhi persyaratan kesehatan, keselamatan dan
keamanan yang relevan;
4. pengorganisasian dan pengarahan anggota tim audit,
5. pemberian arahan dan panduan kepada auditor magang,
6. pencegahan dan penyelesaian konflik, jika perlu.
7. menyeimbangkan kekuatan dan kelemahan individu anggota tim audit;
8. mengembangkan hubungan kerja yang harmonis di antara anggota tim audit;
- mewakili tim audit dalam berkomunikasi dengan pengelola program audit, klien audit,
dan auditi;
- memimpin tim audit untuk mencapai kesimpulan audit;

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 8 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


- menyiapkan dan menyelesaikan laporan audit serta menyampaikannya ke Kasie
Operasional
b. Anggota tim audit
- berpartisipasi aktif dalam audit
- mengidentifikasi ketidaksesuaian
- membuat laporan ketidaksesuaian (LK)
- menyiapkan laporan audit
- memverifikasi tindakan koreksi
c. Auditor in trainee/magang
- berpartisipasi aktif dalam audit
- mengidentifikasi ketidaksesuaian dan menyampaikan kepada ketua tim audit
- berpartisipasi aktif dalam menyiapkan laporan audit
d. Observer
- mengikuti/mengamati jalannya proses audit
- berpartisipasi pasif dalam audit
4.3.7. Tim audit harus memiliki pengetahuan tentang:
a. terminologi dan teknologi khusus untuk bidang teknis;
b. persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku untuk produk atau layanan khusus untuk
bidang teknis;
c. karakteristik produk, jasa dan proses khusus untuk bidang teknis;
d. infrastruktur dan lingkungan untuk pengoperasian proses yang mempengaruhi kualitas
produk dan jasa;
e. penyediaan proses, produk, dan layanan yang disediakan secara eksternal;
f. dampak tipe organisasi, ukuran, tata kelola, struktur, fungsi dan hubungan
g. pengembangan dan implementasi SMM, informasi terdokumentasi dan kegiatan sertifikasi.

4.3.8. Auditor Balai Sertifikasi Industri terdiri dari:


a. Auditor Sistem Manajemen Mutu
b. Auditor Sertifikasi Produk
c. Auditor Industri Hijau
d. Auditor Sistem Manajemen Lingkungan
e. Auditor Sistem Manajemen Keamanan Pangan

4.3.9. Auditor sistem manajemen mutu dapat menjadi auditor produk, auditor sistem manajemen
lingkungan, auditor industri hijau, dan auditor sistem manajemen keamanan pangan dengan
tambahan pemenuhan kompetensi sesuai yang ditetapkan dalam prosedur ini.

4.3.10. Auditor sistem manajemen mutu harus memiliki kompetensi sebagai berikut:
● bersertifikat Pelatihan Auditor/Lead Auditor Registered Training Course ISO 9001:2015 atau
revisinya atau pelatihan sistem manajemen mutu yang setara.

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 9 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


● memiliki pengetahuan tentang:
1. Konsep dasar dan prinsip manajemen mutu dan penerapannya
2. Istilah dan definisi yang terkait dengan manajemen mutu
3. Pendekatan proses termasuk pemantauan dan pengukuran terkait
4. Peran kepemimpinan dalam suatu organisasi dan dampaknya terhadap QMS
5. Penerapan pemikiran berbasis risiko termasuk penentuan risiko dan peluang
6. Penerapan siklus PDCA (merencanakan, melakukan, memeriksa, bertindak)
7. Alat, metode, teknis dan penerapan terkait manajemen mutu
8. dampak dari jenis perusahaan atau klien atau pemohon, ukuran, tata kelola, struktur,
fungsi dan hubungan pengembangan dan implementasi sistem manajemen mutu,
informasi yang didokumentasikan
● Memiliki pengetahuan sektor bisnis untuk menentukan apakah suatu organisasi telah
menentukan dengan tepat:
1. Masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arahan strategisnya dan
yang mempengaruhi kemampuan perusahaan atau klien atau pemohon untuk mencapai
hasil yang diharapkan
2. Kebutuhan dan harapan pihak berkepentingan yang relevan dengan sistem manajemen
mutu perusahaan atau klien atau pemohon termasuk persyaratan untuk produk dan
layanannya
3. Batas-batas dan penerapan sistem manajemen mutu untuk menetapkan ruang
lingkupnya
● Pengetahuan tentang praktik manajemen bisnis
Pengetahuan tentang tipe organisasi umum, ukuran, tata kelola, struktur dan praktik tempat
kerja, sistem informasi dan data, sistem dokumentasi, dan teknologi informasi.
● Pengetahuan tentang prinsip, praktik, dan teknik audit
Pengetahuan tentang prinsip, praktik, dan teknik audit sistem manajemen generik,
sebagaimana ditentukan dalam standar ini cukup untuk melakukan audit sertifikasi dan
untuk mengevaluasi proses audit internal.
● Pengetahuan tentang standar sistem manajemen/dokumen normatif spesifik
Pengetahuan tentang standar sistem manajemen atau dokumen normatif lainnya yang
ditetapkan untuk sertifikasi cukup untuk menentukan apakah telah diterapkan secara efektif
dan sesuai dengan persyaratan.
● Pengetahuan tentang proses lembaga sertifikasi
Pengetahuan tentang proses lembaga sertifikasi cukup untuk melakukan sesuai dengan
prosedur dan proses lembaga sertifikasi.
● Pengetahuan tentang sektor bisnis klien
Pengetahuan tentang terminologi, praktik, dan proses yang umum bagi sektor bisnis klien
cukup untuk memahami ekspektasi sektor dalam konteks standar sistem manajemen atau

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 10 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


dokumen normatif lainnya. Sektor bisnis dipahami sebagai kegiatan ekonomi (mis.
dirgantara, bahan kimia, jasa keuangan).
● Pengetahuan tentang produk klien, proses dan organisasi
Pengetahuan yang terkait dengan jenis produk atau proses klien yang cukup untuk
memahami bagaimana suatu organisasi dapat beroperasi, dan bagaimana organisasi dapat
menerapkan persyaratan standar sistem manajemen atau dokumen normatif lain yang
relevan.
● Keterampilan bahasa yang sesuai untuk semua tingkatan dalam organisasi klien
Mampu berkomunikasi secara efektif kepada orang-orang di setiap tingkat organisasi
menggunakan istilah, ekspresi, dan ucapan yang sesuai.
● Keterampilan mencatat dan menulis laporan
Mampu membaca dan menulis dengan kecepatan, akurasi, dan pemahaman yang cukup
untuk mencatat, mencatat, dan secara efektif mengkomunikasikan temuan dan kesimpulan
audit
● Keterampilan presentasi
Mampu menyajikan temuan audit dan kesimpulan agar mudah dipahami. Untuk ketua tim,
mempresentasikan dalam forum publik (mis. rapat penutupan) temuan audit, kesimpulan,
dan rekomendasi yang sesuai untuk audiens.
● Keterampilan wawancara
Mampu mewawancarai untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan mengajukan
pertanyaan terbuka, dirumuskan dengan baik dan mendengarkan untuk memahami dan
mengevaluasi jawaban.
● Keterampilan manajemen audit
Mampu melakukan dan mengelola audit untuk mencapai tujuan audit dalam jangka waktu
yang disepakati. Untuk ketua tim, yang mampu memfasilitasi pertemuan untuk pertukaran
informasi yang efektif dan mampu membuat penugasan atau penugasan kembali jika
diperlukan.

4.3.11. Auditor sertifikasi produk dapat digolongkan menjadi tiga yaitu auditor (umum), auditor
pengembangan produk dan auditor produk.

4.3.12. Auditor sertifikasi produk secara umum harus memiliki kompetensi sebagai berikut:
1. Terminologi dan teknologi khusus untuk bidang teknis
2. Persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku untuk produk atau layanan khusus untuk
bidang teknis
3. Karakteristik produk, layanan dan proses khusus untuk bidang teknis
4. Infrastruktur dan lingkungan untuk pengoperasian proses yang mempengaruhi kualitas
produk dan layanan
5. Penyediaan proses, produk, dan layanan yang disediakan secara eksternal
6. Pengetahuan dan ketrampilan yang sama seperti auditor sistem manajemen mutu (lihat
4.3.10)
No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 11 dari 42
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


7. Pengetahuan tentang regulasi teknis pemberlakuan standar nasional indonesia (SNI),
spesifikasi teknis (ST), dan/atau pedoman tata cara secara wajib untuk barang dan/atau jasa
industri tertentu.

4.3.13. Auditor (umum) atau dapat disebut dengan auditor merupakan auditor sistem manajemen mutu
dengan pemenuhan kompetensi tambahan melalui pelatihan atau pengalaman kerja/audit pada
kelompok lingkup sektor industri sesuai pengarahan dan peminatan. Auditor (umum) bertugas
sebagai auditor dengan lingkup audit selain proses produksi dan QC.

4.3.14. Auditor pengembangan produk bertugas sebagai auditor dengan lingkup audit proses produksi,
pengendalian mutu dan bagian lainnya dan didampingi oleh auditor produk.

4.3.15. Auditor produk dapat bertugas di seluruh elemen, terutama di lingkup audit proses produksi dan
QC serta bertugas mendampingi auditor pengembangan produk

4.3.16. Auditor Produk berkualifikasi auditor (umum) dengan pendidikan minimal D3/D4/S1 Teknik/Sains
yang relevan atau mempunyai pengalaman kerja relevan minimal 1 (satu) tahun.

4.3.17. Audit pengembangan produk merupakan auditor sistem manajemen mutu (auditor umum)
dengan:
a. kualifikasi pendidikan D3/D4/S1 Teknik/Sains yang tidak relevan, atau ilmu pengetahuan
eksakta lainnya dengan:
● memiliki pengalaman kerja yang relevan minimal 1 (satu) tahun; atau
● pengalaman sebagai auditor umum sebanyak 2 (dua( kali pada lingkup produk yang
akan dikembangkan dan telah mengikuti workshop/pelatihan pemahaman produk
sesuai lingkup produk yang akan dikembangkan minimal 2 (dua) hari.
b. kualifikasi pendidikan minimal D3/D4/S1 Non-Teknik/Sains lainnya
● penilaian makalah/ujian tertulis dan wawancara;
● memiliki pengalaman kerja yang relevan minimal 1 (satu) tahun; atau
● pengalaman sebagai auditor umum sebanyak 5 (lima) kali pada lingkup produk yang
akan dikembangkan; dan telah mengikuti workshop/pelatihan pemahaman produk
sesuai lingkup produk yang akan dikembangkan minimal 2 (dua) hari.
Tahapan penjenjangan auditor (umum/SMM) menjadi auditor pengembangan produk dan
auditor produk ditunjukkan pada Tabel 3.

