Anda di halaman 1dari 55

KONSEP DASAR

PATOLOGI & PATOFISIOLOGI

HOTMA WARDHANI HARAHAP, S.Si., M.Si


CAPAIAN PERKULIAHAN

Mampu menjelaskan konsep patologi dan


patofisiologi

Mampu membedakan definisi adaptasi sel,


jejas dan penuaan sel

Mampu memahami kelainan kongenital yang


terjadi pada manusia antara lain
hemodinamik, tromboemboli dan syok
PATOLOGI

Rudolf Virchow
(13 Oktober 1821 – 5 September 1902)
Sel berasal dari sebelumnya (omnis cellula e cellula)

Leukimia
(Tidak seluruh organisme, melainkan kelompok sel
tertentu yang dalam keadaan tidak sehat)

Tromboembolis paru-paru
(Bekuan darah dalam arteri pulmonaris berasal dari
trombi pada pembuluh vena)
PATOLOGI

Pathos : Penderitaan atau penyakit


Logos : Ilmu

Ilmu yang mempelajari tentang penyakit disebabkan oleh adanya


perubahan struktur sel dan fungsi sel serta jaringan tubuh

Kumar, 2003
Ilmu yang mempelajari tentang penyebab penyakit (etiologi)
serta mekanisme (patogenesis) yang menyebabkan tanda dan
gejala pada pasien
DEFINISI PENYAKIT
Perubahan pada tubuh manusia yang dapat
menyebabkan parameter kesehatan berubah menjadi
abnormal

Kelopak mata pucat

Suhu tubuh > 370C

Saluran nafas terganggu

Abdomen terasa nyeri yang hebat


KARAKTERISTIK PENDEKATAN PENYAKIT

Epidemiologi Etiologi Patogenesis

• Pencatatan dan analisis data Penyebab sakit Mekanisme dimana etiologi bekerja
• Rencana program pencegahan • Kelainan genetik sehingga menimbulkan tanda dan
• Rencana fasilitas medis • Agen infeksi seperti gejala klinis
• Screening bakteri, virus, parasit • Inflamasi atau peradangan
dan jamur (reaksi terhadap agen infeksi
• Bahan kimia dan radiasi yang menyebabkan kerusakan
• Trauma jaringan)
• Reaksi imunitas
• Mutasi gen
Tanda dan Gejala Komplikasi dan
Prognosis
klinis cacat

• Tanda dan gejala yang • Penyakit berlangsung lama • Perkiraan jalannya penyakit
dirasakan pasien akibat • Imunitas buruk, regenerasi • Intervensi medis
agen etiologi yang terganggu
bekerja • Perubahan morfologi organ
TUJUAN PATOLOGI RUANG LINGKUP PATOLOGI
❖ Identifikasi penyebab terjadinya ➢ Patologi Klinis : Analisis
penyakit (proses screening) (sebab, mekanisme dan pengaruh terhadap tubuh)

❖ Identifikasi penyakit asimptomatik ➢ Patologi Eksperimental : Treatment


(kultur sel, hewan coba di laboratorium)
❖ Penentuan derajad aktivitas penyakit

❖ Identifikasi faktor risiko penyakit

❖ Petunjuk pada program perawatan,


pengobatan dan pencegahan

Kultur sel :
Proses penghilangan atau perpindahan sel ke
dalam medium terkontrol yang sesuai untuk
menumbuhkan sel tersebut
JENIS PATOLOGI
• Studi ilmiah terkait proses penyakit
• Diagnosa berdasarkan mekanisme
UMUM dan karakteristik bentuk dari suatu
penyakit
• Ex : Hidrosefalus

• Diagnosa berdasarkan pengaruh


SISTEMIK terhadap organ tersebut
• Ex :
Kerusakan alveolus pada paru-paru
JENIS PATOLOGI
❖ Histopatologi
Pemeriksaan sel, organ (biopsi jaringan hati)
atau jaringan tubuh ❖ Sitopatologi
Ex : sel tumor (sel neuplasma)

