Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ALIRAN MURJI'AH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akidah Akhlak

Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Zulkifli M M.SI, M.Pd.,

Disusun Oleh :

Jumadil Aksa (2022010101165)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FATIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

2024

1
DAFTAR ISI

Cover………………………………………………………………….……………………….1

Daftar Isi……………………………………………………………………….………………2

Kata Pengantar……………………………………………………………………….………..3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..4

A. Latar Belakang……………………………………………. …………….……………4


B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..4
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….…..5

A. Sejarah Munculnya Aliran Murji'ah………………………. ………………………….5


B. Macam Macam Sekte Dalam Aliran Murji'ah…………………………….….………..7
C. Paham Paham Aliran Murji'ah……………………..………… ………………...…….9
D. Kelebihan dan Kekurangan Aliran Murji'ah…….… .………………………..……….9

BAB III PENUTUP……………………………………………………………….………….10

A. Kesimpulan………………………………………………. ……………………….…10
B. Daftar Pustaka…………………………………………………………………..……10

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Aliran Murji'ah ”. Ini tepat pada waktunya, makalah
ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Aqidah Akhlak. Tak lupa pula shalawat serta
salam kita curahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
zaman kegelapan sampai zaman terang-benderang ini.

Di dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan dalam
menyelesaikannya. Namun berkat bantuan yang Mahakuasa dan dari semua pihak serta
dengan usaha yang maksimal maka kami akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.

Saya menyadari penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik
dari isi maupun penulisan. Untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah kami di masa mendatang. Akhir kata saya
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, terima kasih.

Kendari, 11 Maret 2024

Penyusun

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aliran Murji’ah merupakan salah satu aliran yang dipelajari dalam teologi Islam.
Munculnya aliran ini dilatarbelakangi oleh persoalan politik, yaitu soal kekhalifahan.
Setelah terbunuhnya khalifah Usman bin Affan, umat Islam terpecah dalam dua
kelompok besar yaitu kelompok Ali dan kelompok Mu’awiyah. Kelompok Ali kemudian
terpecah juga kedalam dua golongan yaitu yang setia membela Ali (disebut Syiah) dan
golongan yang keluar dari barisan Ali (disebut Khawarij). Ketika berhasil mengungguli
dua kelompok lainnya, yaitu Syiah dan Khawarij dalam merebut kekuasaan, yaitu
Mu’awiyah kemudian membentuk Dinasti Umaiyah. Syiah dan Khawarij bersama-sama
menentang kekuasaannya. Syiah menentang Mu’awiyah karena menuduh Mu’awiyah
merebut kekuasaan yang milik Ali dan keturunannya. Sementara itu Khawarij tidak
mendukung Mu’awiyah karena dinilai menyimpang dari ajaran Islam. Di tengah-tengah
pertikaian antara ketiga golongan tersebut, muncul sekelompok orang yang menyatakan
diri tidak ingin terlibat dalam pertentangan politik yang terjadi. Kelompok inilah yang
kemudian berkembang menjadi golongan Murji’ah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana asal-usul aliran Murji’ah ?


2. Apa saja sekte-sekte yang terdapat dalam aliran Murji'ah?
3. Bagaimana paham-paham yang terdapat dalam aliran Murji'ah?
4. Apa kelebihan dan Kekurangan aliran Murji'ah?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui asal-usul aliran Murji'ah


2. Untuk Mengetahui sekte-sekte yang terdapat dalam aliran Murji'ah
3. Untuk Mengetahui Paham-paham yang terdapat dalam aliran Murji'ah
4. Untuk Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan aliran Murji'ah