4.3.18. Auditor Sistem Manajemen Keamanan Pangan harus memiliki kriteria seperti Auditor Sistem
Manajemen Mutu dengan tambahan pemenuhan kriteria sebagai berikut:
- bersertifikat Pelatihan Auditor/Lead Auditor Registered Training Course SNI ISO 22000:2009
atau revisinya atau pelatihan sistem manajemen keamanan pangan yang setara.
- Berkualifikasi pendidikan minimal S1 dari jurusan terkait dengan pangan atau Sains (MIPA)
yang relevan dengan pengalaman audit teknis (di bagian produksi atau pengendalian mutu)

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 12 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


atau pelatihan yang terkait atau pengalaman kerja dibidang industri terkait pangan minimal 2
tahun.
- Mempunyai kemampuan untuk menerapkan persyaratan tinjauan permohonan dalam
ISO/IEC 17021, Standar ini, peraturan skema spesifik dan prosedur lembaga sertifikasi
termasuk:
1. Persyaratan pengambilan contoh multi lokasi dan aplikasinya;
2. Persyaratan durasi audit dan aplikasinya;
3. Jumlah evaluasi studi HACCP yang dapat dipakai;
4. Kemampuan untuk mengkategorikan sebuah organisasi ke dalam kategori dan
subkategori pangan
- Kemampuan untuk mengidentifikasi kategori rantai pangan yang relevan:
1. PPD (Program Persyaratan Dasar);
2. Bahaya keamanan pangan
3. Persyaratan hukum
- Kemampuan untuk menentukan jika terdapat:
1. faktor musiman tertentu apapun yang terkait dengan organisasi dan kategori pangan
atau produknya
2. budaya dan kebiasaan spesifik terkait dengan kategori dan wilayah geografi yang diases
3. faktor spesifik yang disyaratkan untuk mengaudit SMKP, produk, proses atau jasa di
bidang pangan
- Kemampuan mengembangkan rencana audit untuk memastikan:
1. Anggota tim audit yang melaksanakan audit produk dan proses, memiliki kompetensi
teknis yang sesuai;
2. Waktu audit dioptimalkan sasaran audit yang ditetapkan dalam standar ini dapat
direalisasikan,
3. Terpenuhinya skema persyaratan SMKP spesifik
- Kemampuan untuk menginterpretasikan dan menggunakan dokumen normatif yang relevan
untuk ruang lingkup sertifikasi yang diminta dan kategori rantai pangan yaitu ISO 22000,
ISO/TS 22002 dan/atau standar sertifikasi untuk skema yang lain. Pengetahuan harus
mencakup seluruh acuan normatif serta istilah dan definisi teknis
- Kemampuan untuk mengidentifikasikan:
1. bahaya mikrobiologi yang berasal dari pangan
2. bahaya kimia;
3. bahaya fisik;
4. penyebab alergi;
5. persyaratan pelabelan keamanan pangan;
6. peraturan keamanan pangan yang relevan dengan kategori rantai pangan dan
mekanisme pengendalian yang diakui. Kemampuan untuk mengevaluasi kapasitas

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 13 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


organisasi dalam mengidentifikasi dan mampu mengaplikasikan peraturan keamanan
pangan dan persyaratan pelabelan (negara produksi/negara tujuan)
- Keamanan untuk menerapkan SMKP, SHACCP, penilaian bahaya dan prinsip analisis bahaya
yang diinterpretasikan oleh ISO 22000, dalam kategori rantai pangan termasuk:
1. Persyaratan kebijakan keamanan pangan
2. Metodologi analisis bahaya;
3. Verifikasi dan efektivitas analisis bahaya
4. Persyaratan perencanaan SMKP;
5. Peran spesifikasi pelanggan dan regulasi pemerintah sebagai masukan untuk analisis
bahaya;
6. Fungsi dan formasi tim keamanan pangan, termasuk wewenang dan kompetensi yang
diperlukan
7. Seleksi tindakan pengendalian yang tepat
8. Penetapan dari batas penerimaan;
9. Tindakan validasi
10. Tindakan verifikasi
11. Memperbaharui persyaratan SMKP
12. Metodologi pengujian pangan, dan peran hasil uji laboratorium
13. Pengelolaan produk tidak sesuai
14. Prosedur penarikan dan pemusnahan produk (negara yang memproduksi, negara
tujuan), termasuk persyaratan pelaporan yang diregulasikan
15. Persyaratan kalibrasi untuk peralatan pengukuran
16. Persyaratan ketertelusuran (missal standar, pelanggan, regulasi)
17. Komunikasi (internal dan eksternal)
18. Tanggung jawab manajemen
19. Kesiapan tanggap darurat
20. Kontaminasi yang disengaja
21. Kompetensi personil
22. Pelatihan
23. Seleksi dan pengelolaan pemasok
24. Keluhan
- Kemampuan untuk menerapkan praktik kosakata kategori dan subkategori rantai pangan
terkait dengan:
1. Keterkaitan rantai pangan;
2. Praktek terbaik berkenaan dengan PPD, PPD operasional, TTK
3. Proses rantai pangan umum
4. Teknologi produksi dan istilah pengolahan

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 14 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


5. Peralatan umum
6. Design fasilitas
7. Jenis dan sifat pengemasan
8. Nama dan istilah mikrobiologi
9. Nama dan istilah kimia
10. Praktik laboratorium yang baik
11. Istilah lokal
- Kemampuan untuk menerapkan persyaratan pelaporan dalam ISO/IEC 17021 dan SNI ISO-TS
22003, persyaratan pelaporan LS SMKP dan/atau pemilik skema SMKP.

4.3.19. Auditor Sistem Manajemen Lingkungan harus memiliki kompetensi seperti Auditor Sistem
Manajemen Mutu dengan tambahan pemenuhan kriteria sebagai berikut:
- bersertifikat Pelatihan Auditor/Lead Auditor Registered Training Course SNI ISO 14001:2015
atau revisinya atau pelatihan sistem manajemen lingkungan yang setara.
- Berkualifikasi pendidikan minimal S1 dari jurusan terkait dengan lingkungan atau sains
(MIPA), atau teknik yang relevan dengan pengalaman audit teknis (di bagian produksi atau
pengendalian mutu) atau pelatihan yang terkait atau pengalaman kerja di bidangnya
- Memiliki pengetahuan tentang:
1. Terminologi lingkungan (termasuk definisi dan konsep yang digunakan dalam sistem
manajemen lingkungan seperti hasil yang ingin dicapai, lingkungan yang berkelanjutan)
2. Kuantifikasi output lingkungan yang berlaku untuk sistem manajemen lingkungan dan
kewajiban kepatuhan/ketaatan yang berlaku (seperti pengukuran indeks dan berat, mass
balance)
3. Pemantauan lingkungan dan teknik pengukuran dan metode analitik (termasuk peralatan
dan kalibrasinya atau verifikasi dan perawatan)
4. Teknik identifikasi aspek dan dampak lingkungan
5. Perspektif daur hidup
6. Evaluasi kinerja lingkungan terhadap pencapaian hasil yang diharapkan
7. Kewajiban penaatan
8. Kesiagaan dan tanggap darurat meliputi kemampuan dalam:
a. mengidentifikasi potensi situasi darurat dan tanggap relevan yang direncanakan
b. mengukur keefektifan dalam tanggap darurat dan tanggap terhadap aktual darurat
jika diterapkan
9. Pengendalian operasional
10. Faktor yang terkait dengan lokasi yang berpotensi mempengaruhi aspek perusahaan
atau klien atau pemohon di area sekitar, ekosistem dan komunitas. Faktor lokasi
termasuk geografi, iklim, hidrogeologi, topografi, tanah dan faktor terkait lainnya.
11. Lingkup lingkungan yang tepat sesuai dengan konteks organisasi dan aktivitas, produk
dan layanannya.
No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 15 dari 42
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


12. Informasi yang dikomunikasikan
13. Memiliki pengetahuan sektor bisnis untuk menentukan apakah suatu organisasi telah
menentukan dengan tepat:
a. Masalah eksternal dan internal yang relevan dengan kondisi lingkungan dan yang
mempengaruhi kemampuan perusahaan atau klien atau pemohon untuk mencapai
hasil yang diharapkan
b. Kebutuhan dan harapan pihak berkepentingan yang relevan dengan perusahaan atau
klien atau
c. Batas-batas dan penerapan sistem manajemen lingkungan untuk menetapkan ruang
lingkupnya
14. Risiko dan peluang dan bagaimana metode ini dapat diterapkan dalam konteks
organisasi
- Memiliki pengetahuan aspek spesifik yang meliputi:
1. Emisi ke udara
a. Emisi ke udara terjadi dari kegiatan seperti melakukan proses mekanis, kimia atau
biologis, menghasilkan atau menggunakan energi atau melalui penyediaan layanan
yang membutuhkan penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil. emisi ini dapat
mencakup gas dan bahan partikulat dan dapat dikendalikan melalui cara mekanis,
kimia atau alami untuk menguranginya ke tingkat yang dapat diterima untuk
menghindari polusi udara.
b. Memahami jenis emisi ke udara dari gas, aerosol atau bahan partikel (mis. senyawa
organik yang mudah menguap (Volatile Organic Compounds-VOCs), bau, asam, basa,
gas rumah kaca, mikroorganisme, logam berat)
c. Teknik pengendalian emisi ke udara seperti teknik filter, scrubbers, water mist
control dan thermal oxidizers.
d. Teknik pemantauan emisi ke udara seperti observasi stack emisi, pemantauan stack
berdasarkan sampel atau berkelanjutan, pengambilan sampel udara dan analisis dan
mass balance berbasis perhitungan, jumlah mikroorganisme, dan pengujian bau
2. Pembuangan ke tanah
a. pembuangan ke tanah berupa padatan atau cairan dapat terjadi sebagai limbah dari
proses mekanis, kimia atau biologis, pada produksi atau pembuangan suatu produk
atau pengiriman suatu layanan atau sebagai hasil dari peristiwa alam atau situasi
yang tidak disengaja
b. memahami jenis pembuangan ke tanah tapi tidak terbatas pada logam berat,
Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH), produk berbasis petroleum, halogenated
hydrocarbons, pestisida, herbisida dan kotoran hewan
c. teknik pengendalian pembuangan ke tanah seperti containment (bundling) primer
atau sekunder dan disperse (land application rates)
d. teknik pemantauan, pengukuran dan analisis tanah
3. Pembuangan ke air