ANATOMI
Pemeriksaan zat
Urine, darah dan
biokimia tubuh
cairan tubuh lainnya
Ex : gagal ginjal
KLINIK
Pemeriksaan
sebab kematian
Kasus pembunuhan
pada kondisi tertentu
FORENSIK Ex : korban bunuh diri

Pemeriksaan
MOLEKULER struktur kimiawi PCR
suatu molekul (anemia)
Ex : kondisi molekul Hb
abnormal
METODE PEMERIKSAAN PATOLOGI

Makroskopik (mata telanjang) Mikroskop cahaya


Ex : Otopsi forensik (bedah mayat) Ex : Jaringan
METODE PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS

Melihat kondisi kimia Teknik


dalam sebuah jaringan Histokimia Elektrolit, enzim
biokimia
(Reagen kimia tertentu)

Melihat sampai tingkat Mikroskop


Hematologi Kelainan pada darah
organel sel elektron

• Sensitivitas obat terhadap


Melihat respon sel
Mikrobiologis
Kultur sel penyakit
medis • Pemberian antibiotik
PATOFISIOLOGI

Ilmu yang mempelajari proses terjadinya perubahan


atau gangguan fungsi tubuh akibat suatu penyakit

Gangguan Mengubah Abnormal fungsi


Cedera/rusak sel Penyakit
pada sel adaptasi sel tubuh
CEDERA SEL

➢ Menyerang mitokondria sel dengan cara


menganggu proses glikolisis, siklus asam sitrat
dan oksidasi fosforilasi
➢ Menyerang lisosom dengan cara
menginaktifkan enzim sitokrom oksidase
➢ Menyerang membran sel dengan cara
menghasilkan fosfolipase yang merusak
fosfolipid
PERUBAHAN FISIOLOGIS TUBUH

CEDERA SEL
RESPON SEL

mengalami stress fisiologis atau


Sel berkembang dan berubah Kemampuan beradaptasi
stimulus patologis, sel akan
dengan seiringnya waktu dan semakin terlampaui atau
beradaptasi dan mencapai
berusaha mempertahankan diri stress yang semakin tinggi,
kondisi baru yang lebih stabil
dalam kondisi homeostasis maka akan terjadi jejas sel
untuk mampu bertahan hidup

Jejas sel
Irreversible Reversible
(Rangsangan terhadap sel
(kematian sel) hingga terjadi perubahan (dapat diperbaiki)
bentuk dan fungsi sel)
RESPON SEL TERHADAP STRESS
ADAPTASI SEL Stimulasi sel

Kemampuan sel untuk menyesuaikan diri pada perubahan lingkungan


dengan cara melakukan beberapa perubahan morfologi dan fisiologi
sehingga dapat mampu bertahan pada perubahan tersebut
Aktivasi reseptor
permukaan sel

Adaptasi fisiologis Adaptasi patologis

Respon sel terhadap stimulasi Respon sel terhadap stress yang Peningkatan sintesis
normal dari hormon atau dapat mengubah struktur dan fungsi protein sel
mediator kimiawi endogen sel agar terhindar dari jejas
ADAPTASI SEL
Pengecilan ukuran sel karena sel kehilangan
substansi

Peningkatan ukuran sel karena adanya


peningkatan komponen sel (terjadi pada sel
yang tidak mampu membelah)

Peningkatan jumlah sel suatu jaringan


karena peningkatan volume jaringan

Perubahan reversibel suatu jenis sel


menjadi jenis sel lain

Perubahan pertumbuhan sel jaringan


tertentu dalam ukuran, bentuk dan
tampilan
ATROFI
HIPERTROFI
Pengecilan ukuran sel
Peningkatan ukuran sel

HIPERPLASIA
Perubahan tampilan pertumbuhan sel
Peningkatan jumlah sel

DISPLASIA
Perubahan jenis sel
JEJAS SEL REVERSIBEL

• Terjadi pada tahap awal atau bentuk jejas ringan


(perubahan fungsi dan bentuk bisa reversibel bila
rangsangan dihilangkan)