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asal-usul Aliran Murji'ah

Murji’ah berasal dari kata irfa atau arja’a yang memiliki dua makna yaitu
mengakhirk
an atau menangguhkan dan memberikan harapan. Sedangkan pengertian Murji’ah sendiri
adalah penangguhan vonis hukuman atas perbuatan seseorang sampai di pengadilan Allah
SWT kelak.
Golongan Murji’ah pertama kali lahir di Damaskus pada akhir abad pertama Hijriah.
Kemunculan aliran Murji’ah dilatarbelakangi adanya permasalahan politik dan ke-Tuhanan.
Asal-usul aliran Murji’ah dapat dibagi menjadi dua sebab, yaitu :
1. Permasalahan Politik
Munculnya aliran Murji’ah dilatarbelakangi oleh persoalan politik, yaitu soal kekhal
ifahan. Setelah terbunuhnya khalifah Usman bin Affan, umat Islam terpecah kedalam dua
kelompok besar yaitu kelompok Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah. . Kelompok Ali
kemudian terpecah juga kedalam dua golongan yaitu yang setia membela Ali (disebut Syiah)
dan golongan yang keluar dari barisan Ali (disebut Khawarij). Ketika terjadi pertikaian antara
Ali dan Mu’awiyah, dilakukan tahkim (arbitrase) atas usulan Amr bin Ash, seorang kaki
tangan Mu’awiyah. Golongan Syi’ah dan Khawarij memandang bahwa tahkim bertentangan
dengan Al-Qur’an, dengan pengertian tidak bertahkim dengan hukum Allah. Oleh karena itu
mereka berpendapat bahwa melakukan tahkim adalah doa besar, dan pelakunya dapat
dihukumi kafir, sama seperti perbuatan dosa besar lain.
Dalam suasana pertentangan inilah timbul suatu golongan baru yang ingin bersikap
netral, tidak mau turut dalam praktek kafir mengkafirkan yang terjadi antara golongan yang
bertentangan ini. Bagi mereka sahabat-sahabat yang bertentangan ini merupakan orang-orang
yang dapat dipercayai dan tidak keluar dari jalan yang benar. Oleh karena itu mereka tidak
mengeluarkan pendapat siapa sebenarnya yang salah, dan lebih baik menunda (arja’a) yang
berarti penyelesaian persoalan ini di hari perhitungan di depan Tuhan.

5
2. Permasalahan Ketuhanan
Dari permasalahan politik, mereka kaum Murji’ah pindah kepada permasalahan ketuh
anan (teologi) yaitu persoalan dosa besar yang ditimbulkan kaum Khawarij. Kaum Khawarij
menjatuhkan hukum kafir bagi orang yang membuat dosa besar, sedangkan kaum Murji’ah
menjatuhkan hukum mukmin. Pendapat penjatuhan hukum kafir pada orang yang melakukan
dosa besar oleh kaum Khawarij ditentang oleh kaum Murji’ah yang mengatakan bahwa
pembuat dosa besar tetap mukmin, tidak kafir, sementara dosanya diserahkan kepada Allah
SWT, apakah Dia akan mengampuninya atau tidak.
Aliran Murji’ah menangguhkan penilaian terhadap orang-orang yang terlibat dalam
peristiwa tahkim itu dihadapan Tuhan, karena hanya Tuhan-lah yang mengetahui keadaan
iman seseorang. Demikian pula orang mukmin yang melakukan dosa dianggap mukmin
dihadapan mereka. Orang mukmin yang dianggap melakukan dosa besar itu dianggap tetap
mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad SAW sebagai rasul-Nya.
Dengan kata lain bahwa orang mukmin sekalipun melakukan dosa besar masih tetap
mengucapkan dua kalimat syahadat yang menjadi dasar utama dari iman. Oleh karena itu
orang tersebut masih mukmin, bukan kafir.
Pandangan golongan ini dapat terlihat dari kata Murji’ah itu sendiri yang berasal dari
kata arja’a yang berarti orang yang menangguhkan, mengakhirkan dan memberikan harapan.
Menangguhkan berarti bahwa mereka menunda soal penyiksaan seseorang ditangan Tuhan,
yakni jika Tuhan mau memaafkan ia akan langsung masuk surga. Sedangkan jika tidak, maka
ia akan disiksa sesuai dengan dosanya, setelahnya ia akan dimasukkan ke surga. Dan
mengakhirkan dimaksudkan karena mereka memandang bahan perbuatan atau amal sebagai
hal yang nomor dua bukan pertama. Selanjutnya, kata menangguhkan dimaksudkan karena
mereka menangguhkan keputusan hukum bagi orang-orang yang melakukan dosa dihadapan
Tuhan.
Golongan Murji’ah berpendapat bahwa yang terpenting dalam kehidupan beragama
adalah aspek iman dan kemudian amal. Jika seseorang masih beriman berarti dia tetap
mukmin, bukan kafir meskipun ia melakukan dosa besar. Adapun hukuman bagi dosa besar
itu terserah kepada Tuhan, akan diampuni atau tidak. Pendapat ini menjadi doktrin ajaran
Murji’ah.