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 16 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


a. pelepasan ke air mencakup limbah cair, dan pembuangan kotoran (mis. pupuk atau
pestisida yang diangkut oleh curah hujan alami). air ini mungkin dibuang untuk
pengolahan atau langsung dibuang ke tanah sebelum atau setelah pengolahan.
b. Memahami aliran dan karakteristik air permukaan dan tanah, termasuk kolom air,
padatan tersuspensi dan terlarut, sedimentasi, effluent, viskositas dan kepadatan,
penguapan, pengasaman, dan eutrofikasi.
c. Memahami limbah cair khas (mis. organik, anorganik) dan teknik yang digunakan
untuk mengolah limbah cair (mis. pengolahan aerob dan anaerob).
d. Teknik yang digunakan untuk mengendalikan pembuangan ke air permukaan
e. Parameter terukur dan teknik yang digunakan untuk memantau proses pengolahan
limbah cair dan/atau pembuangan (seperti indikator seperti BOD atau COD, sampling
dan analisis, peralatan pemantauan in-proses dan inspeksi
4. Penggunaan bahan baku, energi dan sumber daya alam
a. Manajemen hulu
- Memahami masalah penipisan sumber daya termasuk sumber bahan yang
terbarukan dan tidak terbarukan, kelangkaan air, hilangnya hutan dan degradasi
tanah
- Memahami sumber energi terbarukan dan tidak terbarukan, teknik untuk
mengubahnya menjadi energi bermanfaat dan dampak lingkungannya, termasuk
perubahan iklim, dampak pada keanekaragaman hayati dan ekosistem, dan
keterbatasan dalam penerapannya
b. Manajemen hilir
- Memahami teknologi dan teknik yang terkait dengan pengurangan sumber,
konsumsi, minimalisasi,recovery sumber daya dan praktek serta proses
perawatan
- Memahami dampak dari aktivitas organisasi terhadap lingkungan termasuk
keanekaragaman hayati dan ekosistem
c. Memiliki pengetahuan tentang teknik pengendalian penggunaan sumber daya yang
efisien
d. Memiliki pengetahuan terhadap pemantauan dan teknik pengukuran terkait dengan
penggunaan sumber daya
5. Energi yang dipancarkan
a. Memahami sumber emisi panas, cahaya, elektromagnetik dan radiasi ionisasi, bising,
getaran dan dampak lingkungan potensial
b. Memahami manajemen emisi dan metode pengendalian, termasuk proses
manajemen, dan pengurangan emisi
c. Memahami pemantauan dan teknik pengukuran terkait emisi energi seperti thermal
imaging (panas), pengukuran cahaya, gaussmeter (gaya elektromagnetik), radiation
counters dan film badges (radiasi ionisasi), pengukuran (bising dan getaran).
6. Limbah
No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 17 dari 42
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


a. Memahami limbah yang dihasilkan dari aktivitas organisasi termasuk karakteristik
limbah dan dampak lingkungan potensial
b. Memahami metodologi untuk eliminasi, pengurangan sumber daya dan
meminimalkan limbah termasuk reuse, segregasi dan daur ulang
c. Penanganan, penyimpanan, transportasi, pengolahan dan pembuangan limbah
d. Pemantauan limbah dan teknik pengukuran seperti pengukuran mass balance,
penimbangan, pengukuran volumetric dan kriteria penyimpanan limbah (seperti
temperatur untuk material terbakar dan waktu penyimpanan)
7. Pemanfaatan ruang
a. Memahami interaksi atribut fisik (ukuran, bentuk dan warna) dari bangunan, struktur
dan peralatan dengan lingkungan sekitar
b. Teknik mengatur atau mengendalikan atribut fisik seperti perencanaan dan desain,
landscaping, penggunaan warna untuk mengurangi dampak yang mengganggu
lingkungan
c. Memantau persyaratan perencanaan spasial, bangunan dan peralatan seperti sistem
perawatan dan landscaping.

4.3.20. Auditor Industri Hijau dapat menjadi auditor sistem manajemen lingkungan jika telah
mempunyai bersertifikat pelatihan auditor/lead auditor registered training course SNI ISO
14001:2015 atau revisinya atau pelatihan sistem manajemen lingkungan yang setara.

4.3.21. Auditor Industri Hijau harus memiliki kriteria seperti auditor sistem manajemen mutu dengan
tambahan pemenuhan kriteria sesuai dengan peraturan Menteri Perindustrian No. 39 tahun
2018 atau revisinya atau peraturan lain yang mengatur dimana:
- Memiliki sertifikat auditor industri hijau yang dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian
- Berkualifikasi pendidikan minimal S1 dari jurusan teknik atau sains (MIPA) yang relevan
dengan pengalaman audit teknis (di bagian produksi atau pengendalian mutu) atau pelatihan
yang terkait atau pengalaman kerja di bidangnya
- Memiliki pengalaman audit magang industri hijau minimal 5 (lima) obyek audit
- Pengetahuan tentang kebijakan nasional industri hijau terkait pembangunan berkelanjutan
(global dan nasional) dan rencana induk pembangunan nasional 2010-2025, rencana aksi
nasional penurunan gas rumah kaca (GRK)
- pengetahuan tentang kebijakan nasional industri hijau terkait UU no 3 tahun 2014 tentang
perindustrian, kebijakan industri nasional dan rencana induk pembangunan industri nasional
- Pengetahuan tentang kebijakan nasional industri hijau terkait regulasi teknis tentang sumber
daya industri, pengembangan daya saing industri dan pengelolaan lingkungan industri
kebijakan industri dan pengolahan lingkungan industri
- Pengetahuan tentang konsep dasar dan prinsip industri hijau
- Pengetahuan tentang kaitan Industri Hijau dengan pengelolaan lingkungan hidup lainnya,
proses produksi Industri dan Jenisnya serta studi kasus penerapan konsep industri hijau per
komoditi seperti semen, susu dan lain-lain.
No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 18 dari 42
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


- Pengetahuan tentang analisa biaya dan keuntungan penerapan industri hijau.
- Praktek lapangan terkait dengan audit Industri Hijau
- Pengetahuan tentang prosedur audit Industri Hijau

4.3.22. Auditor Balai Sertifikasi Industri dapat juga berasal dari PNS yang menjabat sebagai Fungsional
Asesor Manajemen Mutu Industri (AMMI) yaitu PNS yang diberikan tugas, tanggung jawab dan
wewenang untuk melaksanakan asesmen sistem manajemen mutu industri dalam lingkungan
instansi pusat dan instansi daerah. AMMI mempunyai jenjang jabatan sebagai berikut:
a. AMMI Ahli Pertama
- Penata Muda dengan golongan ruang III/a
- Penata Muda Tingkat I dengan Golongan ruang III/b
b. AMMI Ahli Muda
- Penata Muda dengan golongan ruang III/c
- Penata Tingkat I dengan Golongan ruang III/d
c. AMMI Ahli Madya; dan
- Pembina dengan ruang IV/a;
- Pembina Tingkat I dengan golongan ruang IV/b; dan
- Pembina Utama Muda dengan golongan ruang IV/c
d. AMMI Ahli Utama
- Pembina Utama Madya dengan golongan ruang IV/d; dan
- Pembina Utama dengan golongan ruang IV/e

4.3.23. Tugas dan uraian tugas AMMI diatur dalam Peraturan Menteri Nomor 28 Tahun 2019 tentang
Petunjuk Teknis AMMI. Dalam pelaksanaan tugas jabatan fungsional AMMI terhadap pejabat
fungsional AMMI dilakukan penilaian kinerja yang dilakukan oleh tim penilai yang diketuai oleh
Kepala BPPI, penilaian kinerja yang terdiri atas:
a. Penilaian SKP;
b. Penilaian perilaku kerja; dan
c. Penilaian prestasi kerja

4.3.24. Balai Sertifikasi Industri memiliki auditor permanen dan auditor non permanen. Auditor
permanen adalah fungsional AMMI, personil BSI dan auditor kontrak yang telah terdaftar di Balai
Sertifikasi Industri dan mempunyai komitmen untuk tidak terdaftar atau akan terdaftar sebagai
auditor di Lembaga Sertifikasi lain; yang berarti auditor permanen melaksanakan tugas audit
sertifikasi hanya untuk Balai Sertifikasi Industri. Auditor permanen membuat surat pernyataan
yang menunjukkan sebagai personil permanen di Balai Sertifikasi Industri dengan BSI/STD-SDM-
32. Auditor non permanen adalah auditor yang bukan termasuk dalam personil permanen

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 19 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


4.4. PETUGAS PENGAMBIL CONTOH
4.4.1. Petugas Pengambil Contoh harus memiliki kriteria sebagai berikut:
- Memiliki sertifikat pelatihan Petugas Pengambil Contoh kelompok produk terkait atau
bersertifikat pelatihan PPC umum/bukan produk terkait dan bersertifikat pelatihan
pemahaman kelompok produk terkait
- berpendidikan minimal SLTA/yang sederajat dengan syarat telah memiliki pengalaman
magang sebanyak 2 kali atau telah memiliki pengalaman sebagai Petugas Pengambil Contoh
sebanyak 1 kali untuk kelompok produk yang sama
- Memahami regulasi teknis dan skema produk yang terkait
- surat ijin dari pimpinan instansinya, kecuali untuk PPC yang tidak terikat pada instansi
tertentu
- terdaftar di BSI

4.4.2. Petugas Pengambil Contoh mempunyai tugas-tugas sebagai berikut:


- Membuat rencana pengambilan contoh
- Melaksanakan pengambilan contoh dan membuat Berita Acara Pengambilan Contoh (BAPC)
- Melaksanakan pengepakan contoh serta pemberian Label Contoh Uji (LCU)
- Melakukan pengukuran contoh/produk sesuai dalam regulasi teknis dan skema produk
tertentu.

4.4.3. Dalam pelaksanaan sertifikasi produk, auditor produk dapat bertindak sebagai petugas pengambil
contoh jika auditor produk memiliki kriteria sebagai petugas pengambil contoh.

4.4.4. Petugas Pengambil Contoh yang aktif dalam penugasan dilakukan penilaian kinerja melalui
Evaluasi Kinerja Petugas Pengambil Contoh (BSI/STD-SDM-26).