• Degenerasi hidropik : kegagalan sel untuk mengeluarkan


cairan dari dalam sel mengakibatkan organ akan terlihat
besar

• Degenerasi lemak : terdapat vakuola lemak pada


sitoplasma sel
JEJAS SEL IRREVERSIBEL
• Sel tidak mampu memperbaiki diri sehingga mengakibatkan kematian sel

• Kematian sel disebabkan oleh iskemia (kurangnya aliran darah), infeksi, toksin dan reaksi imun

• Kematian sel merupakan proses normal dan penting dalam embriogenesis, perkembangan organ dan untuk
mempertahankan keadaan homeostasis

• Nekrosis : Kerusakan berat pada membran, enzim akan keluar dari lisosom kemudian masuk ke sitoplasma dan
melarutkan sel (dapat memicu terjadinya inflamasi pada tubuh)

• Apoptosis : Kematian sel dengan aturannya tersendiri karena sel tidak mampu memperbaiki diri akibat jejas
atau penuaan serta proses ini ditandai dengan larutnya inti tanpa kehilangan kekuatan membran

• Apoptosis terjadi melalui jalur intrinsik dan ekstrinsik

• Pecahan hasil apoptosis difagosit oleh makrofag


Nekrosis Apoptosis
• Pembengkakan ukuran • Pengurangan
sel ukuran sel
• Karyolisis (nukleus sel • fragmentasi
membengkak dan (nukleus akan
pecah) terpecah menjadi
• Membran plasma bagian kecil-kecil)
mengalami kerusakan • Membran plasma
dan pecah dari yang utuh
• Disebabkan oleh menjadi terpecah-
Stimulus patologis pecah
(infeksi virus, bakteri) • Disebabkan secara
fisiologis
(kerusakan DNA
secara struktural,
menghancurkan
dirinya sendiri
untuk menghindari
potensi kanker)
NEKROSIS

• Sel yang mengalami nekrosis akan mengalami kerusakan inti dalam 3 tahapan

• 3 Tahap kerusakan inti akibat pecahnya DNA adalah Tahap Karyolisis, Piknotik, Karyoreksis

• Tahap Karyolisis : Aktivitas enzim pemecah DNA

• Tahap Piknotik : Inti mengecil, basofilik

• Tahap Karyoreksis : Inti yang piknotik mengalami fragmentasi kemudian sekitar 1-2 hari inti menghilang

• Massa sel nekrotik mempunyai beberapa bentuk yaitu Nekrosis Koagulativa, Liquefaktif, Gangrenosa,
Kaseosa, Lemak, Fibrinoid
NEKROSIS

• Nekrosis Koagulativa terjadi akibat denaturasi protein dan blok enzim (pada daerah infark)

• Nekrosis Liquefaktif terjadi akibat adanya infeksi bakteri atau jamur sehingga terdapat kumpulan leukosit
yang mengeluarkan enzim sehingga menyebabkan jaringan tersebut mencair

• Nekrosis Gangrenosa terjadi pada jaringan yang kehilangan aliran darah mengalami nekrosis koagulativa
hingga nekrosis liquefaktif karena terdapat infeksi bakteri (Diabetes mellitus)

• Nekrosis Kaseosa terjadi pada tuberkolosis berbentuk seperti keju

• Nekrosis Lemak terdapat kerusakan lemak pada jaringan lemak (pancreatitis)

• Nekrosis Fibrinoid terjadi pada dinding pembuluh darah (arteri) yang digantikan massa merah seperti fibrin
(antigen dan antibodi)
APOPTOSIS

• Jalur mitokondria (intrinsik) :


Perintah dari sel itu sendiri
• Sel mengalami jejas : kerusakan
pada DNA karena adanya radiasi,
toksin, radikal bebas, kesalahan
pada sintesis protein
• Mengaktifkan sensor Bcl-2
family, Bcl-2 family effector,
mitokondria, sitokrom C,
caspase, endonuclease
• Sel terfragmentasi menarik
terjadinya fagositosis untuk
mencerna