6
B. Sekte-sekte Aliran Murji'ah
Sekte-sekte dalam kelompok Murji’ah dipicu oleh perbedaan pendapat dikalangan
para pendukung Murji’ah sendiri. Dalam hal ini, terdapat masalah yang cukup mendasar
ketika para pengamat mengklasifikasikan sekte-sekte Murji’ah. Pada umumnya kaum
Murji’ah digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu golongan moderat dan golongan
ekstrim.
a. Golongan Moderat
Golongan moderat berpendapat bahwa orang yang berdosa besar bukanlah kafir dan
tidak kekal dalam neraka. Tetapi akan dihukum dalam neraka sesuai dengan besarnya dosa
yang pernah dilakukannya, kemudian setelah menjalani hukuman ia akan keluar dari neraka.
Dan ada juga kemungkinan bahwa Tuhan akan mengampuni dosanya, oleh karena itu tidak
akan masuk neraka sama sekali.
b. Golongan Ekstrim
Golongan ekstrim ialah golongan bahwa iman adalah keyakinan di dalam hati. Apab
ila seseorang di hatinya telah meyakini apabila tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi
Muhammad adalah utusan-Nya, meskipun ia menyatakan kekafiran dengan lidah,
menyembah berhala, memuja salib, mengakui trinitas, kemudian mati, orang ini tetap
mukmin yang sempurna imannya disisi Allah dan ia termasuk golongan ahli surga.
Golongan ekstrim terpecah menjadi beberapa golongan, yaitu :
1. Golongan al-Jamiyah yang dipelopori oleh Jahm Ibn Sofwan. Golongan ini
berpendapat bahwa orang Islam yang percaya pada Tuhan, kemudian menyatakan
kekufurannya secara lisan tidaklah menjadi kafir, karena kafir dan iman tempatnya
bukan dalam bagian tubuh manusia melainkan dalam hati. Golongan ini juga
meyakini bahwa surga dan neraka tidak abadi, karena keabadian hanya bagi Allah
SWT.
2. Golongan Ash-Shalihiyah dengan tokohnya Abu Hasan as-Salihi. Sama seperti
pendapat al-Jahimiyah, golongan ini berkeyakinan bahwa iman semata-mata makrifat
(mengetahui) kepada Allah SWT, sedangkan kafir tidak mengetahui Allah SWT.
Iman dan kafir tidak dapat bertambah dan berkurang. Menurut mereka, sholat bukan
merupakan ibadah kepada Tuhan, karena yang disebut ibadah itu adalah iman kepada
Allah dalam arti mengetahui Tuhan.

7
3. Golongan al-Yunusiah pengikut Ibn an-Namiri. Golongan ini berpendapat bahwa
iman adalah totalitas dari pengetahuan tentang Tuhan, kerendahan hati, dan tidak
takabur. Kafir adalah kebalikan dari itu. Iblis dikatakan kafir bukan karena tidak
percaya pada Tuhan, melainkan ketakaburannya. Mereka juga percaya bahwa
perbuatan jahat dan maksiat sama sekali tidak merusak iman.
4. Golongan al-Ubaidiyah yang dipelopori oleh Ubaid al-Maktaib. Pendapatnya pada
dasarnya sama dengan golongan al-Yunusiyah. Sekte ini berpendapat bahwa jika
seseorang meninggal dunia dalam keadaan beriman semua dosa dan perbuatan
jahatnya tidak akan merugikannya.
5. Golongan al-Gailaniyah yang dipelopori oleh Gailan al-Dimas Yaqi. Berpendapat
bahwa iman adalah makrifat (mengetahui) kepada Allah SWT melalui nalar dan
menunjukkan sikap mahabah (cinta) dan tunduk kepadanya.
6. Golongan al-Saubaniyah yang dipimpin oleh Abu Sauban. Prinsip ajarannya sama
dengan sekte al-Gailaniyah, namun mereka menambahkan bahwa yang termasuk iman
adalah mengetahui dan mengakui adanya kewajiban-kewajiban yang dapat diketahui
akal sebelum datangnya syariat.
7. Golongan al-Marisiyah yang dipelopori oleh Bisnyar al-Marisi. Berpendapat bahwa
iman disamping meyakini dalam hati bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT dan
Muhammad SAW itu rasul-Nya, juga harus diucapkan secara lisan. Jika tidak diyakini
dalam hati dan diucapkan degan lisan, maka bukan iman namanya.
8. Golongan al-Karaniyah yang dipelopori oleh Muhammad Ibn Karram. Berpendapat
bahwa iman adalah pengakuan secara lisan dan kufur adalah pengingkaran secara
lisan.
9. Golongan al-Khasaniyah. Golongan ini berpendapat jika seseorang mengatakan “saya
tahu bahwa Tuhan melarang makan babi, tetapi saya tak tahu apakah babi yang
diharamkan itu adalah kambing ini”, orang yang demikian tetap mukmin dan bukan
kafir.