4.5. TENAGA AHLI PRODUK/PROSES/PENGUJIAN


4.5.1. Tenaga ahli terdiri dari Tenaga Ahli Produk, Tenaga Ahli Proses dan Tenaga Ahli Pengujian.

4.5.2. Tenaga Ahli Produk harus memiliki kriteria sebagai berikut:


● Memahami atau mempunyai pengetahuan mengenai produk, sektor bisnis pemohon
dan/atau regulasi terkait;
● Pendidikan minimal S1 Teknik/Sains dengan pengalaman kerja di bidang yang relevan dengan
bidangnya minimal 1 tahun; atau
● Pendidikan minimal D3 Teknik/Sains dengan pengalaman kerja di bidang yang relevan
dengan bidangnya minimal 5 tahun
4.5.3. Tenaga Ahli Proses terdiri dari tenaga ahli sistem manajemen lingkungan dan sistem manajemen
keamanan pangan.

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 20 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


4.5.4. Tenaga Ahli Sistem Manajemen Lingkungan harus memiliki kriteria sebagai berikut:
- Pendidikan minimal S1 Teknik/Sains
- Pengalaman kerja di bidang yang relevan dengan bidangnya minimal 1 tahun
- Memahami atau mempunyai pengetahuan mengenai sektor bisnis pemohon dan/atau
regulasi terkait
- Memiliki pengetahuan aspek spesifik yang meliputi:
1. Emisi ke udara
a. Emisi ke udara terjadi dari kegiatan seperti melakukan proses mekanis, kimia atau
biologis, menghasilkan atau menggunakan energi atau melalui penyediaan layanan
yang membutuhkan penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil. emisi ini dapat
mencakup gas dan bahan partikulat dan dapat dikendalikan melalui cara mekanis,
kimia atau alami untuk menguranginya ke tingkat yang dapat diterima untuk
menghindari polusi udara.
b. Memahami jenis emisi ke udara dari gas, aerosol atau bahan partikel (mis. senyawa
organik yang mudah menguap (Volatile Organic Compounds-VOCs), bau, asam, basa,
gas rumah kaca, mikroorganisme, logam berat)
c. Teknik pengendalian emisi ke udara seperti teknik filter, scrubbers, water mist
control dan thermal oxidizers.
d. Teknik pemantauan emisi ke udara seperi observasi stack emisi, pemantauan stack
berdasarkan sampel atau berkelanjutan, pengambilan sampel udara dan analisis dan
mass balance berbasis perhitungan, jumlah mikroorganisme, dan pengujian bau
2. Pembuangan ke tanah
a. pembuangan ke tanah berupa padatan atau cairan dapat terjadi sebagai limbah dari
proses mekanis, kimia atau biologis, pada produksi atau pembuangan suatu produk
atau pengiriman suatu layanan atau sebagai hasil dari peristiwa alam atau situasi
yang tidak disengaja
b. memahami jenis pembuangan ke tanah tapi tidak terbatas pada logam berat,
Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH), produk berbasis petroleum, halogenated
hydrocarbons, pestisida, herbisida dan kotoran hewan
c. teknik pengendalian pembuangan ke tanah seperti containment (bundling) primer
atau sekunder dan disperse (land application rates)
d. teknik pemantauan, pengukuran dan analisis tanah
3. Pembuangan ke air
a. pelepasan ke air mencakup limbah cair, dan pembuangan kotoran (mis. pupuk atau
pestisida yang diangkut oleh curah hujan alami). air ini mungkin dibuang untuk
pengolahan atau langsung dibuang ke tanah sebelum atau setelah pengolahan.
b. Memahami aliran dan karakteristik air permukaan dan tanah, termasuk kolom air,
padatan tersuspensi dan terlarut, sedimentasi, effluent, viskositas dan kepadatan,
penguapan, pengasaman, dan eutrofikasi.

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 21 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


c. Memahami limbah cair khas (mis. organik, anorganik) dan teknik yang digunakan
untuk mengolah limbah cair (mis. pengolahan aerob dan anaerob).
d. Teknik yang digunakan untuk mengendalikan pembuangan ke air permukaan
e. Parameter terukur dan teknik yang digunakan untuk memantau proses pengolahan
limbah cair dan/atau pembuangan (seperti indikator seperti BOD atau COD, sampling
dan analisis, peralatan pemantauan in-proses dan inspeksi
4. Penggunaan bahan baku, energi dan sumber daya alam
a. Manajemen hulu
- Memahami masalah penipisan sumber daya termasuk sumber bahan yang
terbarukan dan tidak terbarukan, kelangkaan air, hilangnya hutan dan degradasi
tanah
- Memahami sumber energi terbarukan dan tidak terbarukan, teknik untuk
mengubahnya menjadi energi bermanfaat dan dampak lingkungannya, termasuk
perubahan iklim, dampak pada keanekaragaman hayati dan ekosistem, dan
keterbatasan dalam penerapannya
b. Manajemen hilir
- Memahami teknologi dan teknik yang terkait dengan pengurangan sumber,
konsumsi, minimalisasi,recovery sumber daya dan praktek serta proses
perawatan
- Memahami dampak dari aktivitas organisasi terhadap lingkungan termasuk
keanekaragaman hayati dan ekosistem
c. Memiliki pengetahuan tentang teknik pengendalian penggunaan sumber daya yang
efisien
d. Memiliki pengetahuan terhadap pemantauan dan teknik pengukuran terkait dengan
penggunaan sumber daya
5. Energi yang dipancarkan
a. Memahami sumber emisi panas, cahaya, elektromagnetik dan radiasi ionisasi, bising,
getaran dan dampak lingkungan potensial
b. Memahami manajemen emisi dan metode pengendalian, termasuk proses
manajemen, dan pengurangan emisi
c. Memahami pemantauan dan teknik pengukuran terkait emisi energi seperti thermal
imaging (panas), pengukuran cahaya, gaussmeter (gaya elektromagnetik), radiation
counters dan film badges (radiasi ionisasi), pengukuran (bising dan getaran).
6. Limbah
a. Memahami limbah yang dihasilkan dari aktivitas organisasi termasuk karakteristik
limbah dan dampak lingkungan potensial
b. Memahami metodologi untuk eliminasi, pengurangan sumber daya dan
meminimalkan limbah termasuk reuse, segregasi dan daur ulang
c. Penanganan, penyimpanan, transportasi, pengolahan dan pembuangan limbah

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 22 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


d. Pemantauan limbah dan teknik pengukuran seperti pengukuran mass balance,
penimbangan, pengukuran volumetric dan kriteria penyimpanan limbah (seperti
temperatur untuk material terbakar dan waktu penyimpanan)
7. Pemanfaatan ruang
a. Memahami interaksi atribut fisik (ukuran, bentuk dan warna) dari bangunan, struktur
dan peralatan dengan lingkungan sekitar
b. Teknik mengatur atau mengendalikan atribut fisik seperti perencanaan dan desain,
landscaping, penggunaan warna untuk mengurangi dampak yang mengganggu
lingkungan
c. Memantau persyaratan perencanaan spasial, bangunan dan peralatan seperti sistem
perawatan dan landscaping.

4.5.5. Tenaga Ahli Sistem Manajemen Keamanan Pangan harus memiliki kriteria sebagai berikut:
- Berkualifikasi pendidikan minimal S1 dari jurusan terkait dengan pangan atau Sains (MIPA)
yang relevan dengan pengalaman kerja(di bagian produksi atau pengendalian mutu minimal
1 tahun atau pelatihan yang terkait atau pengalaman kerja di bidangnya
- Kemampuan untuk mengidentifikasi kategori rantai pangan yang relevan:
1. PPD (Program Persyaratan Dasar);
2. Bahaya keamanan pangan
3. Persyaratan hukum
- Kemampuan untuk menentukan jika terdapat:
1. faktor musiman tertentu apapun yang terkait dengan organisasi dan kategori pangan
atau produknya
2. budaya dan kebiasaan spesifik terkait dengan kategori dan wilayah geografi yang diases
3. faktor spesifik yang disyaratkan untuk mengaudit SMKP, produk, proses atau jasa di
bidang pangan
- Kemampuan untuk mengidentifikasikan:
1. bahaya mikrobiologi yang berasal dari pangan
2. bahaya kimia;
3. bahaya fisik;
4. penyebab alergi;
5. persyaratan pelabelan keamanan pangan;
6. peraturan keamanan pangan yang relevan dengan kategori rantai pangan dan
mekanisme pengendalian yang diakui. Kemampuan untuk mengevaluasi kapasitas
organisasi dalam mengidentifikasi dan mampu mengaplikasikan peraturan keamanan
pangan dan persyaratan pelabelan (negara produksi/negara tujuan)
- Kemampuan untuk menerapkan praktik kosakata kategori dan subkategori rantai pangan
terkait dengan:
1. Keterkaitan rantai pangan;
No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 23 dari 42
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


2. Praktek terbaik berkenaan dengan PPD, PPD operasional, TTK
3. Proses rantai pangan umum
4. Teknologi produksi dan istilah pengolahan
5. Peralatan umum
6. Design fasilitas
7. Jenis dan sifat pengemasan
8. Nama dan istilah mikrobiologi
9. Nama dan istilah kimia
10. Praktik laboratorium yang baik
11. Istilah lokal

4.5.6. Tenaga Ahli Industri Hijau harus memiliki kriteria kompetensi khusus yang sama dengan tenaga
ahli sistem manajemen lingkungan.

4.5.7. Tenaga Ahli pengujian harus memiliki kriteria sebagai berikut:


- Pendidikan minimal D1
- Pengalaman kerja di bidang yang relevan dengan bidangnya minimal 3 tahun
- Memahami ISO 17025
- Mempunyai pengetahuan mengenai produk, SNI dan regulasi terkait

4.5.8. Tenaga Ahli Produk dan Tenaga Ahli Proses mempunyai tugas memberikan masukan kepada tim
audit sesuai dengan bidang keahliannya

4.5.9. Tenaga ahli pengujian mempunyai tugas menyaksikan pengujian di laboratorium perusahaan
dan/atau laboratorium yang belum terakreditasi ISO 17025

4.6. Personel Tinjauan Sertifikasi/Keputusan Sertifikasi


4.6.1. Personil Tinjauan Sertifikasi/Keputusan Sertifikasi terdiri dari reviewer laporan hasil audit dan
reviewer Laporan Hasil Uji (LHU).
4.6.2. Reviewer laporan hasil audit dilakukan oleh staf pelaksana Balai Sertifikasi Industri baik PNS dan
non PNS.
4.6.3. Reviewer laporan hasil audit merupakan auditor yang tidak ditugaskan dalam audit yang laporan
hasil audit akan ditinjau. Kriteria yang harus dimiliki oleh reviewer laporan hasil audit sama
dengan auditor.
4.6.4. Reviewer LHU dilakukan oleh personel yang terdaftar di Balai Sertifikasi Industri. Reviewer LHU
hanya terdapat pada sertifikasi produk (SNI, ST, Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM), atau
standar/spesifikasi lainnya).