• Jalur ekstrinsik :
Kematian sel akibat hormon
• Pengikatan ligan dengan
reseptor Fas, TNF receptor
untuk pengaktifan jalur caspase
PENUAAN SEL

• Kerusakan progresif struktur dan fungsi karena faktor bertambahnya usia sehingga kurang tahan terhadap
penyakit menular yang dapat mempercepat kematian jaringan sekitar

• Jaringan menua akibat adanya mutasi gen yang mengkode DNA helicase (Enzim yang membantu pembelahan
benang-benang DNA sebelum replikasi), ikatan silang antara kolagen dan protein serta terbentuk radikal bebas
didalamnya

• Pada saat sel manusia menua terjadi penumpukan titik mutasi dalam jumlah besar pada DNA mitokondria yang
mengatur reproduksi

• Tanda penuaan yang terjadi adalah berkurangnya hormon, kekuatan otot, kapasitas paru, metabolisme, daya
pompa jantung, penumpukan pigmen pada kulit dan elastisitas kolagen kulit

• Organ yang selnya tidak dapat membelah : otot jantung, ginjal, saraf dan otak

• Organ yang memperlihatkan kehilangan fungsi : sumsum tulang, hati dan pankreas
Peningkatan
asam lambung

Tukak lambung Sel epitel lambung hancur dan


merangsang keluarnya Histamin

Pepsin yang berlebihan


dapat memicu peningkatan Peningkatan sekresi pepsin dan
gerak peristaltic sehingga terjadi vasodilatasi vascular
menimbulkan perdarahan (pelebaran pembuluh darah) di
lambung

Pembuluh darah banyak


menyerap cairan sehingga Peningkatan peristaltic dan
menyebabkan gelembung- pembuluh darah tersebut
gelembung dan dapat bersifat permeabel terhadap
pecah membran plasma vascular
ANALISA
Staphylococcus aureus :
Bakteri gram positif berbentuk kokus yang memiliki sifat-sifat khusus.
Patogen berpotensial memiliki berbagai faktor virulensi yang menyebabkan infeksi pada manusia

PENYAKIT ETIOLOGI PATOGENESIS TANDA DAN KOMPLIKASI


GEJALA KLINIS
FURUNKEL Staphylococcus Peradangan Furunkel Septikemia
aureus (bisul) (keracunan
darah)
ANALISA
PENYAKIT ETIOLOGI PATOGENESIS TANDA DAN KOMPLIKASI
GEJALA KLINIS
KANKER PARU Rokok Mutasi gen Kanker paru Kanker otak dan
tulang
ANALISA

PENYAKIT ETIOLOGI PATOGENESIS TANDA DAN KOMPLIKASI


GEJALA KLINIS

Sirosis hepatik Virus Reaksi imunitas • Hepatomegali • Penurunan fungsi liver


Hepatitis B (Pembesaran organ hati) • Berkurangnya fungsi otak
• Jaringan parut menghambat karena hati tidak bisa
darah yang mengalir ke hati mendetoksifikasi racun
GANGGUAN HEMODINAMIK

• Edema

• Hiperemia dan kongesti

• Hemoragia/perdarahan

• Hemostasis-Trombosis

• Iskemia-Infark

• Syok
EDEMA
Penimbunan abnormal cairan dalam ruang jaringan intersel
atau ruangan tubuh

Penyebab :
Tekanan hidrostatik vaskuler meningkat
Permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat
Tekanan osmotik plasma menurun
Sumbatan aliran limfe yang melewati hati
Retensi Natrium dan cairan dalam ginjal
MORFOLOGI EDEMA
• Paling sering ditemukan pada jaringan
subkutan, paru dan otak
• Secara mikroskopik menunjukkan adanya
pemisahan elemen matriks ekstrasel

Korelasi klinis :
• Gagal jantung
• Peradangan
• Kerusakan ginjal
• Kanker payudara
• Edema lengan
• Edema otak
• Penyakit hati kronik
HIPEREMIA DAN KONGESTI
Hiperemia :
Peningkatan aliran atau volume darah
Kongesti :
Hambatan aliran kapiler (Hiperemia pasif)