8
C. Paham-paham Aliran Murji'ah
Ajaran pokok Murji’ah pada dasarnya bersumber dari gagasan atau doktrin-doktrin
irja’a yang diaplikasikan kedalam banyak persoalan, baik persoalan politik maupun persoalan
teologis. Di bidang politik, doktrin irja’a diimplementasikan dengan sikap politik netral atau
nonblok yang hampir selalu diekspresikan dengan sikap diam. Itulah sebabnya, kelompok
Mur’jiah dikenal pula dengan The Queitists (kelompok bungkam). Sikap ini akhirnya
berimplikasi jauh sehingga membuat Murji’ah selalu diam dalam persoalan politik. Secara
umum kelompok Murji’ah menyusun teori-teori keagamaan yang independen sebagai dasar
gerakannya dengan intisarinya sebagai berikut :
1. Iman
Adalah cukup dengan mengetahui dan percaya kepada Allah dan rasul-Nya saja.
Adapun amal atau perbuatan tidak merupakan keharusan bagai adanya iman. Berdasarkan hal
ini seseorang tetap dianggap mukmin walaupun ia meninggalkan apa yang difardhukan
kepadanya dan melakukan perbuatan-perbuatan dosa besar.
2. Dasar Keselamatan
Adalah iman semata-mata. Selama masih ada iman di hati, maka setiap maksiat tidak
akan mendatangkan kemudharatan ataupun gangguan atas diri seseorang. Untuk
mendapatkan pengampunan, manusia hanya cukup dengan menjauhkan diri dari syirik dan
mati dalam keadaan akidah tauhid.

D. Kelebihan dan Kekurangan Aliran Murji'ah


Kelebihan dari aliran ini adalah golongan ini tidak akan memudaratkan perbuatan
maksiat itu terhadap keimanan. Demikian juga sebaiknya “tidaklah akan memberi manfaat
dan memberi faedah ketaatan seseorang terhadap kekafirannya”. Artinya, tidaklah akan
berguna dan tidaklah akan diberi pahala perbuatan baik yang dilakukan oleh orang kafir.
Maka dari itu, mereka tidak mau mengkafirkan seseorang yang telah masuk islam, sebab
golongan ini sangat mementingkan kewajiban sesama manusia.
Kekurangan aliran ini adalah lebih mementingkan urusan dunia daripada akhirat. Kar
ena menurut mereka, iman adalah mengetahui dan mengakui sesuatu yang menurut akal
wajib dikerjakan. Berarti, kelompok ini mengakui adanya kewajiban-kewajiban yang dapat
diketahui akal sebelum datangnya syariat.

9
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dalam aliran Murji’ah yang terpenting dalam kehidupan beragama adalah aspek iman
dan kemudian amal. Jika seseorang masih beriman, berarti dia tetap mukmin bukan kafir
meskipun ia melakukan dosa besar. Adapun hukuman bagi dosa besar itu terserah kepada
Tuhan, akan diampuni atau tidak. Dan dikatakan Murji’ah karena ada sekelompok orang yang
menyatakan diri tidak ingin terlibat dalam pertentangan politik yang terjadi antara Ali dan
Mu’awiyah.

DAFTAR PUSTAKA

ekonomiislam.blogspot.com
https://wikipedia.org/wiki/Murji%27ah
https://p2k.stekom.ac.id/index.php/ensiklopedia/Murji'ah
https://wardahcheche.blogspot.co.id/2014/01/aliran-murjiah.html

10

Anda mungkin juga menyukai