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 24 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


4.6.5. Reviewer laporan hasil audit memberikan rekomendasi keputusan sertifikasi berdasarkan hasil
tinjauan laporan hasil audit dan hasil tinjauan LHU oleh reviewer LHU.
4.6.6. Reviewer SKEM memberikan rekomendasi keputusan sertifikasi berdasarkan hasil tinjauan
reviewer LHU.
4.6.7. Personel Tinjauan Sertifikasi (reviewer) laporan hasil uji harus memiliki kompetensi sebagai
berikut:
● berpendidikan minimal D3 yang sederajat dengan pengalaman di bidang lingkup terkait
selama 3 tahun
● Memahami SNI, skema sertifikasi dan regulasi teknis produk/proses sesuai dengan lingkup
yang telah ditentukan;
● Memahami karakteristik produk dan parameter pengujian produk
● Pengetahuan tentang prinsip, praktik, dan teknik audit sistem manajemen generik,
sebagaimana ditentukan dalam standar ini cukup untuk memahami laporan audit sertifikasi.
● Pengetahuan tentang standar sistem manajemen atau dokumen normatif lainnya yang
ditetapkan untuk sertifikasi memadai untuk membuat keputusan berdasarkan laporan audit
sertifikasi
● Pengetahuan tentang proses lembaga sertifikasi yang cukup untuk menentukan apakah
ekspektasi lembaga sertifikasi telah dipenuhi berdasarkan informasi yang disampaikan untuk
ditinjau.
● Pengetahuan tentang terminologi, praktik, dan proses yang umum bagi sektor bisnis klien
yang cukup untuk memahami laporan audit dalam konteks standar sistem manajemen atau
dokumen normatif lainnya.
4.6.8. Dalam hal penulisan administrasi, reviewer LHU dapat disebut sebagai personel tinjauan teknis
sertifikasi.

4.7. Personel Operasional Sertifikasi


4.7.1. Personel Operasional Sertifikasi terdiri dari:
a. Personel penyampaian informasi
b. Personel tinjauan permohonan
c. Personil perencanaan tim audit
d. Personel pemantauan sertifikasi
e. Personel penerbitan dan pelaporan sertifikat

4.7.2. Personel Operasional Sertifikasi secara umum harus memiliki kompetensi sebagai berikut:
- Pendidikan minimal SMA sederajat;
- Mempunyai pemahaman sistem manajemen;
- Memahami sistem sertifikasi;
- Memahami persyaratan permohonan sertifikasi;
- Memahami alur proses sertifikasi

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 25 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


- Pengetahuan tentang standar sistem manajemen apa atau dokumen normatif lainnya
sedang dispesifikasikan untuk sertifikasi.
- Pengetahuan tentang proses lembaga sertifikasi yang cukup untuk menugaskan anggota tim
audit yang kompeten dan secara akurat menentukan waktu audit.
- Pengetahuan tentang terminologi, praktik, dan proses yang umum bagi sektor bisnis klien
yang cukup untuk menugaskan anggota tim audit yang kompeten dan secara akurat
menentukan waktu audit.
- Pengetahuan yang terkait dengan tipe produk atau proses klien yang cukup untuk
menugaskan anggota tim audit yang kompeten dan secara akurat menentukan waktu audit.

4.7.3. Personel Penyampaian Informasi harus dilengkapi kompetensi sebagai berikut:


- Memahami regulasi teknis produk/proses sesuai dengan lingkup yang telah ditentukan
- Memahami persyaratan dan alur proses sertifikasi secara umum
- Memahami skema dan standar produk (SNI, ST, Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM),
atau standar/spesifikasi lainnya) secara umum

4.7.4. Personel Tinjauan Permohonan Sertifikasi Produk/Sistem Manajemen Mutu harus dilengkapi
kompetensi sebagai berikut:
- Memahami persyaratan dan alur proses sertifikasi secara umum
- memahami pengetahuan terhadap terminologi umum dan proses yang terkait dengan
praktik sektor bisnis yang relevan dari lingkup pemohon
- memahami pengetahuan tentang produk/proses klien, proses dan jenis organisasi, ukuran,
tata kelola, struktur, termasuk fungsi alih daya dari lingkup pemohon
- memahami regulasi teknis produk/proses
- memahami proses sesuai dengan lingkup yang telah ditentukan

4.7.5. Personel Tinjauan Permohonan Sertifikasi Sistem Manajemen Keamanan Pangan harus dilengkapi
kompetensi sebagai berikut:
- Mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi kategori rantai pangan yang relevan:
a. PPD (Program Persyaratan Dasar);
b. Bahaya keamanan pangan
c. Persyaratan hukum
- Mempunyai kemampuan untuk menentukan jika terdapat:
a. faktor musiman tertentu apapun yang terkait dengan organisasi dan kategori pangan
atau produknya
b. budaya dan kebiasaan spesifik terkait dengan kategori dan wilayah geografi yang diases
c. faktor spesifik yang disyaratkan untuk mengaudit SMKP, produk, proses atau jasa di
bidang pangan

4.7.6. Personel Tinjauan Permohonan Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan harus dilengkapi
kompetensi sebagai berikut:
- Mempunyai pengetahuan terminologi lingkungan
- Mempunyai pengetahuan aspek dan dampak lingkungan
No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 26 dari 42
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


- Mempunyai pengetahuan evaluasi kinerja lingkungan
- Mempunyai pengetahuan kewajiban penaatan
- Mempunyai pengetahuan lingkup
- memahami pengetahuan tentang produk/proses pemohon, proses dan jenis organisasi,
ukuran, tata kelola, struktur, termasuk fungsi alih daya dari lingkup pemohon

4.7.7. Personel Tinjauan Permohonan Sertifikasi Industri Hijau harus dilengkapi kompetensi sebagai
berikut:
- Mampu mengidentifikasi permintaan sertifikasi industri hijau meliputi bahan baku, bahan
penolong, energi, air, produk, limbah, emisi, kemasan, persyaratan sistem manajemen dan
dokumen normatif
- Memahami pengetahuan tentang produk/sektor bisnis pemohon, standar industri hijau dan
regulasi yang terkait

4.7.8. Personel Tinjauan Permohonan Sertifikasi Hemat Energi harus dilengkapi kompetensi sebagai
berikut:
- Memahami proses sertifikasi hemat energi
- Memahami pengetahuan tentang produk/proses pemohon
- Memahami regulasi yang berhubungan dengan penerapan Standar Kinerja Energi Minimum
(SKEM) dan pencantuman Label Tanda Hemat Energi (LHE)

4.7.9. Personel Perencanaan Tim Audit Sertifikasi Produk/Sistem Manajemen Mutu harus dilengkapi
kriteria sebagai berikut:
- Memahami skema sertifikasi dan regulasi teknis produk/proses sesuai dengan lingkup yang
telah ditentukan;
- Memiliki pengetahuan terhadap standar produk/proses/sistem manajemen mutu dan
lainnya yang relevan dan dokumen normatif lainnya yang digunakan dalam proses sertifikasi
- Memahami karakteristik produk dan parameter pengujian produk sesuai dengan lingkup
yang telah ditentukan
- Memahami pengetahuan terhadap terminology umum dan proses yang terkait dengan
praktik sektor bisnis yang relevan dari lingkup pemohon
- Mempunyai pemahaman sertifikasi yang dievaluasi;
- Mempunyai pemahaman ruang lingkup dan penerapan pengecualian;
- Mempunyai pemahaman dampak alat, metode, teknik terkait manajemen mutu dan lainnya
dan penerapannya pada proses sertifikasi
- Memiliki pengetahuan terhadap standar produk/ proses/ sistem manajemen mutu dan
lainnya yang relevan dan dokumen normatif lainnya yang digunakan dalam proses sertifikasi

4.7.10. Personel Perencanaan Tim Audit Sertifikasi Sistem Manajemen Keamanan Pangan harus
dilengkapi kriteria sebagai berikut:
- Mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi kategori rantai pangan yang relevan:
a. PPD (Program Persyaratan Dasar);
b. Bahaya keamanan pangan
No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 27 dari 42
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


c. Persyaratan hukum
- Mempunyai kemampuan untuk menentukan jika terdapat:
a. faktor musiman tertentu apapun yang terkait dengan organisasi dan kategori pangan
atau produknya
b. budaya dan kebiasaan spesifik terkait dengan kategori dan wilayah geografi yang diases
c. faktor spesifik yang disyaratkan untuk mengaudit SMKP, produk, proses atau jasa di
bidang pangan
- Mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi kompetensi yang dipersyaratkan untuk tim
audit

4.7.11. Personel Perencanaan Tim Audit Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan harus dilengkapi
kriteria sebagai berikut:
- Mempunyai pengetahuan terminologi lingkungan
- Mempunyai pengetahuan aspek dan dampak lingkungan
- Mempunyai pengetahuan evaluasi kinerja lingkungan
- Mempunyai pengetahuan kewajiban penaatan
- Mempunyai pengetahuan lingkup
- memahami pengetahuan tentang produk/proses pemohon, proses dan jenis organisasi,
ukuran, tata kelola, struktur, termasuk fungsi alih daya dari lingkup pemohon

4.7.12. Personel Perencanaan Tim Audit Sertifikasi Hijau harus dilengkapi kriteria sebagai berikut:
- Mampu mengidentifikasi permintaan sertifikasi industri hijau meliputi bahan baku, bahan
penolong, energi, air, produk, limbah, emisi, kemasan, persyaratan sistem manajemen dan
dokumen normatif
- Memahami pengetahuan tentang produk/sektor bisnis pemohon, standar industri hijau dan
regulasi yang terkait

4.8. Personel Pengembangan Jasa dan Jaminan Mutu Sertifikasi


4.8.1. Secara umum Personel Pengembangan Jasa dan Jaminan Mutu Sertifikasi harus memiliki
persyaratan:
- Pendidikan minimal D3;
- Mempunyai pemahaman sistem manajemen;
- Memahami proses akreditasi lembaga sertifikasi
- Memahami sistem sertifikasi;
- Memahami persyaratan permohonan sertifikasi;
- Memahami alur proses sertifikasi;