Pelebaran pemburuh darah kecil • Gagal jantung


Sumbatan pada aliran vena • Peradangan
• Trombus
HEMORAGIA
Penimbunan abnormal cairan dalam ruang • Trauma
jaringan intersel atau ruangan tubuh • Peradangan
• Erosi neoplastik dinding pembuluh darah
• Aterosklerosis
• Perdarahan (diatesis hemoragik)
HEMOSTASIS DAN TROMBOSIS
• Hemostasis normal : rangkaian yang teratur untuk mempertahankan darah tetap dalam keadaan cair dan
bebas bekuan didalam pembuluh darah normal serta dapat membuat plak hemostatik lokal pada jejas
pembuluh darah
• Trombosis (hemostatis patologis) : Pembentukan bekuan darah (thrombus) dalam pembuluh darah yang utuh

Dinding pembuluh darah Kaskade


Trombosit
(Endotel) pembekuan darah
PERANAN ENDOTEL PADA HEMOSTASIS
➢ Regulator utama dari hemostasis
➢ Keseimbangan antara aktivasi anti dan prothrombotik endothelial untuk menentukan terjadinya
pembentukan, pembesaran atau pelarutan trombus
➢ Sifat antritrombolitik endothelial normal : endotel yang utuh mencegah ikatan trombosit,
endotel yang menghasilkan tissue type plasminogen activator, permukaan endotel terdapat
molekul menyerupai heparin
➢ Sifat protrombolitik endothelial normal : efek fibrinolitik, aktivasi trombosit, aktivasi faktor
pembekuan
TAHAP PENTING HEMOSTASIS NORMAL
➢ Vasokonstriksi : jejas pembuluh darah yang
menyebabkan vasokonstriksi arteriol melalui mekanisme
refleks neurogenik yang diperkuat sekresi endotelin
➢ Hemostasis primer : jejas endotel memaparkan matriks
ekstrasel subendotel yang sangat trombogenik
mendorong terjadinya adhesi, aktivasi dan agregasi
trombosit (pembentukan plak pertama)
➢ Hemostasis sekunder : trombin yang teraktivasi
meningkatkan pembentukan fibrin
➢ Kontraregulasi anti trombotik : pelepasan aktivator
plasminogen jaringan, suatu produk fibrinolitik (t-PA)dan
trombonodulin membatasi proses hemostatis pada
tempat jejas
TROMBOSIT
• Fragmen-fragmen sel tidak berinti yang dilepaskan
oleh megakariosit sum-sum tulang ke dalam aliran
darah
• Trombosit berperan dalam hemostatis normal dengan
membentuk plak hemostasis yang menutup defek
pembuluh darah dengan merekrut dan
mengkonsentrasikan faktor-faktor pembekuan yang
teraktivasi
• Proses terjadinya trombosis : adhesi trombosit, SKEMA PROSES PEMBEKUAN DARAH

aktivasi trombosit dan agregasi trombosit


Proses terjadinya trombosis
Adhesi trombosit Aktivasi trombosit Agregasi trombosit

Aktivasi trombosit yang


berhubungan dengan sekresi Aktivasi thrombin akan
kandungan granul trombosit Terbentuk jembatan silang meningkatkan penumpukan
meliputi kalsium dan ADP dengan fibrinogen yang fibrin yang melekatkan plak
suatu mediator aktivasi menimbukan agregasi trombosit trombosit lebih erat pada
trombosit selanjutnya dan tempatnya
aktivasi reseptor GpIIB/IIIa
• Kaskade pembekuan darah dibagi menjadi 2 jalur
yaitu intrinsik dan ekstrinsik
• Setgiap reaksi pada kedua jalur tergantung pada
pembentukan kompleks yang terdiri dari enzim,
substrat dan kofaktor
• Semua komponen tersebut tersusun pada
fosfolipid yang disediakan endotel
• Tiga kelainan utama mengakibatkan terjadinya
thrombus : jejas endotel, stasis atau aliran darah
yang kacau atau turbulen dan hiperkoagubilitas
darah
JEJAS ENDOTEL
➢ Adanya ketidakseimbangan dinamik antara protrombotik dan antitrombotik yang
mempengaruhi pembekuan secara lokal
➢ Ex : Trombus terbentuk setelah infark miokard dan plak ulseratif pada atherosklerosis