4.8.2. Personel Pengembangan Jasa dan Jaminan Mutu Sertifikasi bertanggung jawab atas:
- Membantu pelaksanaan urusan pengendalian dokumen
- Membantu mengkoordinir pelaksanaan urusan penetapan skema sertifikasi
- Membantu pelaksanaan Komite dan Pengamanan Ketidakberpihakan
- Menyimpan Data Komite dan Pengamanan Ketidakberpihakan
No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 28 dari 42
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


- Menerima dan menyampaikan keluhan pelanggan kepada bagian terkait
- Membantu pelaksanaan pertemuan dengan pelanggan
- Menindaklanjuti proses administratif permohonan untuk menjadi auditor dan PPC Balai
Sertifikasi Industri baik yang permanen maupun kontrak
- Menyusun dan memelihara data personel Balai Sertifikasi Industri dengan menggunakan format
yang telah ditentukan serta memutakhirkan pengembangan data tersebut
- Merencanakan dan melaksanakan program pengembangan personil dalam tahun anggaran
berjalan antara lain pelatihan, seminar, forum diskusi lainnya serta kegiatan terkait.
- Inventarisasi kemampuan pengujian laboratorium berbasis parameter SNI
- Seleksi dan evaluasi parameter produk SNI untuk penyusunan tabel dukungan laboratorium uji
- Mempersiapkan kelengkapan administrasi Memorandum of Understanding (MOU) dengan
laboratorium uji
- Menyiapkan dan melaksanakan verifikasi laboratorium dalam rangka Sertifikasi Produk wajib
dan sukarela
- Membantu memelihara akreditasi dan perluasan ruang lingkup akreditasi KAN
- Membantu memantau pencapaian sasaran mutu setiap seksi terkait sertifikasi
- Membantu mengkoordinir pelaksanaan audit internal dan eksternal berikut memantau tindak
lanjut dari hasil audit
- Membantu melakukan kajian terhadap perluasan lingkup akreditasi berdasarkan permohonan
dan issue pemberlakuan wajib.

4.9. Personel Tata Usaha dan Manajemen Kinerja


4.9.1. Secara umum Personel Tata Usaha dan Manajemen Kinerja harus memiliki persyaratan:
- Pendidikan minimal SMA;
- Memiliki pengalaman kerja di bidang Tata Usaha dan Manajemen Kinerja;
- Memahami alur proses sertifikasi;
- Memahami biaya sertifikasi

4.9.2. Personil Tata Usaha dan Manajemen Kinerja bertanggung jawab atas:
- Menyusun anggaran tahun yang akan datang pada balai sertifikasi industri dan disahkan oleh
balai sertifikasi industri dan apabila dianggap perlu melakukan revisi anggaran tahun berjalan
- Menerbitkan tagihan biaya sertifikasi dan rekapitulasi tagihan biaya sebagai laporan
- Monitoring penerimaan PNBP, dan menyerahkan rekap penerimaan setiap harinya yang
diserahkan kepada petugas Operasional untuk diterbitkannya usulan penugasan
- Menerima rekening koran dari Bank dan membukanya di buku kas, mencocokan bukti transfer
dari perusahaan dengan rekening koran dan menyetor uang penerimaan ke kas negara.
- Membuat permintaan tambahan uang persediaan
- Membuat daftar honor dan membayar honor personil, panitia kerja, pengesahan sertifikat,
kelengkapan dokumen, kebenaran dokumen, audit kecukupan dan audit kesesuaian dan
membayar keperluan sehari-hari perkantoran.
- Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran tanggal 13 dan 28 setiap bulan, dan membuat
laporan setiap akhir bulan.
No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 29 dari 42
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


- Monitoring peringatan dan menerbitkan surat peringatan.
- Pelaksanaan bagian rumah tangga sehari-hari
- Memberikan informasi biaya sertifikasi kepada pelanggan
- Memelihara data pribadi auditor aktif dalam rangka pengurusan administrasi pelaksanaan audit
- Membuat rincian tagihan untuk transportasi dan akomodasi
- Membuat tanda terima atas dokumen transportasi dan akomodasi yang diterima dari
pengguna jasa
- Menyampaikan dokumen transportasi dan akomodasi kepada tim audit
- Mengurus exit permit dan visa, asuransi perjalanan ke luar negeri
- Mengurus biaya airport tax dan transport lokal auditor dalam rangka perjalanan audit
- Membuat laporan secara berkala sekali sebulan
- Memelihara dan mengawasi kebersihan, kerapihan dan kinerja fungsional dari inventaris Balai
Sertifikasi Industri
- Melaporkan fungsi sarana dan peralatan yang rusak atau tidak dapat digunakan kepada Kepala
Sub Bagian TU dan Manajemen Kinerja
- Membuat laporan pelaksanaan pemeliharaan secara berkala sekali sebulan

4.10. Personel Lainnya yang ditetapkan insidentil untuk pendukung sertifikasi


4.10.1. Personel lainnya yang ditetapkan insidentil untuk pendukung sertifikasi antara lain menyusun
skema sertifikasi, verifikator kemampuan lab uji, auditor internal, tim evaluasi kompetensi, dll.

4.10.2. Personel Penyusun Skema Sertifikasi, personil tersebut harus berasal dari auditor produk, personel
tinjauan sertifikasi, atau tenaga ahli produk/proses/pengujian dari lingkup produk/proses/jasa
tertentu yang ditetapkan pada daftar kompetensi personil sertifikasi atau tenaga ahli yang berasal
dari eksternal yang ditetapkan sebelum pelaksanaan penyusunan skema sertifikasi
produk/proses/jasa tersebut. Dalam menyusun skema sertifikasi dapat melibatkan perwakilan
instansi terkait seperti Badan Standardisasi Industri dan Laboratorium Uji.

4.10.3. Verifikator kemampuan Lab. Uji harus memiliki kriteria sebagai berikut:
- Latar belakang pendidikan minimal D3/D4/S1 Teknik/Sains yang relevan;
- Memahami ISO 17025 (minimal telah mengikuti awareness ISO 17025);
- Memiliki pemahaman terkait lingkup produk yang akan dilakukan terhadap verifikasi
kemampuan laboratorium uji-nya. (telah mengikuti pelatihan ruang lingkup sejenis/relevan atau
mempunyai pengalaman kerja di ruang lingkup sejenis/relevan)

4.10.4. Auditor Internal harus memiliki kriteria sebagai berikut:


- memahami ISO 17065 (auditor internal LSPro)
- memahami ISO 17021 (auditor internal LSSM, LSSML, LSSMKP dan Industri Hijau)
- memiliki pengalaman di lembaga sertifikasi produk/sistem manajemen minimal 2 tahun

4.10.5. Tim Evaluasi Kompetensi Auditor harus memiliki kriteria sebagai berikut:
- personality yang berintegritas, mampu menjaga kerahasiaan, dan kemampuan menilai
kompetensi secara objektif
No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 30 dari 42
BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


- berpengalaman sebagai auditor kepala atau auditor anggota produk atau personil eksternal
yang memiliki pemahaman lingkup spesifik terhadap pengetahuan produk atau sistem
manajemen tertentu

4.10.6. Tim Evaluasi Kompetensi memiliki tugas:


- mengevaluasi kinerja dan kompetensi auditor melalui penilaian secara dokumen, supervisi atau
witness
- mengevaluasi dan menetapkan jenjang auditor BSI, mencakup jenjang calon auditor, auditor
dan auditor kepala
- mengevaluasi dan menetapkan terpeliharanya status sebagai auditor BSI, serta merekomendasi
kepada Kepala BSI untuk penetapan sebagai auditor BSI.

4.11. Penilaian dan Penjenjangan Auditor dan PPC


4.11.1. Balai Sertifikasi Industri Kementerian Perindustrian mempekerjakan personil yang berasal dari
internal dan eksternal. Personel internal merupakan personel yang sehari-hari berada di sekretariat
yaitu Kepala BSI, Subkoordinator Operasional Sertifikasi, Subkoordinator Pengembangan Jasa
Jaminan Mutu Sertifikasi, Kasubbag Tata Usaha dan Manajemen Kinerja, dan staf pelaksana di
masing-masing seksi serta fungsional Asesor Manajemen Mutu Industri. Ketentuan sesuai undang-
undang dan produk hukum turunannya tentang aparatur sipil negara. Sedangkan personel
eksternal dapat diambil seperti: auditor, petugas pengambil contoh (PPC), tenaga ahli, personil
tinjauan sertifikasi/reviewer LHU atau tim evaluasi kompetensi auditor.

4.11.2. Proses penentuan dan pemeliharaan kompetensi personel yang terlibat dalam kegiatan sertifikasi
di Balai Sertifikasi Industri Kementerian Perindustrian menggunakan gabungan dari metode berikut
ini:
a. Tinjauan rekaman, dilakukan terhadap:
- resume atau riwayat hidup yang menunjukkan pengalaman kerja, pengalaman audit,
pendidikan dan pelatihan sebagai indikator pengetahuan.
- laporan audit,
- laporan penilaian kinerja seorang auditor yang melakukan audit.
b. Umpan balik dari klien.
c. Pengamatan/observasi, dilakukan dengan mengamati seseorang yang melakukan tugas dapat
memberikan bukti langsung kompetensi sebagai aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang
ditujukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

4.11.3. Personel sertifikasi (yang dimaksud yaitu auditor, PPC dan Tenaga Ahli) yang terdaftar di BSI harus
melengkapi persyaratan administrasi berikut:
- Daftar Riwayat Hidup (BSI/STD-SDM-06) atau dalam format lainnya
- Perjanjian Kerja/Kontrak Auditor (BSI/STD-SDM-12) dan/atau Perjanjian Kerja/Kontrak PPC
(BSI/STD-SDM-14) dan/atau Perjanjian Kerja/Kontrak Tenaga Ahli (BSI/STD-SDM-17)
- Pakta Integritas, Pernyataan Kerahasiaan, Konflik Kepentingan dan ketidakberpihakan (BSI/STD-
SDM-01)

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 31 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


4.11.4. Personel pemohon yang mengajukan permohonan sebagai personel sertifikasi di BSI, melengkapi
dokumen sesuai dengan angka 4.11.2. Seksi PJJMS melakukan pemeriksaan dokumen permohonan
meliputi kelengkapan dokumen dan kompetensi berdasarkan daftar riwayat hidup. Seksi PJJMS
kemudian melakukan pengarahan dan peminatan lingkup sektor industri terhadap personel
eksternal yang dinyatakan diterima.

4.11.5. Jika personel pemohon tidak memenuhi maka Seksi PJJMS menerbitkan surat penolakan.

4.11.6. Kepala Balai Sertifikasi Industri mengesahkan Perjanjian Kerja/Kontrak yang telah ditandatangani
oleh personel pemohon yang diterima. Kemudian Seksi PJJMS mencantumkan personil tersebut
pada Daftar Auditor dan Kompetensinya (BSI/STD-SDM-08) atau Daftar PPC (BSI/STD-SDM-10),
atau Daftar Tenaga Ahli (BSI/STD-SDM-09).

4.11.7. Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana pada angka 4.11.3, PJJMS dapat menyusun rencana
pelatihan dan memberikan pelatihan yang dibutuhkan dan/atau menyampaikan kepada
Operasional Sertifikasi untuk menugaskan personel pemohon tersebut sebagai personel magang
(auditor magang atau PPC magang).

AUDITOR

4.11.8. Personel pemohon yang telah diterima sebagai calon auditor, harus mengikuti tahapan menjadi
auditor in trainee/magang sebanyak 1 (satu) kali untuk personel pemohon yang mempunyai
pengalaman audit dan menjadi auditor in trainee/magang sebanyak 2 (dua) kali untuk personel
pemohon yang belum mempunyai pengalaman audit.

4.11.9. Selama menjadi auditor in trainee/magang, auditor in trainee harus aktif mengikuti audit bersama
dengan Ketua Tim. Ketua tim memberikan penilaian kinerja auditor in trainee/magang pada
Evaluasi Kinerja Auditor (BSI/STD-SDM-25)

4.11.10. Setelah menyelesaikan tahapan sebagai auditor in trainee/magang, PJJMS melakukan evaluasi
kompetensi awal, jika hasilnya ”baik”, maka personel tersebut akan menjadi auditor. Jika
hasilnya ”cukup/kurang”, maka personel tersebut akan tetap mengikuti tahapan auditor in
trainee/magang kembali sebanyak 2 (dua) kali dan akan dilakukan evaluasi kembali. Untuk
auditor magang dengan hasil penilaian ”cukup/kurang” dapat diberikan pelatihan jika perlu.

4.11.11. Keluaran evaluasi kompetensi awal adalah Daftar Auditor dan Kompetensinya (BSI/STD-SDM-08).
Selain itu hasil evaluasi dapat pula dihasilkan rencana pengembangan auditor.

4.11.12. Tahapan berikutnya setelah menjadi auditor, auditor tersebut akan ditugaskan dalam tim audit
sebagai anggota tim. Anggota tim akan dinilai oleh ketua tim dalam Evaluasi Hasil Supervisi
(BSI/STD-SDM-25) dan Survey Penilaian Kinerja Tim Auditor (BSI/STD-SDM-35) oleh Klien BSI.
Seksi PJJMS melakukan rekapitulasi data penilaian dari kedua penilaian tersebut.

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 32 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


4.11.13. Auditor sebagai anggota tim dengan minimal 20 (dua puluh) kali ditugaskan dan nilai ”baik”
dapat direkomendasikan untuk dilakukan supervisi menjadi ketua tim. Supervisi untuk menjadi
ketua tim dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dengan nilai ”baik”.

4.11.14. Jika hasil penilaian supervisi ”baik”, maka auditor dapat ditugaskan sebagai ketua tim, sedangkan
jika hasil penilaian supervisi ”cukup/kurang”, maka auditor tersebut dapat dilakukan supervisi
kembali.

4.11.15. Penilaian ketua tim dilakukan dengan supervisi minimal satu kali dalam 4 (empat) tahun dan
melalui Survey Penilaian Kinerja Tim Auditor (BSI/STD-SDM-35) oleh Klien BSI.

4.11.16. Untuk evaluasi kompetensi auditor SMM dilakukan secara on-site atau witness pada saat
melaksanakan penugasan audit SMM. Jika auditor SMM merupakan anggota tim, maka penilaian
dilakukan oleh Ketua Tim sedangkan jika auditor SMM merupakan Ketua Tim, penilaian dilakukan
oleh Tim Evaluasi Kompetensi Auditor. Tim Evaluasi Kompetensi Auditor akan mencatat hasil
evaluasi dalam Evaluasi Hasil Supervisi (BSI/STD-SDM-25).

4.11.17. Evaluasi auditor SMM secara on-site dilakukan minimal satu kali dalam 4 (empat) tahun.

4.11.18. Auditor BSI dapat merangkap menjadi beberapa auditor skema sertifikasi yang ada di BSI (LSPro,
LSSM, LSSMKP, dan LSSML) selama kompetensinya memenuhi persyaratan dalam prosedur ini.
Sebagai contoh: auditor LSSMKP dapat juga menjadi auditor LSPro dan auditor LSSM untuk
lingkup produk pangan selama auditor tersebut juga memiliki Sertifikat Lead Auditor ISO
9001:2015.

4.11.19. Evaluasi auditor pengembangan produk dilakukan sebelum auditor tersebut menjadi auditor
produk.

4.11.20. Evaluasi auditor produk dilakukan minimal 1 (satu) kali untuk setiap lingkup produknya. Penilaian
dapat berupa ujian tertulis atau penyusunan makalah atau wawancara. Penilai merupakan
tenaga ahli yang ditunjuk oleh manajemen BSI.

PPC

4.11.21. Personel pemohon yang telah diterima sebagai calon PPC dapat mengikuti magang yang
dilaksanakan oleh BSI.

4.11.22. Selama menjadi PPC magang, PPC magang harus aktif melaksanakan pengambilan contoh
bersama dengan PPC. PPC memberikan penilaian kinerja PPC magang pada Evaluasi Kinerja PPC
(BSI/STD-SDM-26)

4.11.23. Setelah menyelesaikan tahapan sebagai PPC magang, PJJMS melakukan evaluasi kompetensi
awal, jika hasilnya ”baik”, maka personel tersebut akan menjadi PPC. Jika hasilnya
”cukup/kurang”, maka personel tersebut akan tetap mengikuti tahapan PPC magang kembali

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 33 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


sebanyak 2 (dua) kali dan akan dilakukan evaluasi kembali. Untuk PPC magang dengan hasil
penilaian ”cukup/kurang” dapat diberikan pelatihan jika perlu.

4.11.24. Keluaran evaluasi kompetensi awal adalah Daftar PPC dan Kompetensinya. Selain itu hasil
evaluasi dapat pula dihasilkan rencana pengembangan PPC.

4.11.25. Penilaian kinerja PPC dilaksanakan 1 tahun sekali oleh Auditor Produk dalam tim audit dan
dicatat dalam Evaluasi Kinerja PPC (BSI/STD-SDM-26). Apabila dalam satu tahun belum ada
penugasan pengambilan contoh, dimungkinkan untuk dievaluasi di tahun berikutnya.

4.11.26. Hasil evaluasi atau penilaian PPC terdiri dari nilai ”baik”, ”cukup”, dan ”kurang”. Jika kinerja PPC
memiliki “kurang” maka Seksi PJJMS menghubungi personil yang bersangkutan dalam rangka
perbaikan kinerja atau instansi tempat PPC bekerja. Jika hasil evaluasi di tahun berikutnya kinerja
PPC masih “kurang”, maka perjanjian personel yang bersangkutan diusulkan untuk dihentikan.

4.11.27. Personel Sertifikasi di BSI dapat merangkap sebagai pengkaji permohonan, auditor, reviewer,
PPC, dan/atau tenaga ahli selama kompetensinya memenuhi persyaratan dalam prosedur ini.

4.11.28. Evaluasi Kinerja auditor dan petugas pengambil contoh (PPC) minimal 60% dari jumlah auditor
dan PPC yang ditugaskan selama periode 1 tahun.

4.11.29. Daftar Riwayat Hidup (BSI/STD-SDM-06) atau bentuk format yang lain dimutakhirkan minimal
satu kali setiap tahun oleh personel sertifikasi itu sendiri atau oleh staf pelaksana PJJMS.
Pemutakhiran mencakup pendidikan, pengalaman kerja (jika ada) dan pelatihan serta data audit
dapat diambil dari database Operasional Sertifikasi.

4.11.30. Semua rekaman terkait dokumen administrasi personel sertifikasi serta hasil evaluasi/penilaian
disimpan oleh PJJMS.

Penjenjangan auditor

4.11.31. Tahapan penjenjangan calon auditor ditunjukkan pada Tabel 2.

4.11.32. Tahapan penjenjangan auditor SMM/umum menjadi auditor pengembangan produk dan auditor
produk ditunjukkan pada Tabel 3.

4.11.33. Tahapan penjenjangan auditor industri hijau ditunjukkan pada tabel berikut:

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 34 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


Tabel 1 - Tahapan penjenjangan auditor industri hijau

Tingkatan Auditor

Calon auditor Auditor Lead Auditor

Lulus pelatihan auditor industri Pengalaman sebagai auditor magang Pengalaman sebagai auditor di bawah arahan
hijau di bawah arahan dan panduan ketua dan panduan lead auditor yang kompeten
tim yang kompeten dengan total dengan total minimal 10 (Sepuluh) obyek
minimal 5 (lima) objek audit penuh audit penuh atau 20 (dua puluh hari) kerja
atau 10 hari kerja. audit dengan ketentuan 7 (tujuh) kali sebagai
auditor dan 3 (tiga) kali sebagai ketua tim.

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 35 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


Tabel 2 – Tahapan penjenjangan calon auditor

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 36 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


Tabel 3 - Tahapan penjenjangan auditor SMM/umum menjadi auditor pengembangan produk dan auditor produk

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 37 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


4.12. Evaluasi Kinerja Staf Pelaksana Balai Sertifikasi Industri
4.12.1. Staf Pelaksana Balai Sertifikasi Industri terdiri dari PNS dan non PNS.

4.12.2. Penilaian terhadap kinerja staf pelaksana PNS dilakukan dengan sistem evaluasi kinerja pegawai
yang berlaku di Kementerian Perindustrian.

4.12.3. Penilaian terhadap kinerja staf pelaksana non PNS dilakukan oleh Kepala Seksi masing masing di
Balai Sertifikasi Industri dengan:
a. Unsur-unsur penilaian
1. Prestasi Kerja : Hasil kerja, baik kualitas maupun kuantitas yang dapat
dihasilkan personel yang dinilai dari uraian tugas dan tanggung
jawabnya.

2. Tanggung Jawab : Kesediaan personel dalam mempertanggungjawabkan


pekerjaan dan hasil kerjanya serta sarana dan prasarana yang
digunakan.

3. Ketaatan : Ketaatan personel dalam memahami dan melaksanakan


peraturan-peraturan yang ada serta melakukan pekerjaan
sesuai dengan instruksi yang diberikan.