Hipertensi Aliran darah turbulen Produk bakteri

Abnormalitas Hiperkolesterolemia Racun asap rokok


metabolit
ALIRAN DARAH ABNORMAL HIPERKOAGUBILITAS
❖ Meningkatkan pengaktifan sel endotel ❖ Kelainan pada jalur pembekuan

dan aktifitas prokoagulan melalui yang mempermudah terjadinya

perubahan ekspresi gen endotel yang thrombosis

diinduksi aliran darah ❖ Kelainan primer (genetik) dan

❖ Stasis menyebabkan aliran darah sekunder (didapat)

melambat sehingga trombosit dan


leukosit dapat berhubungan dengan
endotel
❖ Stasis memperlambat aliran masuk
penghambat faktor pembekuan
MORFOLOGI THROMBUS KORELASI KLINIS THROMBUS
• Thrombus arteri atau jantung
• Sumbatan arteri dan vena yang
muncul pada jejas endotel dan
turbulen berakibat terjadinya emboli
• Thrombus vena secara
• Trombus arteri dapat menjadi
karakteristik terjadi pada stasis
• Trombus memiliki lapisan yang embolus dan infark jaringan
jelas (garis Zhan yaitu bagian
• Trombus vena menyebabkan kongesti
trombosit dan lapisan fibrin yang
berwarna pucat bergantian dan edema pada pembuluh darah
dengan lapisan yang kaya akan
distal dari tempat sumbatan dan
eritrosit
berpotensi menjadi emboli paru
berakibat kematian
TROMBUS ARTERI
EMBOLUS TROMBOEMBOLI PARU
• Suatu massa padat, cair atau • Umumnya ukuran kecil
udara intravaskular yang dibawa • Apabila ukuran besar menyumbat arteri
oleh darah suatu tempat yang pulmonalis utama dapat berakibat fatal
jauh dari asalnya • Penyumbatan arteri sedang menimbulkan
• Sebagian besar embolus berasal anoksia
dari thrombus yang terlepas • Emboli pada cabang arteriol menyebkan infark
(tromboembolisme) • Emboli multiple yang terjadi dalam waktu
• Akibat utama emboli adalah lama menyebabkan hipertensi pulmonalis dan
infark dari jaringan di bagian gagal ventrikel kanan
distal penyumbatan
FAKTOR PENGARUH
INFARK PERKEMBANGAN INFARK
➢ Suatu daerah nekrosis iskemik yang ➢ Anatomi pembuluh darah kolateral
disebabkan oleh tersumbatnya cairan ➢ Kecepatan oklusi (lambat menyebabkan
darah pada jaringan yang terkena infark)
➢ Proses dimana kejadian tersebut ➢ Kerentanan jaringan terhadap iskemia
disebut infarksis ➢ Hipoksemia (kandungan darah yang
➢ Penyebab : Thrombus arteriol dan rendah kadar oksigennya meningkatkan
emboli arteriol kecenderungan infark)
MORFOLOGI INFARK
➢ Infark merah
➢ Infark putih
➢ Infark septik dan bersih

INFARK MERAH INFARK PUTIH


SYOK
➢ Langkah akhir yang paling sering dari berbagai
kejadian berbahaya berpotensi mematikan
seperti kehilangan banyak darah, trauma atau
luka bakar yang luas, infark miokard, emboli
paru
➢ Ditandai dengan adanya hipoperfusi sistemik
jaringan yang bisa disebabkan oleh curah
jantung yang berkurang atau berkurangnya
volume darah yang beredar
➢ Akibat terjadinya gangguan perfusi jaringan dan
hipoksia sel

Anda mungkin juga menyukai