4. Kerjasama : Kesediaan personil berpartisipasi dan bekerjasama dengan


personil lainnya secara vertikal atau horizontal sehingga hasil
kerja menjadi semakin baik.

5. Prakarsa : Kemampuan berpikir orisinal berdasarkan inisiatif sendiri untuk


menganalisis, menilai, menciptakan, memberikan alasan dan
membuat keputusan penyelesaian masalah yang dihadapi.

6. Kepemimpinan : Kemampuan untuk memimpin, berpengaruh, memiliki pribadi


yang kuat, dihormati, berwibawa dan dapat menghormati
orang lain untuk bekerja secara berdaya-guna dan berhasil-
guna.

b. Metode penilaian:
Nilai, n Hasil Penilaian
Unsur yang dinilai Bobot, b
(1 s/d 100) (nXb)
1. Prestasi kerja 0,30
2. Tanggung Jawab 0,15
3. Ketaatan 0,25
4. Kerjasama 0,20

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 38 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


5. Prakarsa 0,05
6. Kepemimpinan 0,05
Jumlah Hasil Penilaian
Kriteria Hasil Evaluasi

c. Kriteria penilaian:
Nilai Evaluasi Kinerja
Memuaskan 85 – 100
Baik 75 – 84
Cukup 60 – 74
Kurang < 60

4.13. Pengembangan Personel Sertifikasi


4.13.1. Kepala Seksi Pengembangan Jasa dan Jaminan Mutu Sertifikasi melakukan identifikasi kebutuhan
pelatihan melalui:
a. Hasil analisis kesenjangan (gap analisis) antara kebutuhan auditor dan PPC dibandingkan
produk sertifikasi; dan/atau
b. Hasil evaluasi pasca audit, evaluasi kinerja auditor, dan/atau evaluasi awal personel sertifikasi

4.13.2. Kepala Seksi Pengembangan Jasa dan Jaminan Mutu Sertifikasi membuat program pengembangan
personel Sertifikasi dalam Program Pelatihan dan/atau Forum Diskusi (BSI/STD-SDM-03).

4.13.3. Kepala Seksi Pengembangan Jasa dan Jaminan Mutu Sertifikasi mengajukan rencana program
pelatihan serta calon peserta kepada Kepala Balai Sertifikasi Industri untuk mendapatkan
persetujuan.

4.13.4. Balai Sertifikasi Industri merencanakan bentuk-bentuk program pelatihan antara lain:

1. Pelatihan tahunan:
a. Pelatihan internal (in house training) diidentifikasi sesuai kebutuhan organisasi. Justifikasi
untuk identifikasi pelatihan harus dicantumkan dalam Program Pelatihan dan atau Forum
Diskusi (BSI/STD-SDM-03), justifikasi tersebut antara lain: perubahan standar, perubahan
regulasi/skema sertifikasi, pengembangan kompetensi personil dan lain-lain.
b. Pelatihan eksternal yang dilakukan di luar kantor
2. Pelatihan/seminar/lokakarya atau kegiatan sejenis yang berasal dari permintaan pihak luar
3. Forum Diskusi, topik diskusi antara lain:
- permasalahan yang ditemui dalam melakukan audit, termasuk permasalahan mengenai
interpretasi persyaratan sertifikasi.
- masukan dari produsen yang diaudit atau produsen yang telah memiliki Sertifikat

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 39 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


- permintaan tindakan koreksi dari badan akreditasi
- perkembangan Standar Nasional Indonesia khususnya terhadap penggunaan SNI hasil
revisi.
- dan lain-lain tergantung kebutuhan organisasi.
4.13.5. Di setiap awal tahun, PJJMS melakukan evaluasi pelatihan pada tahun sebelumnya dalam rapat
koordinasi pengembangan personel sertifikasi. Hasil rapat dicatat dalam notulen rapat (BSI-STD-
JMS-05).

4.13.6. Semua rekaman pelatihan (BSI/STD-SDM-03), baik pelatihan berdasarkan program Balai Sertifikasi
Industri maupun pelatihan eksternal yang berkaitan dengan kegiatan Sertifikasi dan Forum Diskusi
atau kegiatan lain yang sejenisnya dicatat oleh Pengembangan Jasa dan Jaminan Mutu Sertifikasi
atas masing-masing personel dan secara berkala dimutakhirkan

4.14. Ketentuan pengaktifan dan penonaktifan serta sanksi auditor


4.14.1. Penonaktifan sementara untuk auditor dikarenakan keinginan pribadi/tugas, yaitu :
a. Sedang dalam tugas belajar
b. Karena sedang menjabat untuk jabatan struktural dan tidak dapat rangkap jabatan
c. Sedang dalam kondisi cuti besar atau cuti di luar tanggungan negara
Permintaan penonaktifan tersebut dapat dimintakan ke bagian personalia BSI, disertai dengan
surat resmi dari unit yang bersangkutan dengan jangka waktu tertentu.
4.14.1.1. Pengaktifan kembali auditor pada angka 4.14.1 dapat dilakukan saat tugas atau cuti (keperluan
pribadi) dimaksud telah selesai.
4.14.1.2. Pengaktifan dan penonaktifan auditor dikarenakan kondisi kesehatan
- Karena usia lanjut dan tidak mampu ditugaskan sebagai auditor
- Karena mengidap penyakit tertentu
4.14.1.3. Permintaan penonaktifan untuk kategori ini dapat bersifat pemanen yang mengakibatkan
pengunduran diri dari auditor atau bersifat sementara karena kurang sehat yang dibuktikan
dengan surat dokter (jika ada data medis lainnya yang memperkuat dapat disertakan) dan dapat
diaktifkan kembali penugasannya dengan adanya surat medis (dengan data dukung medis)

4.14.2. Pengaktifan dan penonaktifan auditor dikarenakan adanya sanksi


4.14.2.1. Sanksi bagi auditor yang melanggar ketentuan kode etik (kode etik auditor, kontrak kerja, pakta
integritas, kerahasiaan dan konflik kepentingan, serta keberpihakan):
- Tidak mendapat penugasan audit selama jangka waktu 6 bulan; dan/atau
- Diusulkan ke manajemen untuk diberhentikan secara permanen dari auditor BSI.
4.14.2.2. Sanksi bagi auditor yang melanggar ketentuan administratif:
- Diperingatkan dengan teguran tertulis untuk tidak mengulangi pelanggaran;

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 40 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


- Tidak mendapat penugasan audit selama jangka waktu tertentu 3 bulan; dan/atau
- Ditinjau kembali oleh manajemen untuk dapat ditugaskan kembali atau diperpanjang tidak
mendapat penugasan untuk jangka waktu 3 bulan berikutnya.
- Apabila setelah 3 bulan berikutnya tidak ada tinjauan kembali, secara otomatis status
penugasan auditor diaktifkan kembali
4.14.2.3. Sanksi bagi auditor yang melanggar ketentuan dalam penugasan:
1. Mangkir/pembatalan penugasan setelah tiket telah dibeli dan/atau biaya akomodasi lainnya
yang telah dikeluarkan oleh perusahaan tanpa atau dengan alasan yang jelas, maka:
- Diperingatkan dengan teguran tertulis untuk tidak mengulangi pelanggaran dan
mengganti rugi sesuai dengan biaya yang ditimbulkan akibat pembatalan penugasan
tersebut;
- Tidak mendapat penugasan audit selama jangka waktu tertentu 3 bulan; dan/atau
- Ditinjau kembali oleh manajemen untuk dapat ditugaskan kembali atau diperpanjang
tidak mendapat penugasan untuk jangka waktu 3 bulan berikutnya.
2. Sanksi bagi auditor yang tidak disiplin terhadap waktu dan/atau hari audit
- Diperingatkan dengan teguran tertulis untuk tidak mengulangi pelanggaran, dan/atau
- Tidak mendapat penugasan audit selama jangka waktu 3 bulan
- Ditinjau kembali oleh manajemen untuk dapat ditugaskan kembali atau diperpanjang
tidak mendapat penugasan untuk jangka waktu 3 bulan berikutnya.
- Apabila setelah 3 bulan berikutnya tidak ada tinjauan kembali, secara otomatis status
penugasan auditor diaktifkan kembali
3. Sanksi bagi auditor yang bertindak menyimpang dari prosedur yang berlaku selama proses
audit:
- Diberhentikan dari tim audit dalam hal audit sedang berlangsung;
- Diperingatkan dengan teguran tertulis untuk tidak mengulangi pelanggaran;
- Tidak mendapat penugasan audit selama jangka waktu tertentu 3 bulan; dan/atau
- Ditinjau kembali oleh manajemen untuk dapat ditugaskan kembali atau diperpanjang
tidak mendapat penugasan untuk jangka waktu 3 bulan berikutnya;
- Diusulkan ke manajemen untuk diberhentikan secara permanen dari auditor BSI.
4. Sanksi terhadap auditor yang memiliki nilai evaluasi kinerja rendah ditentukan pada saat rapat
evaluasi kompetensi dengan mempertimbangkan kebutuhan auditor dan pengembangan di
masa depan, fleksibilitas penugasan, dan pertimbangan khusus manajemen

4.15. Ketentuan sanksi PPC


4.15.1. Sanksi bagi PPC yang bertindak menyimpang dari prosedur yang berlaku selama proses audit atau
PPC mendapat nilai kurang dalam evaluasi kinerja:
- Diperingatkan dengan teguran tertulis untuk tidak mengulangi pelanggaran;

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 41 dari 42


BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI
Jl.Cikini IV No. 15 Jakarta Pusat 10330 Telp. 021-31925807, 021-31925808
Faks. 021-31925806 Email: bsi.kemenperin@gmail.com Website:
http://bsi.kemenperin.go.id

PENENTUAN DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONEL SERTIFIKASI


- Apabila selama 3 kali berturut teguran tertulis tetap melakukan penyimpangan, maka BSI akan
meminta kepada Pimpinan Instansi yang menugaskan untuk digantikan dengan yang lain yang
memiliki kompetensi yang sama

4.15.2. Pemberian teguran tertulis dan penonaktifan status penugasan sebagaimana dimaksud di atas
dilakukan oleh Kepala Seksi Pengembangan Jasa Jaminan Mutu Sertifikasi atau staf yang
menanganinya. Sedangkan pemberhentian disampaikan oleh Kepala Balai Sertifikasi Industri.

No. Dok.: BSI/P-SDM-01 Revisi: 3 No. Halaman: 42 dari 42

Anda mungkin juga menyukai